PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, telah diciptakan suatu alat yang
bisa menampung, menyimpan suatu fluida bertekanan tinggi, baik berupa cairan, uap air,
atau gas. Bejana tekan telah digunakan secara luas untuk berbagai aplikasi industri yang
mencakup bahan kimia, farmasi, uap panas, minyak dan bahan bakar dan lainnya, dengan
tingkat tekanan yang tinggi. Maka proses disain dan produksi suatu bejana tekan
merupakan faktor utama dalam penggunaan bejana tekan, terlebih apabila fluida yang
dipergunakan bersifat beracun karena proses kimia.
Dalam pelaksanaan kegiatan proses produksi di PT. Asia Karsa Indah semua bagian
produksi harus dapat memahami dan melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar
sesuai dengan disain dan perencanaan produk yang telah dibuat, sesuai dan disetujui oleh
Dirjen Migas Indonesia dan standarisasi yang dipergunakan. Agar terjamin kualitas pada
setiap produk yang dihasilkan, ada faktor penting yang turut menunjang terciptanya
kualitas yang baik dan juga dalam pencapaian target produksi yaitu sumber daya manusia
yang baik, perencanaan produksi yang baik, berikut di dalamnya proses disain produk,
mempengaruhi hasil dari produk tersebut.
Sehingga proses disain suatu produk memegang peranan penting dalam proses
produksi itu sendiri. Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi di dalam dunia
industri, maka sangatlah tepat apabila didukung oleh kemampuan suatu alat di dalam
perindustrian itu sendiri untuk mencapai kualitas produksi yang diharapkan. Maka
diciptakanlah suatu alat yang bisa menampung, menyimpan suatu fluida bertekanan
tinggi, baik berupa cairan, uap air, atau gas pada tingkat tekanan yang lebih besar dari
tekanan udara.
Bejana tekan (pressure vessel) telah digunakan secara luas untuk berbagai aplikasi
industri yang mencakup bahan kimia, farmasi, uap panas, minyak dan bahan bakar dan
lainnya, dengan tingkat tekanan yang tinggi. Maka proses disain dan produksi suatu
bejana tekan merupakan faktor utama dalam penggunaan bejana tekan, terlebih apabila
fluida yang dipergunakan bersifat beracun karena proses kimia. Bejana tekan (pressure
vessel) adalah tempat penampungan suatu fluida baik berupa cair maupun gas dengan
tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir, pada umumnya sampai dengan
15000 psi, bejana tekan pada umumnya bekerja pada suhu antara -350 F hingga di atas
1
1000 F, dengan kapasitas yang sangat besar hingga 95000 gallon. Sehingga dapat pula
digunakan sebagai ketel uap (boiler), alat pertukaran panas (heat exchanger), air
receiver, bejana penyimpanan fluida baik udara, maupun cairan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu :
Bagaimana perencanaan bejana tekan agar mampu berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
1.3. Tujuan Dan Manfaat
Setiap konstruksi bejana tekan mempunyai bentuk dan ukuran dan penggunaannya,
sehingga dapat diambil tujuan dan manfaat sebagai berikut :
1. Tujuan penulisan
a. Mendapatkan kekuatan dan kerapatan yang tinggi
b. Memudahkan untuk menentukan bejana tekan yang telah memenuhi kriteria yang
diperlukan dan layak untuk diproduksi.
2. Manfaan perencanaan mesin:
a. Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa.
b. Dapat menghasilkan rancangan bejana tekan yang sesuai dengan kebutuhan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Bejana Tekan
Bejana tekan (pressure vessel) merupakan wadah tertutup yang digunakan untuk
berbagai macam keperluan dalam dunia industri maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Bejana tekan dirancang untuk mampu menampung cairan atau gas yang memiliki
temperatur atau tekanan yang berbeda dari keadaan lingkungannya.
(a)
(b)
Gambar 2.3. (a) Bejana tekan dinding tipis, (b) Bejana tekan dinding tebal.
(Sumber : http://search.smartaddressbar.com)
PR
.............................(Sumber : http://search.smartaddressbar.com)
SE 0.6 P
Dimana :
t = tebal (cm)
P = tekanan internal (psi)
r = diameter dalam silinder (cm)
S = tegangan yang diijinkan pada material pada suhu tertentu (psi)
E = efisiensi sambungan
2.4. Penentuan Ketebalan Dinding Silinder (Shell)
Perencanaan tebal dinding silinder (shell) yang diatur dalam standar ASME Section
VIII Divisi I 2010 ayat UG-27, untuk ketebalan berdasarkan tekanan maksimum atau
minimum yang terjadi melalui persamaan : tegangan circumferential (sambungan
longitudinal) Untuk t<0,5 R atau P < 0,385SE, menurut persamaan :
t
PR
SE 0.6 P
..(Sumber : http://search.smartaddressbar.com)
atau
P
SE.t
.....(Sumber : http://search.smartaddressbar.com)
R 0.6t
6
Tagangan longitudinal (sambungan circumferential) Untuk t < 0,5 R atau P < 1,25
SE, menurut persamaan :
t
PR
................................(Sumber
2 SE 0.4 P
http://search.smartaddressbar.com)
atau
P
2 SE.t
..(Sumber : http://search.smartaddressbar.com)
R 0.4t
PDK
........(Sumber : http://search.smartaddressbar.com)
2 SE 0.2 P
7
atau
P
2 SE.t
....................................(Sumber : http://search.smartaddressbar.com)
R 0.2t
Dimensi luar
t
PDo K
.................(Sumber : http://search.smartaddressbar.com)
2 SE 2 P( K 0.1)
Dimana
1
D
t 2
6
2h
.....(Sumber : http://search.smartaddressbar.com)
Keterangan :
t = Tebal bahan
P = Tekanan internal (pressure gauge)
D = Jari-jari dinding silinder (shell)
K = D/2h Faktor formula ellipsoidal head
R = Jari-jari dalam dinding
E = Efisiensi sambungan las
S = Kekuatan tarik izin bahan
BAB III
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Data Spesifikasi
Berdasarkan melalui rums diatas untuk menentukan dimensi awal bejana tekan
diperoleh spesifikasi awal bejana tekan sebagai berikut:
- Panjang vessel keseluruhan L
- Panjang silinder
: 163 cm
- Kapasitas bejana
: 30000 bbl
- Tekanan operasi
- Temperatur operasi
: 600 F (315,5 C)
- Zona gempa
: 2 (diasumsikan)
- Diameter opening
: 16 in = 40,64 cm
- Kecepatan angin
- Faktor korosi
: l/16 in
Setelah dimensi awal bejana didapat, selanjutnya adalah simulasi bejana dengan
menggunakan metode elemen hingga. Simulasi dilakukan dengan memberikan beban
berupa tekanan operasi bejana tekan dan beban beban lainnya sehingga sesuai atau
setidaknya mendekati keadaan operasi bejana tekanan sebenarnya. Sehingga diharapkan
memberikan hasil analisa yang mendekati hasil sebenarnya, agar kegagalan yang akan
terjadi dapat diperkirakan dan ditanggulangi sebelum akhirnya desain bejana memasuki
tahap produksi.
Data hasil analisa yang diharapkan adalah
1. Tegangan von mises
2. Stabilitas struktur (linear buckling)
3.2. Perhitungan
Udara pada kondisi operasi (tekanan 125 psi dan temperatur 600 F) fasanya berupa
gas. Diameter dalam (Di) bejana ditentukan dengan persamaan berikut:
4V
........................................................................................(Sumber, Buthod, l986)
D 2
4V
L
Di
( 4)(30000)
= 13,49 cm ; Dibulatkan menjadi = 14 cm
(210)
125 psi
(0,3704( psi. ft 3 / lbm.R )252,44 R )
= 1,339 lbm/ft 3
Harga static head bisa ditentukan dengan persamaan berikut :
Static head
= .g.H
= 1,339 (lbm/ft 3 ).32,2 (ff/sec 2 ). 198/12 ft
= 710,2651bf/ft 2 = 4,93 psi..
dinding bejana. Temperatur desain (Td) dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Td = To + 50 F
Dimana To adalah ternperatur operasi 600 F
Td = 600 F + 50 F = 650 F
3.5. Perhitungan Ketebalan Shell dan Head
3.5.1. Berdasarkan tekanan dalam
A. Tebal shell
Material shell adalah baja karbon SA 455 dengan tegangan ijin
maksirnum pada suhu 650 F adalah 18300 psi. Jika diketahui data perhitungan
sebagai berikut :
Tekanan desain Pd = 143 psi
Jari-jari dalam R
= 7 cm
Diameter dalam D = 14 cm
Joint effisiensi E
= 0,85
11
t =
Pd R
SE 0,6 P
t =
(143)(7)
(18300)(0,85) (0,6)(143)
t = 0,68 cm
Ketebalan shell berdasarkan longitudinal stress (pada sambungan arah
melingkar) :
t =
Pd R
SE 0,4 P
(143)(7)
t =
(2)(18300)(0,85) (0,4)(143)
t = 0,33 cm
Karena ketebalan berdasarkan longitudinal circumferential stress (t =
0,68 cm) lebih besar dari berdasarkan longitudinal sress (t = 0,33 cm) maka
dipilih ketebalan shell berdasarkan tekanan dalam sebesar 0,68 cm.
B. Tebal head
Dari table material ASME Section II Part D didapatkan tegangan ijin
maksimum SA 455 pada suhu 650 F adalah 18300 psi. Asumsi D/2h adalah
2.0 (Tabel UG-27 ASME).
t =
Pd D
2 SE 0,2 P
12
t =
(143)(14)
(2)(18300)(0,85) (0,2)(143)
t = 0,65 cm
3.5.2. Berdasarkan tekanan luar
A. Tebal shell
Data perhitungan
Tekanan desain Pd = 15 psi (ASME UG-28(f)
Tebal shell t
Panjang vessel section (Ls) adalah panjang vessel ditambah 2/3 panjang
head. Diketahui bahwa head yang digunakan adalah ellipsoidal 2:1 sehingga
panjang bisa ditentukan yaitu 3,5 cm. Dengan demikian vessel section (Ls)
bisa ditentukan.
Ls = [210 - 2(3,5) + 2/3 (3,5)] =105,3 cm
Dengan asumsi ketebalan dinding bejana adalah 0,68 cm maka diameter
luar shell bisa ditentukan.
Diameter luar (Do) = 2.t + Di = 15,36
Maka dapat diketahui perbandingan
Ls/Do = 105,3/15,36
= 6,85
Do/t
= 15,36/0,68
= 22,6
Dai FIG. G Geomatric Chart for
2 AE
dengan E adalah modulus elastisitas material shell.
3( Do / t )
Dari tabel TM-l ASME harga modulus elastisitas SA455 adalah 26,1 x 10 6
psi.
Pa =
2(0,68)(26,1 x 10 6 )
3( 22,6)
Pa =523539,8 psi
Karena harga Pa (523539,8 psi) lebih kecil dari tekanan desain
eksternal Pd (600000 psi), maka harus dilakukan perhitungan ulang dengan
13
2(1,28)(26,1 x 10 6 )
3( 26,1)
Pa = 853000 psi
Karena harga Pa (853000 psi) lebih besar dari tekanan desain eksternal
(600000 psi) maka tebal shell 0,58 cm ditambah faktor korosi l/16 in(0,158
cm) aman digunakan. Ketebalan shell (t) = 0,58 + 0,158 = 0,738 cm.
Jadi tebal pelat yang digunakan sebesar 12/16 cm.
B. Tebal head
Data perhitungan
Tekanan desain ekstemal P
= 600000 psi
Diameter luar Do
= 14 cm
Tebat head t
= 0,68 cm
Dari tabel ASME UG-37 dapat diketahui bahwa untuk ellipsoidal head
dengan perbandingan sumbu mayor : sumbu minor = 2 : 1 maka harga
1
: 0,90.
0,125
0,125
0,0067
( Ro / t ) (12,6 / 0,68)
Pa =
B
( Ro / t )
Pa =
1200000
(14 / 0,68)
Pa = 58285,7 psi
Harga Pa lebih besar dari tekanan eksternal desain maka ketebalan head
0,68 cm ditambah faktor korosi 12/16 cm aman digunakan. Tabal pelat
digunakan 1,43 cm. Untuk memudahkan proses manufaktur dan menghindari
terjadinya tegangan lokal maka diambil ketebalan head sama dengan tebal
shell yaitu 12/16 cm
3.6. Spesifikasi Material
Komponen-komponen pada bejana tekan ini dibuat dari material yang berbeda,
untuk memenuhi kebutuhan fungsi dari tiap komponen tersebut. Material yang
digunakan pada bejana tekan dan komponen yang terkena ammonia harus tahan
terhadapa korosi yang besar dari ammonia itu, sehingga dipilihlah material yang sesuai.
Material tersebut dapat dicari propertisnya pada ASME (American Society of
Mechanical Engineering).
Data material yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam software analisa
sehingga dalam simulasi didapat data yang mendekati keadaan sebenarnya.
Sadel
Jenis material
SS SA240 316L
Structural Steel
Modulus young
2.9 X 10
2.9 X 10
Poison ratio
0.3
psi
0.3
15
psi
Kekuatan luluh
500000 psi
523539,8 psi
Kekuatan ultimate
600000 psi
853000 psi
(Sumber : http://search.smartaddressbar.com)
Setelah perhitungan terhadap desain awal bejana tekan dilakukan, didapat data
tegangan pada bagian-bagian kritis bejana tekan. Data tegangan ini selanjutnya
ditindaklanjuti apakah masih dibawah batas luluh kekuatan material bejana tekan, jika
tidak maka dilakukan perbaikan terhadap desain awal bejana tekan. Ternyata terdapat
bagian kritis yang memiliki tegangan sangat tinggi pada bagian opening bejana tekan,
data teganan yang diambil adalah tegangan pada dinding dekat lubang arah longitudinal
dan tegangan pada dinding bagian tepi lubang.
Setelah melalui perhitungan awal, didapat bahwa tegangan yang terjadi pada
bagian kritis bejana tekan sangatlah tinggi, yaitu maksimalnya mencapai 523539,8 psi,
dimana jauh melampaui kekuatan luluh material bejana yang hanya 500000 psi, oleh
karenanya perlu dilakukan perbaikan terhadap desain awal tersebut. Untuk
menanggulangi konsentrasi tegangan pada bagian yang berlubang, yang perlu dilakukan
adalah pemberian reinforcement pad pada daerah sekitar lubang.
16
BAB VI
KASIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Setelah melakukan perancangan dan perhitungan tersebut diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa tegangan yang terjadi pada bagian kritis bejana tekan sangatlah
tinggi, yaitu maksimalnya mencapai 523539,8 psi, dimana jauh melampaui kekuatan
luluh material bejana yang hanya 500000 psi sehingga perencanaan bejana tekan diatas
aman untuk digunakan.
4.2. Saran
Untuk perancang berikutnya lakukan perhitungan rancangan bejana tekan dengan
kapasitas yang lebih besar karena meningkatnya kebutuhan bahan bakar gas
dimasyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bednar, H. Henry. P.E. 1986. Pressure Vessel Design Handbook. Krieger Publishing
Company. Florida
Brownell, E. Llyod. Dan Edwin, H. Young. 1959. Process Equipment Design. John Willey &
Sons. New York.
Budynas, Richard. G. dan J. Keith Nisbeth. 2011. Shigleys Mechanical Engineering Design
Ninth Ed. Mc. Graw Hill. New York.
Cook, Robert Davis. 1981. Concept and Applications of Finite Element Analysis. John Willey
& Sons. New York.
Buthod, Paul. Dan Eugene, F. Megyessy. 1995. Pressure Vessel Handbook. Pressure Vessel
Publishing Inc. Oklahoma.
Chattopadhyay, Somnath. 2005. Pressure Vessel Design and Practice. CRC press.
Gross, Dietmar. Werner, Hauger. Jorg Schroder. Wolfgang, A. wall. Javier Bonet. 2011.
Engineering Mechanics 2. Springer. Berlin.
Moss, R Dennis. 2004. Pressure Vessel Design manual 3th edition. Gulf Profesional
Publishing. USA.
Popov, E.P. 1996. Mekanika Teknik edisi kedua. Erlangga. Jakarta.
http://search.smartaddressbar.com/web.php?s=perancangan+bejana+tekan ; Proses Desain dan
Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical.
http://search.smartaddressbar.com/web.php?s=perancangan+bejana+tekan; perancangan dan
analisa tegangan pada bejana tekan.
http://search.smartaddressbar.com/web.php?s=perancangan+bejana+tekan; Perancangan
Pressure Vessel E Type Vertical (Air Receiver Tank).
18