3.1
Tujuan Praktikum
a. Memperkenalkan langkah-langkah analisis obat dan atau metabolitnya
dalam cuplikan urin
b. Melakukan analisis vitamin B6 dalam urin
c. Memahami proses ADME (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme dan
Eliminasi) vitamin B6
d. Mengetahui nilai parameter farmakokinetik vitamin b6
3.2
Dasar Teori
Vitamin adalah sekelompok senyawa heterogen dengan berbagai fungsi
metabolik. Suatu vitamin didefinisikan sebagai senyawa organik yang harus ada
pada diet dalam jumlah kecil untuk mempertahankan integritas metabolik normal.
Terdapat
13
jenis
vitamin
yaitu
Retinol,
Calciferol,
Tocoferol,
Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin B6 atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin
yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu
senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui
jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini
juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai
mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang
berbahaya bagi tubuh.
Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan
karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan,
daging, dan ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan
kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.
Vitamin B6 atau sering pula disebut dengan pyridoxine merupakan
golongan vitamin yang paling beken diantara keluarga besar vitamin B. Vitamin
B6 bersama sama dengan niasin, asam folat dan kobalamin berperanan dalam
membantu menggerakan beberapa fungsi vital dari tubuh manusia. Meskipun
kebutuhan terhadap vitamin ini sangat kecil namun manfaat yang diperoleh
sangatlah besar.
Dalam makanan, vitamin B6 biasanya terikat dengan protein, pyridoxol
menjadi bentuk menonjol pada tanaman, dan pyridoxal dan pyridoxamine dalam
produk hewani. Makanan sumber termasuk pyridoxine yaitu ayam, hati, ekstrak
ragi, ikan (ikan tongkol, ikan fores, ikan haring, semacam ikan pecak, dan ikan
salmon), kacang kacangan, biji bijian, sangat sedikit buah dan sayuran,
kacang, bunga kol, pisang, dan kismis.
Vitamin B6 berperan dalam metabolism asam amino dan asam
lemak.Vitamin B6 membantu tubuh untuk bersintetis asam amino nonesensial.
Selain itu juga berperan dalam produksi sel dalam darah merah.
Vitamin B6 terdiri dari tiga senyawa yang berhubungan erat, yaitu
peridoksin, piridoksal dan piridoksamin. Ketiganya tersebar ;uas di alam baik
pada hewan maupun tumbuhan. Padi-padian termasuk sumber yang sangat kaya
vitamin B6.
Bentuk aktif vitamin B6 :
Bentuk koenzim B6 :
1. Piridoksal Fosfat, bentuk penerima gugus amino
2. Piridoksamin Fosfat, bentuk pemberi gugus amina
Peranan Vitamin B6
Banyak kimia tubuh tergantung pada enzim. Enzim adalah protein yang
membantu reaksi kimia terjadi. Because vitamin. Karena vitamin B 6 yang terlibat
dengan lebih dari 100 reaksi enzimatik, peranannya dalam tubuh adalah beragam
dan luas.
1. Sintesis molekul penting.
berikutnya.
"neurotransmitter"
((Molekul-molekul
untuk
dapat
digolongkan
adalah
sebagai
salah satu
jenis
Defisiensi B6
vitamin
B6
juga
dapat
menyebabkan
gangguan
Toksistas vitamin B6
Efek samping hanya telah didokumentasikan dari suplemen vitamin B6
dan tidak pernah dari sumber makanan. Studi hewan toksikologi mengidentifikasi
kerusakan spesifik dari ganglia akar dorsal yang didokumentasikan dalam kasus
manusia, yaitu overdosis dari pyridoxine. Meskipun B6 adalah vitamin yang larut
dalam air dan diekskresikan dalam urin, dosis pyridoxine yang melebihi RDA
(Recommended Dietary Allowance) selama jangka waktu panjang berdampak
dalam masalah neurologis yang menyakitkan dan dapat ireversibel.
Gejala utamanya adalah nyeri dan mati rasa pada kaki, dan dalam kasus
yang parah, kesulitan berjalan. Neuropati sensorik biasanya terjadi pada dosis
pyridoxine lebih dari 1.000 mg per hari. Namun, beberapa individu yang
menderita neuropati sensori pada dosis kurang dari 500 mg per hari selama bulan
telah dilaporkan. Ditemukan bukti kerusakan saraf sensorik di intake di bawah
200 mg / hari. Kondisi ini biasanya reversibel bila suplemen dihentikan. Sebuah
studi prospektif besar meneliti hubungan antara asupan vitamin B6 dan terjadinya
batu ginjal gejala pada wanita. Sekelompok orang yang terdiri lebih dari 85.000
wanita tanpa riwayat batu ginjal yang diikuti lebih dari 14 tahun dan mereka yang
mengkonsumsi 40 mg atau lebih vitamin B6 harian hanya memiliki dua pertiga
risiko batu ginjal berkembang dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi
3 mg atau kurang. Namun, dalam kelompok lebih dari 45.000 pria diikuti lebih
dari enam tahun, tidak ada hubungan ditemukan antara asupan vitamin B6 dan
terjadinya batu ginjal.
Data yang terbatas telah menunjukkan bahwa suplemen vitamin B6 pada
tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat asupan ditoleransi atas (100 mg / hari)
menurunkan kadar oksalat urin cukup tinggi, ini merupakan faktor penentu
penting dari pembentukan kalsium oksalat batu ginjal pada beberapa individu.
Saat ini, hubungan antara asupan vitamin B6 dan risiko batu ginjal memerlukan
studi lebih lanjut sebelum rekomendasi dapat dibuat.
3.3.2
3.4
Cara Kerja
A. Pemberian vitamin B6 dengan pengumpulan urin
Cuplikan urin harus dikumpulkan selama waktu 6 jam. Probandus dapat
meminum obat dan mengumpulkan cuplikan
dianalisis. Cuplikan urin dapat disimpan selama satu malam pada suhu
4oC tanpa penguraian berarti.
1. Untuk menjaga aliran urin, subyek harus minum 200ml air setelah 30
menit. Cuplikan ini digunakan sebagai blangko, catat volumenya.
2. Vitamin B6 diminum dengan 200ml air dan waktu mulai dicatat. Ini
adalah waktu jam ke nol.
3. Setelah 1 jam, kandungan kemih dikosongkan, banyaknya voplume
urin diukur dan dicatat serta ditandai. Diambil kurang lebih 15ml.
Probandus meminum 200ml air.
4. Prosedur yang sama (seperti nomer 3) diulang dengan interval waktu :
2,3,4,5 dan 6 jam.
B. Analisis cuplikan vitamin B6 total dalam urin
1. Ditentukan kadar vitamin B6 total dalam cuplikan urin pada masingmasing interval waktu yang telah ditentukan (jam ke 1,2,3,4,5 dan 6).
Untuk penetapan kadarnya :
- Diambil 1ml cuplikan urin dan tambahkan aquadest hingga 10ml,
lalu di sentrifugasi selama 10 menit.
- Dilakukan pembacaan serapan pada panjang gelombang maksimum
yang telah didapatkan dari praktikum 1.
- Jika nilai yang terbaca terlalu besar (>3) dilakukan pengenceran
kembali.
- Dilakukan triplo
2. Selanjutnya dihitung parameter farmakokinetik vitamin B6
3.5
Data Pengamatan
Volume urin
Urin
Blangko
1
2
3
4
5
6
3.6
Volume
260 ml
500 ml
390 ml
270 ml
226 ml
170 ml
270 ml
Absorbansi
0,000 A
0,289 A
0,314 A
0,424 A
0 ,597 A
0,599 A
0,483 A
Perhitungan
Persamaan :
y = 0,0036 x + 0,0078
R2 = 0,9999
Nilai Cu, persamaan y = bx + a
Cu1 =
= 2,16
Cu2 =
Cu5 =
= 168
Cu6 =
= 168,55
= 82,44
Cu3 =
= 89,38
Cu7 =
Cu4 =
3.6.1
= 136,33
= 119,94
No.
Sampel
interval
waktu (jam)
dt
t mid
(jam)
Vu
(ml)
Cu
(g/ml)
Du/dt
(mg/jam)
t mid
(jam)
Ln Du/dt
1
2
3
4
5
6
7
0-1
1-1,5
1,5-2
2-2,5
2,5-3
3-3,5
3,5-4
1
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
1,25
1,75
2,25
2,75
3,25
3,75
260
500
390
270
226
150
270
2,16
82,44
89,38
119,94
168
168,55
136,33
0,562
82,440
69,716
64,768
75,936
50,565
73,618
0,5
1,25
1,75
2,25
2,75
3,25
3,75
-0,58
4,41
4,24
4,17
4,33
3,92
4,30
Y = -0,2413x + 4,698
r = 0,9518
k eliminasi = slope
K el = K= -B = 0,2413/jam
A = 4,698
-B= 0,2413
t1/2 = 0,693/k
t1/2 = 2,87 jam
3.6.2
kode
sampe
l
Tmid
interval
waktu (jam)
dt
Vu (ml)
Cu
(g/ml)
Du
(mg)
Du kum
Du-Du
kum
1
2
3
4
5
6
7
0,5
1,25
1,75
2,25
2,75
3,25
3,75
0-1
1-1,5
1,5-2
2-2,5
2,5-3
3-3,5
3,5-4
1
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
260
500
390
270
226
150
270
2,16
82,44
89,38
119,94
168
168,55
136,33
1,08
32,15
24,13
27,11
25,20
25,28
36,81
1,08
33,23
57,36
84,47
109,67
134,95
171,76
170,68
138,53
114,40
87,29
62,09
36,81
0,00
Tmid
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
Ln (Du - Du kum)
a
5,139803582
b
4,931091529
r
4,739683946
Kel = -b
4,469254238
T 1/2 eliminasi
4,128610714
3,605745097
0
6,6584
-0,8635
0,8635
0,802548
0,8 jam
3.7
Pembahasan
Pratikum kali ini yaitu analisis vitamin B6 total dalam cuplikan urin.
waktu paruh
terjadi karena vitamin B6 dalam tubuh berikatan dengan metabolit lain yang
berasal dari makanan dan minuman, serta aktivitas yang dilakukan. Jika vitamin
B6 berikatan dengan metabolit lain (berasal dari obat,makanan atau minuman
lain) dan tidak dalam metabolit bebas, maka vitamin B6 sulit untuk diabsorpsi dan
mencapai waktu paruhnya lama, sehingga akan lama diekskresikan. Waktu paruh
3.8
Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa: