INSTRUMENTASI
OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan inayah dan karunia-Nya sehingga penulisan laporan praktikum ini
dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini kami tidak henti-hentinya mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini
termasuk kepada para pembimbing praktikum kami.
Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana pepatah Tak ada gading yang tak retak. Oleh
karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat berguna bagi para
mahasiswa khususnya di jurusan Analis Kesehatan.
Sekian dan Terima Kasih.
Penulis
ii
Mengetahui
Pembimbing I
Pembimbing II
Pembimbing III
Arwin, S.ST
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul..
Kata Pengantar
ii
iii
Daftar Isi.
iv
Laporan Praktikum..
1. Laporan Praktikum I
14
29
41
45
53
61
66
70
76
iv
LAPORAN PRAKTIKUM I
MENGENAL ALAT-ALAT GELAS DI LABORATORIUM
Judul Praktikum
Tujuan Praktikum
1.
Gelas Kimia
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan
skalaa disepanjang dindingnya. Ukuran mulai dari
5ml sampai 5000ml.
Fungsi :
a. Untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi;
b. Menampung zat kimia;
c. Memanaskan cairan;
d. Media pemanasan cairan.
2.
Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin keatas
semakin kecil, dengan skala disepanjang
dindingnya. Ukurannya mulai dari 25ml hingga
5000ml. Ada yang dilengkapi dengan tutup asah
dan ada yang tidak.
Fungsi :
a. Untuk menyimpan dan memanaskan
larutan;
b. Menampung filtrat hasil penyaringan;
c. Menampung titran (larutan yang dititrasi)
pada proses titrasi.
3.
Gelas Ukur
Gelas tinggi dengan skala di sepanjang
dindingnya, berbentuk seperti pipa yang
mempunyai kaki/dudukan sehingga dapat
ditegakkan. Ukurannya mulai dari 5ml sampai
2000ml.
Fungsi :
a. Untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi
4.
Pipet Ukur
Menyerupai pipa dengan salah satu ujungnya
menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan
mulut yang lain lebar. Mempunyai kapasitas
mulai dari 0,1ml sampai 25ml.
Fungsi :
a. Untuk
mengambil,
memipet
dan
6
5.
Labu Ukur
Mempunyai alas bulat dan leher panjang dengan
mulut yang sempit. Pada lehernya terdapat tanda
batas yang menunjukkan volume sebagaimana
tertera pada badan labu takar. Mempunyai
kapasitas 5ml sampai 2000ml.
Fungsi :
a. Mengencerkan larutan dengan volume
tertentu secara teliti dan seksama;
b. Membuat larutan dengan konsentrasi
tertentu secara teliti dan seksama.
6.
7.
8.
Buret
Tabung Reaksi
Corong
9.
Batang Pengaduk
Digunakan untuk mengaduk cairan dalam gelas
kimia.
Fungsi :
Berbentuk seperti pipa yang bagian tengahnya
menggelembung. Pada batang pipet terdapat tanda
batas melingkar dan tulisan angka yang
menunjukkan volume pipet. Volume tersebut
mempunyai kapasitas dari 1ml sampai 100ml.
Fungsi :
a. Untuk mengambil, memipet sejumlah
volume cairan dan memindahkan cairan
dengan volume tertentu secara teliti dan
seksama sebagaimana yan tertera pada
batang pipet volume.
Fungsi :
a.
19. Pipet Westergreen
Mempunyai ukuran panjang kira-kira 300mm dan
diameter dalamnya mm. Pada pipet ini terdapat
garis-garis milimeter dari 0 sampai 200; garis
200mm ada di pucuk bawah pipet.
Fungsi :
a. Untuk penetapan Laju Endap Darah (LED)
20. Corong Pisah
Berbentuk kerucut (buah per) bulat dan silinder,
dilengkapi dengan kran dan tutup yang terbuat
dari bahan gelas asah atau teflon. Terbuat dari
borosilikat, tidak berwarna dan amber.
Mempunyai kapasitas dari 50ml hingga 2000ml.
Corong pisah ada yang bertangkai pendek,
panjang yang dilengkapi dengan penyambung
gelas asah standar, dilengkapi dengan pengatur
tetesan.
Fungsi :
a. Digunakan untuk mengekstraksi zat cair
dengan zat cair.
21. Soxhlet
Digunakan untuk mengekstraksi zat padat dengan
zat cair secara terus menerus. Tediri dari tiga
bagian, yaitu labu soxhlet/labu godog, selonsong
penyarian/ekstraksi soxhlet (extraction timble),
dan pendingin atau kondensor. Ekstraksi padatcair digunakan untuk memisahkan analit yang
10
26. Urinometer
Fungsi :
a. Untuk mengukur berat urin
27. Labu Didih
Fungsi :
a. Memanaskan larutan;
b. Menyimpan larutan;
c. Sebagai wadah diuapkan, khususnya
pemanasan yang dirangkaikan dengan
pendingin balik.
28. Kondensor
Fungsi :
a. Untuk destilasi larutan;
12
Kesimpulan
13
LAPORAN PRAKTIKUM II
MENGENAL ALAT-ALAT NON GELAS YANG ADA DI LABORATORIUM
Judul Kegiatan
Mengenal Alat-alat Non Gelas yang Ada di Laboratorium
Hari / Tanggal Praktikum
Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui dan menguasai jenis-jenis alat non gelas yang ada
laboratorium, nama dan masing-masing alat non gelas beserta fungsinya
b. Agar pada praktikum selanjutnya praktikum tidak melakukan kesalahan
Dasar Teori
14
Pembahasan
Berikut beberapa alat-alat non gelas yang ada di laboratorium, sebagai
berikut.
Kamar hitung
Alat ini digunakan untuk menghitung jumlah sel eritrosit, leukosit eusinofit
dan trombosit
Salah satu kamar hitung yang sering digunakan adalah improfer neubeur
Cawan porcelain
15
Biuret
Adalah peralatan gelas yang berbentuk silinder panjang memiliki garis ukur
dengan bagian atas terbuka dank ran di bagian bawah untuk mengeluarkan zat
cair dengan cepat
Tesedia dalam berbagai macam ukuran misalnya : 10ml, 25ml, dan 50ml
Kegunaan : menempatkan sejumlah larutan tertentu yang akan digunakan
untuk titrasi. Selain itu untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam
eksperimen yang memerlukan presisi, seperti peda eksperimen titrasi
Batang pengaduk
Fungsi : digunakan untuk mengaduk suatu bahan baik ketika akan direaksikan
maupun ketika reaksi sementara berlangsung
16
Kaki tiga
Alat ini biasanya digunakan untuk menghaluskan zat yang masih bersifat
padat/Kristal dan untuk mencampurkan padatan kimia
17
Alat ini digunakan untuk menimbang dengan ketelitian tertentu dan memiliki
4 lengan
Neraca ohaus 3 lengan
Pada dasarnya alat ini sama dengan neraca ohaus lengan 4 tetapi bedanya
hanya terletak pada lengannya yaitu memiliki 3 lengan
18
Rak tabung
Alat ini berfungsi untuk menjepit biuret dalm proses titrasi, menjepit soxlet
untuk menentukan kadar lemak, menjepit detilator untuk penentuan kadar air
secara destilasi, menjepit kondensor pede proses pemanasan dengan pendingin
balik
19
Kawat kassa
Berfungsi untuk menahan alat/wadah seperti beaker atau labu pada waktu
pemanasan, atau ketika pembakar Bunsen dinyalakan di bawah kawat kassa,
kawat kassa berguna di dalam penyebaran api dan panas secara merata
Bulp pipet
Berfungsi untuk menetuka ph larutan dengan cara warna yang dihasilkan pada
saat pengujian zat dicocokkan dengan table warna indicator
20
Sentrifuge
tekan berkali-kali
thumb knopnya
untuk
memastikanlancarnya
21
Krus
Berupa mangkuk kecil dilengkapi tutup tang terbuat dari porcelain tahan
panas,alumina dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia pada
proses pengabuan
Hot plate
Biasanya alat ini digunakan untuk mengambil cairan tapi dengan cara
dipasangkan dengan micropipette alat ini biasa dipasang pada ujung
micropipette
22
Aluminium foil
Alat ini digunakan untuk memisahkan suatu campuran atau mengambil bahan
yang berukuran kecil
Ph meter
23
Thermometer
Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suatu larutan sebelum bereaksi
Sendok tanduk
Spoid biasanya digunakan untuk mengambil darah atau cairan dalam tubuh
dalam jumlah yang sedikit
Timer
24
Alat ini biasanya digunakan untuk menghitung waktu pada saat pemanasan
zat
Pipet wenstegram
25
Albuminometer
26
27
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum diatas adalah, sebagai
berikut.
Dengan pengenalan alat-alat non gelas yang ada di laboratorium, kita
dapat mengetahui bermacam-macam jenis alat-alat non gelas di laboratorium
yang digunakan untuk pemanasan, untuk titrasi, pembakaran, dan lain-lain.
Dengan ini kita mengetahui apa saja fungsi dan digunakan dalam praktikum apa
saja alat-alat tersebut.
28
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja alat ukur besaran massa berupa neraca
ohaus dan neraca digital analitik.
Dasar Teori
Neraca adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur suatu zat,
benda, bahan, atau unsur dalam skala tertentu. Neraca digunakan untuk mengukur
massa benda, bukan berat benda. Pada pelajaran fisika dijelaskan bahwa massa
adalah jumlah molekul pada suatu benda, sedangkan berat adalah massa benda
dikalikan dengan percepatan gravitasi yang dialami. Neraca terdiri dari dua jenis,
yaitu neraca kasar dan neraca halus. Neraca kasar biasanya di gunakan dalam
suatu perdagangan ataupun perindustrian. Neraca halus terdiri dari dua jenis, yaitu
neraca rem dan neraca ayun. Timbangan/neraca dikategorikan kedalam sistem
mekanik dan juga elektronik. Tujuan percobaan dari pengenalan neraca adalah
untuk mengenal macam-macam neraca yang ada di laboratorium dan agar dapat
menggunakan neraca tersebut pada saat penimbangan ketika praktikum. Prinsip
percobaan dari pengenalan neraca adalah berdasarkan atas keseimbangan gayagaya yang bekerja pada kedua lengan neraca dan merupakan aplikasi dari Hukum
Newton II dan Hukum Newton II.
29
misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca
analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.
Neraca Ohauss ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam
dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan
menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss
yaitu 0,1 gram.
Neraca Lengan Gantung Neraca ini berguna untuk menentukan massa
benda, yang cara kerjanya dengan menggeser beban pemberat di sepanjang
batang.
Neraca Digital Neraca diigital (neraca elektronik) di dalam
penggunaanya sangat praktis, karena besar massa benda yang diukur langsung
ditunjuk dan terbaca pada layarnya.Ketelitian neraca digital ini sampai dengan
0,001 gram.
Fungsi dan Prinsip kerja Neraca ohaus
Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika
adalah neraca Ohaus. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca
pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus
adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja
neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur
dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada
neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah
dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak
timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa
benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak
timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang.
Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
Skala dalam Neraca Ohaus
32
dalam
pengukuran.
Berdasarkan
referensi
bahwa
mempunyai
skala
terkecil
0,1
gram,
sehingga
diperoleh
ketidakpaastian 0,1
Jenis Neraca Ohaus
Neraca Ohaus terbagi menjadi dua macam, di antaranya:
1. Neraca Ohaus dua lengan
Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan
1/100 nya di putar. Gambar (1.10) merupakan neraca Ohaus dua
lengan. Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan depan terdapat satu
anting logam yang digeser-geser dari 0, 10, 20, , 100g. Sedangkan
lengan belakang lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200, , 500 g.
Selain dua lengan, neraca ini memiliki skala utama dan skala nonius.
Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan skala nonius 0 sampai 0,9 g.
Neraca Ohaus dua lengan terdiri dari beberapa komponen, di
antaranya:
Lengan depan
Lengan belakang
33
System magnetic
Penggeser anak timbangan
Venier
Kait
Skala
Lekuk
Wadah
Alas
34
termasuk
di
dalamnya
kalibrasi
formal,
periodik
dan
Perangkat baru
36
Neraca analitik digital adalah neraca yang sangat peka, karena itu bekerja
dengan neraca ini harus secara halus dan hati-hati.
pendahuluan
terhadap
neraca
meliputi:
periksa
37
Penanganan Neraca
Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus
tepat horizontal dengan Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu
timbangan bergerak, oleh karena itu, harus dicek lagi. Jika
menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30 menit untuk
mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat
sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang
ditetapkan.
Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum
menimbang angka nol harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.
Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya,
sehingga timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak,
sipemakai harus melaporkan kepada manajer lab. timbangan harus
dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.
Kebersihan Neraca
Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai
digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan
menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan
timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian
piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat
dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang
lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan
timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan
menggunakan anak timbangan.
39
Kesimpulan
40
LAPORAN PRAKTIKUM IV
KALIBRASI PIPET UKUR 1 ML
Judul Praktikum
Tujuan Praktikum
Dapat mengetahui prosedur kalibrasi alat ukur gelas berupa pipet ukur .
Dapat mengetahui kelayakan pipet ukur. Apa masih layak digunakan atau
tidak lagi layak digunakan.
Dasar Teori
yang
ditunjukkan
oleh
suatu
besaranbahan
(material
measurement) atau bahanacuan, dan nilai yang diketahui yang berkaitan dari
suatu besaran ukur. Suatu kalibrasi yang benar tidak melibatkan penyetelan suatu
alat, tetapi dapat menunjukkan kebutuhan penyetelan.
Fungsi utama dari sebuah proses kalibrasi adalah untuk membandingkan
satu alat ukur atau sistem yang memiliki hubungan yang sudah diketahui, dengan
standar nasional (ataupun Internasional) dengan suatu alat ataupun sistem lain
yang hubungannya dengan standar nasional(maupun standar Internasional) tidak
diketahui.
Kalibrasi pipet adalah salah satu bagian terpenting dalam pemeliharaan
baku mutu yang tinggi yang mesti dijaga oleh pihak laboratorium. Kalibrasi
41
pipet adalah tindakan pemeriksaan atau pengaturan ulang nilai sejati alat ukur,
dalam hal ini pipet, dengan cara dibandingkan dengan alat standar/tolok ukur.
Kalibrasi adalah penting untuk memastikan bahwa alat yang digunakan dapat
bekerja dengan benar dan baik menurut pengharapan dan berdasarkan aturanaturan yang telah mapan atau protokol-protokol kerja lainnya. Kalibrasi pipet
dipandang sebagai urusan yang rumit karena ia melibatkan banyak unsur
prosedur kalibrasi dan beberapa pilihan protokol kalibrasi, juga menentukan
model pipet yang dijadikan tolak ukur.
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan pada saat kalibrasi pipet, baik itu
dilakukan oleh pihak laboratorium sendiri maupun oleh pihak ketiga. Beberapa
di antaranya adalah;
Aplikasi pelatihan operator
Ketelitian dan ketepatan volume cairan
Faktor-faktor lainnya
Alat dan Bahan
V=
Bj Aquadest
ml
Volume Selisih
V = V (B-A)
Suhu Aquadest
= 30o c
Bj aquadest
= 0,995645
Ditanyakan :
Volume pipet ukur = ... ?
Penyelesaian :
a. Volume pipet ukur sesungguhnya
V = Berat Aquadest (B-A) x Bj aquadest
V = (128.52 - 127.23 )
x 0.995645
V = 1.29
x 0.995645
V = 1.28438
b. Selisih Volume
V = (B-A) - V
V = 1.29 - 1.28438
V = 0.0562
Jauh dari batas penyimpangan yang
telah di tetapkan ialah 0.006 ml
Kesimpulan
44
LAPORAN PRAKTIKUM V
KALIBRASI ALAT-ALAT GELAS
Judul Praktikum
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui prosedur kerja cara yang benar pada saat melakukan kalibrasi
pada alat-alat gelas di dalam Laboratorium
2. Mengetahui apakah alat-alat gelas di dalam Laboratorium masih layak
digunakan saat praktikum atau tidak layak lagi.
Dasar Teori
45
Hasil pengukuran yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu
menunjukkan hasil yang sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang
sama. Perbedaan ini diperbesar lagi dengan adanya pengaruh lingkungan,
operator, serta metode pengukuran. Padahal dalam menghasilkan hasil
pengukuran tersebut sangat diharapkan bahwa setiap alat ukur yang digunakan
dimanapun memberikan hasil ukur yang sama dalam kaitannya dengan keperluan
keamanan, kesehatan, transaksi, dan keselamatan.
Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang
sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional
atau standar internasional. Cara untuk memberikan jaminan bahwa alat yang
digunakan mempunyai ketelusuran kepada standar nasional adalah dengan
melakukan kalibrasi terhadap alat tersebut. Lebih dari itu untuk memelihara
ketelusuran tersebut perlu dilakukan perawatan alat dalam selang kalibrasi
tertentu.
Dalam penerapan standar ISO/IEC 17025 : 2005, kiranya upaya-upaya
untuk menyamakan persepsi bagi semua pihak terkait perlu dilaksanakan.
Ketelusuran pengukuran tidak hanya sekedar menjadi persyaratan administratif,
melainkan telah menjadi kebutuhan teknis yang mendasar terutama dengan
diwajibkannya mencantumkan estimasi ketidakpastian dalam hasil uji.
Tujuan Kalibrasi
1. Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat
dikaitkan/ditelusur sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar
primer nasional dan / internasional), melalui rangkaian perbandingan
yang tak terputus.
2. Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional
penunjukan suatu instrument ukur.
3. Menjamin hasil-hsil pengukuran sesuai dengan standar Nasional
maupun Internasional.
Manfaat Kalibrasi
46
1. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai
dengan spesefikasinya
2. Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri
pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
3. Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara harga benar
dengan harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Hasil Kalibrasi antara lain:
1. Nilai Obyek Ukur
2. Nilai Koreksi/Penyimpangan
3. Nilai Ketidakpastian Pengukuran (Besarnya kesalahan yang mungkin
terjadi dalam pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang
diukur
dan
analisis
ketidakpastian
yang
benar
dengan
47
1. Neraca Analitik
2. Beaker Glass
3. Thermometer
4. Buret 50 ml
5. Gelas Ukur 25 ml
6. Labu Ukur 50 ml
b) Bahan :
1. Aquades
Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu berupa buret 50 ml, gelas ukur 25 ml,
dan labu ukur 50 ml, beaker glass, dan thermometer serta aquades
secukupnya.
2. Ambil baker glass dan bersihkan wadahnya, bilas dengan aquades lalu
keringkan.
48
3. Hitung massa wadah beaker glass menggunakan Neraca Analitik, massa dari
wadah kosong tersebutlah yang disimbolkan dengan A
4. Ambil aquades menggunkan beaker glass lainnya, kemudian ukur suhunya
menggunakan thermometer larutan, jangan sampai menyentuh bagian dasar
beaker glass karena akan memengaruhi hasilnnya nanti.
5. Setelah tahu suhunya berapa, lihat dan sesuaikan suhu tersebut pada table
suhu aquades untuk mendapatkan berat jenis massa.
6. Masukkan aqudes ke dalam buret 50 ml dengan benar-benar akurat sesuai
miniskusnya.
7. Keluarkan secara perlahan aquades kedalam wadah kosong beaker glass yang
telah ditimbang tadi dan berada di atas Neraca.
8. Catatlah massa wadah setelah ditambahkan aquades, itulah yang disimbolkan
dengan B
9. Masukkan angka-angka yang di dapatkan tadi kedalam rumus yang telah ada.
10. Cari selisih dari volume buret yang sebenarnya setelah didapatkan hasil.
11. Lihatlah pada tabel apakah terjadi penyimpangan atau tidak.
12. Lakukan hal yang sama pada gelas ukur 25 ml dan labu ukur 50 ml.
Hasil dan Pembahasan
a. Buret 50 ml.
Dik :
Peny :
Volume =
49
=
=
= 57, 155361402
Penyimpangan :
= V (B-A)
= 57, 155361402 56,94
= 0,215
b. Gelas Ukur 25 ml.
Dik :
Peny :
Volume =
=
= 24,371833067
50
Penyimpangan :
= V (B-A)
= 24,371833067 24,28
= 0,091
c. Labu Ukur 50 ml.
Dik :
Peny :
Volume =
=
= 49,376048952
Penyimpangan :
= V (B-A)
= 49,376048952 49,19
= 0,1860
51
Kesimpulan
52
LAPORAN PRAKTIKUM VI
PENGENALAN MIKROSKOP
Judul Praktikum
Pengenalan Mikroskop
Hari / Tanggal Praktikum
Tujuan Praktikum
mikroskop
memberikan
kontribusi
penting
dalam
penemuan
53
hidup.
Bayangkan
ketertakjuban
Hooke
ketika
ia
mengunjungi van leeuwenhoek pada tahun 1674 dna terungkaplah baginya dunia
mikroorganisme apa yang disebut tuan rumah sebagai animakula yang amat kecil.
Terlepas dari pengamatan awal ini, sebagian besar geografi sel tetap tak
terpetakan untuk beberapa lama. Sebagian besar struktur subseluler termasuk
organel yang merupakan kompratemen terselubung membrane terlalu kecil untuk
diresolusi dengan mikroskop cahaya.( Campbell, Edisi 8, jilid 1).
Macam atau jenis mikroskop beraneka ragam, dari yang sederhana, untuk
keperluan sekolah menengah, sampai dengan yang cukup canggih untuk
keperluan penelitian. Ciri utama dari sumber keragamannya antara lain dari
mikroskop satu okuler (monokuler) dengan tabung tegak dan miring, penggunaan
dua okuler (binokuler) atau tiga okuler (trikuler), kekuatan lensa yang dipakai,
sumber sinar( menggunakkan lampu yang terpasang), bahkan dapat dipasang
kamera (kamera diam atau video) pada mikroskop trikuler dan dapat disambung
ke monitor TV (Riandi.2000).
54
gelas
dan
cahaya
matahari
atau
lampu
sebagai
sumber
dan
kemudian
melalui
lensa.
Lensa
ini
akan
meningkatkan
kontras.
Sebagian
prosedur
56
: Mikroskop
57
Bagian Mikroskop
Lensa Okuler
Fungsi
Untuk pembesaran 5x, 6x, 8x, 10x,
dan 15x.
3.
Revolver
4.
Makrometer
58
5.
Mikrometer
6.
Lensa objektif
Memantulkan
sinar
dengan
Meja preparat
8.
Diafragma
9.
Kondensor
10.
Lengan mikroskop
memindahkan
atau
menggeser mikroskop.
11.
Cermin
12.
13.
Lampu
14.
Tombol ON/OFF
15.
Kaki Mikroskop
59
Kesimpulan
60
Tujuan Praktikum
61
Objektif paling kuat untuk mikroskop optik adalah 100 x, yang disebut
objektif minyak emersi, karena penggunaannya harus dengan minyak emersi.
Alat dan Bahan
a. Perbesaran 10 x
1) Letakkan mikroskop dihadapan Anda pada jarak sedemikian dari tepi
meja, sehingga muda bagi Anda untuk melakukan pengamatan
2) Untuk mencegah kelelahan mata, diperlukan penjagaan jarak antara
mata dan okuler untuk menentukan jarak ini. mata mendekati okuler
max 1 cm.
3) Pengamatan dimulai setelah preparat telah diatur posisinya dan memutar
revolfer untuk perbesaran 10 x (perbesaran lemah)
4) Lensa objektif 10 x ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa
okuler
5) Amati masuknya cahaya ke dalam mikroskop dengan mengatur pasti
kondensor dan diagfragma tertutup atau sedikit terbuka.
6) Sambil mengamati lensa okuler, pada sekrup pemutar kasar diputar
perlahan
7) Kedudukan bagian-bagian tertentu yang akan diamati ditentukan dengan
pengatur kedudukan. Preparat ini dapat diatur dengan sekrup-sekrup
pengatur meja preparat.
8) Amati objek.
62
b. Perbesaran 40 x
1) Persiapannya sama dengan menggunakan perbesaran 10 x, namun yang
membedakan adalah letak lensa objektif
2) Pertama-tama objek yang ingin diamati diletakkan di meja preparat
3) Atur pemutar revolver sehingga lensa objektif 40 x tepat mengarah ke
lubang pada preparat
4) Atur cahaya masuk pada mikroskop
5) Atur jarak lensa objektif dengan preparat yaitu lensa hampir menyentuh
preparat. Ini diatur dengan menggunakan sekrup (makrometer dan
mikrometer) yang sebelumnya telah dikunci batas pergerakan meja
preparat.
6) Jika belum mendapatkan hasil yang jelas, diatur sedemikian rupa dengan
menggunakan sekrup pengatur halus (jangan menggunakan sekrup
besar).
Hasil dan Pembahasan
1. Perbesaran 10 x
63
2. Perbesaran 40 x
Pembesaran Okuler
Pembesaran Total
10 x
10 x
100 x
40 x
10 x
400 x
100 x
10 x
1000 x
64
Kesimpulan
65
Tujuan Praktikum
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik
yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi
sebagai bagian dari system kekebalan tubuh. Perhitungan leukosit ini dapat
meggunakan hemocytometer yang dimana prinsip kerja perhitungan ini dimulai
dengan darah diencerkan dalam pipet thoma leukosit dengan menggunakan
larutan pengenceran turk (acend acid 2% , Hidrocloric acid 1%) kemudian
dimasukkan dalam kamar hitung, jumlah sel leukosit dihitung dalam volume
tertentu dengan menggunakan faktor konversi jumlah sel leukosit/ microliter
darah dihitungkan.
Alat dan Bahan
1. Desinfeksi jari atau tangan yang akan ditusuk dengan alcohol 70%
lekukan pengambian darah.
2. Hisap darah Kedalam pipeet thoma leukosit sampai tanda 0.5 %
3. Bersihkan dara yang melekay pada sebelah luar pipet
4. Masukkan ujung pipet kedalam larutan turk sambil menahan darah pada
garis tanda tadi, pipet dipegang
5. Angkat pipet dan cairan, tutp ujung pipet dengan ujung jari, lalu lepaskan
aspirator
6. Kocok pipet sekitar 30 detik, jika tidak segera digunakan letakkan
mendatar
7. Siapkan kamar hitung
8. Kocok pipet tadi agar hhomogen
tetes
9. Segera teteskan setetes saja pada kamar hitung, jangan sampai
banjirmenggenangi parit
10. Biarkan mengendap
menit
67
dengan :
= Volume kamar hitung
= Pengenceran
Pemeriksaan laboratorium untuk menetapan jumlah sel darah putih dalam bahan
pemeriksaan darah yang bertujuan untuk menegakkan diagnosis dan pemantauan
penyakit juga pengobatan.
Pada reagen yang diperlukan oleh larutan turk yaitu:
a. Asam asetat 2,5 % 15 ml
b. Genton Violet 1 ml
c. Aquades 475 ml
68
Sebenarnya terdapat dua cara untuk dapat digunakan dalam hitung jumlah
leukosit yaitu caa otomatis dengan menggunakan mesin penghitung sel darah
(nematologic Analyzer) dan juga cara manual menggunakan pipet leukosit, kamar
hitung dan mikroskop.
Cara otomatic lebih unggul, karena tekniknya mudah, wktu yang dibutuhkan
sangat singkat, tidak sperti cara manual yang membutuhkan waktu yang lama ,
kesalahan pun sangat kecil 2 menit sedangkan dengan metode manual , berdasarkan
praktek yang telah dilakukan hal yang jadi penghambat berupa :
1. Saat pengambilan darah vena pasien
2. Saat memipet darah dan tidak membiarkan adanya gelembung hinga dara
berada pass diskala 3
3. Memperhatikan volume darah saat memipet cairan turk, disinilah tingkat
kesulitannya karena memipet dilakukan secara manual (dihisap). Artina
praktikan dilarang bernafas sampai cairan turk dan darah berada diskala 11
4. Saat dihomogenkan praktikan harus menahan pipet leukosit agar tetap
divolume semula
5. Kesulitan yang berat sebenarnya adalah apabila telah berada pada
pemeriksaan sesungguhnya. Karena pemeriksa belum tahu apakah darah yang
dihisap tersebut orang yang sehat atau sudah terjangkit penyakit menular.
Kesimpulan
69
LAPORAN PRAKTIKUM IX
KALIBRASI ALAT-ALAT GELAS
Judul Praktikum
Tujuan Praktikum
1. Preparat kering
2. Oil imersi / minyak imersi
3. Mikroskop
4. Xylol
70
Prosedur Kerja
dimulai
dengan
menggunakan
lensa
objektif
dengan
pembesaran 100 x
4. Lensa objektif 100 x ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa
okuler
5. Amati melalui okuler dan aturlah masuknya cahaya ke dalam mikroskop
dengan mengatur posisi kondensor berada diatas dan diagfragma terbuka
lebar
6. Letakkan preparat pada meja preparat, yang sebelumnya telah diteteskan
dengan minya imersi
7. Naikkan meja preparat secara hati-hati sampai hampir menyentuh preparat,
sehingga ruangan antara lensa objektif dan preparat tertutup minyak imersi
8. Kedudukan meja preparat diatur sedemikian rupa dengan menggunakan
sekrup pengatur halus sampai diperoleh bayangan objek yang paling jelas
9. Hal yang perlu diingat, selama pengamatan dengan perbesaran kuat tidak
boleh menggunakan sekrup pemutar kasar, untuk mendapatkan gambar yang
baik (fokus) cukup digunakan sekrup pemutar halus
10. Setelah menggunakan mikroskop dengan minyak imersi, bagian lensa
objektif yang terkena minyak imersi bersihkan dengan xylol. Bahan ini
diteteskan diatas kertas lensa ataukah tissue halus. Kemudian diulaskan
pada bagian yang terkena minyak imersi, bersihkan pula bagian lain dengan
tissue halus.
71
11. Matikan / redupkan cahaya, tutup diagfragma dan turunkan meja preparat.
Letakkan pembesaran terendah diatas preparat. Tekan tombol off dan cabut
kabel kemudian simpan mikroskop dengan baik
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan
72
LAPORAN PRAKTIKUM X
PENGGUNAAN MIKROSKOP UNTUK PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Judul Praktikum
Tujuan Praktikum
73
Prosedur Kerja
74
Catatan :
1. Harga normal :
Eritrosit : 0-1 buah / LPB ( Lapangan Pandang Besar )
Lekosit : 0-3 buah / LPB ( Lapangan Pandang Besar )
2. Periksalah keasaman urine, jika bersifat basa maka tambahkanlah sedikit
asam asetat untuk melarutkan sebagian fosfat. Sedang jika bersifat asam
maka urin dipanasi sedikit agar sebagian asam urin dapat larut.
3. Kesalahan yang sering terjadi :
-
Kesimpulan
75
DAFTAR PUSTAKA
76