Anda di halaman 1dari 81

Tim SAR Terjang Cuaca

Buruk
Pencarian Badan Pesawat AirAsia QZ 8501
Dimulai

LAUT JAWA, KOMPAS Operasi pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 dan juga
korban dihadang cuaca buruk. Di tengah situasi yang sulit, tim SAR dari sejumlah
kekuatan tetap bekerja dan mencari korban. Hingga kemarin, tim berhasil
mengevakuasi sembilan jasad korban. Tim pencari badan pesawat dan kotak hitam
yang menghadapi kondisi sama juga bekerja optimal di tengah ganasnya laut.
Wartawan Kompas yang berada di dalam Kapal Riset (KR) Baruna Jaya I di Laut Jawa,
Kamis (1/1) malam, melaporkan, misi pencarian badan pesawat AirAsia QZ 8501 dengan
kapal itu terus dilakukan. Dengan menggunakan sejumlah alat yang biasa digunakan untuk
survei kelautan, kapal berusaha mendeteksi kemungkinan benda logam di dasar laut. Sejak
pendeteksian dilakukan, mendung, hujan, dan badai terjadi di lokasi pencarian. Akibatnya,
gelombang tinggi dan angin kencang melanda kapal.

Pencarian dimulai dari lokasi penemuan mayat korban jatuhnya pesawat pada Selasa lalu.
Lokasi itu berjarak sekitar 370 mil laut atau 690 kilometer timur laut Jakarta atau 80 mil laut
atau 150 kilometer barat daya Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Beberapa jam setelah pendeteksian bawah laut dilakukan, kapal justru menemukan sesosok
mayat mengapung di lautan. Namun, karena kapal riset tidak dibekali alat pengangkut
jenazah, kapal hanya menginformasikan keberadaan mayat tersebut kepada Badan SAR
Nasional (Basarnas) agar dievakuasi kapal lain.
Demi memastikan datangnya kapal evakuasi, KR Baruna Jaya I langsung menghentikan
sementara pendeteksian sesuai jalur yang ditentukan. Kapal memilih berada di sekitar jenazah
untuk menjadi penanda bagi kapal yang akan melakukan evakuasi sehingga tidak kehilangan
jejak jenazah. Setelah sekitar empat jam menunggu, akhirnya ada kapal Malaysia yang
mengevakuasi jasad tersebut.
Deteksi dua obyek
Saat menjaga jasad tersebut, alat pendeteksi yang tetap mengumpulkan informasi tentang
kondisi bawah laut justru mendeteksi dua obyek yang memiliki kedalaman lebih rendah
dibandingkan dengan sekitarnya.
Kami akan menyisir kembali dua obyek tersebut menggunakan magnetometer untuk
memastikan obyek itu apakah terbuat dari logam atau bukan, kata Rahadian, Ketua Tim
Pencarian Pesawat AirAsia QZ 8501 di KR Baruna Jaya I, Balai Teknologi Survei Kelautan,
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Namun, upaya penyisiran itu belum bisa dilakukan. Setelah jenazah yang mengapung di laut
dievakuasi kapal Malaysia, badai kembali melanda. Kapal juga tidak memungkinkan
melakukan pendeteksian pada malam hari karena tinggi gelombang di lokasi pencarian pada
Kamis malam diprediksi 4-5 meter.
Helikopter sulit mendarat
Tindakan menerjang cuaca buruk juga dilakukan saat evakuasi dua jenazah yang berada di
KRI Yos Sudarso.
Dua jenazah di KRI Yos Sudarso hanya bisa kami ambil satu jenazah karena cuaca buruk.
Helikopter tidak bisa mendarat di kapal, kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB
Soelistyo di kantor Basarnas, Jakarta.
Jenazah pertama terpaksa dibawa dengan tali dari helikopter bersama petugas penyelamat
karena helikopter tak bisa mendarat. Setelah itu, helikopter secepatnya memutuskan kembali
ke darat sebelum jenazah satunya dibawa karena alasan cuaca.
Jenazah satu harus dibawa dengan tali bersama tim penyelamat, lalu harus segera pergi
karena cuaca menghadang. Malam ini dengan sangat menyesal kami tidak bisa bawa satu
lagi, ujar Soelistyo.

Koordinator Misi SAR Marsekal Madya Sunarbowo Sandi menjelaskan, pencarian korban
lain dengan kapal masih dilakukan dengan jarak satu sama lain hingga 240 kilometer. Hujan
yang sesekali turun disertai ombak dengan tinggi hingga 4 meter menjadi kendala.
Akibat cuaca buruk, semalam, 47 penyelam TNI Angkatan Laut juga batal dipindahkan ke
tug boat Senggora Escort dari KN 101 milik Basarnas. Sekitar pukul 20.00 WIB, Senggora
Escort sempat melakukan tender (merapatkan kapal) ke KN 101 di tengah gelombang di
Muara Kumai, Kalimantan Tengah, untuk selanjutnya akan diangkut ke KRI 593 Banda Aceh
yang lego jangkar di dekat lokasi kecelakaan AirAsia di Teluk Air Itam yang berjarak 80 mil
laut dari Muara Kumai.
Namun, setelah melakukan tender, Senggora Escort terus bergoyang-goyang karena
gelombang sehingga tak mungkin memindahkan perlengkapan selam seberat 3,5 ton yang
dibawa tim gabungan penyelam TNI AL.
Kapten KN 101 Adil Triyanto menilai kondisi tersebut sangat berbahaya sehingga proses
perpindahan personel penyelam dan perlengkapan dibatalkan.
Sampai kemarin sore, total jenazah yang ditemukan ada sembilan. Selain itu, tim gabungan
SAR juga menemukan beberapa barang, yaitu dua tas berwarna hitam dan satu koper
berwarna abu-abu, yang ditemukan oleh Kapal Diraja Pahang, Malaysia. Ditemukan juga
potongan tangga, tabung selam, dan serpihan logam, yang dievakuasi oleh KD Lekir serta
dibawa kapal polisi Balam dan kapal polisi Punai menuju Pangkalan Bun.
Identifikasi
Kemarin, sejumlah jenazah dikirim dari Pangkalan Bun ke Surabaya, Jawa Timur. Semua
korban ditempatkan di dalam peti jenazah yang dibawa ambulans dari Rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun.
Dari Surabaya dilaporkan, Tim Identifikasi Korban Bencana (DVI) Kepolisian Daerah Jawa
Timur berhasil mengidentifikasi satu jenazah penumpang pesawat AirAsia. Jenazah
penumpang yang bernama Hayati Lutfiah Hamid itu langsung diserahkan kepada pihak
keluarga pada Kamis sore.
Jenazah Hayati yang berlabel B 001 merupakan satu dari dua jenazah yang tiba di Base Ops
Pangkalan Udara TNI Angkatan Laut Juanda, Jawa Timur, Rabu sore. Satu jenazah lain yang
berlabel B 002 merupakan jenazah seorang pria yang sampai saat ini belum dapat
diidentifikasi.
Kamis siang, empat jenazah yang terdiri dari dua jenazah pria dan dua jenazah perempuan
tiba di tempat yang sama. Kamis pukul 20.30 datang lagi dua jenazah sehingga total sudah
delapan jenazah yang didatangkan ke Surabaya hingga Kamis malam.
Ketua Tim DVI Polda Jawa Timur Komisaris Besar Budiyono mengatakan, jenazah Hayati
dapat diidentifikasi dengan metode primer (mencocokkan sidik jari) dan metode sekunder

(mencocokkan data semasa hidup). Pakaian dan perhiasan korban turut mempermudah
identifikasi. Pukul 16.00 WIB, jenazah tersebut diserahkan kepada pihak keluarga di Rumah
Sakit Bhayangkara, Surabaya.
Untuk jenazah pria berlabel B 002, tim DVI Polda Jawa Timur masih kekurangan bukti
identifikasi. Data awal, jenazah itu memiliki ciri-ciri tinggi 145-150 sentimeter, rambut hitam
dengan panjang kurang dari 6 sentimeter, dan tahi lalat di pundak kiri.
(DEA/NAD/MZW/EDN/BAY/WAK/BAH/ONG/JAL/NIK/ETA/ODY/RAZ/DEN/DRA/WE
R/ACI/TOK)

MA: PK Pidana Hanya Satu


Kali
Putusan MK Tak Dapat Dikesampingkan
JAKARTA, KOMPAS Harapan para terpidana mati untuk kembali mengajukan upaya
hukum lewat peninjauan kembali kedua kandas. Mahkamah Agung melalui Surat Edaran MA
Nomor 7 Tahun 2014 menegaskan, PK untuk perkara pidana dibatasi hanya satu kali.
Padahal, Mahkamah Konstitusi menyatakan, PK bisa lebih dari satu kali.
Surat Edaran Mahkamah Agung (Sema) Nomor 7/2014 yang dikeluarkan Ketua MA Hatta
Ali, 31 Desember 2014, itu dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum tentang
pengajuan peninjauan kembali (PK). Hal itu menyusul Putusan Mahkamah Konstitusi (MK)
No 34/PUU-XI/2013 tanggal 6 Maret 2014 yang mengabulkan permohonan mantan Ketua
Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar beserta istri dan anaknya.
Antasari beserta istri dan anaknya minta MK membatalkan Pasal 268 Ayat (3) Kitab Undangundang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Pasal itu mengatur PK pidana hanya boleh diajukan
sekali.
Antasari, terpidana 18 tahun penjara dalam kasus pembunuhan Direktur PT Rajawali Putra
Banjaran Nasrudin Zulkarnaen, berniat mengajukan PK kedua, tetapi terganjal oleh ketentuan
Pasal 268 Ayat (3) KUHAP.
Sementara itu, Sema No 7/2014 mendasarkan diri pada Pasal 24 Ayat (2) UU No 48/2009
tentang Kekuasaan Kehakiman dan Pasal 66 Ayat (1) UU No 3/2009 tentang MA yang
mengatur PK hanya sekali. Kedua ketentuan itu tak dibatalkan MK.
Hakim Agung Topane Gayus Lumbuun mengungkapkan, penerbitan Sema tentang PK
merupakan wewenang pimpinan MA. Namun, MA perlu lebih profesional dalam menyikapi
putusan MK, khususnya jika sema itu ditujukan untuk PK pidana. Penerbitan sema
seharusnya juga memperhatikan aspek yang akan menjadi polemik di masyarakat.
Putusan MK bersifat erga omnes, yang artinya harus ditaati oleh semua orang, sementara
putusan MA bersifat inter partes, yang artinya hanya mengikat pihak yang beperkara. Dalam
pemahaman hukum administrasi negara, kedudukan surat edaran berada di bawah peraturan.
Oleh karena itu, Sema No 7/2014 tidak dapat mengesampingkan putusan MK, paparnya.
Menurut Gayus, Pasal 268 Ayat (3) KUHAP yang dibatalkan MK bersifat lex specialis.
Adapun pasal-pasal dalam UU MA dan UU Kekuasaan Kehakiman yang mengatur PK

bersifat generalis, yaitu berlaku juga untuk semua perkara. Jadi, Sema No 7/2014 seharusnya
hanya berlaku untuk perkara PK di luar pidana karena ketentuan terkait PK pidana sudah
dibatalkan.
Hal senada disampaikan Ketua Badan Pengurus Institute for Criminal Justice Reform
Anggara. Menurut dia, MA telah melupakan prinsip lex specialis derogat legi generali
(hukum yang bersifat khusus mengesampingkan hukum yang bersifat umum) dalam
pembentukan Sema No 7/2014. Dengan melanggar prinsip ini, MA telah mengingkari
prinsip negara hukum yang dianut di UUD 1945, katanya.
Menyusul keluarnya Sema No 7/2014, kuasa hukum Antasari Azhar, Boyamin Saiman,
menyatakan akan mengadukan MA ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) dan
Komisi HAM PBB. Ia menilai, sema itu telah menghalangi hak seseorang untuk
mendapatkan keadilan.
Selain itu, pihaknya juga akan menguji ketentuan-ketentuan dalam UU MA dan UU
Kekuasaan Kehakiman terkait pengaturan PK hanya sekali.
Apresiasi
Kejaksaan Agung mengapresiasi langkah MA mengeluarkan Sema No 7/2014. Surat edaran
ini merupakan langkah maju. Dengan demikian, kepastian hukum dari perkara pidana dapat
segera diperoleh tanpa ada hambatan dan harus menunggu dalam waktu yang lama, ujar
Jaksa Agung HM Prasetyo.
Dengan keluarnya Sema No 7/2014, Prasetyo mengatakan, pihaknya tinggal menunggu
proses PK yang kini sedang diajukan oleh dua terpidana mati di Kepulauan Riau pada 15
Desember 2014. Sidang PK atas nama terpidana mati perkara narkoba Pujo Lestari dan Agus
Hadi baru digelar pada 6 Januari di Pengadilan Negeri Batam.
Dua terpidana mati yang mengajukan PK tersebut, menurut rencana, akan dieksekusi pada
akhir 2014. Namun, rencana itu tertunda. Selain dua terpidana mati itu, ada empat nama lain
yang direncanakan menjalani eksekusi. Mereka adalah dua terpidana mati perkara narkoba,
yaitu Marco Archer Cardoso Moreira dari Brasil dan Namaona Denis dari Nigeria; serta dua
terpidana mati perkara pembunuhan, yaitu Gunawan Santoso dan Tan Joni.
Prasetyo menegaskan, pihaknya menghargai proses hukum. Jika PK terpidana mati itu sudah
resmi ditolak, kejaksaan akan melanjutkan ke aspek teknis untuk eksekusi. (ANA/IAN)

Laporan PPATK Belum


Dimanfaatkan Maksimal
JAKARTA, KOMPAS Hasil kerja Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
berupa laporan hasil analisis dan laporan hasil pemeriksaan belum dimanfaatkan secara
maksimal oleh institusi penegak hukum. Padahal, laporan PPATK tersebut bisa dipakai
sebagai bahan untuk mengusut tindak pidana pencucian uang.
Berdasarkan data PPATK, sejak berdiri tahun 2003 hingga akhir 2014, PPATK telah
menyerahkan total 2.840 laporan hasil analisis (LHA) dan laporan hasil pemeriksaan (LHP)
kepada Polri, Kejaksaan Agung (Kejagung), Komisi Pemberantasan Korupsi, Badan
Narkotika Nasional, dan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan.
LHA dan LHP merupakan laporan yang menguraikan aliran dana dari sejumlah transaksi
keuangan mencurigakan milik seseorang atau beberapa orang. Transaksi keuangan dicurigai
apabila tidak sesuai profil pendapatan si pemilik rekening. Transaksi tersebut dicurigai
sebagai upaya pencucian uang yang dananya bisa berasal dari korupsi atau tindak pidana lain.
Dari 2.840 LHA dan LHP, yang direspons atau ditindaklanjuti penegak hukum sebanyak
1.249 laporan atau 43,3 persen. Selebihnya didiamkan saja. Dari laporan yang
ditindaklanjuti, hanya 125 laporan yang menjadi kasus pidana pencucian uang dan diputus
pengadilan. Sebagian besar kasus tersebut terkait dengan perkara korupsi dan narkotika.
Kepala PPATK Muhammad Yusuf di Jakarta, Rabu (31/12), mengatakan, LHA dan LHP
yang disampaikan kepada penegak hukum umumnya mengandung indikasi tindak pidana.
Namun, laporan PPATK itu tidak bisa dilanjutkan ke pengadilan karena penegak hukum
kesulitan mencari tindak pidana asalnya.
Oleh karena itu, supaya tidak mubazir, PPATK akhirnya mengirim laporan itu kepada Ditjen
Pajak. Harapannya, jika tidak bisa diusut tindak pidananya, setidaknya dana mencurigakan
tersebut bisa dikenai pajak. Sebab, dana gelap itu tidak pernah dilaporkan sebagai kekayaan
atau penghasilan sehingga luput dari pajak.
Dari LHA dan LHP yang diserahkan kepada Ditjen Pajak, negara bisa mendapat tambahan
pajak sekitar Rp 2,06 triliun.
Menurut Yusuf, ada 45 LHA yang menyangkut kepala daerah dengan rincian 26 bupati, 12
gubernur, 1 istri gubernur, 2 wakil bupati, 1 wakil gubernur, 2 wali kota, dan 1 anak bupati.
Selain itu, terdapat 8 LHP, yakni 2 gubernur dan 6 bupati.
Kejagung berhati-hati

Meski data dari PPATK mengenai rekening gendut beberapa kepala daerah dalam bentuk
LHP, Kejagung masih berhati-hati untuk menaikkan ke tingkat penyidikan. Alasannya, belum
ada yang disidik karena masih harus diteliti dan kejaksaan harus jeli mendalami laporan
tersebut.
Kepala Sub-Direktorat Penyidikan Tindak Pidana Khusus Jampidsus Kejagung Sarjono Turin
tak menampik, dari LHP yang diserahkan PPATK, terdapat indikasi pidana. Akan tetapi,
pidana yang dimaksud dapat berupa korupsi atau tindak pidana lain. Itu yang perlu
diselidiki, ujar Sarjono di Jakarta, Kamis. (FAJ/IAN)

DPR Terbelah soal Pilkada


KPU Berjalan Sesuai Aturan
JAKARTA, KOMPAS DPR belum satu suara soal pemilu kepala daerah serentak.
Sebagian berpendapat pilkada digelar tahun 2015 dan 2018 sesuai Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014. Ada juga yang mengusulkan perubahan
jadwal agar pilkada lebih berkualitas.
Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Saan Mustopa, mengusulkan perubahan
jadwal pilkada serentak karena partai politik memiliki waktu yang terlalu pendek jika pilkada
tetap digelar tahun 2015. Menurut Saan, Komisi II baru mulai membahas Perppu No. 1/2014
tentang Pilkada pertengahan Januari sehingga pengambilan keputusan paling cepat Februari.
Kalau 2015, berarti Februari sudah pendaftaran bakal calon. Jadi, begitu perppu diputus,
parpol harus langsung mengajukan calon. Padahal, parpol tentu membutuhkan persiapan
untuk memilih nama-nama yang berkualitas untuk diajukan sebagai bakal calon, katanya.
Ia menambahkan, pilkada serentak tahap kedua pada 2018 juga kurang tepat karena terlalu
dekat dengan penyelenggaraan pemilu legislatif dan pemilu presiden 2019. Selain itu, banyak
kepala daerah yang mengakhiri masa jabatan pada 2016, 2017, dan 2018 sehingga digantikan
oleh penjabat terlalu lama.
Kalau bagi saya pribadi, akan lebih baik jika pilkada 2015 diundur menjadi tahun 2016 dan
pilkada 2018 ditarik ke tahun 2017, kata Saan.
Namun, proses perubahan jadwal tersebut bakal memakan waktu lama. Pasalnya, pemerintah
atau DPR harus segera mengajukan rancangan revisi begitu Perppu Pilkada disahkan menjadi
undang-undang.
Saan mengusulkan agar DPR, pemerintah, dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) duduk
bersama membahas jadwal pilkada serentak dan payung hukumnya. Ia menilai, perubahan
jadwal bisa dilakukan dengan mengubah Perppu Pilkada melalui revisi materi yang telah
disepakati DPR dan pemerintah.
Pendapat berbeda disampaikan anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB), Abdul Malik Haramain. PKB lebih setuju dengan jadwal pilkada serentak
yang diatur dalam Perppu Pilkada, ujar Haramain.
Menurut Haramain, waktu sembilan bulan relatif cukup bagi parpol untuk menyiapkan calon
kepala daerah dan saat ini saja mereka sudah bersiap mendaftarkan calon ke KPU. Haramain

menilai, KPU sudah berpengalaman menyelenggarakan pilkada sejak tahun 2005 sehingga
penerapan Perppu Pilkada tidak akan berpengaruh banyak.
Anggota Komisi II dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, M Arwani Thomafi,
menambahkan, KPU sudah siap melaksanakan pilkada serentak tahun 2015 dengan
menyiapkan sejumlah rancangan peraturan. Dalam RDP (rapat dengar pendapat) bulan lalu,
KPU sudah menyampaikan, pada prinsipnya mereka sudah siap, ucap Arwani.
Bukan kewenangan KPU
KPU memilih tetap mempersiapkan diri menyelenggarakan pilkada serentak sesuai Perppu
No 1/2014. KPU tidak dapat mengundurkan jadwal pilkada serentak 2015 menjadi 2016
karena bukan kewenangannya.
Komisioner KPU, Hadar N Gumay, mengatakan, jadwal pemungutan suara pilkada serentak
sesuai rancangan peraturan KPU jatuh pada 16 Desember 2015. Kami harus menjalankan
sebatas perppu, kata Hadar.
Ia menyatakan, kewenangan merevisi jadwal pilkada serentak berada di tangan DPR. Saat
DPR memutuskan menerima dan mengesahkan Perppu Pilkada menjadi undang-undang,
jalan untuk merevisinya segera menjadi lebih terbuka.
KPU memperkirakan, tahapan pertama dalam pilkada, yaitu pendaftaran bakal calon, akan
digelar pada Februari 2015. Dalam uji publik tiga rancangan peraturan KPU, perwakilan
parpol menganggap jadwal pilkada serentak menyulitkan mereka untuk konsolidasi (Kompas,
31/12/2014).
Mereka juga mengeluhkan persyaratan hanya parpol atau koalisi parpol pemilik sedikitnya 20
persen kursi DPRD atau 25 persen akumulasi perolehan suara sah untuk DPRD yang boleh
mengajukan calon.
Parpol mengusulkan agar dalam pendaftaran bakal calon, mereka lebih dibebaskan. Mereka
berpandangan, tahapan ini juga membutuhkan waktu untuk bisa berdialog satu sama lain
antarparpol agar bisa menentukan bakal calon yang akan diajukan, kata Hadar.(NTA/AMR)

Presiden Angkat Agus


Sebagai Kepala Staf TNI AU
Oleh: Andy Riza Hidayat

JAKARTA, KOMPAS Presiden Joko Widodo melantik Marsekal Madya Agus Supriatna
menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara. Agus yang lahir di Bandung, 28 Januari 1959,
pada Rabu lalu dilantik sebagai Kepala Staf Umum Mabes TNI. Dalam karier militernya,
Agus pernah menjabat sebagai Panglima Komando Operasi 2 TNI AU dan menjabat sebagai
Wakil Inspektorat Jenderal Mabes TNI.
Pelantikan Agus digelar di Istana Negara, Jumat (2/1) mulai pukul 14.15. Agus dilantik
menggantikan Kepala Staf TNI AU sebelumnya, Marsekal Ida Bagus Putu Dunia. Hari ini
juga Presiden memberhentikan dengan hormat Ida Bagus Putu Dunia disertai ucapan terima
kasih atas jasa-jasanya saat menjalankan tugas sebagai Kepala Staf TNI AU.
Saat prosesi pelantikan, Presiden Joko Widodo menanyakan apakah Agus bersedia diambil
sumpah sebagai Kepala Staf TNI AU. Harap Saudara mengikuti kata-kata saya. Bahwa saya
tidak akan memberi atau menyanggupi sesuatu kepada siapa pun juga. Bahwa saya tidak akan
menerima hadiah, atau suatu pemberian berupa apa saja, dari siapa pun juga, yang saya tahu
atau patut dapat mengira, bahwa ia mempunyai hal yang bersangkutan dengan jabatan saya,
demikian penggalan sumpah yang dibacakan Joko Widodo.
Rangkaian kata-kata sumpah jabatan yang disampaikan Presiden diikuti oleh Agus dari awal
hingga akhir. Seusai acara, Agus menyatakan syukur atas pelantikannya sebagai Kepala Staf
TNI AU. Agus siap memperkuat pertahanan udara di wilayah teritorial RI.
Memperbanyak radar
Penguatan pertahanan itu dilakukan, antara lain, dengan memperbanyak dan memperbarui
radar-radar TNI AU.
Perlu pengawasan lewat radar untuk memantau pergerakan pesawat asing yang masuk ke
Indonesia. Pemantauan lewat radar memudahkan tindakan aparat di udara, kata Agus.
Selain memperkuat pertahanan, TNI AU juga bertekad membantu penanganan bencana alam
yang kerap melanda Indonesia. Kami siap membantu jika terjadi bencana sewaktu-waktu.
Hal seperti ini sudah beberapa kali kami lakukan, kata Agus.

Begitu pula dengan bencana jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501. Bantuan TNI AU terus
diberikan hingga penanganan evakuasi dan pencarian bangkai pesawat selesai dilakukan. Dia
berharap, pasukan TNI dapat membantu pengangkatan kotak hitam sehingga misteri jatuhnya
pesawat segera diketahui.
Hadir dalam pelantikan ini sejumlah menteri Kabinet Kerja, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan
pejabat tinggi negara.

Cuaca Buruk Masih Jadi


Hambatan
Oleh: Bayu Dwi Radius

PANGKALAN BUN, KOMPAS - Cuaca buruk masih menjadi hambatan untuk mencari
pesawat AirAsia QZ 8501 yang jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin
Barat, Kalimantan Tengah, Jumat (2/1). Angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan
menjadi kendala.
Data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pangkalan
menyebutkan, kecepatan angin mencapai 27 knot dari arah barat dan tinggi gelombang
mencapai 4 meter. Sejumlah gumpalan awan tebal terpantau menuju ke arah timur.
Sementara itu, jarak pandang sekitar 3 kilometer. Hujan juga berpotensi terjadi di lokasi
pencarian. Hujan turun selama sekitar 30 menit sejak pukul 07.00.
Menurut Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Iskandar Pangkalan Bun Letnan Kolonel
Jhonson Simatupang, jarak pandang tidak terlalu menjadi masalah, tetapi angin kencang
menghambat penerbangan helikopter. Helikopter punya keterbatasan. Di Lanud Iskandar
ada lima helikopter. Hari ini ada tambahan dua helikopter dari Amerika Serikat, katanya.
Cuaca pada evakuasi pada hari keempat ini sangat tidak bersahabat. Hujan deras dan
gelombang tinggi menghadang proses pengambilan jenazah ataupun proses pencarian.
Nakhoda Kapal TG Ocean Rider 14 Ade Irawan menuturkan, pengambilan jenazah memakan
waktu dua jam lebih. Ombak setinggi 3 meter, ditambah angin kencang, membuat proses
semakin sulit. Tapi, berkat usaha yang terus-menerus korban dapat dievakuasi, kata Ade.
Hingga Jumat (2/1), hari keenam pencarian pesawat yang hilang kontak pada Minggu (28/12)
itu, sebanyak 10 jenazah telah dievakuasi. Delapan jenazah telah berada di Surabaya untuk
diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur. Tiga di
antaranya telah diidentifikasi, yakni Grayson Herbert Linaksita, Khairunnisa Haidar Fauzi,
dan Kevin Alexander Soetjipto. Khairunnisa adalah salah satu kru pesawat AirAsia.
Tim DVI Polda Jawa Timur masih kekurangan data DNA guna proses identifikasi korban
pesawat AirAsia QZ 8501. Mereka meminta pihak keluarga dari para penumpang untuk
segera menyiapkan data tersebut untuk mempercepat proses identifikasi.

Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan, dari 162
orang yang berada di pesawat itu, masih satu lagi data antemortem yang belum diperoleh,
yakni data kopilot Remi Emmanuel Plesel, warga negara Perancis.
Untuk data sampel DNA, Tim DVI Polda Jawa Timur sudah mengumpulkan sebanyak 107
sampel sehingga masih ada kekurangan sebanyak 55 sampel. Oleh karena itu, kami
membuka kepada seluruh keluarga untuk segera datang dan diambil sampel DNA-nya, kata
Awi, Kamis (1/1) malam, di Surabaya.
Terkait data Remi Emmanuel Plesel, kondisi keluarga yang jauh di Perancis menjadi kendala.
Pihak DVI pun sudah menghubungi Kedutaan Besar Perancis di Indonesia untuk
menyampaikan informasi tersebut.
Data antemortem atau data semasa hidup merupakan data berupa sidik jari, foto, atau tanda
khusus yang biasanya dimiliki atau dikenali pihak keluarga. Data ini nantinya dicocokkan
dengan data postmortem (data setelah meninggal) dari jenazah yang ditemukan.
Sementara data DNA sangat efektif untuk mengenali identitas jenazah yang ditemukan.
Sampel DNA dari pihak keluarga harus diambil dari anggota keluarga yang segaris.
Misalnya, sampel orangtua segaris dengan anak-anaknya. Sampel DNA seorang suami tidak
dapat dicocokkan dengan sampel DNA istri karena tidak segaris. (EDN/JAL/DEN/ODY)

Akhir Pengabdian Ibunda


Naura
HUJAN deras mengiringi kedatangan peti jenazah Hayati Lutfiah Hamid (37) di rumah duka
Jalan Nala 16, Desa Sawotratap, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur,
Kamis (1/1) petang. Keluarga, kerabat, dan tetangga yang telah menunggu sejak pagi
langsung menyambut dengan menggelar shalat jenazah.
Seusai dishalatkan, jenazah istri Djoko Suseno (42) ini langsung diberangkatkan menuju ke
tempat pemakaman umum desa itu, tanpa peti dibuka. Namun, karena liang lahat yang sudah
disiapkan sejak pagi dipenuhi air hujan, pemakaman tertunda beberapa menit.
Erna Susiati (46) memilih duduk di teras rumah duka saat jenazah dimakamkan. Ia tak kuasa
melihat adik iparnya memasuki tempat persemayaman terakhir. Air matanya mengering
karena terkuras habis lima hari belakangan ini sejak mendapat kabar pesawat AirAsia
bernomor penerbangan QZ 8501 hilang kontak.
Saya sudah tidak mampu apa-apa lagi. Masih ada tiga lagi keluarga kami yang sampai
sekarang belum diketahui nasibnya. Hanya satu doa saya, semoga ada keajaiban Tuhan
sehingga mereka selamat, ujarnya.
Hayati merupakan salah satu dari 155 penumpang pesawat AirAsia QZ 8501 yang mengalami
kecelakaan di perairan Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah,
Minggu (28/12) pagi. Jenazah Hayati termasuk yang ditemukan lebih cepat.
Bahkan, jenazah Hayati paling mudah diidentifikasi karena di tubuhnya ditemukan kartu
identitas. Kepastian identitas itu diperkuat dengan pencocokan DNA saudara kandung, yakni
kakaknya, Farid, serta alat bukti lainnya, seperti rambut, sisir, baju, dan sepatu milik korban.
Data sekunder
Jenazah Hayati, menurut Komisaris Besar Budiyono, Ketua Tim Identifikasi Korban Bencana
(DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur, dipastikan bukan melalui sidik deoxyribonucleic
acid (DNA). Hayati sudah dapat dipastikan melalui data sekunder antemortem, yakni
perhiasan kalung dengan inisial namanya, sidik jari, bekas operasi sectio, kartu identitas, dan
tampakan visual lainnya. Melalui itu, tim sudah mendapat keyakinan yang kuat dan dapat
memutuskan identitasnya.

Budiyono menjelaskan, pihakya sudah menambah fasilitas pemeriksaan DVI di RS


Bhayangkara, Surabaya, untuk menampung korban dalam jumlah besar sehubungan dengan
kecelakaan pesawat maskapai AirAsia.
Kami menyiapkan tim untuk bekerja paralel di 15 meja otopsi, dan juga sudah
mengembangkan kapasitas alat pendingin untuk penyimpanan jenazah hingga 200 jenazah
sekaligus. Kami siap kapan saja jika jenazah dalam jumlah banyak tiba. Tim DVI bekerja
sama dengan sejumlah rumah sakit dan beberapa fakultas kedokteran perguruan tinggi di
Indonesia, kata Budiyono.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf menyatakan senantiasa
memprioritaskan penyampaian perkembangan proses penelitian identitas terlebih dahulu
kepada keluarga penumpang sebelum disampaikan kepada media. Polisi bekerja dengan
standar ICPO-Interpol (International Criminal Police Organization) untuk dijadikan standar
bagi kepastian hukum sehingga proses pemeriksaan dan pencarian identitas jenazah
dilakukan dengan standar ilmiah yang ketat.
Senang
Hayati menumpang pesawat AirAsia bersama suaminya, Djoko Suseno; anaknya, Naura
Kanita Rosada (10); dan ibu mertuanya, Soemamik Saeran (64). Djoko dan keluarganya
tinggal di rumah mereka di Kota Surabaya, sedangkan Soemamik Saeran tinggal di Sawo
Tratap, Kabupaten Sidoarjo.
Hayati dikenal sebagai istri solehah. Ia menjadi ibu rumah tangga yang andal mengurus
Naura dan suaminya. Ia selalu memberikan dukungan penuh kepada Djoko, yang menjadi
guru Olahraga di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Ulum, Kecamatan Waru, Kabupaten
Sidoarjo.
Hayati sangat senang saat Djoko bermaksud mengajak ibundanya, Soemamik Saeran, yang
biasa dipanggil Mamik, berlibur ke Singapura dan menikmati pergantian Tahun Baru di sana.
Hayati tahu suaminya sangat berbakti dan ingin menyenangkan ibundanya yang sudah
bekerja keras membesarkan empat anaknya, salah satunya Djoko. Apalagi Saeran, suami
Mamik, sudah meninggal.
Adik saya anak kedua dari empat bersaudara. Dia memang sangat sayang sama Ibu dan
sudah lama ingin menyenangkan hati Ibu. Karena itu, saat dia punya rezeki, diajak Ibu
berlibur, kata Erna.
Maskur (52), suami Erna, menambahkan, selain mengajak keluarga dan ibunya, Djoko
awalnya juga mengajak dua keponakannya, Roby Ardiansyah (20) dan Rizky Ramadhan
(23). Namun, karena kedua mahasiswa ini ada kegiatan di kampus, rencana liburan
dibatalkan.
Mereka sudah didaftarkan di travel dan menurut rencana berangkat bersama. Mungkin
Tuhan berkehendak lain, kata Maskur, yang merupakan ayah Roby dan Rizky.

Maskur bercerita, keluarganya tidak pernah mendapat pemberitahuan apa pun dan dari pihak
mana pun sehubungan dengan kecelakaan AirAsia itu. Dia mencari sendiri informasi tentang
keluarganya, dengan mendatangi posko crisis center di Bandara Juanda, Surabaya, Minggu.
Saat jenazah penumpang pesawat ditemukan, keluarga juga tidak dihubungi. Mereka kembali
proaktif mendatangi posko di Markas Polda Jawa Timur setelah mendapat informasi dari
media massa yang menyebut nama Hayati.
Sesuai dengan identitasnya, Hayati beralamat di Kelurahan Peneleh, Surabaya. Agen travel
yang memberangkatkan juga beralamat di Surabaya, tepatnya Kelurahan Tegalsari.
Suaminya, Djoko, sedang melakukan proses pindah alamat dari Desa Sawotratap di Sidoarjo
ke Kelurahan Ketintang di Surabaya. Hanya Soemamik yang beralamat di Desa Sawotratap.
Keluarga sepakat memakamkan Hayati di sini karena pertimbangan suami dan anaknya.
Oleh karena itu, kami berharap proses perizinan dipermudah karena ini musibah, ucap
Maskur.
Hingga malam ini sudah delapan jenazah penumpang pesawat AirAsia yang dibawa ke RS
Bhayangkara. Jenazah akan diidentifikasi dengan cara mencocokkan antemortem dan
postmortem, bisa DNA atau sidik jari.
Ada ratusan keluarga penumpang dan kru pesawat yang tengah menanti proses identifikasi.
Mereka diliputi perasaan tak keruan dan bercampur aduk seperti bingung, cemas, takut, dan
juga lelah. (Runik Sri Astuti/Dody Wisnu Pribadi)

Tantangan Melacak
Keberadaan Kotak Hitam
PENEMUAN jasad penumpang AirAsia QZ 8501 di beberapa lokasi di perairan Selat
Karimata dan Laut Jawa merupakan indikasi berarti untuk menemukan badan pesawat,
terutama bagian ekor tempat kotak hitam terpasang. Kotak hitam merupakan target pencarian
penting untuk mengungkap penyebab musibah jatuhnya pesawat jenis Airbus A320 seri 200
itu.
Pencarian badan pesawat dan kotak hitam, bukan hanya oleh Kapal Riset Baruna Jaya I milik
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), melainkan juga tim dari Singapura,
menggunakan sistem detektor sinyal dari kotak hitam yang disebut underwater beacon
detector.
Kapal riset BJ I, menurut Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam BPPT
Ridwan Djamaluddin, mencari badan pesawat dengan multi-beam echo
sounder dan side scene sonar. Kapal riset itu juga memiliki sistem detektor yang dimiliki tim
Singapura.
Sinyal akustik dengan frekuensi tertentu akan terpancar dari kotak hitam. Untuk tiap kelas
pesawat, ditetapkan rentang frekuensi sinyal berbeda. Pesawat besar sekelas Boeing dan
Airbus memiliki rentang 10-20 kilohertz. Suara yang dipancarkan terputus-putus berselang
beberapa detik. Dengan detektor yang dilengkapi hidrofon sinyal dari kotak hitam akan
terdengar bunyi ping... ping... ping.., ujar Dwi Susanto, Profesor Riset dari Universitas
Maryland, AS. Pakar ilmu kelautan dan atmosfer ini sebelumnya peneliti di BPPT.
Pada pencarian kotak hitam, kata Dwi, kemungkinan akan terkendala gangguan sinyal lain,
mengingat banyak kapal beroperasi di Selat Karimata dan Pulau Jawa untuk mencari korban
dan puing pesawat.
Pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 ini juga melibatkan tim SAR dari Malaysia, Korea
Selatan, Australia, dan Amerika Serikat. Total ada 30 kapal dan 21 pesawat yang dikerahkan.
Teknologi AS
Sementara itu, sistem pelacak kotak hitam milik AS adalah Towed Pinger Locator (TPL),
yang antara lain TPL-25 yang digunakan dalam pencarian MH370. Sistem ini ditambatkan
pada bagian belakang kapal dan ditarik sepanjang jalur yang ditentukan. Bersamaan dengan

itu, digantungkan hidrofon yang dapat dijulurkan hingga 6.000 meter di bawah permukaan
laut.
Kapal akan bolak-balik di area yang ditetapkan dengan kecepatan 5,6 km per jam. Dalam
sehari, daerah yang terlacak 388,5 km persegi. Pada jarak 1,6 km dari kapal, sinyal dari kotak
hitam dapat tertangkap.
Angkatan Laut AS telah menggunakan TPL-25 sekitar 20 tahun terakhir untuk menemukan
kotak hitam dari pesawat komersial ataupun militer. Kotak hitam yang berhasil ditemukan
antara lain dari pesawat TWA 800 yang meledak dan tenggelam di Samudra Atlantik pada 17
Juli 1996 hingga menewaskan 230 orang.
Keberhasilan penemuan kotak hitam juga ditentukan oleh ketahanan baterai yang membuat
unit pemancar sinyal akustik dalam kotak itu tetap aktif. Umumnya, baterai kotak hitam dapat
bekerja hingga 30 hari.
Selain teknologi barat, Tiongkok pun mulai merintis pembuatan alat pelacak kotak hitam.
Tiongkok memiliki kapal, antara lain, Haixun-01 yang dilengkapi sistem akustik atau sonar.
Kemampuan deteksinya hingga kedalaman 5.000 meter. Alat survei maritim itu dioperasikan
Donghai Navigation Safety Administration di bawah Kementerian Perhubungan Tiongkok.
Lewat teknologi maju itu dapat ditangkap sinyal ping dari kotak hitam. Data sinyal ini lalu
dianalisis untuk memverifikasi konsistensi sinyal itu dengan dua sub-unit di dalam kotak
hitam, yaitu flight data recorder dan cockpit voice recorder.
Robot detektor
Keterlibatan beberapa negara itu mengulang peristiwa pencarian MH370 pada Maret hingga
April 2014 di Selat Malaka dan Samudra Hindia.
Selain sistem detektor yang terpasang di kapal, digunakan pula wahana bawah laut yang
beroperasi otomatis atau autonomous underwater vehicles (AUV). Robot ini di antaranya
dimiliki Singapura, Australia, dan AS. Wahana buatan AS yang dinamai Bluefin-21 mampu
beroperasi di laut dalam. Pada pencarian MH370 beberapa bulan lalu, AUV ini dibawa kapal
AL Australia Ocean Shield.
Wahana ini memainkan peranan penting dalam mencari lokasi hilangnya pesawat jet milik
Air France tahun 2011. Penemuan ini dua tahun berselang setelah kecelakaan di Samudra
Atlantik. Dengan AUV yang dilengkapi sistem sonar pemindai atau side-scan sonar turut
membantu menemukan pesawat itu di kedalaman 3.900 meter.
AUV atau drone dibuat para insinyur di Bluefin Robotics di galangan kapal Quincy
Massachusetts AS. Drone ini mampu menjelajah lautan untuk memetakan dasar laut yang
menjadi bagian riset oseanografi, eksplorasi migas, dan mendukung tujuan pertahanan AS.

Bluefin-21 telah dikerahkan untuk mencari MH370. Wahana ini panjangnya 7,5 m dan
berdiameter 0,5 m, menyerupai perahu berlambung datar. Bluefin digerakkan sebuah balingbaling di bagian ekor yang mengerucut.
Pada alat ini terdapat beberapa komponen dan sistem komunikasi, sistem kendali, dan
kompartemen penyimpan data. Muatan ini tahan terhadap tekanan ekstrem di laut dalam. Di
dalamnya terdapat sistem pengindera menggunakan kamera optik dan sonar pemindai.
Pada pencarian tubuh pesawat berikut kotak hitam, wahana seperti Bluefin-21 tidak akan
dilibatkan. Lebih banyak digunakan teknologi sonar untuk memindai kondisi bawah air
dalam perairan berkedalaman 30-35 meter.
Puluhan penyelam militer sudah bersiap sejak dua hari lalu. Namun, kesiapan mereka dan
kapal pencari masih terkendala cuaca buruk dengan gelombang lebih dari 3 m yang jelas
tidak aman bagi penyelaman dan pergerakan kapal pencari.
Selain itu, kondisi perairan berpotensi keruh yang disebabkan lantai perairan yang didominasi
lumpur dan pasir halus, sebagaimana dilaporkan BPPT. Itu jelas mengganggu
penglihatan. (YUNI IKAWATI)

Gaya Risma Meringankan


Beban Kerabat
BEBERAPA saat setelah segar lagi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (53) kembali
mendekati kerabat korban pesawat AirAsia QZ 8501 yang berdiri di depan jenazah di Rumah
Sakit Bhayangkara, Surabaya, di Markas Polda Jawa Timur, Kamis (1/1). Ia terus mengusap
punggung perempuan yang mengenakan busana muslim berwarna coklat itu.
Tak terlihat rasa lelah dari raut wajah Risma yang sore itu mengenakan batik didominasi
warna coklat meski sejak Minggu (28/12) hampir tanpa henti berada di crisis center Bandara
Juanda. Dia tak sekadar memberikan penghiburan kepada kerabat penumpang pesawat yang
terbang dari Surabaya ke Singapura dengan membawa 155 penumpang itu.
Tadi, Ibu Wali Kota sempat pingsan setelah berbincang dengan seorang kerabat penumpang
pesawat AirAsia QZ 8501, menjelang penyerahan salah satu jenazah. Ibu sempat jatuh dari
kursi, mungkin kecapekan juga, kata Kepala Bagian Umum Pemkot Surabaya Wiwik
Widiyati, setelah Risma siuman.
Faktor lain pingsannya Risma, yang langsung siuman setelah minum obat, itu mungkin agak
shock mendengar umpatan dari perempuan yang menuding Risma hanya mengurus
penumpang berstatus warga Surabaya dan mendapat bayaran dari perusahaan penerbangan
yang kena musibah itu.
Dia juga selalu menjadi incaran wartawan, baik lokal maupun asing, untuk dijadikan
narasumber karena memang bekerja, bukan tebar pesona. Semua penumpang diurus, bukan
hanya yang memiliki kartu tanda penduduk Surabaya. Ia berkoordinasi dengan bupati dan
wali kota Malang serta bupati Probolinggo. Saya infokan, ini ada warga Anda. Mari diurus
bersama sampai tuntas, tidak sekadar identifikasi data, tetapi juga pemakaman hingga surat
akta kematian dipermudah dan segera terbit, kata Risma.
Pada malam pergantian tahun, Risma masih membuka car free night dengan menyalakan lilin
dan berdoa untuk korban AirAsia QZ 8501 di Taman Bungkul, Surabaya. Ia baru
meninggalkan acara pukul 03.00.
Beberapa jam setelah itu, sekitar pukul 05.30, seperti kebiasaannya, Risma beranjak dari
rumah pribadinya di Taman Pondok Indah, Surabaya, meluncur ke Sumberejo memantau
genangan air akibat hujan deras. Ia lalu kembali ke Polda Jatim, mengikuti proses identifikasi
korban hingga penyerahan jenazah seorang penumpang AirAsia kepada keluarganya.

Bagi ibu dengan dua anak ini, banyak cara meringankan beban kerabat korban. Salah satu
yang bisa dilakukannya adalah urusan dokumen hingga pemakaman. Kepiluan kerabat pun
terkikis karena tak lagi dibebani harus mengurus dokumen sendiri, terutama yang menjadi
korban satu keluarga.
Prinsipnya semua urusan jadi mudah dan cepat. Visum pun tak butuh waktu lama. Tinggal
klik di komputer, jelas alamat rumah, siapa saja kerabat terdekat, nomor teleponnya.
Identifikasi data penumpang dilakukan sejak dini, begitu kata Risma dengan suara pelan.
(ETA)

Keselamatan Penumpang
Tak Bisa Ditawar
Oleh: Muhammad Bakir

Penyebab kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 belum dapat dipastikan. Secara resmi,
pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, masih menunggu hasil kerja
Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
Meskipun demikian, analisis dan prediksi soal mengapa pesawat yang hilang kontak dalam
penerbangan dari Surabaya ke Singapura itu mengalami kecelakaan sudah banyak
bermunculan.
Mereka itu bicara tanpa memegang data lengkap. Kami saja yang sudah punya data lengkap
tidak berani berspekulasi, ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Jumat (2/1), di Jakarta.
Menurut Jonan, prediksi atau analisis para pengamat itu sangat mungkin membingungkan
masyarakat luas. Namun, untuk mencegah orang tidak berspekulasi dengan berbagai analisis,
itu tidak mungkin.
Jonan sangat peduli terhadap keselamatan penumpang. Oleh karena itu, seluruh prosedur
keselamatan harus dipenuhi oleh semua operator. Hari ini, Jonan melakukan inspeksi
mendadak ke beberapa operator, seperti AirAsia, Garuda Indonesia, dan Lion Air, di Bandara
Soekarno-Hatta. Kehadiran mendadak tentu saja membuat kaget pejabat di masing-masing
operator.
Tidak hanya hadir di kantor operator, Jonan juga melihat langsung prosedur keselamatan
awak pesawat yang akan terbang. Jonan ingin memastikan semua prosedur penerbangan
ditempuh oleh operator. Ia melihat apakah flight operation officer melakukan tugas dengan
benar atau tidak.
Di kantor pusat AirAsia, misalnya, Jonan berdiskusi panjang lebar dengan pilot yang hendak
bertugas. Ia bertanya apakah sang pilot memegang prediksi cuaca dari BMKG untuk
menerbangkan pesawat.
Diskusi lalu berlanjut ke soal dari mana manajemen AirAsia mendapatkan prediksi cuaca.
Bagaimana cara mengambilnya. Itu ditanyakan Jonan mengingat pilot AirAsia QZ 8501
kapten Irianto ternyata tidak memegang prediksi cuaca yang diterbitkan BMKG.

Mendapat jawaban bahwa manajemen mengunduh dari situs BMKG, Jonan kembali
bertanya. Kalau begitu, kenapa pukul 07.00 pada hari Minggu itu ada utusan AirAsia yang
mengambil berkas ramalan itu, tanya Jonan.
Manajemen AirAsia mengatakan, pengambilan itu hanyalah tradisi yang biasa dilakukan.
Jonan tidak puas atas jawaban tersebut, hingga akhirnya dia mengancam. Kalian jangan
melawan saya, ya, ujarnya.
Apa yang dilakukan Jonan sebetulnya bukanlah barang baru di dunia penerbangan. Ia hanya
ingin tahu dan memastikan apakah prosedur sudah dipenuhi atau tidak.
Tentu pemerintah sebagai pemegang otoritas ataupun masyarakat sebagai pengguna jasa tidak
ingin kecelakaan transportasi terus terjadi, apalagi jika akibat kecerobohan manusia.

Banjir di Aceh Cenderung


Dibiarkan
BANDA ACEH, KOMPAS Banjir di Aceh, terutama di pesisir timur Aceh, dua pekan
lalu, dinilai sebagai peristiwa berulang yang cenderung dibiarkan. Pemerintah setempat
dianggap tidak pernah serius mencari akar penyebab banjir dan membuat program untuk
meminimalkan peristiwa tersebut.
Hal itu diungkapkan pengajar Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, sekaligus anggota
Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia, Masimin, di Banda Aceh, Rabu (31/12).
Masimin mengatakan, banjir di Aceh, terutama di pesisir timur Aceh, bukan pertama kali
terjadi. Peristiwa tersebut selalu terjadi dalam interval tahunan, lima tahunan, dan sepuluh
tahunan. Namun, pemerintah dianggap tidak pernah serius menanggulangi masalah itu.
Sebagai gambaran, berdasarkan kajian Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian
Pekerjaan Umum pada 1972, terdata ada dua sungai besar di Aceh berstatus kritis karena
sedimentasi lumpur yang sudah melebihi ambang batas. Dua sungai itu adalah Krueng Aceh
di Aceh Besar dan Banda Aceh serta Krueng Jambo Aye di Aceh Utara. Kini, terdata 33
sungai atau hampir semua sungai besar di Aceh berstatus kritis.
Sungai besar yang kritis berpotensi menyebabkan banjir di lingkungan sekitar karena tidak
mampu lagi menampung air dari curah hujan tinggi ataupun limpasan dari kawasan hilirnya.
Ini artinya, pemerintah cenderung membiarkan banjir terus terjadi di Aceh. Tidak ada
penanganan serius terhadap sungai-sungai yang kritis itu, ujarnya.
Belum optimal
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Said Rosul mengatakan, pihaknya
telah memiliki tiga program kerja penanganan bencana, yakni sebelum bencana, ketika
bencana, dan setelah bencana. Hal itu dilakukan dengan cara sosialisasi dan simulasi untuk
penanganan sebelum bencana, upaya tanggap darurat ketika bencana, dan rehabilitasi setelah
bencana.
Namun, Said menyadari, tiga program tersebut belum berjalan dengan optimal. Itu karena
program tersebut membutuhkan biaya besar, sedangkan anggaran BPBD Aceh terbatas.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyatakan, pihaknya menyadari bahwa musibah banjir dan
longsor di Aceh, terutama dalam dua bulan ini, akibat degradasi lingkungan. Untuk itu,
pihaknya telah mengeluarkan Moratorium Izin Usaha Pertambangan Mineral, Logam, dan
Batubara di Aceh sejak 30 Oktober 2014 hingga dua tahun ke depan. (DRI)

Meningkat, Aktivitas
Tangkubanparahu
16 Juta Meter Kubik Material Merapi
Mengarah ke Magelang
BANDUNG, KOMPAS Peningkatan aktivitas Gunung Tangkubanparahu, Jawa
Barat, pada awal tahun 2015 ini menunjukkan pola berbeda dibandingkan dengan
sebelumnya. Kali ini, peningkatan jumlah gempa vulkanik diikuti dengan banyaknya
gempa low frequency yang ikut memengaruhi eskalasi energi kumulatifnya.
Hal itu menunjukkan peningkatan aktivitas Gunung Tangkubanparahu. Biasanya,
peningkatan energi kumulatif seperti ini diikuti letusan, tetapi kali ini belum, kata Kepala
Subbidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat di Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Hendra Gunawan, di Bandung,
Kamis (1/1).
Sehari sebelumnya, PVMBG menaikkan status Tangkubanparahu dari Aktif Normal menjadi
Waspada. Semua aktivitas wisatawan dan masyarakat dilarang dilakukan dalam radius 1,5
kilometer dari Kawah Ratu, kawah utama di gunung itu.
Kami akan terus melakukan pengamatan ketat agar perkembangan aktivitas gunung bisa
terus terpantau, kata Hendra.
Sejauh ini, peringatan PVMBG dipatuhi ribuan pengunjung yang hendak berwisata di sekitar
kawah Tangkubanparahu. Dibantu polisi, pengelola kawasan wisata Tangkubanparahu
melarang pengunjung naik ke puncak. Batas aman yang diizinkan hanya hingga Pos
Pengamatan Gunung Tangkubanparahu, berjarak 1,5 kilometer dari kawah.
Dadang (28), warga Soreang, Kabupaten Bandung, kecewa karena tidak bisa melihat kawah
Tangkubanparahu. Adapun Dian (35), warga Subang, Jawa Barat, memilih pulang saat
mengetahui kondisi Tangkubanparahu.
Dari Jambi, dilaporkan, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat menutup sementara jalur
pendakian ke Gunung Kerinci menyusul peningkatan aktivitas gempa embusan dan vulkanik
sepekan ini. Pendakian yang marak pada akhir tahun dialihkan ke Gunung Tujuh.
Pendakian Gunung Kerinci untuk sementara ditutup hingga waktu yang belum ditentukan,
ujar Arief Toengkagie, Kepala Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat, Kamis.

Menurut Arief, berdasarkan surat dari Pos Pengamatan Gunung Api Kerinci, status Gunung
Kerinci dipertahankan pada Level II atau Waspada karena tingginya gempa-gempa embusan
rata-rata 80 kali hingga 250 kali per hari. Secara visual, ketinggian asap bervariasi 50 meter
hingga 200 meter dari puncak gunung.
Hingga kemarin, di Gunung Kerinci masih dilakukan pencarian pendaki asal Bekasi, Jawa
Barat, Setiawan Maulana (22), yang hilang di gunung tersebut pada 27 Desember lalu.
Sebanyak 15 tim dikerahkan untuk menyisir jalur pendakian.
Material Merapi
Dari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dilaporkan, sisa material vulkanik yang masih ada
di kawasan puncak Gunung Merapi saat ini masih mencapai 60 juta meter kubik. Dari jumlah
itu, sekitar 16 juta meter kubik di sisi barat berpotensi turun sebagai banjir lahar dingin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang Sujadi menyatakan hal
itu, Rabu lalu. Sebanyak 16 juta meter kubik material berpotensi membanjiri 10 sungai di
tujuh kecamatan di Kabupaten Magelang.
Sujadi mengatakan, puncak musim hujan diprediksi terjadi pada dasarian II Januari hingga
dasarian I Februari 2015. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, warga yang bertempat
tinggal di sekitar sungai segera meningkatkan kewaspadaannya.
Jika mulai turun hujan, menurut dia, warga harus bersiap-siap mengecek sendiri kondisi
puncak Merapi atau mencari informasi dari relawan. (CHE/EGI/ITA)

Premium Akan Dihapus


Perkecil Selisih Produksi, Pertamina
Optimalkan Sumber Daya
JAKARTA, KOMPAS PT Pertamina (Persero) menyatakan siap menghapus premium
dan beralih ke pertamax dalam waktu dua tahun. Produksi pertamax dari kilang milik
Pertamina dapat dimaksimalkan hingga 1,6 juta barrel per hari melalui program
pengembangan kilang.
Penghapusan premium dan diganti dengan pertamax merupakan rekomendasi Tim Reformasi
Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi yang diketuai Faisal Basri.
Menurut Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hendardi, Pertamina sanggup memenuhi
permintaan pemerintah yang memberikan batas waktu penghapusan premium dan diganti
pertamax. Pertamina akan mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk memperkecil selisih
produksi premium dengan pertamax.
Saat ini, produksi premium dari kilang Pertamina adalah 6 juta barrel per bulan dan
pertamax 400.000 barrel per bulan. Jika kapasitas semua kilang Pertamina sudah
ditingkatkan, seluruhnya akan menjadi pertamax, kata Rahmad, Rabu (31/12), di Jakarta.
Kemampuan Pertamina, tambah Rahmad, akan meningkat seiring selesainya program
pengembangan kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP Program). Program itu
diharapkan selesai dalam lima tahun mendatang dengan produksi 1,6 juta barrel bahan bakar
minyak (BBM) jenis pertamax.
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, selama dua tahun itu,
Pertamina diharapkan mampu mempercepat pembangunan kilang, tempat penyimpanan, dan
pemerataan distribusi BBM di seluruh Indonesia. Pemerintah menginginkan Pertamina
sebagai pemain tunggal RON 88 (premium) lebih efisien kinerjanya sehingga mampu
bersaing secara sehat ketika mulai memproduksi dan menjual RON 92 (pertamax).
Lebih baik
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menyatakan telah menerima dan
membicarakan rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi.
Pemerintah bersama Pertamina dan pemegang saham menyetujui rekomendasi tersebut.
Alasannya, peralihan dari RON 88 ke RON 92 akan membuat mutu BBM lebih baik dan
dapat menumbuhkan persaingan sehat.

Oleh karena itu, Pertamina diberi waktu selambat-lambatnya dua tahun untuk menyiapkan
diri agar RON 88 bisa ditinggalkan dan beralih ke RON 92. Dengan demikian, tidak perlu
ada yang dikhawatirkan karena rekomendasi kami terima dengan baik, ujar Sudirman.
Rekomendasi peralihan premium ke pertamax itu dilandasi pertimbangan ketergantungan
Indonesia terhadap premium sehingga rawan penyelewengan. Indonesia adalah satu-satunya
pengguna premium di Asia Tenggara. Padahal, produsen premium tidak banyak.
Indonesia satu-satunya pembeli bensin RON 88 dan tidak memiliki kuasa sedikit pun dalam
proses penentuan harga. Sistem itu membuka peluang terjadi kartel di tingkat penjual.
Berbeda jika Indonesia menggunakan bensin RON 92 yang ketersediaannya banyak dan
pembelinya besar sehingga tercipta harga yang lebih transparan dan kompetitif, kata Faisal
Basri saat mengumumkan rekomendasi penghapusan premium untuk beralih ke pertamax
(Kompas, 22/12).
Terkait dengan program RDMP, Pertamina menandatangani nota kesepahaman dengan tiga
perusahaan asal Arab Saudi, Tiongkok, dan Jepang senilai 25 miliar dollar AS. Namun,
belum ada kesepakatan mengenai sumber dananya.
Selain program RDMP, Pertamina juga berencana membangun kilang baru sesegera
mungkin. Menurut rencana, ada 2-3 unit kilang baru yang akan dibangun dengan kapasitas
masing-masing 350.000 barrel per hari. (APO/HEN)

Pemerintah Harus Hati-hati


Inflasi 2015 Bisa Kembali ke Target 3-5
Persen
JAKARTA, KOMPAS Pemerintah tidak boleh lepas tangan kendati bahan bakar
minyak jenis premium tidak lagi disubsidi. Rencana pemerintah yang akan mengkaji
harga bahan bakar minyak setiap bulan harus dilakukan hati-hati agar tidak
menimbulkan gejolak di masyarakat.
Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha, Kamis (1/1), di
Jakarta. Menurut dia, pemerintah sudah sesuai jalur melalui kebijakan mengkaji harga bahan
bakar minyak (BBM) setiap bulan. Kajian itu diperlukan saat terjadi fluktuasi harga minyak
dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Pada 31 Desember 2014, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said
mengumumkan, premium (RON 88) diturunkan harganya dari Rp8.500 per liter menjadi
Rp7.600 per liter. Harga solar turun dari Rp7.500 per liter menjadi Rp7.250 per liter. Ada pun
harga kerosen Rp2.500.
Harga baru BBM tersebut berlaku sejak 1 Januari 2015 pukul 00.00. Menurut rencana, harga
itu akan dikaji setiap bulan.
Dalam menetapkan harga dasar BBM tersebut, pemerintah memakai penghitungan rata-rata
harga indeks pasar dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dengan kurs beli Bank
Indonesia. Periode penghitungannya tanggal 25 pada dua bulan sebelumnya hingga tanggal
24 bulan sebelumnya.
Jika harga minyak dunia melemah dibarengi melemahnya rupiah terhadap dollar AS,
dipastikan harga dasar akan melonjak. Seandainya lonjakannya sangat tinggi dan melampaui
daya beli, pemerintah harus campur tangan memberikan subsidi. Pemerintah tidak boleh
melepas harga bensin RON 88 pada mekanisme pasar sepenuhnya, kata Satya.
Satya mengingatkan pemerintah bahwa kebijakan pemberian subsidi tetap sebesar Rp1.000
per liter untuk solar tidak tercantum dalam APBN 2015. Menurut dia, kebijakan itu tidak ada
dasar hukumnya. Ia mengimbau, anggaran untuk subsidi tetap solar itu diajukan dalam
Rancangan APBN Perubahan 2015.
Sebelumnya, Sudirman Said mengatakan, pemerintah tidak menyerahkan sepenuhnya harga
premium kepada mekanisme pasar. Menurut dia, harga BBM dan gas bumi tetap diatur dan
ditetapkan pemerintah.

Secara terpisah, pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance
(Indef), Enny Sri Hartati, mengatakan, kebijakan baru itu membuat harga BBM tergantung
harga pasar. Artinya, jika harga minyak mentah dunia tinggi, harga BBM akan naik.
Sebaliknya, jika harga minyak mentah dunia turun, harga BBM juga turun.
Jika harga minyak mentah kembali naik, harga komoditas pangan akan turut naik. Apabila
harga minyak melonjak tinggi, bisa-bisa daya beli masyarakat akan turun karena tidak
mampu menjangkau harga komoditas yang naik tinggi. Hal ini yang harus dicermati
pemerintah, kata Enny.
Inflasi
Dihapuskannya subsidi untuk premium dan pemberian subsidi tetap untuk solar
menyebabkan deflasi pada Januari 2015. Inflasi pada 2015 juga akan kembali ke target
semula, yakni 3-5 persen.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menuturkan, langkah pemerintah
itu tepat untuk menyehatkan postur anggaran. Dalam jangka pendek, penurunan inflasi akan
dipengaruhi ongkos transportasi yang turun signifikan atau tidak. Namun, dalam jangka
menengah dan jangka panjang, kebijakan itu juga akan menurunkan inflasi karena harga
BBM mengikuti pergerakan harga minyak dunia, ujar Mirza, Kamis.
Kebijakan fiskal yang sehat adalah salah satu pilar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Ditambah kebijakan moneter yang hati-hati, sektor keuangan yang
sehat, dan kebijakan pemerintah yang pro-investasi, stabilitas ekonomi akan terjaga dalam
jangka panjang, ujar Mirza.
Inflasi memengaruhi pengambilan kebijakan BI tentang suku bunga acuan. Jika dalam
jangka menengah inflasi bisa turun, defisit fiskal turun, dan defisit neraca ekspor-impor
turun, suku bunga dan nilai tukar rupiah akan lebih stabil, kata Mirza. (APO/HEN/AHA)

Inflasi Melebihi Perkiraan


Oleh: Agustinus Handoko

JAKARTA, KOMPAS Inflasi pada Desember 2014 mencapai 2,46 persen sehingga
inflasi tahun ke tahun sepanjang 2014 mencapai 8,36 persen, melebihi proyeksi awal di
rentang 7,7-8,1 persen. Kenaikan harga bahan bakar minyak memberikan kontribusi
besar terhadap inflasi pada Desember dan akumulatif 2014.
Inflasi tahunan ini mendekati level inflasi tahunan pada 2013 yang mencapai 8,38 persen,
juga karena pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Juni 2013.
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin menjelaskan, dari 82 daerah yang menjadi tempat
survei indeks harga konsumen pada Desember 2014, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Merauke yang mencapai 4,53 persen. Adapun inflasi terendah terjadi di
Meulaboh, yakni 1,17 persen, kata Suryamin dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/1).
Menurut komponennya, inflasi pada Desember dipengaruhi oleh harga yang diatur
pemerintah, yakni mencapai 6,1 persen. Selain karena faktor penyesuaian harga BBM pada
November, tingginya inflasi komponen harga yang diatur pemerintah ini juga dipengaruhi
kenaikan tarif listrik yang berlangsung setiap dua bulan.
Adapun menurut kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terjadi pada transportasi,
komunikasi, dan jasa keuangan yang mencapai 5,55 persen dengan andil 1,06 persen. Masih
ada kenaikan tarif transportasi pada Desember sehingga memengaruhi kenaikan harga bahan
makanan dan makanan jadi, kata Suryamin.
Masih menurut kelompok pengeluaran, inflasi pada bahan makanan mencapai 3,22 persen
dan makanan jadi 1,96 persen. Inflasi tahunan 2014 dipengaruhi oleh 20 komponen utama.
Namun, tiga besar penyumbang inflasi terbesar sepanjang 2014 adalah premium yang
mencapai 1,04 persen, tarif listrik 0,6 persen, dan angkutan dalam kota 0,63 persen.
Sesuai perkiraan
Inflasi bulanan pada Desember itu sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia (BI) yang bisa
lebih besar dibandingkan dengan inflasi bulanan November. Gubernur BI Agus DW
Martowardojo menuturkan, faktor harga yang diatur pemerintah berpengaruh besar terhadap
inflasi bulanan Desember. Kontribusi kenaikan harga BBM memang cukup besar sesuai
proyeksi awal. Namun, ternyata ada komoditas lain yang ikut berpengaruh cukup besar
walaupun bobotnya kecil, kata Agus.

Pada Desember ternyata kontribusi cabai merah dan cabai rawit terhadap inflasi mencapai 0,4
persen. Perkembangan harga itu menyebabkan proyeksi inflasi pada minggu ketiga
Desember kemudian berubah ketika masuk ke minggu keempat, kata Agus.
Pengamat ekonomi Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengemukakan, tanpa ada
kenaikan harga BBM, inflasi pada Desember biasanya memang sudah tinggi. Inflasi yang
cukup besar pada Desember merupakan dampak lanjutan kenaikan harga BBM pada
November 2014.
Rata-rata inflasi pada Desember memang biasanya lebih tinggi dibandingkan Oktober dan
November karena ada musim liburan. Pada Desember juga masih ada kelanjutan kenaikan
ongkos transportasi, terutama taksi dan angkutan dalam kota, ujar Lana.
Masih berlanjut
Dampak kenaikan harga BBM pada November masih akan berlanjut hingga Januari 2014.
Setelah tiga bulan kenaikan harga BBM, biasanya inflasi sudah kembali normal.
Inflasi di Indonesia biasanya meningkat tajam ketika terjadi kenaikan harga BBM. Ini terjadi
karena hingga tahun 2014, Indonesia masih memberikan subsidi pada BBM. Jika subsidi
dikurangi, harga jual BBM akan naik dan mendorong inflasi. Ini bisa terlihat pada 2005,
2008, 2013, dan 2014.
Namun, per 1 Januari 2015, pemerintah memutuskan untuk mencabut seluruh subsidi BBM
jenis premium. Adapun solar masih mendapat subsidi tetap sebesar Rp1.000 per liter. Harga
premium menjadi Rp7.600 per liter dan harga solar menjadi Rp7.250 per liter. Pencabutan
seluruh subsidi premium dan pemberian subsidi tetap pada solar, menurut Deputi Gubernur
Senior BI Mirza Adityaswara, membuat inflasi akan lebih stabil dalam jangka panjang.
Dengan harga jual BBM yang mengikuti pergerakan harga minyak dunia, tidak akan ada
kejutan-kejutan lonjakan harga karena kenaikan harga BBM, kata Mirza.

Masih Ada yang Menganut


Ilmu Ajug
Oleh: Dedi Muhtadi

Provinsi Jawa Barat memiliki tiga pembangkit listrik tenaga air besar yang bersumber
dari Sungai Citarum. Secara interkoneksi, ketiga PLTA, yakni Saguling, Cirata, dan
Jatiluhur; mampu menerangi Pulau Jawa, Madura, dan Bali. Ironisnya, masih banyak
warga Jabar, terutama di pelosok, belum menikmati penerangan listrik.
Salah satunya, Desa Marguluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, di
pinggir Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata. Mereka seperti menganut
ilmu ajug, ke daerah lain menerangi, tapi kampungnya gelap gulita, ujar Ketua Asosiasi
Petani Ikan Cirata Agus Sudaya (42). Ilmu ajug, dalam pepatah Sunda, adalah orang yang
suka memberikan nasihat kepada orang lain, tetapi dia sendiri tidak melakukan.
Padahal, Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara di bawah pengelolaan PT
Pembangkitan Jawa Bali. PLTA ini berkontribusi terhadap penyediaan tenaga listrik pada
sistem interkoneksi Jawa-Bali melalui operasional PLTA Cirata 1.008 megawattt (8 x 126
MW). PLTA ini mampu memproduksi energi listrik murah dan ramah lingkungan sebesar
1.061 GWh per tahun.
Walau program listrik masuk desa sudah masuk di 5.321 desa di Jabar, hingga akhir
Desember 2014 rasio elektrifikasi baru 82,29 persen. Di Margaluyu, beberapa tiang listrik
sudah masuk ke desa, tetapi tidak semua warga menikmati penerangan. Sekitar 150 warga di
sisi waduk masih menggunakan lampu cempor (minyak tanah), ujar Asep Sulaeman, warga
Cirata, pertengahan Desember.
Tinggi-rendahnya rasio elektrifikasi di provinsi yang berpenduduk hampir 50 juta orang ini
tergantung dari komitmen masing-masing bupati/wali kota. Pada tahun 2014, Kabupaten
Purwakarta mencapai rasio elektrifikasi 99 persen. Dengan angka ini, Purwakarta sejajar
dengan DKI Jakarta.
Keberhasilan ini, selain dukungan dari pemprov yang membantu pemasangan listrik untuk
33.216 keluarga tidak mampu, juga kepedulian pemkab dalam hal kelistrikan. Di Jabar, ada
dua kabupaten yang paling memperhatikan masalah listrik untuk keluarga tidak mampu,
yakni Purwakarta dan Karawang.
Saya memberi apresiasi kepada Purwakarta. Secara sistematis sejak awal sampai akhir 2014,
Purwakarta menyelesaikan kelistrikan secara saksama, anggarannya terukur dengan baik,

kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat mencanangkan peningkatan rasio
elektrifikasi Jawa Barat di Desa Cibatu, Kabupaten Purwakarta, akhir Oktober lalu.
Masalah elektrifikasi di daerah, menurut Ahmad Heryawan, lebih sulit dibandingkan
perkotaan. Penyebabnya, antara lain, masih lemahnya perekonomian masyarakat serta belum
adanya jaringan listrik di kawasan terpencil.
Untuk daerah terpencil, pemprov membangun instalasi listriknya. Nanti PLN tinggal
menyambungkan. Kita juga buat minihidro, katanya.
Jika pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota menganggarkan dana untuk kelistrikan
Rp500 miliar per tahun, tahun 2018 Jabar bisa mencapai elektrifikasi 99 persen. Untuk listrik
bagi keluarga tidak mampu 2008-2014, Pemprov Jabar mengeluarkan Rp388,3 miliar.
Selama ini, Jabar yang jaraknya tidak jauh dari Ibu Kota tingkat elektrifikasinya lebih rendah
dibandingkan Provinsi Aceh yang sudah 95 persen.
Kiblat Jabar caang
Keberhasilan Purwakarta dalam menyelesaikan rasio elektrifikasi (pemasangan jaringan
listrik di tiap rumah tangga) menjadi kiblat Jabar caang (program penerangan Jabar). Warga
Purwakarta, tempat PLTA Jatiluhur dan Cirata, kini hampir seluruhnya menikmati
penerangan setelah Bupati Purwakarta meresmikan 43.850 satuan sambungan aliran listrik di
Desa Linggamukti.
Acih Suracih (65), warga Desa Linggamukti, Kecamatan Darangdan, Purwakarta, bersuka
cita setelah berpuluh tahun menunggu penerangan listrik di rumahnya yang berjarak beberapa
kilometer dari PLTA Jatiluhur. Kini kami tidak perlu menggunakan cempor lagi, ujarnya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, dari 299.000 rumah, tinggal 1 persen yang
belum tersambung listrik. Kendalanya, beberapa kampung itu terletak di seberang Waduk
Jatiluhur dan Cirata yang aksesnya sulit.
Untuk melakukan penyambungan listrik di perkampungan itu diperlukan sekitar 2.000 tiang
senilai Rp14 miliar. Tahun 2015 akan kami selesaikan semua menggunakan dana APBD.
Sekarang sudah kami selesaikan 43.850 dari target 35.000 satuan sambungan, ujar Dedi.
Pembangunan jaringan listrik pedesaan di wilayah Jabar, termasuk Banten, selama ini
tersendat karena PLN tidak memiliki anggaran untuk program itu. Padahal, dari sisi
pembangkit listrik, PLN tidak kekurangan karena hingga kini tersedia 27.000 unit
pembangkit yang cukup untuk memeratakan elektrifikasi ke seluruh pedesaan. Di lain pihak,
tidak banyak pemda yang memiliki komitmen tinggi mengembangkan listrik pedesaan.
Pemerintah pusat lewat APBN menganggarkan Rp60 miliar-Rp70 miliar per tahun untuk
jaringan listrik pedesaan di Jabar-Banten. Investasi PLN mencapai Rp2,5 triliun. Namun,
investasi PLN tidak bisa menjangkau pedesaan karena wilayah itu merupakan bidang sosial
yang merupakan tanggung jawab pemerintah daerah.

Strategi, Realisasi, dan


Peran Semua Pihak
MEMASUKI tahun 2015. Satu tahun lagi, Masyarakat Ekonomi ASEAN akan berlaku.
Pemangku kepentingan di Tanah Air harus bersiap menghadapi era terbukanya aliran barang,
jasa, modal, dan investasi di kawasan Asia Tenggara.
Kinerja penggarapan pasar Asia Tenggara diharapkan kian gemilang seiring kian dekatnya
pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Namun, faktanya, dalam satu tahun
terakhir ekspor non-minyak dan gas bumi (non-migas) dari Indonesia ke negara-negara
tetangga di Asia Tenggara justru turun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non-migas dari Indonesia ke
ASEAN pada periode Januari-Oktober 2014 sebesar 24,182 miliar dollar AS. Angka ini turun
3,87 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 yang mencapai 25,156
miliar dollar AS.
Penurunan nilai ekspor itu terjadi ke tiga negara yang selama ini disebut-sebut menjadi
pesaing utama Indonesia di kawasan ASEAN, yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Ekspor ke Singapura turun 3,09 persen, dari 8,672 miliar dollar AS pada Januari-Oktober
2013 menjadi 8,404 miliar dollar AS pada Januari-Oktober 2014.
Pada periode yang sama, ekspor ke Malaysia turun cukup tajam, sebesar 12,03 persen, yakni
dari 6,104 miliar dollar AS menjadi 5,370 miliar dollar AS. Adapun ekspor ke Thailand turun
3,88 persen dari 4,421 miliar dollar AS menjadi 4,250 miliar dollar AS.
Dari data yang sama, hanya ekspor ke negara ASEAN lainnya yang naik 3,35 persen, yakni
dari 5,957 miliar dollar AS menjadi 6,157 miliar dollar AS. Negara-negara ASEAN
lainnyaselain Malaysia, Singapura, dan Thailandini sebenarnya bukan merupakan pasar
utama Indonesia di kawasan ASEAN.
Meski demikian, hal ini menunjukkan adanya celah alternatif bagi Indonesia untuk
menggarap pasar negara-negara ASEAN lainnya tersebut. Harus diingat, negara-negara lain
juga saling melirik dan saling membidik pasar tetangga.
Perlu strategi untuk mengoptimalkan pasar ASEAN. Apalagi, menurut catatan BPS, ekspor
Indonesia ke ASEAN periode Januari-Oktober 2014 hanya menyumbang 19,79 persen dari
total ekspor non-migas yang sebesar 122,185 miliar dollar AS.

Penggarapan pasar ASEAN tentu dibatasi jumlah populasi negara-negara tersebut.


Berdasarkan data olahan Kementerian Perindustrian dari Population Reference Bureau,
Indonesia merupakan pasar terbesar di ASEAN.
Dari sekitar 612 juta penduduk ASEAN, sebanyak 248,5 juta orang atau 40,60 persen ada di
Indonesia. Artinya, Indonesia merupakan pasar produk ASEAN. Oleh karena itu, Indonesia
harus mampu menjaga pasar yang besar ini.
Secara simultan, Indonesia hendaknya menggarap pasar di negara tetangga. Populasi di setiap
negara ASEAN memang kecil dibandingkan dengan Indonesia. Akan tetapi, jika
diakumulasi, jumlahnya mendekati 60 persen dari total pasar ASEAN. Angka ini lebih besar
daripada pasar domestik Indonesia.
Tantangan menjadi berat jika barang yang diproduksi di Indonesia nyaris sama dengan
produksi negara ASEAN lain. Tak bisa dihindari, keunggulan dan kelemahan sektor-sektor di
dalam negeri harus dipetakan.
Strategi menghadapi berlakunya MEA sudah ada. Kini, kita tunggu penerapannya. Produk
manufaktur unggulan, misalnya, harus segera disiapkan agar mampu mengisi pasar ASEAN.
Pengawasan terhadap standar kualitas produk Indonesia dan impor juga jangan dilupakan.
Membeli produk dalam negeri juga membuktikan kontribusi warga menjaga pasar domestik.
Semua harus urun peran. (C Anto Saptowalyono)

Buyarnya Impian Negara


Palestina
PRESIDEN Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Rabu (31/12), menandatangani nota
permintaan Palestina bergabung dengan 22 organisasi internasional. Hal ini dilakukan sehari
setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menolak mengadopsi draf resolusi
Palestina yang meminta pendudukan Israel di tanah Palestina diakhiri dalam tiga tahun ke
depan.
Resolusi yang diusulkan Yordania itu gagal memenuhi syarat minimum sembilan suara dari
15 anggota DK PBB setelah Nigeria mengubah sikap dan menolak draf resolusi itu. Hanya
delapan negara yang mendukung, yakni Perancis, Luksemburg, Chad, Cile, Argentina,
Yordania, Rusia, dan Tiongkok.
Adalah tewasnya Menteri Palestina Urusan Pemantauan Permukiman Yahudi Ziad Abu Ein
(55) di tangan tentara Israel, 10 Desember lalu dekat kota Ramallah, Tepi Barat, yang
mendorong Palestina bertaruh lagi melancarkan perang diplomasi melawan Israel di forum
DK PBB untuk mendapatkan hak bagi berdirinya negara Palestina.
Pertemuan pemimpin Palestina di Ramallah, 14 Desember, memutuskan mengajukan lagi
draf resolusi bagi berakhirnya pendudukan Israel di atas tanah sebelum perang Arab-Israel
1967, sebagai balasan atas tewasnya Abu Ein.
Almarhum Pemimpin Palestina Yasser Arafat sesungguhnya mendeklarasikan negara
Palestina di Aljazair pada 1988. Saat itu, 135 negara dari berbagai belahan bumi langsung
mengakui negara Palestina. Namun, deklarasi itu tidak didukung Amerika Serikat, Uni Eropa,
dan Israel. Itulah yang membuat negara Palestina hanya berada di atas kertas.
Perubahan sikap negara-negara Eropa belakangan ini untuk mengakui negara Palestina
membangkitkan harapan politik Palestina untuk mewujudkan impian itu. Adalah Swedia
yang memulai mengakui negara Palestina pada Oktober lalu; disusul parlemen Inggris,
Perancis, Irlandia, dan Luksemburg. Pada 17 Desember 2014, parlemen Uni Eropa ikut
mendukung jika ada anggota UE yang mengakui negara Palestina.
Palestina berharap Spanyol, Inggris, Irlandia, dan Perancis segera menyusul Swedia dalam
mengakui negara Palestina. Hal itu dijawab oleh parlemen empat negara itu yang mendahului
pemerintah mereka untuk mengakui negara Palestina.
Kebangkitan

Palestina melihat gerakan parlemen sejumlah negara utama Eropa mengakui negara Palestina
merupakan sebuah kebangkitan hati nurani bangsa-bangsa Eropa dalam memihak perjuangan
yang menjadi hak dari sebuah bangsa.
Juru bicara Pemerintah Palestina, Ehab Bessaiso, menyebut sedikitnya tiga alasan tentang
strategisnya hubungan Palestina dengan Eropa. Pertama, Eropa dan Palestina memiliki titik
temu geografis, yakni sama-sama bertepi ke laut Mediterania. Kedua, Palestina sangat
bergantung kepada Eropa dalam perdagangan dan industri.
Ketiga, Eropa memiliki kapasitas politik dalam berandil atas penyelesaian isu-isu strategis
konflik Israel-Palestina. Di antaranya isu perbatasan, permukiman Yahudi, pengungsi
Palestina, dan kota Jerusalem Timur.
Sementara perunding senior Palestina, Saeb Erekat, dalam sebuah dokumen tentang
perjuangan rakyat Palestina mengatakan, pengakuan masyarakat internasional melalui PBB
tentang hak rakyat Palestina menentukan nasibnya sendiri sesungguhnya merupakan
penerjemahan dari berbagai resolusi Majelis Umum (MU) PBB.
Semua resolusi tersebut menegaskan, hak rakyat Palestina menentukan nasibnya sendiri dan
mendirikan negara independen yang berdaulat. Resolusi MU PBB Nomor 2672 juga
menegaskan menghormati hak-hak rakyat Palestina adalah bagian penting menuju
tercapainya perdamaian adil dan abadi di Timur Tengah.
Menurut Erekat, tidak ada hak bagi Israel atas tanah tahun 1967 dan hal itu sejalan dengan
Resolusi DK PBB No 242 yang menegaskan tidak dibenarkan menguasai tanah orang lain
dengan kekuatan.
Bagi Abbas, tak ada pilihan kecuali harus bertaruh di DK PBB atau bergabung dengan
organisasi internasional. Abbas sejak Kesepakatan Oslo 1993 terus terlibat dalam
perundingan dengan Israel, tetapi sampai saat ini gagal mewujudkan negara Palestina.
Padahal, rakyat Palestina hanya ingin mendirikan negara di atas wilayah seluas 22 persen dari
sisa keseluruhan tanah historis Palestina. Wilayah itu adalah Tepi Barat, Jalur Gaza, dan kota
Jerusalem Timur. Sisa tanah 22 persen itu pun kini semakin mengecil akibat gencarnya
pembangunan permukiman Yahudi di atas tanah Palestina itu. (Musthafa Abd Rahman)

Jong Un Tawarkan Dialog


Seoul Minta Korea Utara Tinggalkan
Program Senjata Nuklir
SEOUL, KAMIS Sebuah tawaran tak terduga muncul di awal 2015 ketika Pemimpin
Korea Utara Kim Jong Un, Kamis (1/1), mengusulkan pembicaraan tingkat tinggi
dengan pemimpin Korea Selatan. Tawaran langka itu muncul dalam pesan awal tahun
Kim Jong Un.
Tergantung pada suasana hati dan situasi yang akan dibuat, kita tidak punya alasan untuk
tidak mengadakan pembicaraan tingkat tinggi, kata Kim Jong Un dalam sebuah pidato yang
disiarkan televisi di kedua negara.
Kim mengatakan, pihaknya akan melakukan segala upaya untuk memajukan dialog dan
negosiasi. Karena baginya, pembagian Semenanjung Korea tidak hanya tragis, tetapi juga
tidak boleh ditoleransi. Namun, ia meminta Korea Selatan harus mengakhiri latihan militer
periodik yang dilakukan bersama Amerika Serikat.
Menurut dia, dialog damai tidak mungkin dapat digelar dalam suasana yang digambarkannya
sebagai brutal.
Sebelumnya, kedua pemerintah sepakat berdialog lagi Oktober lalu. Saat itu, delegasi Korea
Utara hadir dalam perhelatan Asian Games yang digelar di Korea Selatan. Namun, rencana
itu hingga saat ini belum dapat diwujudkan karena beberapa kali terjadi ketegangan militer di
wilayah perbatasan.
Akan tetapi, tawaran baru yang disampaikan Kim dalam pesan tradisionalnya di awal tahun
bakal membuka kembali pintu dialog itu. Bahkan, seruan tersebut dapat dilihat sebagai seruan
untuk mencairkan hubungan dingin kedua Korea.
Namun, dalam kesempatan yang sama, Kim mendesak sekutu dekat Seoul, yaitu Washington,
mengambil kebijakan yang lebih positif terhadap Pyongyang. Kim mengecam kebijakan AS
yang menggunakan isu hak asasi manusia untuk meredam pengembangan nuklir Korea Utara.
Dengan tegas Kim mengatakan bahwa senjata nuklir sebagai penjaga negaranya dan
bersumpah membalas setiap provokasi yang mengancam martabat Korea Utara.
Sambut baik
Di sisi lain, Seoul menyambut baik tawaran Kim Jong Un yang disebut sebagai sesuatu yang
bermakna. Sebelumnya, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye berulang kali mengatakan,

pintu dialog dengan Pyongyang terbuka. Namun, ia menegaskan, hal itu akan menjadi lebih
bermakna jika Pyongyang terlebih dahulu mengambil langkah nyata meninggalkan program
senjata nuklir mereka.
Para analis menilai tawaran Kim muncul karena pemimpin Korea Utara itu sadar isolasi
internasional dapat diakhiri jika hubungan dengan Seoul diperbaiki. (AFP/REUTERS/JOS)

Guru Sambut UN untuk


Pemetaan
Hasil Ujian Nasional Jadi Alat Perbaikan
Kualitas Pendidikan di Setiap Wilayah

JAKARTA, KOMPAS Para guru menyambut baik keputusan Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan bahwa ujian nasional bukan syarat kelulusan, melainkan
untuk pemetaan. Namun, hasil pemetaan lewat UN itu harus serius dimanfaatkan
untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
Selama ini, nasib siswa ditentukan oleh satu pekan ketika UN. Padahal, bisa saja siswa itu
gugup atau sakit ketika ujian sehingga hasilnya tidak maksimal, kata Acep Mahmudin,
Kepala Sekolah SMAN 23 Jakarta Barat, ketika dihubungi, di Jakarta, Kamis (1/1).
Sebagaimana diberitakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan
mengungkapkan, mulai tahun 2015, hasil UN direncanakan sebagai alat pemetaan kondisi
pendidikan, bukan sebagai penentu kelulusan. Ini mengubah kebijakan sebelumnya yang
menempatkan ujian itu sebagai syarat kelulusan siswa.
Menurut Acep Mahmudin, kelulusan siswa ditentukan dari sikap, penilaian akademis, dan
psikomotorik atau keterampilan siswa dalam menerapkan hal-hal yang telah dipelajari.
Penilaian dilakukan secara utuh oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru bimbingan
konseling. Layak atau tidaknya siswa lulus diputuskan melalui proses saksama. Tidak
sekadar menggunakan nilai ujian, ucapnya.
Kepala Sekolah SMAN 29 Jakarta Selatan Ratna Budiarti mengatakan, pada tahun-tahun
sebelumnya, sekolah menggunakan UN sebagai komponen terbesar penentu kelulusan, yaitu
60 persen. Adapun 40 persen sisanya ditentukan oleh nilai rapor. Kalau sekarang, 100
persen kelulusan diserahkan kepada sekolah, (itu) lebih baik. Guru harus benar-benar serius
menilai, kata Ratna.
Kepala Sekolah SMAN 2 Jakarta Barat Suharti Latifah berpendapat, dengan kembalinya
peran lembaga pendidikan sebagai penentu kelulusan, sekolah bisa memediasi tanpa mesti
menunggu keputusan dari atas jika terjadi masalah antara orangtua dan guru terkait kelulusan
siswa.
Pemetaan

Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan Zainal A Hasibuan mengatakan, meskipun tidak
lagi sebagai penentu kelulusan, fungsi UN sebagai alat pemetaan tidaklah mengerdil.
Pemerintah berkomitmen menggunakan data pemetaan dari hasil ujian itu sebagai sarana
untuk menyesuaikan kebijakan pendidikan dengan kebutuhan di tiap wilayah dan sekolah.
Menurut Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti, UN sebagai alat
pemetaan sesuai dengan amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 62. Sebagai pemetaan, UN bukan untuk mengevaluasi peserta didik,
melainkan evaluasi nasional. Pemetaan itu untuk memetakan kualitas sekolah dan kualitas
murid untuk kepentingan intervensi perbaikan kualitas pendidikan, ungkapnya.
Jika menjadi alat pemetaan, lanjut Retno, UN tidak perlu dilakukan di kelas akhir, tetapi bisa
di kelas V, VIII, atau X. Penilaian peserta didik menjadi kewenangan pendidik dan satuan
pendidikan atau sekolah. Pemerintah bertugas meningkatkan kualitas guru dan sekolah.
Mungkin istilahnya sebaiknya ujian negara, ujarnya. (DNE/LUK)

Nasib, Tragedi, dan Ironi


yang Ditertawakan
Oleh: Lusiana Indriasari

Perjuangan dan beban hidup tidak selalu harus disikapi dengan air mata. Pengalaman
hidup penuh tragedi dan ironi pun bisa membuat kita tertawa atau terkadang
menertawakan diri sendiri. Tema inilah yang diangkat para Pewarta Foto Indonesia di
Bentara Budaya Yogyakarta.
Tanah kering retak-retak. Seorang bapak berjalan dengan kaki telanjang memikul dua jeriken
air di pundak. Terik matahari tidak membuatnya surut. Cukup dengan torong air di kepala,
selesai sudah urusan panas.
Foto karya Boy T Harjanto ini merupakan satu dari 117 foto karya pewarta foto yang
tergabung dalam organisasi Pewarta Foto Indonesia-Yogyakarta. Foto-foto yang dirangkum
dengan tema Ayo Ngguyu (Mari Tertawa) ini dipamerkan pada 27 Desember 2014-3
Januari 2015 pukul 10.00 hingga 20.00.
Di sudut lain ruang pamer itu terpampang foto becak sebagai moda angkutan tradisional
warga Yogyakarta. Meski di kota lain becak mulai tersingkir, sarana transportasi rakyat ini
nyatanya masih menjadi pilihan, mulai dari pedagang pasar, keluarga, hingga turis.
Dengan judul PW (Posisi Wuenak alias nyaman), Budi Prast dan Wawan H Prabowo
memotret berbagai posisi nyaman para penumpang becak. Nyaman dalam tanda kutip
karena becak yang seharusnya hanya bisa mengangkut dua penumpang sering kali dijejali
barang dan penumpang.
Lensa kamera merekam dua simbah duduk di atas karung belanjaan di atas becak, posisinya
bahkan sedikit menutup si pengayuh becak. Ada juga tiga turis berbadan besar yang salah
satunya rela duduk di kerangka bagian samping becak. Foto ini mengungkap tentang becak
yang dicintai, multifungsi, sekaligus ironi sebagai angkutan yang aman.
Dalam pengantar pameran, budayawan sekaligus Direktur BBY Sindhunata mengatakan,
foto-foto karya para pewarta ini jelas menampakkan bahwa tertawa tidak hanya berkaitan
dengan impuls personal, tetapi juga dengan impuls-impuls sosial.
Menurut Sindhunata, pameran foto tidak hanya menyampaikan pengertian tentang tertawa,
tetapi juga mengajak kita untuk tertawa atau menertawakan berbagai peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan kita. Gaya hidup selfie (memotret diri sendiri), misalnya, sering tidak

mengenal situasi dan kondisi. Seorang ibu tampak sedang ber-selfie ketika kawasan Jalan
Solo dilanda banjir besar.
Novan Jemmi Andrea, salah satu panitia Ayo Ngguyu, mengatakan, foto-foto yang
ditampilkan merekam berbagai peristiwa di Yogyakarta dan sekitarnya. Para pewarta foto
yang ikut dalam pameran adalah mereka yang masih bertugas atau pernah bertugas di
Yogyakarta.
Tema Ayo Ngguyu dipilih untuk mengingatkan kembali berbagai persoalan sosial dan
lingkungan yang menghadang Yogyakarta. Kota yang dulu sederhana, nyaman, dan tenteram
kini diserbu investor di sektor pariwisata. Meski mengajak tertawa, namun foto-foto di sini
merupakan bentuk kritik sosial. Sebagian besar foto bergaya satir, kata Novan.
Tema Ayo Ngguyu juga pernah diadakan pada tahun 2005.
Pameran ini, menurut Novan, lebih mengedepankan konten foto dan tidak lagi bermain di
ranah teknis foto. Maka tak heran jika ada foto yang tekniknya biasa saja, tetapi kuat secara
konten.
Foto berjudul Ngiyup (Berteduh), misalnya, menyoroti kontras antara pejabat di kota
Kudus yang duduk manis di atas panggung dengan gaya perlente dengan anak-anak jelata
yang berteduh dari panas terik di bawah panggung.
Novan sendiri ikut memamerkan karyanya. Ia dan beberapa rekannya membuat cerita foto
tentang Mencari Matahari. Ini tentang kebiasaan masyarakat Yogyakarta menjemur
pakaian sembarangan. Mereka memakai fasilitas publik, seperti trotoar dan pergola (peneduh
jalan) hingga merentang tali jemuran di bangunan cagar budaya Tamansari.
Jemuran di pergola ikut dipilih untuk dipamerkan. Hal itu terkait dengan kasus korupsi
pengadaan pergola senilai miliaran rupiah yang pernah diprotes warga Yogyakarta. Warga
memprotes karena merasa pergola itu tidak ada gunanya, apalagi jika dibangun dengan dana
miliaran rupiah. Nyatanya, pergola enggak berfungsi dan hanya jadi tempat jemuran warga,
tutur Novan.
Soal mencari matahari ini bisa juga menggambarkan bagaimana kondisi Kota Yogyakarta
yang semakin rapat oleh pembangunan. Sawah-sawah, kebun, taman, dan ruang terbuka hijau
lainnya telah berubah fungsi menjadi hotel, apartemen, kondominium, mal, dan bangunan
tinggi lainnya. Tidak heran jika musisi Marzuki Kill The Dj kemudian meneriakkan gerakan
Jogja Ora Didol (Yogyakarta Tidak Dijual).

Rahasia Makam Ahkmenrah


Oleh: Lusiana Indriasari

Barangkali inilah salah satu imajinasi liar anak kecil saat berkunjung ke museum, yaitu
membayangkan bagaimana jika koleksi-koleksi museum itu tiba-tiba hidup dan bisa
bergerak. Asyik, seru, heboh, dan tentu museum menjadi lebih menarik untuk
dikunjungi daripada sekadar melihat benda mati.
Imajinasi itulah yang terus disajikan pencipta film Night at The Museum: Secret of The Tomb
yang akhir Desember ini merilis sekuel ketiga dari Night at The Museum (2006) dan Night at
The Museum: Battle of Smithsonian (2009).
Sutradara Shawn Levy dan penulis naskah Robert Ben Garant dan Thomas Lennon masih
menjadi dalang di balik kesuksesan film dengan bintang utama Ben Stiller ini.
Masih berkisah seputar koleksi Museum Sejarah Alam Amerika di New York, Amerika
Serikat (AS), yang bisa hidup, Secret of The Tomb melanjutkan petualangan Larry Daley
(Ben Stiller) bersama patung-patung koleksi museum Teddy Roosevelt (Robin Williams),
Jedidah (Owen Wilson), Octavius (Steve Coogan), Attila The Hun (Patrick Gallagher), dan
lain-lain.
Kali ini para tokoh tidak hanya berkelana di dalam museum sejarah alam, tetapi juga
berkeliaran hingga ke jalanan kota London, Inggris. Semua gara-gara tablet Ahkmenrah yang
mempunyai kekuatan ajaib membuat koleksi hidup pada malam hari tiba-tiba mengalami
korosi.
Kisah dibuka dengan suasana penggalian arkeologi di situs makam Ahkmenrah. Bertahuntahun para arkeolog gabungan Amerika-Inggris ini mencari makam sang Firaun, tetapi nihil.
Makam ditemukan ketika CJ Fredericks, anak seorang arkeolog AS, terjerumus ke dalam
makam yang runtuh. Di makam itulah tablet Ahkmenrah ditemukan.
Ribuan tahun kemudian, Museum Sejarah Alam AS berencana memamerkan pertunjukan
hidup koleksi museum pada malam hari. Kabar tentang hidupnya benda-benda koleksi
museum sudah menyebar luas. Pihak museum justru memanfaatkan hal itu untuk berpromosi.
Namun, tidak disangka kekacauan pun terjadi.
Tablet emas temuan para arkeolog Inggris dan AS pada pertengahan abad ke-14 itu menjadi
hijau tertutup korosi. Korosi itu memengaruhi kondisi koleksi hidup menjadi tidak terkendali.
Korosi semakin meluas dan perlahan tapi pasti, benda-benda koleksi museum akan kembali
mati.

Larry berusaha keras mencari tahu rahasia menghilangkan korosi. Ahkmenrah (Rami Malek),
sang pemilik tablet, mengatakan, hanya ayahnya, Firaun Menkahre (Ben Kingsley), sang
penguasa Mesir yang mengetahui rahasia itu. Namun, Menkahre ini disimpan terpisah dari
Ahkmenrah. Sesuai perjanjian kerja sama saat penggalian, Menkahre dan istrinya disimpan di
museum Inggris.
Meski berfokus seputar kehidupan malam koleksi benda museum, ketiga sekuel Night at The
Museum selalu menghibur dan mampu menghadirkan hal-hal baru. Dari benda-benda koleksi
yang ada, penonton seolah diajak kembali mengingat sejarah atau mengenal benda koleksi
museum hanya dalam bentuk cuplikan-cuplikan.
Ketika Jedidah dan Octavius, si kecil koboi dan komandan tentara Romawi ini, tersesat di
museum London, mereka tiba pada sebuah kota (yang sebetulnya berbentuk miniatur).
Octavius yang merasa kenal dengan suasana kota itu membaca sebuah tulisan yang ia baca
Iiedwod. Rupanya, ia membacanya terbalik dan kota itu ternyata adalah Pompeii. Kedua
tokoh mini itu pun berlarian dikejar lelehan lava gunung Saint Helena yang menghancurkan
Pompeii.
Ada lagi adegan yang mengenalkan tokoh Garuda dari Tibet ketika Larry tiba di sebuah
ruangan koleksi Asia. Garuda ini terbuat dari logam, berbentuk pendek, dan gempal seperti
ayam kate. Gerakannya lucu dan menggemaskan. Aktor Robin Williams mengisi suara
Garuda. Bisa jadi Garuda yang dipakai sebagai simbol negara ini ternyata berasal dari Tibet.
Film sekuel terakhir Night at The Museum ini oleh Levy, yang juga ikut menjadi produser,
didedikasikan untuk almarhum Robin Williams dan Mickey Rooney. Kedua aktor ini
meninggal tragis sebelum film Secret of The Tomb diluncurkan. Inilah senyum terakhir
Williams dan Rooney, yang dalam film terasa manis namun getir menelan kenyataan.

Enam Gunung Siaga, 15


Waspada
JAKARTA, KOMPAS Beberapa gunung api tujuan wisata berstatus Siaga dan Waspada.
Masyarakat diminta berhati-hati memilih tempat wisata. Gunung yang kini Siaga adalah
Gunung Soputan, Gamalama, Slamet, Sinabung, Karangetang, dan Lokon.
Menurut Kepala Badan Geologi Surono, Kamis (1/1), aktivitas kegempaan Gamalama di
Ternate, Maluku Utara, masih tinggi. Jelang malam Tahun Baru, tercatat tremor embusan
menerus. Gamalama masih Siaga dan masyarakat tidak boleh berada dalam radius 2,5
kilometer dari puncak, ujarnya.
Kegempaan Soputan juga sangat tinggi. Rabu siang hingga malam, tercatat 7 kali gempa
vulkanik dalam, 10 kali gempa vulkanik dangkal, dan 50 gempa embusan. Zona bahaya
mencapai 6,5 kilometer dari puncak.
Sementara gunung berstatus Waspada adalah Tangkubanparahu, Raung, Sangeangapi,
Rokatenda, Ibu, Lewotobi Perempuan, Gamkonora, Papandayan, Bromo, Semeru, Talang,
Anak Krakatau, Merapi, Dukono, dan Kerinci. Dua di antaranya dinaikkan status menjadi
Siaga tahun lalu, yaitu Soputan pada 26 Desember 2014 dan Gamalama pada 18 Desember
2014.
Sejauh ini, di antara gunung berstatus Waspada, Bromo dan Tangkubanparahu adalah tempat
wisata yang sangat ramai dikunjungi. Status Tangkubanparahu dinaikkan menjadi Waspada
pada Selasa (30/12), sedangkan Bromo sejak 3 Agustus 2012.
Menurut Surono, ancaman Tangkubanparahu terutama berupa letusan freatik. Selama periode
erupsi 1829-1994, setidaknya terjadi tiga letusan magmatik dengan kolom asap maksimal
mencapai 2 kilometer dan empat kali letusan freatik.
Seiring peningkatan status itu, PVMBG-Badan Geologi menetapkan warga dan pengunjung
tak boleh mendekati kawah di puncak Tangkubanparahu dalam radius 1,5 kilometer dari
kawah aktif.
Sementara itu Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengingatkan agar masyarakat tak lengah dengan ancaman
bencana geologi. Sekalipun selama tahun 2014 kejadian bencana geologi, yaitu gempa bumi,
tsunami, dan erupsi gunung api, hanya 1 persen atau 18 kejadian dari total 1.525 kejadian
bencana, risiko bahayanya sangat besar. Erupsi gunung api sepanjang tahun 2014 ada lima
kejadian dengan 24 orang tewas, 128.167 jiwa mengungsi, dan 17.833 rumah rusak.

Erupsi Sinabung hingga kini masih menyebabkan 2.443 jiwa (795 keluarga) mengungsi dan
sebanyak 1.212 jiwa (370 keluarga) direlokasi. (AIK)

MAMI SAPUTRA

Pemain Trompet dari Bogor


Oleh: FX Puniman

MESKI diiming-imingi penghasilan sekitar Rp5 juta untuk sekali tampil sendiri jika
mau hijrah ke Singapura, dia bergeming. Dengan tegas, dia menolak tawaran itu. Dia
tetap bertahan di Bogor, walau penghasilannya sekali tampil sekitar Rp3 juta dibagi 6
orang atau Rp500.000 per orang.
Itulah sikap Mami Saputra (62), pemain trompet senior yang sohor dari Bogor. Ia juga
menjadi pemimpin Seni Gendang Pencak Medal Saluyu Bogor. Pemain trompet kelahiran
Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tahun 1952 ini, sudah malang melintang
selama 37 tahun di Kota Bogor mengiringi pesilat tanding dan budaya (bukan tanding).
Mami Saputra merupakan anak kedua dari enam bersaudara pasangan Ujum dan Ijah. Ia
mulai belajar sebagai pemain trompet tahun 1973 pada Soba, seorang pemain trompet asal
Jampang Tengah yang beken saat itu.
Mami, yang sebelumnya sudah pandai meniup suling itu, menyebutkan, Soba memintanya
menekuni trompet saja.
Pemain suling banyak, sedangkan pemain trompet sedikit dan peminatnya juga kurang,
kata Mami menirukan ucapan Soba kala itu.
Lebih lanjut, Mami menuturkan, dia belajar trompet pada Soba hanya semalam.
Ketika datang menemui Pak Soba (alm.) sekitar pukul 20.00, saya langsung dilatih sampai
menjelang subuh. Saya digembleng habis-habisan untuk meniup trompet dengan benar.
Adapun lagunya dipilihkan yang gampang, yakni Buah Kawung', kata Mami dalam sebuah
perbincangan pada medio Desember.
Sebulan kemudian, Mami datang kembali ke rumah Soba. Dia langsung disuruh meniup
trompet melantunkan lagu Buah Kawung. Soba tersenyum mendengar Mami membawakan
lagu tersebut dengan sempurna.
Orang lain berbulan-bulan belajar belum ada hasilnya. Kamu semalam ditambah sebulan
belajar sendiri di rumah sudah bisa, kata Mami menirukam ucapan Soba.
Keesokan harinya, Mami menuturkan, dia diajak Soba yang mendapat panggilan main di
rumah warga setempat. Soba menilai penampilan perdananya di atas panggung cukup

memuaskan. Dari situ kemudian Mami terus diajak guru trompetnya untuk tampil jika ada
panggilan pentas.
Saya masih ingat honor pertama Rp5.000 untuk sekali tampil pada 1973. Awalnya saat
pertama kali diberi uang saya tolak, tetapi Pak Soba meminta agar diambil karena itu hak
saya, sebagai honor, kata Mami.
Ke Bogor
Suatu hari pada 1977, Mami terkejut ketika dijemput utusan dari seorang guru besar pencak
silat di Bogor untuk bergabung dengan guru besar Pencak Silat Gugah Warga (PSGW) di
Kampung Kebun Manggis, Kota Bogor.
Pak Mumuh, Guru Besar PSGW yang mendengar tentang saya, lalu meminta untuk
bergabung, dan malah saya dianggap sebagai anak, dan kemudian tinggal serumah dengan
Pak Mumuh, kata Mami.
Di grup PSGW, Mami terus meningkatkan kemampuannya meniup trompet. Dan, di Kota
Bogor inilah akhirnya Mami, yang juga dibimbing Guru Besar PSGW, mulai dikenal sebagai
pemain trompet yang andal.
Mami, yang cacat kaki kanannya sejak usia 12 tahun sehingga kalau berjalan harus ditopang
dengan tongkat, mengatakan, di Kota Bogor kariernya sebagai pemain trompet cukup
cemerlang. Panggilan perseorangan atau bersama grup PSGW dan grup lainnya cukup
banyak. Sebulan bisa mencapai 10 kali panggilan tampil.
Karena pemain trompet jumlahnya terbatas, saya harus bisa mengatur jadwal panggilan,
kata Mami.
Setelah tiga tahun tinggal bersama guru besarnya, Mami kemudian pindah ke Desa Cikaret,
Bogor Selatan. Ia tinggal serumah dengan istrinya, Oom.
Di rumahnya inilah, sejak tahun 1985, Mami sering didatangi orang dari sejumlah negara
yang berniat belajar. Mereka antara lain berasal dari Brunei, Malaysia, Singapura, Belanda,
dan Inggris.
Mereka belajar menabuh gendang dan main trompet. Di antara mereka ada juga yang belajar
menabuh gendang dan trompet secara rutin, kata Mami yang juga piawai membuat gendang
sejak 1982. Hingga kini, ia sudah membuat 1.000 gendang.
Gendang itu dibuat bersama kedua anaknya. Hasil pembuatan gendang ini menjadi
penghasilan tambahan untuk menghidupi keluarga sehari-hari, manakala panggilan berpentas
sepi.
Satu set gendang terdiri dari 3 gendang kecil dan 1 gendang besar, trompet, dan satu
gong/kempul dijual mulai dari Rp7,5 juta sampai Rp10 juta. Jika ingin membeli gendang saja
juga bisa, harganya Rp400.000Rp1,5 juta, sesuai besar kecilnya gendang.

Murid Mami, Charina, yang belajar menabuh gendang dan temannya yang belajar trompet,
pernah mengajak Mami hijrah ke Singapura dengan menyebutkan penghasilan sekitar Rp5
juta per orang untuk sekali tampil.
Saya tolak. Penghasilan besar, tetapi pengeluaran untuk biaya hidup juga besar di negeri
orang. Lagi pula saya tidak mengutamakan penghasilan yang besar, tetapi mengutamakan
relasi saya di sini, kata Mami.
Puncak karier sebagai pemain trompet bagi Mami adalah manakala ia terpilih
menjadi nayaga yang mengiringi 20 pesilat dari beberapa negara yang mengikuti Kejuaraan
Dunia Pencak Silat di Jakarta pada 1992.
Pada akhir perbincangannya, Mami mengungkapkan keprihatinannya atas kelangkaan pemain
trompet saat ini. Menurut dia, saat ini dia merupakan satu-satunya pemain trompet senior di
Kota Bogor. Enam pemain trompet senior lainnya telah meninggal karena usia lanjut.
Sementara itu, pemain trompet yunior hanya ada dua orang di Kota Bogor.
Karena itu, Mami kadang harus menolak panggilan tampil karena sudah dipesan oleh grup
yang memerlukan keterampilannya. Padahal, jumlah grup pencak silat di Kota Bogor ada 50an, sedang yang mempunyai nayaga sendiri baru 15 grup. Dari jumlah itu, ternyata tidak
semuanya memiliki peniup trompet.
Untuk mengatasi kelangkaan pemain trompet, Mami mengharapkan pengurus Ikatan Pencak
Silat Indonesia (IPSI) setempat melakukan pelatihan bagi yang berminat menjadi pemain
trompet. Selain itu, Mami sangat terbuka untuk melatih mereka yang serius ingin menjadi
pemain trompet.
Itu sebabnya dia mendukung niat Ketua Bidang Budaya IPSI Jawa Barat HM Helmi Sutikno
yang akan membuat pelatihan bagi pemain trompet.
(FX Puniman, Wartawan Tinggal di Bogor)

Mami Saputra
Umur: 62 tahun
Istri: Oom (57)
Pendidikan: SD
Anak: Iman (33 )
Yayah (32)
Deni (31)
Tuti (30)
Ina (29)
Ridwan (13)
Prestasi: awal November 2014, juara I peniup trompet nayaga silat pada Festival Seni
Budaya Tradisional Pencak Silat Antarprovinsi Se-Indonesia di Kota Bukit Tinggi, Sumatera
Barat.

MERRY RIANA

Tidak Menyangka

MOTIVATOR Merry Riana (34) menebar senyum di antara penonton film Merry
Riana: Mimpi Sejuta Dolar di Cinema XXI, CBD Ciledug, Tangerang, Selasa (30/12)
sore. Dia melayani permintaan penonton yang ingin foto bersama.
Selama satu pekan ini, Merry berkeliling ke bioskop-bioskop di Jabodetabek untuk nonton
bareng (nobar) film yang mengisahkan tentang perjalanan hidupnya. Film yang dibintangi
Chelsea Islan, Dion Wiyoko, dan Kimberly Rider ini menceritakan perjuangan Merry kuliah
hingga berpenghasilan 1 juta dollar Singapura di Singapura.

Senang banget. Meski sudah nonton filmnya berkali-kali, setiap nobar selalu ada perasaan
yang berbeda. Ada remaja yang mengajak orangtua, nenek, dan adiknya yang masih berumur
5 tahun. Mereka pun merasa pengalamannya mirip dengan saya, kata Merry didampingi
suaminya, Alva Tjenderasa.
Kisah perjalanan hidup Merry telah ditulis dalam lima buku, di antaranya Mimpi Sejuta
Dolar yang ditulis Alberthiene Endah dan Langkah Sejuta Suluh karya Clara Ng. Dalam satu
minggu, film ini telah ditonton 250.000 orang.
Saya enggak pernah menyangka kisah hidup saya bisa dibuat film. Ini semua sesuai
keinginan saya untuk bisa menciptakan dampak positif bagi kehidupan orang, kata Merry.
Dalam film bedurasi 105 menit ini, Merry juga berakting menjadi atasan Merry Riana yang
diperankan Chelsea Islan. (SIE)

NAIF

Rumah yang Yahud


EMPAT anggota band Naif berpatungan membeli rumah di Mampang, Jakarta Selatan,
sebagai kantor manajemen dan studio tempat berlatih. Di tempat itu, band berinteraksi
langsung dengan penggemar yang tergabung dalam Naif Fun Club.
Itu belinya patungan berempat. Awalnya gue sama Jarwo (gitaris) yang nalangin.
Belakangan Pepeng (drum) dan David (vokalis) ikut patungan. Nomor rumahnya pakai angka
72 sesuai lagu kami, Piknik 72, kata Emil, pemetik bas.
Naif adalah sedikit band yang bertahan selama 19 tahun dan baru sekali mengubah susunan
personel, yaitu keluarnya pemain keyboard, Chandra. Para personelnya pun kini memiliki
proyek musik sendiri di luar Naif, tetapi mereka tetap kompak.
Apa resepnya?
Kami sudah merasa sebagai teamwork yang komplet dan sudah cocok banget. Jadi, kalau
ada permasalahan bisa diredam dengan sendirinya atau abaikan saja kalau memang tidak ada
solusi. Lagipula nge-band di sini (Naif) lebih banyak ngerasa asyiknya daripada yang enggak
asyiknya, kata Emil.
Pembelian rumah bersama itu bisa jadi salah satu perekat empat sekawan itu meskipun
masing-masing sudah berkeluarga dan punya pekerjaan lain. Layaknya rumah, Naif selalu
punya tempat untuk berkumpul.
Hal itu seperti mewujudkan lagu mereka sendiri, Rumah yang Yahud. Begini liriknya,
Bangunlah sebuah rumah yang yahud, di mana kita kan dapat bersama. Tak ada yang dapat
menyusup masuk ke dalam. (HEI)

Lima Gol Bersarang ke


Gawang Chelsea
Oleh: Yulia Sapthiani

LONDON, KAMIS - Pekan ketiga November 2014, Chelsea unggul delapan poin atas
Manchester City. Kini, poin dan produktivitas gol kedua tim sama. Lima gol Tottenham
Hotspur ke gawang Chelsea menjadi salah satu penyebab.
Laga Chelsea melawan Hotspur berlangsung di Stadion White Hart Lane, London, Kamis
(1/1) atau Jumat dini hari WIB. Ini menjadi pertandingan terakhir dibandingkan dengan
sembilan laga lain di Liga Inggris pada hari tersebut.
Sebelum dijamu Hotspur, posisi pasukan Jose Mourinho di puncak klasemen terancam.
Beberapa jam sebelumnya, pesaing terkuat, Manchester City, meraih tiga poin setelah
menang atas Sunderland, 3-2. Kemenangan itu membuat City memangkas selisih poin, dari
tertinggal tiga poin menjadi sama-sama memiliki 46 poin.
Maka, kemenangan wajib didapat Chelsea di kandang Hotspur agar John Terry dan kawankawan tetap unggul atas The Citizens.
Kondisi yang terjadi justru sebaliknya. Chelsea memang unggul terlebih dahulu melalui gol
Diego Costa pada menit ke-18. Namun, setelah itu, gawang Chelsea yang dijaga Thibaut
Courtois kebobolan empat gol dalam waktu 34 menit.
Dua gol dari Harry Kane ditambah gol Danny Rose dan Andros Townsend menjadi bencana
bagi Chelsea yang datang ke White Hart Lane hanya dengan satu kekalahan dari 19
pertandingan.
Chelsea memang menambah dua gol melalui Eden Hazard dan Terry, tetapi tuan rumah juga
menambah keunggulan melalui gol Nacer Chadli. Hotspur menang, 5-3. Inilah untuk pertama
kalinya Chelsea di bawah asuhan Mourinho kebobolan lima gol.
Hasil tersebut membuat The Blues dan City yang berada di peringkat teratas sama-sama
mengantongi 46 poin dengan selisih poin yang juga sama, yaitu 25.
Selamat untuk pemain-pemain saya. Ini adalah hari yang besar bagi kami. Kami berhak atas
kemenangan ini dan kami lebih baik dari Chelsea, komentar Manajer Hotspur Mauricio
Pochettino.

Pada big match lain awal tahun 2015, Arsenal takluk dari Southampton, 0-2. Peluang Arsenal
masuk ke peringkat keempat, sebagai batas akhir zona Liga Champions, pun hilang. Pasukan
Arsene Wenger justru terlempar ke peringkat keenam, turun dari peringkat kelima.
Ini membuat pendukung Arsenal geram. Salah satunya sempat mendatangi Wenger untuk
melampiaskan emosi saat pertandingan. Namun, keributan dicegah petugas keamanan.
Tinggalkan Liverpool
Bintang Liverpool Steven Gerrard berencana meninggalkan klub yang telah membesarkan
namanya itu pada akhir musim ini.
Kontrak Gerrard bersama The Reds berakhir pada musim 2014-2015 dan manajemen
Liverpool telah menawarkan perpanjangan kontrak, November lalu. Namun, pemain yang
telah membela Liverpool sejak 1998 ini tak ingin pindah ke klub lain di Liga Inggris.
Mantan kapten tim nasional Inggris ini dikabarkan tertarik bermain di salah satu klub sepak
bola di Amerika Serikat, Los Angeles Galaxy. Kejelasan tentang kabar ini akan disampaikan
Gerrard, Jumat (2/1) ini.
Komentar telah disampaikan berbagai pihak, termasuk mantan rekan Gerrard di Liverpool
dan timnas Inggris, Jamie Carragher. Hari menyedihkan bagi Liverpool dan sepak bola
Inggris setelah mendengar kabar tentang Gerrard, kata Carragher melalui akun Twitternya. (BBC/ESPN)

Stoke Ungkap Kelemahan


MU
Lampard Bertahan di City hingga Akhir
Musim
STOKE, KAMIS Stoke City berhasil menahan imbang Manchester United 1-1 di
Stadion Britannia, Kamis (1/1). Tim asuhan Mark Hughes itu mengungkap kelemahan
Setan Merah yang punya torehan tandang buruk di paruh musim pertama. Ini
adalah hasil imbang ke-6 dari 10 laga tandang MU.
MU menjaga rekor tak terkalahkan dalam 10 laga terakhir. Namun, permainan yang membaik
tak diikuti hasil akhir yang memuaskan, terutama saat berlaga di markas lawan.
Wayne Rooney dan kawan-kawan pun gagal memenuhi keinginan pelatih Louis van Gaal
yang berambisi memperbaiki rekor tandang di paruh kedua Liga Inggris. Dari 10 laga di
kandang lawan, MU hanya mengoleksi 12 poin, hasil dua kali menang dan enam kali imbang.
Itu bukan modal yang bagus untuk bersaing dengan Chelsea dan Manchester City, dua tim
yang berada di atas MU saat ini. Jika ingin menjadi penantang serius Chelsea dan City, kami
harus mulai memenangi laga di kandang lawan, kata Van Gaal.
Salah satu yang disorot pelatih asal Belanda itu adalah mental saat bertanding di kandang
lawan. Pemain MU tampak kurang siap ketika Stoke sudah unggul di menit kedua melalui
sang kapten Ryan Shawcross.
Setan Merah membalas lewat Radamel Falcao di menit ke-26. Striker Kolombia itu mencetak
gol ketiganya musim ini memanfaatkan sepak pojok Rooney.
Saat ini MU menempati peringkat ke-3 klasemen Liga Inggris dengan nilai 37. Mereka
tertinggal 9 poin dari pemuncak klasemen, Chelsea, dan enam poin dari City. Kedua tim itu
bertanding pada Kamis malam dan Jumat dini hari WIB. Chelsea melawan Tottenham
Hotspur, City melawan Sunderland.
Lampard bertahan
Manajemen Manchester City memperpanjang kontrak Frank Lampard hingga akhir musim
2014-2015. Gelandang berusia 36 tahun itu menciptakan enam gol dari 17 laga bersama The
Citizens musim ini. Penampilan gemilang itu mampu memikat hati sang pelatih Manuel
Pellegrini.

Lampard melebihi harapan kami semua. Ia masih tajam dan prima untuk bermain di level
tinggi. Kami membutuhkan tenaganya untuk bersaing di Liga Inggris dan Liga Champions,
ungkap Pellegrini.
Lampard sebenarnya direkrut klub Liga Amerika Serikat (MLS) New York City FC setelah
dilepas Chelsea pada Juli 2014. Namun, karena kompetisi MLS baru berlangsung Maret
2015, City meminjam Lampard selama enam bulan. Kebetulan, The Citizens dan New
York City FC sama-sama dimiliki oleh City Football Group.
Direktur Olahraga New York City FC Claudio Reyna membenarkan bahwa pihaknya telah
menyepakati perpanjangan kontrak Lampard bersama The Citizens. Dia (Lampard)
pemain hebat. Tak heran jika City memperpanjang kontraknya, ujar mantan kapten tim
nasional AS itu.
Lampard sendiri tetap antusias menanti petualangan baru di kompetisi LMS. Ini hanya
masalah waktu. Saya akan membantu City meraih hasil terbaik musim ini, lalu pergi ke New
York dengan perasaan tenang dan gembira, kata pemain binaan West Ham United
itu. (BBC/THE GUARDIAN/RIZ)

Tahun Baru? Di Asrama


Saja
BANYAK anak muda negeri ini sibuk mempersiapkan pesta menyambut Tahun Baru 2015,
tetapi tidak bagi anggota pemusatan pelatihan tim nasional sepak bola U-23. Di Sawangan,
Depok, Jawa Barat, mereka masih giat berlatih dan beruji tanding.
Hal tersebut terasa saat Kompas menyambangi pemusatan pelatihan timnas U-23 di markas
latihan mereka di Sawangan, Rabu (31/12). Tim asuhan Aji Santoso itu tengah
mempersiapkan diri untuk menghadapi kualifikasi Piala Asia U-23 dan SEA Games 2015.
Sejak pagi sekitar pukul 07.00, semua anggota tim yang berjumlah 30 orang itu telah
berkumpul di lapangan. Mereka melakukan pemanasan dan persiapan sebelum bertanding
menghadapi tim Africa Selection. Ini laga uji coba pertama tim setelah selama dua minggu
berkumpul dan berlatih.
Pertandingan itu pun akhirnya dimenangi timnas U-23, 4-1. Seusai pertandingan, para pemain
langsung kembali ke asrama yang berjarak sekitar 100 meter dari lapangan.
Saya akan di mes saja bersama teman-teman, kata Evan Dimas, salah satu anggota timnas
U-23, saat menjawab rencana untuk mengisi malam pergantian tahun.
Mantan anggota skuad U-19 yang sukses meraih gelar juara Piala AFF U-19 pada 2013 itu
pun mengaku tak memiliki rencana apa pun dalam menyambut Tahun Baru. Belum tahu
mau bikin acara apa sama teman-teman. Mungkin akan di kamar saja, ujarnya.
Pelatih Aji Santoso sebenarnya memberikan jatah libur kepada anak asuhnya seusai
pertandingan uji coba itu. Skuad dijadwalkan baru berkumpul kembali pada Jumat (2/1) sore.
Namun, banyak anggota skuad yang memilih menghabiskan waktu senggang tersebut dengan
beristirahat di mes saja. Selain Evan, striker Ferinando Pahabol juga mengatakan
menghabiskan malam Tahun Baru di asrama.
Mau pulang ke Jayapura juga tidak memungkinkan karena liburnya hanya sehari. Jadi,
paling di kamar saja mendengarkan musik, kata pemain muda Persipura tersebut.
Tak bisa berkumpul bersama keluarga pada malam Tahun Baru juga dirasakan Gavin Kwan.
Ini merupakan kedua kalinya Gavin harus merasakan Tahun Baru di pemusatan pelatihan.
Namun, gelandang serang itu mengaku tak sempat memikirkan rencana Tahun Baru karena
fokus pada laga uji coba. Selain itu, kerinduan kepada keluarga yang berdomisili di Bali telah

terobati saat ia pulang pada kesempatan libur Natal 24-26 Desember. Jadi, Tahun Baru kali
ini saya habiskan waktu di Jakarta saja, ucapnya. (ENG)

TAJUK RENCANA

Kekompakan Perlu Diacungi


Jempol
ADA satu hal yang menonjol dalam proses pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang
hilang, Minggu (28/12) hingga ditemukan Selasa.
Satu hal yang menonjol itu adalah hal yang selama ini sangat sulit ditemukan di negara ini,
yakni kekompakan antara kekuatan masyarakat, tim penyelamat, TNI, dan pemerintah. Dasar
dari kekompakan itu adalah kesediaan untuk berkoordinasi di antara sejumlah pihak. Egoisme
sektoral yang sebelum ini selalu diutamakan, kini, ditinggalkan jauh di belakang.
Kekompakan itu menjadi catatan tersendiri dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Itu pula
sebabnya, harian ini pada edisi 31 Desember 2014 membuat judul Kekompakan Percepat
Pencarian.
Sebelum ini, kerja sama atau koordinasi seperti itu hampir tidak pernah dilakukan. Jangankan
kerja sama di antara komponen negara, kerja sama di antara instansi pemerintah saja sulit
dilakukan. Demikian sulitnya kerja sama itu sehingga setiap kabinet dilengkapi dengan
menteri koordinator. Akan tetapi, pengangkatan menteri koordinator itu tidak membuat kerja
sama atau koordinasi di negara ini menjadi mudah.
Itu sebabnya, kekompakan yang dicapai dalam proses pencarian pesawat AirAsia yang hilang
dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura harus terus dipelihara dan terus
dipertahankan. Oleh karena hanya dengan memelihara kekompakan, Indonesia dapat
melakukan hal-hal yang besar.
Ada hal lain yang juga menonjol dalam pencarian pesawat AirAsia yang hilang itu, yakni
kesediaan untuk memberikan kesempatan kepada negara-negara sahabat untuk ikut
berpartisipasi. Sikap terbuka dengan mengakui bahwa kita memang memiliki keterbatasan
dalam teknologi pencarian benda-benda di bawah laut dibandingkan dengan negara sahabat
adalah sikap sportif yang perlu dipelihara.
Kekompakan yang ditunjukkan dalam proses pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 itu
diapresiasi oleh Presiden Joko Widodo. Ia bahkan menyampaikan terima kasih kepada
Basarnas, TNI, Polri, masyarakat nelayan, dan relawan atas dukungannya dalam pencarian
pesawat. Presiden juga berterima kasih kepada negara sahabat yang membantu mencari.

Egoisme sektoral dan rasa nasionalisme yang berlebihan tidak ada gunanya dipertahankan.
Zaman telah berubah, saling ketergantungan antarinstansi dan juga antarnegara merupakan
kata kunci. Dalam kaitan itulah kekompakan dalam pencarian pesawat AirAsia yang hilang
itu perlu kita acungi jempol.
Proses pencarian masih belum selesai, demikian juga proses evakuasinya. Masih banyak
sekali pekerjaan yang harus dilakukan. Namun, kita percaya sepenuhnya, apabila
kekompakan itu tetap terjaga dengan baik, hasilnya tentu akan maksimal.

TAJUK RENCANA

Harapan dari Turunnya


Harga Minyak
MEMASUKI tahun 2015, dunia memiliki harapan pertumbuhan ekonomi akan lebih
baik meskipun tetap harus mempertahankan kehati-hatian.
Dua kawasan memberikan tanda perbaikan setelah mengalami kelesuan sejak krisis keuangan
di Amerika Serikat yang menyeret Eropa sejak tahun 2008. Amerika Serikat akan tumbuh 3
persen dan beberapa negara Uni Eropa akan memasuki pertumbuhan yang positif. Tiongkok,
kekuatan ekonomi kedua dunia, walaupun tidak setinggi lima tahun lalu, masih akan tumbuh
7 persen.
Penyebab utama pertumbuhan adalah turunnya harga minyak bumi. Harga di pasar
internasional pada penutupan tahun 2014 turun hingga 46-48 persen, menjadi sekitar 60
dollar AS per barrel, dibandingkan dengan harga awal tahun. Penurunan ini diperkirakan
tidak banyak berubah setahun ke depan. Turunnya harga minyak bumi disebabkan
melambatnya pertumbuhan ekonomi, terutama di Tiongkok; serta tingginya produksi minyak
dan gas serpih (shale oil dan shale gas) di Amerika Serikat.
Naiknya produksi minyak serpih di Amerika Serikat, salah satu konsumen minyak bumi
terbesar, dianggap mengancam posisi negara-negara penghasil minyak di dalam OPEC
sebagai pengendali harga. OPEC, dimotori Arab Saudi, memutuskan tidak menurunkan
produksi minyak untuk mendorong harga terus turun.
Dengan biaya produksi 60-70 dollar AS per barrel, diperkirakan banyak produsen minyak
serpih berskala kecil tidak dapat bertahan lebih dari satu tahun. Dari sisi sumber daya,
minyak serpih dunia besarnya diperkirakan 3,2 triliun barrel setara minyak dari 600 endapan.
Separuhnya terdapat di Amerika Serikat.
Turunnya harga minyak dunia menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) di tingkat
konsumen dan mendorong turunnya harga barang sehingga konsumsi masyarakat meningkat.
Pada gilirannya hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi di Amerika dan Uni Eropa.
Perbaikan ekonomi Amerika pada sisi lain akan mempercepat Bank Sentral menormalkan
kebijakan moneter dan menaikkan suku bunga acuan. Hal ini yang dikhawatirkan negaranegara dengan defisit transaksi berjalan cukup besar, termasuk Indonesia, akan membuat
dana di pasar modal mengalir keluar. Nilai tukar akan melemah dan menaikkan inflasi.

Penurunan cukup dalam harga minyak bumi harus dapat kita manfaatkan memperkokoh
fondasi ekonomi nasional. Pemerintah mencabut subsidi BBM per 1 Januari dan menurunkan
harga premium dan solar.
Meskipun terlambat karena harga-harga di tingkat konsumen telanjur naik, turunnya harga
BBM diharapkan dapat menggerakkan perekonomian. Yang perlu diwaspadai, naiknya
kembali impor bahan baku seiring naiknya konsumsi. Belanja modal pemerintah yang
membesar karena penghapusan subsidi BBM harus benar-benar mampu menggerakkan
ekonomi sektor riil.

Tubuh Digital, Tradisi Lisan


Tersier
Oleh: Acep Iwan Saidi

DI tengah wacana pro-kontra pembatalan Kurikulum 2013, muncul gosip tentang


tradisi berdoa bagi siswa sekolah dasar dan menengah saat mengawali aktivitas belajar
pagi hari.
Mulanya dari berita di media daring (online) yang menengarai, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan sedang menyiapkan aturan berdoa bagi pelajar (www.liputan6.com 1/12/14).
Tokoh sekaliber Ustaz Yusuf Mansur pun terjebak ke dalam pusaran gosip ini. Melalui akun
Twitter-nya, Ustaz Mansur membuat suasana agak panasmeski kemudian ustaz energik ini
mengklarifikasi dan meminta maaf karena berita itu sesat belaka.
Hal yang nyaris tak beda dengan gosip itu adalah cara media daring memberitakan klarifikasi
Ustaz Mansur. Tribunnews.com, misalnya, membuat judul Emosional Kurikulum 2013
Dihapus, Ustaz Yusuf Mansyur Ditelepon Anies Baswedan (9/12/2014). Padahal, dalam
uraian beritanya tak terdapat sekata pun menyinggung Kurikulum 2013. Faktanya, Mansur
hanya mengkritik soal kebijakan berdoa.
Fatalogi informasi
Namun, hiruk pikuk informasi seperti itu kian hari kian lumrah di negeri ini. Barangsiapa
mengamati fenomena di dunia maya, tak akan terkejut menyikapi isu demikian. Hanya,
celakanya, publik selalu tak memiliki kesiapan menerimanya, dalam arti memahami media
secara kritisdalam hal ini khususnya media siber. Itu sebabnya kampanye hitam pada masa
pemilu presiden, pemilu legislatif, dan pemilu kepala daerah masih disukai politisi busuk.
Soalnya, fungsi kampanye hitam memang masih efektif.
Ingatlah pilpres kemarin. Secara logis pilpres yang hanya diikuti dua kontestan lebih
sederhana sebab mudah memilah dan mencari perbedaan keduanya. Namun, justru karena
terlalu banyak informasi daring ditambah media konvensional partisan, segalanya jadi sangat
rumit. Dalam kebisingan demikian, telinga kita sulit mendengar suara jelas. Sulit
membedakan mana informasi, mana pseudo-informasi. Terjadilah yang disebut fatalogi
informasi. Alih-alih menuntun kita ke tujuan yang benar, informasi malah menjerumuskan.
Beberapa pihak berpendapat fenomena dunia maya demikian bukan hanya di negeri ini,
melainkan di seluruh dunia. Benar. Namun, di Indonesia sangat berbeda. Kita tak memiliki

tradisi literasi yang kuat. Padahal, tradisi literasi merupakan modal utama memahami media
siber atau lebih luas dunia maya.
Media siber merupakan ruang informasi eklektik, terdiri atas berbagai tempelan, hibirida, dan
memfasilitasi beragam imitasi. Dari sisi bagaimana realitas dihadirkan, media siber
merupakan campuran presentasi, representasi, sekaligus simulasi. Penghadiran realitas itu
dilakukan individu maya atau tubuh digital yang bermigrasi dari individu riil (tubuh
biologis).
Tubuh digital mampu mempresentasikan dirinya dalam beragam penampilan sejauh
kapasitas byte yang dimilikinya. Tubuh ini pula yang mengirim pesan-pesan representatif
tentang realitas yang ditafsirkannya. Jurnalisme warga yang kelahirannya terkait media siber
sebenarnya tak lebih dari produksi informasi oleh individu digital sedemikian. Di sini tak ada
realitas dalam arti material, yang hadir adalah realitas gagasan yang divisualkan melalui
simulasi.
Kelisanan tersier
Karena situasi itu, informasi yang diproduksi media siber bersifat cair dan liar sehingga,
karena itu, terus-menerus menuntut klarifikasi. Namun, kemampuan mengklarifikasi
sedemikian hanya mungkin dilahirkan dari tradisi literasi. Tradisi literasi menumbuhkan
sikap pada individu selalu mengkaji dan melacak informasi hingga pada sumber primer dan
tekstual. Dalam tradisi ini, individu mendahulukan nalar sebelum berbicara, berpikir kritis
sebelum percaya.
Dunia maya melahirkan tradisi lisan digital. Pasalnya, yang terjadi di dunia maya
sesungguhnya perbincangan lisan yang dimediasi teknologi digital. Ia mudah diucapkan
sekaligus dihapus. Pada kasus obrolan daring melalui akun Facebook atau Twitter, hal
demikian eksplisit. Tubuh digital berhadapan, berbincang, bertukar gagasan, hingga
berkelahi. Efek perbincangan tubuh digital di situs netokrasimeminjam Alexander Bard
(2002)jauh berbeda dengan di situs socious. Masyarakat jaringan yang di sini disebut
sosiodigital amat dinamis, progresif, bahkan liar. Nyaris tiada yang membatasi gerak tubuh
digital sebab dunia maya tak kenal batas geografis.
Tradisi itulah yang ingin saya sebut sebagai kelisanan tersier. Istilah ini saya pakai untuk
melanjutkan uraian Walter J Ong tentang tradisi lisan primer dan sekunder dalam
bukunya, Orality and Literacy (2004). Ong menyebut kelisanan primer sebagai tradisi
masyarakat yang sama sekali belum kenal aksara. Dalam masyarakat ini, realitas hadir hanya
dalam memori yang direpresentasikan melalui media biologis mulut dan telinga. Tradisi lisan
sekunder digunakan untuk menyebut masyarakat lisan pada zaman keberaksaraan. Kehadiran
media elektronik radio, TV, juga telepon pada era ini mengonfigurasi tradisi kelisanan:
menonton, mendengar, berkerumun, dan seterusnya.
Berbeda dengan tradisi lisan sekunder yang cenderung statis karena publik hanya berposisi
sebagai pendengar dan penonton, kelisanan tersier memosisikan publik sebagai pelaku aktif.
Sebagaimana telah disinggung, mereka berbincang, berinteraksi, dan bertransaksi sebagai

anggota masyarakat sosiodigital. Tradisi lisan yang dimediasi teknologi digital sedemikian
sangat berpotensi bagi lahirnya kebarbaran baru. Jika pada masyarakat lisan primer keliaran
dibatasi ruang dan waktu, pada kelisanan tersier situasinya terbalik. Teknologi informasi
nyaris menirbataskan ruang dan melipatgandakan kecepatan waktu.
Akibatnya, kita jadi manusia yang panik, selalu ingin lekas menjangkau segala hal.
Kebiasaan copy-paste, menjawab SMS sambil bersepeda motor, ingin cepat kaya dengan
korupsi, dan ingin cepat jadi penguasa dengan politik uang adalah sedikit contoh yang bisa
disebut. Secara kultural terbentuklah masyarakat reaktif, yang mudah dimobilisasi beragam
isu. Mereka bertindak tanpa berpikir lebih dulu. Walhasil, era sosiodigital adalah zaman yang
menomorduakan nalar.
Tentu situasi demikian harus mendapat perhatian kita bersama. Untuk hal ini, dalam jangka
panjang posisi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sangat menentukan. Tak ada rambu
yang mampu mengatur dengan ketat masyarakat sosiodigital, kecuali setiap individu dalam
masyarakat itu sendiri. Dengan kata lain, hanya diri yang berkarakter teguhlah yang bisa
mengantisipasinya. Diri demikian hanya bisa dilahirkan sistem pendidikan berkarakter pula.
Namun, penting dipahami bahwa karakter bukanlah sifat dan sikap yang bisa ditempelkan
seperti ditunjukkan secara teknis di dalam Kompetensi Inti/Dasar (KI/KD) Kurikulum 2013.
Karakter adalah sebuah fleksibilitas diri dalam menghadapi tantangan ruang dan waktu secara
kreatif dan inovatif. Hal ini hanya bisa dilahirkan jika pendidikan didudukkan di dalam
kebudayaan. Mengingat kebudayaan kita sangat beragam, pendidikan meniscayakan lahirnya
karakter jika berada dalam keberagaman budaya sedemikian. Artinya, sistem pendidikan
yang salah satunya diturunkan melalui kurikulum tak bisa diseragamkan sebagaimana
dikehendaki pemerintah melalui penerapan Kurikulum 2013. Penyeragaman justru akan
melahirkan manusia mesin, tubuh-tubuh digital yang sensitif, mewah, tetapi sekaligus reaktif
dan mengabaikan nalar kemanusiaan. Itulah kebarbaran baru dalam tradisi kelisanan tersier.

ACEP IWAN SAIDI


Ketua Forum Studi Kebudayaan ITB

Quo Vadis Balai Budaja?


Oleh: Agus Dermawan T

Belum lama ini, pelukis senior Sri Warso Wahono (kelahiran Solo, 1948), berpameran
tunggal di Balai Budaja, atau Balbud, Jakarta. Sekitar 40 lukisan ia gelar di gedung tua
itu. Di tembok yang belang-belang lantaran kotor, karya-karyanya hadir tersipu. Di
bawah plafon yang reyot, mengelupas, serta bocor-bocor, lukisan-lukisannya merunduk
menyapa penonton yang berdiri di ruang redup tanpa AC dan berlantai tidak rata.
Saya sengaja pameran di gedung ini agar Pemerintah DKI Jakarta dan Indonesia tahu bahwa
Balbud masih ada. Walaupun gedung ini sudah sakit jantung akut; sekaligus asam urat, mata,
darah tinggi, lever, stroke; dan sekalian sakit hati; tiada yang peduli. Semoga pameran ini
memberi inspirasi: Balbud disembuhkan atau sekalian disuntik mati, kata Warso, yang
pernah menjadi pengurus Museum Wayang dan Dewan Kesenian Jakarta.
Kondisi Balbudterletak di Jalan Gereja Theresia 47, Menteng, Jakarta Pusatmemang
menyedihkan.
Secara arsitektural, gedung ini tidak memiliki keistimewaan apa-apa sehingga dalam kitab
Tempat-tempat Bersejarah di Jakarta (H Heukun SJ, 1997) Balbud tidak termasuk dalam
kategori cagar budaya. Namun, gedung ini memiliki riwayat yang padat dalam sejarah
panjang kebudayaan dan kesenian bangsa Indonesia.
Balbud (dengan logo asli Balai Budaja masih terpasang dalam ejaan lama), didirikan
pemerintah pada 1954, untuk kemudian dikelola oleh Badan Musyawarah Kebudayaan
Nasional (BMKN).
Lembaga ini menjumbulkan Balbud sebagai tempat berkumpul seniman, pemikir kesenian,
penulis, dan filsuf dari antero Indonesia. Tahun 1950-1970-an tampaklah Mochtar Lubis,
Asrul Sani, Misbach JB, Umar Kayam, Taufiq Ismail, Soe Hok Djien, Kusnadi, HB Jassin,
Zaini, Soedjatmoko, Goenawan Mohamad, dan puluhan lainnya.
Dapur ide
Di Balbud, ide-ide besar kebudayaan sering dicetuskan dengan penuh keberanian, baik lewat
sarasehan, diskusi, maupun seminar resmi. Di Balbud, berbagai anugerah kesenian prestisius
diberikan oleh BMKN. Bahkan, Manifesto Kebudayaan yang menghebohkan pada 1963 dan
ditentang Presiden Soekarno, di situ juga dikonsep serta digelorakan.

Pada tahun 1968, Gubernur Jakarta Ali Sadikin menyaksikan kegemilangan Balbud. Atas
dorongan para seniman Balbud, yang notabene alumni kelompok seniman Senen, ia
menggagas pendirian Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jalan Cikini Raya. Meski TIM berdiri
dan aktif, Balbud tetap menjadi tempat tujuan. Teater dan sastra serius dipentaskan. Pameran
seni rupa pun bertubi-tubi digelar
Kemasyhuran Balbud sebagai rumah seniman, filsuf, dan intelektual pemberani diendus
aparat keamanan Orde Baru. Ketika peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari) 1974
meletus, tentara mencari dalang kerusuhan Aini Chalid di Balai Budaja meski ia sedang
tidak berada di sana. Pada tahun 1978, aparat Laksusda (Pelaksana Khusus Daerah) juga terus
mengintai WS Rendra di Balbud. Namun, penyair penerima Hadiah BMKN 1956 ini
ditangkap 1 Mei di rumahnya di Pejambon, Jakarta.
Balbud akhirnya menjadi tempat singgahan, bahkan penginapan para perupa dari luar kota.
Apalagi, setelah diketahui bahwa Nashar, sang pelukis legendaris, juga tinggal di sayap
kanan gedung.
Kehadiran seniman semakin ramai ketika sayap kiri gedung dipakai sebagai kantor redaksi
majalah sastra Horison, yang dikelola Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri,
Bambang Bujono, dan sebagainya. Di Balbud, motivasi untuk berkesenian mudah
terunggahkan.
Mereka tidak hanya tidur, namun juga merembuk ide-ide. Berjam-jam dalam sehari, sampai
larut malam, kata sastrawan Motinggo Boesje, yang nyaris saban hari ke situ.
Ikut direformasi
Tahun 1998 terjadi reformasi. Entah apa kesalahannya, Balbud juga ikut direformasi.
Pengelolaan Balbud yang ditangani sastrawan Hamsad Rangkuti diguncang sejumlah
seniman. Hamsad dan segenap menteri-nya mundur. Namun, Balbud yang tadinya padat
kegiatan justru malah sepi acara. Alhasil, dalam sehari-harinya gedung yang sangat strategis
tempatnya ini hanya memajang koleksi yang sama selama berbelas tahun. Di antaranya,
lukisan Abas Alibasyah.
Sejak itu, selama 16 tahun, Balbud tak ada yang mengurusi. Sejumlah kolektor besar ingin
membeli gedung ini untuk dirata-tanah, dan dibanguni gedung baru multifungsi, dengan
menyediakan ruang seni bernama Balai Budaja sebagai heritage.
Namun, kepada siapa gedung ini bisa dinego, tak ada orang paham. Sementara para pengurus
BMKN bagai hilang ditelan zaman. Akan ke mana (quo vadis) Balai Budaja menuju, siapa
yang tahu.
Adakah nasib malang Balai Budaja akan mengikuti nasib buruk Karta Pustaka di
Yogyakarta? Perpustakaan besar milik konsulat kedutaan Belanda ini adalah terminal nutrisi
para budayawan Yogyakarta sejak 1968 yang tutup lantaran kekurangan dana awal Desember
2014.

Kini, Jakarta memiliki Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang punya kepedulian terhadap
situs-situs perjuangan kebudayaan dan kesenian. Semoga Balai Budaja segera diurus
sehingga sosoknya tidak semakin memalukan.

AGUS DERMAWAN T
Kritikus; Penulis Buku-buku Sosial, Budaya, dan Seni

Sekolah Perdamaian
Oleh: John de Santo

DARI mata para astronot, Planet Bumi sangat indah. Menggelantung tenang di tengah
samudra kegelapan yang bisu tak bertepi bersama planet-planet lain. Bumi adalah
satu-satunya planet yang menjanjikan kehidupan, harapan, dan kerinduan. Watak
bumi memang damai, ujar Yuri Gagarin, kosmonot Rusia yang pertama kali ke luar
angkasa dengan pesawat roket Vostok I.
Akan tetapi, mengapa bumi yang berwatak damai ini semakin bergolak? Mengapa banyak
negara menguras sumber daya untuk membangun institusi-institusi militer dan mesin-mesin
perang, tetapi mengabaikan sekolah atau pusat-pusat perdamaian untuk melestarikan bumi
dan peradabannya?
Perlu kita akui, sejak peristiwa 9/11, bumi kita seolah tidak habis-habisnya dirundung krisis.
Ada krisis ekonomi, krisis lingkungan hidup, krisis kebudayaan, krisis nilai-nilai
kemanusiaan, dan krisis perdamaian.
Jurang kaya dan miskin semakin lebar. Konflik masih terjadi di mana-mana. Nyawa orangorang yang tidak berdosa, termasuk nyawa anak-anak sekolah yang sedang merajut masa
depan, meregang sia-sia. Bumi yang kecil dengan peradaban yang semakin tua ini tetap saja
memendam prasangka, kebencian, intoleransi terhadap perbedaan, dan keinginan untuk
menyelesaikan berbagai persoalan melalui kekerasan.
Terus dirundung krisis
Dari rentang sejarah peradaban umat manusia selama 4.000 tahun, hanya ada 268 tahun yang
damai (Personnel Journal, 2013). Selama kurun waktu itu, ada 8.000 perjanjian yang telah
dibuat dan dilanggar.
Bahkan, di Benua Eropa tercatat 286 kali perang selama 300 tahun terakhir. Akankah
generasi sekarang menambah panjang rentang waktu konflik dalam sejarah peradaban umat
manusia di bumi?
Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mencapai perdamaian dunia jika ada visi bersama tentang
perdamaian itu. Visi bersama ini, hemat penulis, dapat dikembangkan melalui pendidikan dan
pusat-pusat perdamaian di seluruh dunia. Melalui pendidikan, pikiran orang dapat bertumbuh
dan terbuka terhadap berbagai sumber wacana dan pengetahuan yang mencerahkan.

Hanya dalam konteks sekolah perdamaian, dapatlah dikembangkan langkah-langkah untuk


membangun perdamaian, seperti dialog, demokratisasi, keadilan sosial, solidaritas terhadap
kemanusiaan, dan kesederhanaan hidup.
Pertama, melalui dialog, generasi muda belajar tentang watak kekerasan yang selalu
menawarkan jalan pintas yang tidak menjamin perdamaian abadi. Sebab, kekerasan adalah
anak kandung kemarahan dan rasa dendam. Kekerasan, pada akhirnya, hanya akan
melahirkan kekerasan lain. Sementara melalui dialog, orang belajar tentang disiplin diri,
memandang sebuah persoalan dari berbagai sudut tinjauan, mengembangkan seni
mendengarkan, dan mengupayakan solusi jangka panjang yang menguntungkan semua pihak.
Kedua, demokratisasi merupakan materi yang harus dikembangkan dalam sekolah
perdamaian. Demokratisasi merupakan manifestasi dari keinginan sebagian besar masyarakat
dunia. Masyarakat dunia mengharapkan suaranya didengarkan oleh penguasa. Mereka juga
mengharapkan cara-cara legal dan tanpa kekerasan untuk menyingkirkan pejabat-pejabat
korup yang hanya menggunakan jabatan untuk memperkaya diri.
Ketiga, perdamaian tak mungkin tercapai tanpa keadilan. Seorang dokter tidak mungkin
dapat menyembuhkan pasiennya dengan mengabaikan luka bernanah di kaki pasien itu.
Meskipun keadilan sempurna adalah sebuah utopia, paling tidak ada upaya-upaya konkret
dari pemerintah negara-negara di dunia untuk mengurangi penderitaan rakyatnya akibat
persoalan kemiskinan, kelaparan, dan kesehatan.
Keempat, dalam rangka keadilan sosial, sekolah perdamaian perlu mengedepankan pula topik
tentang kesederhanaan hidup. Generasi muda perlu dibimbing untuk mewaspadai ideologi
materialistik dan konsumeristik yang semakin membelenggu dunia. Mereka perlu kritis
terhadap kekuatan ekonomi dan semua industri periklanan yang berlomba-lomba
mempromosikan gagasan tentang bagaimana orang ditentukan oleh apa yang dimilikinya.
Kesederhanaan hidup membantu orang untuk belajar menguasai diri dan mengambil sikap
moderasi dalam hal konsumsi. Hidup ini tidak sekadar memiliki dan mengonsumsi.
Kelima, solidaritas terhadap kemanusiaan merupakan topik lain yang perlu diajarkan di
dalam sekolah perdamaian.
Generasi muda perlu disadarkan bahwa dalam rangka perdamaian dunia, dedikasi dan
kepatuhan seharusnya dilakukan berdasarkan standar-standar universal. Bahwasanya kita
harus siap sedia untuk bahu-membahu membangun kesejahteraan dunia. Sikap apatis hanya
akan menyuburkan egosentrisme dan chauvinisme sempit.
Perdamaian sejati
Tujuan utama sekolah perdamaian adalah pengembangan pengetahuan yang memungkinkan
eksplorasi terhadap persoalan-persoalan hak asasi manusia, lingkungan hidup, kejahatan
struktural, kebebasan, semangat anti kekerasan, kepedulian sosial, respek terhadap diri
sendiri, empati, dan toleransi.

Sekolah perdamaian merupakan tempat paling ideal bagi anak-anak muda untuk mengasah
kemampuan menilai perasaan pribadi, sarana untuk bernegosiasi, dan untuk melakukan
kompromi.
Visi yang ingin dicapai sekolah perdamaian adalah perdamaian sejati, yang ditandai oleh
hubungan yang harmonis di antara anggota masyarakat dalam satu bangsa dan masyarakat
antarbangsa. Prasangka dan permusuhan digantikan oleh rasa aman akibat terpenuhinya
kesejahteraan sosial dan ekonomi serta pengakuan terhadap persamaan hak-hak politik semua
orang sebagai warga dari suatu negara tertentu, sekaligus sebagai manusia yang bermartabat.

JOHN DE SANTO
Dosen ASMI Santa Maria Yogyakarta; Pemerhati Masalah Perdamaian

Partai Aklamasi
Oleh: Abdillah Toha

BEBERAPA waktu lalu Kompas melaporkan bahwa dalam Kongres Partai Amanat
Nasional mendatang akan ada tiga calon ketua umum. Saya meragukan hal itu.
Apakah benar dan serius akan ada pertandingan lebih dari satu calon atau yang akan terjadi
mengulang seperti dalam kongres ke-5, yang berujung pada calon tunggal Hatta Rajasa dan
aklamasi?
Belakangan banyak berita yang mengabarkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
juga akan menjadi calon tunggal Partai Demokrat yang akan dipilih dengan aklamasi karena
baik Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) maupun Marzuki Alie dan lainnya dianggap belum
saatnya bisa memimpin Partai Demokrat.
Sebelum ini, Megawati Soekarnoputri (PDI-P), Prabowo Subianto (Gerindra), Surya Paloh
(Nasdem), Aburizal Bakrie (Golkar versi Munas Bali), Romahurmuziy (PPP versi Munas
Surabaya), Djan Faridz (PPP versi Munas Jakarta), Muhaimin Iskandar (PKB), Anis Matta
(PKS), dan Wiranto (Hanura), serta SBY (menggantikan Anas Urbaningrum), semua terpilih
sebagai calon tunggal dengan aklamasi. Pengecualian ada pada Agung Laksono (Golkar versi
Munas Jakarta). Ia terpilih dengan voting mengalahkan dua calon lain.
Dengan demikian, apabila nanti Hatta dan SBY benar-benar jadi calon tunggal di partai
masing-masing, lengkap dan sempurnalah sudah komedi nasional partai politik kita. Sebuah
komedi yang tidak terlalu lucu.
Mengondisikan aklamasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aklamasi berarti pernyataan setuju secara lisan
dari semua peserta rapat terhadap suatu usul tanpa melalui pemungutan suara. Cukup dengan
tepuk tangan, sorak-sorai, atau pekikan lain yang menunjukkan persetujuan peserta rapat,
kemudian calon dinyatakan terpilih.
Pada dasarnya tak ada salahnya ketika seseorang terpilih untuk menduduki jabatan tertentu
dalam sebuah organisasi secara aklamasi. Ini bisa terjadi jika memang tokoh yang terpilih
benar-benar dikehendaki dengan tulus oleh semua peserta karena pantas dan benar-benar
tidak ada calon lain yang beraspirasi untuk menduduki jabatan itu.
Lain halnya apabila munculnya calon tunggal atau tiadanya pesaing dalam sebuah pemilihan
memang dikondisikan. Pengondisian bisa dengan politik uang, intimidasi, atau pencitraan dan

penciptaan suasana psikologis bahwa percuma saja maju sebagai calon karena tak mungkin
mengalahkan sang calon tunggal.
Intimidasi dilakukan dengan memperlakukan pesaing sebagai musuh dengan menakutnakuti bahwa apabila calon yang dijagokan terpilih, pesaing akan kehilangan posisi apa pun
dalam kepengurusan partai. Di tingkat pemilihan presiden, itulah yang terjadi pada era
Soeharto ketika Presiden dipilih oleh MPR yang mayoritas anggotanya diangkat oleh
Soeharto. Selama 32 tahun berkuasa, tak seorang pun berani maju mencalonkan diri melawan
Soeharto karena maju berarti bunuh diri secara politis.
Calon tunggal juga bisa terjadi karena sang calon dianggap mempunyai hak khusus dan
istimewa dalam partai. Dia biasanya adalah pemrakarsa atau pendiri utama partai; dan orang
yang sangat berjasa membiayai atau memobilisasi pendukung pada tahap awal berdirinya
partai. Hal ini terjadi umumnya pada partai baru, yang kemudian sang tokoh dijadikan simbol
partai dan partai diidentifikasikan dengan sosoknya. Partai jenis ini biasanya kemudian
cenderung menciptakan dinasti keluarga dalam kepemimpinan partai.
Jenis lain calon tunggal adalah mereka yang dianggap sebagai dewa atau dewi pemersatu
partai. Tanpanya partai diperkirakan akan pecah dan hancur. Secara jujur, karena umur
demokrasi kita masih sangat mudabegitu pula umur partai-partai pada umumnya serta
ketokohan yang masih mendominasi bangunan partai, serta belum terbentuknya sistem dan
tradisi demokrasi yang matangharus diakui bahwa sampai batas tertentu, tokoh pemersatu
itu barangkali terkadang masih relevan.
Politik uang juga tidak kalah penting dalam mewujudkan calon tunggal. Walau dalam
pemilihan pimpinan partai dengan lebih dari satu calon uang juga sering memainkan peran
penting, bedanya dalam menciptakan calon tunggal adalah diperlukan pengorbanan jumlah
modal yang jauh lebih besar dari sumber sang calon.
Penguasa partai yang lebih cerdik akan maju seakan-akan melalui proses demokrasi yang
benar dengan mengatur beberapa kawan sebagai pesaing-nya, dengan pengertian bahwa
pemenangnya telah disepakati bersama terlebih dahulu dan kawan pesaingnya sudah
dijanjikan mendapat tempat yang aman dalam jajaran petinggi partai.
Sandiwara politik
Inilah berbagai wujud sandiwara perpolitikan partai di negeri kita yang mencapai klimaksnya
akhir-akhir ini.
Berbeda dengan pengambilan keputusan secara aklamasi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
yang menyangkut sebuah undang-undang atau pelaksanaan fungsi lain DPR, aklamasi dalam
pemilihan orang sering lebih dekat kepada sikap totaliter. Dalam sistem politik totaliter,
pemilihan difungsikan sekadar sebagai sarana pengesahan calon tunggal yang ditetapkan
terlebih dahulu oleh partai tunggal. Sementara aklamasi atau konsensus dalam proses
pengambilan keputusan oleh wakil rakyat sering kali lebih berguna untuk bangsa karena
dapat seluas mungkin menampung berbagai aspirasi masyarakat yang beragam, termasuk

aspirasi kelompok minoritas, sekaligus terhindar dari kemungkinan perseteruan kelompok


yang dapat mengganggu jalannya penyelenggaraan negara.
Salah satu akibat terburuk dari calon tunggal dengan aklamasi adalah tersendatnya regenerasi
kepemimpinan partai. Elite senior partai yang telah menancapkan kukunya di partai jarang
yang rela melepas kedudukannya dan menyerahkan estafet kepemimpinan kepada generasi
berikut yang lebih muda. Generasi senior partai biasanya hanya akan turun apabila terpaksa
atau dipaksa oleh keadaan. Atau mundur dengan menyerahkan kekuasaan kepada putera
mahkota yang telah disiapkan seperti praktik UMNO sebagai bagian utama dari Barisan
Nasional Malaysia yang sampai kini telah berkuasa selama tidak kurang dari 57 tahun di
sana.
Dominasi partai yang dikangkangi oleh segelintir elitenya juga berpotensi mematikan
semangat warga negara yang mumpuni untuk berpartisipasi dalam kancah perpolitikan.
Akhirnya partai hanya diisi kader-kader kelas dua atau kelas tiga yang melihat partai politik
hanya sebagai tempat mencari nafkah, bukan sebagai institusi yang dirancang untuk
menyalurkan aspirasi dan keyakinan ideologinya. Partai kemudian menjadi sejenis institusi
keluarga atau korporasi yang pragmatis dan tak jelas misinya.
Harapan satu-satunya tinggal pada beberapa gelintir pemuda berintegritas dan bervisi yang
masih tersisa di beberapa partai politik, dan sejauh ini termarjinalkan karena sikapnya yang
independen. Hanya ketika mereka berani bangkit dan berjuang untuk sebuah demokrasi yang
sehat, kita bisa berharap akan sembuhnya partai-partai politik kita dari sakitnya yang tampak
sudah mulai menahun.

ABDILLAH TOHA
Mantan Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN)

Belajar dari Tahun Politik


2014
Oleh: Yunarto Wijaya

TAHUN 2014 benar-benar menjadi tahun politik bukan sekadar karena adanya
pemilu, melainkan karena hampir semua segi kehidupan warga bak tersedot dalam
pusaran kontestasi politik. Sebagian elite politik dominan memacu kereta
kekuasaannya seperti khawatir terkejar oleh bayangan dirinya sendiri. Sebagian besar
warga tunggang langgang mencari esensi peristiwa yang kerap tak lagi bisa dinalarnya
dengan akal-budi.
Tahun 2014, harapan dan kejumudan politik silih berganti hadir menerbitkan kegembiraan
berpolitik, tetapi sekaligus juga kecemasan yang mulai tak bertepi.
Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 kian mengokohkan posisi pemilu sebagai
instrumen demokrasi. Dalam pemilu legislatif, penghukuman terhadap petahana telah terjadi.
Namun, bersamaan dengan itu, personalitas figur tetap menjadi penentu terdongkraknya atau
tertahannya suara parpol kontestan pemilu.
Dalam pilpres, polarisasi dukungan di antara kedua kubu tak berakhir dengan konflik
horizontal. Sebagian besar pemilih dari dua kubu bisa menerima hasil akhir. Namun, momen
pilpres kali ini juga memberikan pelajaran tersendiri.
Pertama, pilihan perkubuan lebih dominan berdasarkan pertimbangan transaksi politik alihalih kesamaan nilai dan gagasan. Sebagai akibatnya, para elite politik kerap gagap dan tak
jarang terlihat rikuh karena harus membenarkan hal-hal yang sebenarnya berlawanan dengan
nilai dasar yang dianutnya dan atau kebijakan yang ingin dan atau telah diterapkannya.
Lebih daripada itu, kedua, Pilpres 2014 menjadi penanda kembalinya nilai-nilai primordial
dalam berpolitik (etnis, suku, dan golongan) sebagai pendongkrak perolehan suara yang
penting. Yang mencemaskan dari situasi ini bukanlah penguatan nilai-nilai primordial itu
sendiri, melainkan terjadinya manipulasi yang memanfaatkan ketidakseimbangan informasi
(asymmetric information). Manipulasi ini terkait isu agama dan kepentingan internal
PNS yang mampu mengecoh sebagian pemilih dan karena itu menjadi penggerak perolehan
suara yang cukup signifikan, terutama bagi pasangan kontestan tertentu.

Meski telah menjadi instrumen demokrasi, pemilu belum lagi menjadi ruang kontestasi
gagasan. Pemilu belum menjadi ruang kontestasi beragam kelompok yang ada di Tanah Air.
Karena itu, pemilu belum menjadi momen bagi warga sebuah bangsa untuk kembali
merumuskan batasan-batasan dan bentuk-bentuk sosial politik yang dikehendakinya
bersama.
Pasalnya, parpol dan elite politik masih terlalu sibuk melakukan strategi zig-zag terhadap
nilai-nilai dasar yang mereka tuliskan dan suarakan. Akibatnya, setiap gagasan penting dapat
mereka tafsirkan sekehendak hati sesuai selera pemilih yang dijadikan target suara. Persisnya,
tidak ada keberanian untuk melakukan aksi komunikasi politik yang jernih.
Sebagai pemilih, kita hanya bisa meraba-raba bagaimana sikap parpol dan atau kandidat
politik terhadap hal-hal yang saat ini relevan bagi kehidupan berbangsa. Dengan keterbatasan
yang ada, kita terdorong untuk memercayai apa yang kita ingin yakini belaka, bukan karena
kebenaran faktualnya.
Sebagai pemilih, kita sulit memperoleh kepastian bagaimana sebenarnya sikap parpol dan
elitenya terhadap isu-isu kontemporer (sikap terhadap KPK, pilkada langsung, subsidi BBM)
ataupun yang menyangkut visi kenegaraan (posisi agama dalam negara, posisi eksekutif
dengan legislatif, posisi MPR dan DPD, dan juga segala sesuatu yang bertautan dengan
praktik bernegara ala Orde Baru). Kekaburan posisi atas gagasan ini yang kemudian
menumbuhsuburkan berbagai akrobat politik yang ganjil, menggelikan, sekaligus
mengibakan.
Bangkitnya daulat elite
Di parlemen, polarisasi dalam pilpres dilanjutkan secara bertubi-tubi. Manuver legislasi
dilakukan terutama dengan pertimbangan kita versus mereka. Praktik sistem parlementer
diterapkan meski di lain kesempatan kedua belah kubu koalisi terus berkoar bahwa sebagai
bangsa, kita harus kembali pada Pancasila.
Dalam situasi ini kita sebagai warga menyaksikan bagaimana salah satu buah reformasi
politik 1998 hendak kembali diberangus. Gagasan pemberangusan ini menjadi tragedi karena
juga dipekikkan oleh sebagian elite yang dulu berperan sebagai aktor dalam gerakan
reformasi, baik mereka yang dulu menggalang kekuatan di akar rumput maupun mereka yang
didapuk menjadi simbol gerakan. Ya, pilkada langsung hendak kembali diberangus dengan
berbagai dalih dan alibi.
Penghapusan pilkada langsung dapat dimaknai sebagai bentuk penghukuman oleh sebagian
elite terhadap pemilih. Rakyat dihukum karena telah mempermalukan elite. Rakyat dihukum
karena tak mau lagi tunduk pada simbol-simbol kuasa yang melekat pada pembesar negeri.
Secara politik, penghapusan pilkada langsung perlu dilihat sebagai sebuah mata rantai dari
cita-cita politik untuk mengembalikan daulat elite yang kian tergerus proses demokratisasi.
Dalam skala lokal, kita juga bisa menyaksikan atraksi politik berupa menghadirkan gubernur
tandingan di Jakarta dengan menggunakan dalil agama sebagai pembenar. Atraksi politik ini

untungnya relatif tak digubris warga Jakarta. Namun, yang mengejutkan adalah parpol-parpol
yang memiliki akar ideologi nasionalismePancasila (baik dari Koalisi Merah Putih maupun
Koalisi Indonesia Hebat)relatif bungkam meski jelas-jelas atraksi politik tersebut
bertentangan secara diametral dengan garis ideologi yang mereka anut dan perjuangkan.
Betapapun tak signifikannya atraksi politik tersebut, pembiaran yang dilakukan elite politik
melambungkan rasa khawatir. Pembiaran ini seakan jadi pesan kepada pihak-pihak tertentu
agar menggunakan argumentasi yang sama untuk membenarkan berbagai bentuk atraksi
politiknya di sejumlah lokasi dan ranah politik yang berbeda di Tanah Air.
Pembiaran ini merupakan konsekuensi logis dari kecanduan sebagian elite politik dalam
mempraktikkan politik samar-samar. Dengan politik samar-samar, elite politik jadi mudah
berayun posisi sekehendak hati, sesuai kalkulasi benefit politik bagi dirinya dan atau
kelompoknya. Dalam hal ini, konstituen diperlakukan sebagai penonton dan atau pengikut
yang wajib menyokong manuver politik mereka.
Jalan masih terjal
Pada kuartal keempat tahun ini, Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah mulai memerintah. Berbagai
gebrakan yang dilakukan, termasuk oleh para menterinya, menjadi pupuk bagi
bermekarannya harapan baru. Perbaikan tata kelola dan menegaskan kehadiran negara
menjadi benang merah dari semua gebrakan kebijakan yang sudah digulirkan.
Meski demikian, rangkaian harapan ini masih akan menemui jalan nan terjal. Konsistensi
implementasi akan jadi faktor krusial. Ketika pemerintahan mulai merasa berada dalam zona
nyaman, bukan tak mungkin para pemangsa dan penjarah aset bangsa akan kembali beraksi.
Menjadi penting bagi semua pihak untuk selalu mengawasi pemerintah dengan semangat
memajukan kemaslahatan umum dan keadilan sosial.
Dengan semangat yang sama, kondisi politik di DPR harus terus dicermati. Meski polarisasi
mulai mencair, tidak pernah ada kepastian bahwa hal tersebut akan benar-benar berlanjut.
Perkembangan posisi parpol yang mulai mempertimbangkan posisi mengambang akan
menghadirkan kompleksitas politik yang tak kalah rumit. Pertimbangan kepentingan bisnis
ataupun gengsi elite dapat meluluhlantakkan regulasi dan atau kebijakan yang sungguhpun
diarahkan untuk melayani rakyat dan demi kemajuan bangsa.
Situasinya bakal diperumit oleh dinamika internal di setiap parpol yang untuk beberapa di
antaranya sudah terlihat pada pengujung tahun ini. Guliran gagasan regenerasi, repositioning,
dan sekaligus resistensi faksi tertentu dalam tubuh parpol juga berpotensi akan mewarnai
lanskap politik di Tanah Air, yang pada gilirannya akan berimbas pada implementasi
kebijakan pemerintah, dan bahkan keberlangsungan proses demokratisasi itu sendiri.
Ya, dinamika politik 2014 menunjukkan bahwa kita sebagai bangsa masih terus meniti
demokratisasi di sebuah pematang yang rapuh. Ancaman implisit dan eksplisit terhadap
demokratisasi silih berganti hadir memperlambat dan bahkan terkadang merusak pencapaian

yang sudah ada. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari ketidaksinkronan antara sistem
politik yang tertuliskan dan praktik politik yang dijalankan.
Kita mematok sistem pemerintahan presidensial, tetapi praktik politiknya lebih kental nuansa
parlementernya. Ini ditopang oleh sistem kepartaian multipartai yang dirawat oleh sistem
pemilu yang tak berpihak pada upaya penyederhanaan kekuatan politik di parlemen.
Untuk sementara waktu, kita sepertinya harus menerima situasi ini sebagai darurat politik.
Dalam situasi perkubuan politik yang tak sepenuhnya cair dan ambisi menggelora untuk
mengembalikan daulat elite, pembenahan sistem kenegaraan bak membuka kotak pandora.
Ambisi yang menggunung memungkinkan sebagian elite menjalin aliansi hitam dengan para
pihak yang ingin menguburkan proses demokratisasi di Tanah Air dan ataupun kepada pihak
yang ingin mengakhiri Indonesia sebagai bangsa yang bersendikan Pancasila.
Tahun 2014 telah berlalu, pemerintah baru telah beraksi. Selamat datang era baru. Era yang
membawa kegembiraan, harapan, tetapi juga menyertakan kecemasan yang tak kalah besar
tentang nasib kemanusiaan di Tanah Air dan keindonesiaan itu sendiri.

YUNARTO WIJAYA
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia

Anda mungkin juga menyukai