Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pelajaran ilmu kelistrikan terdapat hubungan timbal balik antara
teori dan praktek. Hubungan timbal balik ini merupakan kaitan yang sangat erat,
dimana pengetahuan yang kita dapatkan dalam teori haruslah kita praktekkan,
Karena dengan praktek akan membantu kita untuk mengetahui dan mengerti serta
mampu melaksanakan pekerjaan dilapangan/industri dengan baik dan benar.
Umumnya kegiatan praktek ini dilakukan didalam bengkel dan laboratorium.
Untuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan tenaga yang efesien, agar
menghasilkan pula hasil yang baik. Untuk mencapai efesiensi kerja didalam
bengkel perlu mempersiapkan terlebih dahulu tenaga dan pengalaman kerja pada
waktu melaksanakan praktek.
Kemagnetan, seperti halnya kelistrikan, tidak dapat dilihat, tetapi efeknya
dapat dilihat dan dirasakan. Magnet dapat menarik beberapa logam, seperti besi
dan baja. Zat yang mengandung besi, seperti serbuk besi, akan tertarik pada
magnet batang dan berjajar untuk menunjukkan arah garis gaya dari medan
magnetic tersebut.
Bahan yang dapat ditarik magnet, dapat dijadikan magnet. Jika meletakkan
sebuah paku baja dekat megnet, paku baja tersebut akan menjadi magnet dan tetap
menjadi magnet meskipun sudah menjauhkan dengan magnet asalnya. Hal yang
sama dapat terjadi pada besi, namun paku besi akan lebih cepat kehilangan sifat
magnetiknya apabila magnet sudah dijauhkan. Bahan yang mampu menyimpan
sifat magnet secara permanen (tetap) disebut magnet tetap (magnet permanen).
Sedangkan bahan yang menyimpan sementara sifat magnet disebut magnet
sementara.
Kita tahu, hidup sehari-hari ini sangat memerlukan adanya listrik, karena
listrik adalah bagian dari hidup kita. Mulai dari belajar, memasak, mandi, hingga
mencuci. Karena itu kita harus ramah terhadap benda-benda yang sangat
memerlukan listrik tersebut. Kita tahu, bahwa menurut Hukum Kekekalan Energi,
kita tidak dapat menciptakan energi, kita hanya bisa mengubahnya, misalnya dari
1201033041

energi kimia menjadi energi kinetik. Listrik merupakan sebuah energi, dan energi
tersebut suatu saat dapat berkurang, dalam arti berubah menjadi energi lain,
sementara energi lain akan lambat berubah menjadi energi listrik. Disini, saya
akan membuat Generator yang ukurannya relatif kecil yang dapat mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik dengan menggunakan alat-alat dan bahan
yang sederhana.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Memahami Prinsip kerja dari Generator Induksi 3 fasa
2. Mampu melakukan perhitunan lilitan kumparan secara baik dan
benar sesuai dengan pentunjuk yang berlaku
3. Mahir melakukan perawatan dan perbaikan pada generator
b. Tujuan Khusus
1. Mampu membuat dan membaca gambar atau single line diagram
untuk rangkaian kumparan.
2. Mampu membongkar lilitan yang telah dan mengganti lilitan yang
baru berdasarkan perhitungan.
3. Mampu memasang kembali rotor ke dalam stator pada generator
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Generator 3 phase ?
2. Bagaimana prinsip kerja dari generator ?
3. Bagaimana cara menghitung lilitan kumparan primer dan sekunder?
4. Bagaimana pembongkaran lilitan lama dan mengganti ke lilitan yang
baru .
5. Memasang kembali rotor ke stator pada rumah Generator
D. Batasan Masalah
Membongkar dan mengganti lilitan pada Generator Induksi 3 phase.

1201033041

BAB II
TEORI DASAR

II.

GENERATOR
2.1 Pengertian
Generator menggunakan prinsip elektrostatik. Dimana Michael Faraday

menemukan perbedaan potensial dihasilkan antara ujung-ujung konduktor listrik


yang bergerak tegak lurus terhadap medan magnet. Berdasarkan efek ini
digunakan cakram tembaga yang berputar antara kutub magnet tapal kuda
menghasilkan arus searah yang kecil. Desain alat ini tidak efisien dikarenakan
oleh aliran arus listrik yang arahnya berlawanan di bagian cakram yang tidak
terkena pengaruh medan magnet. Arus yang diinduksi langsung di bawah magnet
akan mengalir kembali ke bagian cakram di luar pengaruh medan magnet. Arus
balik itu yang stabil. Kelemahan yang lain adalah tegangan listrik yang dihasilkan
alat ini kecil, dikarenakan jalur arus tunggal yang melalui fluks magnetik.
Generator adalah suatu alat yang membatasi tenaga yang dialirkan ke
kawat penghantar dan menginduksi panas yang dihasilkan cakram tembaga.
Generator

homopolar

yang

dikembangkan

selanjutnya

menyelesaikan

permasalahan ini dengan menggunakan sejumlah magnet yang disusun


mengelilingi tepi cakram untuk mempertahankan efek medan magnet dapat
mengubah tenaga mekanik menjadi energi listrik. Tenaga mekanik bisa berasal
dari panas, air, uap, dll. Energi listrik yang dihasilkan oleh generator bisa berupa
Listrik AC (listrik bolak-balik) maupun DC (listrik searah). Hal tersebut tegantung
dari konstruksi generator yang dipakai oleh pembangkit tenaga listrik.
Generator berhubungan erat dengan hukum faraday. Berikut hasil dari
hukum faraday bahwa apabila sepotong kawat penghantar listrik berada dalam
medan magnet berubah-ubah, maka dalam kawat tersebut akan terbentuk Gaya
Gerak Listrik .

1201033041

2.2 Jenis-Jenis Generator Berdasarkan Sumbernya


Jenis-Jenis Generator berdasarkan sumber terdiri dari 2 jenis
Yakninya
a. Generator AC (Alternating Current)
Generator arus bolak-balik / alternator adalah generator yang
menghasilkan arus bolak-balik, sedangkan generator arus searah
adalah generator yang menghasilkan arus listrik searah. Perbedaan
keduanya terdapat pada jumlah cincin luncur dan bentuknya.
Generator arus bolak-balik terdapat dua buah cincin luncur di mana
setiap cincin berhubungan dengan setiap ujung kumparan. Pada
generator arus searah hanya terdapat sebuah cincin yang terbelah
ditengahnya yang disebut cincin belah atau komutator.
b. Generator DC (Direct Current)
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC
menghasilkan arus DC / arus searah. Generator DC

1201033041

2.3 Bagian Bagian Generator


A. Generator AC ( Alternating Current)

Gambar 1.1 Generator AC


a. Bagian yang diam (Stator)
Bagian yang diam (stator) terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat
serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current losses).
Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor dan untuk
mengatur arah medan magnetnya.

Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di
dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan
untuk mendapatkan tegangan induksi.

1201033041

Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator
ditempatkan.
Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk
silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip
sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.

b. Bagian yang bergerak (Rotor)


Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor
dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari dua bagian
umum, yaitu:
-

Inti kutub

Kumparan medan
Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi

sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan.
Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar
sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada bagian
ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan
suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya sentrifugal yang besar.

1201033041

Konstruksi rotor untuk generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi
biasanya menggunakan konstruksi rotor dengan kutub silindris atau cylinderica
poles dan jumlah kutubnya relatif sedikit (2, 4, 6). Konstruksi ini dirancang tahan
terhadap gaya-gaya yang lebih besar akibat putaran yang tinggi.
Untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang (kurang dari 1000
rpm), dipakai konstruksi rotor dengan kutub menonjol atau salient pole dengan
jumlah kutub-kutub yang relatif banyak.
Pada prinsipnya, salah satu dari penghantar atau kutub-kutub ini dibuat
sebagai bagian yang tetap sedangkan bagian-bagian yang lainnya dibuat sebagai
bagian yang berputar.

c. Prinsip kerja
Generator serempak (sinkron) adalah suatu penghasil tenaga listrik dengan
landasan hukum Faraday. Jika pada sekeliling penghantar terjadi perubahan
medan magnet, maka pada penghantar tersebut akan dibangkitkan suatu gaya
gerak listrik (GGL) yang sifatnya menentang perubahan medan tersebut. Untuk
dapat terjadinya gaya gerak listrik (GGL) tersebut diperlukan dua kategori
masukan, yaitu:
-

Masukan tenaga mekanis yang akan dihasilkan oleh penggerak mula


(prime mover).

Arus masukan (If) yang berupa arus searah yang akan menghasilkan
medan magnet yang dapat diatur dengan mudah.

USSumbu PutarIfIf
dimana:

1201033041

If : Arus medan
U S : Kutub generator
Sumbu Putar : Poros Generator
: Fluks medan
Apabila rotor generator diputar pada kecepatan nominalnya, dimana putaran
tersebut diperoleh dari putaran penggerak mulanya (prime mover), kemudian pada
kumparan medan rotor diberikan arus medan sebesar If, maka garis-garis fluksi
yang dihasilkan melalui kutub-kutub inti akan menghasilkan tegangan induksi
pada kumparan jangkar stator sebesar:
Ea = C. n.
dimana:
Ea : Tegangan induksi yang dibangkitkan pada jangkar generator
C : Konstanta
n : Kecepatan putar
: Fluksi yang dihasilkan oleh arus penguat (arus medan)

Apabila generator digunakan untuk melayani beban, pada kumparan


jangkar generator akan mengalir arus. Untuk generator 3 fasa, setiap belitan
jangkar akan memilki beda fasa sebesar 120.
120 120120FASA 1FASA 2FASA 3

1201033041

a. Komponen generator
Stator
-

Pengertian
o Komponen generator yang berbentuk gulungan yang terbuat dari
tembaga yang di isolasikan dalam bentuk plat yang berbentuk
persegi panjang.

Fungsi
o Menghasilkan fluksi fluksi magnetik. Untuk menghindari
gagalnya isolasi antara lilitan penghantar.

i. Rotor

Pengertian
o

Bagian dari generator yang berputar dan terdiri dari


kumparan kumparan.

Fungsi

1201033041

Menghasilkan medan magnet. Menghasilkan GGL

ii. Sikat

Pengertian
o

Merupakan bagian yang menghubungkan jangkar / stator


dengan kabel

Fungsi
o

Sebagai pengikat, agar kabel penghubung tidak ikut


berputar.

d. Bentuk bentuk kumparan


-

Memusat/konsentris/spiral winding

1201033041

10

Jerat/buhul/lap winding

Gelombang

a. Rumus-rumus
Ujung-ujung kumparan diberi tanda dengan huruf-huruf U,V,W,X,Y, dan
Z.bila pangkal diberi tanda U maka ujungnya X, pangkal V ujungnya Y dan
pangkal W ujngnya Z. Syarat jumlah slot, perhitungan jumlah slot harus bisa
dbagi 4 dan 3

b. Contoh perhitungan

1201033041

11

Stator motor 3 fasa mempuyai alur (g)12 alur , jumlah kutub (2p)=4,
single layer.
Penyelesaian :
Ys = G/2p =12/4 =3
Sehingga ujung kawat di masukkan pada alur nomor 1,maka ujung
lainya pada alur nomor 4.
Q =G/2p.m =12/4.3 =1
Berarti jumlah kumparan tiap kelompok adalah 1.
K = G /2p =12/4=3
Tiap kutub terdiri dari 3 kumparan
KAR = 360/G =360/12 =30 radian
Jarak antar alur 30 radian
KAL =KAR .p =30 . 2=60 listrik
Kp =120/KAL =120/60 =2
Kalau fasa pertama di mulai dari alur 1 maka fasa kedua dari alur ke 3
Dafar lilitan : sigle layer berarti dalam satu alur hanya ada satu kumparan .
U | 1-4 I I 7-10 I X
V I 3-6 I I 9-12 I Y
W I 5-8 I I 11-2 I z
Gmbar bentangan :

1201033041

12

Double layer, sama seperti soal no 1 namun belitan yang digunakan


adalah belitan double layer
U I 1-4 I I 7 - 4 I I 7-10 I I 1-10 I X
V I 3-6 I I 9 - 6 I I 9-12 I I 3-12 I Y
W I 5-8 I I 11-8 I I 11-2 I I 5 - 2 I z

Perencanan motor 3 fase dengan jumlah alurnya 24 dan 36 Kutubnya


dibuat 4 buah dengan belitan single layer.
Penyelesaian :
A. Untuk stator dengan 24 alur
Ys = G/2p =24/4 =6
Langkah belitan adalah 1 -7
Q =G/2p.m =24/4.3 =2
Berarti jumlah kumparan tiap kelompok adalah 2.
K = G /2p =24/4=6
Tiap kutub terdiri dari 6 kumparan
KAR = 360/G =360/24 =15 radian
Jarak antar alur 15 radian
KAL =KAR .p =15. 2=30 listrik
Kp =120/KAL =120/30 =4
Kalau fasa pertama di mulai dari alur 1 maka fasa kedua dari alur ke 5
Dafar belitannya sebagai berikut.
U I 1-7 I I 13-19 I X
I 2-8 I I 14-20 I

1201033041

13

V I 5-11 I I 17-23 I Y
I 6-12 I I 18-24 I
W I 9-15 I I 21-3 I z
I 10-16I I 22-4 I

Gambar bentangan :

Penyelesaian :
B. Untuk stator dengan 36 alur
Ys = G/2p =36/4 =9
Langkah belitan adalah 1 -10
Q =G/2p.m =36/4.3 =3
Berarti jumlah kumparan tiap kelompok adalah 3.
K = G /2p =36/4=9
Tiap kutub terdiri dari 6 kumparan
KAR = 360/G =360/36 =10 radian
Jarak antar alur 15 radian
KAL =KAR .p =10. 2=20 listrik
Kp =120/KAL =120/20 =6
tama di mulai dari alur 1 maka fasa kedua dari alur ke 7
Dafar belitannya sebagai berikut.

1201033041

14

U I 1-10 I I 19-28 I X
I 2-11 I I 20-29 I
I 3-12 I I 21-30 I
V I 7-16 I I 25-34 I Y
I 8-17 I I 26-35 I
I 9-18 I I 27-36 I
W I 13-22I I 31-4 I z
I 14-23I I 32-5 I
I 15-24I I 33-6 I
Gambar bentangan :

Motor dengan kecapatan ganda


Motor dengan kecepatan ganda atau dua kecepaan ini bisa dibangun dengan
dua cara, pertama memang belitan motor tersebut ada dua, misalnya satu belitan
dengan kecepatan 3000 rpm, dan pada stator yang sama dibelitkan belitan kedua
dengan kecepatan 1000 rpm, hal demikian tentu saja keterampilan yang sudah
diperoleh sudah mencakupi, adapun cara kedua yaitu belitan Dahlander.
Belitan jenis ini tidak menggunakan rumus rumus karena hanya
mengembangkan system penyambungan belitan, berikut ini diberikan contoh
contoh belitan dahlander :
a. untuk motor dengan 24 alur

1201033041

15

b. untuk motor dengan 36 alur

MENGGULUNG MOTOR SATU FASE


Untuk menggulung ulang motor satu fase, rumus yang digunakan sama
dengan rumus motor 3 fase, hanya saja dianggap dua fase.

1201033041

16

Supaya terjadi dua fase, Belitan Utama (BU) dibuat dari kawat yang lebih
besar dari Beltan Bantu (BB) dan pada belitan bantu dihubungkansebuah
kapasitor yang nilainya tertentu.
Contoh Belitan :
A. Motor satu fase dua (2) pasang kutub, Alurnya 24
Ys = G/2p =24/4 =6
Langkah belitan adalah 1 -7
Q =G/2p.m =24/4.2 =3
Berarti jumlah kumparan tiap kelompok adalah 3.
K = G /2p =24/4=6
Tiap kutub terdiri dari 6 kumparan
KAR = 360/G =360/24 =15 radian
Jarak antar alur 15 radian
KAL =KAR .p =15. 2=30 listrik
Kp =90/KAL =90/30 = 3
Kalau fasa pertama di mulai dari alur 1 maka fasa kedua dari alur ke 4
Dafar belitannya sebagai berikut.
I 1-7 I I 21-15 I -------------------- I 4-10 I I 24-18 I
A I 2-8 I I 20-14 I a ----------------B I 5-11 I I 23-17 I b
I 3-9 I I 19-13 I ---------------------I 6-12 I I 22-16 I
Gambar bentangan :

B. Motor satu fase dua (2) pasang kutub, Alurnya 36


Ys = G/2p =36/4 =9
Langkah belitan adalah 1 -10

1201033041

17

Q =G/2p.m =36/4.2 = 4.5


Berarti jumlah kumparan Belitan Utama 5 adalah Belitan Bantu 4.
K = G /2p = 36/4 = 9
Tiap kutub terdiri dari 9 kumparan
KAR = 360/G =360/36 =10 radian
Jarak antar alur 10 radian
KAL =KAR .p =10. 2 = 20 listrik
Kp =90/KAL =90/20 = 4.5
Sehingga fasa berikutnya di mulai dari alur 5

1201033041

18

BAB III
ALAT DAN BAHAN

PERALATAN YANG DI GUNAKAN :


-

Multimeter
Obeng
Kunci ring pass
Kunci inggris
Traker
Gunting
Pisau
Tang kombinasi
Tang potong

1 buah
3 buah
1 set
1 buah
1 unit
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

BAHAN YANG DI GUNAKAN :


-

Generator induksi 3 fasha


Kertas penyekat ( perspan 0,3 mm )
Bambu ( penyekat )
Tali pengikat kumparan
Slongsong kabel
Skerlak ( isolasi )

1 unit
1 kayu
secukupnya
secukupnya
1 meter
1 kayu

BAB IV
LANGKAH KERJA
1. Menentukan kerusakan yang terjadi pada motor 3 pasha dengan cara :
a. Memutar poros motor dengan menggunakan tangan dan
merasakan apakah terasa ringan atau berat. Apabila terasa

1201033041

19

berat, kemungkinan ada kerusakan pada bantalan atau terjadi


gesekan antara bagian rotor dengan stator.
b. Memriksa kumparan rotor dan stator.
2. Melakuakn pengukuran terhadap kawat lilitan motor dan stator.
a. Memeriksa hubungan pada setiap kumparan dengan
menggunakan multimeter.
b. Memastikan kawat antar fasha terhubung atau tidak.
c. Melakukan pengukuran tiap tiap fasha dengan menggunakan
multimete. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui nilai
resistansi antar setiap kumparan. Dalam keadaan normal, nilai
resistansi antar kumparan hampir sama.
3. Melakukan pembongkaran motor dengan membuka semua mur yang
terpasang pada motor.
4. Melepaskan semua bagian motor dengan menggunakan treker
( penarik ulir ) untuk melepaskan rotor dari rangka motor.
5. Mengukur nilai resistansi isolasi dengan menggunakan Megger atau
Insulation Tester.
6. Setelah melakukan pengecekan dan ternyata kumparan pada motor dan
stator rusak.
7. Sebelum melakukan

pemotongan

kumparan,

terlebih

dahulu

melakukan pengecekan dan mencatat :


Jumlah slot pada motor
Jumlah kumparan pada motor

Berapa jumlah lilitan pada tiap kumparan dan jumlah lilitan


pada tiap alur.

Bagaimana bentuk sambungan antar kumparan.

Bagaimana langkah koil dan bentuk kumparannya.

Melakukan pengukuran diameter kawat.

Hitung jumlah alur,

Membuat gambar bentangan dari kumparan.

8. Melakukan pembongkaran motor


Memotong semua kawat pada masing masing kumparan
hingga ke inti / kerm motor dengan menggunakan tang
potong.

1201033041

20

Memotong semua kawat pada masingmasing kumparan


sampai kedekat inti/kernmotor dengan menggunakan pahat
dan palu .

Menarik kawat dari sisi yang berlawanan menggunakan


tang jeoit.

Membersihkan semua alur dari bekas potongan kawat atau


kotoran lainnya.

9. Menentukan Langkah Melilit Kumparan Sebelum melaksanakan


pelilitan kumparan pada alur generator, dengan menghitung jumlah
alur, kutub, luas penampangn kawat.
10. Penyambungan antara Kumparan dapat dilakukan berdasarkan arah
polaritas arusnya. Setiap kumparan mempunyai dua ujung kawat,
dengan arah polaritas arus masuk dan keluar.
o Kawat Kumparan
Jenis kawat yang biasa digunakan pada kumparan motor
adalah kawat yang terbuat dari tembaga karena bahan tembaga
mempunyai tahanan jenis bila dibandingkan dengan kawat
Aluminium dan dari segi pengerjaannya jugalebih mudah.

1201033041

21

a. Hubungan Seri

b. Hubungan Paralel

Gambar. Hubungan Kumparan


Berdasarkan diameter bisa ditentukan luas penampang kawatnya
berdasarkan rumus :

Gambar. Bentangan Kumparan Generator 3 Fasa, 4 Kutub yang akan di lilit


ulang
11. Memberi sekat pada semua alur stator dan rotorsebagai isolasi antara
kawat dengan permukaan alur.

1201033041

22

Gambar 5. Penyekatan Alur


12. Membuat Cetakan Kumparan Untuk membuat cetakan kumparan (mal)
Melilit Kumparan Menggunakan Mal.
13. Memasukan semua kumparan-kumparan tersebut kedalam alur hingga
menjadi seperti semula.

Gambar. Memasang Kumpr alur bentanganaran pada Alur.


14. Menyambung Ujung Kumparan seperti bentuk gambar yang telah d
buat pada gambar bentangan. Saat melakukan penyambungan
perhatikan pasangan kumparan pada tiap-tiap fasa, jangan sampai
tertukar.
15. Selanjutnya pasang kertas isolasi diantara grup kumparan, kumparan
yang tidak ada ujungnya harus diikat dan dirapikan supaya terlihat rapi
dan tidak tergores oleh penutup rangka.
16. Melakukan pemeriksaan apakah resistansi pada setiap fasa sudah sama,
memeriksa resistansi isolasi, baik antar fasa maupun dari masingmasing fasa ke rangka generator.
17. Memberi Lak Isolasi pada semua alur tempat kumparan diletakan dan
kepalakepala kumparan. Pemberian lak isolasi dilakukan dengan cara

1201033041

23

menuangkan cairan isolasi ke dalam alur-alur sampai penuh dan


kemudian dikeringkan.
18. Memasang kembali komponen komponen yang telah di bongkar
sesuai dengan urutan berikut :
a.

Masukan rotor secara hati-hati kedalam rangka motor.

b. Pasang tutup motor sesuai dengan kedudukan semula.


c. Pasangkan baut penguat pada bagian depan menutup motor,
lalu kuatkan dengan menggunakan kunci pas.
d. Coba putar kembali poros motor dengan menggunakan
tangan,yakinkan tidak ada yang mengganggu gerakan poros.
19. Melakukan pemeriksaan terakhir dengam mengukur resistansi pada
masing masing kumparan. Menghubungkan menghubungkan teminal
generator dengan supply tegangan lalu mencatat tegangan, arus, dan
putaran yang di hasilkan generator.

1201033041

24

BAB V
ANALISA

Salah satu tujuan perawatan dan perbaikan adalah agar peralatan mencapai
umur maksimum daripada mengganti dengan yang baru. Namun hal ini tidak
dapat diberlakukan secara umum tergantungdari macam dan jenis serta teknologi
dari peralatan tersebut.Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu kebijakan perawatan
dan perbaikanharus diarahkan pada efisiensi dan efektifitas kerja, tidak bersifat
reaktif (bertindak apabila peralatan mengalamikerusakan) melainkan harus
bersifat proaktif (bertindak/merencanakan suatu tindakan sebelum peralatan rusak

1201033041

25

atau tidak dapat melaksanakan fungsinya sama sekali).Tindakan perbaikan


merupakan konsekuensi logis dari usaha perawatan dan perbaikan dikategorikan
menjadi :
1) Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat artinya perbaikan yang harus segera dilaksanakan untuk
mencegah akibat yang lebih berat dan parah, atau kerusakan yang bisa
mengakibatkan kecelakaan pada pemakai dan menyebabkan kerusakan lebih besar
pada peralatan.

2) Perbaikan Berdasarkan permintaan


Perbaikan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak bekerja dengan
normal. Peralatan tersebut biasanya masih bisa digunakan, tetapi tidak dapat
dioperasikan. Usaha perbaikan yang dilakukan akan meningkatkan kembali daya
guna peralatan.

3) Trouble Shooting (Breakdown)


Prinsipnya hampir sama dengan perbaikan berdasarkan permintaan, yaitu
kerusakan terjadi tanpa terduga. Troubleshooting juga bertujuan untuk
meningkatkan daya guna peralatan, yang berbeda adalah waktu perbaikan.
Kalauperbaikan berdasarkan permintaanadalah perbaikan yang hanya akan
dilaksanakan setelah ada permintaan untuk itu, sedangkan trouble shooting adalah
perbaikan yang tidak boleh ditunda dan segera dilakukan pada saat terjadinya
breakdown (kerusakan). Dengan kata lain trouble shooting ituadalah perbaikan
darurat.
4) Penggantian Sebagian

1201033041

26

Dilakukan apabila suku cadang yang rusak tidak dapat diperbaiki lagi
sehingga bagian tersebut harus diganti dengan yang baru, atau bila biaya
perbaikan lebih tinggi dari pada biaya penggantian. Atau penggantian sukucadang
yang dilakukan secara berkala, misalnya penggantian oli mesin, penggantian
bearing, penggantian terminal dan lainlain.
Konstruksi motor induksi relatif sederhana bila dibandingkan dengan
motor arus searah atau motor sinkron, sehingga prosedur pemeliharaannya tidak
terlalu sulit. Apabila dirawat dengan baik dan rutin motor induksi bisa
dipergunakan bertahun-tahun. Gangguan/kerusakan pada motor induksi hampir
sama dengan gangguan mesin-mesin listrik lainnya, ialah gangguan elektris dan
mekanis, seperti:
Kumparan stator terhubung singkat dengan rangka,
Kumparan stator terhubung singkat satu dengan lainnya.
Kumparan stator terputus.
Hubungan dari kumparan stator ke terminal terputus.
Bantalan aus.
Poros motor tidak lurus.

Pada praktek bengkel maintance dan repair ini, pertama kili pratikan
mendapatkan job memperbaiki sebuah Generator induksi 3 fasa, pertama pratikan
membersihkan Generator tersebut, setelah dibersihkan pratikan memeriksa jenis
kerusakan generator dengan cara memutar poros generator, setelah diputar poros
generator berputar dengan baik, setelah itu partikan melakukan pemeriksaan
kumparan Generator dengan menggunakan multimeter, pratikan memeriksa
hubungan kumparan, setelah dilakukan pengujian teryata kumparan ada yang
tidak terhubung, maka pratikan melakukan pembongkaran body Generator,
pratikan membuka motor pratikan memisahkan bagian rotor dan stator Generator,
setelah itu pratikan melakukan pemeriksaan kumparan, setelah diperiksa ternyata
ada kumparan Generator yang rusak karena terbakar.

1201033041

27

Setelah mengetahui kerusakan Generator yaitu ada kumparan yang rusak


maka parikan melakukan pembongkaran kumparan dan diganti dengan kumparan
yang baru, langkah pertama dalam melakukan pembongkaran kumparan yaitu
partikan menghitung jumlah alur, menghitung berapa jarak antara kumparan
(langkah kumparan), mengambar gambar bentangan alur Generator induksi yang
akan kita lilit, dan pratikan mencatat hubungan antara kumparan setelah selesai
mencatat data Generator maka pratikan melakukan pembongkaran kumparan pada
satu sisi Generator dengan menggunakan pahat dan palu, setelah selesai
membongkar kumparan pada satu sisi maka pada sisi yang satunya kita cabut aja
dan kita hitung berapa jumlah lilitan pada setiap kumparan.
Setelah selesai mendapatkan data motor maka kita bersihkan stator
Generator dan kita buatkan alas tempat kumparan dengan menggunakan prespang
dengan ketebalan prespan 0,6 mm2, , setelah selesai membuat alas maka kita buat
mal sebagai cetakan kumparan motor dengan cara mengukur jarak antara
kumparan dan berapa panjang alur motor. Setelah selesai membuat mal kita
melakukan pembuatanlilitan pada mal, jumlaha lilitan yang kita buat untuk satu
kumparan adalah 115 lilitan, untuk satu motor yang kita perbaiki memerlukan 12
kumparan, setelah selesai melilit pada mal maka kita masukan kumparan yang
telah lilit pada mal ke dalam alur motro satu persatu sesuai dengan gambar
bentangan motor dan langkah kumparan kita sesuaikan dengan data yang telah
kita dapat. Gambar bentangan motor dapat dilihat di bawah

1201033041

28

Gambar. Bentangan Kumparan Motor Induksi 3 Fasa, 4 Kutub yang akan di lilit
ulang
Setelah

selesai

memasukan

kumparan

kedalam

alus

maka

kita

lakukanpenyambungan kumparan motor dengan \menggunkan solder dan timah,


setelah selesai melakukan penyambungan maka kita lakukan pengikatan kimparan
dengan menggunkan tali pengikat, dengan kita ikat kumparan akan terlihat lebih
rapi, dan kumparan tidak begesekan dengan rotor motor. Setelah selesai kumparn
kita ikat maka kumparan motor kita beri scarlak sebagai isolasi kumparan, setelah
diberi scarlak dan kita tunggu kering maka kita pasangkan rotor motor dengan
stator tutup, dan kipas motor serta semua peralatan yang digunakan motor,setelah
selesai dipasang maka kita lakukan penggujian motor yang kita lilit apa motor
bias berjalan dengan baik atau tidak.
Pada motor yang partikan lekukan percobaan yaitu melilit ulang motor
induksi tiga fasa yang telah dilakukan dan telah dilaksanakan sesuai dengan
langkah-langkah kerja, tetapai motor yang parikan lilit ulang setelah di uji
kembali terbakar kumparan ini disebabkan karena terjadi shot body pada semua
kumparan, shot body disebabkan karena isolasi alas prespan yang digunakan

1201033041

29

kurang bagus dan di sebabkan beberapa hal lainya seperti isolasi enamel yang
berkuranng saat melilit kumparan pada mal dan pada saat memasukan kumparan
ke dalam alur motor.

BAB VI
KESIMPULAN

1201033041

30

Adapun kesimpulan yang diambil dari hasil praktek yang telah didapat
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan jenis kerusakan generator maka kita harus memeriksa
bagian-bagian generator. Pertama kita periksa bagian rotor, setelah itu
stator dengan menguji kumparan stator dengan menggunakan multimeter
dan alat ukur lainya.
2. Jika kumparan generator yang rusak maka kita ganti dengan kumparan
baru, kumparan yang lama kita bongkar.
3. Sebelum kumparan lama di bongkar kita harus membuat gambar
bentangan kumparan dan cara penyambungan kumparan dan mengetahui
berapa jumlah lilitan pada setiao kumparan.
4. Setelah selesai mencatat data maka kita lakukan pembongkaran kumparan
dan kita lilit kumparn baru dan kita msukan kembali pada alus motor.
5. Setelah semua kumparan masuk maka kita lakukan penyambungan dan
kita lakukan pengetesan motor.
6. Melakukan perawatan motor secara berkala agar terhindar dari kerusakan.
7. Lakukan Pelilitan motor sesuai dengan jenis bentangan, besar kawat email
dan jumlah lilitan sesuia dengan tipe motor itu sendiri.

1201033041

31

Anda mungkin juga menyukai