Etiologi
Menurut Purwaningsih, 2010 penyebab terjadinya mola hidatidosa adalah pembengkakan pada
vili (degenerasi pada hidrofik) dan poliferasi trofoblas. Faktor yang dapat menyebabkan mola
hidatidosa antara lain:
a. Faktor ovum: ovum patologik sehingga mati dan terlambat dikeluarkan
b. Imunoselektif dari trofoblas
c. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
d. Paritas tinggi
e. Kekurangan protein
f. Infeksi virus dan factor kromosom yang belum jelas
Penanganan awal :
1. Jika diagnosis mola sudah ditegakkan, evakuasi uterus.
2. Segera lakukan evakuasi jaringan mola. Sambil berikan infus 10 Unit Oksitosin dalam
500 ml cairan IV (NaCl atau RL) 40-60tpm (sebagai pencegahan terhadap perdarahan
hebat dan efektivitas kontraksi uterus secara cepat)
Penanganan selanjutnya :
1. Pasien dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal atau tubektomi
bila ingin
menghentikan kehamilan.
2. Lanjutkan pemantauan setiap 8 minggu selama minimal 1 tahun pasca evakuasi dengan
pp tes. Karena ada resiko timbulnya penyakit trofoblas yang menetap atau
khoriokarsinoma. Jika tes urin tidak negatif setelah 8 minggu atau positif kembali dalam
1 tahun, rujuk ke pusat kesehatan tersier untuk mendapatkan pemantauan.
Pathway
Molahidatidosa
Dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya,
dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
II.
Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) hanya dapat dilakukan :
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli
c.
Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya
Kewenangan bidan dalam memberikan pelayanan pada ibu hamil telah disebutkan dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 900/ Menkes/SK/VII/2002 Pasal 15 dan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 32
Pasal 13.
Namun, untuk kewenangan bidan dalam pemberian pelayanan pada ibu hamil patologi dengan
mola hidatidosa tercantum pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010 Pasal 13 ayat 2 yaitu: asuhan antenatal terintegrasi dilakukan dibawah
advise dokter. Jadi, untuk pelayanan pada ibu hamil patologi dengan mola hidatidosa dilakukan
sistem kolaborasi dengan dokter spesialis.