Anda di halaman 1dari 54

GAMBARAN PERSEPSI IBU TENTANG PROMOSI KESEHATAN PADA

BALITA DI DESA BEURINGEN GEUDONG


KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Menyusun Karya Tulis Ilmiah
Di Akademi Kebidanan Darussalam
Lhokseumawe

DisusunOleh
Ernita
Nim: 112402 S 11061

AKADEMI KEBIDANAN DARUSSALAM


LHOKSEUMAWE
2014

HALAMAN PERSETUJUAN
GAMBARAN PERSEPSI IBU TENTANG PROMOSI KESEHATAN
PADA BALITA DI DESA BEURINGEN GEUDONG
KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti


Ujian Karya Tulis Ilmiah Di Akademi Kebidanan
Darussalam Lhokseumawe

Lhokseumawe, 30 Oktober 2014


Pembimbing,

(Jumiana, S,SiT)

HALAMAN PENGESAHAN
GAMBARAN PERSEPSI IBU TENTANG PROMOSI KESEHATAN PADA
BALITA DI DESA BEURINGEN GEDONG
KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
DisusunOleh
Ernita
Nim: 112402 S 11061
Telah Dipertahankan didepan Dewan Penguji dan diterima sebagai Syarat untuk
Menyelesaikan Program Diploma III Kebidanan Akademi
Kebidanan Darussalam Lhokseumawe
Pada Tanggal
30 Agustus 2014

Susunan Dewan Penguji

TandaTangan

Penguji I

: (Dr. Hj. Ns, Linda Adriani, S.Kep, MMKes) : (

Penguji II

: (Zeva Juwita, S,SiT)

Penguji III

: (Jumiana, S,SiT) :

Mengetahui
Direktur Akademi Kebidanan
Lhokseumawe

(Dahliana, S,SiT, MMKes)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tingg yang, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diajukan dalam naskah ini
dan disebutkan pula dalam daftar pustaka.

Lhokseumawe, 28 Agustus 2014

Ernita

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmannirrahim, segala puji dan syukur


penulis ucapkan kehadirat Allah SWT ata segala rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelasaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Gambaran persepsi ibu
tentang promosi kesehatan balita di desa Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2014.
Salawat beriringkan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan
seperti saat ini yang kita rasakan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu
penulis mengucapkan terimakasi kepada:
1. Bapak Dr. H. Ahmad Arsyi, MMPd selaku Ketua Yayasan Pendidikan Darussalam
Lhokseumawe
2. Ibu Dahliana, S.SiT, M.Mkes selaku Direktur Akademi Kebidanan Darussalam
Lhokseumawe.
3. Dr. Hj. Ns. Linda Adriani, S,Kep, MMKes selaku penguji I yang telah memberikan
masukan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Zeva Juwita, S.SiT selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan
arahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.
5. Ibu Jumiana, S,SiT yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
dalam menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Dosen dan Staf Akademik yang telah memberikan ilmu, dan kesempatan serta
bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan semangat serta memberikan
pengorbanan material dan moril.
8. Teman-teman seperjuangan yang saling membantu dan memberikan semangat dalam
menyelasaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dalam penyusunan Karya TulisI lmiah ini penulis menyadari bahwa ini masih
banyak kekurangan baik dari segi isi dan penulisannya. Untuk itu Penulis mohon maaf
atas segala kekurangan dan penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang
membangun demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Lhokseumawe, 28 Agustus 2014

Ernita

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................iii
PERNYATAAN .......................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ..............................................................................................v
DAFTAR ISI .............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xi
INTISARI .................................................................................................................xii
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian (Umum dan Khusus).......................................................6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................6
E. Ruang Lingkup.............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori.............................................................................................8
B. Kerangka Teori ............................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep .........................................................................................22
B. Desain Penelitian .........................................................................................23
C. Variabel Penelitian .......................................................................................23
D. Defenisi Operasional ....................................................................................24
E. Cara PengukuranVariabel ............................................................................25
F. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................26
G. Populasi dan Sampel ....................................................................................26
H. Alatdan Metode Pengumpulan Data ............................................................27
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data .........................................................27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...........................................................................................30
B. Pembahasan .................................................................................................33
C. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................36

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................37
B. Saran ...........................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 : Definisi Operasional ...................................................... 24
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ......................................... 30
Tabel 4.2 : Distribusi Gambaran Persepsi Ibu tentang Promosi Kesehatan pada
Balita di Desa Beuringen Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014 ................. 31
Tabel 4.3 : Distribusi Gambaran Persepsi Ibu tentang Promosi Kesehatan pada
Balita di DesaBeuringen Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014 .................. 32
Tabel 4.4 : Distribusi Gambaran Persepsi Ibu tentang Promosi Kesehatan pada
Balita di Desa Beuringen Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014 ................. 32
Tabel 4.5 : Distribusi Gambaran Persepsi Ibu tentang Promosi Kesehatan pada
Balita di Desa Beuringen Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014 ................. 33

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 : Kerangka Teoritis ................................................. 21
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep ............................................................................. 22

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembaran surat pengambilan data awal


Lampiran 2 : Lembaran kuesioner
Lampiran 3 : Lembaran table skor
Lampiran 4 : Lembaran surat izin penelitian
Lampiran 5 : Lembaran surat pemberian izin penelitian
Lampiran 6 : Lembaran pengolahan data
Lampiran 7 : Lembaran master tabel
Lampiran 7 : Lembaran surat balasan pengambilan data awal dan penelitian
Lampiran 8 : Lembaran Konsultasi

GAMBARAN PERSEPSI IBU TENTANG PROMOSI KESEHATAN PADA


BALITA DI DESA BEURINGEN GEUDONG

KABUPATEN ACEH UTARA


TAHUN 20141
Ernita2, Jumiana3
INTISARI
Kesehatan balita merupakan indikator penting dalam penyelenggaraan pembangunan di
bidang kesehatan. Indikator Indonesia Sehat 2020 menegaskan bahwa indikator derajat
kesehatan masyarakat meliputi ukuran-ukuran kesakitan, kematian serta status gizi yang
berkaitan langsung dengan ibu dan anak sebagai bagian dari masyarakat yang tergolong
kelompok rentan. Di Indonesia sekitar 11,4% ibu yang mengerti tentang pentingnya
promosi kesehatan balita, sedangkan 50,6% ibu masih berangkapan bahwa promosi
kesehatan tidak penting dan sekitar 40% ibu tidak perduli dengan promosi kesehatan
balita karena mereka beranggapan bahwa penerapan promosi kesehatan balita yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan sulit untuk dilaksanakan. Berdasarkan data dari
provinsi Aceh, didapatkan bahwa masih banyak ibu-ibu yang belum memahami tentang
promosi kesehatan khususnya promosi kesehatan pada balita. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui persepsi ibu tentang promosi kesehatan khususnya pada balita.
Promosi kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku kesehatan disertai
dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh
terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan. Populasi dalam penelitian ini adalah
40 ibu yang memiliki balita yang berada di Desa Beuringen Geudong Kabupaten Aceh
Utara. Metode pengambilan sampel adalah total populasi. Waktu penelitian ini dari
tanggal 14 s/d 18 Juli, pengumpulan data yang dilakukan menggunakan kuesioner.
Pengolahan data dilakukan secara editing, coding, tabulating dan analisis. Dari hasil
penelitian didapatkan persepsi ibu berada pada kategori positif 24 responden (60%). hal
ini dikarenakan ibu yang memiliki jenjang pendidikan tinggi mampu secara mandiri
meningkatkan kesehatan balitanya dan selalu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Diharapkan kepada seluruh ibu untuk menerapkan apa yang telah didapat dari
penyuluhan kesehatan pada balita karena balita suatu masa yang masih rentan terhadap
penyakit sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan.
Kata Kunci
: Persepsi ibu, promosi kesehatan, kesehatan balita
Kepustakaan
: 15 buku (2003-2011), 7 Internet (2005-2014)
Jumlah Halaman
: xi, 38 Halaman, Gambar 2, Tabel 8, Lampiran 8
Keterangan :
1. Judul Karya Tulis Ilmiah
2. Mahasiswa D III Akademi Kebidanan Darussalam
3. Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Promosi kesehatan (Health Promotion) merupakan perwujudan dari
perubahan konsep pendidikan kesehatan seperti yang terjadi pada struktural
organisasi WHO (World Healht Organization). Penyelenggaraan promosi kesehatan
dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan
sektor kesehatan, tetapi melibatkan juga koordinasi dan kerjasama segenap unsur
masyarakat (Mubarak, 2011).
Kesehatan balita merupakan indikator penting dalam penyelenggaraan
pembangunan di bidang kesehatan. Dalam indikator Indonesia Sehat 2020 ditegaskan
bahwa indikator derajat kesehatan masyarakat meliputi ukuran-ukuran kesakitan,
kematian serta status gizi yang berkaitan langsung dengan ibu dan anak sebagai
bagian dari masyarakat yang tergolong kelompok rentan. Sebagai indikator terpenting
dari derajat kesehatan masyarakat, kesehatan ibu dan anak memerlukan penanganan
yang sangat serius, baik dari segi teknis maupun manajemen (Idris, 2014).
Masih banyak ibu yang kurang memahami cara merawat dan menjaga
kesehatan balita. Berbagai persepsi ibu mengenai promosi kesehatan balita, ada yang
berpendapat bahwa promosi kesehatan balita tidak berperan penting dalam
meningkatkan kesehatan balita. Terbukti dengan didapatkan data bahwa ibu masih
beranggapan bahwa promosi kesehatan balita tidak mencakup semua lapisan

masyarakat. Pola fikir ibu yang seperti ini dapat memperhambat tumbuh kembang
balita (Idris, 2014).
Anak di bawah usia lima tahun (balita) merupakan salah satu periode usia
manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentan usia balita dimulai dari 2 sampai 5
tahun atau usia 24-60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan perkembangan pada usia dewasa
nantinya (Mubarak, 2011).
Pentingnya upaya promosi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan ibu
dan anak secara optimal berdasarkan pada kenyataan bahwa masalah-masalah
kesehatan ibu dan anak yang muncul, umumnya diakibatkan oleh kebiasaan, gaya
hidup maupun perilaku ibu, baik semasa prakonsepsi, kehamilan, kelahiran maupun
semasa pengasuhan bayi dan balita. peran manajemen dalam program promosi
kesehatan ibu dan anak (KIA) berlandaskan pada teori-teori mengenai kedua hal
tersebut. Pengetahuan berkenaan dengan teori-teori manajemen dan teori-teori yang
berkenaan dengan perubahan perilaku sebagai inti dari promosi kesehatan, bertujuan
untuk memandu promotor kesehatan dalam memilih dan menentukan metode yang
tepat dalam melaksanakan programnya (Ilirdha, 2012).
Menurut Notoatmodjo (2005), promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media
karena melalui media, pesan-pesan disampaikan dengan mudah dipahami dan lebih
menarik. Media juga dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi,
mempermudah pengertian. Disamping itu, dapat mengurangi komunikasi yang
verbalistik dan memperlancar komunikasi. Dengan demikian sasaran dapat

mempelajari pesan tersebut dan mampu memutuskan mengadopsi perilaku sesuai


dengan pesan-pesan yang disampaikan.
Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan
informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan
sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan
pesan-pesan yang disampaikan. Promosi kesehatan di sekolah misalnya, merupakan
langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya
dalam mengembangkan perilaku hidup sehat (Notoatmodjo, 2005). Menurut Suhardjo
(2003), media sebagai sarana belajar mengandung pesan atau gagasan sebagai
perantara untuk menunjang proses belajar atau penyuluhan tertentu yang telah
direncanakan.
Untuk dapat memberikan informasi dan edukasi yang efektif kepada pasien,
diperlukan kemampuan komunikasi yang baik, dalam hal ini dikenal dengan istilah
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Oleh karena itu, penting komunikasi yang
efektif (Mubarak, 2011).
Proses pendidikan kesehatan merupakan proses transfer informasi tentang
kesehatan yang diharapkan melalui komunikasi. Komponen komunikasi tersusun atas
pengirim dan penerima pesan, isi pesan, media dan efek dari pesan. Metode
penyampaian pesan dalam komunikasi dapat berupa komunikasi satu arah maupun
komunikasi dua arah. Media sebagai saluran informasi merupakan salah satu
komponen penting dalam pendidikan kesehatan (Mubarak, 2011).

Media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode yang


digunakan. Beberapa metode pendidikan kesehatan dikenal antara lain metode
pendidikan perorangan, kelompok dan massa. Metode pendidikan perorangan dapat
berupa bimbingan dan penyuluhan (konseling) serta wawancara. Metode pendidikan
kelompok dapat dilakukan dengan ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat,
metode bola salju, permainan peran dan permainan simulasi. Metode pendidikan
massa umumnya bersifat tidak langsung (satu arah) seperti ceramah umum, pidato di
media massa, simulasi, sinetron, tulisan di media massa, spanduk, poster, dan lainlain (Adnyana, 2012).
Upaya promosi kesehatan pada anak balita yang diberikan bidan meliputi
promosi mengenai ASI, gizi atau nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan, interaksi,
imunisasi, sosialisasi dan keamanan. Anak balita adalah salah satu sasaran promosi
kesehatan dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan (Mubarak, 2011).
Di Indonesia sekitar 11,4% ibu yang mengerti tentang pentingnya promosi
kesehatan balita, sedangkan 50,6% ibu masih berangkapan bahwa promosi kesehatan
tidak penting dan sekitar 40% ibu tidak perduli dengan promosi kesehatan balita
karena mereka beranggapan bahwa penerapan

promosi kesehatan balita yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan sulit untuk dilaksanakan (Idris, 2014).


Berdasarkan data dari provinsi Aceh, didapatkan bahwa masih banyak ibu-ibu
yang belum memahami tentang promosi kesehatan khususnya promosi kesehatan
pada balita. Terdapat hanya 43% ibu yang memiliki balita yang memahami tentang
promosi kesehatan balita, 30 % ibu kurang memahami tentang manfaat dan fungsi

dari promosi kesehatan balita dan 27 % ibu tidak perduli dengan promosi kesehatan
balita karena ibu-ibu beranggapan bahwa cara meningkatkan derajat kesehatan
balitanya tidak melalui pendidikan promosi kesehatan melainkan melalui asupan
nutrisi saja (Profil Kesehatan Aceh, 2010).
Data dari Dinas Kesehatan Aceh Utara Tahun 2009 menyebutkan bahwa masih
banyaknya ditemukan kendala dalam promosi kesehatan balita terutama di desa-desa
terpencil yang ada di Aceh Utara, ini disebabkan oleh masih banyak ibu-ibu yang
lebih mengutamakan bagaimana cara memenuhi kebutuhan balitanya dari pada
mengikuti penyuluhan tentang promosi kesehatan balita (Adnyana, 2012).
Berdasarkan survey awal yang penulis lakukan di desa Beuringen Kecamatan
Geudong Kabupaten Aceh Utara 3 dari 10 ibu yang memiliki balita memahami
tentang pengertian kesehatan balita, pengertian media, keuntungan media dan
pengertian promosi kesehatan balita.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat membuat rumusan
masalah yaitu Gambaran persepsi ibu tentang promosi kesehatan pada balita di Desa
Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utara tahun 2014.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui persepsi ibu tentang promosi kesehatan pada balita di
Desa Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utara tahun 2014.

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui persepsi ibu ditinjau dari penginderaan di Desa Beuringen
Geudong Kabupaten Aceh Utara tahun 2014.
2. Untuk mengetahui persepsi ibu balita ditinjau dari perhatian di Desa
Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utaratahun 2014.
3. Untuk mengetahui persepsi ibu ditinjau dari penilaian di Desa Beuringen
Geudong Kabupaten Aceh Utara tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Diharapkan ibu dapat meningkat pengetahuan tentang penanganan kesehatan
balita melalui berbagai penyuluhan kesehatan balita yang disampaikan oleh tenaga
kesehatan.
2. Bagi Tempat Penelitian
Dapat diajdikan salah satu sumber informasi dan referensi bagi tenaga
kesehatan dan ibu-ibu yang memiliki balita dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi balitanya.

3. Bagi Pihak Institusi Pendidikan


Dapat digunakan sebagai acuan untuk menambah sumber informasi yang
dapat dijadikan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian
lebih lanjut bagi yang membutuhkan.

4. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan tentang persepsi ibu tentang promosi kesehatan
pada balita sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan dan dapat
dijadikan referensi pada penulisan selanjutnya.

E. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dalam penelitian ini untuk mengetahui persepsi ibu
tentang promosi kesehatan pada balita di Desa Beuringen Geudong Kabupaten
Aceh Utara.
2. Ruang Lingkup Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita di Desa
Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utara.
3. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei s/d Agustus tahun 2014.
4. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di Desa Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utara.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Konsep Persepsi
a. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh
proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indera,
kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian
individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi
individu menyadari dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada
disekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri individu yang
bersangkutan (Sunaryo, 2006).
Menurut Walgito (2007), persepsi merupakan proses psikologis dan
hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga
membentuk proses berpikir. Persepsi adalah suatu proses aktivitas seseorang
dalam

memberikan

kesan,

penilaian,

pendapat,

merasakan

dan

menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari


sumber lain (yang dipersepsi). Melalui persepsi kita dapat mengenali dunia
sekitar kita, yaitu seluruh dunia yang terdiri dari benda serta manusia dengan
segala kejadian-kejadiannya (Mateson, 2005).

Menurut Semiun (2006), persepsi merupakan kesan yang pertama


diterima dari lingkungan, sehingga membentuk proses berpikir. Menurut
Winardi (2007), persepsi merupakan proses menyadari adanya sesuatu hal dan
memebrikan suatu tanggapan, kesadaran itu diperoleh berkat penggunaan panca
indera. Menurut Hanurawan (2007), persepsi adalah sejenis aktivitas
pengelolaan

informasi

yang

menghubungkan

seseorang

dengan

lingkungannya.
b. Proses Pembentukan Persepsi
Menurut Hestina (2013) proses persepsi meliputi 3 (tiga) tahap yaitu :
1) Sensasi (penginderaan) adalah proses pengiriman pesan ke otak melalui
panca indra yaitu mata, hidung, telinga, lidah dan kulit. Panca indera
adalah reseptor yang menghubungkan otak kita dengan lingkungan sekitar.
Informasi yang kita tangkap dari proses melihat, mencium, mendengar,
merasakan

dan

meraba

tersebut

kita

proses

kembali

untuk

dapatmenghasilkan persepsi terhadap sesuatu.


2) Atensi (perhatian) adalah suatu tahap dimana kitamemperhatikan informasi
yang telah ada sebelum kita menginterprestasikannya. Sebenarnya banyak
sekali hal yang tertangkap oleh panca indera, namun tidak semua kita
perhatikan.
3) Interpretasi (penilaian) adalah inti dari persepsi dimana proses penafsiran
informasi atau pemberian makna dari informasi yang telah kita tangkap dan

kita perhatikan sehingga pendapat dan persepsi yang dihasilkan tentunya


akan beragam tergantung latar belakang kita masing-masing.
c. Jenis-jenis Persepsi
Menurut Robins (2008), Proses pemahaman terhadap rangsang atau
stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi
beberapa jenis
1) Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah
kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari
indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata. Banyak
binatang yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan
indra lain untuk mengenali lingkungannya, misalnya pendengaran untuk
kelelawar.Manusia yang daya penglihatannya menurun dapatmenggunakan
alat bantu atau menjalani operasi lasik untuk memperbaiki penglihatannya.
Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada
bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.
Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum,
sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks
sehari-hari.
2) Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia

dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem
pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak.
Tidak semua suara dapat dikenali oleh semua binatang. Beberapa
spesies dapat mengenali amplitudo dan frekuensi tertentu. Manusia dapat
mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bila dipaksa mendengar
frekuensi yang terlalu tinggi terus menerus, sistem pendengaran dapat
menjadi rusak.
3) Persepsi perabaan
Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian epidermis, dermis, dan subkutis.
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot
dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang
peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur
suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit
dilengkapi dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit
ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan,
ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk
rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat
epidermis.
4) Persepsi penciuman
Persepsi

penciuman

atau

olfaktori

didapatkan

dari

indera

penciuman yaitu hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah

penangkapan atau perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor
tespesialisasi pada rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel
sensor pada antena invertebrata. Untuk hewan penghirup udara, sistem
olfaktori mendeteksi zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori
aksesori, fase cair. Pada organisme yang hidup di air, seperti ikan atau
krustasea, zat kimia terkandung pada medium air di sekitarnya. Penciuman,
seperti halnya pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia
yang mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang
sangat kecil, disebut dengan bau.
5) Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan
yaitu lidah. Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor
langsung dan merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk
pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun.
Pada manusia dan banyak hewan vertebrata lain, indra pengecapan terkait
dengan indra penciuman pada persepsi otak terhadap rasa. Sensasi
pengecapan klasik mencakup manis, asin, masam, dan pahit. Belakangan,
ahli-ahli psikofisik dan neurosains mengusulkan untuk menambahkan
kategori lain, terutama rasa gurih (umami) dan asam lemak.
Pengecapan adalah fungsi sensoris sistem saraf pusat. Sel reseptor
pengecapan pada manusia ditemukan pada permukaan lidah, langit-langit
lunak, serta epitelium faring dan epiglotis.

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi


Menurut Pieter (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu:
1) Minat, artinya semakin tinggi minat seseorang terhadap sesuatu objek atau
peristiwa, maka semakin tinggi juga minatnya memersepsikan objek atau
peristiwa.
2) Kepentingan, artinya semakin dirasakan penting terhadap suatu objek atau
peristiwa tersebut bagi diri seseorang, maka semakin peka dia terhadap
objek-objek persepsinya.
3) Kebiasaan, artinya objek atau peristiwa semakin sering dirasakan
seseorang, maka semakin terbiasa dirinya di dalam membentuk persepsi.
4) Konstansi, artinya adanya kecenderungan seseorang untuk selalu melihat
objek atau kejadian secara konstan sekalipun sebenarnya itu bervariasi
dalam bentuk, ukuran, warna, dan kecenderungan. Konsep Media
2. Konsep Promosi Kesehatan
a. Pengertian Promosi Kesehatan
Menurut Green (dalam Mubarak, 2011), Promosi kesehatan adalah
segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait
dengan ekonomi, politik dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan
perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Promosi kesehatan adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang
untuk

meningkatkan

kemampuan

mengontrol

meningkatkan derajat sehat mereka (Charter, 2005).

kesehatan,

sehingga

Promosi kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di


bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau halhal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas
kesehatan (Mubarak, 2011).

b. Tujuan Promosi Kesehatan


Menurut Mubarak (2011), promosi kesehatan menempatkan masyarakat
bukan sebagai objek melainkan sebagai subjek, atau sebagai pelaku bukan
sasaran, sehingga diharapkan untuk aktif berbuat dan tidak hanya pasif
menunggu. Dengan demikian tujuan utama promosi kesehatan adalah agar
setiap orang atau masyarakat mampu :
1) Memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
2) Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang
kondusif bagi kesehatan.
3) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri serta menjadikan
kesehatan sebagi sesuatu yang bernilai di masyarakat.
4) Memahami apa yang dapat mereka lakukan dengan sumber daya yang
ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar untuk mengatasi
masalahnya.
5) Mendorong individu agar mampu secara mandiri/kelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

6) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana


pelayanan kesehatan yang ada.
7) Memutuskan kegiatan yang paling tepat untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Wong (2009), tujuan promosi kesehatan adalah :
1) Agar masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada
kesehatan serta keselamatan lingkungan.
2) Agar melakukan langkah dalam mencegahan hal-hal yang memperparah
terjadinya suatu wabah penyakit.
3) Agar masyarakat memiliki pengertian dan mencegah ketergantungan
melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan penyakit oleh balita.
4) Mengajarkan ibu atau keluarga untuk dapat mendiri melakukan
pertolongan pertama dalam menangani kesehatan.
c. Kegiatan Promosi Kesehatan
Menurut WHO (2010), upaya-upaya peningkatan promosi kesehatan
harus memperhatikan persyaratan-persyaratan yang terdiri atas sumber daya
dan kondidi dasar yang meliputi : perdamaian (peace), perlindungan
(shelter), pendidikan (education), makanan (food), pendapatan (income),
ekosistem

yang

stabil

(a

stable

ecosystem),

sumber

daya

yang

berkesinambungan (a sustainable resources) serta kesetaraan dan keadilan


sosial (sosial justice and equty).
Menurut Blum (2005) kegiatan promosi kesehatan diantara lain :

1) Membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan (build healty public


policy)
2) Menciptakan

lingkungan

yang

mendukung

(create

supportive

(strengthen

community

enivorments)
3) Memperkuat

kegiatan-kegiatan

komunitas

actions)
4) Mengembangkan keterampilan individu (develop personal skils)
5) Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health services)
6) Bergerak ke masa depan (moving into the future)
3. Konsep Balita
a. Pengertian Balita
Anak balita sebagai masa emas atau Golden Age yaitu insan manusia
yang berusia 0-5 tahun (UU No. 20 Tahun 2003), meskipun demikian
sebagian pakar menyebutkan bahwa anak balita adalah anak dalam rentang
usia 0-8 tahun (Depkes, 2009).
Balita merupakan salah satu periode manusia setelah bayi sebelum anak
awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun atau 2460 bulan. Periode ini juga disebut juga sebagai usia prasekolah (Mubarak,
2011).
Balita adalah bayi yang berada pada rentang usia 0-5 tahun. Pada usia
ini otak anakmengalami pertumbuhan yang sangat pesat yang dikenal dengan
istilah masa keemasan The Golden Age dan pada masa ini harus

mendapatkan stimulasi secara menyeluruh baik gizi, kesehatan, pengasuh dan


pendidikan. Istilah ini sudah sering didengar dan dipahami oleh semua orang
tua (Dian, 2013).

4. Konsep Tumbuh Kembang Balita


1) Pengertian Tumbuh Kembang
Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah, atau ukuran, yang bisa ukur dengan ukuranberat
(gram,

kilogram)

dan

ukuran

panjang

(cm,

meter),

sedangkan

perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi


tubuh yang lebih kompleks dari seluruh bagian tubuh sehingga masingmasing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual

dan

tingkah

laku

sebagai

hasil

berinteraksi

dengan

lingkungannya (Dian, 2013).


Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh
bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan
perkembangan

adalah

bertambah

sempurnanya

fungsi

dari

alat

tubuh.Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,


jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu;
perkembangan lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi

pematangan organ atau individu, termasuk perubahan aspek sosial atau


emosional akibat pengaruh lingkungan (Depkes, 2009).

2) Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang


Menurut Aziz (2007), tumbuh kembang merupakan proses yang
dinamis dan terus menerus. Ada beberapa prinsip tumbuh kembang
diantaranya:
a) Tumbuh kembang terus menerus dan komplek
b) Tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat diprediksi
c) Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi
d) Setiap aspek tumbuh kembang berbeda dalam setiap tahapnya dan dapat
dimodifikasi
e) Tahapan tumbang spesifik untuk setiap orang
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Banyak

sekali

faktor

yang

mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan bayi. Faktor tersebut terdiri dari 2 golongan, yaitu:


a) Faktor internal yaitu: perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur,
jenis kelamin, kelainan genetic dan kelainan kromosom.
b) Faktor eksternal yaitu: faktorpranatal :gizi, mekanis, toksin, endokrin,
radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio dan psikologis ibu.
Faktor persalinan yaitu: komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma

kepala, dan asfiksia dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.


Pasca natal yaitu gizi,penyakit kronis/kelainan kongenital, lingkungan
fisik dan kimia, psikologis, endokrin (gangguan hormone), sosioekonomi,
lingkungan pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan.
5. Konsep Persepsi Ibu Tentang Promosi Kesehatan Pada Balita
Pentingnya upaya promosi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
ibu dan anak secara optimal berdasarkan pada kenyataan bahwa masalahmasalah kesehatan ibu dan anak yang muncul, umumnya diakibatkan oleh
kebiasaan, gaya hidup maupun perilaku ibu, baik semasa prakonsepsi,
kehamilan, kelahiran maupun semasa pengasuhan bayi dan balita. Mulai dari
keyakinan ibu terkait dengan kehamilan, kebiasaan mengkonsumsi makanan dan
minuman yang tidak sehat, konsumsi makanan yang rendah gizi, kebiasaan
merokok, keengganan untuk memeriksakan diri dan atau kehamilannya, serta
dukungan dari pihak keluarga (terutama suami) yang kurang dalam hal menjaga
kesehatan kehamilannya. Semua hal tersebut menjadi sasaran dari upaya promosi
kesehatan yang dilakukan (Notoatmodjo, 2007).
Pada tingkatan yang lebih tinggi, promosi kesehatan tidak hanya ditujukan
bagi peningkatan keterampilan individual dalam memelihara kesehatannya,
melainkan mencakup konteks yang lebih luas dalam hal mengubah masyarakat,
lingkungan, dan kondisi ekonomi, agar dampak negatif terhadap kesehatan
individu dan masyarakat dapat dikurangi. Agar promosi kesehatan dapat
memberikan hasil maksimal serta dapat dilakukan secara berkelanjutan,

sebaiknya dilakukan melalui tahapan-tahapan yang bersifat rasional dan ilmiah,


dengan menggunakan kaidah-kaidah manajemen (Dian, 2013)

B. Kerangka Teoritis
Berdasarkan landasan teori, maka kerangka teoritis penelitian dapat
digambarkan secara sistematis sebagai berikut :

Faktor yang mempengaruhi


persepsi :
- Minat
- Kepentingan
- Kebiasaan
- Konstansi
Persepsi Ibu tentang
promosi kesehatan balita

Kategori
Positif
Negatif

1. Penginderaan (sensasi) ibu tentang promosi


kesehatan pada balita
2. Perhatian (atensi) ibu tentang promosi
kesehatan pada balita
3. Penilaian (interpretasi) ibu tentang promosi
kesehatan pada balita
Gambar2.1 KerangkaTeoritis
Kerangka Teori Modifikasi dari Arini (2012), Suparyanto (2011),
Hestina (2013), Pieter (2010)
Keterangan

:
: kategori yg digunakan

: Ada hubungan/ada pengaruh (tidak diteliti)


: Dimensi gambaran persepsi Ibu
: yang diteliti
: yang tidak diteliti
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teoritis, maka kerangka konsep dalam penelitian ini
dibuat berdasarkan kerangka teoritis, dapat digambarkan secara sistematis sebagai
berikut :

Persepsi ibu

Promosi kesehatan
pada balita

Gambar 3:1 Kerangka Konsep

B. Desain Penelitian
Menurut Arikunto (2010), jenis penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu gambaran secara umum.
Deskriptif adalah pengumpulan informasi mengenai status gejala yang ada menurut
apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak dimasukkan
untuk menguji hipotesa tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang
suatu variabel, gajala dan keadaan.
Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk menggambarkan persepsi ibu
tentang promosi kesehatan pada balita di desa Beuringen Geudong Kabupaten Aceh
Utara Tahun 2014.

C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau sesuatu hal yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2010). Variabel dalam penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel penginderaan (sensasi) ibu tentang promosi kesehatan
pada balita perhatian (atensi) ibu yentang promosi kesehatan pada balita dan
penilaian (interpretasi) ibu tentang promosi kesehatan balita yang mempengaruhi

persepsi ibu tentang promosi kesehatan balita di desa Beuringen Geudong Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2014.

D. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No

Variabel
Persepsi ibu
tentang
promosi
kesehatan
pada balita

Penginderaan
(sensasi) ibu
tentang
promosi
kesehatan
pada balita

Perhatian
(atensi) ibu
tentang
promosi
kesehatan
pada balita

Defenisi
Operasional
Hasil
pemahaman atau
pendapat ibu
tentang promosi
kesehatan pada
balita
Informasi yang
di tangkap
melalui panca
indera ibu
tentang promosi
kesehatan pada
balita

Pandangan ibu
tentang promosi
kesehatan pada
balita

Kuisioner

Skala
Ukur
Nominal

Hasil
Ukur
Positif
x 34, 55
Negatif
x < 34,55

Penyebaran
kuesioner

Kuesioner

Ordinal

Positif
x 34, 55
Negatif
x < 34,55

Penyebaran
kuesioner

Kuesioner

Nominal

Positif
x 34, 55
Negatif
x < 34,55

Cara Ukur

Alat Ukur

Penyebaran
kuesioner

Penilaian
(interpretasi)
ibu tentang
promosi
kesehatan
pada balita

Tanggapan ibu
tentang promosi
kesehatan pada
balita

Penyebaran
kuesioner

Kuesioner

Nominal

Positif
x 34, 55
Negatif
x < 34,55

E. Cara Pengukuran Variabel


Untuk mengukur persepsi ibu tentang promosi kesehatan balita di Desa
Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utara, yaitu dengan mengajukan 15 pertanyaan
yaitu penginderaan (sensasi) , perhatian (atensi), dan penilaian (interpretasi) ibu
tentang promosi kesehatan pada balita.
Menurut Nursalam (2010), pengukuran persepsi dilakukan dengan skala likert
yaitu :
1. Untuk pertanyaan Positif nilainya : Setuju (S) nilainya 3, Ragu-ragu (RR) nilainya
2, dan Tidak Setuju (TS) nilainya 1
2. Untuk pertanyaan Negatif nilainya : Setuju (S) nilainya 1, Ragu-ragu (RR)
nilainya 2, dan Tidak Setuju (TS) nilainya 3
Untuk menentukan nilai maka digunakan rumus mean menurut Arikunto
(2010), yaitu :

Keterangan :

: Nilai rata-rata

Jumlah keseluruhan nilai

Jumlah pertanyaan

Menurut Suparyanto (2011), persepsi mempunyai kategori yaitu pernyataan


positif dan pernyataan negatif. Kriteria pengukuran persepsi yaitu :
a. Positif jika nilai ( mean ) x 34, 55
b. Negatif jika ( mean ) x < 34,55

F. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Beuringen Geudong Kabupaten Aceh
Utara.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari

tanggal 7 Mei sampai dengan 30

Agustus Tahun 2014.

G. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita yang ada di
Desa Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utara yang terdiri dari 3 dusun
dengan jumlah ibu 40 ibu pada bulan Juli Tahun 2014.

2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu seluruh populasi
diajadikan sampel dengan jumlah ibu 40 ibu pada bulan Juli 2014. Kriteria
sampel dalam penelitian ini adalah:

a. Ibu dapat membaca dan menulis.


b. Ibu-ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun.
c. Ibu bersedia menjadi responden.
d. Ibu yang bertempat tinggal di desa Beuringen Geudong Kabupaten Aceh
Utara.

H. Alat dan Metode Pengumpulan data


1. Alat pengumpulan data
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi 15 pertanyaan
tentang persepsi ibu tentang promosi kesehatan pada balita. Data yang
dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.
2. Metode pengumpulan data
a. Data primer
Data primer yang diperoleh peneliti dari tempat penelitian dengan cara
menyebarkan kuesioner dari rumah ke rumah ibu yang memiliki balita dan ibu
berada dirumah pada saat peneliti melakukan penelitian. Selanjutnya peneliti
menjelaskan langkah-langkah dalam pengisian kuesioner. Kuesioner berisikan

15 pernyataan yang terdiri dari 5 soal tentang persepsi ibu ditinjau dari
penginderaan, 5 soal tentang persepsi ibu ditinjau dari perhatian dan 5 soal
ditinjau dari penilaian. kuesioner telah disusun dengan sistematis agar dapat
memudahkan peneliti untuk mendapatkan informasi yang ingin diketahui,
yang dijawab dan diisi langsung oleh responden. Setelah respon mengisi
jawaban kemudian peneliti mengumpulkan hasil jawaban responden.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari buku dan internet.

I. Metode Pengelolahan dan Analisa Data


1. Metode Pengolahan data
Setelah data diperoleh, maka dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan pengolahan data menurut Budiarto (2003), yaitu :
a. Edit (Editing)
Yaitu melakukan pengecekan kembali terhadap hasil pengisian kuesioner
yang telah dikumpulkan yang meliputi : kelengkapan identitas dan kelengkapan
jawaban yang diberikan responden. Apakah semua pertanyaan pada kuesioner
telah diisi dan melihat apakah ada kekeliruan yang mungkin dapat menganggu
pengolahan data selanjutnya. Sehingga kuesioner penelitian yang telah diisi
tersebut memenuhi syarat untuk menjadi kuesioner penelitian.
b. Kode (Coding)

Untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan data dari hasil penelitian,


peneliti melakukan pengkodean terhadap masing-masing jawaban responden,
yaitu memberikan kode berupa nomor pada setiap jawaban yang telah diisi oleh
responden.

c. Memasukan data (Transfering)


Yaitu data yang telah diberikan kode di susun secara berurutan mulai dari
responden pertama hingga responden terakhir untuk kemudian dimasukkan
kedalam tabel sesuaidengan sub variabel yang diteliti.
d. Tabel (Tabulating)
Pengelompokkan jawaban responden berdasarkan kategori yang telah
ditetapkan untuk tiap tiap sub variabel yang diukur untuk kemudian analisa
dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.
2. Analisa Data
Menurut Budiarto (2003), analisa data untuk melihat data distribusi
frekuensi dari variabel dan variabel terikat, sehingga dapat diketahui dari masing
masing variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = x 100 %

Keterangan :

: Jumlah persentase yang ingin dicapai

: Jumlah frekuensi karakteristik responden

: Jumlah sampel

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 14 s/d 18 Juli
2014 di desa Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utara terhadap 40 ibu yang
memiliki balita maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
DISTRIBUSI FREKUENSI KARAKTERISTIK GAMBARAN PERSEPSI IBU
TENTANG PROMOSI KESEHATAN BALITA DI DESA BEURINGEN
GEUDONG KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2014
Karakteristik
Umur

Frekuensi (F)

Presentase (%)

20-35 tahun
>35 tahun

17
23

42,5
57,5

Jumlah
Pendidikan

40

100

SMA
DII
DIII
SI

14
5
17
4

35
12,5
42,5
10

Jumlah
Penyuluhan

40

100

Pernah
Tidak pernah

40
-

100
-

Jumlah

40

100

Berdasarkan table 4.1 diatas menunjukan bahwa karakteristik responden


berdasarkan umur mayoritas ibu berumur 35 tahun keatas yaitu 23 responden atau
57,5%, sedangkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan, mayoritas ibu
berpendidikan DIII yaitu 17 responden (42,5%) dan karakteristik responden
berdasarkan pernah mendapatkan penyuluhan, seluruh ibu pernah mendapatkan
penyuluhan yaitu 40 responden (100%).
2. Persepsi Ibu Tentang Promosi Kesehatan Pada Balita
Tabel 4.2
DISTRIBUSI FREKUENSI GAMBARAN PERSEPSI IBU TENTANG
PROMOSI KESEHATAN PADA BALITA DI DESA BEURINGEN
GEUDONG KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2014
No
1
2

Kategori
Positif
Negatif
Jumlah

Frekuensi (F)
24
16
40

Presentase (%)
60
40
100

Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat hasil penelitian mengenai gambaran persepsi
ibu tentang promosi kesehatan pada balita di desa Beuringen Geudong Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2014 maka diperoleh sebagian besar persepsi ibu berada pada

kategori positif 24 responden (60%), hasil tersebut diperoleh berdasarkan dimensi


sebagai berikut:

3. Persepsi ibu ditinjau dari Penginderaan


Tabel 4.3
DISTRIBUSI FREKUENSI GAMBARAN PERSEPSI IBU DITINJAU DARI
PENGINDERAAN TENTANG PROMOSI KESEHATAN PADA
BALITA DI DESA BEURINGEN GEUDONG
KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2014
No
1
2

Kategori
Positif
Negatif
Jumlah

Frekuensi
17
23
40

Presentase
42,5
57,5
100

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat hasil penelitian mengenai gambaran persepsi
ibu ditinjau dari penginderaaan tentang promosi kesehatan di desa Beuringen
Geudong Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014 maka diperoleh sebagian besar persepsi
ibu berada pada kategori negatif 23 responden (57,5%).
4. Persepsi ibu ditinjau dari perhatian (atensi)
Tabel 4.4
DISTRIBUSI FREKUENSI GAMBARAN PERSEPSI IBU DITINJAU DARI
PERHATIAN TENTANG PROMOSI KESEHATAN PADA
BALITA DI DESA BEURINGEN GEUDONG
KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2014

No
1
2

Kategori
Positif
Negatif
Jumlah

Frekuensi
23
17
40

Presentase
52,5
42,5
100

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat hasil penelitian mengenai gambaran persepsi
ibu ditinjau dari perhatian tentang promosi kesehatan di desa Beuringen Geudong
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014 maka diperoleh sebagian besar persepsi ibu
berada pada kategori positif 23 responden (57,5).
5. Persepsi ibu ditinjau dari penilaian
Tabel 4.5
DISTRIBUSI FREKUENSI GAMBARAN PERSEPSI IBU DITINJAU DARI
PENILAIAN TENTANG PROMOSI KESEHATAN PADA
BALITA DI DESA BEURINGEN GEUDONG
KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2014
No
1
2

Kategori
Positif
Negatif
Jumlah

Frekuensi
19
21
40

Presentase
47,5
52,5
100

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat hasil penelitian mengenai gambaran persepsi
ibu ditinjau dari penilaian tentang promosi kesehatan di desa Beuringen Geudong
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2014 maka diperoleh sebagian besar persepsi ibu
berada pada kategori negatif 21 responden (52,5).

B. Pembahasan
Penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 14 s/d 18 Juli 2014 di desa
Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utara untuk melihat gambaran persepsi ibu

tentang promosi kesehatan pada balita, maka diperoleh hasil persepsi dengan
kategori positif dengan rincian sebagai berikut :
1. Persepsi ibu ditinjau dari penginderaan
Hasil penelitian tentang persepsi ibu ditinjau dari penginderaan berada pada
kategori negatif yaitu 23 responden (57,5%). Hal ini dakarenakan respon atau
daya tangkap ibu terhadap penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
kurang maksimal sehingga mempengaruhi penerimaan informasi yang diperoleh
dari penyuluhan.
2. Persepsi ibu ditinjau dari perhatian
Hasil penelitian tentang persepsi ibu ditinjau dari perhatian berada pada kategori
positif yaitu 23 responden (57,5%). Hal ini dikarenakan informasi yang
disampaikan oleh tenaga kesehatan menarik dan metode yang disampaikan tidak
membosankan sehingga perhatian ibu terpusat pada objek atau informasi yang
disampaikan tenaga kesehatan.
3. Persepsi ibu ditinjau dari penilaian
Hasil penelitian tentang persepsi ibu ditinjau dari penilaian berada pada kategori
kategori negatif 21 responden (52,5%). Hal ini disebabkan oleh penafsiran
informasi yang diterima oleh masing-masing ibu berbeda, hal ini dipengaruhi
oleh daya tangkap dan perhatian ibu terhadap materi yang disampaikan oleh
tenaga kesehatan.
Sebagian besar dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapat bahwa ibu
memiliki persepsi yang negatif mengenai promosi kesehatan pada balita. Hal ini

dikarenakan ibu memiliki tingkat pendidikan yang baik beranggapan bahwa ibu
mampu secara mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan balitanya karena ibu
berpendapat bahwasannya apa yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dalam
sebuah promosi kesehatan baik bidan, perawat atau dinas kesehatan di desa
Beuringen Geudong Kabupaten Aceh Utara adalah hal yang biasa saja.
Masih banyak ibu yang kurang memahami cara merawat dan menjaga
kesehatan balita. Berbagai persepsi ibu mengenai promosi kesehatan balita, ada yang
berpendapat bahwa promosi kesehatan balita tidak berperan penting dalam
meningkatkan kesehatan balita. Terbukti dengan didapatkan data bahwa ibu masih
beranggapan bahwa promosi kesehatan balita tidak mencakup semua lapisan
masyarakat. Pola pikir ibu yang seperti ini dapat memperhambat tumbuh kembang
balita (Idris, 2014).
Promosi Kesehatan (Health Promotion) merupakan ilmu dan seni membantu
masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal
didefenisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan
intelektual. Agar promosi kesehatan dapat berjalan secara sistematis, terarah dan
terencana sesuai konsep promosi kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan
hanya objek/sasaran yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu
pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari pengkajian, perencanaan,
penggerakan, pelaksana, pemantauan dan penilaian (Bowden, 2011).
Diharapkan kepada seluruh ibu untuk menerapkan apa yang telah didapat
dari penyuluhan/promosi kesehatan terutama kesehatan pada balita karena balita

suatu masa yang masih rentan terhadap penyakit sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan keluarga dan secara tidak langsung telah berpratisipasi dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi/balita di Indonesia. Kesehatan
adalah kunci utama kemajuan sebuah bangsa.

C. Keterbatasan Penelitian
Selama melakukan penelitian, penulis mengalami banyak kendala baik dalam
segi penulisan dan pembiayaan. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis
kesulitan dalam memperoleh sumber buku-buku yang membahas tentang promosi
kesehatan pada balita. Sedangkan, proses penelitian penulis mengalami kesulitan
dalam penyebaran kuesioner karena jarak tempuh dari tempat tinggal penulis dan
biaya yang harus penulis keluarkan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian mengenai Gambaran Persepsi Ibu tentang
Promosi Kesehatan pada Balita di Desa Beuringen Kabupaten Aceh Utara Tahun
2014 sebsanyak 40 responden ibu yang memiliki balita, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Persepsi ibu tentang promosi kesehatan pada balita ditinjau dari penginderaan,
mayoritas persepsi ibu berada pada kategori negatif yaitu 23 responden (57,5%).
2. Persepsi ibu tentang promosi kesehatan pada balita ditinjau dari perhatian,
mayoritas persepsi ibu berada pada kategori positif yaitu 23 responden (57,5%).
3. Persepsi ibu tentang promosi kesehatan pada balita ditinjau dari penilaian,
mayoritas persepsi ibu berada pada kategori negatif 21 responden (52,5%).

B. Saran
1. Bagi Responden

Diharapkan ibu dapat meningkat pengetahuan tentang penanganan


kesehatan balita melalui berbagai penyuluhan kesehatan balita yang disampaikan
oleh tenaga kesehatan.

2. Bagi Tempat Penelitian


Dapat diajdikan salah satu sumber informasi dan referensi bagi tenaga
kesehatan dan ibu-ibu yang memiliki balita dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi balitanya.
3. Bagi Pihak Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai acuan untuk menambah sumber informasi yang
dapat dijadikan referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian
lebih lanjut bagi yang membutuhkan.
4. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan dapat dijadikan sumber referensi dalam
melaksanakan penyuluhan kesehatan terhadap persepsi ibu tentang promosi
kesehatan pada balita.
.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana (2012). Media Sebagai Alat Bantu. From: http://www./2012/10/12/ mediasebagai-alat-bantu, (diakses, 11 April 2014).
Arikunto, S (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Aziz, H (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.
Budiarto (2003). Metodelogi Penelitian Dan Analisis Data. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
Depkes, RI (2009). Promosi Kesehatan Ibu, Bayi Dan Balita. Jakarta.
Hamalik,
dkk
(2008).
Klasifikasi
Media
Promosi
Kesehatan.
From:http://www./2012/10/12/ klasifikasi-media-promosi-kesehatan, (diakses,
10 April 2014)
Ilirdha (2012).Media Promosi Kesehatan. From:
http://ilirdha.wordpress.com/2012/10/12/media-promosi-kesehatan, (diakses 10
April).
Idris

(2014). Tumbuh Kembang Bayi dan Balita di Indonesia. From:


http://idris.wordpress.com/2014/11/12/tumbuh-kembang-bayi-dan-balita-diindonesia, (diakses, 10 April 2014).

Kusmiyati, Y ( 2010).Metodelogi Penelitian. Fitramaya. Yogyakarta.

Mahfoedz, I (2009) MetodelogiPenelitian Bidang Kesehatan, Perawatan, Kebidanan,


Kedokteran. Yogyakarta : Fitramaya.
Mubarak (2011).Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan.Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
Notoadmodjo, S (2007). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam (2003).Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Perawat. Jakarta:
Salemba Medika.
Pieter. H.Z Lubis. N.L (2010). Pengantar Psikologi dalam keperawatan. Jakarta :
Kencana
Ross, S, Raymond (2005). Pengertian Komunikasi. From: http//www.pengerttiankomunikasi.com/, (diakses, 10 April 2014).
Rogers

(2013). Pengertian Komunikasi Dan Manfaat Komunikasi.From:


http//www.Komunikasi Dalam Promosi Kesehatan.com/, (diakses, 10 April
2014).

Semiun. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius.


Suhardjo (2003). Perilaku dan Media Organisasi. Jakarta: PT Indeks Garmedia
Subagyo, S (2011).Jaminan Persalinan, Angka Kematian Ibu dan KB. From:
http://www.kbr68h.jaminan-persalinan.com/ , (diakses 10 April 2014).
Sunaryo. (2006). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta EGC.
Walgito. (2007). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

LEMBARAN KUESIONER

PERSEPSI IBU TENTANG PROMOSI KESEHATAN PADA BALITA


DI DESA BEURINGEN GEUDONG
KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2014
I.

Data Responden
Nama

Umur

Pendidikan

Pernah mendapatkan penyuluhan : Pernah


Tidak pernah
II.

Petunjuk pengisian
a. Bacalah dengan baik dan teliti setiap pertanyaan
b. Berilah tanda check list () pada kolom alternatif jawaban
ALTERNATIF
PERNYATAAN

RR

TS

No
1
2
3
4
5

B
6
7
8
9
10

C
11
12
13
14

15

Penginderaan
Promosi kesehatan balita sebuah alat bantu dalam
meningkatkan derajat kesehatan
Gambar, liflet dan spanduk adalah alat bantu yang
digunakan dalam promosi kesehatan balita
Pelaksanaan posyandu salah satu bentuk promosi
kesehatan balita
Promosi kesehatan balita sebuah informasi penting
untuk kesehatan
Penggunaan panca indra yang baik memudahkan
penyampaian pesan dalam sebuah promosi kesehatan
balita
Perhatian
Promosi kesehatan adalah kombinasi pendidikan dan
kesehatan
Promosi kesehatan balita bertujuan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan balita
Promosi kesehatan mendorong ibu agar mampu
mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat
Promosi kesehatan balita memperlambat tumbuh
kembang balita
Upaya promosi meliputi ASI, gizi dan nutrisi,
pertumbuhan dan perkembangan, interaksi serta
imunisasi merupakan tujuan promosi kesehatan balita
Penilaian
Promosi kesehatan balita tidak bermanfaat bagi
pertumbuhan dan perkembangan balita
Promosi kesehatan balita mempersulit ibu dalam
merawat balita
Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
membantu tumbuh kembang balita
Mendorong ibu untuk menggunakan sarana pelayanan
kesehatan balita secara tepat adalah tujuan promosi
kesehatan balita
Meningkatkan pengetahuan ibu tentang merawat balita
tidak diperlukan promosi kesehatan balita

Anda mungkin juga menyukai