BAB II
PEMBAHASAN
PRE-EKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA
PRE-EKLAMPSIA
Definisi
Bila disertai keadaan sebagai berikut :
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan :
1. Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, oedema, hipertensi, dan
timbul proteinuria.
Gejala subjektif : sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium, gangguan visus, penglihatan
kabur, skotoma, diplopia, mual dan muntah, gangguan serebral lainnya : oyong, reflek
meningkat, dan tidak tenang.
2. Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan proteinuria pada pemeriksaan
laboratorium
Penatalaksanaan
1. Pencegahan
a. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tandatanda sedini mungkin ( pre-eklampsia ringan ) lalu diberikan pengobatan yang
cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat
b. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pere-eklampsia kalau ada
faktor faktor peredisposisi
c. Berikan penerangan tentang mamfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta
pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi
protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
2. Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
Untuk mencegah terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia
Hendaknya janin lahir hidup
Trauma pada janin semaksimal mungkin
Penanganan Pada Pre-Eklampsia Berat
Seluruh otot badan jadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok
ke dalam, pernapasan ke dalam, pernapasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat
tergigit.
Stadium
ini
berlangsung
kira-kira
20-30
menit
Kriteria Eden
Adalah kriteria untuk menentukan prognosis eklampsia yang terdiri dari
o Koma yang lama
o Frekuensi nadi diatas 120 kali permenit
o Suhu 39,4 celcius atau lebih
o Tekanan darah lebih dari 200 mmHg
o Konvulsi lebih dari 10 kali
o Proteinuria 10 gr atau lebih
o Tidak ada oedema, oedema menghilang
Bila dijumpai salah satu tanda-tanda yang diatas maka disebut dengan eklampsia ringan,
bila dijumpai 2 atau lebih tergolong berat dan prognosis akan lebih jelek
Pencegahan
Upaya-upaya yang dilakukan adalah
o Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa eklampsia bukanlah penyakit
kemasukan seperti banyak yang disangka oleh masyarakat
o Meningkatkan jumlah poliklinik pemeriksaan antenatal serta mengusahakan agar semua ibu hamil
memeriksakan kehamilan sejak hamil muda
o Pelayanan kebidanan yang bermutu yaitu pada tiap-tiap pemeriksaan kehamilan diamati tandatanda pre-eklampsia dan mengobatinya sedini mungkin
o Mengakhiri kehamilan sedapat-dapat pada kehamilan 37 minggu keatas apabila setelah dirawat
inap tanda-tanda tidak menghilang
Penanganan
Prinsip perawatannya adalah
1 Tujuan perawatan di RS adalah untuk menghentikan konvulsi, mengurangi vasospasme,
meningkatkan diuresis, mencegah infeksi, memberikan pengobatan yang tepat dan cepat, serta
untuk melakukan terminasi kehamilan 4 jam serangan kejang yang terakhir, dengan tidak
menghitungkan tuanya kehamilan
2 Penderita eklampsia harus dirawat inap di RS
3 Pengangkutan ke RS
o Sebelum dikirim, diberikan obat penenang untuk mencegah serangan kejang-kejang selama dalam
perjalanan yaitu pethidin 100 mg atau luminal 200 mg atau morfin 10 mg
kerja pentotal sodium adalah untuk menghentikan kejang dengan segera. Obat ini hanya
diberikan di RS karena cukup berbahaya dapat menyebabkan henti nafas ( apnea )
o Regim valium ( diazepam )
Dengan dosis 40 mg dalam 500 cc glukosa 10 % dengan tetesan 30 permenit. Seterusnya
diberikan setiap 2 jam 10 mg dalam infus atau suntikan IM : sampai tidak kejang, obat ini cukup
aman
o Regim litik koktil ( lytic cocktail )
Ada 2 macam kombinasi obat yaitu :
Largactil ( 100 mg ) + phenergen ( 50 mg ) + Pethidin ( 100 mg )
Pethidin ( 100 mg ) + Chlorpromazin ( 50 mg ) + Promezathin ( 50 mg )
Masing-masing dilarutkan dalam 500 cc glukosa 5 % dan diberikan secara infus tetes IV : jumlah
tetesan disesuaikan dengan serangan kejang dan tekanan darah penderita
o Regim stroganoff
mberian antibiotika
o Untuk mencegah infeksi diberikan antibiotika dosis tinggi setiap hari yaitu penisilin prokain 1,22,4 juta satuan
8 Penanganan obstetrik
o Setelah pengobatan pendahuluan, dilakukan penilaian tentang status obtetrikus penderita, keadaann
janin, keadaan serviks dan sebagainya
Setelah kejang dapat diatasi, keadaan umum penderita diperbaiki, kemudian
direncanakan untuk mengakhiri kkehamilan atau mempercepat jalan persalinan dengan cara yang
aman
o Kalau belum inpartu, maka induksi partus dilakukan setelah 4 jam bebas kejang, dengan atau tanpa
amniotomi
o Kala II harus dipersingkat dengan ektraksi vakum atau ektraksi forseps. Bila janin mati dilakukan
embriotomi
o Bila serviks masih tertutup dan lancip ( pada primi ) serta kepala janin masih tinggi atau ada kesan
terdapat disproporsi sefalopelvik atau ada indikasi obstetrik lainnya, sebaiknya dilakukan SC (
bila janin hidup ). Anastesi yang dipakai lokal atau umum dikonsultasikan dengan ahli anestesi
9. Bahaya yang masih tetap mengancam adalah pendarahan postpartum, infeksi nifas, atau
trauma akibat pertolongan obstetrik
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pre-eklampsia berat merupakan suatu kelanjutan dari pre-eklampsia ringan dimana
terjadinya kenaikan tekanan darah 160 / 110 mmHg, proteinuria 5 gram / lebih dalam 24 jam (
+3 atau +4 ), oliguria, nyeri epigastrium, gangguan penglihatan. Dalam keadaan PEB, jika tidak
ditangani dengan segera maka pasien akan mengalami kejang / sudah dalam tahap eklampsia
Banyak pesien yang berpotensi dalam PEB ini antara lain : faktor genetik ( keturunan /
riwayat keluarga hipertensi ), kehamilan ganda, obesitas, DM, dan faktor prodisposisi. Ibu
pekerja keras dean perokok.
Untuk mencegah agar pre-eklampsia ini tidak menjadi berat atau bahkan menjadi
eklampsia, perlu dipantau dalam setiap kunjungan ulang antenatal yaitu pertambahan BB yang
meningkat terlalu jauh perminggu, tekanan darah dan proteinuria.
Jika kita menemukan pasien dengan kasus PEB, tindakan segera yang langsung kita
ambil adalah segera pasien dirujuk ke RS karena kasus ini bukanlah wewenang kita sebagai
bidan dan harus memerlukan tindakan yang lebih lanjut yang tidak bisa kita tangani sendiri
2. Saran
Diharapkan pada tenaga kesehatan khususnya bidan untuk menjelaskan tandatanda bahaya dalam kehamilan, sehingga ibu hamil dapat mengetahui gejala awal
dan penyimpangan yang terjadi dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih
berat
Bidan harus memberikan penyuluhan pada ibu ibu hamil tentang KB supaya
mereka bisa mengatur kehamilannya dan meningkatkan kondisi kesehatannya
sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi dan penyulit kehamilan dan
persalinan
Jika bidan menemui kasus ibu hamil / ibu antepartum dengan PEB segera rujuk ke
RS
DAFTAR PUSTAKA
Eklamsia, adalah tahap akhir atau tahap paling parah dari pre-eklamsia yang tidak diobati. Selain gejala
seperti yang telah disebutkan, penderita eklamsia dapat terkena kejang-kejang, koma bahkan kematian
bagi ibu dan bayi.
Pre-Eklamsia adalah kondisi umum yang terjadi saat wanita hamil, ditandai dengan tekanan darah tinggi
dan kadungan protein dalam urin yang meningkat. Wanita hamil dengan pre-eklamsi juga sering
ditandai dengan pembengkakan kaki dan tangan. Biasanya terjadi pada awal tri semerter ketiga
kehamilan, meskipun bisa juga datang sebelum itu.