Kelompok 3
Ade Juwita (109096000012)
Chitta Putri Noviani (109096000007)
Galuh Ilmia Cahyaningtyas (109096000011)
Hafiz Akhyar (109096000034)
Rahmawati Alusia (109096000020)
Tahta Muslim Karim (109096000027)
: 13 April 2012
I. Tujuan Percobaan
Menghitung kadar zat pengawet Na-benzoat yang terdapat pada suatu bahan pangan.
III. Metodologi
a. Alat dan Bahan
Alat :
1. Neraca analitik
2. Labu ukur
3. Gelas ukur
4. Erlenmeyer
5. Gelas piala
6. Pipet tetes
7. Corong pemisah
8. Buret
9. Corong dan kertas saring whatman no.4
Bahan :
1. Sampel
2. Kloroform
3. NaOH 10%
4. NaCl 30%
5. HCl (1:3)
6. Alkohol (4:1)
7. NaOH 0,05 N
8. Indikator PP
9. Aquades
b. Prosedur Kerja
Sampel
Volume NaOH
Frestea
0,25 ml
Kecap ABC
0,4 ml
Sirup Indofood
0,4 ml
Frutang
0,3 ml
Saus ABC
0,7 ml
Fanta
0,1 ml
Volume Blanko
: 0,2 ml
Berat Sampel
: 50 gram
: 50 ml
: 12,5 ml
Konsentrasi NaOH
: 0,05 N
b. Perhitungan
ppm Natrium Benzoat Anhidrat =
1. Frestea
2. Kecap ABC
3. Sirup Indofood
4. Frutang
5. Saus ABC
6. Fanta
V. Pembahasan
Pada percobaan ini praktikan menguji adanya kandungan bahan pengawet dan
menghitung kadar zat bahan pengawet, khususnya natrium benzoat pada beberapa
produk makanan dan minuman yang beredar di pasaran. Sampel yang digunakan
diantaranya adalah minuman Frestea, Kecap ABC, Sirup Indofood, minuman Frutang,
saus ABC, minuman Fanta.
Zat Pengawet adalah bahan yang ditambahkan dalam makan dengan tujuan
menghambat kerusakan oleh mikroorganisme (bakteri, khamir,kapang) sehingga
proses pembusukan atau pengasaman atau penguraian dapat dicegah. Salah satu bahan
pengawet yang diijinkan untuk digunakan pada makanan adalah natrium benzoat. Di
Indonesia, penggunaan Natrium Benzoat dalam makanan diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/IX/1988 tentang bahan tambahan
makanan. Natrium benzoat merupakan garam atau ester dari asam benzoat
(C6H5COOH) yang secara komersial dibuat dengan sintesis kimia. Rumus kimia
natrium benzoat yaitu C7H5NaO2.
penambahan NaCl ini akan mengubah natrium benzoat menjadi asam benzoat yang
akan larut dalam air, yang dapat diekstrak dengan kloroform untuk memisahkan fase
nonpolar dengan fase polarnya. Pada corong pisah terbentuk dua fase, dan diambil
fase polarnya yang berada pada bagian bawah corong, yang mengandung natrium
benzoate. Kloroform mudah diuapkan dan residu dilarutkan dalam alkohol, dititrasi
dengan NaOH 0,05 N sampai berubah warna menjadi merah muda. Persamaan reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
COONa
COOH
+ HCl
Natrium benzoat
+ NaCl
Asam Benzoat
COOH
COONa
+ NaOH
Asam benzoat
+ H2O
Natrium benzoat
Dari hasil titrasi didapat volume NaOH dari masing-masing sampel yaitu 0,25
ml, 0,4 ml, 0,4 ml, 0,7 ml, 0,3 ml, dan 0,1 ml, kemudian di hitung kadar natrium
benzoate dari masing-masing sampel yaitu, 144 ppm, 230,4 ppm 230,4 ppm , 172,8
ppm , 403,2 ppm, dan 57,6 ppm. Berdasarkan data dan perhitungan tersebut, kadar
natrium benzoat tertinggi pada sampel saus ABC dengan nilai 403,2 ppm dan yang
terendah adalah sampel minuman Fanta. Sedangkan kadar natrium benzoat standar
yang diperbolehkan pemerintah adalah 1000 ppm. Jadi, kadar natrium benzoat dalam
saus ABC dan sampel yang lainnya masih dalam ambang batas yang diperbolehkan.
VI. Kesimpulan
1. Kadar natrium benzoat dari masing-masing sampel yaitu, 144 ppm, 230,4 ppm
230,4 ppm , 172,8 ppm , 403,2 ppm, dan 57,6 ppm
2. Dari sampel yang digunakan, saus ABC mengandung kadar natrium benzoat yang
paling tinggi 403,2 ppm dan terendah sampel fanta dengan 57,6 ppm
VIII.
Lampiran
Gambar 4. Blanko
Bahan Praktikum
Bahan
Jumlah
Total
NaOH 10%
5 ml x 6
30 ml
NaCl 30 %
5 ml x 6
30 ml
25 ml x 6
150 ml
HCl (1:3)
Kloroform
Alkohol (4:1)
25 ml x 6
150 ml
Naoh 0,05 N
2,15 ml
2,15 ml
Aquadest
200 ml x 6
1200 ml