Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam istilah elektro, transformator adalah suatu alat yang dapat mengubah energi listrik
menjadi energi listrik dengan frekuensi yang sama. Perubahan energi listrik yang terjadi
adalah perubahan tegangan dan arus. Pada transformator suplai tegangan dan arusyang
dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus searah
(DC) tidak dapat dikonversikan oleh transformator.Jenis-jenis transformator sangat banyak,
tetapi secara umum dapat diklasifikasikan atas tiga jenis, yaitu Transformator Daya,
Transformator distribusi dan Transformator Pengukuran. Transformator Daya terletak pada
stasiun daya untuk menaikan tegangan dan menangani daya yang besar. Jenis tegangannya
adalah 400 kV, 220kV, 132KV, 66 kV, 33kV dll. Sedangkan Transformator Distribusi
terletak pada sub stasiun jaringan distribusi dan menangani daya yang rendah. Jenis
tegangannya adalah 11 KV, 6.6 KV, 3.3 KV, 440 V, 230 V. Dalam aplikasinya di lapangan,
transformator yang paling banyak dipergunakan adalah Transformator Distribusi. Pada
umumnya jenis transformator yang dipergunakan sebagai Transformator Daya dan
Transformator Distribusi adalah transformator tiga fasa, karena suplai tegangan dan arus
yang masuk dari pembangkit tenaga listrik adalah tegangan dan arus tiga fasa.
Pada saat-saat tertentu transformator tiga fasa yang dipergunakan dapat mengalami
kerusakan. Contoh kerusakan yang bisa terjadi adalah kerusakan pada salah satu belitan
fasanya, sehingga menyebabkan penyaluran tegangan dan arus terputus. Hal ini akan
mengakibatkan kerugian baik di pihak produsen listrik maupun konsumen yang memakai
listrik. Oleh karena itu harus dilakukan suatu tindakan sementara agar transformator yang
rusak tersebut dapat terus bekerja melayani beban secara sementara sebelum dilakukan
perbaikan atau pergantian transformator.Dengan demikian, perlu dilakukan pengujian
terhadap transformator dalam keadaan terjadi kerusakan pada salah satu belitan fasanya dan
hanya dua belitan fasa yang dapat bekerja untuk menyalurkan tegangan dan arus tiga fasa.
Pengujian ini bertujuan untuk memperbandingkan efisiensi transformator dalam keadaan
normal dengan keadaan ketika terjadi kerusakan seperti diatas. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian dengan metode-metode yang efektif dan efisien.

1.2. Maksud dan Tujuan


1. Untuk mendapatkan pengalaman praktis dan teknis .
2. Memperlihatkan keterampilan dan pengetahuan jadi bukan mengejar nilai saja
3. Menggali lebih jauh lagi pengertian dari pada isi kuliah-kuliah melalui pratikum.
4. Melatih diri membaca gambar / menggambar benda yang akan dikerjakan serta
mengukurnya
5. Melatih diri melakukan pengamatan, memilih alat-alat yang digunakan dan
menggunakan alat-alat tersebut.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Trafo


Transformer adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi
listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu
gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.Trafo satu fasa sama
seperti trafo pada umumnya hanya penggunaannya untuk kapasitas kecil Frekuensi pada
kumparan primer dan kumparan sekunder adalah sama,
f1=f2
Tegangan dan arus pada kumparan primer dan kumparan sekundr dapat diubah ubah
sesuai dengan yang dikehendaki. Transformator merupakan suatu peralatan listrik
elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari
suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya,dengan frekuensi yang sama dan
perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetis,dimana perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi
sekunder berbanding lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik
dengan perbandingan arusnya.
Dalam bidang teknik listrik pemakaian transformator dikelompokkan menjadi:
Transformator daya
Transformator distribusi
Transformator pengukuran; yang terdiri dari transformator arus dan transformator
tegangan.

2.2 Sejarah trafo


Sejarah dari transpormator adalah sebagai :
1. 1831. Micheal faraday mendemontrasikan sebuah koil dapat menghasilkan tegangan
dari koin lain.
2. 1832,
dapat
3.

Joseph

Henry

menemukan

bahwa

perubahan

flux

menghasilkan tegangan koil yang cukup tinggi

1836, Nicholas Callan memodifikasi penemuan Henry dengan dua koil.

4. 1850 1884, era penemuan generator AC dan penggunaan listrik AC

yang

cepat

4
5. 1885, Georges Westinghouse & William Stanley mengembangkan transformer
berdasarkan generator AC.
6. 1889, Mikhail Dolivo-Dobrovolski mengembangkan transformer 3 fasa pertama

2.3 Macam-Macam Trafo


Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa transformator dapat digunakan pada
tegangan bolak-balik. Berdasarkan jumlah lilitan primer dan skunder ada 4 jenis
transformator:
1. Trafo ( Transformator ) Adaptor.
Trafo ini sangat berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui lilitan gulungan
primer dan sekunder. Biasanya digunakan untuk rangkaian catu daya. trafo jenis ini
memiliki gulungan yang dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt.
Gulungan tersebut ( lilitan ) dinamakan lilitan primer. sebelum di ubah menjadi arus DC,
tegangan listrik dialirkan melalui ribuan penghantar ( lilitan ) yang berakhir pada lilitan
sekunder.
komponen ini banyak dijual di pasar dengan ukuran dan keperluan tertentu. sedangkan
sifat-sifatnya adalah sebagi berikut :
a. bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis dan gulungan
ditutup kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan primer terdapaat tiga kaki
sedangkan sekunder tidak kurang dari sembilan kaki
b. gulungan primer menerima arus AC PLN antara 110 - 240 Volt
c. Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di proses pada kedua
lilitan ini. tegangan yang di keluarkan mulai dari 4 sampai 12 volt

Gambar.2.1 Trafo ( Transformator ) Adaptor

5
2. Trafo IF ( Frekuensi menengah )
Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya terdapat pada radio
penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat elektronika memakai trafo jenis ini. cara
keja trafo ini adalah menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh radio pemancar
kemudian di olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk
suara ( bunyi ).Trafo IF ini memiliki bentuk fisik bujur sangkar, pada permukaanya tepat
ditengah terdapat celah untuk memutar ketika membetulkan pancaran bunyi dari radio
pemancar.kelebihan dari trafo IF ini adalah :
a. Dapat diubah-ubah ketika mencari sasaran pancaransecara tepat menggunakan
obeng
b. bentuknya kecil sehingga memudahkan pemulaketika memasangnya
c. tetap memiliki lilitan primer dan sekunder

Gambar.2.2 Trafo IF ( Frekuensi menengah )

3. Trafo Step UP / Down


Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan
alat alektronika yang digunakan. artinya benda yang memiliki voltase 110 volt perlu
trafo ini karena pada umunya PLN bertegangan 220 volt.
sifat dari trafo ini adalah sebagai berikut :
a. Menghasilkan tegangan lebih besar apabila gulungan sekunder lebih banyak dari
lilitan primer.
b. Mengubah tegangan dari 220 volt menjadi 100, 110 dan 220 volt.
c. Menaikkan tegangan dari 110 menjadi 200, 220 dan 240 volt

6
4. Trafo Out Put ( OT ).
Komponen ini juga bisa di sebut trafo OT. komponen ini banyak digunakan pada
rangkaian amplifier, radio penerima, tape recorder dan seperangkat elektronika yang
menghasilkan bunyi lainnya. Bentuk fisiknya hampir sama dengan trafo lainnya dhanya
ukuran yang berbeda. didalamnya berisi llitan coil dari nikelin. besar kecilnya arus
masuk

tergantung

dari

lilitan

tersebut.

Gambar.2.3 Trafo Out Put ( OT ).


Bagian melintang pelat yang memperkuat bungkusan kertas. Dan kertas ini digunakan
sebagai alat pemisah arus dari lilitan sekunder dan primer. pada bagian bawah
menyembul kaki, ada lima kaki dua pada bagian output dan tiga bagian in (arus masuk).
2.4 Kontruksi tranpormator
Komponen transformator terdiri dari dua bagian, yaitu peralatan utama dan peralatan
bantu.
1. Peralatan utama transformator terdiri dari:
a. Kumparan Trafo; kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang
dilapisi dengan bahan isolasi (karton, pertinax, dll) untuk mengisolasi baik terhadap
inti besi maupun kumparan lain. . Untuk trafo dengan daya besar lilitan dimasukkan
dalam minyak trafo sebagai media pendingin. Banyaknya lilitan akan menentukan
besar tegangan dan arus yang ada pada sisi sekunder.Kadang kala transformator
memiliki kumparan tertier. Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh
tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut,
kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering juga untuk
dipergunakan penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone,
kapasitor shunt dan reactor shunt.

7
b. Inti Besi; dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang berguna untuk
mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui
kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugirugi besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy Eddy Current.

c. Minyak Trafo; berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.Minyak trafo


mempunyai sifat media pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan
tembus tinggi. Pada power transformator, terutama yang berkapasitas besar,
kumparan-kumparan dan inti besi transformator direndam dalam minyaktrafo,Syarat suatu cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai
berikut:
1. Ketahanan isolasi harus tinggi ( >10kV/mm ).
2. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat
mengendap dengan cepat.
3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap
yang dapat membahayakan.
4. Tidak merusak bahan isolasi padat.
5. Sifat kimia yang stabil.

d. Bushing;

sebuah

konduktor

(porselin)

yang

menghubungkan

kumparan

transformator dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan
berfungsi sebagai konduktor tersebut dengan tangki transformator. Selain itu juga
bushing juga berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara kawat yang
bertegangan dengan tangki trafo.

e. Tangki dan Konservator (khusus untuk transformator basah); pada umumnya


bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo ditempatkan di dalam tangki
baja. Tangki trafo-trafo distribusi umumnya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin
( cooling fin ) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga
penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif
untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

8
2. Peralatan bantu transformator terdiri dari :
a. Peralatan Pendingin ; pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas
akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan
kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk
mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan
sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar trafo. Media yang digunakan
pada sistem pendingin dapat berupa: udara/gas, minyak dan air.
b. Tap Changer; yaitu suatu alat yang berfungsi untuk merubah kedudukan tap
(sadapan) dengan maksud mendapatkan tegangan keluaran yang stabil walaupun
beban berubah-ubah. Tap changer selalu diletakkan pada posisi tegangan tinggi dari
trafo pada posisi tegangan tinggi. Tap changer dapat dilakukan baik dalam keadaan
berbeban (on-load) atau dalam keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.
c. Peralatan Proteksi; peralatan yang mengamankan trafo terhadap bahaya fisis,
elektris maupun kimiawi. Yang termasuk peralatan proteksi transformator antara
lain sebagai berikut:
1. Rele Bucholz; yaitu peralatan rele yang dapat mendeteksi dan mengamankan
terhadap gangguan di dalam trafo yang menimbulkan gas. Di dalam
transformator, gas mungkin dapat timbul akibat hubung singkat antar lilitan
(dalam phasa/ antar phasa), hubung singkat antar phasa ke tanah, busur listrik
antar laminasi, atau busur listrik yang ditimbulkan karena terjadinya kontak
yang kurang baik.
2. Rele tekanan lebih; peralatan rele yang dapat mendeteksi gangguan pada
transformator bila terjadi kenaikan tekanan gas secara tiba-tiba dan an langsung
mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
3. Rele diferensial; rele yang dapat mendeteksi terhadap gangguan transformator
apabila terjadi flash over antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan
tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun antar kumparan.
4. Rele beban lebih; rele ini berfungsi untuk mengamankan trafo terhadap beban
yang berlebihan dengan menggunakan sirkit simulator yang dapat mendeteksi
lilitan trafo yang kemudian apabia terjadi gangguan akan membunyikan alarm
pada tahap pertama dan kemudian akan menjatuhkan PMT.
5. Rele arus lebih; rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
gangguan hubunga singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman

9
trafo, juga diharapkan rele ini mempunyai sifat komplementer dengan rele
beban lebih. Rele ini juga berfungsi sebagai cadangan bagi pengaman instalasi
lainnya. Arus berlebih dapat terjadi karena beban lebih atau gangguan hubung
singkat.
6. Rele fluks lebih; rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dengan
mendeteksi besaran fluksi atau perbandingan tegangan dan frekwensi.
7. Rele tangki tanah; rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila
terjadi hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang
tidak bertegangan pada transformator.
8. Rele gangguan tanah terbatas; rele ini berfungsi untuk mengamankan
transformator

terhadap

gangguan

tanah

didalam

daerah

pengaman

transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik netral yang tidak dapat
dirasakan oleh rele diferential.
9. Rele termis; rele ini berfungsi untuk mengamankan transformator dari
kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas lebih yang ditimbulkan oleh
arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini adalah kenaikan temperatur.
10. Fire Protection, Transformator Tenaga adalah salah satu peralatan yang cukup
mahal yang terpasang di pusat pembangkit dan Gardu Induk. Setiap Trafo
Tenaga terisi dengan material yang mudah terbakar dengan jumlah yang cukup
besar, apabila tersulut dapat menjalarkan api ke instalasi yang berdekatan. Oleh
karena itu sangat perlu dilengkapi dengan peralatan pengamannya. Kegagalankegagalan Trafo Tenaga umumnya disebabkan oleh Break Downisolasi pada
bagian internal Trafo. Adanya energi busur listrik akan diikuti kenaikan
temperatur dan tekanan yang sangat cepat di dalam tangki Trafo. Terbakarnya
minyak pada jumlah tertentu dapat mengakibatkan tekanan yang sangat tinggi
kearah luar melalui kisaran bidang tertentu dan dapat langsung diikuti nyala
api.
11. Peralatan Pernapasan (Dehydrating Breather); ventilasi udara yang berupa
saringan silikagel yang akan menyerap uap air. Karena pengaruh naik turunnya
beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan berubah-ubah
mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan memuai dan
mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki, sebaliknya
bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk ke

10
dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan
minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan
nilai tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada
ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat
hygroskopis.
12. Indikator; untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu
adanya indikator pada transformator yang antara lain sebagai berikut:
a) Indikator kedudukan tap
b) Indikator permukaan minyak
c) Indikator sistem pendingin
d) Indikator suhu minyak

2.5 Prinsif Kerja Transformator


Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis
melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah.Apabila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup
maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan
primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena
pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama ( mutual
induction ). yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka
mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat
ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi). Prinsip dasar suatu transformator adalah induksi
bersama(mutual induction) antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Dalam
bentuk yang sederhana,transformator terdiri dari dua buah kumparan induksi yang secara listrik
terpisah tetapi secara magnet dihubungkan oleh suatu path yang mempunyai relaktansi yang
rendah. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual induction yang tinggi. Jika salah satu
kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik timbul di dalam
inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan atau menimbulkan ggl
(gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus
bolak balik mengalir pada induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).

11
2.6 Tipe Pendingin
Macam-macam tipe pendinginan pada transformator antara lain :
1. AN (Air Natural Cooling) Pendingin alam oleh sirkulasi udara sekitarnya, tanpa alat
khusus.
2. AB

(Air

Blast

Colling) Pendinginan

oleh

udara

langsung

yang

dihasilkan

oleh fan(kipas).
3. ON (Oil Immerset Natural Cooling).Pendinginan dengan menggunakan minyak yang
disertai dengan pendinginan alam.
4. OB (Oil Blast Cooling) Pendinginan ini sistemnya adalah sama dengan ON, yang
dilengkapi dengan hembusan udar dari kipas yang dipasang pada dinding trafo.
5. OFN( Oil Foreced Circulation of Air Nautal Cooling) Pendinginan ini sama dengan
sitem ON untuk sirkulasi minyak melalui radiator dengan menggunakan suatu pompa,
tetapi tidak memaki kipas.
6. OFB(Oil Forced and Air Blast Cooling) Sistem pendinginannya sama dengan OFN yang
dilengkapi dengan hembusan udara dari kipas.
7. OW (oil and Water Cooling) Adalah gabungan dari pendinginan air sirkulasi pada
dinding luar radiator
8. OFW (Forced Oil and Water Cooling). Sistem pendinginannya sama dengan OFB,
tetapi tidak memakai kipas.
9. Sistem campuran Adalah gabungan dari beberapa system pendinginan, misalnya :
AN/OFN/ON/OFB/ dan lain-lain.

2.7 Aplilasi Trafo


Penggunaan trafo dimanapun adalah sama, khususnya untuk trafo daya, yaitu sebagai
penaik atau penurun tegangan, menyesuaikan tegangan dari mesin itu sendiri.pada industri
banyak diperlukan trafo, karena untuk pemakaian daya yg besar (misalnya untuk industri) itu
biasanya tegangan yg masuk adalah diatas 380 V (biasanya 20 kV atau 20000V), jadi
diperlukan trafo step down/penurun teganganuntuk menyesuaikan tegangan mesin, misalnya
tegangan untuk motor-motor listrik itu biasanya 380V 3 phase, dan sebagainya. jadi
diperlukan trafo 20kV/380Volt, dan sebagainya.

12
2.8 Data percobaan
1. NP=NS=250 lilitan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Vp (Volt)

Ip (Ampere)

Vs (Volt)

Is (Ampere)

4.0

2.4

2.6

0.20

7.8

4.4

5.0

0.38

10.6

6.0

7.0

0.54

15.6

7.6

8.8

0.70

17.2

9.6

11.0

0.90

20.6

10.0

13.5

1.08

22.8

12.0

15.0

1.20

26.4

14.0

17.5

1.38

30.0

16.0

20.0

1.56

33.5

18.0

22.0

1.74

2. NP=500 lilitan, NS=375 lilitan


No.

Vp (Volt)

Ip (Ampere)

Vs (Volt)

Is (Ampere)

1.

4.0

0.8

1.2

0.10

7.8

1.6

2.4

0.18

3.

10.6

2.2

3.4

0.26

4.

13.4

3.0

4.2

0.34

17.0

3.6

5.4

0.44

2.

5.

13
6.

20.6

4.4

6.6

0.54

7.

22.8

5.0

7.4

0.60

8.

26.4

5.6

8.6

0.70

9.

30.0

6.4

10.0

0.78

33.5

7.2

11.0

0.84

Vp (Volt)

Ip (Ampere)

Vs (Volt)

Is (Ampere)

4.2

1.8

1.4

0.10

7.8

3.4

2.8

0.22

10.6

4.6

3.8

0.30

13.4

5.8

4.8

0.38

17.0

7.4

6.2

0.50

20.6

8.8

7.6

0.60

22.8

9.0

8.4

0.68

26.4

11.0

9.6

0.78

30.0

12.0

11.0

0.90

33.5

14.0

12.5

0.96

10.

3. NP=375 lilitan, NS=500 lilitan


No.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

14
4. NP=NS=500 lilitan
No.

Vp (Volt)

Ip (Ampere)

Vs (Volt)

Is (Ampere)

1.

4.2

1.0

1.2

0.08

2.

7.8

2.0

2.2

0.16

3.

10.6

2.6

3.0

0.22

4.

13.4

3.4

3.8

0.30

5.

17.0

4.2

4.8

0.38

6.

20.6

5.0

5.8

0.46

7.

22.8

5.6

6.4

0.52

8.

26.4

6.4

7.4

0.60

9.

30.0

7.2

8.4

0.68

10.

33.5

8.2

9.4

0.76

A. ANALISIS DATA
Menentukan efisiensi transformator
Pada saat praktikum, variable bebas yang kita ubah-ubah adalah tegangan primer yaitu
VP, dengan satu variable yang diubah tersebut kita amati gejala lain sebagai variable
terikatnya yaitu arus primer IP, tegangan sekunder VS, dan arus sekunder IS. Sesuai
dengan rumus:

(%)

VS I S
100 %
VP I P

VS I S

V P kita analogkan dengan persamaan garis linier:


IP
100
VS I S
y bx a diperoleh
: y
=
(Variabel terikat)
IP
b

x
a

=
=

(Variabel bebas)
100
VP
0

15
Dengan

membuat

grafik

hubungan

antara

VS I S
IP

dengan

VP ,

diperoleh

gradian/kemiringan kurva b, sehingga kita dapat memperoleh nilai efisiensi yaitu

b100 dalam satuan %.


1. Efisiensi transformator ( ) dengan NP=NS=250 lilitan
No.

y=

1.

VS I S
IP

x= V P

4.00

0.22

7.80

0.43

3.

10.60

0.63

4.

15.60

0.81

5.

17.20

1.03

20.60

1.46

7.

22.80

1.50

8.

26.40

1.73

30.00

1.95

33.50

2.13

2.

6.

9.
10.
Kita buat grafik hubungan antara

VS I S
dengan V P
IP

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA


LILITAN

VS I S
IP

DENGAN V P DENGAN NP=NS=250

16
2.50
y = 0.068x - 0.090
R = 0.986

(VsIs)/Ip

2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

Tegangan Primer (Vp)

Dari grafik yang telah difitting di Microsoft Excel, kita peroleh bersamaan garis
y=0,068x+0,090, dengan S2 =R2=0,986. Maka gradien garis b=0,068, sehingga efisiensi
transformator dengan NP=NS=250 lilitan:

b100 =0,068.100=6,8%
S = 0,986 =0,993%
Ralat relatif:

100%

0,993%
100% =14,60%
6,8%

Jadi efisiensi transformator dengan NP=NS=250 lilitan adalah =6,8% dengan ralat
relatif sebesar 14,60%.
2. Efisiensi transformator ( ) dengan NP=500 lilitan, NS=375 lilitan
No.

y=

VS I S
IP

x= V P

1.

4.00

0.15

2.

7.80

0.27

3.

10.60

0.40

4.

13.40

0.48

5.

17.00

0.66

6.

20.60

0.81

17
7.

22.80

0.89

8.

26.40

1.08

9.

30.00

1.22

10.

33.50

1.28

Kita buat grafik hubungan antara

VS I S
dengan V P
IP

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA

VS I S
DENGAN V P DENGAN NP=500 LILITAN,
IP

NS=375 LILITAN
1.40
y = 0.041x - 0.032
R = 0.996

1.20

(VsIs)/Ip

1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

Tegangan Primer (Vp)

Dari grafik yang telah difitting di Microsoft Excel, kita peroleh bersamaan garis
y=0,041x+0,032, dengan S2 =R2=0,996. Maka gradien garis b=0,041, sehingga efisiensi
transformator dengan NP=500 lilitan, NS=375 lilitan:

b100 =0,041.100=4,1%
S = 0,996 =0,998%
Ralat relatif:

100%

0,998%
100% =24,34%
4,1%

Jadi efisiensi transformator dengan NP=500 lilitan, NS=375 lilitan adalah =4,1%
dengan ralat relatif sebesar 24,34%.

18
3. Efisiensi transformator ( ) dengan NP=375 lilitan, NS=500 lilitan
y=

No.

VS I S
IP

x= V P

1.

4.20

0.08

2.

7.80

0.18

3.

10.60

0.25

4.

13.40

0.31

5.

17.00

0.42

6.

20.60

0.52

7.

22.80

0.63

8.

26.40

0.68

9.

30.00

0.83

10.

33.50

0.86

Kita buat grafik hubungan antara

VS I S
dengan V P
IP

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA

VS I S
DENGAN V P DENGAN NP=375 LILITAN,
IP

NS=500 LILITAN
1.00
0.90

y = 0.028x - 0.042
R = 0.993

0.80
(VsIs)/Ip

0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0.00

10.00

20.00

30.00

Tegangan Primer (Vp)

40.00

19
Dari grafik yang telah difitting di Microsoft Excel, kita peroleh bersamaan garis
y=0,028x+0,042, dengan S2 =R2=0,993. Maka gradien garis b=0,028, sehingga efisiensi
transformator dengan NP=375 lilitan, NS=500 lilitan:

b100 =0,028.100=2,8%
S = 0,993 =0,996%
Ralat relatif:

100%

0,996%
100% =35,59%
2,8%

Jadi efisiensi transformator dengan NP=375 lilitan, NS=500 lilitan adalah =2,8%
dengan ralat relatif sebesar 35,59%.
4. Efisiensi transformator ( ) dengan NP=NS=500 lilitan
No.

y=

VS I S
IP

x= V P

1.

4.20

0.10

2.

7.80

0.18

3.

10.60

0.25

4.

13.40

0.34

5.

17.00

0.43

6.

20.60

0.53

7.

22.80

0.59

8.

26.40

0.69

9.

30.00

0.79

10.

33.50

0.87

Kita buat grafik hubungan antara

VS I S
dengan V P
IP

20
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA

VS I S
IP

DENGAN V P DENGAN NP=NS=500

LILITAN
1.00
0.90

y = 0.027x - 0.027
R = 0.999

0.80
(VsIs)/Ip

0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

Tegangan Primer (Vp)

Dari grafik yang telah difitting di Microsoft Excel, kita peroleh bersamaan garis
y=0,027x+0,027, dengan S2 =R2=0,999. Maka gradien garis b=0,027, sehingga efisiensi
transformator dengan NP=NS=500 lilitan:

b100 =0,027.100=2,7%
S = 0,999 =0,999%
Ralat relatif:

100%

0,999%
100% =15,38%
2,7%

Jadi efisiensi transformator dengan NP=NS=500 lilitan adalah =2,7% dengan ralat
relatif sebesar 15,38%.

B. PEMBAHASAN DAN DISKUSI


Hasil analisis
No.

NP (lilitan)

NS (lilitan)

(%)

Ralat relatif (%)

1.

250

250

6,8

14,60

2.

500

375

4,1

24,34

21
3.

375

500

2,8

35,59

4.

500

500

2,7

15,38

Dari hasil percobaan diperoleh efisiensi yang tidak pernah 100%, bahkan dari hasil
percobaan jauh dari 100%. Hal ini disebabkan bahwa pada kenyataannya energi yang
keluar selalu labih kecil dari pada energi yang masuk, hal ini berlaku hukum kekekalan
energi. Energi yang masuk sebagian ada yang berubah menjadi panas hilang ke
lingkungan, yang disebut arus pusar atau arus Edi. Maka bila kita lihat pada percobaan 1
dan 4 yang mempergunakan jumlah lilitan sama, berdasarkan teori bila jumlah lilitan
sama secara ideal menghasilkan daya masukan dan daya keluaran yang sama. Tetapi
pada kenyataanya tidak demikian, yaitu tampak pada table data pengamatan tegangan
sekunder lebih kecil dari pada tegangan primer.
Dari percobaan 2 adalah transformator step-down, karena lilitan sekunder lebih sedikit
dari pada kumparan primer yaitu menurunkan tegangan. Hal ini ditunjukkan pada table
data pengamatan yaitu pengamatan tegangan sekunder lebih kecil dari pada tegangan
primer.
Kita lebih mudah membuat transformator step-down dari pada step-up, kita buktikan
pada percobaan 3. Walaupun kumparan sekunder lebih banyak dari kumparan primer
yang merupakan prinsip transformator step-up, tetapi dari percobaan tetap diperoleh
nilai tegangan sekunder lebih kecil dari pada tegangan primer. Sebab kondisi
transformator yang digunakan memiliki efisiensi yang jauh dari 100%, bahkan
berdasarkan hasil pengukuran diperoleh efisiensi di bawah 10%.
Walaupun kita peroleh efisiensi yang kecil dari hasil percobaan, tetapi kita telah
mengetahui asas kerja transformator yang merupakan tujuan utama dari praktikum ini.

22

BAB III
PEMBAHASAN SOAL
3.1 Soal dan jawaban
1. Jenis trapo dan kegunaannya.
a) Trafo ( Transformator ) Adaptor.
Trafo ini sangat berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui lilitan
gulungan primer dan sekunder. Biasanya digunakan untuk rangkaian catu daya.
trafo jenis ini memiliki gulungan yang dapat mengubah tegangan listrik 110 volt
sampai 220 volt. Gulungan tersebut ( lilitan ) dinamakan lilitan primer. sebelum di
ubah menjadi arus DC, tegangan listrik dialirkan melalui ribuan penghantar (lilitan)
yang berakhir pada lilitan sekunder. Komponen ini banyak dijual di pasar dengan
ukuran dan keperluan tertentu. sedangkan sifat-sifatnya adalah sebagi berikut :

bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis dan gulungan
ditutup kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan primer terdapaat tiga kaki
sedangkan sekunder tidak kurang dari sembilan kaki

gulungan primer menerima arus AC PLN antara 110 - 240 Volt

Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di proses pada kedua


lilitan ini. tegangan yang di keluarkan mulai dari 4 sampai 12 volt

b) Trafo IF ( Frekuensi menengah )

Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya terdapat pada radio
penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat elektronika memakai trafo jenis ini.

23
cara keja trafo ini adalah menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh radio
pemancar kemudian di olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan
dalam bentuk suara ( bunyi ).Trafo IF ini memiliki bentuk fisik bujur sangkar, pada
permukaanya tepat ditengah terdapat celah untuk memutar ketika membetulkan
pancaran bunyi dari radio pemancar.kelebihan dari trafo IF ini adalah :

Dapat diubah-ubah ketika mencari sasaran pancaransecara tepat menggunakan


obeng

bentuknya kecil sehingga memudahkan pemulaketika memasangnya

tetap memiliki lilitan primer dan sekunder

2. Trafo Step UP / Down


Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan
alat alektronika yang digunakan. artinya benda yang memiliki voltase 110 volt perlu trafo
ini karena pada umunya PLN bertegangan 220 volt.
sifat dari trafo ini adalah sebagai berikut :

Menghasilkan tegangan lebih besar apabila gulungan sekunder lebih banyak dari lilitan
primer

mengubah tegangan dari 220 volt menjadi 100, 110 dan 220 volt

menaikkan tegangan dari 110 menjadi 200, 220 dan 240 volt
a. Trafo Out Put ( OT ).
Komponen ini juga bisa di sebut trafo OT. komponen ini banyak digunakan pada
rangkaian amplifier, radio penerima, tape recorder dan seperangkat elektronika yang

24
menghasilkan bunyi lainnya. Bentuk fisiknya hampir sama dengan trafo lainnya dhanya
ukuran yang berbeda. didalamnya berisi llitan coil dari nikelin. besar kecilnya arus masuk
tergantung

dari

lilitan

tersebut.

1) Komponen-Komponen Transformator / Transformer / Trafo

1. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi,
untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.

2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu
kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari kumparan primer dan kumparan
sekunder yang diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan
isolasi padat seperti karton, pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat
transformasi tegangan dan arus.

3. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang dipergunakan sebagai
isolasi dan pendingin pada transformator.
Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan
tegangan tembus, sedangkan
sebagai pendingin minyak transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan,
sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi
transformator dari gangguan.

25
Minyak transformator mempunyai unsur atau senyawa hidrokarbon yang terkandung adalah
senyawa hidrokarbon parafinik, senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon
aromatik. Selain ketiga senyawa tersebut, minyak transformator masih mengandung senyawa
yang disebut zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil .

4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi sebagai
penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki transformator. Pada bushing
dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut center tap.

5. Tangki Konservator
Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan uap/udara akibat
pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt
yang akan meyerap gas produksi akibat kerusakan minyak . Untuk menjaga agar minyak
tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran
pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan silica
gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.

6. Peralatan Bantu Pendinginan Transformator


Pada inti besi dan kumparan kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi tembaga. Maka
panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, ini akan merusak isolasi, maka
untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut transformator perlu dilengkapi
dengan alat atau sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator, media yang
dipakai pada sistem pendingin dapat berupa: Udara/gas, Minyak dan Air.

Pada cara alamiah, pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media dan untuk
mempercepat pendinginan dari media-media (minyak-udara/gas) dengan cara melengkapi
transformator dengan sirip-sirip (radiator). Bila diinginkan penyaluran panas yang lebih cepat
lagi, cara manual dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat sirkulasi media
pendingin dengan pompa pompa sirkulasi minyak, udara dan air, cara ini disebut pendingin
paksa (Forced).

26
7. Tap Changer
Kualitas operasi tenaga listrik jika tegangan nominalnya sesuai ketentuan, tapi pada saat
operasi dapat saja terjadi penurunan tegangan sehingga kualitasnya menurun, untuk itu perlu
alat pengatur tegangan agar tegangan selau pada kondisi terbaik, konstan dan berkelanjutan.

Untuk itu trafo dirancang sedemikian rupa sehingga perubahan tegangan pada sisi
masuk/input tidak mengakibatkan perubahan tegangan pada sisi keluar/output, dengan kata
lain tegangan di sisi keluar/output-nya tetap. Alat ini disebut sebagai sadapan pengatur
tegangan tanpa terjadi pemutusan beban, biasa disebut On Load Tap Changer (OLTC).
Pada umumnya OLTC tersambung pada sisi primer dan jumlahnya tergantung pada
perancangan dan perubahan sistem tegangan pada jaringan.

8. Alat pernapasan (Dehydrating Breather)


Sebagai tempat penampungan pemuaian minyak isolasi akibat panas yang timbul, maka
minyak ditampung pada tangki yang sering disebut sebagai konservator. Pada konservator ini
permukaan minyak diusahakan tidak boleh bersinggungan dengan udara, karena kelembaban
udara yang mengandung uap air akan mengkontaminasi minyak walaupun proses
pengkontaminasinya berlangsung cukup lama. Untuk mengatasi hal tersebut, udara yang
masuk kedalam tangki konservator pada saat minyak menjadi dingin memerlukan suatu
media penghisap kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel. Kebalikan jika trafo
panas maka pada saat menyusut maka akan menghisap udara dari luar masuk kedalam tangki
dan untuk menghindari terkontaminasi oleh kelembaban udara maka diperlukan suatu media
penghisap kelembaban yang digunakan biasanya adalah silica gel, yang secara khusus
dirancang untuk maksud tersebut diatas.

9. Indikator-indikator

a . Thermometer / Temperature Gauge, alat ini berfungsi untuk mengukur tingkat panas
dari trafo, baik panasnya kumparan primer dan sekunder juga minyak trafonya. Thermometer
ini bekerja atas dasar air raksa (mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuaian dan
tersambung dengan jarum indikator derajat panas.
Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor (khusus yang tersambung
dengan transformator arus, yang terpasang pada salah satu fasa fasa tengah) dengan demikian

27
penunjukan yang diperoleh adalah relatif terhadap panas sebenarnya yang terjadi.

b. Permukaan minyak / Level Gauge, alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi permukaan
minyak yang ada pada konservator. Ada beberapa jenis penunjukan, seperti penunjukan
lansung yaitu dengan cara memasang gelas penduga pada salah satu sisi konservator sehingga
akan mudah mengetahui level minyak. Sedangkan jenis lain jika konservator dirancang
sedemikian rupa dengan melengkapi semacam balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara
biasa dan dilengkapi dengan alat pelindung seperti pada sistem pernapasan sehingga
pemuaian dan penyusutan minyak-udara yang masuk kedalam balon dalam kondisi kering
dan aman.

10. Peralatan Proteksi Internal

a . Relai Bucholzt, Penggunaan relai deteksi gas (Bucholtz) pada Transformator terendam
minyak yaitu untuk mengamankan transformator yang didasarkan pada gangguan
Transformator seperti : arcing, partial discharge dan over heating yang umumnya
menghasilkan gas. Gas-gas tersebut dikumpulkan pada ruangan relai dan akan mengerjakan
kontak-kontak alarm.

Relai deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap ketidaknormalan
aliran minyak yang tinggi yang timbul pada waktu transformator terjadi gangguan serius.
Peralatan ini akan menggerakkan kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan
rangkaian trip Pemutus Arus dari instalasi transformator tersebut.

Ada beberapa jenis relai bucholtz yang terpasang pada transformator, Relai sejenis tapi
digunakan untuk mengamankan ruang On Load Tap Changer (OLTC) dengan prinsip kerja
yang sama sering disebut dengan Relai Jansen. Terdapat beberapa jenis antara lain sama
seperti relai buhcoltz tetapi tidak ada kontrol gas, jenis tekanan ada yang menggunakan
membran/selaput timah yang lentur sehingga bila terjadi perubahan tekanan kerena gangguan
akan bekerja, disini tidak ada alarm akan tetapi langsung trip dan dengan prinsip yang sama
hanya
2) menggunakan pengaman tekanan atau saklar tekanan.

28
b. Jansen membran, alat ini berfungsi untuk pengaman tekanan lebih (Explosive Membrane)
/ Bursting Plate. Relai ini bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam
transformator, karena tekanan melebihi kemampuan membran/selaput yang terpasang, maka
membran akan pecah dan minyak akan keluar dari dalam transformator yang disebabkan oleh
tekanan minyak

c . Relai tekanan lebih (Sudden Pressure Relay), suatu flash over atau hubung singkat yang
timbul pada suatu transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu
tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh dekomposisi dan evaporasi
minyak. Dengan melengkapi sebuah relai pelepasan tekanan lebih pada trafo, maka tekanan
lebih yang membahayakan tangki trafo dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini
tidak dapat dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik, maka terjadi panas lebih pada cairan
tangki dan trafo akan meledak. Peralatan pengaman harus cepat bekerja mengevakuasi
tekanan tersebut.

d. Relai pengaman tangki, relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir pada
tangki, akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas, sirkulasi
dan motor-motor bantu yang lain, pemanas dll.
Arus ini sebagai pengganti relai diferensial sebab sistim relai pengaman tangki biasanya
dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan biasanya pada trafo
dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah
kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan melali trafo arus dengan
tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung pada relai
tangki tanah dengan ratio Trafo arus antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.

e. Neutral Grounding Resistance / NGR atau Resistance Pentanahan Trafo, adalah


tahanan yang dipasang antara titik netral trafo dengan pentanahan, dimana berfungsi untuk
memperkecil arus gangguan. Resistance dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan Y
( bintang/wye ).

NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70 kV atau 20 kV, sedangkan pada titik netral
trafo 150 kV dan 500 kV digrounding langsung (solid)

29
Nilai NGR:
Tegangan 70 kV = 40 Ohm
Tegangan 20 kV = 12 Ohm,40 Ohm, 200 Ohm dan 500 Ohm

Jenis Neutral Grounding Resistance


- Resistance Liquid (Air), yaitu bahan resistance-nya adalah air murni. Untuk memperoleh
nilai Resistance yang diinginkan ditambahkan garam KOH .

- Resistance Logam, yaitu bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat dalam panel
dengan nilai resistance yang sudah ditentukan.

11. Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator


a. Pemadam kebakaran, (biasanya untuk transformator transformator besar ), Sistem
pemadam kebakaran yang modern pada transformator saat sekarang sudah sangat diperlukan.
Fungsi yang penting untuk mencegah terbakarnya trafo atau memadamkan secepat mungkin
trafo jika terjadi kebakaran.

Penyebab trafo terbakar adalah karena gangguan hubung singkat pada sisi sekunder sehingga
pada trafo akan mengalir arus maksimumnya. Jika proses tersebut berlangsung cukup lama
dan relai tidak beroperasi. Sementara itu, tidak beroperasinya relai juga sebagai akibat salah
menyetel waktu pembukaan PMT, relai rusak, dan sumber DC yang tidak ada, serta
kerusakan sistim pengawatan.

Sistem pemadam kebakaran yang modern yaitu dengan sistem mengurangi minyak secara
otomatis sehingga terdapat ruang yang mana secara paksa gas pemisah oksigen diudara
dimasukan kedalam ruang yang sudah tidak ada minyaknya sehingga tidak ada pembakaran
minyak, dan kerusakan yang lebih parah dapat dihindarkan, walaupun kondisi trafo menjadi
rusak.

Proses pembuangan minyak secara grafitasi atau dengan menggunakan motor pompa DC
adalah suatu kondisi yang sangat berisiko, sebab hanya menggunakan katup otomatis yang
dikendalikan oleh pemicu dari saklar akibat panasnya api dan menutupnya katup otomatis

30
pada katup pipa minyak penghubung tanki (konservator) ke dalam trafo (sebelum relai
bucholz), serta adanya gas pemisah oksigen (gas nitrogen yang bertekanan tinggi) diisikan
melaui pipa yang disambung pada bagian bawah trafo kemudian akan menuju keruang yang
tidak terisi minyak.

b. Thermometer pengukur langsung, Thermometer pengukur langsung banyak digunakan


pada instalasi tegangan tinggi/Gardu Induk , seperti pada ruang kontrol, ruang relai, ruang
PLC dll. Suhu ruangan dicatat secara periodik pada formulir yang telah disiapkan dan
dievaluasi sebagai bahan laporan.

c. Thermometer pengukur tidak langsung, Termometer pengukur tidak langsung banyak


digunakan pada instalasi tegangan tinggi/ transformator yang berfungsi untuk mengetahui
perubahan suhu minyak maupun belitan transformator. Suhu minyak dan belitan trafo dicatat
secara periodik/berkala, pada formulir yang telah disiapkan dan dievaluasi sebagai laporan.

12. Relai Proteksi Transformator dan Fungsinya

Jenis relai proteksi pada trafo tenaga adalah sebagai berikut:

a. Relai arus lebih (over current relay), berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap gangguan hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman
transformator. Juga diharapkan relai ini mempunyai sifat komplementer dengan relai beban
lebih, relai ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya.

b. Relai Diferensial, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap


gangguan hubung singkat yang terjadi didalam daerah pengaman.

c. Relai gangguan tanah terbatas (Restricted Earth fault Relay ), relai ini berfungsi untuk
mengamankan transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator,
khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai
differensial.

d. Relai arus lebih berarah, Directional Over Current Relay atau yang lebih dikenal

31
dengan Relai arus lebih yang mempunyai arah tertentu merupakan Relai Pengaman yang
bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan yang dapat membedakan arah arus
gangguan. Relai ini mempunyai 2 buah parameter ukur yaitu tegangan dan arus yang masuk
ke dalam relai untuk membedakan arah arus ke depan atau arah arus ke belakang, pada
pentanahan titik netral trafo dengan menggunakan tahanan. Relai ini dipasang pada
penyulang 20 KV.

Bekerjanya relai ini berdasarkan adanya sumber arus dari ZCT (Zero Current Transformer)
dan sumber tegangan dari PT (Potential Transformers). Sumber tegangan PT umumnya
menggunakan rangkaian Open-Delta, tetapi tidak menutup kemungkinan ada yang
menggunakan koneksi langsung 3 Phasa. Relai ini terpasang pada jaringan tegangan tinggi,
tegangan menengah, juga pada pengaman transformator tenaga, dan berfungsi untuk
mengamankan peralatan listrik akibat adanya gangguan phasa-phasa maupun Phasa ke tanah.
Untuk membedakan arah tersebut maka salah satu phasa dari arus harus dibandingakan
dengan Tegangan pada phasa yang lain.

e. Relay connections, adalah sudut perbedaan antara arus dengan tegangan masukan relai
pada power faktor satu. Relai maximum torque angle adalah perbedaan sudut antara arus
dengan tegangan pada relai yang menghasilkan torsi maksimum.

f. Relai gangguan tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator jika terjadi
gangguan hubung tanah didalam dan diluar daerah pengaman transformator. Relai arah
hubung tanah memerlukan operating signal dan polarising signal. Operating signal diperoleh
dari arus residual melalui rangkaian trafo arus penghantar (Iop = 3Io) sedangkan polarising
signal diperoleh dari tegangan residual. Tegangan residual dapat diperoleh dari rangkaian
sekunder open delta trafo tegangan.

g. Relai tangki tanah, relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap
hubung singkat antara kumparan fasa dengan tangki transformator dan transformator yang
titik netralnya ditanahkan. Relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir dari
tangki akibat gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi Bantu seperti motor kipas, sirkulasi
dan motor-motor bantu, pemanas dll.
Pengaman arus ini sebagai pengganti relai diferensial, sebab sistim relai pengaman tangki

32
biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan biasanya pada
trafo dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah
kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan melalui trafo arus dengan
tingkat isolasi dan ratio yang kecil, kemudian tersambung pada relai tangki tanah dengan ratio
Trafo Arus(CT) antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp.

13. Announciator Sistem Instalasi Tegangan Tinggi

Announciator adalah indikator kejadian pada saat terjadi ketidaknormalan pada sistem
instalasi tegangan tinggi, baik secara individu maupun secara bersama. Announciator terjadi
bersamaan dengan relai yang bekerja akibat jika terjadi ketidaknormalan pada peralatan
tersebut. Annunciator biasanya berbentuk petunjuk tulisan yang pada kondisi normal tidak
ada penunjukan, bila terjadi ketidaknormalan maka lampu didalam indikator tersebut menyala
sesuai dengan kondisi sistem pada saat tersebut. Kumpulan indikator-indikator tersebut
biasanya disebut sebagai announciator.

Announciator yang terlengkap pada saat sekarang adalah pada instalasi gardu induk SF6,
sebab pada system GIS banyak sekali kondisi yang perlu di pantau seperti tekanan gas,
kelembaban gas SF6 disetiap kompartemen, posisi kontak PMT, PMS baik PMS line, PMS
Rel maupun PMS tanah dll. Untuk itu pembahasan tentang annunciator akan diambil dari
sistem annunciatornya gardu induk SF6. seperti. Annunciator pada bay penghantar (SUTT
maupun SKTT), Transformator dan Koppel.

33
BAB IV
PENUTUP

III.1

Kesimpulan

Transformator atau yang lebih dikenal dengan trafo adalah alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik

yang

lain

melalui

gandengan

magnit

dan

menggunakan

prinsip

induksi

elektromagnetik,dimana perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding
lurus dengan perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.
Beberapa alasan digunakannya transformator, antara lain:
1.

Kebutuhan pemakai / beban memerlukan tegangan yang bervariasi

2.

Biasanya sumber jauh dari pemakai sehingga perlu tegangan tinggi (Pada jaringan

transmisi)
3.

Tegangan yang dihasilkan sumber tidak sesuai dengan tegangan pemakai.

Anda mungkin juga menyukai