Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTRUMENTASI

OLEH :

IHFAH KHAERAWATY GAU

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN MAKASSAR
TAHUN 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan inayah dan karunia-Nya sehingga penulisan laporan praktikum ini
dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami tidak henti-hentinya mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini
termasuk kepada para pembimbing praktikum kami.
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana pepatah Tak ada gading yang tak retak. Oleh
karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi para
mahasiswa khususnya di jurusan Analis Kesehatan.
Sekian dan Terima Kasih.

Makassar, 4 Januari 2015

Penulis

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Makassar, 4 Januari 2015

Mengetahui

Pembimbing I

Pembimbing II

Nur Adi, S. Si., M. Kes

Hurustiaty, S.Si., M.Kes

Pembimbing III

Arwin, S.ST

iii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul..

Kata Pengantar

ii

Lembar Pengesahan Pembimbing

iii

Daftar Isi.

iv

Laporan Praktikum..

1. Laporan Praktikum I

2. Laporan Praktikum II..

14

3. Laporan Praktikum III.

29

4. Laporan Praktikum IV.

41

5. Laporan Praktikum V..

45

6. Laporan Praktikum VI.

53

7. Laporan Praktikum VII

61

8. Laporan Praktikum VIII..

66

9. Laporan Praktikum IX.

70

10. Laporan Praktikum X... 73


Daftar Pustaka.

76

iv

LAPORAN PRAKTIKUM I
MENGENAL ALAT-ALAT GELAS DI LABORATORIUM
Judul Praktikum

Mengenal Alat-alat Gelas di Laboratorium


Hari / Tanggal Praktikum

: Jumat / 12 September 2014

Tujuan Praktikum

a. Untuk mengetahui dan menguasai jenis-jenis alat gelas yang ada di


laboratorium, nama masing-masing alat gelas serta fungsinya.
b. Agar pada praktikum selanjutnya praktikan tidak melakukan kesalahan.
Dasar Teori

Peralatan Laboratorium pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam tahap


prainstrumentasi, instrumentasi dan pascainstrumentasi. Peralatan dasar yang
mutlak dan umum adalah alat gelas.
Gelas adalah suatu zat amorf yang diperoleh dari campuran bahan-bahan
anorganik yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan menjadi benda
padat. Berdasarkan jenis dan bahan komposisi dari bahan anorganik yang
menyusunnya, ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, gelas timbale, gelas
borosilikat dan gelas leburan silica.
Alat gelas yang digunakan dilaboratorium pada umumnya merupakan
gelas borosilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa/silikat oksida berkualitas tinggi,
boron, aluminium oksida dan natrium oksida. Gelas ini mencair pada suhu agak
tinggi dan mempunyai angka yang kecil, oleh karena itu dapat dipanaskan hingga
pada suhu tinggi dan dapat direndam dalam air dingin atau es tanpa terjadi
keretakan dan pecah. Selain itu gelas borosilikat juga tidak dapat bereaksi dengan
bahan kimia sehingga cocok digunakan sebagai alat gelas laboratorium.
5

Hasil dan Pembahasan

1.

Gelas Kimia
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan
skalaa disepanjang dindingnya. Ukuran mulai dari
5ml sampai 5000ml.
Fungsi :
a. Untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi;
b. Menampung zat kimia;
c. Memanaskan cairan;
d. Media pemanasan cairan.

2.

Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin keatas
semakin kecil, dengan skala disepanjang
dindingnya. Ukurannya mulai dari 25ml hingga
5000ml. Ada yang dilengkapi dengan tutup asah
dan ada yang tidak.
Fungsi :
a. Untuk menyimpan dan memanaskan
larutan;
b. Menampung filtrat hasil penyaringan;
c. Menampung titran (larutan yang dititrasi)
pada proses titrasi.

3.

Gelas Ukur
Gelas tinggi dengan skala di sepanjang
dindingnya, berbentuk seperti pipa yang
mempunyai kaki/dudukan sehingga dapat
ditegakkan. Ukurannya mulai dari 5ml sampai
2000ml.
Fungsi :
a. Untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi

4.

Pipet Ukur
Menyerupai pipa dengan salah satu ujungnya
menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan
mulut yang lain lebar. Mempunyai kapasitas
mulai dari 0,1ml sampai 25ml.
Fungsi :
a. Untuk
mengambil,
memipet
dan
6

memindahkan sejumlah larutan atau cairan


secara tidak telitik.

5.

Labu Ukur
Mempunyai alas bulat dan leher panjang dengan
mulut yang sempit. Pada lehernya terdapat tanda
batas yang menunjukkan volume sebagaimana
tertera pada badan labu takar. Mempunyai
kapasitas 5ml sampai 2000ml.
Fungsi :
a. Mengencerkan larutan dengan volume
tertentu secara teliti dan seksama;
b. Membuat larutan dengan konsentrasi
tertentu secara teliti dan seksama.

6.

7.

8.

Buret

Tabung Reaksi

Corong

Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran


diujungnya, ukurannya mulai dari 10ml sampai
100ml dengan subskala mulai dari 0,05 sampai
0,2.
Fungsi :
a. Untuk menngeluarkan larutan dengan
volume tertentu, biasanya digunakan untuk
titrasi.
Berbentuk seperti pipa dengan alas tumpul.
Terdiri dari berbagai ukuran, mulai dari 5ml
sampai 75ml.
Fungsi :
a. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan
kimia dalam skala kecil;
b.
Terdiri dari corong dengan tangkai, ada yang
panjang dan ada yang pendek.
Fungsi :
a. Untuk menyaring campuran kimia;
b.

9.

Batang Pengaduk
Digunakan untuk mengaduk cairan dalam gelas
kimia.

10. Kaca Arloji


Terbuat dari kaca bening, mempunyai ukuran
diameter mulai dari 3,5mm sampai 10,0 mm.
Fungsi :
a. Sebagai penutup gelas kimia saat
memanaskan sampel;

11. Pipet Volum/Pipet


Gondok

Fungsi :
Berbentuk seperti pipa yang bagian tengahnya
menggelembung. Pada batang pipet terdapat tanda
batas melingkar dan tulisan angka yang
menunjukkan volume pipet. Volume tersebut
mempunyai kapasitas dari 1ml sampai 100ml.
Fungsi :
a. Untuk mengambil, memipet sejumlah
volume cairan dan memindahkan cairan
dengan volume tertentu secara teliti dan
seksama sebagaimana yan tertera pada
batang pipet volume.

12. Pipet Tetes


Berupa pipet kecil terbuat dari plastik atau kaca
dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung
atasnya ditutupi karet.
Fungsi :
a. Berguna untuk mengambil cairan dalam
skala tetesan kecil.
13. Desikator
Berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya
diisi bahan pengering dengan penutup yang sulit
dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi
vaseline. Ada 2 macam desikator, desikator biasa
dan vakum. Desikator vakum pada bagian
tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang

dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan


pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.
Fungsi :
a. Mendinginkan bahan atau alat gelas, misal
krus porselin, botol timbang setelah di
panaskan dan akan ditimbang.

14. Botol Timbang


Biasanya digunakan di dalam menentukan kadar
air suatu bahan. Selain itu digunakan untuk
menyimpan bahan yang akan ditimbang terutama
untuk bahan cair.

15. Cawan Petri


Digunakan
untuk
membuat
media/kultur
perbenihan mikrobiologi. Cawan petri terdiri atas
piring dengan tutupnya dan mempunyai diameter
55 hingga 143mm, dengan tebal 5 hingga 70mm.
Dalam perdagangan dijual piring petri terbuat dari
polisterina yang telah steril dan digunakan sekali
pakai dan di buang, ini dikenal sebagai disposable
petri dishes (piring petri sekali pakai).
Fungsi :
a.
16. Deck Glass
Penutup obyek glass, berbentuk persegi, lebih
kecil dan tipis karena dimaksudkan agar bisa
menutupi
preparat
tanpa
mengganggu
pemfokusan pengamatan dibawah mikroskop.
17. Obyek Glass
Merupakan gelas yang akan digunakan untuk
pembuatan sediaan atau preparat yang akan
diperiksa dengan mikroskop.

18. Tabung Wintrobe


Instrument ini terbuat dari kaca tebal, panjangnya
kira-kira 12cm dengan diameter kira-kira2 mm.
garis millimeter yang ada di permukaannya
bertandakan 0 sampai 100 pada sebelah satu dan
100 sampai 0 di sebelah lain.

Fungsi :
a.
19. Pipet Westergreen
Mempunyai ukuran panjang kira-kira 300mm dan
diameter dalamnya mm. Pada pipet ini terdapat
garis-garis milimeter dari 0 sampai 200; garis
200mm ada di pucuk bawah pipet.
Fungsi :
a. Untuk penetapan Laju Endap Darah (LED)
20. Corong Pisah
Berbentuk kerucut (buah per) bulat dan silinder,
dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat
dari bahan gelas asah atau teflon. Terbuat dari
borosilikat, tidak berwarna dan amber.
Mempunyai kapasitas dari 50ml hingga 2000ml.
Corong pisah ada yang bertangkai pendek,
panjang yang dilengkapi dengan penyambung
gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur
tetesan.
Fungsi :
a. Digunakan untuk mengekstraksi zat cair
dengan zat cair.
21. Soxhlet
Digunakan untuk mengekstraksi zat padat dengan
zat cair secara terus menerus. Tediri dari tiga
bagian, yaitu labu soxhlet/labu godog, selonsong
penyarian/ekstraksi soxhlet (extraction timble),
dan pendingin atau kondensor. Ekstraksi padatcair digunakan untuk memisahkan analit yang

10

terdapat pada padatan dengan menggunakan


pelarut organik. Ekstraksi dilakukan dengan
memanaskan pelarut organik sampai semua analit
terekstrak.

22. Botol Reagent


Botol ini mempunyai kapasitas dari 30 sampai
5000ml. Botol pereaksi dengan mulut lebar
digunakan untuk menyimpan cadangan pereaksi
dengan frekuensi penggunaan tinggi. Botol
pereaksi mulut sempit digunakan untuk
menyimpan cadangan zat pereaksi. Karena
sebagai zat pereaksi maka botol ini biasannya
disimpan didalam lemari penyimpanan bahan
pereaksi. Botol pereaksi biasanya berwarna
merah, cokelat, hijau gelap atau warna-warna
gelap lainnya.
23. Labu Kjeldhl
Fungsi :
a. Untuk destruksi atau digesti protein pada
penetapan protein;
b. Sebagai labu destilasi pada hasil
destruksi protein.

24. Kamar Hitung


Fungsi :
a. Untuk menghitung jumlah sel-sel darah.

25. Tabung Nessler


Fungsi :
11

a. Untuk pemeriksaan kimia secara


kolorimetri;
b. Tempat sampel dalam pemeriksaan
kolorimetri, turbidimetri.

26. Urinometer
Fungsi :
a. Untuk mengukur berat urin
27. Labu Didih
Fungsi :
a. Memanaskan larutan;
b. Menyimpan larutan;
c. Sebagai wadah diuapkan, khususnya
pemanasan yang dirangkaikan dengan
pendingin balik.

28. Kondensor
Fungsi :
a. Untuk destilasi larutan;

29. Tabung Sentrifuge


Fungsi :
Untuk memutar sampel pada kecepatan
tinggi, memaksa partikel yang lebih berat
terkumpul didasar tabung;
a. Untuk pemisahan komponen sel darah
dari cairannya, sehingga cairannya bisa
dipakai untuk pemisahan;
b. Untuk pemrosesan sampel urine.

12

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan


adalah, sebagai berikut.
Alat gelas yang digunakan dilaboratorium umumnya merupakan gelas
borosikilikat. Gelas ini terbuat dari kuarsa / silikat oksida berkualitas tinggi,
borong oksida, aluminium oksida dan natrium oksida.

13

LAPORAN PRAKTIKUM II
MENGENAL ALAT-ALAT NON GELAS YANG ADA DI LABORATORIUM
Judul Kegiatan
Mengenal Alat-alat Non Gelas yang Ada di Laboratorium
Hari / Tanggal Praktikum

: Jumat / 12 September 2014

Tujuan Praktikum

a. Untuk mengetahui dan menguasai jenis-jenis alat non gelas yang ada
laboratorium, nama dan masing-masing alat non gelas beserta fungsinya
b. Agar pada praktikum selanjutnya praktikum tidak melakukan kesalahan
Dasar Teori

Gelas adalah suatu zat amorf yang di peroleh dari mencampurbahan-bahan


organic yang setelah dilebur pada suhu tinggi dan didinginkan menjadi benda
padat. Berdasarka jenis dan komposisi dari bahan anorganik yang menyusunnya.
Ada beberapa jenis gelas yaitu gelas biasa, Gekas timbale, gelas borosilikat, dan
gelas leburan silikat.
Pada raktikum ini kami akan membahas tentang alat-alat non gelas yang
ada di laboratorium. Perlu kita ketahui alat-alat non gelas yang ada di
laboratorium juga sangat penting peranannya dalam penelitian karna tanpaalatalat non gelas penelitian tidak akan berjalan sempurna karena peralatan non gelas
digunakan untuk menunjang peralatan gelas, meskipun tidak semua peralatan
gelas harus di tunjang oleh peralatan nongelas.
Peralatan non gelas yang biasa dipakai di laboratorium umunya berbahan
karet, kertas dan plastic seperti: bulp pipet/pom karet, kertas timbang dan juga
alominuim foil.

14

Pembahasan
Berikut beberapa alat-alat non gelas yang ada di laboratorium, sebagai
berikut.
Kamar hitung

Alat ini digunakan untuk menghitung jumlah sel eritrosit, leukosit eusinofit
dan trombosit
Salah satu kamar hitung yang sering digunakan adalah improfer neubeur
Cawan porcelain

Fungsi cawan poselain :

Untuk mereaksikan zat dalam suhu tinggi

Mengabukan kertas saring

Menguraikan endapan dalam aranmetric sehingga menjadi bentuk stabil

15

Biuret

Adalah peralatan gelas yang berbentuk silinder panjang memiliki garis ukur
dengan bagian atas terbuka dank ran di bagian bawah untuk mengeluarkan zat
cair dengan cepat
Tesedia dalam berbagai macam ukuran misalnya : 10ml, 25ml, dan 50ml
Kegunaan : menempatkan sejumlah larutan tertentu yang akan digunakan
untuk titrasi. Selain itu untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam
eksperimen yang memerlukan presisi, seperti peda eksperimen titrasi
Batang pengaduk

Fungsi : digunakan untuk mengaduk suatu bahan baik ketika akan direaksikan
maupun ketika reaksi sementara berlangsung

16

Kaki tiga

Digunakan untuk menyangga pembakar spiritus


LUP (kaca pembesar)

Alat ini biasanya digunakan untuk memperbesar penglihatan pada saat


mengamati zat, suspense, dan gerak brown
Mortal dan alu

Alat ini biasanya digunakan untuk menghaluskan zat yang masih bersifat
padat/Kristal dan untuk mencampurkan padatan kimia

17

Neraca ohaus lengan 4

Alat ini digunakan untuk menimbang dengan ketelitian tertentu dan memiliki
4 lengan
Neraca ohaus 3 lengan

Pada dasarnya alat ini sama dengan neraca ohaus lengan 4 tetapi bedanya
hanya terletak pada lengannya yaitu memiliki 3 lengan

18

Rak tabung

Alat ini digunakan untuk menyimpan tabung reaksi


Klem dan statis

Alat ini berfungsi untuk menjepit biuret dalm proses titrasi, menjepit soxlet
untuk menentukan kadar lemak, menjepit detilator untuk penentuan kadar air
secara destilasi, menjepit kondensor pede proses pemanasan dengan pendingin
balik

19

Kawat kassa

Berfungsi untuk menahan alat/wadah seperti beaker atau labu pada waktu
pemanasan, atau ketika pembakar Bunsen dinyalakan di bawah kawat kassa,
kawat kassa berguna di dalam penyebaran api dan panas secara merata
Bulp pipet

Berfungsi untuk membantu pengisian larutan ke dalam pipet


Kertas indicator

Berfungsi untuk menetuka ph larutan dengan cara warna yang dihasilkan pada
saat pengujian zat dicocokkan dengan table warna indicator

20

Sentrifuge

Berfungsi untuk memisah dan mengendapkan padatan dari larutan dengan


cara memasukkan lerutan ke dalam tabung yang berada di dalam centrifuge.
Jumlah tabung tersebut tidak boleh ganjil karena dikhawatirkan larutan yang
berada dalam tabung akan menyembur
Mikro pipet

Berfungsi untuk memindahkan cairan dengan volume sangat kecil dengan


cara

tekan berkali-kali

thumb knopnya

untuk

memastikanlancarnya

mikropipet tekan thumb knopnya dan masukkan mikropipet ke dalam larutan


tahan pipet dan lepaskan tekanan pada thumb knop agat larutan tersebut
keluar

21

Krus

Berupa mangkuk kecil dilengkapi tutup tang terbuat dari porcelain tahan
panas,alumina dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia pada
proses pengabuan
Hot plate

Berfungsi untuk menghomogenkan larutan dengan pengadukan. Pelat yang


terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga nanti mem[ercepatproses
homogenisasi
Tip

Biasanya alat ini digunakan untuk mengambil cairan tapi dengan cara
dipasangkan dengan micropipette alat ini biasa dipasang pada ujung
micropipette

22

Aluminium foil

Aluminium foil biasanya digunakan untuk menutup botol reagen atau


membantu dalam proses reaksi kimia
Pinset

Alat ini digunakan untuk memisahkan suatu campuran atau mengambil bahan
yang berukuran kecil
Ph meter

Alat ini digunakan untuk menghitung ph suatu larutan dengan tingkat


keakuratan tinggi

23

Thermometer

Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suatu larutan sebelum bereaksi
Sendok tanduk

Berfungsi untuk mengambil bahan-bahan medium yang berbentuk padat


Spoid

Spoid biasanya digunakan untuk mengambil darah atau cairan dalam tubuh
dalam jumlah yang sedikit
Timer

24

Alat ini biasanya digunakan untuk menghitung waktu pada saat pemanasan
zat
Pipet wenstegram

Pipet ini mempunyai panjang kira-kira 300mm dan diameternya 2 mm.


pipet ini mempunyai garis millimeter dari 0 sampai 200 garis, garis 200 ada di
puncak bawah pipet. Pada saat pemeriksaan posisi pipet harus benar-benar
tegak jika tidak maka hasilnya akan tidak akurat karena jka miring darah akan
cepat mengendap
Urinometer

Pipet ini digunakan untuk mengencerkan darah pada pemeriksaan hitung


jumlah leukosit bentuknya sama dengan pipet thoma eritrosit yang
membedakannya adalah warna bola kacangan putih
Pipet ini juga dapat digunakan untuk mengencerkan darah pada pemeriksaan
eusinofi

25

Albuminometer

Alat ini digunakan untuk mengukur albumin di dalam urine


Counter

Berfungsi sebagai alat penghitung bakteripada saat melihat di mikroskop

26

Lancet dan autoclick

Digunakan untuk mengambil darah yang akan di periksa


Whatman

Untuk menyaring larutan tertentu


Kertas saring

Untuk menyaring larutan

27

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum diatas adalah, sebagai
berikut.
Dengan pengenalan alat-alat non gelas yang ada di laboratorium, kita
dapat mengetahui bermacam-macam jenis alat-alat non gelas di laboratorium
yang digunakan untuk pemanasan, untuk titrasi, pembakaran, dan lain-lain.
Dengan ini kita mengetahui apa saja fungsi dan digunakan dalam praktikum apa
saja alat-alat tersebut.

28

LAPORAN PRAKTIKUM III


PENGENALAN NERACA OHAUS DAN NERACA DIGITAL ANALITIK
Judul Praktikum

Pengenalan Neraca Ohaus dan Negarac Digital Analitik


Hari / Tanggal Praktikum

: Jumat / 10 Oktober 2014

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat ukur besaran massa berupa neraca
ohaus dan neraca digital analitik.
Dasar Teori

Neraca adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur suatu zat,
benda, bahan, atau unsur dalam skala tertentu. Neraca digunakan untuk mengukur
massa benda, bukan berat benda. Pada pelajaran fisika dijelaskan bahwa massa
adalah jumlah molekul pada suatu benda, sedangkan berat adalah massa benda
dikalikan dengan percepatan gravitasi yang dialami. Neraca terdiri dari dua jenis,
yaitu neraca kasar dan neraca halus. Neraca kasar biasanya di gunakan dalam
suatu perdagangan ataupun perindustrian. Neraca halus terdiri dari dua jenis, yaitu
neraca rem dan neraca ayun. Timbangan/neraca dikategorikan kedalam sistem
mekanik dan juga elektronik. Tujuan percobaan dari pengenalan neraca adalah
untuk mengenal macam-macam neraca yang ada di laboratorium dan agar dapat
menggunakan neraca tersebut pada saat penimbangan ketika praktikum. Prinsip
percobaan dari pengenalan neraca adalah berdasarkan atas keseimbangan gayagaya yang bekerja pada kedua lengan neraca dan merupakan aplikasi dari Hukum
Newton II dan Hukum Newton II.

29

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah


1. Neraca Ohaus 4 Lengan
2. Neraca Digital Analitik
3. Sendok Tanduk
4. Kertas Timbang
5. Gelas Arloji
Bahan yang digunakan adalah garam.
Prosedur Kerja

a. Cara pengukuran massa benda dengan neraca Ohaus


Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau
tiga lengan sama. Ada beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran
dengan menggunakan neraca ohaus, antara lain:
Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk
menimbang, dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas
piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar;
1) Meletakkan benda yang akan diukur massanya;
2) Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan
skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0;
dan
3) Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai
membaca hasil pengukurannya.
b. Langkah kerja penimbangan dengan neraca analitik meliputi:
Persiapan alat bantu penimbangan
Untuk menimbang zat padat diperlukan:
1. Kaca arloji yang kering dan bersih, digunakan untuk menampung
kelebihan zat yang ditimbang, karena kelebihan zat tidak boleh
dikembalikan ke botol zat.
30

2. Sendok (biasanya sendok plastik)


3. Kertas isap untuk memegang tempat menimbang pada saat
memasukan/mengeluarkan alat timbang (dan zat) ke atau dari
dalam neraca
4. Botol timbang sebagai tempat penimbangan
5. Zat yang akan ditimbang dan setelah penimbangan selesai, botol
zat harus dikembalikan ke tempatnya
Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca adalah:
1. Pemeriksaan kebersihan neraca terutama piring-piring neraca dapat
dibersihkan menggunakan sapu-sapu yang tersedia dalam neraca
2. Pemeriksaan kedataran neraca dilakukan dengan cara melihat
water pass, dengan mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga
gelembung air di water pass tepat berada di tengah
3. Pemeriksaan kesetimbangan neraca yang dilakukan dengan
membiarkan dahulu pointer bergoyang ke kiri dan ke kanan
beberapa kali. Jika goyangan maksimum ke kiri dan ke kanan kirakira sama jauh maka neraca dalam keadaan setimbang
Cara menggunakan neraca analitis
1. Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
2. Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
3. Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
4. Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
Hasil dan Pembahasan

1. Neraca Ohaus 4 Lengan


Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01
gram. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua
lengan, neraca Ohauss, neraca lengan gantung, dan neraca digital. Neraca
Analitis Dua Lengan Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda,
31

misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca
analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.
Neraca Ohauss ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam
dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan
menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss
yaitu 0,1 gram.
Neraca Lengan Gantung Neraca ini berguna untuk menentukan massa
benda, yang cara kerjanya dengan menggeser beban pemberat di sepanjang
batang.
Neraca Digital Neraca diigital (neraca elektronik) di dalam
penggunaanya sangat praktis, karena besar massa benda yang diukur langsung
ditunjuk dan terbaca pada layarnya.Ketelitian neraca digital ini sampai dengan
0,001 gram.
Fungsi dan Prinsip kerja Neraca ohaus
Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika
adalah neraca Ohaus. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca
pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus
adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja
neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur
dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada
neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah
dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak
timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa
benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang.
Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
Skala dalam Neraca Ohaus
32

Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan


yang digunakan. Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda,
tergantung dengan lengan yang digunakannya.
Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam
neraca yang digunakan disaat pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss
dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310 gram mempunyai ketelitian
0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan besarnya
ketidakpastian

dalam

pengukuran.

Berdasarkan

referensi

bahwa

ketidakpastian adalah dari ketelitian alat. Secara matematis dapat


ditulis:
Ketidakpastian = x skala terkecil
Misalnya untuk neraca dengan tiga lengan dan batas ukur 310
gram

mempunyai

skala

terkecil

0,1

gram,

sehingga

diperoleh

ketidakpaastian 0,1
Jenis Neraca Ohaus
Neraca Ohaus terbagi menjadi dua macam, di antaranya:
1. Neraca Ohaus dua lengan
Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan
1/100 nya di putar. Gambar (1.10) merupakan neraca Ohaus dua
lengan. Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan depan terdapat satu
anting logam yang digeser-geser dari 0, 10, 20, , 100g. Sedangkan
lengan belakang lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200, , 500 g.
Selain dua lengan, neraca ini memiliki skala utama dan skala nonius.
Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan skala nonius 0 sampai 0,9 g.
Neraca Ohaus dua lengan terdiri dari beberapa komponen, di
antaranya:
Lengan depan
Lengan belakang
33

System magnetic
Penggeser anak timbangan
Venier
Kait
Skala
Lekuk
Wadah
Alas

2. Neraca Ohaus tiga lengan


Adalah nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di
geser.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai berikut:
Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser
dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,.., 10gr. Di mana masing-masing
terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.jadi skala terkecil 0,1 gram
Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala
100 gr, dengan skala dari 0,100, 200, , 500gr.
Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap
skala 10 gram, dari skala 0, 10, 20, , 100 gr.
Bagian-bagian Neraca Ohauss:
Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang
akan diukur.
Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca
ketika neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur.
Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan
dan untuk neraca ohauss 4 lengan terdapat empat lengan.

34

Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan


yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran.
Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk
menentukan titik kesetimbangan
Kalibrasi pada neraca ohaus
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat
ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional
maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang
efektif,

termasuk

di

dalamnya

kalibrasi

formal,

periodik

dan

terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran. ISO 9000 dan ISO


17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
Kalibrasi diperlukan untuk:

Perangkat baru

Suatu perangkat setiap waktu tertentu

Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)

Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang


berpotensi mengubah kalibrasi

Ketika hasil observasi dipertanyakan

Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan


keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan
besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu.
Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan
memutar tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik
kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis kesetimbanagn ,
namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak tepat pada
angka nol di masing-masing lengan.
35

2. Neraca Digital Analitik


Neraca digital merupakan alat yang sering ada dalam laboratorium
yang digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan.
Neraca digital berfungsi untuk membantu mengukur berat serta cara
kalkulasi fecare otomatis harganya dengan harga dasar satuan banyak kurang.
Cara kerja neraca digital hanya bisa mengeluarkan label, ada juga yang
hanya timbul ditampilkan layar LCDnya (Mansur, 2010).
Kita mengenal neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan berat.
Dibandingkan dengan neraca jaman dulu yang masih menggunakan neraca
analog atau manual, neraca digital memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur,
diantaranya neraca digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan
hasil dari setiap penimbangan) (Timbangandigital, 2010).
Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak memerlukan
tempat dan biasanya tidak dipergunakan pad reaksi kimia, seperti menimbang
cawan, gelas kimia dan lain-lain. Menimbang zat adalah menimbang zat kimia
yang dipergunakan untuk membuat larutan atau akan direaksikan.

Untuk menimbang zat ini diperlukan tempat penimbangan yang dapat


digunakan seperti gelas kimia, kaca arloji dan kertas timbang
Menimbang zat dengan penimbangan selisih dilakukan jika zat yang
ditimbang dikhawatirkan akan menempel pada tempat menimbang dan sukar
untuk dibilas. Pada penimbangan selisih akan diperoleh berat zat yang masuk
ke dalam tempat yang diinginkan bukan pada tempat menimbang.
Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang memiliki
tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai
batas 0,0001 g.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan bekerja dengan neraca ini
adalah:

36

Neraca analitik digital adalah neraca yang sangat peka, karena itu bekerja
dengan neraca ini harus secara halus dan hati-hati.

Sebelum mulai menimbang persiapkan semua alat bantu yang dibutuhkan


dalam penimbangan

Langkah kerja penimbangan yang meliputi:


1. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat
yang akan ditimbang, sendok, kaca arloji dan kertas isap.
2. pemeriksaan

pendahuluan

terhadap

neraca

meliputi:

periksa

kebersihan neraca (terutama piring-piring neraca), kedataran dan


kesetimbangan neraca.
3. penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang
pada neraca dan timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah
penimbangan selesai posisi timbangan dikembalikan seperti semula
Kalibrasi

Pengontrolan Neraca Digital


Timbangan/Neraca dikontrol dengan menggunakan anak
timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan
eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Timbangan/Neraca digital, harus
menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan
timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas
temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan
(angin) sebelum menimbang angka nol harus dicek dan jika perlu
lakukan koreksi. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu
kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali
timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama
sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).

37

Penanganan Neraca
Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus
tepat horizontal dengan Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu
timbangan bergerak, oleh karena itu, harus dicek lagi. Jika
menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30 menit untuk
mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat
sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang
ditetapkan.
Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum
menimbang angka nol harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.
Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya,
sehingga timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak,
sipemakai harus melaporkan kepada manajer lab. timbangan harus
dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.

Kebersihan Neraca
Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai
digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan
menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan
timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian
piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat
dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang
lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan
timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan
menggunakan anak timbangan.

Prosedur pengoperasian neraca analitik digital yang harus diharus


diketahui dan harus dilakukan dalam mengoprasikan neraca digital
sebelum hingga setelah penimbangan:
a. Keadaan neraca harus siap pakai
38

b. Neraca harus bersih (terutama piring-piring neraca)


c. Anak timbangan dalam keadaan lengkap
d. Persiapan pendahuluan terhadap alat bantu penimbangan
e. Pemeriksaan kedataran neraca dan kesetimbangan neraca
f. Pekerjaan penimbangan dan perhitungan hasil penimbangan
g. Melaporkan hasil penimbangan
h. Mengembalikan neraca pada keadaan semula
Proses Pengukuran
Secara umum proses menimbangan dengan neraca elektronik/digital
adalah:
a. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
b. Pastikan timbangan menunjukkan angka nol( jika tidak perlu di
koreksi).
c. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat
benda.
d. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan
timbangan tersebut.
e. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30
menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang
ditetapkan.

39

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan


adalah, sebagai berikut
1. Neraca ohaus berfungsi sebagai alat untuk mengukur massa benda dan
prinsip neraca Ohaus adalah sekedar membanding massa benda yang akan
dikur dengan anak timbangan atau prinsip kerja tuas;
2. Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat
ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai
batas 0,0001 g.

40

LAPORAN PRAKTIKUM IV
KALIBRASI PIPET UKUR 1 ML
Judul Praktikum

Kalibrasi Pipet Ukur 1 ml


Hari / Tanggal Praktikum

: Jumat / 24 Oktober 2014

Tujuan Praktikum

Percobaan praktikum ini bertujuan untuk melakukan kalibrasi pipet ukur 1 ml

Dapat mengetahui prosedur kalibrasi alat ukur gelas berupa pipet ukur .

Dapat mengetahui kelayakan pipet ukur. Apa masih layak digunakan atau
tidak lagi layak digunakan.

Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai standar nasional/internasional.

Dasar Teori

Kalibrasi adalah serangkaian pekerjaan dibawah kondisi tertentu yang


menetapkan hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur, sistem
pengukuran,nilai

yang

ditunjukkan

oleh

suatu

besaranbahan

(material

measurement) atau bahanacuan, dan nilai yang diketahui yang berkaitan dari
suatu besaran ukur. Suatu kalibrasi yang benar tidak melibatkan penyetelan suatu
alat, tetapi dapat menunjukkan kebutuhan penyetelan.
Fungsi utama dari sebuah proses kalibrasi adalah untuk membandingkan
satu alat ukur atau sistem yang memiliki hubungan yang sudah diketahui, dengan
standar nasional (ataupun Internasional) dengan suatu alat ataupun sistem lain
yang hubungannya dengan standar nasional(maupun standar Internasional) tidak
diketahui.
Kalibrasi pipet adalah salah satu bagian terpenting dalam pemeliharaan
baku mutu yang tinggi yang mesti dijaga oleh pihak laboratorium. Kalibrasi
41

pipet adalah tindakan pemeriksaan atau pengaturan ulang nilai sejati alat ukur,
dalam hal ini pipet, dengan cara dibandingkan dengan alat standar/tolok ukur.
Kalibrasi adalah penting untuk memastikan bahwa alat yang digunakan dapat
bekerja dengan benar dan baik menurut pengharapan dan berdasarkan aturanaturan yang telah mapan atau protokol-protokol kerja lainnya. Kalibrasi pipet
dipandang sebagai urusan yang rumit karena ia melibatkan banyak unsur
prosedur kalibrasi dan beberapa pilihan protokol kalibrasi, juga menentukan
model pipet yang dijadikan tolak ukur.
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan pada saat kalibrasi pipet, baik itu
dilakukan oleh pihak laboratorium sendiri maupun oleh pihak ketiga. Beberapa
di antaranya adalah;
Aplikasi pelatihan operator
Ketelitian dan ketepatan volume cairan
Faktor-faktor lainnya
Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah


Neraca Digital
Pipet Ukur 1 ml
Beaker Glass
Thermometer
Bahan yang digunakan adalah aquadest
Prosedur Kerja

Tidak hanya tahu menggunakan pipet ukur tapi sebelum menggunakan


pipet ukur kita harus tahu kelayakan pipet ukur dengan cara kalibrasi.
Segera lakukan kalibrasi pipet ukur 1 ml untuk mengetahui besar kecilnya
penyimpangan setelah melakukan kalibrasi dengan cara:
42

1. Timbanglah beaker glass kosong dengan menggunakan timbangan analitik


digital,catat massa beaker glass kosong tersebut
2. Ambil pipet ukur 1ml yang akan dikalibrasi
3. Ukur suhu aquadestdengan thermometer ,kemudian catat hasil pengukuran
bj aquadest
4. Pipet aquadest dengan cara di hisap menggunakan mulut secra perlahan
sesuai dengan batas skala 1 ml dari pipet ukur 1ml.
5. Masukan kedalam beaker glass kosong yang telah di timbang
6. Setelah beaker glass

telah terisi aquadest kemudian timbang kembali

dengan timbang neraca analitik digital dan catat hasilnya


7. Tentukan berat aquadest dengan dengan menggunakan rumus mencari
Volume sesungguhnya

V = Berat Aquadest (B-A)


V = .

V=

Bj Aquadest

ml

Volume Selisih
V = V (B-A)

8. Setelah diketahui volume berat aquadest kemudian hitunglah penyimpangan


yang terjado berdasarkan dengan patokan batas penyimpangan yang telah di
tetapkan berdasarkan national burue of standars .
Hasil dan Pembahasan
Diketahui

Massa Beaker glass aquadest (B) = 128.52

Massa Beaker glass kosong (A) = 127.23


43

Suhu Aquadest

= 30o c

Bj aquadest

= 0,995645

Ditanyakan :
Volume pipet ukur = ... ?
Penyelesaian :
a. Volume pipet ukur sesungguhnya
V = Berat Aquadest (B-A) x Bj aquadest
V = (128.52 - 127.23 )

x 0.995645

V = 1.29

x 0.995645

V = 1.28438
b. Selisih Volume
V = (B-A) - V
V = 1.29 - 1.28438
V = 0.0562
Jauh dari batas penyimpangan yang
telah di tetapkan ialah 0.006 ml

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan


adalah, sebagai berikut.
1. Kalibrasi adalah suatu proses vertifikasi bahwa suatu akurasi alat
ukur sesuai dengan rancanganya.
2. Air yang digunakan pada umunya sebagai pengkalibrasian ialah auadest
karena kerapatan air pada berbagai suhu telah di ketahui dengan tepat.
3. Pipet ukur 1 ml yang telah di kalibrasi tidak layak lagi untuk digunakan
karena penyimpangnya telah melampaui batas normal dari penyimangan
yang telah di teapkan ialah 0.006 ml.

44

LAPORAN PRAKTIKUM V
KALIBRASI ALAT-ALAT GELAS
Judul Praktikum

Kalibrasi Alat-alat Gelas


Hari / Tanggal Praktikum

: Jumat, 7 November 2014

Tujuan Praktikum

1. Mengetahui prosedur kerja cara yang benar pada saat melakukan kalibrasi
pada alat-alat gelas di dalam Laboratorium
2. Mengetahui apakah alat-alat gelas di dalam Laboratorium masih layak
digunakan saat praktikum atau tidak layak lagi.
Dasar Teori

Secara umum kalibrasi mempunyai pengertian sebagai rangkaian kegiatan


membandingkan hasil pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai
untuk menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta ketidakpastiannya.
Dalam pengertian ini alat standar yang digunakan

juga harus terkalibrasi

dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi. Dengan demikian maka besarnya koreksi


pengukuran alat dapat ditelusurkan ke standar nasional atau standar internasional
dengan suatu mata rantai kegiatan kalibrasi yang tidak terputus.
Alat ukur yang telah dikalibrasi tidak akan secara terus menerus berlaku
masa kalibrasinya, karena peralatan tersebut selama masa penggunaanya pasti
mengalami perubahan spesifikasi akibat pengaruh frekuensi pemakaian,
lingkungan penyim-panan, cara pemakaian, dan sebagainya. Untuk itulah selama
berlakunya masa kalibrasi alat bersangkutan perlu dipelihara ketelusurannya
dengan cara perawatan dan cek antara secara periodik.

45

Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu
menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang
sama. Perbedaan ini diperbesar lagi dengan adanya pengaruh lingkungan,
operator, serta metode pengukuran. Padahal dalam menghasilkan hasil
pengukuran tersebut sangat diharapkan bahwa setiap alat ukur yang digunakan
dimanapun memberikan hasil ukur yang sama dalam kaitannya dengan keperluan
keamanan, kesehatan, transaksi, dan keselamatan.
Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang
sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional
atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang
digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan
melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara
ketelusuran tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi
tertentu.
Dalam penerapan standar ISO/IEC 17025 : 2005, kiranya upaya-upaya
untuk menyamakan persepsi bagi semua pihak terkait perlu dilaksanakan.
Ketelusuran pengukuran tidak hanya sekedar menjadi persyaratan administratif,
melainkan telah menjadi kebutuhan teknis yang mendasar terutama dengan
diwajibkannya mencantumkan estimasi ketidakpastian dalam hasil uji.
Tujuan Kalibrasi
1. Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat
dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar
primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan
yang tak terputus.
2. Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional
penunjukan suatu instrument ukur.
3. Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional
maupun Internasional.
Manfaat Kalibrasi
46

1. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesefikasinya
2. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri
pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
3. Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar
dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Hasil Kalibrasi antara lain:
1. Nilai Obyek Ukur
2. Nilai Koreksi/Penyimpangan
3. Nilai Ketidakpastian Pengukuran (Besarnya kesalahan yang mungkin
terjadi dalam pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang
diukur

dan

analisis

ketidakpastian

yang

benar

dengan

memperhitungkan semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam


metode perbandingan yang digunakan serta besarnya kesalahan yang
mungkin terjadi dalam pengukuran)
4. Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.
Persyaratan Kalibrasi
1. Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional
2. Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
3. Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari
laboratorium yang terakreditasi
4. Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban,
tekanan udara, aliran udara, dan kedap getaran
5. Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
Kalibrasi diperlukan untuk:
1. Perangkat baru
2. Suatu perangkat setiap waktu tertentu
3. Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)

47

4. Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang


berpotensi mengubah kalibrasi
5. Ketika hasil pengamatan dipertanyakan
Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memiliki lembaga metrologi
nasional (National metrology institute). Di Indonesia terdapat Pusat Penelitian
Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi (Puslit KIM LIPI) yang memiliki standar
pengukuran tertinggi (dalam SI dan satuan-satuan turunannya) yang akan
digunakan sebagai acuan bagi perangkat yang dikalibrasi. Puslit KIM LIPI juga
mendukung infrastuktur metrologi di suatu negara (dan, seringkali, negara lain)
dengan membangun rantai pengukuran dari standar tingkat tinggi/internasional
dengan perangkat yang digunakan.
Alat dan Bahan
a) Alat

1. Neraca Analitik
2. Beaker Glass
3. Thermometer
4. Buret 50 ml
5. Gelas Ukur 25 ml
6. Labu Ukur 50 ml
b) Bahan :
1. Aquades
Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu berupa buret 50 ml, gelas ukur 25 ml,
dan labu ukur 50 ml, beaker glass, dan thermometer serta aquades
secukupnya.
2. Ambil baker glass dan bersihkan wadahnya, bilas dengan aquades lalu
keringkan.
48

3. Hitung massa wadah beaker glass menggunakan Neraca Analitik, massa dari
wadah kosong tersebutlah yang disimbolkan dengan A
4. Ambil aquades menggunkan beaker glass lainnya, kemudian ukur suhunya
menggunakan thermometer larutan, jangan sampai menyentuh bagian dasar
beaker glass karena akan memengaruhi hasilnnya nanti.
5. Setelah tahu suhunya berapa, lihat dan sesuaikan suhu tersebut pada table
suhu aquades untuk mendapatkan berat jenis massa.
6. Masukkan aqudes ke dalam buret 50 ml dengan benar-benar akurat sesuai
miniskusnya.
7. Keluarkan secara perlahan aquades kedalam wadah kosong beaker glass yang
telah ditimbang tadi dan berada di atas Neraca.
8. Catatlah massa wadah setelah ditambahkan aquades, itulah yang disimbolkan
dengan B
9. Masukkan angka-angka yang di dapatkan tadi kedalam rumus yang telah ada.
10. Cari selisih dari volume buret yang sebenarnya setelah didapatkan hasil.
11. Lihatlah pada tabel apakah terjadi penyimpangan atau tidak.
12. Lakukan hal yang sama pada gelas ukur 25 ml dan labu ukur 50 ml.
Hasil dan Pembahasan

a. Buret 50 ml.
Dik :

Batas penyimpangan = 0,05


T = 28 C
BJ Aquades = 0,996232
A = 127,22 gr
B = 184,16 gr

Peny :
Volume =

49

=
=
= 57, 155361402
Penyimpangan :
= V (B-A)
= 57, 155361402 56,94
= 0,215
b. Gelas Ukur 25 ml.
Dik :

Batas penyimpangan = 0,05


T = 28 C
BJ Aquades = 0,996232
A = 127,22 gr
B = 151,50 gr

Peny :
Volume =

=
= 24,371833067

50

Penyimpangan :
= V (B-A)
= 24,371833067 24,28
= 0,091
c. Labu Ukur 50 ml.
Dik :

Batas penyimpangan = 0,05


T = 28 C
BJ Aquades = 0,996232
A = 127,22 gr
B = 176,41 gr

Peny :
Volume =

=
= 49,376048952
Penyimpangan :
= V (B-A)
= 49,376048952 49,19
= 0,1860

51

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum diatas adalah, sebagai


berikut.
Setelah melakukan kalibrasi, ternyata hasil yang didapatkan yaitu hanya
gelas ukur yang tidak melampaui batas toleransi penyimpangan. Sedangkan buret
dan labu ukur melampaui batas toleransi penyimpangan. Hal tersebut bisa saja
disebabkan karena cara kalibrasi yang salah maupun praktikan yang kurang teliti.

52

LAPORAN PRAKTIKUM VI
PENGENALAN MIKROSKOP
Judul Praktikum

Pengenalan Mikroskop
Hari / Tanggal Praktikum

: Jumat / 14 November 2014

Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenali bagian-bagaian dari


mikroskop, memahami fungsi, dan terampil menggunakannya.
Dasar Teori

Mikroskop (bahasa yunani: Micros = kecil dan scopein = melihat) adalah


sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh
mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup
yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
sehingga

mikroskop

memberikan

kontribusi

penting

dalam

penemuan

mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. Organisme yang sangat


kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai
mikroba, ataupun jasad renik. Dapat di amati dengan mikroskop(Anonim, 2012).
Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah antonie
van leeuwenhock (1632-1723) tahun 1675 antonie membuat mikroskop dengan
kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih banyak lensa sehingga
dia bisa mengamati mikro0rganisme yang terdapat pada air hujan yang
menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut dan bahan pengorekan

53

gigi. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan animalcule (Anonim,


2012).
Antonie Van Leuwenhook mengembangkan kekuatan lensa ( mikroskop
cahaya sederhana) yang memperbesar organisme 100 sampai 300 kali sehingga
mampu mengamati mikroba satu sel. Penelitian sel dengan mikroskop cahaya
selama tahun 1800-an dan awal tahu 1900-an menemukan banyak perbedaan
antara sel mikroba dengan sel dari organisme yang lebih tinggi. Sebelum
penemuan mikroskop elektron, pengertian struktur mikroba terbatas pada struktur
yang dapat dilihat dengam mikroskop cahaya sehingga gambaran anatomi
mikroba belum diketahui (Dra. Ni Putu Ristiati).
Sebelum pengamatan tersebut dilakukan oleh antonie, pada tahun 1665
Robert Hooke mengamati sel-sel mati pepagan pohon ek dengan mikroskop
hingga dia yang pertama kali menemukan dinding sel.
Namun, diperlukan lensa hebat buatan antonie van leeuwenhoek untuk
menvisualisasikansel

hidup.

Bayangkan

ketertakjuban

Hooke

ketika

ia

mengunjungi van leeuwenhoek pada tahun 1674 dna terungkaplah baginya dunia
mikroorganisme apa yang disebut tuan rumah sebagai animakula yang amat kecil.
Terlepas dari pengamatan awal ini, sebagian besar geografi sel tetap tak
terpetakan untuk beberapa lama. Sebagian besar struktur subseluler termasuk
organel yang merupakan kompratemen terselubung membrane terlalu kecil untuk
diresolusi dengan mikroskop cahaya.( Campbell, Edisi 8, jilid 1).
Macam atau jenis mikroskop beraneka ragam, dari yang sederhana, untuk
keperluan sekolah menengah, sampai dengan yang cukup canggih untuk
keperluan penelitian. Ciri utama dari sumber keragamannya antara lain dari
mikroskop satu okuler (monokuler) dengan tabung tegak dan miring, penggunaan
dua okuler (binokuler) atau tiga okuler (trikuler), kekuatan lensa yang dipakai,
sumber sinar( menggunakkan lampu yang terpasang), bahkan dapat dipasang
kamera (kamera diam atau video) pada mikroskop trikuler dan dapat disambung
ke monitor TV (Riandi.2000).
54

Dua parameter penting dalam mikroskopi(teknik teknik penggunaan


mikroskop) adalah perbesaran dan daya resolusi atau daya urai. Perbesaran
perbandingan ukuran citra objek dengan ukuran sebenarnya. Resolusi adalah
ukuran kejelasan citra; jarak minimum yang dapat memisahkan dua titik sehingga
masih bisa dibedakan sebagai dua titik. Misalnya, benda-benda yang tampak oleh
mata telanjang sebagai suatu bintang di langit mungkin di resolusi sebagai
bintang kembar oleh teleskop (Campbell, Edisi 8,jilid 1).
Dengan mikroskop diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk
mengamati organisme dan struktur yang tidak tampak dengan mata telanjang.
Mikroskop memungkinkan perbesaran dengan kisaran luas sampai ratusan ribu
kali. Kategori mikroskop adalah mikroskop cahaya/optis dan mikroskop elektron.
Mikroskop cahaya/optis Merupakan mikroskop yang menggunakan lensa
dari

gelas

dan

cahaya

matahari

atau

lampu

sebagai

sumber

penyinaran.Dalam mikroskop cahaya, cahaya tampak diteruskan melalui


spesimen

dan

kemudian

melalui

lensa.

Lensa

ini

merefraksi(membengkokkan) cahaya sedemikian rupa sehingga citra


spesimen diperbesar ketika diproyeksikan ke mata, ke film fotografi atau
sensor digital, atau ke layar video. Mikroskop cahaya dapat memperbesar
secara efektif sekitar 1000 kali dari ukuran asli spesimen. Seperti halnya
daya resolusi mata manusia yang terbatas, mikroskop cahaya juga tidak
dapat meresolusi detail yang lebih kecil dari 0,2 mikrometer, atau 200
nanometer (Campbell, Edisi 8,jilid 1). Mikroskop optis terbagi atas dua
jenis yaitu mikroskop biologi dan mikroskop stereo. a. Mikroskop biologi
digunakan untuk mengamati benda tipis dan transparan.penyinaran
diberikan dari bawah dengan sinar alam/lampu. Mikroskop biologi
umunya memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan
perbesaran sebagai berikut:
o Objektif 4x dengan okuler 10x,perbesaran 40x
o Objektif 10x dengan okuler 10x,perbesaran 100x
55

o Objektif 40x dengan okuler 10x,perbesaran 400x


o Objektif 100x dengan okuler 10x,perbesaran 1000x
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak
terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas
maupun dari bawah dengan sinar lampu atau alam. Memiliki dua objektif
dan dua buah okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan
pengamatan dua belah mata. Kekuatan perbesaran tidak terlalu kuat
umumnya sebagai berikut: Objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau
15x
Teknik dalam penggunaan mikroskop cahaya ada enam yaitu, sebagai
berikut:
o Medan terang(spesimen tak diwarnai) Meneruskan cahaya langsung
melalui spesimen. Citra memiliki kontras kecil, kecuali jika sel
berpigmen alami atau secara buatan (Campbell, Edisi 8,jilid 1).
o Medan terang (spesimen di warnai) Mewarnai dengan berbagai
pewarna(dye)

akan

meningkatkan

kontras.

Sebagian

prosedur

pewarnaan mensyaratkan sel untuk difiksasi (diawetkan) (Campbell,


Edisi 8,jilid 3) Fase-kontras Meningkatkan kontras pada sel yang tidak
diwarnai dengan memperbesar variasi dentitas (kerapatan) dalam
spesimen; sangat berguna untuk mempelajari sel hidup yang tak
berpigmen (Campbell, Edisi 8,jilid1).
o Diferensial-interferensi-kontras. Seperti mikroskop fase kontras,
penggunaan modifikasi optik untuk melebih-lebihkan perbedaan
dentitas menjadikan citra nyaris seperti 3-D (Campbell, Edisi 8,jilid 1).
o Flouresensi Menunjukkan letak molekul spesifik dalam sel dengan
cara melabeli molekul menggunakan pewarna atau antibodi flourense.
Zat-zat flourense ini menyerap radiasi ultraviolet dan memancarkan
cahaya tampak (Campbell, Edisi 8,jilid 1).

56

o Konfokus Teknik pembagian optik flourense yang menggunakan


bukan lubang jarum untuk melenyapkan cahay yang tidak fokus dari
sampel yang tebal, menciptakan bidang tunggal flourense pada citra.
Dengan menangkap citra-citra yang tajam di banyak tempat.
Rekonstruksi 3-D dapat diciptakan (Campbell, edisi 8,jilid 1).
Mikroskop Elektron
Karena keterbatasan daya tembus cahaya dan sulitnya membuat lensa
yang sangat tipis tipis maka sangat sulit untuk mendapatkan perbesaran yang
lebih tinggi dari 1000x dengan miroskop monokuler. Untuk mengamati
bagian-bagian sel yang sangat halus digunakan mikroskop elektron yang
menggunakan megnit sebagai pengganti lensa, dan elektron sebagai pengganti
cahaya. Elektron mempunyai gelombang yang lebih pendek daripada cahaya
putih sehingga memiliki daya tembus yang besar. Ada dau jenis mikroskop
elektron,yaitu: mikroskop elektron transmisi(TEM= trasmission electron
microscope) dan mikroskop elektron skening(SEM= scanning electron
microscope) ( Campbell, Edisi 8,jilid 1).
Alat dan Bahan

: Mikroskop

57

Hasil dan Pembahasan

Komponen-komponen mikroskop terdiri dari :


NO.
1.
2.

Bagian Mikroskop
Lensa Okuler

Fungsi
Untuk pembesaran 5x, 6x, 8x, 10x,
dan 15x.

Tabung Mikroskop (Tobus)

Penghubung lensa okuler dan dan


lensa objektif

3.

Revolver

Tempat menggantung lensa objektif


yang berfungsi untuk menempatkan
lensa objektif pada pembesaran yang
dikehendaki

4.

Makrometer

Untuk menggerakkan meja preparat


ke atas dan ke bawah secara kasar

58

5.

Mikrometer

Untuk menggerakkan meja preparat


ke atas dan ke bawah secara halus

6.

Lensa objektif

Memantulkan

sinar

dengan

pembesaran yang mempunyai ukuran


tertentu.
7.

Meja preparat

Untuk meletakkan sediaan objek atau


specimen yang akan diperiksa.

8.

Diafragma

Untuk mengatur banyak sedikitnya


cahaya yang masuk melalui lubang
pada meja preparat.

9.

Kondensor

Untuk memfokuskan cahaya pada


objek atau specimen.

10.

Lengan mikroskop

Bagian yang dapat dipegang waktu


mengangkat,

memindahkan

atau

menggeser mikroskop.
11.

Cermin

Untuk menangkap dan memantulkan


cahaya yang baik yang berasal dari
cahaya lampu ataupun dari cahaya
matahari yang masuk melalui lubang
pada meja preparat.

12.

Sekrup penggerak meja preparat

Untuk menggerakan meja preparat ke


samping kiri dan kanan serta ke
depan dan belakang.

13.

Lampu

Sebagai sumber cahaya

14.

Tombol ON/OFF

Untuk menghidupkan dan mematikan


mikroskop

15.

Kaki Mikroskop

Sebagai penyangga untuk tegaknya


mikroskop

59

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum diatas adalah, sebagai


berikut.
1. Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, meneliti atau
mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari
aslinya.
2. Mikroskop memiliki bagian-bagian tertentu yang masing-masing dari bagian
tersebut memiliki fungsi yang jelas berbeda. Dari beberapa bagian mikroskop
tersebut, diantaranya yaitu; lensa okuler, tabung, makrometer, mikrometer,
lensa obyektif, penjepit, diafragma, panggung, cermin, kaki/dasar, dan
lengan/tangakai mikroskop.

60

LAPORAN PRAKTIKUM VII


PENGGUNAAN MIKROSKOP DENGAN PEMBESARAN
OBJEKTIF 10 x DAN 40 x
Judul Praktikum

Penggunaan Mikroskop dengan Pembesaran Objektif 10 x dan 40 x


Hari / Tanggal Praktikum

: Jumat / 21 November 2014

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui cara menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x dan


40x
Dasar Teori

Mikroskop adalah optik yang terdiri dari susunan beberapa lensa


pembesar yang digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme atau
bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang (Irawan, 2010).
Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan
dan penelitian dalam bidang biologi, karena dapat digunakan untuk mempelajari
struktur benda-benda yang kecil. Ada dua nilai penting dalam sebuah mikroskop
yakni daya pembesaran dan daya penguraiannya atau resolusi.
Perbesaran yang sering terdapat pada mikroskop dalam pemeriksaan
biologi adalah, sebagai berikut.
1. Objektif 4 x, okuler 10 x, perbesaran total 40 x
2. Objektif 10 x, okuler 10 x, perbesaran total 100 x
3. Objektif 40 x, okuler 10 x, perbesaran total 400 x

61

Objektif paling kuat untuk mikroskop optik adalah 100 x, yang disebut
objektif minyak emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi.
Alat dan Bahan

1. Preparat 2 buah atau lebih


2. Mikroskop binokuler
Prosedur Kerja

a. Perbesaran 10 x
1) Letakkan mikroskop dihadapan Anda pada jarak sedemikian dari tepi
meja, sehingga muda bagi Anda untuk melakukan pengamatan
2) Untuk mencegah kelelahan mata, diperlukan penjagaan jarak antara
mata dan okuler untuk menentukan jarak ini. mata mendekati okuler
max 1 cm.
3) Pengamatan dimulai setelah preparat telah diatur posisinya dan memutar
revolfer untuk perbesaran 10 x (perbesaran lemah)
4) Lensa objektif 10 x ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa
okuler
5) Amati masuknya cahaya ke dalam mikroskop dengan mengatur pasti
kondensor dan diagfragma tertutup atau sedikit terbuka.
6) Sambil mengamati lensa okuler, pada sekrup pemutar kasar diputar
perlahan
7) Kedudukan bagian-bagian tertentu yang akan diamati ditentukan dengan
pengatur kedudukan. Preparat ini dapat diatur dengan sekrup-sekrup
pengatur meja preparat.
8) Amati objek.

62

b. Perbesaran 40 x
1) Persiapannya sama dengan menggunakan perbesaran 10 x, namun yang
membedakan adalah letak lensa objektif
2) Pertama-tama objek yang ingin diamati diletakkan di meja preparat
3) Atur pemutar revolver sehingga lensa objektif 40 x tepat mengarah ke
lubang pada preparat
4) Atur cahaya masuk pada mikroskop
5) Atur jarak lensa objektif dengan preparat yaitu lensa hampir menyentuh
preparat. Ini diatur dengan menggunakan sekrup (makrometer dan
mikrometer) yang sebelumnya telah dikunci batas pergerakan meja
preparat.
6) Jika belum mendapatkan hasil yang jelas, diatur sedemikian rupa dengan
menggunakan sekrup pengatur halus (jangan menggunakan sekrup
besar).
Hasil dan Pembahasan

1. Perbesaran 10 x

63

2. Perbesaran 40 x

Cara menghitung pembesaran mikroskop


Pembesaran Objektif x Pembesaran Okuler = Pembesaran Total
Pembesaran Objektif

Pembesaran Okuler

Pembesaran Total

10 x

10 x

100 x

40 x

10 x

400 x

100 x

10 x

1000 x

Setelah menggunakan mikroskop


a) Atur lensa objektif dengan perbesaran terkecil berada pas ditengah
preparat yang sebelumnya telah dibersihkan
b) Matikan lampu mikroskop
c) Cabut kabel penghubung listrik dari mikroskop

64

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan


adalah, sebagai berikut.
Mikroskop adalah optik yang terdiri dari susunan beberapa lensa
pembesar yang digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme atau
bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.

65

LAPORAN PRAKTIKUM VIII


MENGHITUNG JUMLAH LEUKOSIT DALAM DARAH DENGAN
MIKROSKOP
Judul Praktikum

Menghitung Jumlah Leukosit dalam Darah dengan Menggunakan Mikroskop


Hari / Tanggal Praktikum

: Jumat / 28 November 2014

Tujuan Praktikum

Untuk mngetahui bagaimana cara menghitung jumlah Leukosit dalam darah


dengan menggunakan mikroskop.
Dasar Teori

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik
yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi
sebagai bagian dari system kekebalan tubuh. Perhitungan leukosit ini dapat
meggunakan hemocytometer yang dimana prinsip kerja perhitungan ini dimulai
dengan darah diencerkan dalam pipet thoma leukosit dengan menggunakan
larutan pengenceran turk (acend acid 2% , Hidrocloric acid 1%) kemudian
dimasukkan dalam kamar hitung, jumlah sel leukosit dihitung dalam volume
tertentu dengan menggunakan faktor konversi jumlah sel leukosit/ microliter
darah dihitungkan.
Alat dan Bahan

1. Hemocytometer yang terdiri atas pipet thome leukosit, kamar hitung,


aspirator
2. Mikroskop
3. Desk glass dan tabung reaksi
66

4. Larutan pengencer turk Hidrocloric acid 1%


Prosedur Kerja

1. Desinfeksi jari atau tangan yang akan ditusuk dengan alcohol 70%
lekukan pengambian darah.
2. Hisap darah Kedalam pipeet thoma leukosit sampai tanda 0.5 %
3. Bersihkan dara yang melekay pada sebelah luar pipet
4. Masukkan ujung pipet kedalam larutan turk sambil menahan darah pada
garis tanda tadi, pipet dipegang
5. Angkat pipet dan cairan, tutp ujung pipet dengan ujung jari, lalu lepaskan
aspirator
6. Kocok pipet sekitar 30 detik, jika tidak segera digunakan letakkan
mendatar
7. Siapkan kamar hitung
8. Kocok pipet tadi agar hhomogen

3 menit, kemudiaan tuang cairan 3-4

tetes
9. Segera teteskan setetes saja pada kamar hitung, jangan sampai
banjirmenggenangi parit
10. Biarkan mengendap

menit

11. Hitunglah jumlah leukosit dalam 4 kotak dalam pembesaran 100x

67

Hasil dan Pembahasan

Hitung leukosit menggunakan pernyatan jumlah sel leukosit pelifer darah


(system international units = 51 units) per satu m darah. Jumlah leukosit
memiliki nilai normal 4000-11000/ mk. Berikut adalah cara hitung leukosit
dengan cara manual menggunakan kamar hitung

dengan :
= Volume kamar hitung
= Pengenceran
Pemeriksaan laboratorium untuk menetapan jumlah sel darah putih dalam bahan
pemeriksaan darah yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis dan pemantauan
penyakit juga pengobatan.
Pada reagen yang diperlukan oleh larutan turk yaitu:
a. Asam asetat 2,5 % 15 ml
b. Genton Violet 1 ml
c. Aquades 475 ml

68

Sebenarnya terdapat dua cara untuk dapat digunakan dalam hitung jumlah
leukosit yaitu caa otomatis dengan menggunakan mesin penghitung sel darah
(nematologic Analyzer) dan juga cara manual menggunakan pipet leukosit, kamar
hitung dan mikroskop.
Cara otomatic lebih unggul, karena tekniknya mudah, wktu yang dibutuhkan
sangat singkat, tidak sperti cara manual yang membutuhkan waktu yang lama ,
kesalahan pun sangat kecil 2 menit sedangkan dengan metode manual , berdasarkan
praktek yang telah dilakukan hal yang jadi penghambat berupa :
1. Saat pengambilan darah vena pasien
2. Saat memipet darah dan tidak membiarkan adanya gelembung hinga dara
berada pass diskala 3
3. Memperhatikan volume darah saat memipet cairan turk, disinilah tingkat
kesulitannya karena memipet dilakukan secara manual (dihisap). Artina
praktikan dilarang bernafas sampai cairan turk dan darah berada diskala 11
4. Saat dihomogenkan praktikan harus menahan pipet leukosit agar tetap
divolume semula
5. Kesulitan yang berat sebenarnya adalah apabila telah berada pada
pemeriksaan sesungguhnya. Karena pemeriksa belum tahu apakah darah yang
dihisap tersebut orang yang sehat atau sudah terjangkit penyakit menular.
Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan


adalah, sebagai berikut.
Pemeriksaan laboratorium untuk menetapan jumlah sel darah putih dengan
menggunakan mikroskop dalam bahan pemeriksaan darah bertujuan untuk
menegakkan diagnosis dan pemantauan penyakit juga pengobatan.

69

LAPORAN PRAKTIKUM IX
KALIBRASI ALAT-ALAT GELAS
Judul Praktikum

Penggunaan Mikroskop Pembesaran 100 x


Hari / Tanggal Praktikum

: Jumat / 5 Desember 2014

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui bagaimana menggunakan pembesaran 100x pada mikroskop


Dasar Teori

Permbesaran saat menggunakan objektif 100 kali, diagfragma iris


kondensor harus digunakan dalam keadaan terbuka penuh, karena objektif dengan
pembesaran tinggi membutuhkan lebih banyak cahaya.
Perbesaran objektif 100 kali juga harus menggunakan minyak imersi. Hal
ini bertujuan untuk mencegah hilangnya cahaya yang disebabkan oleh perbedaan
bias (refraktif) antara kaca dan udara.
Indeks bias udara 1, sedangkan kaca 1,56 dan indeks bias minyak imersi
sama dengan kaca yaitu 1,56.
Alat dan Bahan

1. Preparat kering
2. Oil imersi / minyak imersi
3. Mikroskop
4. Xylol

70

Prosedur Kerja

1. Meletakkan mikroskop dihadapan Anda pada jarak sedemikian dari tepinya,


sehingga mudah bagi Anda untuk melakukan pengamatan
2. Jarak mata okuler : untuk mencegah kelelahan mata, diperlukan penjagaan
jarak antara mata dan okuler, untuk menentukan jarak ini, mata mendekati
okuler dari suatu jarak maksimum sekitar 1 cm. jarak optimum dicapai pada
saat medan pandang tampak sebesar-besarnya dan setajam-tajamnya. Selain
itu, mata yang sebelah lagi harus tetap terbuka
3. Pengamatan

dimulai

dengan

menggunakan

lensa

objektif

dengan

pembesaran 100 x
4. Lensa objektif 100 x ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa
okuler
5. Amati melalui okuler dan aturlah masuknya cahaya ke dalam mikroskop
dengan mengatur posisi kondensor berada diatas dan diagfragma terbuka
lebar
6. Letakkan preparat pada meja preparat, yang sebelumnya telah diteteskan
dengan minya imersi
7. Naikkan meja preparat secara hati-hati sampai hampir menyentuh preparat,
sehingga ruangan antara lensa objektif dan preparat tertutup minyak imersi
8. Kedudukan meja preparat diatur sedemikian rupa dengan menggunakan
sekrup pengatur halus sampai diperoleh bayangan objek yang paling jelas
9. Hal yang perlu diingat, selama pengamatan dengan perbesaran kuat tidak
boleh menggunakan sekrup pemutar kasar, untuk mendapatkan gambar yang
baik (fokus) cukup digunakan sekrup pemutar halus
10. Setelah menggunakan mikroskop dengan minyak imersi, bagian lensa
objektif yang terkena minyak imersi bersihkan dengan xylol. Bahan ini
diteteskan diatas kertas lensa ataukah tissue halus. Kemudian diulaskan
pada bagian yang terkena minyak imersi, bersihkan pula bagian lain dengan
tissue halus.
71

11. Matikan / redupkan cahaya, tutup diagfragma dan turunkan meja preparat.
Letakkan pembesaran terendah diatas preparat. Tekan tombol off dan cabut
kabel kemudian simpan mikroskop dengan baik
Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang telah dilakukan


adalah, sebagai berikut.
Permbesaran saat menggunakan objektif 100 kali, diagfragma iris
kondensor harus digunakan dalam keadaan terbuka penuh, karena objektif dengan
pembesaran tinggi membutuhkan lebih banyak cahaya.
Perbesaran objektif 100 kali juga harus menggunakan minyak imersi. Hal
ini bertujuan untuk mencegah hilangnya cahaya yang disebabkan oleh perbedaan
bias (refraktif) antara kaca dan udara.

72

LAPORAN PRAKTIKUM X
PENGGUNAAN MIKROSKOP UNTUK PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Judul Praktikum

Pemeriksaan Mikroskop Untuk Pemeriksaan Sedimen Urine


Hari / Tanggal Praktikum

: Jumat / 12 Desember 2014

Tujuan Praktikum

Untuk menemukan adanya unsur-unsur organik dan anorganik secara mikroskopis


Dasar Teori

Urine mengandung elemen elemen sisa hasil metabolisme didalam


tubuh, elemen tersebut ada yang secara normal dikeluarkan secara bersama
sama urine tetapi ada pula dikeluarkan pada keadaan tertentu. Elemen elemen
tersebut dapat dipisahkan dari urine dengan jalan dicentrifuge. Elemen akan
mengendap dan endapan dilihat dibawah mikroskop.
Alat dan Bahan

Alat yang digunakan


1. Centrifuge
2. Tabung centrifuge
3. Pipet tetes
4. Objek Glass
5. Dekglass
6. Erlenmeyer 300 ml
7. Mikroskop
Bahan yang digunakan adalah urine segar.

73

Prosedur Kerja

1. Memindahkan urine bahan dari botol pengambilan ke gelas Erlenmeyer 300


mlkemudian kocok.
2. Mengisi tabung centrifuge sebanyak volume atau sekitar 5 10 ml.
3. Memutar dalam centrifuge selama 5 10 menit dengan kecepatan 2.000 rpm.
4. Menuang cairan bagian atas sehingga volume cairan dan sedimen menjadi
kira kira 1ml. kocoklah tabung untuk mencampur kembali sedimen.\
5. Dengan menggunakan pipet tetes, teteskan 1 tetes sedimen tersebut pada
obyek glassyang telah dibersihkan kemudian tutup dengan deckglass lalu
periksa dibawah mikroskopdengan lensa objektif 10x (Lapangan Penglihatan
Kecil), kemudian dilanjutkan dengan perbesaran objektif 40x ( Lapangan
Penglihatan Besar).
Hasil dan Pembahasan

Pelaporan Pemeriksaan Sedimen Urine


1. Jumlah rata-rata leukosit dan eritrosit dilaporkan per lapangan pandang besar
(LPB)
2. Untuk lain-lain unsur sedimen dilaporkan rata-rata per lapangan pandang kecil
(LPK) dengan :

74

+ (bila jumlahnya sedikit ), ++ (bila jumlahnya banyak ), +++ (bila jumlahnya


banyak sekali)

Catatan :
1. Harga normal :
Eritrosit : 0-1 buah / LPB ( Lapangan Pandang Besar )
Lekosit : 0-3 buah / LPB ( Lapangan Pandang Besar )
2. Periksalah keasaman urine, jika bersifat basa maka tambahkanlah sedikit
asam asetat untuk melarutkan sebagian fosfat. Sedang jika bersifat asam
maka urin dipanasi sedikit agar sebagian asam urin dapat larut.
3. Kesalahan yang sering terjadi :
-

Urin tidak dicampur rata terlebih dahulu sebelum dicentrifuge


sehingga sedimen ketinggalan di dasar botol penampung

Cahaya yang masuk mikroskop terlalu terang sehingga unsur halus


tidak terlihat

Pemeriksaan hanya dilakukan dengan obyektif 40x

Tidak menggunakan urine segar

Kesimpulan

Pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel dan benda


berbentuk partikel lainnya. Banyak macam unsur mikroskopik dapat ditemukan
baik yang ada kaitannya dengan infeksi (bakteri, virus) maupun yang bukan
karena infeksi misalnya perdarahan, disfungsi endotel dan gagal ginjal.
Urine mengandung elemen - elemen sisa hasil metabolisme didalam
tubuh, elemen tersebut ada yang secara normal dikeluarkan secara bersama - sama
urine tetapi ada pula dikeluarkan pada keadaan tertentu. Elemen - elemen tersebut
dapat dipisahkan dari urine dengan jalan dicentrifuge. Elemen akan mengendap
dan endapan dilihat dibawah mikroskop.

75

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/186536008/Laporan-Praktikum-Pengenalan-Neraca-diLaboratorium-docx (diakses pada tanggal 4 Januari 2015)


http://tugasinstrumen.blogspot.com/2012/10/neraca-adalahsuatu-alat-untukmengukur.html (diakses pada tanggal 4 Januari 2015)
http://id.wikipedia.org/wiki/Timbangan (diakses pada tanggal 4 Januari 2015)
yusufaffandi11.wordpress.com/2014/03/10/neraca-ohaus/ (diakses pada tanggal 4
Januari 2015)

76

Anda mungkin juga menyukai