Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
di
dan
berkesinambungan.
Salah satu hasil reformasi di bidang keuangan negara yang berkaitan
dengan audit sektor publik adalah pemberlakuan paket tiga Undang-Undang
Keuangan Negara pada tahun 2003 dan 2004, Standar Akuntansi Pemerintahan
pada
17
18
untuk
dana
mengetahui
pertanggungjawaban
masyarakat
(public
money)
(akuntabilitas)
yang
bertujuan
atas
untuk
tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undangundang ini merupakan pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu Indische
Comptabiliteitswet (ICW) dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene
Rekenkamer (IAR), yang mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan
keuangan oleh pemerintah.
19
Perbedaan antara audit sektor privat dan audit sektor publik adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Perbedaan Antara Audit Sektor Privat dan Audit Sektor Publik di Indonesia
Uraian
Pelaksanaan audit
20
Disamping itu, hasil audit juga diperlukan oleh pihak eksternal (di luar entitas
yang diaudit) untuk mengevaluasi apakah:
1. Sektor publik mengelola sumber daya publik dan menggunakan
kewenangannya secara tepat dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan,
2. Program yang dilaksanakan mencapai tujuan dan hasil yang diinginkan,
dan
3. Pelayanan publik diselenggarakan secara efektif, efisien, ekonomis, etis,
dan berkeadilan.
Tujuan audit sektor publik dipertegas dalam UU No. 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Undang-undang ini menyatakan bahwa pemeriksaan berfungsi untuk mendukung
keberhasilan upaya pengelolaan keuangan negara secara tertib dan taat pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
21
22
Audit Keuangan
Audit Kinerja
23
2.1.2
Audit Kinerja
Reformasi yang terjadi pada tahun 1998 membawa dampak yang cukup
sepenuhnya dapat
terpenuhi apabila hanya menggunakan hasil audit laporan keuangan yang memuat
opini terhadap neraca, perbandingan anggaran dan realisasi, arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan. Masyarakat ingin mengetahui apakah penyelenggaraan
kegiatan oleh pemerintah, dengan menggunakan dana publik dapat memberikan
nilai tambah bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, diperlukan
perluasan tujuan dan jenis audit dari audit keuangan menuju audit kinerja.
Konsep audit kinerja telah tumbuh lebih cepat dibandingkan kebutuhan
organisasi pemerintahan dalam rangka pelaksanaan akuntabilitas pelayanan.
Kinerja organisasi pemerintahan tidak dapat diukur dengan metode tradisional
sebagaimana digunakan di organisasi sektor swasta. Audit kinerja mengikuti pola
24
audit keuangan, tapi juga mencakup pengujian yang mengacu pada standat audit
terhadap ukuran keberhasilan pencapaian tujuan oleh manajemen.
Audit kinerja dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang dapat
dipertanggungjawabkan (reasonable assurance) bahwa suatu program, aktivitas,
fungsi, atau organisasi telah dikelola secara ekonomis, efisien, dan efektif sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Banyak nama atau istilah yang dipakai
untuk menunjuk pada hal yang sama. Beberapa istilah yang umum digunakan
dalam audit kinerja, diantaranya performance audit dan value for money (VFM)
audit atau disingkat 3Es audit (economy, efficiency, and effectiveness audit).
25
efektivitas atas kinerja, program/ kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah
sesuai dengan standar yang berlaku dimana hasilnya dikomunikasikan kepada
pihak pengguna laporan tersebut. Pengguna laporan yang dimaksud adalah
masyarakat yang diwakilkan oleh lembaga perwakilan pemerintah yaitu DPR/
DPRD.
26
c.
27
Ekonomi
Audit
Manajemen
3E
Audit Kinerja/
Efisiensi
Efektivitas
Gambar 2.1
Karakteristik Audit Kinerja
pada rasio terbaik antara output dengan biaya (input). Karena output dan biaya
diukur dalam unit yang berbeda maka efisiensi dapat terwujud ketika dengan
sumber daya yang ada dapat dicapai output yang maksimal atau ouput tertentu
dapat dicapai dengan sumber daya yang sekecil-kecilnya. Audit ekonomi dan
efisiensi bertujuan untuk menentukan:
28
yang
optimal
dengan
sumber
daya
yang
dimilikinya,
auditor
dapat
Audit Efektivitas
Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Audit efektivitas (audit
29
Peningkatan Kinerja
Audit kinerja dapat meningkatkan kinerja suatu entitas yang diaudit
peluang
atau
kemungkinan
untuk
mengatasi
2)
30
(public
intermediary)
yang
berkepentingan
untuk
meminta
31
Masyarakat (publik)
Fungsi
Atestasi
IV
Audit Sektor
Publik
Fungsi Auditing
Fungsi Auditing
DPR/ DPRD
Pihak II: perantara publik yang
meminta tanggung jawab auditee
Gambar 2.2
Peran Auditing dalam Proses Akuntabilitas Publik
Standar Umum
a. Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang
memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaannya.
32
pemeriksa
wajib
menggunakan
kemahiran
organisasi
pemeriksa
yang
melaksanakan
pemeriksaan
harus
mempersiapkan
dan
memelihara
dokumen
pemeriksa
yang
berpengalaman,
tetapi
tidak
33
harus
membuat
laporan
hasil
pemeriksaan
untuk
34
Perencanaan atau
Survei Pendahuluan
Memahami Entitas
Mengidentifikasi Area Kunci
Menentukan Tujuan dan Lingkup Audit
Menetapkan Kriteria Audit
Mengidentifikasi Jenis dan Sumber Bukti Audit
Menyusun Laporan Survei Pendahuluan
Perlu
Dilakukan Pengujian
Terinci?
Tidak
Audit Selesai
Pelaksanaan
Pelaporan
Gambar 2.3
Visualisasi Siklus Audit Kinerja oleh Tim Audit
35
keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Salah satu hal yang membedakan
audit kinerja dengan audit keuangan adalah dalam hal laporan audit. Dalam audit
kinerja tidak sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit yang
telah dilaksanakan, akan tetapi juga dilengkapi dengan rekomendasi untuk
perbaikan di masa mendatang.
Lebih lanjut tahap-tahap audit kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
yang bersifat umum mengenai semua bidang dan aspek dari entitas yang diaudit
serta kegiatan dan kebijakan entitas, dalam waktu yang relatif singkat. Hasil
survei pendahuluan berguna untuk memberikan pertimbangan mengenai perlu
atau tidaknya audit dilanjutkan ke tahap pengujian terinci. Kegiatan survei
pendahuluan meliputi:
a. Memahami entitas yang diaudit
Pemahaman yang objektif dan komprehensif atas entitas yang akan diaudit
sangat penting untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasikan
isu-isu kritis dan penting sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih
ekonomis, efisien, dan efektif.
b. Mengidentifikasi area kunci
Area kunci (key area) adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan
fokus audit dalam entitas. Pemilihan area kunci harus dilakukan mengingat
36
luasnya bidang, program, dan kegiatan pada entitas yang diaudit sehingga
tidak mungkin melakukan audit di seluruh area entitas.
c. Menentukan tujuan dan lingkup audit
Tujuan audit (audit objective) berkaitan dengan alasan dilaksanakannya
suatu audit. Sedangkan lingkup audit (audit scope) merupakan batasan dari
suatu audit.
d. Menetapkan kriteria audit
Kriteria audit adalah standar, ukuran, harapan, dan praktek terbaik yang
seharusnya dilakukan atau dihasilkan oleh entitas yang diaudit. Auditor
dapat menggunakan dua pendekatan untuk menetapkan kriteria, yaitu
kriteria proses dan kriteria hasil.
e. Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit
Pada tahap survei pendahuluan, bukti yang diutamakan adalah bukti yang
relevan. Pada tahap ini, syarat kecukupan dan kompetensi bukti tidak
terlalu dipentingkan. Jenis bukti audit dapat berupa bukti fisik, bukti
dokumenter, bukti kesaksian, dan bukti analitis. Sumber bukti audit dapat
berasal dari internal entitas, eksternal, maupun sumber-sumber lain.
f. Menyusun laporan survei pendahuluan
Laporan survei pendahuluan adalah laporan yang diterbitkan mendahului
atau sebelum laporan audit akhir diterbitkan. Laporan ini memuat
identifikasi kelemahan-kelemahan organisasi, kebijakan, perencanaan,
prosedur, pencatatan, pelaporan, dan pengawasan internal yang terjadi
pada satuan-satuan organisasi yang diaudit.
37
tercapai,
dan
mengidentifikasi
kemungkinan-kemungkinan
untuk
mengetahui
kegiatan
yang
dilaksanakan
auditor
selama
38
2.1.3
39
Akuntabilitas Publik
yang
memiliki
pertanggungjawaban tersebut.
hak
dan
kewenangan
untuk
meminta
40
41
Akuntabilitas
horisontal
(horizontal
accountability)
adalah
amanat
yang
telah
diterima
dan
dilaksanakan
ataupun
(1)
42
sedangkan
akuntabilitas
kejujuran
berkaitan
dengan
Akuntabilitas manajerial
Akuntabilitas manajerial adalah pertanggungjawaban lembaga publik
untuk melakukan pengelolaan organisasi secara efisien dan efektif.
Akuntabilitas manajerial juga dapat diartikan sebagai akuntabilitas kinerja
(performance accountability) dan berkaitan pula dengan akuntabilitas
proses (process accountability).
(3)
Akuntabilitas program
Akuntabilitas program berkaitan dengan pertimbangan apakah tujuan yang
ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah organisasi telah
mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang
optimal dengan biaya yang minimal. Lembaga-lembaga publik harus
mempertanggungjawabkan program yang telah dibuat sampai pada
pelaksanaan program.
(4)
43
Akuntabilitas kebijakan
Akuntabilitas kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban lembaga
publik atas kebijakan-kebijakan yang diambil. Dalam membuat kebijakan
harus dipertimbangkan apa tujuan kebijakan tersebut, mengapa kebijakan
itu diambil, siapa sasarannya, pemangku kepentingan (stakeholder) mana
yang akan terpengaruh dan memperoleh manfaat dan dampak (negatif)
atas kebijakan tersebut.
(5)
Akuntabilitas finansial
Akuntabilitas finansial adalah pertanggungjawaban lembaga-lembaga
publik untuk menggunakan uang publik (public money) secara ekonomi,
efisien, dan efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana serta
korupsi. Akuntabilitas finansial mengharuskan lembaga-lembaga publik
untuk membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja finansial
organisasi kepada pihak luar.
2.1.4
44
45
untuk mengelola secara tepat, efisiensi, dan ekonomis atas operasi dan alokasi
sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi (berkaitan dengan
management control). Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan
oleh eksekutif (pemerintah) untuk menjamin dilaksanakanannya sistem dan
kebijakan manajemen sehingga tujuan organisasi tercapai.
Pengertian audit sektor publik menurut I Gusti Agung Rai adalah
sebagai berikut:
Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas
yang menyediakan pelayanan dan penyediaan barang yang
pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan
negara lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi
yang ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.
(2008:29)
Dari pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa audit sektor publik adalah pemeriksaan terhadap entitas pemerintahan
yang bertujuan untuk membandingkan hasil pencapaian program, fungsi atau
kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam organisasi sektor publik, anggaran menjadi indikator utama
penilaian kinerja. Namun sering kali organisasi hanya berfokus pada anggaran
dan mengabaikan hasil (output) dari anggaran tersebut. Kinerja diukur hanya
terbatas pada habis atau tidaknya anggaran yang dibelanjakan, terpenuhi atau
tidaknya target anggaran, dan sebagainya. Padahal, yang lebih penting dari itu
adalah apakah anggaran telah dilaksanakan secara ekonomis, efektif, dan efisien.
Disisi lain audit keuangan dilakukan terbatas pada ketaatan fiskal dan kewajaran
laporan keuangan. Sementara itu, masalah keefektifan anggaran tidak menjadi
46
fokus perhatian dimana outcome, benefit, dan dampak dari anggaran tidak
diperiksa sehingga diperlukan audit lain selain dari audit keuangan tersebut.
Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara.
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN) yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), terdapat tiga
jenis audit keuangan negara, yaitu audit keuangan, audit kinerja, dan audit
dengan tujuan tertentu.
Pengertian audit kinerja menurut Mahmudi adalah sebagai berikut:
Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif atas kinerja suatu organisasi, program, fungsi, atau
aktivitas/ kegiatan. Evaluasi dilakukan terhadap tingkat ekonomi,
efisiensi, dan keefektivan dalam mencapai target yang ditetapkan
serta kepatuhannya terhadap kebijakan dan peraturan perundangan
yang disyaratkan, kemudian membandingkannya antara kinerja yang
dihasilkan dengan kriteria yang ditetapkan serta mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
(2007:188)
Dari pengertian di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa audit kinerja adalah pemeriksaan terhadap entitas pemerintah atas kinerja,
program/ kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah sesuai dengan target
yang telah ditetapkan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, membandingkan antara hasil dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada publik.
Adapun tahap-tahap audit kinerja menurut I Gusti Agung Rai adalah:
47
48
49
50
51
Tabel 2.3
Penelitian yang berkaitan dengan peranan audit kinerja dalam menunjang
akuntabilitas publik
Nama
Tahun
2008
Judul
Persamaan
Perbedaan
52
Audit Kinerja
(X)
Akuntabilitas Publik
(Y)
Gambar 2.4
Bagan Kerangka Pikir
53
2.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan dugaan sementara yang digunakan
sebelum dilakukannya penelitian dalam hal pendugaannya menggunakan statistika
untuk menganalisisnya. Menurut Sugiyono pengertian hipotesis adalah sebagai
berikut:
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan.
(2009:64)
Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis seperti penelitian eksploratif
dan deskriptif tidak memerlukan hipotesis. Tetapi melalui penelitian eksploratif
dan deskriptif justru akan menemukan hipotesis. Hipotesis dari penelitian ini
adalah Audit kinerja berperan dalam menunjang akuntabilitas publik.