PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB III
PEMBAHASAN
Salah satu sumber kesalahan DNA adalah pada kesalahan replikasi yang dipengaruhi oleh
berbagai factor, diantaranya karena kondisi lingkungan dan kesalahan replikasi sendiri sehingga
menyebabkan terjadinya mutasi. Supaya replikasi sel dari generasi ke generasi tidak terjadi
kesalahan maka perlu ada repair DNA. Selain karena kesalahan replikasi, DNA juga sangat rentan
terhadap bahan kimia, radiasi maupun panas (hal yang dapat menyebabkan mutasi pada DNA pada
saat replikasi).
Replikasi terjadi dengan proses semikonservatif karena semua DNA double helix. Hasil
replikasi DNA double strand. Kedua DNA parental strand bisa menjadi template yang berfungsi
sebagai cetakan untuk proses replikasi: Semikonservaative process. Primer strand : Pada 3 dia akan
melepaskan 2P dipakai sebagai energy untuk menempelkan, tetapi pada 5 P tidak bisa dilepas
karena ketiga P dibutuhkan sehigga tidak ada energy sehingga tidak pernah terjadi sintesis dari 35, tetapi dari 5-3, jadi yang menambah selalu ujung 3 .
Enzim yang berperan dalam proses transkripsi dan replikasi berbeda Pada proses transkripsi,
enzim yang berperan RNA polymerase. transkripsi DNA : terjadi pada saat akan terjadi sintesis
protein (ekspresi gen); yang dipakai cetakan hanya salah satu untai DNA(3-5)
replikasi DNA : sebelum fase mitosis (fase S) dalam siklus sel; kedua untai induk dipakai sebagai
cetakan untuk di replikasi.
DNA polymerase
Pada proses replikasi DNA terdapat enzim sentral, yaitu DNA polymerase. Pada proses
replikasi, DNA polymerase hanya bisa menempel pada gugus OH (hidroksil) dimana gugus OH
hanya ada pada ujung 3 sedangkan ujung 5 adalah ujung fosfat. (ciri utama DNA polymerase).
Ciri kedua: DNA polymerase tidak bisa mensintesis/ menempelkan DNA ke pasangan-nya kalau
tidak ada primer (lokomotif). Sifat dari DNA polymerase dia hanya bisa mensintesis DNA dari arah
5-3 sehingga pertumbuhan dari 5-3 karena penambahan pada ujung 3, dimana pada ujung 3
ada ujung hidroksil.
Ciri lain DNA polymerase: membutuhkan primer, tidak bisa mensintesis DNA tanpa adanya
primer, primer yang dipakai adalah RNA (sekitar 4-5 basa dan dilanjutkan DNA). DNA yang
dibutuhkan adalah DNA primase untuk meletakkan RNA pada tempatnya. DNA primase untuk
mensintesis RNA sebagai lokomotif (4-5 basa). Bila lokomotif sudah jadi maka akan di-take over
oleh DNA polymerase, dan yang ditambahkan adalah DNA.
Pada Proses replikasi di butuhkan titik awal (replication origin) biasa di singkat ORI. Contoh
pada plasmid (prokariot), terdapat proses replikasi yang dimulai pada replication origin dan
mengembang sampai dihasilkan 2 plasmid yang sama persis. Tetapi pada eukariot (mamalia) lebih
kompleks tetapi tetap membutuhkan replication origin.
Pada mamalia ada beberapa replication origin (replication bubble) yang akan bergabung satu
sama lain. DNA harus terbuka dahulu baru bisa digandakan. Origin replication disebut sebagai
unique sequence yang merupakan pertanda sebagai tempat proses/titik mulai terjadinya replikasi,
dimana ada protein tertentu yang akan mengenali sequence. Pada bakteri (prokariot) hanya butuh
satu titik ORI (origin of replication) sedangkan pada mamalia (eukariot) butuh beberapa ORI karena
kalau hanya 1 ORI akan butuh waktu 3 minggu untuk mereplikasi 3 milyard DNA. Sehingga pada
mamalia ada 30.000 titik ORI yang bekerja secara bersamaan sehingga fase S untuk replikasi hanya
butuh beberapa jam saja.
Untuk replikasi perlu sequence tertentu yaitu yang disingkat (ACS) merupakan urutan basa
yang sangat terjaga karena urutan basa tersebut dikenali oleh protein Origin Recognition Complex
(ORC) sehingga bila ORC mengenali sequence maka replikasi dapat dimulai. ORI lebih global
sedangkan ACS sudah pada sequence (pada urutan basa tertentu). Replikasi terjadi pada fase S
sedangkan transkripsi bisa terjadi pada fase S atau G1 dimana terjadi sintesis protein maka bisa
terjadi transkripsi.
Saat awal akan di mulainya repliaksi, pada G1 akhir ORC mengenali sequence ACS,
kemudian ada molekul lain, juga helikase yang membentuk pre-replicative complex (pre-RC).
selanjutnya pada fase S degradasi fosporilasi ORC, degradasi fosforilasi Cdc6 maka terbentuk
bubble replication. Helikase membuka pilinan, topoisomerase yang memotong pada titik tertentu.
secara singkat dalam siklus sel : Pada fase G2/M sudah ada 2 copy. Pada fase G1 persiapan,
S proses replikasi, G2/M sudah selesai
Pertama adanya replication origin, kemudian pembukaan local DNA helix dan adanya RNA
primer synthesis. Replikasi:> ORC menempel pada ACS (ORI) :> sehingga pilinan membuka
dengan bantuan helikase. Helikase akan menempel untuk membuka pilinan (helix). DNA double
helix (bentuk terpilin). Untuk mereplikasi bila bentuknya terpilin tidak akan pernah bisa sehingga
perlu dibuka pilinannya. Bila membuka pilinan pada salah satu ujung maka ujung yang lain akan
semakin kuat pilinannya sehingga perlu daerah tertentu yang dipotong untuk membuka pilinan
tesebut yang dilakukan oleh helikase. Perlu DNA primase untuk membuat RNA primer sintesis,
karena DNA polymerase tidak bisa mensintesis tanpa ada primer.
Kemudian terjadi proses replikasi. Karena arah DNA anti parallel maka perlu Leading-strand
dan lagging strand. Dari ORI didapatkan 2 replication fork.Ada ORI dan helikase yang membuka
pilinan terus sampai terbentuk replication bubble.
Selanjutnya perlu primase untuk membuka primary. Merah RNA, Biru DNA. Bubble semakin
besar, replikasi berlanjut dan 1 ORI akan membentuk 2 replication fork.
DNA Polimerase yang memiliki DNA single-strand binding protein monomer yang bertugas
untuk mencegah supaya DNA tidak hanya menempel dengan lawannya tetapi juga bisa membentuk
hairpins.
Karena sudah terbuka sehingga ada basa-basa tertentu yang saling berpasangan sehingga terbentuk
hairpins. Supaya tidak terbentuk hairpins maka didatangkan single strand binding protein supaya
tetap lurus dan tidak berbelok-belok.Topoisomerase, cirinya memotong DNA pada tempat tertentu
sehingga mudah untuk memutar karena sudah dipotong. Tugasnya adalah memasangkan kembali
DNA yang terpotong.
Protein aksesori:
Brace protein, : Replication factor C (RFC), supaya DNA polimerasenya menempelnya stabil
(tidak mudah terlepas dari DNA template).
Sliding-clamps protein, supaya kedudukannya stabil dan tidak goyang2.
Proses pada leading dan lagging strand berlangsung secara bersamaan, tetapi proses pada
lagging bertahap. Ada DNA polimerase dan sliding clamps. Sintesis terjadi pada leading strand
terlebih dahulu. Pada tahap tertentu DNA primase akan ditambahkan sehingga clamps-nya datang
lagi. Setelah proses replikasi selesai maka RNA akan segera dibuang digantikan dengan DNA yang
baru.
Perangkat untuk replikasi: DNA polimerasi, brace, clamp, DNA helicase, single-strand
binding protein, primase, topoisomerase.Setelah direplikasi ujung DNA harus ada telomere (ujung
DNA). Bila tidak ada telomere maka kromosom akan saling menempel sehingga kromosom tidak
46 tetapi dalam bentuk gandeng2 (tidak diketahui).
Chromosome end:
Pada lagging strand, di akhir replikasi ujungnya akan dihilangkan, RNA juga akan
dihilangkan, sehingga hasil replikasi menjadi lebih pendek. Hal ini terjadi karena menggunakan
primer RNA untuk proses replikasi, dan RNA primer setelah replikasi harus dibuang dan tidak bisa
digantikan. Untuk mengatasinya maka diadakan telomerase yang dibuat berkali-kali. (slide 76:
TTGGGGTTGGGTTGGGG). Telomer dibuat oleh enzim telomerase. Telomer: ujung yang
merupakan non coding DNA sehingga kalau memendek tidak akan menjadi masalah karena tidak
mengkode apapun. Telomer diadakan untuk mengantisipasi pada saat replikasi karena DNA akan
memendek. EXTENDS 3 PRIMARY GENE --> TELOMERE, dan enzim yang membuatnya :
telomerase. Semua sel selain stem sel tidak punya telomere.
Pada saat sel replikasi maka akan selalu memendek. Sampai pada suatu titik tertentu yang
merupakan signal bagi sel untuk berhenti membelah. Karena kemampuan sel untuk membelah
dibatasi oleh panjangnya telomerase. Pada saat telomere memendek sampai batas tertentu maka
akan memberikan sinyal bagi sel untuk berhenti membelah. Sedangkan pada stem sel yang memiliki
telomerase, maka kemampuan membelahnya tidak terbatas karena pada saat telomere habis maka
telomerase akan membentuk telomere baru. Hal ini yang dimanfaatkan oleh sel kanker karena sel
kanker memiliki telomerase sehingga sel kanker dapat terus membelah. Manusia memiliki
kemampuan replikasi sel yang terbatas karena keterbatasan telomere, shg bila telomere habis sel
akan berhenti membelah.
dari asam amino glutamina, asam aspartat dan glisina, layaknya kandungan karbon dalam ribosa
dan deoksiribosa yang didapat dari glukosa.
Kelebihan asam amino yang tidak digunakan dalam proses metabolisme akan dioksidasi guna
memperoleh energi. Biasanya kandungan atom karbon dan hidrogen lambat laun akan membentuk
CO2 atau H2O, dan kandungan atom nitrogen akan mengalami berbagai proses hingga menjadi urea
untuk kemudian diekskresi.
Setiap asam amino memiliki lintasan metabolismenya masing-masing, lengkap dengan
perangkat enzimatiknya.
Siklus urea
Pada eukariota, siklus urea (bahasa Inggris: urea cycle, ornithine cycle) merupakan bagian
dari siklus nitrogen, yang meliputi reaksi konversi amonia menjadi urea. Siklus ini ditemukan
pertama kali oleh Hans Krebs dan Kurt Henseleit pada tahun 1932.
Pada mamalia, siklus urea terjadi di dalam hati, produk urea kemudian dikirimkan ke organ
ginjal untuk diekskresi. Dua jenjang reaksi pada siklus urea terjadi di dalam mitokondria.
Ringkasan reaksi siklus urea adalah:
Amonia
Amonia merupakan produk dari reaksi deaminasi oksidatif yang bersifat toksik. Pada
manusia, kegagalan salah satu jenjang pada siklus urea dapat berakibat fatal, karena tidak terdapat
lintasan alternatif untuk menghilangkan sifat toksik tersebut selain mengubahnya menjadi urea.
Defisiensi enzimatik pada siklus ini dapat mengakibatkan simtoma hiperamonemia yang dapat
berujung pada kelainan mental, kerusakan hati dan kematian. Sirosis pada hati yang diakibatkan
oleh konsumsi alkohol berlebih terjadi akibat defisiensi enzim yang menghasilkan Sarbamil fosfat
pada jenjang reaksi pertama pada siklus ini.
Ikan mempunyai rasio amonia yang rendah di dalam darah, karena amonia diekskresi sebagai
gugus amida dalam senyawa glutamina. Reaksi hidrolisis pada glutamina akan menkonversinya
menjadi asam glutamat dan melepaskan gugus amonia.Sedangkan manusia hanya mengekskresi
sedikit sekali amonia, yang dikonversi oleh asam di dalam urin menjadi ion NH4+, sebagai respon
terhadap asidosis karena amonia memiliki kapasitas seperti larutan penyangga yang menjaga pH
darah dengan menetralkan kadar asam yang berlebih.
Urea
Urea merupakan zat diuretik higroskopik dengan menyerap air dari plasma darah menjadi
urin. Kadar urea dalam darah manusia disebut BUN (bahasa Inggris: Blood Urea Nitrogen).
Peningkatan nilai BUN terjadi pada simtoma uremia dalam kondisi gagal ginjal akut dan kronis atau
kondisi gagal jantung dengan konsekuensi tekanan darah menjadi rendah dan penurunan laju filtrasi
pada ginjal. Pada kasus yang lebih buruk, hemodialisis ditempuh untuk menghilangkan larutan urea
dan produk akhir metabolisme dari dalam darah.
Pada hewan seperti burung dan reptil yang harus mencadangkan air di dalam tubuhnya,
nitrogen diekskresi sebagai asam urat yang bersenyawa dengan sedikit kandungan air. Sedang pada
manusia, asam urat tidak disintesis dari amonia, melainkan dari adenina dan guanina yang terdapat
pada berbagai nukleotida. Asam urat biasanya diekskresi dalam jumlah sedikit, melalui urin. Kadar
asam urat dalam darah dapat meningkat pada penderita gangguan ginjal dan leukimia. Bentuk
garam dari asam urat dapat mengendap menjadi batu ginjal maupun batu kemih. Pada artritis,
endapan garam dari asam urat terjadi pada tulang rawan yang terdapat pada persendian.
Jenjang reaksi
Sarbamil fosfat sintetase, sebuah enzim, merupakan katalis pada reaksi dengan substrat NH3,
CO2 dan ATP menjadi sarbamil fosfat,
yang kemudian diaktivasi oleh asam N-asetilglutamat yang terbentuk dari asam glutamat dan asetilKoA dengan enzim N-asetilglutamat sintetase. N-asetilglutamat merupakan regulator yang penting
dalam ureagenesis selain arginina, kortikosteroid dan protein yang lain.
Reaksi kondensasi yang terjadi pada ornitina lantas memicu konversi sarbamil fosfat menjadi
sitrulina dengan bantuan enzim ornitina transarbamilase.Kemudian sitrulina dilepaskan dari dalam
matriks menuju sitoplasma, dan kondensasi terjadi dengan asam aspartat dan enzim
argininosuksinat sintetase, membentuk asam argininosuksinat, yang kemudian diiris oleh
argininasuksinat liase menjadi asam fumarat dan arginina. Asam fumarat akan dioksidasi dalam
siklus sitrat di dalam mitokondria, sedangkan arginina akan teriris menjadi urea dan ornitina dengan
enzim arginase hepatik. Baik argininosuksinat liase maupun arginase diinduksi oleh rasa lapar,
dibutiril cAMP dan kortikosteroid.