Disusun Oleh:
AHMAD FAUZI S.Kep
Nim. 1401031065
PUTARAN KE 2
DEPARTEMEN MATERNITAS
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
POST TERM
A. Definisi
Kehamilan post term adalah kehamilan yang berlangsung melebihi 42 minggu
yaitu kehamilan memanjang, kehamilan lewat bulan, kehamilan posterm dan
pascamaturitas. Kehamilan lewat bulan merupakan suatu kondisi antepartum
yang dibedakan dengan sindrom pasca maturitas dan merupakan kondisi
neonatal yang didiagnosis setelah pemerikasaan bayi baru lahir. Definisi
standar untuk kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari pertama
menstruasi terakhir atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan (postdate)
digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman mengenai
lama kehamilan dan maturitas janin. (Varney H., 2007).
Ketika usia kehamilan melewati usia 42 minggu plasenta akan mengecil dan
fungsinya menurun. Mengakibatkan kemampuan plasenta untuk menyediakan
makanan semakin berkurang dan janin akan menggunakan persediaan lemak
dan
karbohidratnya
sendiri
sebagai
sumber energy.
Sehingga
laju
usia
kehamilan
38-42
plasenta
memuncak
pada pleksus ini, seperti pada kelainan letak, tali pusat pendek dan bagian
bawah masih tinggi kesemuanya diduga sebagai penyebabnya.
5. Heriditer
Beberapa penulis menyatakan bahwa seseorang ibu yang mengalami
kehamilan postterm mempunyai kecenderungan untuk melahirkan lewat
bulan pada kehamilan berikutnya. Mogren (1999) seperti dikutip
Cunningham, menyatakan bahwa bilamana seseorang ibu mengalami
kehamilan postterm saat melahirkan anak perempuan, maka besar
kemungkinan anak perempuannya mengalami kehamilan postterm.
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi yang mungkin terjadi antara lain:
1. Volume cairan amnion mengalami penurunan sekitar 300 ml.
2. Berkurangnya berat badan Ibu (lebih dari 1,4 kg/minggu).
3. Berkurangnya ukuran lingkar perut (akibat berkurangnya cairan amnion)
4. Cairan amnion keruh, terdapat feces bayi, resiko terjadi aspirasi
mekonium.
5. O2 supply kepada janin mengalami penurunan: Resiko asfiksi.
6. Hipoglikemy pada janin, akibat kurang asupan dan simpanan glukosa.
Pada janin:
1. Janin tampak seperti berusia term/ cukup umur, namun terkadang tampak
telah tua 1-3 minggu.
2. Janin panjang dan kurus (akumulasi lemak menurun), namun dapat pula
terjadi peningkatan berat janin
3. Kulit agak pucat dengan deskuamasi
4. Vernix casiosa menipis, kulit kering dan pecah-pecah
5. Kuku janin panjang terkadang terisi dengan mekonium
6. Terdapat akumulasi scalp pada rambut janin
7. Tali pusat layu dan berwarna kuning
8. Palpasi kepala janin mengeras.
D. Komplikasi
1. Terhadap Ibu
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Usia kehamilan ditentukan dengan menghitung HPHT (Hari Pertama
Haid Terakhir) di kurangi dengan hari pemeriksaan ibu. Usia kehamilan
diatas 42 minggu menandakan terjadinya Bayi Lahir Postmatur.
2. Pemeriksaan antenatal yang teratur diikuti dengan tinggi dan naiknya
fundus uteri dapat membantu penegakan diagnosis Bayi Lahir Postmatur.
3. Pemeriksaan rontgenologi pada janin dapat dijumpai telah terjadi
penulangan pada bagian distal femur, baguan proksimal tibia, tulang
kuboid diameter biparietal 9,8 atau lebih.
4. USG: ukuran diameter biparietal, gerakan janin yang mengalami
perubahan semakin aktif maupun semakin lemah dan jumlah air ketuban
mengalami penurunan.
5. Pemeriksaan
sitologik
air
spontan dengan
dapat
digunakan
baik
untuk
dari
mematangkan
oksitosin
namun
1) Pemisahan ketuban
Prosedurnya dikenal dengan pemisahan atau mengusap ketuban
mengacu pada upaya memisahkan membran amnion dari bagian
servik yang mudah diraih dan segmen uterus bagian bawah.
Mekanisme kerjanya memungkinkan melepaskan prostaglandin
ke dalam
sirkulasi
ibu.
Pemisahan
hendaknya
jangan
tidak
diketahui,
atau
tidak diketahui.
2) Amniotomi yakni pemecahan ketuban secara sengaja
3) Pompa Payudara dan stimulasi puting.
Penggunaan cara ini relatif lebih aman karena menggunakan
metode yang sesuai dengan fisiologi kehamilan dan persalinan.
Penanganannya dengan menstimulasi putting selama 15 menit
diselingi istirahat dengan metode kompres hangat selama 1 jam
sebanyak 3 kali perhari.
4) Minyak jarak
Ingesti minyak jarak 60 mg yang dicampur dengan jus apel
maupun
jus
jeruk
dapat
meningkatkan
angka
kejadian
dari
janin.
Mekonium
yang
diaspirasi
kembali
yang dapat
oleh
janin
mengakibatkan
untuk janin. Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi :
30% prepartum, 55% intrapartum, 15% postpartum.
I. WOC
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
Tujuan anamnesa adalah untuk mengumpulkan informasi tentang riwayat
kesehatan dan kehamilan. Informasi ini digunakan dalam proses
menentukan diagnosa keperawatan dan mengembangkan rencana asuhan
keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Tanyakan pada ibu:
a Nama, umur, alamat dll.
b Keluhan Utama
c Riwayat penyakit sekarang
d Riwayat penyakit masa lalu
e Riwayat penyakit keluarga
f Tanyakan HPHT
g Status obstetrik : G, P, A, P, I, A, H.
h Apa aktivitas Ibu di rumah
i Apakah janin aktif bergerak
j Riwayat kehamilan sekarang dan dahulu
1) Apakah ibu secara rutin memeriksakan kehamilannya, kemana dan
dengan siapa ibu memeriksakan kehamilannya.
2) Apakah ada masalah selama ibu hamil dan apakah ibu pernah
menderita suatu penyakit (asma, hipertensi, DM, dll).
3) Apakah ibu mempunyai masalah selama persalinan terdahulu/
sebelumnya.
4) Berat badan ibu sebelum hamil dan sewaktu hamil, berapa
penambahan berat badan ibu.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi cedera pada janin b.d distress janin
2. Ansietas pada Ibu b.d ancaman pada status kesehatan
3. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas pada janin b.d. obstruksi jalan
nafas, asfiksi, Insufisiensi Plasenta
4. Risiko trauma maternal/gawat janin b.d. inadequate perfusi jaringan
maternal-infant, plasenta yang menua.
5. Resiko infeksi pada janin b.d. mekonium yang bercampur dengan cairan
ketuban.
6. Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif.
C. Intervensi Keperawatan
1. Dx. 1: Resiko tinggi cedera pada janin b.d distress janin
5. Dx. 5: Resiko infeksi pada janin b.d. mekonium yang bercampur dengan
cairan ketuban.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1X24 jam diharapkan
bebas dari infeksi.
Kriteria Hasil: Tidak ada menunjukkan tanda-tanda infeksi (rubor, dolor,
tumor, color, fongsiolaesa).
Intervensi :
a. Lakukan perawatan perineal setiap 4 jam (lebih sering bila ketuban
sudah pecah), gunakan teknik aseptis .
R: meminimal resiko infeksi pada janin
b. Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.
R: untuk mengetahui lama persalinan dan resiko yang akan terjadi
c. Lakukan pemeriksaan dalam bila sangat perlu, dengan teknik aseptik.
R: untuk mengetahui kematangan servik
d. Pantau suhu nadi dan sel darah putih sesuai indikasi.
R: untuk mengetahui tanda tanda infeksi
6. Dx. 6: Kurang pengetahuan b.d keterbatasan kognitif.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1X24 jam diharapkan
pasien memahami tentang kehamilan post term
Kriteria Hasil : Menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan
pengobatan. Melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan
menjelaskan alasan untuk tindakan. Menunjukkan/melakukan
perubahan pola hidup yang perlu. Berpartisipasi dalam program
pengobatan.
Intervensi :
a. Berikan penjelasan tentang kehamilan post term beserta resiko yang
akan terjadi.
R: klien mengerti tentang kehamilan post term
b. Berikan penjelasan tentang nutrisi untuk kehamilan post term.
R: klien menjaga pola nutrisi untuk kebutuhan kehamilan post term
c. Berikan penjelasan tidakan apa saja yang akan dilakukan untuk
kehamilan post term
R: klien mampu memilih tindakan yang sesuai yang diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21. Jakarta.EGC Mochtar,
Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC
Jaffe, Marrie, etc.1989. Maternal Infant Health Care Plans. Spring House
Corporation, Pennsylvania.
Manuaba,
Memahami
Kesehatan
Reproduksi