Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI MODALITAS BERKEBUN BAGI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRASNA


WERDHA BUDI MULYA 4 MARGAGUNA

OLEH:
DINA DANIATI
EGI ADBUL WAHID
ENIH
FARIZAH NURKHOLIFANI
METTY YUNIARTI
MEGA PUSPA SARI
NUR APRIANA
NURA AINI SUCI F

PROGRAM NERS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. TOPIK
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) Activity Daily Living : Berkebun Taman Obat Keluarga

B. TUJUAN
1. Tujuanumum
Meningkatkan tingkat aktivitas WBS di Panti Sosial Tresna Werda Budi Mulya 4.
2. TujuanKhusus
a. Melatih Aktifitas motorik lansia
b. Menurunkan tingkat depresi pada lansia
c. Meningkatkan kegiatan sosialisasi pada lansia

C. LANDASAN TEORI
Manusia

adalah

makhluk

social

yang

terus

menerus

membutuhkan

pergerakan/aktifitas sehingga dengan pergerakan proses psikologis tubuh dapat berjalan


dengan baik. Terapi aktifitas kelompok (TAK) khususnya bermain dapat memberikan energi
klien dank lien dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Terapi aktifitas kelompok adalah metode pengobatan ketika klien di temui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Focus terapi
kelompok adalah membuat sadar sendiri (self-awarenesess). Peningkatan hubungan
interpersonal membuat perubahan atau ketiganya.
Terapi berkebun pada lansia merupakan salah satu terapi modalitas, terapi modalitas
merupakan terapi yang melatih lansia untuk memanfaatkan waktu luangnya. Berkebun sama
seperti sedang melakukan olahraga membakar kalori sehingga baik untuk kesehatan tubuh.
Saat berkebun, Anda akan melakukan kegiatan seperti memotong rumput, memangkas
tanaman, merapikan pot, menanam bunga dan tanaman, memberi pupuk serta menyiram
tanaman. Kegiatan berkebun akan membakar antara 280 kalori hingga 380 kalori per jam.
Jumlah kalori yang terbakar ini sama dengan kegiatan seks selama 3 jam atau setara dengan
jogging atau berlari selama 30 menit atau berlari dengan jarak 2,5 km. Bahkan kegiatan
berkebun mampu membakar kalori lebih banyak daripada bersepeda. Berkebun setara dengan

berolahraga di gym yang akan menghabiskan banyak uang. Selain itu, kegiatan ini sangat
menunjang kesehatan fisik dan psikis.
Berkebun juga mampu menurunkan tingkat stres seseorang. Setelah menyelesaikan
hari atau minggu yang penuh kesibukan dan penuh stres, akan sangat menyenangkan untuk
pulang ke rumah dan mulai berkebun pada akhir hari ataupun pada akhir pekan. Kegiatan
berkebun dapat berfungsi sebagai penghilang rasa stres, sakit dan frustasi. Selain itu, saat
menunggu tanaman bertunas dan menjadi kuncup bunga, itu akan membantu seseorang
melatih kesabaran dan memandang ke depan dengan pikiran positif.
Bagi mereka yang sudah lanjut usia (lansia), kegiatan berkebun juga memiliki banyak
manfaat. Merawat tanaman mampu membuat para lansia merasakan bahwa mereka tetap
dibutuhkan dan tidak kesepian.
Bagi mereka yang mengalami masalah kesehatan mental atau memiliki gangguan
psikologi, kegiatan berkebun juga memiliki dampak positif. Dengan berkebun, seseorang
bisa merasa nyaman dan tenang. Apalagi jika mengerjakan kebun dengan tanaman dan bunga
yang indah serta lingkungan yang tenang. Selanjutnya, kegiatan merawat bunga dan
berkebun bisa membantu seseorang memperoleh rasa percaya diri.
Selain itu, dengan berkebun, maka bisa menurunkan tekanan darah seseorang
sehingga terhindar dari hipertensi. Kegiatan berkebun juga mampu membantu penderita
diabetes. Karena banyaknya kalori yang terbakar, akan berpengaruh langsung terhadap kadar
gula dalam tubuh.
Manfaat terapi berkebun pada lansia dia sebutkan dalam penelitian Midling et all
(2011).
1. Kesehatan fisik dan mental yang baik (Wakefield et al., 2007; Wiltshire and Burn, 2008;
van den Berg et al., 2010).
2. Menjaga prilaku hidup sehat (van den Berg et al., 2010; Hope and Ellis, 2009).
3. Menurunkan tingkat isolasi sosial bagi lansia (Perez-Vasquez et al., 2005; Wakefield et
al., 2007; Hope and Ellis, 2009).
4. Meningkatkan tingkat kepuasan diri serta tingkat kemandirian yang lebih besar (Bhatti,
2006;Wakefieldet al., 2007).
5. Meningkatkan keterampilan lansia (Gillaspie, 1988).

D. KRITERIA ANGGOTA KELOMPOK/ KLIEN


1. Karakteristik/ kriteria
a. WBS dapat diajak bekerjasama/kooperatif
b. WBS yang tidak mengalami gangguan verbal
c. WBS tidak mengalami gangguan fisik, masalah mobilisasi, dan penglihatan
2. Jumlah Klien
Jumlah Klien dalam TAK ini adalah 12 Lansia.
Yang terdiri dari 6 lansia laki-laki dan 6 lansia perempuan

E. PROSES SELEKSI
1. WBS yang sudah dilakukan pengkajian oleh perawat
2. WBS sudah membina hubungan saling percaya dengan perawat
3. WBS yang mandiri/ tidak total care
4. Sudah melakukan kontrak dengan WBS
5. Memiliki keinginan untuk berkebun.
F. PENGORGANISASIAN
1. Tempat Kegiatan
Lapangan Panti Werda Budi Mulya 4
2. Waktu pelaksanaan
Hari/ tanggal : Sabtu , 26 Januari 2012
Waktu

: 09.00 11.30

Lamanya

: 150 Menit

3. Alokasi waktu :

Perkenalan dan pengarahan

: 15 menit

Pembuatan Media tanam

: 40 menit

Penanaman Tumbuhan

: 40 menit

Pembuatan Rak Tanaman

: 40 menit

Penutup

: 15 menit

4. Jumlah Peserta TAK : 12 orang

5. Tim terapis
a. Leader

: Egi Abdul Wahid

Tugas :
Menyiapkan proposal TAK, menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan TAK
sebelum kegiatan dimulai. Menjelaskan Kegiatan , mampu memotivasi anggota untuk
aktif dalam proses kegiatan berkebun. Mampu memimpin TAK dengan baik dan
tertib, serta menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
b. Co leader : Nur Apriana
Tugas :
Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas WBS dan
mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
c. Fasilitator : Farizah , Farizah, Enih, Dina
Tugas :
Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, memotivasi WBS yang kurang
aktif, membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memfasilitasi
anggota kelompok.
d. Observer : MettyYuniarti dan Mega Puspa sari
Tugas :
Mengobservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal dan non verbal
WBS selama kegiatan berlangsung.

G. METODE
a. Membuat media tanam
b. Menanam bibit pada media tanam
c. Merangkai Rak Tanam

H. MEDIA
1. Ember

2 buah

2. Pupuk Organik

10 Kg

3. Botol Mineral

20 Buah

4. Skop

5 Buah

5. Bibit tanaman

20 Buah

6. Penyiram tanaman

1 Buah

7. Balok

1 Set (Untuk membuat rak)

I. JENIS TANAMAN YANG DI TANAM


1. Sirih Merah
2. Mahkota Dewa
3. Sambiloto
4. Lidah Buaya
5. Pohon Tomat
6. Bunga melati

J. DESAIN RAK KEBUN

K. SETTING TEMPAT
Keterangan
Leader
Co-Leader
Fasilitator
PesertaTAK|
Media TAK

L. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan
a. Memilih WBS sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan WBS
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada WBS
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3. Mennyakan nama dan panggilan semua WBS
b. Evaluasi / validasi
1. Menanyakan perasaan WBS saat ini
2. Menanyakan kegiatan yang pernah di ikuti selama di panti
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu kegiatan
berkebun dengan media Botol bekas.
2. Terapis menjelaskan aturan main, yaitu:
a) Jika ada WBS yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis
b) Lama kegiatan 150 menit
c) Setiap WBS mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Meminta WBS untuk membuat 3 kelompok besar, tiap kelompk ada 4 orang, dengan
2 WBS pria dan 2 WBS Wanita.
b. Tahap pertama adalah membuat campuran media tanam dengan mencampurkan
antara kompos dengan tanah dalam ember.
c. Fasilitator akan mejelaskan perbandingan antara kompos dengan tanah
d. WBS diminta untuk mengaduk sampai tercampur rata
e. WBS di minta untuk memotong botol tersebut dengan ukuran yang sudah di sediakan.
f. Setelah tercampur rata, WBS diminta memindahkan Bibit yang ada di Plastik tanam
kedalam pot dari botol minaral bekas.
g. Dan memberi nama tiap botol sesuai dengan nama WBS
h. Setelah Semua bibit tertanam di media botol. WBS Pria membatu fasilitator
merangkai Rak dari kayu yang sudah di potong. Tinggal di Paku
i. Setelah Rak Selesai, WBS Wanita menyusun Pot Bunga dalam rak yang sudah di
rangkai.
j. Setelah semua terangkai dibuatkan jadual menyiram untuk WBS.
k. Berikan pujian pada WBS dan ajak WBS lain untuk memberiakan semangat dan
bertepuk tangan.
l. Terapis memberikan pujian dan hadiah kepada pemenang serta mengajak semua
WBS untuk bertepuk tangan usai permainan pertama
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan WBS setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tidak lanjut
1. Terapis menganjurkan WBS untuk menjaga dan merawat tanaman.
2. Terapis menganjurkan WBS untuk memasukkan kegiatan dalam jadwal kegiatan
harian kegiatan merawat dan menyiram tanaman.

M. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan WBS sesuai dengan tujuan TAK.

SESI 1: TAK BERKEBUN

No.

Aspek yang dinilai

1.

Partisipasi WBS dalam kegiatan

2.

Kemampuan Komunikasi WBS dalam

Nama WBS

kegiatan
3.

Kemampuan WBS mengikuti Instruksi

4.

Partisipasi WBS dalam menolong teman


satu kelompok

5.

Kemampuan kepemimpinan WBS dalam


kegiatan

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan WBS yang ikut TAK pada kolom nama WBS
2. Untuk tiap WBS, beri penilaian kemampuan motorik halus, kemampuan memperagakan
sesuai perintah, kerapihan, kekompakkan, dan keletitian . Beri nilai 1-5 untuk setiap
pertanyaan . 5: baik sekali, 4: Baik, 3: Cukup baik, 2: Buruk, 1: sangat buruk.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki WBS saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap WBS. Anjurkan WBS menggunakannya.

Referensi
Keliat, Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa :Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC
Sulianti, Ambar. 2008. Pemanfaatan Moment 17-Agustusan Sebagai Sarana Latihan Olah Raga
Terapeutik untuk Lansia. Bandung: Bumi Aksara.
WHO

Expert

Committe

Report.

2007.

Health

of

The

Elderly

diambil

dari

http://www.WHO.int/publication diakses pada tanggal 20 Januari 2012


Brown, Et al. Indor gardening and Older Adults: Effects on Socialization Activities of Daily
Living and lonelines. Journal og Gerontological Nursing. October 2004.
Middling, et all. Gardening and the social engagement of older people. WORKING WITH
OLDER PEOPLE. VOL. 15 NO. 3 2011, pp. 112-122

Anda mungkin juga menyukai