DAN
PEMBENTUKAN TULANG
Disusun Oleh :
Shek Wendy
Dosen Pembimbing :
Dr.drg. Nurlinda Hamrun, M. Kes
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan menjadi besar, karena sel-sel dan
jaringan diantara sel bertambah banyak. Selama pembiakan, sel berkembang menjadi sebuah
alat (organ) dengan fungsi tertentu. Pada permulaannya, organ ini masih sederhana dan
fungsinya belum sempurna. Lambat laun organ tersebut dengan fungsinya akan tumbuh dan
berkembang menjadi organ yang matang, seperti yang diperlukan orang dewasa. Dengan
demikian pertumbuhan, perkembangan dan kematangan tidak dapat dipisahkan satu dari yang
lain. Untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan
dengan kematangan fungsi. Dalam hal ini sistem endokrin berperan penting dalam
pengaturan pertumbuhan dan perkembangan.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain.
Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel
dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
B. IDENTIFIKASI
1. Mengetahui definisi tentang Sistem endokrin, hormon, dan kelenjar
2. Mengetahui definisi tulang dan proses pembentukan?
3. Mengetahui hubungan sistem endokrin dengan perbentukan tulang?
C. RUMUSAN MASALAH
1. Definisi Sistem endokrin, hormon dan kelenjar?
2. Definisi Tulang dan proses pembentukan tulang?
3. Hubungan sistem endokrin dengan pembentukan tulang?
D. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui Hubungan anatar sisem endokrin dengan pembentukan tulang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Endokrin
Sistem endokrin
mengkoordinasi & mengintegrasikan berbagai kelenjar dalam tubuh dengan cara melepaskan
messenger kimia yg disebut hormon.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara
kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua Perbedaan
pokok antara sistem saraf dengan sistem endokrin adalah bahwa sistem saraf dapat dengan
cepat mempengaruhi alat tubuh untuk mengambil sikap terhadap adanya perubahanperubahan keadaan lingkungan yang merangsang dan pengaturan oleh saraf dihubungkan
oleh benang-benang saraf. Pada sistem endokrin (hormon) pengaturan sikap terhadap
perubahan keadaan lingkungan jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangka
watu yang lama dan pengaturannya melalui pembuluh darah.
Dasar dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia
perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel lainnya.
Fungsi Sistem Endokrin
Beberapa fungsi sistem endokrin, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B. HORMON
Hormon (dari bahasa Yunani, : horman - "yang menggerakkan") adalah
pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Hormon bertindak sebagai
"pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang
selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target.
Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada
permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal
tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah
aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan
pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem
kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin,
dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak
kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga
mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh, antara lain
aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi
tubuh.
Terdapat tiga golongan umum hormon, yaitu:
1.
2.
Steroid
Disekresikan
korteks
adrenal,
testosteron,estrogen,progesteron
3.
ovarium,
testis,
dan
plasenta,
yaitu
cortisol
Begitu banyak hormon yang terdapat dalam tubuh manusia. Meskipun begitu banyak,
namun hormon - hormon tersebut dapat diklasifikasikan dengan meninjaunya dari beberapa
aspek.
1. Klasifikasi Hormon berdasarkan mekanisme kerjanya maka pembagian hormon
menurut aspek biokimianya, yaitu :
a. Hormon Lipofilik
Kelompok hormon ini menyampaikan pesan hormon dengan cara menembus
membran sel dan berikatan dengan reseptor spesifik di dalam sel sasarannya.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
1)
2)
3)
b)
parakrin,
yang
termasuk
eikosanoid
adalah
2. Hormon Hidrofilik
Kelompok hormon ini menyampaikan sinyal dengan cara berikatan pada bagian luar
sel sasaran pada reseptor spesifik yang terfiksasi di dalam membran sel. Pengikatan
hormon menyebabkan pembentukan caraka kedua di bagian dalam membran sel.
Kemudian caraka kedua mengatur respon sel target terhadap hormon melalui reaksi
lainnya
Yang termasuk dalak kelompok hormon hidrofilik adalah:
b. Derivat asam amino : histamin, serotonin, melatonin, dan katekolamin. Histamin
dibentuk dari asam amino histidin, serotonin berasal dari asam amino triptofan,
melatonin berasal dari serotonin, sedangkan katekolamin berasal dari tirosin.
Katekolamin sendiri terdiri dari dopa, dopamin, noradrenalin, dan adrenalin.
c. Peptida dan protein : insulin, lutropin, folitropin, oksitosin, vasopresin,
somatomedin, kalsitonin.
4)
1)
2)
3)
Siklus menstruasi
2) G-protein
mengalami
difosfat(GDP)
yang
perubahan
tidak
aktif
bentuk,
dapat
sehingga
diganti
guanosin
dengan
enzim
hormone
yang
bersirkulasi
dapat
diperkuat
sehingga
C. KELENJAR
Kelenjar (bahasa Inggris: gland) adalah organ tubuh yang mensintesa suatu zat untuk
dikeluarkan. Secara umum, kelenjar di dalam tubuh, di bedakan atas dua, yaitu kelenjar
endokrin, dan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang
nengirimkan hasil sekresinya langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar
tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Kelenjar endokrin di hasilkan oleh organ-organ endokrin. Kumpulan dari berbagai
organ endokrin membentuk sistem organ. Setiap organ endokrin akan menghasilkan satu
macam hormon yang di sebut dengan istilah hormon tunggal. Tetapi ada juga yang
menhasilkan lebih dari satu hormon yang disebut hormon ganda. Hormon ganda ini diasanya
terbentuk untuk pengatur kinerja organ endokrin lainnya. Sehingga muncul saling
ketergantungan atau saling mempengaruhi antara suatu hormon terhadap aktivitas kelenjar
endokrin lainnya. Kelenjar endokrin sangat banyak dan tersebar dari kepala hingga bagian
bawah tubuh.
Keberadaan kelenjar endokrin sangat penting bagi tubuh. Karena sebagian besar,
pertumbuhan dan perkembangan tubuh di pengaruhi oleh aktivitas hormon-hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Jika salah satu saja ada yang tidak berfungsi dengan
sempurna, maka perkembangan dan pertumbuhan tubuh akan terganggu.
Berdasarkan aktivitasnya kelenjar buntu di bedakan menjadi beberapa macam, yaitu sebagai
berikut:
m. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang
peranan dalam metabolisme.
n. Kelenjar yang bekerja mulai masa tertentu, misalnya hormon kelamin.
o. Kelenjar yang bekerja sampai masa tertentu saja, misalnya hormon pertumbuhan
dan hormon timus.
Secara umum, kelenjar endokrin memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, yaitu:
1. Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan ke dalam darah yang diperlukan oleh
jaringan-jaringan dalam tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
6. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
Kelenjar utama dan organ-organ sistem endokrin meliputi:
A. Hipotalamus
B. Kelenjar pituiri atau hipofisis
C. Kelenjar Pineal (Epifise)
D. Kelenjar Tiroid
E. Kelenjar Anak gondok ( Paratiroid )
F. Kelenjar anak Ginjal ( Adrenal )
G. Pankreas
H. Kelenjar Kelamin
I. Kelenjar Timus
Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak
umur embrio 6-7 minggu dan umumnya akan bertumbuh dan berkembang terus sampai umur
30 sampai 35 tahun. Sampai usia 30 atau 35 tahun ( tergantung individual ) pertumbuhan
tulang berhenti, dan tercapai puncak massa tulang. Bila dari awal proses pertumbuhan,
asupan kalsium selalu terjaga, maka tercapailah puncak massa tulang yang maksimal, tapi
bila dari awal pertumbuhan tidak terjaga asupan kalsium serta gizi yang seimbang, maka
puncak massa tulang tidak maksimal.
Pada usia 0 30/35 tahun, disebut Modeling tulang karena pada masa ini tercipta atau
terbentuk MODEL tulang seseorang. Sehingga lain orang, lain pula bentuk tulangnya. Pada
usia 30 35 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai, dimana modeling sudah selesai tinggal
proses pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda.
Proses ini disebut disebut Remodeling. Secara alami setelah pembentukan tulang selesai,
maka akan terjadi penurunan massa tulang.
Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah
tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak
mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas. Pembentukan tulang rawan
terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan ( kartilago ). Mula-mula pembuluh darah
menembus perikondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel
perikondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang
kompakta, perikondrium berubah menjadi periosteum. Periosteum adalah membrane vascular
fibrus yang melapisi tulang. Pembuluh darah sangat banyak dijumpai di dalamnya dan
membran itu melekat erat pada tulang. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam
tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan
membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH ( menjadi basa ) akibatnya zat kapur
didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan
menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (
kemunduran bentuk dan fungsi ) dan pelarutan dari zat-zat interseluler ( termasuk zat kapur )
bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga
untuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah
epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan
demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam
pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan
cakram epifise. Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus
membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,
dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada
pertumbuhan diameter ( lebar ) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh
osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di
periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.Osifikasi ini
biasanya terjadi pada tulang-tulang pipih. Osifikasi ini terjadi pada sel-sel mesenkim dan
berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk oleh sel-sel mesenkim itu sendiri. Sel-sel
mesenkim yang telah berkondensasi berdiferensiasi menjadi osteoblast dan mulai
mensekresikan matriks dan substansi interselular. Osteoblast yang dikelilingi oleh matriks
menjadi osteosit. Pada diafisis, sel-sel kartilago mengalami tiga hal, yaitu hipertropi,
kalsifikasi matriks serta kematian sel-selnya. Selain itu, perichondrium akan mengalami
vaskularisasi sehingga sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblast. Perichondrium pun
sekarang disebut periosteum.
1. Osifikasi dimulai dari mesenkim atau sel-sel embrional yang secara aktif
2.
3.
4.
5.
membelah dirinya dan kemudian membentuk sel tulang muda yang kita kenal
dengan nama Osteoblas.
Osteoblas yang ada selanjutnya mensekresi metric tulang yang dikenal dengan
nama Osteoid ke dalam interseluler. Ruangan di dalam interseluler ini diketahui
kaya akan kolagen.
Proses yang terjadi selanjutnya adalah dibentuknya pembuluh darah di dalam
jaringan tulang.
Pembuluh darah ini berperan sebaga medium pembawa fosfat dan juga kalsium.
Kedua komponen ini mengendap di dalam ruang interseluler sampai mengeras.
Osteoblas pun akan berubah menjadi Osteosit. Fungsi Osteosit sendiri adalah
memelihara fungsi tulang.
E. HUBUNGAN
ANTARA
SISTEM
ENDOKRIN
DENGAN
PEMBENTUKAN
TULANG.
Tulang merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium
terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang
mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh.
Proses pembentukan tulang atau osifikasi ini, di yakini di pengaruhi oleh vitamin D,
hormon paratiroid, dan kalsitonin.
Vitamin D memegang peranan penting pada absorpsi tulang dan pengendapan tulang.
Kekurangan vitamin D mengakibatkan terjadinya hipokalsemia yang akan menghambat
kalsifikasi rangka sehingga mempengaruhi struktur tulang dan gigi.
Kelebihan vitamin D yang dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan kenaikan kadar
kalsium dalam peredaran darah (hiperkalsemia) dan pengendapan kalsium di tubuli ginjal
atau di bawah kulit, sehinnga mengakibatkan batu ginjal.
Kekurangan hormon ini mengakibatkan tetanus dengan gejala kejang pada tangan dan
kaki, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan. Apabila kelenjar ini berkerja terlalu berlebihan
mengakibatkan kalsium dan fosfor dalam tulang di keluarkan dan dimasukan kembali
kedalam serum darah. Akibatnya tulang penderita mudah sekali patah dan di dalam urine
banyak mengandung kapur dan fosfor, sehingga dapat menimbulkan batu ginjal dan
kegagalan ginjal.
Sekresi dari hormon paratiroid tergantung dari suatu negative feed-back mechanism
yang diatur oleh kadar ion kalsium dalam plasma. Juga ada hormon lain yang ikut mengatur
kadar kalsium dalam serum, yaitu kalsitonin atau thyrokalsitonin. Hormon ini diproduksi oleh
kelenjar tiroid.
Kalsitonin
merupakan
hormon
polipeptida
yg
berefek
hipokalsemik
dan
hipofosfatemik. Hormon ini Pertama kali diisolasi dari kelenjar tiroid. Sekresi kalsitonin
dipengaruhi oleh kadar ion Ca++ plasma; bila kadar ion ini tinggi maka kadar hormon pun
meningkat, dan sebaliknya. Hormon kalsitonin berfungsi dalam menjaga keseimbangan
kalsium dalam darah. Bila kadar ion kalsium dalam darah meningkat, kadar kalsitonin akan
naik dan mengendapkannya dalam tulang. Hormon ini mempunyai Efek hipokalsemik dan
hipofosfatemik,
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran
darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan"
tersebut menjadi suatu tindakan.
Proses pembentukan tulang atau osifikasi ini, di yakini di pengaruhi oleh vitamin D,
hormon paratiroid, dan kalsitonin
Hormon paratiroid (HPT) berasal dari kelenjar paratiroid yg td empat kelenjar kecil,
terletak bilateral pd ujung atas dan bawah kelenjar tiroid.Fungsi kelenjar paratiroid dpt
mempercepat resorpsi tulang dg menambah kecepatan diferensiasi sel-sel mesenkim
menjadi osteoklas, dan memperpanjang masa paruh sel-sel tsb.
Sedangkan, Hormon Kalsitonin merupakan hormon polipeptida yg berefek
hipokalsemik dan hipofosfatemik. berfungsi dalam menjaga keseimbangan kalsium dalam
darah. Bila kadar ion kalsium dalam darah meningkat, kadar kalsitonin akan naik dan
mengendapkannya dalam tulang
B. SARAN
Apabila ada kesalahan atau kerancuan dalam makalah ini pembaca bisa mencari
literature lain sebagai bahan perbandingan dalam makalah ini.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Pearce, Evelyn C, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, ( Jakarta, Gramedia Pustaka Utama,
2013 )
2. Anderson, Paul D, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia (Jakarta, EGC, 1996)
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Kalsitriol
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_D#cite_note-dis1-2
5. http://www.kamusq.com/2014/06/kelenjar-endokrin-adalah-pengertian-dan.html
6. http://www.psychologymania.com/2012/05/fungsi-kelenjar-endokrin.html