Anda di halaman 1dari 27

KARAKTERISTIK FILSAFAT

HOLISTIK, KOMPREHENSIF (MENYELURUH)


FUNDAMENTAL (MENDASAR)
SPEKULATIF
REFLEKSI KRITIS

HOLISTIK
ORANG YANG TELAH BELAJAR FILSAFAT
- BERWAWASAN LUAS DAN TERBUKA
- MAMPU MENGHARGAI PEMIKIRAN/PENDAPAT/
PENDIRIAN ORG LAIN "AKIBATNYA :MUNCUL BERBAGAI ALIRAN
PEMIKIRAN TTG HUKUM
- TIDAK BERSIFAT AROGAN DAN APRIORI" KEANGKUHAN ILMU/ILMIAH
- TIDAK PERNAH AKAN MEREMEHKAN DISIPLIN ILMU YANG LAIN
FUNDAMENTAL
MAMPU MENGANALISIS SUATU MASALAH
BERFIKIR KRITIS DAN RADIKAL
MEMAHAMI HUKUM SECARA MENDASAR"BUKAN HANYA HUKUM
POSITIF
MEMAHAMI HUKUM POSITIF SEMATA TIDAK AKAN MAMPU
MENGEMBANGKAN HUKUM SECARA BAIK
TIDAK AKAN ADA HAKIM YANG MENJADI CORONG UU
SPEKULATIF
TIDAK SAMA DENGAN GAMBLING

SEMUA ILMU YANG ADA SAAT INI DIAWALI DENGAN SIFAT SPEKULATIF
BERSIFAT INOVATIF
RADIKAL
DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAB SECARA ILMIAH
DENGAN BERFIKIR SPEKULATIF/PROVOKATIF HUKUM DAPAT
DIKEMBANGKAN KE ARAH YANG DICITA-CITAKAN BERSAMA
REFLEKSI KRITIS
FIL. HUKUM "MEMBIMBING KITA UNTUK MENGANALISIS MASALAH
HUKUM SECARA RASIONAL YANG DIPERTANYAKAN SECARA TERUS
MENERUS.
TIDAK MUDAH DIPENGARUHI OLEH OPINI
TIDAK BISA DIBELI DENGAN KARENA MEMILIKI KEYAKINAN TERHADAP
APA YANG DIANGGAP BENAR
MEMILIKI KEMANDIRIAN DAN KEBERANIAN MORAL

Terlepas dari sumber dan perolehannya pengetahuan adalah jawaban


terhadap pertanyaan-pertanyaan manusia
Melalui sumber-sumber pengetahuan manusia berusaha mendekati
kebenaran
Berdasarkan sumbernya kebenaran dibedakan
Kebenaran indrawi
Kebenaran ilmiah
Kebenaran filsafati
Kebenaran agama

Istilah pengetahuan (knowledge) tidak sama dengan ilmu (science)


Pengetahuan dari manusia dan pengalamannya
Ilmu adalah pengetahuan yang memiliki objek, metode & sistematika
tertentu dan bersifat universal.
Ciri-ciri Science
1. Science itu logis
2. Science itu sistematis
3. Science itu objektif
(logico-sistimatico-objective)
4. Science itu memiliki sifat kritis

Science itu logis


Logis artinya diterima oleh akal sehat
Berdasarkan aksioma dan dalil-dalil yang dianggap benar

Science itu sistematis


Sistematik artinya dapat diurai dan diterangkan
Kesistematisan mutlak bagi kemajuan sains
Science itu teratur, tidak ada science acak-acakan
Science itu Objektif
Siapapun melakukannya dengan kondisi yang sama " hasilnya sama
Tidak boleh ada kata pokoknya
Keyakinan tidak menjamin kebenaran

Satu-satunya hakim dan perselisihan ilmiah ialah fenomena

Science itu refleksi kritis


Ilmuwan tidak menerima sesuatu begitu saja
Selalu mempertanyakan kebenaran konsep, termasuk yang sudah dianggap
benar
Sains maju karena ilmuwan kritis
Kegunaan Science

Berusaha mengungkap rahasia alam semesta

Memecahkan berbagai masalah hidup dan kehidupan manusia


"hakikat manusia
"tujuan hidup manusia
"kematian

Pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh science" menjadi porsi pekerjaan
filsa

Hakikat filsafat

Filsafat "mempelajari tentang hakikat sesuatu (makna yang mendalam)

Filsafat datang sebelum dan sesudah ilmu

sebelum : semua ilmu bermula dari filsafat- fil, ibu segala ilmu.

sesudah: semua ilmu mendapat pengakuan lewat bantuan spesialisasi,


kemudian ditampung oleh filsafat.

Makanya banyak filosuf juga sebagai ilmuan: Aristoteles yang menciptakan


angka, Rene Descrates, Saya ada karena saya berfikir, Aguste Comte, teori
Ketuhanan, Enistein, Teori relativitas Energi

Tidak semua pertanyaan yang diajukan oleh science mampu dijawab secara
tuntas oleh Fulsafat.

Meskipun fil. Mampu menjawabnya dengan tuntas, tidak berarti pekerjaan


filsafat telah selesai."tidak akan pernah selesai dan tidak pernah satupun
akhir masalah.

Fil. Tidak pernah menyelidiki salah satu segi saja dari kenyataan, melainkan
apa saja yang menarik perhatian manusia.

Jawaban yang diberikan oleh fil. Tidak pernah abadi. Ada kesan dari itu ke
situ saja

Exp. Persolan asal-usul alam semesta yang pernah dipertanyakan oleh


Thales,Axaximandar dan Anaxmenes 600 SM.
Beda filsafat dan ilmu

Ilmu"pengetahun yang metodis, sistemetis,koheren (bertalian) tentang satu


bidang (objek) tertentu dari Sein

Filsafat"pengetahuan yang metodis, sistematis, koheren terhadap seluruh


kenyataan

Simpulannya filsafat adalah satu ilmu yaitu ilmu tanpa batas.

Objek materia fil: sesuatu yang ada atau mungkin ada.

ALIRAN HUKUM ALAM


Pengertian

Hukum alam (natural law, lex naturalis) menurut :


a. Aristoteles: Hukum yang berlaku dimana-mana dengan cara yang
sama yang bebas dari kehendak pendapat dan tindakan manusia. Dan
bentuknya tidak tertulis
b. Hugo de Groot dalam ajarannya tentang kesusilaan memberikan
pengertian hukum alam: tidak lain dari pada hukum yang berasal dari
akal atau yang sama dengannya, karena alam juga adalah redelijk
(akal)
c. Thomas Aquinas: Hukum alam (lex naturalis): hukum yang dapat
ditemukan oleh manusia dengan perantaraan akalnya

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum alam ialah


hukum yang berlaku universal yang berlaku dimanapun juga dan pada saat
apa pun juga. Satjipto Raharjo; hukum alam bukan suatu jenis hukum, tetapi
penanaman seragam untuk banyak ide yang dikelompokkan menjadi satu
nama sebagai hukum alam

Adanya konsepsi hukum alam ini, merupakan pencerminan dari usaha


manusia

akan

keadilan

mutlak

(absolute

justice)

juga

merupakan

pencerminan dari usaha manusia dalam menemukan hukum yang lebih tinggi
dari hukum positif

Hukum alam sering disebut hukum yang berlaku universal dan abadi. Hukum
ideal dan hukum yang sempurna. Manusia seharusnya berusaha agar hukum
positif sebanyak mungkin mendekati hukum alam ideal.Contoh dari tata
hukum alam ialah : janji harus ditepati; barang-barang harus mempunyai
pemilik; setiap manusia hendaknya menerima dan mempertahankan haknya.

Friedmann, sejarah tentang hukum alam adalah merupakan sejarah ummat


manusia dalam usahanya untuk menemukan apa yang dinamakan absolute
justice (keadilan yang mutlak) disamping sejarah tentang kegagalan ummat
manusia dalam mencari keadilan

Berdasarkan sumbernya hukum alam dibagi menjadi 2:

a. Hukum alam yang bersumber dari Tuhan (irrasional)


b. Hukum alam yang bersumber dari rasio manusia

William Occam mengemukakan tentang adanya hirarkhis hukum sebagai


berikut :
a. Hukum universal yaitu hukum yang mengatur tingkah laku manusia
yang bersumber dari rasio alam
b. Apa yang disebutnya sebagai hukum yang mengikat masyarakat
berasal dari alam;
c. Hukum yang juga bersumber dari prinsip-prinsip alam tetapi yang
dapat diubah oleh penguasa

Hukum itu identik dengan kehendak mutlak Tuhan

Fransisco Suerez: manusia yang bersusila dalam pergaulan hidupnya diatur


oleh suatu ketentuan yang disebutnya sebagai suatu peraturan umum yang
memuat unsur-unsur kemauan dan akal. Berdasarkan akalnya, manusia
dapat menerima adanya hukum alam yang membedakan antara adil dan tidak
adil, buruk dan jahat. Hukum alam yang dapat diterima manusia hanya
sebagian saja dan selebihnya adalah hasil dari pada akal manusia sendiri.
Dengan demikian semua hukum alam merupakan kehendak Tuhan dan akal
manusia

Selain hukum alam Suerez juga mengenal hukum adat kebiasaan dari rakyat.

Bedanya dengan hukum alam, hukum adat kebiasaan berguna untuk


pergaulan manusia, sedang hukum alam berguna untuk kesusilaan

Hukum alam bersumber dari rasio manusia (rasionalis). Penganut rasionalis


bertitik tolak dari rasio manusia (akal) sebagai sumber pengenal dari hukum
alam.

Namun tidak semua penganut hukum alam dikelompokkan ke dalam


rasionalis, sebab selain kelompok ini, ada juga kelompok voluntaris yang
mendasarkan hukum alam itu pada kemauan (voluntas) sebagai sumber

hukum alam. Contoh kemauan Raja adalah undang-undang. Menciptakan


hukum dalam pandangan ini bukanlah pekerjaan berpikir tetapi memerintah.

Jadi membuat hukum adalah pekerjaan rasio manusia, karena dengan


rasiionya

dapat

menyelidiki

baik

dan

buruk,

sedangakn

voluntaris

memperkuat berlakunya hukum tadi, karena menciptakan hukum dan


mempertahankannya merupakan tugas alamiah, sedang berdasarkan hukum
alam, menuntut kepatuhan rakyat terhadap peraturan sebagai suatu perintah.

Kelompok hukum alam lainnya ialah teknolog (pembuatan) yang menganggap


bahwa hukum itu adalah suatu keterampilan (just est ars). Bagi kelompok
teknolog, isi hukum ditempatkan dibelakang, bagi mereka hukum yang baik
ialah hukum yang timbul menurut aturan kesenian. Menurut Lon L. Fuller,
dalam bukunya The Morality of Law melihat bahwa, inti sari dari manusia
bukan akalnya dan bukan kemauannya, tetapi kemampuannya berkomunikasi
dengan orang lain. dengan demikian tingkah laku manusia dapat dikemudikan
dan apakah hal itu akan berhasil tergantung dari keterampilan mengarahkan
dari orang yang menyusun aturan itu.

Pembagian tiga kelompok penganut hukum alam (rasionalitas, voluntaris dan


teknolog) untuk menggambarkan garis-besar atau bagian penting dalam
aliran hukum alam. Berikut akan diuraikan setiap kelompok dengan
menyebutkan satu wakil dari masing-masing kelompok. Thomas Aquino
(rasionalis), Thomas Hobbes (voluntaris) dan Lon L. Fuller (teknolog)

Titik persamaan ketiga kelompok ini ialah Alam (dalam hukum alam
ditafsirkan sebagai alam manusia) yaitu hakikat manusia atau alam-nya.
Thomas Aquino melihat manusia primer sebagai pemikir (makhluk yang
diberi akal), Thomas Hobbes melihatnya sebagai pelaksana atau orang
yang berbuat (diperlengkapi dengan kemauan) dan Lon. L. Fuller,
berpangkal tolak dari manusia yang dapat melakukan hubungan baik (tukang
bicara).

Namun ada juga penganut hukum alam seperti Montesquieu mengartikan


alam itu jauh lebih luas (la nature des choses) dan mengemukakan
bagaimana hukum itu

LEGAL POSITIVISM
(Positivisme Hukum)
Positivisme hukum aliran filsafat hukum yang beranggapan bahwa teori
hukum yang bersangkut paut dengan hukum positif

Positivisme hukum tidak bersangkut paut


Adil/tidak adil
Baik/buruk

hukum

efektif/tidak efektif

Aliran dalam legal positivism


Analytical jurisprudance (hukum analitis)
Reine rechtlehre (ajaran hukum murni)

Analytical Jurisprudence
Pelapor aliran ini : Jhon Austin (Inggris)
Aliran ini hanya bersangkut paut dengan hukum positip
Tidak mengkaji hubungan hukum positif dengan hukum tuhan dan kesusilaan
Hukum positif menurut Austin
Peraturan yang berisi petunjuk yang diperuntukkan bagi makhluk yang
berakal dan dibuat oleh makhluk yang berakal yang mempunyai
kekuasaan terhadap mereka itu.

Hukum pada hakikatnya menurut ajaran Austin:

semua hukum adalah perintah (command) yang dibuat oleh penguasa yang
berdaulat yang ditujukan kepada yang diperintah, dengan disertai ancaman, sanksi
apabila perintah itu tidak dipatuhi/dilanggar

Hukum positif command of sovereign atau commond of law giver

Hubungan antara hukum dan kedaulatan dikembangkan oleh Hans Kelsen


Reine Rechtlehre-nya

Hart dalam tulisannya Positivism and the separation of law and morals ;
menyebutkan 5 ciri positivisme hukum :

Hukum suatu perintah yang datangnya dari manusia

Tak ada hubungan yang mutlak antara hukum (law) dan kesusilaan
(morality)

Antara hukum yang berlaku (law as it is) dengan hukum yang


dicita-citakan (seharusnya)

Analisa mengenai pengertian hukum (legal concept) adalah penting


dan harus dibedakan

Penyelidikan berdasarkan sejarah hukum, dan sumber hukum

Penyelidikan secara sosiologis hubungan hukum dengan


gejala-gejala kemasyarakatan lainnya

Penyelidikan hukum yang didasarkan pada kesusilaan tujuan


sosial dan fungsi hukum

Sistem hukum sistem logika yang tertutup (closed logical system)

Pada sistem ini, ketentuan-ketentuan hukum yang benar bisa


diperoleh dengan alat-alat logika (logical means) dari peraturan
hukum

yang

telah

ditetapkan

sebelumnya,

tanpa

memperhatikan tujuan, tujuan sosial, politik, dan ukuran-ukuran


moral

Pertimbangan
dibuktikan

mengenai

dengan

kesusilaan

tidak

mempergunakan

dapat

dibuat

tanpa

dan

bukti

argumentasi

berdasarkan logika
Berdasarkan pengertian Austin dan Hart, maka

Analytical jurisprudance disatu sisi menekankan pada kekuasaan yang besar


dari penguasa (negara) disisi lain menghendaki jaminan atau kepastian akan
kebebasan warga negara

Dalam konsepsi negara nasional, negara mempunyai kekuasaan yang sangat


besar dan mendapatkan pentaatan tanpa syarat dari warga negara serta
menghendaki adanya kebebasan warga negara yang seluasnya
REINE RECHTSLEHRE
(Wiener Rechtschule)

Hans kelsen penganut Neo Kantianisme

Filsafat Kant membagi rasio menjadi 3 yaitu :


Pemikiran (thinking) melahirkan pengetahuan
Keinginan (volition) melahirkan etika
Perasaan (feeling) melahirkan perasaan

Filsafat Kant filsafat hukum berdasarkan pada fungsi kedua sedangkan


Neo Kantianisme berdasarkan pada pemikiran pertama, maka teori hukum itu
bersifat ilmiah.

Hans Kelsen menyebut ajarannya Reine Rechtslehre sebagai ajaran umum tentang
hukum (Algameine Rechtslehre)

Tugas ajaran ini :


Menentukan metode khusus dalam mempelajari dan mengetahui
dasar-dasar fundamental dari segala macam hukum.

Bidangnya :

Tidak terikat pada suatu sistem hukum negara tertentu

Mengkaji pengertian umum yang merupakan dasar dari hukum

Berusaha mencari dan menemukan pengertian tentang segala yang


hakiki

dan

perlu

untuk

hukum,

oleh

karena

itu,

harus

mengenyampingkan segala sesuatu yang dapat berubah atau yang


keberadaannya secara kebetulan.
Berusaha mencari pengetahuan tentang hukum secara ilmiah yang tidak dicampuri
oleh masalah; politik, kesusilaan, sejarah, keadilan, instrik, keinginan.

Hal-hal penting dari : Reine Rechtslehre

Tujuan teori hukum

Mengetahui secara sistimatika segala sesuatu yang acak-acakan dan


menyederhanakan hal-hal tersebut sebagai satu kesatuan

Teori hukum suatu ilmu pengetahuan dan bukan satu kemauan

Artinya

pengetahuan

tentang

hukum

yang

berlaku

bukan

pengetahuan bagaimana hukum seharusnya

Teori hukum suatu ilmu normatip, bukan suatu ilmu kealaman

Asas causalitas toerekening

Teori hukum sebagai teori norma-norma tidak berurusan dengan ketetapan


hukum

Teori hukum merupakan suatu hal yang formal, satu teori mengenai caranya
mengatur isi hukum yang berubah-ubah dengan cara khusus.

Hubungan antara teori hukum dengan satu sistim hukum positif adalah
hubungan antara hukum yang mungkin dengan hukum yang berlaku

Ajaran Reine Rechtslehre melahirkan tiga konsep


1. Ajaran stufen teori
2. Pure theory of law..
3. Grundnorm

Stufen theorie/stufenbantheory
pertama diperkenalkan oleh murid Hans Kelsen Adolf Merkel
menurut teori ini;

Peraturan-peraturan hukum positif disusun seara pyramidal


(bertingkat-tingkat) dari atas; yaitu grundnorm secara
bertingkat-tingkat kebawah kepada suatu norma-norma hukum
secara konkret,

Grundnorm norma yang masih abstrak dan semakin


kebawah semakin konkret

dalam proses itu, apa semula berupa sesuatu yang seharusnya, berubah
menjadi sesuatu yang dapat dilaksanakan.

Grundnorm
Merupakan dasar untuk melahirkan peraturan-peraturan hukum dalam
suatu tatanan sistem hukum tertentu
Grundnorm sebagai dasar legalitas hukum positif

UUD, UU, PP sampai kepada peraturan hakim norma


tersebut diindividualisir (dipergunakan untuk satu hubungan
tertentu dan dapat dilaksanakan

Pure theory of law


Teori hukum bebas dari anasir-anasir hukum
hukum apa adanya yaitu peraturan yang dibuat dan diakui oleh negara.

Persamaan antara Analytical Positivism ; Austin dan Reine Rechtslehre; Kelsen


1. Keduanya ingin memisahkan hukum dari unsur non hukum
2. Keduanya mendasarkan analisisnya pada analisis formal dan hanya
mengakui hukum positif sebagai satu-satunya hukum
3. Keduanya memandang esensi hukum apa adanya
4. Keduanya menitikberatkan perhatiannya terhadap struktur dan fungsi negara

ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT HUKUM


Kajian tentang aliran-aliran dalam filsafat hukum merupakan inti dari Mata
Kuliah Filsafat Hukum
Memahami pokok-pokok pikiran aliran-aliran dalam filsafat Hukum akan
mengantar untuk memahami berbagai corak pemikiran tentang hukum
Manfaat

Memberikan kesadaran kepada orang yang mengkajinya bahwa;


betapa kompleksnya hukum dengan berbagai sudut pandangnya, yang
melahirkan bermacam-macam pengertian, defenisi sampai kepada
tujuan hukum

Dengan mengetahui dasar argumentasi dari masing-masing aliran


membuat/membangun wawasan yang semakin luas dan kaya serta
terbuka dalam memandang hukum dan masalah-masalahnya.

Timbulnya berbagai aliran dalam Filsafat Hukum menunjukkan pergulatan


pemikiran yang tidak henti-hentinya dalam lapangan ilmu hukum.
Filsafat Hukum hanya merupakan produk sampingan dari para filosof, saat ini,
justru Filsafat HUkum menjadi kajian tersendiri para ahli hukum.
Pengkajian aliran Filsafat Hukum bukan sekedar napak tilas perjalanan
pemikiran para pakar dari masing-masing aliran akan tetapi dengan

pemahaman berbagai pemikiran itu sebagai bahan masukan untuk dapat


dengan mudah menghargai pendapat orang lain.
Ciri dari tradisi keilmuan
Suatu pemikiran pada waktu tertentu tidak sesuai lagi dengan jamannya dan
segera disangkal/ditumbangkan oleh pemikian lainnya. Namun demikian,
pemberian yang ditumbangkan (pemikiran lama) tetap menjadi buah karya
ilmiah yang berharga untuk dikaji ulang terus menerus
Pemikiran lama boleh jadi suatu saat akan kembali tampil dengan bentuk
baru.
Aliran-aliran Filsafat Hukum
Aliran hukum alam
Positivisme hukum (legal positivisme)
Utilitarianisme
Mazhab sejarah (historische rechtsschal)
Sociological juriprodence
Realisme hukum
Freirechtstehre (aliran ajaran hukum bebas)
Ketujuh aliran dapat dikelempokkan menjadi 3 kelompok besar =
1. Idealisme
2. Rasionalisme
3. Empirisme

ALIRAN UTILISME

Aliran yang menempatkan kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum

Kemanfaatan ~ kebahagiaan (happiness)

Ukuran baik/buruknya atau adil/tidaknya suatu hukum tergantung kepada


apakah hukum memberikan/mendatangkan kebahagiaan bagi manusia

Kebahagiaan yang dimaksud kebahagiaan yang dinikmati oleh sebanyak


mungkin orang/individu dalam masyarakat (the greatest happiness for the
greatest number of people)

Aliran ini dapat digolongkan ke dalam legal positivisme

Menganut juga faham : bahasa tujuan hukum disamping kemanfaatan bagi


sebanyak mungkin orang menciptakan ketertiban masyarakat.

Hukum yang bermanfaat akan menciptakan kedamaian/ketertiban

Tetapi ketertiban belum tentu menciptakan kebahagiaan

Jika demikian hukum merupakan pencerminan perintah penguasa


bukan pencerminan dari rasio semata.

Tokoh utama : Jeremy Bentham, Jhon Stuart Mill & Rudolf van Jhering.

JEREMY BENTHAM (1748-1832)

Alam dapat memberikan kebahagiaan dan kesusahan

Manusia selalu berupaya : memperbanyak kebahagiaan dan


mengurangi kesusahan

Kebaikan kebahagiaan &

Kejahatan kesusahan

tugas hukum

Memelihara kebaikan dan mencegah kejahatan kebahagiaan

Bentham menempatkan pusat perhatiannya pada : kebahagiaan


individu dalam masyarakat.

Hukum memeiliki tugas : untuk membahagiakan individuindividu

bukan

langsung

kepada

masyarakat

secara

keseluruhan

Namun perlu juga dipertimbangkan : bahasa kebahagiaan


masyarakat perlu diperhatikan : mengingat menghindari
terjadi benturan kepentingan ; antara kepentingan individu yang
mengejar kebahagiaan dan kepentingan masyarakat.

Karena itu ; perlu pembatasan-pembatasan bagi individu untuk


menghindari Homo honini lupus (manusia menjadi serigala
bagi manusia lainnya).

Bentham menyarankan bahwa untuk balanced antar :

Kepentingan Individu dan masyarakat perlu ada Simpati dari


tiap-tiap individu

Dengan demikian titik berat tetap pada individu jika si individu yang telah
memperoleh

kebahagiaan,

dengan

sendirinya

kebahagiaan

(kesejahteraan

masyarakat akan tercapai secara simultan.

Pandangan Bentham tentang


Pemidanaan dalam ajaran Hedonistic Utilitarianisme.
Pemidanaan harus bersifat spesifik untuk tiap kejahatan
Pemidanaan tidak boleh melebihi jumlah yang dibutuhkan
Pemidanaan hanya bisa terima apabila ia memberikan harapan
bagi tercegahnya kejahatan yang lebih besar

Ada dua kekurangan/kelemahan Pemikiran Bentham


Rasionalisme yang abstrak dan doktriner:

Tidak melihat individu sebagai keseluruhan yang kompleks

Akibatnya melebih-lebihkan kekuasaan lawgiver dan meremehkan


individualisasi kebijakan & keluwesan dalam penerapan hukum
1. Kegagalan Bentham menjelaskan konsepsinya sendiri
mengenai keseimbangan antara kepentingan dan masyarakat.

2. JHON STUART MILL (1806-1873)


1. Pemikiran Mill Pertimbangan psikologis James Mill
1. Tujuan terhadap manusia kebahagiaan
2. Yang dicari manusia bukan benda atau sesuatu melainkan
kebahagiaan yang dapat ditimbulkan
2. Dalam sejarah filsafat, Mill digolongkan sebagai positirism yang
menggunakan pendekaran psikologi
3. Menurut Friedman Peran Mill dalam ilmu hukum :
1. Telah melakukan penyelidikan mengenai hubungan antara :
keadilan, kegunaan, kepentingan individu dan kepentingan
umum.
4. Mill bertentangan dengan Bentham :
1. Antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat
tidak bertentangan
2. Immanual Kant individu harus bersimpati pada kepentingan
umum
5. Mill tidak dapat dimengerti
1. Mengapa individu harus mengekang usaha-usahanya yang
sesungguhnya untuk mencapai kebahagiaan, demi kepentingan
anggota lain dalam masyarakat.

Dalam menjawab ketidaksetujuannya itu : Mill lalu menganalisis


hubungan antara kegunaan dan keadilan

Pada hakikatnya perasaan keadilan individu, akan membuat


individu menyesal dan ingin membalas dendam kepada tiap
sesuatu yang dapat menyenangkan.

Rasa sesal dari keinginan individu, dapat dinetralisir dengan


perasaan sosialnya telaah Mill yang demikian ; dengan
kacamata/pendekatan psikologi :
Orang yang baik menyesalkan tindakan yang tidak
baik terhadap masyarakat, walaupun tidak mengenai
dirinya sendiri atau tidak menyebabkan perbuatan yang
tidak baik terhadap dirinya sendiri, meskipun
menimbulkan rasa sakit.

Ungkapan dari rasa adil

Mill menggabungkan kesadaran diri, kebaikan bersama dan rasa


adil

RUDOLF VAN JHERING (1818-1892)

Ajaran Bentham dikenal Utilisme individu

Jhering mengembangkan Utilisme sosial

Therri Van Jhering Gabungan antara Bentham, Mill dan Positivisme


Hukum Jhon Austin

Jhering = tujuan hukum untuk melindungi kepentingan

Kepentingan pengejaran kesenangan-kesenangan


menghindari penderitaan

Kepentingan idividu dijadikan sebagai tujuan sosial

Tujuan sosial hubungan antara tujuan pribadi seseorang dengan kepentingankepentingan orang lain.

MAZHAB SEJARAH
(Historische rechtsschule)
Aliran mazhab sejarah yang terkenal dipelopori oleh Friederich Carl von Savigny,
yakni hukum itu tidaklah dibuat melainkan berkembang bersama-sama dengan
masyarakat.
Mazhab hukum historis lahir pada awal aabad XIX, yakni pada tahun 1814, dengan
diterbitkannya suatu karangan dari F. Von Savigny, yang berjudul: Vom Beruf
unserer Zeit fur Gezetgebung und Rechtwissenchaft (tentang seruan Zaman kini
akan undang-undang dan ilmu hukum). Tokoh mazhab ini ialah F. Von Savigny dan
Sir Henry Maine
Friedrich Carl Von Savigny;
Menurut Savigny hukum merupakan salah satu faktor dalam kehidupan bersama
suatu bangsa, seperti bahasa, adat, moral, dan tatanegara. Oleh karena itu hukum
merupakan sesuatu yang bersifat supra-individual, suatu gejala masyarakat.

Pada permulaan, waktu kebudayaan bangsa-bangsa masih bertaraf rendah, hukum


timbul secarah spontan dengan tidak sadar dalam jiwa warga bangsa. Kemudian
sesudah kebudayaan berkembang, semua fungsi masyarakat dipercayakan pada
suatu golongan tertentu. Demikianlah pengolahan hukum dipercayakan kepada
kepada kaum yuris sebagai ahli-ahli bidangnya.
Hakikat dari sistem hukum menurut Savigny adalah sebagai pencerminan jiwa
rakyat yang mengembangkan hukum itu. Semua hukum berasal dari adat istiadat
dan kepercayaan dan bukan berasal dari pembentuk undang-undang.
Sir Henry Maine;

Aliran sejarah telah membuka jalan bagi perhatian yang lebih besar terhadap
sejarah dari suatu tata hukum dan dengan demikian mengembangkan pengertian,
bahwa hukum itu merupakan suatu unikum. Keadaan yang demikian ini
menyuburkan dilakukannya penelitian-penelitian serta karya-karya yang bersifat
anthropologis. Maine dianggap sebagai yang pertama-tama melahirkan karya yang
demikan.
Maine mengatakan masyarakat ada yang statis dan ada yang progresip.
Masyarakat progresip adalah yang mampu mengembangkan hukum melalui tiga
cara, yaitu: fiksi, equity dan perundang-undangan. Perubahan masyarakat tidak
selalu menuju kepada yang lebih baik. Perjalanan masyarakat menjadi proresip,
disitu terlihat adanya perkembangan dari suatu situasi yang ditentukan oleh status
kepada penggunaan kontrak.

Friedrich

Karl

von

Savigny

(1770-1861)
Pokok-pokok Pemikiran von Savigny

Masing-masing bangsa memiliki ciri yang khusus dalam berbahasa. Hukum


pun demikian.

Karena tidak ada bahasa yang universal, tiada pula hukum yang universal.

Hukum timbul bukan karena perintah penguasa atau karena kebiasaan, tetapi
karena keadilan yang terletak di dalam jiwa bangsa itu (instinktif).

Jiwa bangsa (Volkgeist) itulah yang menjadi sumber hukum.

Das Rechts wird nicht gemacht, es ist und wird mit dem Volke.

Hukum tidak dibuat, tetapi ia tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.

Friedrich
(1770-1861)

Karl

Von

Savigny

Savigny timbulnya hukum dianalogikan dengan timbulnya bahasa atau


bangsa
Masing-masing bangsa memiliki ciri-ciri yang khusus dalam berbahasa,
demikianpun hukum
Tidak ada bahasa yang universal
Hukum timbul bukan karena perintah penguasa atau karena kebiasaan,
akan tetapi karena perasaan keadilan yang terletak di dalam jiwa bangsa itu
(instintif)
Jiwa bangsa (volksgeist) menjadi sumber hukum (law as an expression of
the common con scionsness or spirit at people)
Hukum tidak dibuat tetapi ia tumbuh dan berkembang bersama masyarakat
Untuk membangun hukum, studi sejarah suatu bangsa mutlak perlu dilakukan
Kritik Paton terhadap Savigny
Kepentingan golongan masyarakat tertentu dapat dinyatakan sebagai
vallegeist
Tidak selalu peraturan UU timbul begitu saja, tetapi butuh perjuangan
Peranan hakim dan para ahli hukum tidak mendapat perhatian,
padahal penyusunan hukum membutuhkan proses.

Georg Friedrich Puchta


(1798-1846)

Puchta membedakan pengertian bangsa ini dalam dua jenis :


o

Bangsa dalam pengertian etnis, yang disebutnya bangsa


alam.

Bangsa dalam arti nasional sebagai kesatuan organis yang


membentuk satu negara.

Adapun yang memiliki hukum yang sah hanyalah bangsa dalam pengertian
nasional (negara). Sedangkan bangsa alam memiliki hukum sebagai keyakinan
belaka.

Menurut Puchta, keyakinan hukum yang hidup dalam jiwa bangsa harus
disahkan melalui kehendak umum masyarakat yang terorganisasi dalam
negara.

Negara mengesahkan hukum itu dengan membentuk undang-undang.

Adat istiadat bangsa hanya berlaku sebagai hukum sesudah disahkan


negara.

Puchta adalah murid von Savigny

Hukum dapat berbentuk

Langsung adat istiadat

Melalui UU

Melalui ilmu hukum (karya para ahli hukum)

Puchta membedakan bangsa dalam dua jenis :


o

Bangsa ~ etnis bangsa alam

Bangsa ~ nasional pembentuk negara

Yang memiliki hukum yang sah bangsa nasional (negara)

Bangsa alam memiliki hukum sebagai keyakinan belaka

Keyakinan hukum yang hidup dalam jiwa bangsa harus disahkan melalui
kehendak umum yang terorganisir dalam negara

Kebiasaan, adat-istiadat bangsa hanya berlaku sebagai hukum sesudah


disahkan oleh negara

Pikiran-pikiran kaum yuris tentang hukum memerlukan pengesahan negara


untuk berlaku sebagai hukum

Penguasa negara tidak butuh dukungan apa-apa, berhak untuk membentuk


UU tanpa bantuan kaum yuris.

Puchta penganut absolutisime negara atau positivisme yuridis


Henry Sumner Maine (1822-1888)

Maine pelopor Mazhab Sejarah di Inggris


Hasil penelitian Maine telah memperkuat pendapat von Savigny
Penelitian atau lembaga hukum yang ada pada masyarakat sederhana
dengan masyarakat maju dengan pendekatan sejarah
Kesimpulan penelitian terdapat pola evolusi pada pelbagai masyarakat
dalam situasi sejarah yang sama.
Sumbangan Meine bagi studi hukum dalam masyarakat yaitu penerapan
metode empiris, sistimatis dan sejarah ini untuk menarik kesimpulan yang
umum

Mazhab sejarah muncul akibat reaksi terhadap tiga hal:


o

Rasionalisme pada abad ke 18 atas dasar hukum alam, kekuatan akal


dan prinsip-prinsip dasar yang berperan pada filsafat hukum

Semangat revolusi Prancis yang menentang tradisi dengan misi


kosmopolitannya (percaya pada rasio, dan kekuatan terhadap
manusia)

Pendapat yang melarang hakim menafsirkan hukum, karena UU


diasumsikan dapat memecahkan semua persoalan hukum

Abad ke 18 abad rasionalisme mengajarkan universalisme dalam cara


berpikir.

Cara pandang inilah salah satu penyebab munculnya Mahzab


Sejarah yang menentang universalisme.

Mazhab sejarah muncul sejalan dengan gerakan rasionalisme dan Eropa

Mazhab sejarah mengarah kepada bangsa, tepatnya jiwa bangsa


(volksgeist)

Tokoh-tokoh penting mazhab sejarah : Von Savigny, Pucha dan Henry


Sumner Maine

3 Dimensi Hukum

Dimensi nilai

Nilai adalah gagasan tentang sesuatu yang bersifat abstrak, berupa


kebaikan, kebenaran, keburukan, kesalahan

Dalam hukum, nilai mempunyai sifat sebagai keharusan dan


kebolehan (perwujudan nilai kebaikan)

Nilai-nilai hukum terkandung dan termuat dalam Kaidah

Dimensi kaidah

Kaidah berisih nilai-nilai tertentu, merupakan pedoman atau petunjuk


dalam berprilaku

Tertulis : pranata hukum yang sengaja disusun, terorganisasikan dan


dikaitkan dan lembaga hukum tertentu, dikuatkan dan dilegitimasikan
dengan kekuasaan tertentu.

Tidak tertulis: tumbuh dalam kebiasaan dalam prilaku masyarakat,


dapat merupakan penjabaran dari kaidah tertulis atau tumbuh dalam
pergaulan masyarakat secara langsung

Tercatat: rekaman dari kaidah tidak tertulis yang masih aktual atau
yang sudah menyejarah

Dimensi perilaku

Kaidah-kaidah tersebut dapat diwujudkan berupa perilaku hukum.


Sebagai kaidah perilaku hukum mengandung nilai yang merupakan
pelaksanaan dari kaidah yang sudah ditentukan

Perilaku hukum (aktifitas orang dan lembaga) merupakan wujud paling


konkrit dari hukum

DIMENSI NILAI atau IDE HUKUM

DIMENSI KAIDAH atau NORMA HUKUM

Dalam kaidah hukum teritegrasi antara nilai dan perilaku. Nilai akan
mempengaruhi perilaku mana yang boleh atau tidak dan perilaku mana yang
harus atau tidak untuk dilakukan

Perilaku memberi corak pada nilai yang terkandung dalam suatu kaidah
hukum

DIMENSI PERILAKU atau REALITAS HUKUM

Dimensi

Nilai atau Ide Hukum


Filsafat hukum

Dimensi
Kaidah atau Norma Hukum
Ilmu Hukum

Dimensi
Perilaku atau Realitas Hukum
Sosiologi hukum

Anda mungkin juga menyukai