Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
: Andi Riska
Nim
: 1212141001
Kelas
: C ( Fisika Sains )
Kelompok
: IV
telah dikoreksi dan diperiksa oleh asisten dosen dan koordinator asisten maka
dinyatakan di terima.
Makassar,
Koordintor asisten
Januari 2013
Asisten
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi merupakan salah satu cabang
suhu/temperatur.
Pada
manusia
misalnya,
ketika
merasa
hidup
dengan
judul
"Pengaruh
Suhu
terhadap
Aktivitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah
diukur dan sangat beragam.Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting dalam
mengatur aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun tumbuhan.Ini terutama
disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh dan
sekaligus
menentukan
kegiatan
metabolik,
misalnya
dalam
hal
respirasi
misalnya
dengan
menggunakan
respirometer
sederhana
penyaring
osmoregulator.Beberapa
jenis
makanan,
alat
ikan mempunyai
pertukaran
labirin
yang
ion
dan
merupakan
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Tempat
Memasukkan 3 ekor ikan mas koki yang relatif sama besarnya ke dalam
becker glass yang berisi air kran dan mengaklimasi ikan tersebut selama 15
menit.
2.
Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan memasukkan ke dalam becker glass
yang berisi air normal yang bersuhu 270C 800 mL. Menghitung dan
mencatat frekuensi gerakan operculum (buka tutup) dalam waktu 1 menit
selama5 menit.
3.
Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan memasukkan ke dalam becker glass
yang berisi air panas dengan suhu 380C 800 mL. Menhitung dan mencatat
frekuensi gerakan operculum pada ikan selama 5 menit dengan selang waktu
1 menit.
4.
5.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Tabel hasil pengamatan.
toples
Suhu
Rerata
Rerata
awal air
total
16C
44
40
39
45
30
198
39,6
27C
65
50
60
60
59
303
60,6
38C
71
92
50
70
70
353
70,6
B. Analisis data
1. Toples A (rerata buka tutup operculum)
menit 1 + menit 2 + menit 3 + menit 4 + menit 5
5
44 + 40 + 39 + 45 + 30
=
5
= 39,6 operculum/menit
2. Toples B (rerata buka tutup operculum)
menit 1 + menit 2 + menit 3 + menit 4 + menit 5
5
65 + 50 + 60 + 60 + 59
=
5
= 60,6 operculum/menit
3. Toples C (rerata bika tutup operculum)
menit 1 + menit 2 + menit 3 + menit 4 + menit 5
5
71 + 92 + 50 + 70 + 70
=
5
= 70,6 operculum/menit
C. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan 3 kegiatan menggunakan toples yang berisi
air memiliki suhu yang berbeda beda, kegiatan pertama menggunakan toples A
yang berisi air kram yang memiliki suhu 16C, kegiatan kedua menggunakan
toples B yang berisi air yang memiliki suhu 27C, dan kegiatan ketiga
menggunakan toples C yang berisi air yang memiliki suhu 38C.
Kegiatan pertama yang menggunakan toples A yang berisi air yang
memilki suhu 16C, gerakan operkulum setiap menitnya yaitu pada menit
pertama 44, menit kedua 40, menit ketiga 39, menit keempat 45 dan menit
kelima 30. Rerata buka tutup operkulum pada kegiatan ini yaitu 39,6
operculum/menit. Terjadinya penurunan gerakan operculum pada ikan mas koki
yang dimasukkan ke dalam air dingin menandakan bahwa gerakan operculum
pada ikan mas koki dipengaruhi oleh suhu. Gerakan operculum ikan pada suhu
rendah akan lambat.
melambat, hal itu disebabkan karena pada air dingin reaksi-reaksi kimia dalam
tubuh ikan akan berjalan lanbat, sehingga jika ikan mencapai suhu terendah ikan
akan mati.
Kegiatan kedua yang menggunakan toples B yang berisi air kram yang
memiliki suhu 27C, gerakan operculum setiap menitnya yaitu pada menit
pertama 65, menit kedua 50, menit ketiga 60, menit keempat 60 dan menit
kelima 59. Rerata buka tutup operculum yaitu 60,6 operculum/menit. Suhu ini
merupakan suhu ideal untuk ikan jadi pada kegiatan ini buka tutup operkulum
pada ikan mas koki relatif normal.
Kegiatan ketiga yang menggunakan toples C yang berisi air yang memilki
suhu 38C, gerakan operkulum setiap menitnya yaitu pada menit pertama 71,
menit kedua 92, menit ketiga 50, menit keempat 70 dan menit kelima 70. Rerata
buka tutup operkulum pada kegiatan ini yaitu 70,6 operculum/menit. Terjadi
penaikan gerakan operculum pada ikan mas koki yang dimasukkan ke dalam air
panas , pada suhu tinggi gerakan operculumnya menjadi semakin cepat. Namun
hal tersebut dibatasi oleh kemampuan ikan tersebut untuk beradaptasi pada suhu
tertentu. Menurut teori pada suhu yang tinggi gerakan operculum ikan akan
semakin cepat namun bila mencapai batas suhu yang maksimal maka ikan
tersebut akan mati. Pada suhu panas, ikan membutuhkan oksigen yang cukup
banyak karena reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada tubuh ikan berlangsung
dengan cepat, pada suhu panas kadar oksigen dalam air akan semakin sedikit,
sehingga ikan pada suhu maksimal akan mati. Matinya ikan pada suhu yang
terlalu tinggi dan terlalu rendah menandakan bahwa ikan memiliki batas ideal
tersendiri agar dapat bertahan hidup dan mampu beradaptasi dengan lingkungan
hidupnya. Batas itulah yang disebut dengan Hukum Toleransi Shelford yaitu
batas maksimum dan batas minimum suatu makhluk hidup agar dapat hidup.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dsimpulkan
bahwa:
1. Pada suhu rendah operculum ikan menjadi lambat
2. Pada suhu tinggi operculum ikan menjadi cepat
3. Suhu mempengaruhi aktivitas suatu organisme
B. Saran
Diharapkna
kepada
praktikan
agar
tidak
terlambat
masuk
ke
laboratorium, lebih mempersiapkan segala hal yang ingin dipakai pada saat
praktikum, tidak terlalu ribut, tetap menjaga kebersihan, memperhatikan dengan
teliti agar
dan lebih
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
Jawaban pertanyaan
1.
Mengapa terjadi perbedan frekuensi gerakan operculun ikan pada suhu air yang
berbeda?
Jawab:
Hal tersebut disebabkan karena adanya / terjadinya perubahan suhu, sehingga
menyababkan ikan harus mampu beradaptasi pada suhu tersebut.
2.
3.
4.
ikan