Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
NIM.
NIM.
NIM.
NIM.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan hasil
penelitian yang berjudul Hubungan pengetahuan dan sikap perilaku hidup sehat dan
bersih dengan status gizi anak Sekolah Dasar Negeri Tirtoadi Sleman Yogyakarta tahun
2014
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil kepada kelompok yang
tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Kami menyadari dalam penyusunan tugas ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala bentuk
kekurangan tersebut serta kami mengharapkan kritik dan sarannya demi perbaikan
dalam penelitian ini.
Akhir kata, semoga laporan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak dan bagi institusi Pendidikan Keperawatan pada umumnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Infeksi Nosokomial
1. Pengertian Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial merupakan salah satu masalah yang dapat terjadi selama
masa perawatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan. Infeksi nosokomial
didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi dirumah sakit dan menyerang penderitapenderita yang sedang dalam proses asuhan keperawatan. Infeksi nosokomial terjadi
karena adanya tranmisi mikroba patogen yang bersumber dari lingkungan rumah
sakit dan perangkatnya (Darmadi, 2008).
2. Batasan-Batasan Infeksi Nosokomial
Terdapat beberapa batasan mengenai infeksi nosokomial. Batasan infeksi
nosokomial (nosocomial infection/hospital acquired infection) tersebut meliputi:
a.
Pada waktu penderita mulai dirawat dirumah sakit tidak didapatkan tanda-tanda
b.
c.
d.
e.
c.
ruangan atau bangsal perawatan yang perlu menjadi perhatian adalah konstruksi
umum dan kondisi dalam ruangan.
1) Kontruksi Umum
Dinding : rata, bersih dan mudah dibersihkan, serta berwarna terang
Atap : terbuat dari bahan yang kuat, tidak bocor, bebas serangga dan
tikus
Langit-langit : tinggi langit-langit minimal 3 meter dari lantai, kuat,
untuk dibersihkan
Ventilasi : dengan tiga kemungkinan, yaitu :
Ventilasi alam : lubang ventilasi minimal 15% x luas lantai
Ventilasi elektris : kipas angin, AC, exhaust fan
Ventilasi gabungan : ventilasi alam ditambah ventilasi elektris
Pintu : kuat, dapat mencegah masuknya serangga dan tikus, selalu dalam
keadaan tertutup.
Jendela : kuat, membantu aliran udara dalam ruangan, membantu
2)
3)
4)
5)
sebuah pola lalulintas (traffic pattern) dalam rungan. Inti Traffic pattern ini
adalah :
1) Jalur penderita dan petugas tidak boleh berbenturan dengan jalur
sampah/limbah, artinya pada saat penderita/petugas keluar atau masuk
ruangan tidak boleh ada kontainer sampah atau limbah lewat.
2) Jalur sampah diusahakan sependek mungkin
3) Jalur sampah/limbah mempunyai pintu keluar tersendiri.
4) Kontainer yang berisi sampah/ limbah yang akan dibuang harus dalam
keadaan tertutup.
5) Sampah/limbah sebagai
hasil
kegiatan
prosedur
atau
tindakan
B. Konsep Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari informasi baik secara lisan ataupun tertulis dari
pengalaman seseorang. Pengetahuan diperoleh dari fakta atau kenyataan dengan
mendengar radio, melihat televisi, dan sebagainya. Serta dapat diperoleh dari
pengalaman berdasarkan pemikiran kritis (Soekanto, 2002).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang
melakukan pengindraan, melalui panca indra. Pengetahuan merupakan domain
yang penting akan terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).
2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan
yang
perkembangan orang lain menuju kearah cita cita tertentu yang menetukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan
dan kebahagiaan. Pendidikan perlu untuk mendapatkan informasi misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat menigkatkan kualitas
hidup (Mantra di dalam Notoatmodjo, 2007).
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam
membangun (Nursalam, 2007 di dalam Wawan 2010).
2) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip
yang membosankan,
sampai
dengan
pemerintah, dan
dengan cara
mengukang kembali
pengalaman yang di
berarti
kesadaran
tentang
(Paramita, 2010)
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir
manusia ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
6) Indra
Indra adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu sumber internal
pengetahuan. Dalam filsafat ilmu pengetahuan modern menyatakan bahwa
pengetahuan pada dasarnya adalah pengalaman-pengalaman konkret kita
yang terbentuk karena persepsi indra,
seperti
persepsi penglihatan,
mempersepsinya
dengan
indra
dipelajarinya dari suatu situasi untuk diterapkan pada situasi yang lain.
d. Analysis, bila kemampuan seseorang lebih meningkat lagi sehingga ia dapat
bila
seseorang
disamping
mempunyai
kemampuan
untuk
Sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yakni pertama adalah kepercayaan
(keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu obyek. Kedua adalah kehidupan
emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek, dan ketiga adalah kecenderungan
untuk bertindak (tend to behave). Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama
membentuk sikap yang utuh (total attitude) (Notoatmodjo, 2010).
3. Tingkatan Sikap
Menurut Krathwohl dalam Ngatimin (2005) bahwa affective domain terdiri dari
lima tingkatan, yaitu:
a) Receiving, dapat di artikan bahwa orang (subyek) telah mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
b) Responding, berarti bahwa rangsangan telah mampu merubah seseorang untuk
memberi perhatian dan ikut serta.
c) Valuing, ditandai dengan sadarnya seseorang akan adanya nilai baru dalam
masyarakat tetapi nilai itu belum merupakan nilai khas bagi masyarakat
bersangkutan
d) Organisation, berupa kemampuan seseorang menyadari bahwa nilai yang baru
itu telah terorganisasi dan menjadi milik masyarakat.
e) Characterization by a value complex, dimana masyarakat yang bersangkutan
telah memiliki nilai khusus dan khas bagi mereka
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Menurut Azwar tahun 2005, faktor yang mempengaruhi sikap antara lain:
a. Pengalaman pribadi. Apa yang telah dan sedang dialami seseorang akan ikut
membantu dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting. Pada umumya orang cenderung
untuk memiliki sikap yang konformasi atau searah dengan orang lain yang
dianggap penting.
c. Pengaruh kebudayaan. Orang hidup dan dibesarkan dari suatu kebudayaan,
dengan demikian kebudayaan yang diikutinya mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap.
d. Media massa. Media massa membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang
dapat mengarahkan opini, sehingga terbentuklah arah sikap yang tertentu.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama. Kedua lembaga ini meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral sehingga merupakan suatu sistem yang mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap.
f. Pengaruh faktor emosional. Suatu bentuk sikap merupakan pertanyaan yang
didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
g. Pendidikan. Kurangnya pengetahuan akan memberi pengaruh dalam bersikap.
h. Faktor sosial dan ekonomi. Keadaan sosial ekonomi akan menimbulkan gaya
hidup yang berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap sikap.
(manusia susila, kedewasaan, manusia yang patriot atau warga negara yang
bertanggung jawab) (Fry, Heather, et al. 2013).
Proses pendidikan tersebut berlangsung
didalam
suatu lingkungan
materi
adalah
terapkan,
demonstrasikan,
selesaikan,
tafsirkan
dan
pendapat,
hipotesis, asumsi
dan
simpulan
serta
mampu
dan
meletakkan atau
koheren.
(Notoatmodjo, 2007).
Manusia
Beberapa
mampu
kata
yang
kerja
yang digunakan
dalam
atau
dengan
ketentuan
yang sudah
evaluasi
seseorang
adalah:
taksir;
pertahankan;
dukung;
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus (objek). Komponen sikap mempunyai tiga komponen sebagai
berikut :
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadapa suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak
Tingkat sikap mempunyai empat tingkatan sebagai berikut ini
1)
2)
3)
4)
Menerima (receiving)
Merespons (responding)
Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab (responsible)
c. Domain Psikomotor
Tingkatan domain psikomotor sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
Persepsi (perseption)
Respon terpimpin (guided response)
Mekanisme (mechanism)
Adaptasi (adaptation)
pemeriksaan
dan
pengobatan
penyakitnya
secara
tuntas.
Pengobatan yang tidak layak dan tidak sempurna dapat mengakibatkan orang
e.
kesehatan
adalah
Metode ini didasarkan pada cara satu atau one way method. Pendidik aktif dan
peserta
sulit
dievaluasi keberhasilannya.
b. Metode sokratik
Metode ini adalah metode dua arah atau two-way trafic method. Dengan
demikian peserta didik dapat aktif dan kreatif. Contohnya diskusi kelompok,
diskusi panel, role play, demonstrasi dan lain- lain.
7. Media Pendidikan Kesehatan
Media
menyampaikan
pendidikan
kesehatan
kesehatan
karena
adalah alat
bantu pendidikan
untuk
juga
mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
kendaraan-kendaraan umum.
E. Health Promotion Model (HPM)
Health
Promotion
Model
(HPM)
atau
model
promosi
kesehatan
diperkanalkan oleh soerang teorist keperawatan, yaitu Nola J. Pender. Model ini
menggabungkan dua teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori
kognitif sosial (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori. Teori ini
memandang pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu
yang hal logis dan ekonomis. Pusat dari teori HPM adalah teori pembelajaran sosial
dari Albert Bandura (1977) yang menjelaskan tentang pentingnya perkembangan
kognitif dalam merubah tingkah laku. Teori pembelajaran & sosial yang sekarang
bernama Social Cognitive Theory terdiri dari kepercayaan diri, atribusi diri, evaluasi
diri dan kemajuan diri.
Health Promotion Model yang dikembangkan oleh Pender telah digunakan
khususnya dalam disiplin keperawatan. Model ini menggambarkan komponen dan
mekanisme yang menjadi faktor penentu pada gaya hidup yang mempromosikan
kesehatan. Dengan mewujudkan potensi kesehatan dan meningkatkan derajat
kesehatan melalui penggunaan perilaku pedekatan bukan perilaku penolakan
penyakit menyebabkan model ini digambarkan sebagai model promosi kesehatan
bukan model pencegahan penyakit (Tomey & Alligood, 2014).
F. Kerangka Teori
Pendidikan kesehatan
tentang pencegahan
infeksi nosokomial
G. Kerangka Penelitian
Perilaku pencegahan
infeksi nosokomial
Pengetahuan
Sikap
Faktor yang
mempengaruhi:
- Faktor Internal:
pendidikan,
pekerjaan, umur
- Faktor Eksternal:
Lingkungan,
sosial budaya.
Faktor yang
mempengaruhi:
Pengalaman
pribadi,
pengalaman orang
lain yang dianggap
penting, pengaruh
kebudayaan, media
massa, pengaruh
pendidikan dan
agaman, pengaru
faktor emosional,
pendidikan, faktor
sosial ekonomi.
Tindakan
Pendidikan kesehatan
tentang pencegahan
infeksi nosokomial
Pengetahuan dan
sikap sebelumnya
Perubahan pengetahuan
dan sikap
Variabel Perancu:
Umur, tingkat pengetahuan,
pendidikan, pengalaman
pribadi, pengalaman orang
lain yang dianggap penting,
pengaruh kebudayaan,
media massa, pengaruh
pendidikan dan agaman,
pengaru faktor emosional,
pendidikan, faktor sosial
ekonomi
H. Hipotesis
1. H1: Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang infeksi nosokomial terhadap
pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan di ruang maternal RSUD Hj. Anna
Lasmanah Banjarnegara
2. H0: Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang infeksi nosokomial
terhadap pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan di ruang maternal RSUD Hj.
Anna Lasmanah Banjarnegara
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
B.
Perlakuan
X
Post-test
02
C.
Subjek Penelitian
1.
Batasan populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua tenaga paramedis yang bertugas
di ruang perawatan maternal yaitu Ruang Menur, Ruang Teratai, Ruang
Perinatalogi dan Poli KIA RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.
2.
Besar sampel
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap
tenaga para medis mengenai pencegahan infeksi. Maka yang dimaksud
sebagai subjek penelitian adalah tenaga para medis di ruang maternal menjadi
sumber data penelitian. Persyaratan subjek yang bisa diikutsertakan dalam
penelitian ini ditetapkan berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
a.
Kriteria Inklusi :
b.
Jenis Variabel
Nama Variabel
Dependent
Tingkat
pengetahuan
tenaga para
medis
Sikap tenaga
para medis
Independent
Informasi
G. Instrumen Penelitian
Definisi operasional
Skala
Rasio
Rasio
Nominal
Pengukuran
Penilaian
Hasil penilaian
dari kuesioner
berupa skor
Hasil penilaian
dari kuesioner
berupa skor
Diberikan
pendidikan
kesehatan
I.
J.
Etika Penelitian
Hal-hal diatas dilakukan dengan menekankan pada etika penelitian yaitu:
1. Lembar Persetujuan (Informed Concent)
Lembar persetujuan diberikan pada subyek yang akan diteliti, tujuannya adalah
subyek mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampaknya selama
pengumpulan data. Dalam penelitian ini informed concent diberikan kepada
orang tua sampel.
2. Tanpa Nama (Anonim)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak mencantumkan nama
subyek pada lembar observasi, tetapi lembar tersebut hanya diberi nomor kode
tertentu.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Semua informasi yang telah didapatkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.
K. Jalannya Penelitian
Pengukuran pengetahuan dan sikap tenaga para medis dalam pencegahan
infeksi
ikut serta dalam penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Responden
yang memenuhi kriteria kemudian diberikan penjelasan tentang penelitian dan
diminta untuk menandatangani informed consent jika bersedia berpartisipasi dalam
penelitian.
Peneliti akan memperkenalkan diri dan membuat kontrak waktu kepada
responden. Peneliti akan memberikan kuesioner yang berisi data demografi kepada
responden dan memberikan waktu selama 5 menit kepada responden untuk mengisi
kuesioner tersebut. Setelah data demografi dikumpulkan, peneliti akan melakukan
pretest dengan memberikan kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan sikap
dalam pencegahan infeksi kepada responden. Tata cara pengisian kuesioner akan
dijelaskan oleh peneliti sebelum responden memberikan jawaban pada kuesioner,
kemudian peneliti akan memberikan informasi melalui leaflet kepada responden
selama 10 menit. Peneliti akan melakukan kontrak waktu kepada responden untuk
melakukan posttest. Setelah data didapatkan, peneliti melakukan terminasi kepada
responden dan mengucapkan terima kasih atas partisipasinya dalam penelitian ini
serta memberikan leaflet kepada responden..
Penelitian berakhir sesuai batas waktu yang telah ditentukan. Data yang
didapatkan kemudian dilakukan analisis sesuai dengan uji statistik yang telah
ditetapkan.
L. Rencana Kerja
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kegiatan
Menentukan topik mini riset
1. Membuat proposal mini riset
2. Menentukan istrumen penelitian
Seminar Proposal
Pengumpulan data
Manajemen data :
1. Memasukkan data
2. Analisis data
Penulisan laporan penelitian
Seminar hasil
Des
Mgg II
Des
Mgg III
Des
Mgg IV
Jan
Mgg I