Oleh:
M Faiz K Anwar
G99141163
M Rama Anshorie
G99141164
G99141165
G99141166
Christian Ganda W A
G99141167
Diena Ashlihati
G99122035
Pembimbing
Dr. dr. Hj. Noer Rachma, Sp.KFR
HALAMAN PENGESAHAN
Makalah Referat Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Medik dengan judul:
Oleh:
M Faiz K Anwar
G99141163
M Rama Anshorie
G99141164
G99141165
G99141166
Christian Ganda W A
G99141167
Diena Ashlihati
G99122035
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keadaan menua adalah hal yang wajar yang terjadi pada manusia yang
hidup, tidak ada yang dapat lolos dalam menghindarinya, secara wajar
proses ini akan berlangsung. Menjadi tua dengan pasti akan diikuti oleh
perubahan fisik dan bisa terjadi kehilangan sel-sel yang semakin
berkurang, sehingga harus ada persiapan dalam mengalami hal tersebut
dengan mengetahui bagaimana keadaan kesehatan kulit muka dan fisik
lainnya (Cunningham, 1998).
Untuk merawat agar tetap kulit muka sehat dan tidak terjadi penuaan
dapat diperiksakan kesehatan kulit dengan alat anti aging treatment.
semakin banyak masyarakat yang menganggap bahwa kesehatan kulit
muka sangat penting dan sudah banyak yang merawat kulit mereka, tapi
masyarakat tidak banyak yang mengetahui alat yang digunakan agar
mengetahui keadaan kulit muka dan mengetahui kolagen pada kulit
muka, padahal sudah banyak alat-alat yang digunakan untuk menghindari
aging (penuaan), dengan prinsip kerja pada alat yang berbeda-beda.
Makalah ini akan membahas alat-alat anti aging agar tidah terjadi
penuaan kulit, ada beberapa alat yang digunakan yaitu light therapy,
microdermabrasion machine, fractional CO2 laser, sehingga dengan kita
mengetahui alat yang dan prinsip keja dari alat kita dapat merawat kulit
muka dengan alat yang tepat dan aman untuk kulit (Klatz, 2003).
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang dibuat maka tujuan dari makalah ini
adalah :
1. Mengetahui pengertian penuaan kulit.
2. Mengetahui pengertian ultrasound therapy.
3. Mengetahui efek ultrasound therapy pada proses penuaan kulit.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan penuaan?
2. Apa yang dimaksud dengan ultrasound therapy?
3. Bagaimana efek ultrasound therapy pada proses penuaan kulit?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Aging/Penuaan
Proses penuaan merupakan proses fisiologis yang terjadi pada semua
makhluk hidup. Proses ini meliputi seluruh organ tubuh, termasuk kulit
(Jusuf, 2005). Penuaan kulit merupakan suatu bagian dari proses penuaan
alami manusia yang berbeda di masing-masing organ, jaringan, bahkan
berbeda di tingkat sel seiring berjalannya usia. Penuaan pada organ-organ lain
selain kulit, terutama penuaan pada organ dalam sulit dilihat tanpa alat bantu,
akan
tetapi
penuaan
memperlihatkan
pada
perubahan
kulit
yang
merupakan
jelas
dan
jenis
penuaan
nampak
mata
yang
seiring
intraseluler. Bekerja melalui AGTR1, protein kinase C (PKC) dan jalur, Janus
kinase [JaK] angiotensin II merangsang monosit dan makrofag untuk
meningkatkan produksi berbagaisitokin dan mediator inflamasi. Aktivasi
berkepanjangan dari RAS juga dapat menyebabkan kanker tumorogenesis;
angiotensin II telah ditunjukkan untuk mempromosikan angiogenesis dan invasi
pada melanoma dan sel kanker payudara. Renin-angiotensin system dan stres
oksidatif - Angiotensin II dapat merangsang produksi ROS NADPH oksidasetergantungdalam neutrofil melalui beberapa jalur molekuler termasuk MAP
kinase, ERK, dan fosfolipase A2 Angiotensis IIjuga menghambat sintesis heme
oxygenase antioksidan-1 di neutrofil manusia. Stres oksidatif juga memainkan
peran penting dalam secara kronologis dan photoaging di kulit. Dalam sel
bertekanan normal, ada keseimbangan reaktif spesies oksigen (ROS) produksi
dari mitokondria dan ekspresi enzim antioksidan, termasuk katalase, superoksida
dismutase (SOD), dan glutation peroksidase. Ketika sel berada di bawah stres,
bagaimanapun, keseimbangan ini terganggu dan radikal bebas yang tak terkendali
dapat mengubah kemapuan sel. Hilangnya kapasitas antioksidan di wajah
meningkat ROS juga mengaktifkan transkripsi NF-, yang mempromosikan
transkripsi berbagai gen inflamasi dan proliferasi. Angiotensin II itu sendiri juga
dapat langsung meningkatkan aktivitas NF-]. Hasil akhir dari jalur ini adalah
ketidakseimbangan radikal bebas oksidatif dengan kerusakan DNA yang
dihasilkan dan peningkatan ekspresi gen proliferasi dan sitokin inflamasi, yang
dapat menyebabkan penyakit penuaan dan usia terkait seperti kanker dan
aterosklerosis. Menghambat angiotensin II atau reseptor AGTR1 telah
ditunjukkan untuk memblokir jalur ini dan menghasilkan ROS. Valsartan blokade
reseptor AGTR1 secara signifikan mengurangi pembentukan ROS pada neutrofil
diisolasi dari subyek manusia. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor
serta mengurangi kolagen dan produksi lipid. struktural kulit mengalami berubah
menjadi atrofi dan penipisan kulit, peningkatan kehilangan air transepidermal
terkait dengan gangguan penghalang permeabilitas kulit, dan mudah memar
dengan gangguan penyembuhan luka, efek ini mirip dengan penuaan kulit pada
geriatri.Pada tingkat molekuler diperkirakan bahwa glukokortikoid memediasi
efek ini melalui berbagai mekanisme dimediasi oleh intraseluler reseptor
glukokortikoid (GCR). Glukokortikoid mengikat hasil GCR di translokasi ke
nukleus, dimana memodulasi transkripsi baik dengan langsung mengikat DNA
atau melalui interaksi protein-protein dengan transkripsi Faktor sendiri. Di antara
faktor-faktor transkripsi yang terkena adalah activator protein-1, Smad3, dan NF. Gen dipengaruhi oleh interaksi ini termasuk yang diperlukan untuk sintesis
lipid serta produksi protein matriks ekstraselular kolagen, proteoglikan dan
elastinsMungkin tidak mengherankan, blocker glukokortikoid juga telah
digunakan untuk mencegah psikologis perubahan stress pada struktur dan fungsi
kulit. Sebuah studi tahun 2006 tikus yang dirangsang stres sdalam bentuk cahaya
secara terus menerus dan suararadio selama 48 jam. Para penulis melaporkan
bahwa GCR blokade dengan mifepristone (Mifeprex) serta reseptor CRH
dengan antalarmin dapat mencegah atau memperbaiki beberapa kelainan kulit
yang disebabkan oleh stres psikologis termasuk proliferasi keratinosit,
penghalang permeabilitas homeostasis, dan integritas stratum korneum
(Dunn,2011).
diphenhydramine,
oxybutynin
(hiperhidrosis),
dan
toksin
botulinum (Dunn,2011).
Menurut Jusuf (2005) ada berbagai macam teori proses penuaan yang
telah dikemukakan, namun mekanisme yang pasti belum diketahui sampai
10
saat ini. Hal ini dikarenakan karena terhentinya proses pertumbuhan fisik dan
mulainya proses penuaan sendiri tidak memiliki batas waktu yang jelas. Teori
penuaan yang sudah diketahui antara lain (Jusuf, 2005):
1. Teori Replikasi DNA
Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan disebabkan kematian sel
perlahan, antara lain akibat pengaruh sinar Ultraviolet (UV) yang merusak
DNA sehingga mempengaruhi masa hidup sel.
2. Teori Kelainan Alat
Proses penuaan terjadi akibat kerusakan DNA, sehingga terbentuk molekul
yang tidak sempurna menimbulkan kelainan enzim intraselular yang
mengakibatkan keru7sakan atau kematian sel.
3. Teori Ikatan Silang
Proses penuaan merupakan akibat pembentukan ikatan silang yang
progresif dari protein intraseluler dan interseluler kolagen, sehingga
menyebabkan kolagen menjadi kurang lentur dan kurang tegang.
4. Teori Neuro-Endokrin
Proses penuaan diatur oleh organ-organ penghasil hormon seperti thymus,
hipotalamus, hipofisis, dan tiroid yang mengatur keseimbangan hormonal
dan regenerasi sel tubuh manusia.
5. Teori Radikal Bebas
Teori ini lebih banyak dipercaya sebagai penyebab proses penuaan.
Radikal bebas merupakan molekul di dalam tubuh yang memiliki elektron
yang tidan berpasangan, sehingga tidak stabil dan reaktif. Radikal bebas
akan terus menyerang sel-sel tubuh yang normal untuk mendapatkan
pasangan elektron, sehingga proses penuaan akan cepat terjadi. Selain itu,
hal ini juga dapat memicu timbulnya kanker.
11
12
yang menyeluruh
sesuai
dengan
13
yang
sebenarnya.
Berbagai
usaha
dapat
dilakukan
untuk
14
udara
yang
rendah
di
daerah
Penuaan Ekstrinsik
Kulit kering
Kulit kering
Kerut halus, garis ekspresi lebih dalam Kerut lebih dalam dan nyata
Kulit kendur
15
kepadatan
melanosit
jauh
lebih
meningkat,
yang kemudian
16
D. Klasifikasi Photoaging
Tipe
Karakteristik
1. Tidak keriput
yaitu
pengaruh
lingkungan
(Jusuf,2005).
17
serta
perubahan
hormonal
Taut
Dermis
epidermo- -
Apendiks
Atrofi
dermal mendatar
-
Tebal
rambut
berkurang/ -
Fibroblast berkurang
variatif
-
Depigmentasi
Konversi
rambut
terminal kevelus
Pembuluhdarah
sel
berkurang
Melanosit berkurang
Sellangerhans
Capillary loop
Akhiran
Kelenjar berkurang
berkurang
saraf
abnormal
F. Ultrasound Therapy
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Ultrasound Therapy
Terapi ultrasound adalah suatu terapi dengan menggunakan getaran
mekanik gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz dengan
tujuan untuk menimbulkan efek terapeutik melalui proses tertentu. Terapi
ini menggunakan arus listrik yang dialirkan lewat transducer yang
mengandung kristal kuarsa yang dapat mengembang dan kontraksi serta
memproduksi gelombang suara yang dapat ditransmisikan pada kulit serta
ke dalam tubuh.
Peralatan yang dipergunakan pada terapi ultasound adalah generator
penghasil frekuensi gelombang yang tinggi, dan transducer yang terletak
pada aplikator. Transducer terbuat dari kristal sintetik seperti barium
titanate atau sirkon timbal titanat yang memiliki potensi piezeloelectric
18
intermiten
lebih
dipilih.
Gelombang
kontinyu
lebih
ultrasound yang
19
meningkatkan
kemampuan
pembersihan
sisa
metabolisme,
dan
juga
bermanfaat
untuk
penyembuhan
(Baker,2001).
20
paska
cedera
kandungan
kolagen
di
kulit
dan
dapat
menurunkan
21
pada penuaan alami dan karena induksi sinar. Peningkatan MMP dapat
terjadi secara drastis, meskipun dengan radiasi UV yang memerahkan kulit
yang cukup untuk menimbulkan degradasi jaringan ikat kulit yang
signifikan (Dirk Meyer Roger et. al, 2012). Low-intensity ultrasound dapat
menurunkan jumlah MMP-1 yang merupakan matrix protein degradasi
sehingga dapat menurunkan proses degradasi jaringan ikat yang terjadi
akibat meingkatnya MMPs akibat paparan sinar UV (Byung, 2006).
Selain itu low-intensity ultrasound juga dapat menstimulasi transforming
growth factor (TGF)-1 dan 3 yang dapat memperbaiki kerusakan kulit
(Kwideok, 2006).
Modulasi HSP merupakan komponen penting dalam pengobatan
gerontologi modern yang digunakan untuk menunda proses penuaan
danatau untuk mengurangi tanda-tanda penuaan. Efek ini dapat melalui
kolerasi dari aktifitas HSp dan fibroblas dan produksi kolagen (Dirk Meyer
Roger et. al, 2012). Pada ultrasound dengan frekuensi 1MHz secara
kontinyu dapat meningkatkan kadar HSP sehingga dapat meningkatkan
produksi kolagen yang pada akhirnya akan mengurangi tanda-tanda
penuaan (Ki Won Nam, 2014).
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aging atau penuaan bukan hanya proses menjadi tua. Penuaan adalah apa
yang membuat tua tidak sebaik baru dan ketika laju kegagalan meningkat
bersamaan dengan peningkatan usia, orang menjadi sakit, lemah, dan kadang
sekarat. Proses penuaan dapat di kurangi dengan cara memperbaiki pola hidup
dan ada beberapa modalitas terapi yang dapat digunakan sebagai anti-aging,
seperti menggunakan terapi ultrasound. Ultrasound dapat digunakan untuk
melawan penuaan kulit karena terbukti dapat merangsang penurunan faktorfaktor intrinsik pada penuaan kulit. Metode ini memodulasi aktifitas MMP,
HSP dan memulihkan jaringan jaringan yang telah rusak yang akhirnya dapat
memperbaiki penuaan kulit.
B. Saran
Ultrasound dapat digunakan dalam pencegahan penuaan kulit namun perlu
adanya penelitian lebih lanjut.
23
DAFTAR PUSTAKA
Watson, T. (2000). "The role of electrotherapy in contemporary physiotherapy pr
actice" Manual Therapy 5(3): 132 141.
Baker, K. G., V. J. Robertson, et al. (2001). "A review of therapeutic
ultrasound: biophysical effects." Physical Therapy 81(7): 1351.
Arovah, Novita I., Dasar-Dasar Fisioterapi
Hara MR, Kovacs JJ, Whalen EJ, Rajagopal S, Strachan RT, Grant W, et al. A
stress response pathway regulates DNA damage through [2]adrenoreceptors and -arrestin-1. Nature. 2011. doi: nature10368 [pii]
10.1038/nature10368. PubMed PMID: 21857681.
Dunn Jeffrey H dan Koo John, Psychological Stress and skin aging: A review of
possible mechanisms and potential therapies. 2011. Dermatology Online
Journal
Jusuf NK. 2005. KulitMenua. Departemenilmupenyakitkulitdankelamin FK
USU; Medan
N. Puizini-Ivic. Skin aging.ActaDermatoven.2008; 17:47-52
Byung Hyune Choi, Jeong-Im Woo,Byoung-Hyun Min andSo Ra Park . Lowintensity ultrasound stimulates the viability and matrix gene expression of
human articular chondrocytes in alginate bead culture. Journal of
Biomedical Materials Research Part A.2006. Volume 79A, Issue 4, pages
858864
Dirk
24
Kwideok Park, Brent Hoffmeister, Dong Keun Han, Karen Hasty. Therapeutic
ultrasound effects on interleukin-1 stimulated cartilage construct in vitro.
Ultrasound in Medicine and Biology , Volume 33 , Issue 2 , 286 295doi:10.1016/j.ultrasmedbio.2006.08.009
Nghiem Doan, Peter Reher, Sajeda Meghji, Malcolm Harris. In vitro effects of
therapeutic ultrasound on cell proliferation, protein synthesis, and
cytokine production by human fibroblasts, osteoblasts, and monocytes.
April 1999 Volume 57, Issue 4, Pages 409419
Andriani D. (2012). Penuaan kulit dan perubahan hormonal. Denpasar : Makalah
National Symposium and Workshop on Anti Aging Medicine.
Dirk Meyer, Roger et,al. (2012) : Facial Skin Rejuvination With High Frequency
Ultrasound : Multi Centre Study Of Dual-Frequency Ultrasound. Journal
of cosmetics.
Castillo-Garzn M, Ruiz JR, et al. (2006). Anti-aging therapy through fitness
enhancement. Clinical Interventions in Aging :1(3) 213220
Jusuf KN. (2005). Kulit menua. Majalah Kedokteran Nusantara : 38 (2) 184-188
Ganceviciene R, Liakou A, et al. (2012). Skin anti-aging strategies. DermatoEndocrinology 4:3, 308319
Cunningham W. Aging and photo-aging. Dalam: Baran R, Maibach HI editor.
Textbook of Cosmetic Dermatology, ed.2 London: Marin Dunitz Ltd
1998: 445-67
Klatz, R. 2003. Acknowledgements. In : Klatz, R. 2003. Anti-Aging
Medical Therapeutics volume 5. Chicago : The A4M Publication. p.3.
25