METODE
METODE PEMBUATAN
LARUTAN
Prosedur Pembuatan (skala lab)
1. Botol dicuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan volume sediaan yg akan dibuat.
2. Air sbg pelarut harus dididihkan, kmdn didinginkan (dgn ditutup pake kaca arloji)
3. ZA dan eksipien dihaluskan dan ditimbang
4. dibuat sirupus simplex (SS) sebagai pemanis dan pengental
5. ZA dan eksipien berbentuk serbuk dihaluskan dalam mortir yg berbeda
6. ZA dilarutkan ke dalam sejumlah volume pelarut sedikit2 sambil diaduk sampai larut
sempurna. Tambahkan SS ke dalamnya
7. Eksipien dilarutkan dgn cara yg sama ke dlm sebagian pelarut yg diperlukan. Kmdn
masukkan ke (6). Aduk sampai homogen.
8. flavour ditambahkan dalam bentuk terlarut (dlm pelarut yg dpt bercampur dgn pelarut
yg digunakan)
9. sisa pelarut ditambahkan sampai volume sediaan yg dibuat, aduk hingga homogen.
10. Seluruh larutan disaring, kemudian dimasukkan ke dalam wadah botol yg sudah
ditara sebelumnya. Kemudian tutup botolnya
botol diberi etiket, dimasukkan ke wadah sekunder dengan disertakan brosur dan sendok
takar
Prosedur Pembuatan (skala industri)
1. Gunakan aqua DM (sbg pelarut atau pembawa) yg sudah didihkan selama 15 menit
untuk seluruh proses
2. ZA dan eksipien yg diperlukan ditimbang dan dihaluskan dengan mesh 30
3. dalam wadah double jacketed dibuat SS dengan cara: 65 bagian sukrosa dilaruikan
dalam (metil paraben 0,25% b/v) aqua DM sehingga diperoleh 100 bagian sirup (FI
III, 567). Aduk hingga larut dan biarkan mendidih 1 menit. Periksa kejenuhan
larutan, dinginkan hingga temperatur larutan tidak lebih dari 60C.
4. melalui saringan mesh 60, pindahkan (3) ke dalam wadah yg sesuai (double
jacketed). Aduk
5. dalam wadah bersih larutkan ZA (dalam air atau etanol atau salah satu pelarut
dengan kelarutan ZA plg tinggi. Aduk hingga larut sempurna.
6. dalam wadah bersih lain larutkan pengawet
7. dalam wadah bersih lain larutkan eksipien lain (selain flavour)
8. tuang (5), (6), (7) ke dalam (4) melalui saringan atau mesh 150, aduk selama 10
menit, dinginkan hingga suhu 35-40C
9. periksa pH, untuk zat yg range pH-nya kecil maka harus didapar
10.dalam wadah bersih larutkan flavor, melalui mesh 150 masukkan ke dalam (4)
11.tambahkan ke dalam (4) aqua DM matang dingin hingga volume batch yg diperlukan.
Aduk selama 30 menit.
12.periksa pH akhir, lakukan pengisian ke dalam botol (kemasan primer)
13.botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi registrasi, batch dan
exp.date
masukkan ke dalam wadah sekunder disertai brosur dan sendok takar
ELIKSIR
METODE
Skala Lab
1. Botol dicuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan volume yang akan dibuat
2. Air sebagai pembawa harus dididihkan kemudian didinginkan.
3. Bahan aktif dan bahan pembantu (jumlah yang diminta + evaluasi) ditimbang.
4. Pembuatan larutan sakarosa (FI. III. 567). Larutkan 65 bagian sakarosa dalam
larutan metil paraben 0,25 % b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks
yang berfungsi sebagai pengental dan pemanis.
5. Bahan aktif dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam satu pelarut yang
paling melarutkan zat-zat tersebut. Apabila kelarutan bahan berkhasiat di dalam
masing-masing pelarut yang akan dikombinasikan tidak tinggi, maka zat aktif
dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalam pelarut campur tersebut.
6. Bahan pembantu dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam pelarut yang
paling melarutkan zat-zat tersebut.
7. Tambahkan berturut-turut larutan pengawet, larutan pewangi, larutan pewarna
kedalam larutan zat aktif. (Sedapat mungkin penambahan zat-zat pembantu dalam
keadaan terlarut)
8. Tambahkan sisa pelarut campur
9. Masukkan pemanis.
10.Genapkan dengan air sampai volume yang diinginkan.
11.Masukkan kedalam wadah, tutup dan beri etiket.
(Sumber : Modul Praktikum Semisolida, 2003, hal 15,18).
EMULSI
1.
Botol dicuci, dikeringkan, dan ditara sesuai denan volume yang diinginkan
2.
Semua bahan yang diperlukan ditimbang sebanyak yang dibutuhkan.
3.
Didihkan air yang akan digunakan sebagai pembawa, dinginkan sebelum
digunakan.
4.
Lanjutkan sesuai metode pembuatan emulsi yang dipilih.
Prosedur pembuatan sediaan diantaranya dijelaskan pada dua pustaka:
1. The art of Compounding, 1957, 9th ed., Hlm 327-329 & Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi, Howart C. Ansel, ed. 4, 1989
2. RPS, 18th ed., Hlm. 1535-1536
Menurut The art of Compounding, 1957, 9th ed., Hlm 327-329 & Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi, Howart C. Ansel, ed. 4, 1989
EMULGATOR HIDROFILIK
Metode Kontinental (Gom kering) prosesnya cepat
1.
Membuat emulsi primer/awal/utama terlebih dahulu dengan
perbandingan minyak : air : emulgator = 4 : 2 : 1. Cara membuatnya sbb :
Masukkan emulgator/gom dalam mortir, tambahkan minyak. Aduk hingga
tercampur baik. Tambahkan sekaligus air, aduk cepat hingga terbentuk emulsi
utama yang encer, stabil dan mengeluarkan bunyi khas pada pergerakan alu.
2.
Tambahkan bahan formulatif lain (zat pengawet, penstabil,
perasa, dll dilarutkan dahulu dalam sedikit fase luar baru dicampur dengan
emulsi utama).
3.
Zat yang mengganggu stabilitas emulsi ditambahkan terakhir
(misalnya elektrolit, garam logam, alkohol).
METODE
Botol diberi etiket, kemudian dimasukkan ke dalam wadah sekunder yang dilengkapi
dengansendok takar
SUSPENSI KERING
Skala Laboratorium
Cara tanpa granulasi
1. Botol dicuci, dikeringkan, dan ditara
2. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang dan diayak dengan mesh 30
3. lakukan pencampuran bahan hingga homogen dengan Mixer selama kurang kebih
10 menit
4. lakukan pengisian botol/kemasan primer (setelah sebelumnya dilakukan
pengaturan alat pengisian, meliputi pengaturan bobot campuran yang masuk dan
kecepatan pengisian)
5. lakukan penandaan, beri etiket, brosur, sendok, dan kemasan sekunder
6. lakukan evaluasi sediaan
METODE
Cara Granulasi
1. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang dan diayak dengan mesh 30
2. campurkan massa yang akan digranulasi dalam mixer dan diaduk selama 10
menit
3. tambahkan larutan pengikat atau pelarut pengikat (bila pengikat sudah
dicampurkan dalam keadaan kering), aduk sehingga diperoleh massa yang dapat
digranulasi
4. granulasi basah dengan granulator mesh 10, lalu tampung dalam wadah bersih
5. keringkan dalam FBD pada suhu 60-700C selama 30 menit
6. ukur kadar air
7. granulasi kering dengan granulator mesh 20
8. tambahkan fines (zat aktif dan atau suspending agent), aduk dalam mixer selama
kurang lebih 10 menit
9. bila diperlukan pemanasan zat aktif yang hidrofob, maka ditambahkan zat
pembasah dengan jalan disemprotkan ke dalam masa granul
10. sampling QC hasil pencampuran akhir
11. lakukan pengisian botol/kemasan primer (setelah sebelumnya dilakukan
pengukuran alat pengisian, meliputi pengaturan bobot campuran yang masuk dan
kecepatan pengisian). Botol sebelumnya telah ditara
12. lakukan penandaan, beri etiket, brosur, sendok, dan kemasan sekunder
13. lakukan evaluasi sediaan
Skala Industri
1. gunakan aqua DM sebagai pelarut/pembawa yang sudah dididihkan selama 15
menit untuk seluruh proses
2. seluruh bahan (zat aktif dan eksipien) ditimbang
3. tampung dalam wadah bersih zat aktif (bila menggumpal ayak dengan mesh 30)
4. jika menggunakan pembasah, tambahkan zat pembasah ke dalam zat aktif, aduk
hingga homogen. Tambahkan aqua DM matang sedikit demi sedikit sampai
terbentukmasa yang cukup basah
5. dalam wadah bersih kembangkan suspending agent dan tambahkan pengawet
6. dalam wadah steam double jacketed larutkan eksipien lain (kecuali flavor) dalam
beberapa bagian aqua DM. Aduk sampai larut, biarkan mendidih selama 1 menit,
lewatkan melalui saringan mesh 100, tampung dalam wadah bersih
7. tuangkan lagi bagian (6) ke dalam (5) lalu lewatkan melalui Gollioid mill
8. masukkan lagi bagian yang tersisa dari (6), panaskan pada temperatur 90950C selama 30 menit, sambil stirer. Dinginkan sampai temperatur 400C
9. Campur (4) dan bagian yang tersisa dari (6), panaskan pada temperatur 90950C
10. larutkan flavour dalam pelarut yang sesuai, aduk selama 15 menit
11. tuangkan (9) ke dalam (8) sambil stirer kemudian tambahkan flavour yang telah
dialrutkan sebelumnya
12. pindahkan (11) melalui saringan mesh 100, tampung dalam wadah bersih
13. sampling QC
14. Lakukan pengisian botol/kemasan primer, lakukan penandaan, beri etiket, brosur
dan kemasan sekunder
SUSPENSI
Skala Lab
METODE
Botol dicuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan volume yang akan dibuat
Bahan pensuspensi yang akan digunakan (yang dalam formula contoh adalah Na
CMC) dikembangkan dengan cara : dibuat dispersi stok hidrokoloid dengan
menaburkan serbuk CMC Na secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke
dalam mortir yang telah diisi air panas. Setelah semua serbuk CMC Na terbasahi,
lalu aduk dengan cepat.
Pemanis yang digunakan berupa sirupus simpleks maka sirupus simpleks yang
dibuat dengan jalan (FI III hal 567) melarutkan 65 bagian sukrosa dalam larutan
metil paraben 0,25% b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang
berfungsi sebagai pengental dan pemanis.
Jika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan penambahan
sedikit demi sedikit pembasah sampai homogen dalam mortir dan pindahkan ke
dalam matkan.
Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai dengan jumlah yang
tertera dalam formula kemudian ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah
dibasahi kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer di dalam matkan.
Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain (pendapar,
pengawet, antioksidan, dll yang telah dilarutkan dalam beberapa bagian air sesuai
dengan kelarutannya) sambil terus diaduk sampai homogen.
Setelah itu, sirupus simpleks, pewarna, flavour ditambahkan dan adkan dengan air
sampai dengan C mL (untuk eksipien berupa bahan pewarna dan flavour dibuat
larutan stok terlebih dahulu sebelum ditambahkan pada campuran bahan dalam
matkan).
Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci, dikeringkan dan ditara,
kemudian tutup botolnya.
Botol diberi etiket, dimasukkan ke dalam wadah sekunder disertai dengan brosur
dan sendok
Skala
1.
2.
3.
4.
Industri
Gunakan aqua DM yang sudah dididihkan selama 15 menit untuk seluruh proses
Seluruh bahan (ZA dan eksipien) ditimbang
Tampung dalam wadah bersih Zat aktif (jika menggumpal ayak dengan mesh 30)
Jika menggunakan pembasah, tambahkan pembasah ke dalam ZA, aduk
homogen dalam ultra turax. Tambahkan aqua DM matang (30-350C) sedikit demi
sedikit, aduk dengan colloid mill hingga terbentuk masa yang cukup basah
5. Dalam wadah bersih kembangkan suspending agent dan tambahkan pengawet
6. Dalam wadah steam double jacketed larutkan eksipien lain (kecuali flavor) dalam
wadah beberapa aqua DM. Aduk sampai larut, biarkan mendidih selama 1 menit,
lewatkan melalui saringan mesh 100, tampung dalam wadah bersih.
7. Tuangkan bagian (6) ke dalam (7) lalu diaduk
8. masukkan lagi bagian (6) ke dalam (7) lalu diaduk
9. campur (4) dan bagian yang tersisa dari (6), panaskan pada temperatur 90950C selama 30 menit, sambil di-stirer. Dinginkan sampai temperatur 400C.
10. Larutkan flavor dalam pelarut yang sesuai, aduk selama 15 menit.
METODE
11. tuangkan (9) ke dalam (8) sambil di-stirrer kemudian tambahkan flavor yang
telah dilarutkan sebelumnya, aduk
12. Pindahkan (11) melalui saringan mesh 100, tampung dalam wadah bersih
13. sampling QC
14. Lakukan pengisian suspensi ke dalam botol dengan menggunakan liquid filling
automatic machine, selama pengisian juga lakukan sampling QC
15. Botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi nomor register,
batch dan tanggal kadaluarsa
16. Botol dimasukkan ke dalam kemasan sekunder disertai dengan brosur dan
sendok
INJEKSI
Skala Lab
A.
Larutan (Sterilisasi akhir)
Jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung
cahaya, di bawah lampu natrium
1)
Zat aktif digerus dan ditimbang berlebih sesuai kebutuhan menggunakan kaca
arloji, kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala. Kaca arloji dibilas 2 kali dengan
aqua pro injeksi
2)
Zat aktif dilarutkan dalam sejumlah tertentu aqua pro injeksi
3)
Setelah zat aktif dan semua zat tambahan terlarut, larutan tersebut kemudian
dituang ke dalam gelas ukur sehingga volume tertentu di bawah volume akhir
4)
Kertas saring rangkap 2 yang akan digunakan untuk menyaring dibasahi sejumlah
tertentu aqua pro injeksi terlebih dahulu, kemudian corong dipindahkan ke
erlenmeyer lain yang telah steril
5)
Larutan yang ada di gelas ukur disaring ke dalam labu erlenmeyer yang telah
disiapkan. IPC dilakukan dengan mengukur pH sediaan. Kekurangan aqua pro
injeksi dituangkan sedikit demi sedikit untuk membilas gelas ukur lalu dituang ke
gelas ukur. Air bilasan tersebut kemudian disaring lagi ke dalam erlenmeyer yang
telah berisi filtrat larutan hingga volume total seluruh larutan genap ... mL
6)
Larutan yang telah disaring dituang ke dalam kolom reservoir melalui membran
filter bakteri yang diletakkan di atas glass filter G5 (ukuran pori-pori 0,45 m)
7)
Larutan dituang ke dalam buret steril kemudian ujungya ditutup dengan
alumunium foil
8)
Sebelum diisikan ke dalam wadah, jarum buret dibersihkan dengan kapas yang
telah dibasahi alkohol 70 %. Setiap wadah diisi dengan larutan ..C.. mL sesuai
persyaratan volume FI IV
9)
Ampul/vial yang telah berisi zat aktif, bila diperlukan dialiri dengan gas nitrogen
10) a. (Bila wadah ampul) Ampul ditutup dengan api dan disterilkan menggunakan
autoklaf secara terbalik dalam gelas piala yang telah dialasi kapas (121 OC selama
15 menit) atau metode lain yang sesuai
b. (Bila wadah vial) Vial ditutup dengan tutup karet lalu di-seal dengan alumunium
cap, kemudian disterilkan menggunakan autoklaf dalam gelas piala yang telah
dialasi kapas (121 OC selama 15 menit) atau metode lain yang sesuai
11) Setelah sterilisasi akhir, dilakukan evaluasi sediaan
12) Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur
informasi obat
Pencampuran eksipien dilakukan di awal, dengan cara melarutkan dahulu eksipien
masing2 baru ditambahkan ke dalam larutan stok
METODE
B.
Larutan (Metode Aseptik)
Semua pengerjaan pembuatan sediaan dilakukan di bawah LAF, ruangan kelas 2 (jika zat
sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung cahaya, di
bawah lampu natrium)
1)
Semua bahan baku (zat aktif + eksipien) yang telah ditimbang disterilisasi dengan
metode yang sesuai
2)
Prosedur 2-6 sama dengan yang tercantum pada metode sterilisasi akhir
6)
Larutan yang telah disaring, dituang ke dalam kolom reservoir melalui membran
filter bakteri yang diletakkan di atas filter glass G3 (ukuran pori-pori 0,22 m)
7)
Larutan dituang ke dalam buret steril kemudian ujungnya ditutup dengan
alumunium foil
8)
Sebelum diisikan ke dalam wadah, jarum buret dibersihkan dengan kapas yang
telah dibasahi alkohol 70 %. Setiap wadah diisi dengan larutan C mL sesuai
persyaratan volume FI IV
9)
Ampul/vial yang telah berisi zat aktif, bila diperlukan dialiri dengan gas nitrogen
10) a. (Bila wadah ampul) Ampul ditutup dengan api dan disterilkan menggunakan
autoklaf secara terbalik dalam gelas piala yang telah dialasi kapas (121 OC selama
15 menit) atau metode lain yang sesuai
b. (Bila wadah vial) Vial ditutup dengan tutup karet lalu di-seal dengan alumunium
cap, kemudian disterilkan menggunakan autoklaf dalam gelas piala yang telah
dialasi kapas (121 OC selama 15 menit) atau metode lain yang sesuai
11) Dilakukan evaluasi sediaan
12) Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur
informasi obat
C. Injeksi Suspensi Kering tanpa granulasi (Sterilisasi Akhir)
Jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung
cahaya, di bawah lampu natrium
1)
Zat aktif dan eksipien digerus, kemudian ditimbang sejumlah yang dibutuhkan
2)
Masing-masing zat digerus dan dicampurkan sampai homogen dalam mortir
3)
Campuran sediaan ditimbang dan dimasukkan ke dalam vial dengan bantuan
corong dan zalfkaart
4)
Vial ditutup dengan tutup karet lalu di-seal dengan alumunium cap, kemudian
disterilkan dalam autoklaf (121 OC selama 15 menit) atau metode lain yang sesuai
5)
Setelah sterilisasi akhir, dilakukan evaluasi sediaan
6)
Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur
informasi obat
D. Injeksi Suspensi Kering tanpa granulasi (Metode Aseptik)
Semua pengerjaan pembuatan sediaan dilakukan di bawah LAF, ruangan kelas 2 (jika zat
sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung cahaya, di
bawah lampu natrium)
1)
Zat aktif dan eksipien digerus kemudian ditimbang sejumlah yang dibutukan lalu
disterilisasi dengan metode yang sesuai
2)
Campurkan zat aktif dan eksipien dalam mortar steril lalu gerus sampai homogen
3)
Campuran diayak melalui ayakan B40
4)
Campuran ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam vial dengan bantuan corong
dan zalfkaart
METODE
3)
4)
G.
1)
2)
3)
H.
1)
2)
3)
4)
5)
Skala Produksi
METODE
INFUS
Skala Lab
1. Zat aktif ditimbang dalam kaca arloji (penimbangan dilebihkan 5 %)
2. Masukkan ke dalam gelas piala steril yang sudah dikalibrasi sejumlah volume infus
yang akan dibuat
3. Tuangkan aqua pro injeksi untuk melarutkan zat aktif dan untuk membilas kaca
arloji, tuangkan sampai tanda batas
4. Gerus karbon aktif, timbang sebanyak 0,1 % b/v, masukkan ke dalam larutan (3),
gelas piala ditutupi kaca arloji dan disisipi batang pengaduk
METODE
5. Panaskan larutan pada suhu 60-70 OC selama 15 menit (waktu dihitung setelah
dicapai suhu 60-70 OC) sambil sesekali diaduk.
6. Siapkan Erlenmeyer, corong, dan kertas saring rangkap 2 yang telah terlipat dan
telah dibasahi air bebas pirogen (air bebas pirogen telah dibuat sebelumnya). Airnya
ditampung di Erlenmeyer lain (disiapkan 2 Erlenmeyer).
7. Saring larutan hangat-hangat ke dalam Erlenmeyer
8. Ukur volume larutan dalam gelas ukur tepat sesuai volume infus per botol.
Kekurangan volume di ad dengan aqua bidestilata bebas pirogen (yang telah
disiapkan) yang terlebih dahulu digunakan untuk membilas gelas piala dan kemudian
disaring ke dalam Erlenmeyer.
9. Tuang larutan ke dalam kolom G3 dengan bantuan pompa penghisap (pori-pori
kertas Whattman 0,22 m) kemudian dimasukkan ke dalam botol infus yang sudah
ditara
10. Botol ditutup dengan flakon steril, kemudian diikat dengan simpul champagne
11. Sterilisasi akhir dalam autoklaf pada suhu 121 OC selama 15 menit
12. Sediaan diberi etiket dan dikemas dalam dus dan disertakan brosur informasi obat
Catatan :
Aqua pro injeksi maksudnya air yang sudah disterilkan dalam autoklaf
Pembuatan aqua bidestilata yang telah dididihkan 30 menit sejak air mendidih,
kemudian didinginkan dan digunakan sebagai pembawa larutan infus yang
mengandung air. Jika diperlukan bebas oksigen maka air tersebut didinginkan sambil
dialiri gas nitrogen.
OTM
1. Semua zat ditimbang pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera dilarutkan
dengan aqua bidestilata secukupnya. Jika terdapat beberapa zat maka segera
dilarutkan sebelum menimbang zat berikutnya.
2. Semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala yang dilengkapi dengan batang
pengaduk, dan dilarutkan dalam aqua bidestilata. Kaca arloji dibilas dengan aqua
bidestilata minimal sebanyak dua kali.
3. Setelah zat larut, larutan tersebut dituang ke dalam gelas ukur hingga volume
tertentu di bawah volume yang seharusnya dibuat (contoh : jika dibuat 100 mL
larutan, larutan dalam gelas ukur diatur tepat hingga 75 mL)
4. Corong dengan kertas saring lipat dibasahi terlebih dahulu dengan aqua bidestilata, air
pembasah kertas saring ditampung pada erlenmeyer lain (disiapkan 2 erlenmeyer)
5. Larutan dalam gelas ukur disaring ke dalam erlenmeyer melalui corong yang telah
dibasahi tersebut.
6. Aqua bidestilata digunakan sedikit-sedikit untuk membilas gelas piala lalu dituang ke
dalam gelas ukur (hingga tepat 25 mL liat no. 3) dan disaring ke dalam erlenmeyer
berisi filtrat larutan sebelumnya.
7. Jika sterilisasi dengan cara filtrasi :
- Filtrat dari no 6 langsung difiltrasi dengan penyaring bakteri.
- Setelah disterilkan, larutan diisikan ke dalam botol tetes yang telah dikalibrasi.
METODE
- Tutup botol yang telah dilengkapi dengan pipet tetes steril dan balon karet
- Dilakukan evaluasi mutu sediaan akhir
- Botol dikemas dan diberi etiket
8. Jika sterilisasi akhir :
- Filtrat dari no 6 disaring kembali melalui saringan G3 ke dalam kolom reservoir.
- Larutan hasil penyaringan dengan G3 kemudian diisikan ke dalam botol/vial yang
sesuai volumenya. Botol/vial ditutup dengan tutup karet, diikat dengan simpul
champagne kemudian disterilkan (otoklaf).
- Setelah disterilkan, larutan dituangkan ke dalam buret steril dan diisikan ke dalam
botol tetes steril yang telah dikalibrasi. Pengisian dilakukan secara aseptik.
- Tutup botol yang telah dilengkapi dengan pipet tetes steril dan balon karet
kemudian dipasang.
- Dilakukan evaluasi mutu sediaan akhir
- Botol dikemas dan diberi etiket.
9.
Proses pembuatan dilakukan secara aseptis
Suspensi obat mata dibuat secara aseptis, diisikan langsung dari gelas ukur ke dalam
botol steril yang telah dikalibrasi. Tutup dengan pipet tetesnya kemudian dipasang.
Penandaan pada etiket harus juga tertera Tidak boleh digunakan lebih dari 1
bulan setelah tutup dibuka
OTH
Skala lab
Non steril
(Mengacu pada pembuatan suspensi dan larutan)
a.Pembuatan Suspensi
Ad air secukupnya
METODE
Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci, dikeringkan dan ditara
sesuai keperluan.
sediaan dikemas di dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur
informasi obat
b. Larutan
1. Timbang semua bahan pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera
dilarutkan dengan menggunakan aquabides secukupnya.
2. Jika terdapat beberapa bahan maka segera larutkan satu bahan sebelum
menimbang bahan berikutnya.
3. Masukkan semua bahan ke dalam gelas piala yang dilengkapi batang pengaduk,
dan tambahkan aquabides hingga larut, bilas kaca arloji dengan aquabides
minimal dua kali.
4. Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur hingga
volume yang diinginkan
5. lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.
6. sediaan dikemas di dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur
informasi obat
Steril
Prosedur pembuatan tergantung metoda sterilisasi akhir
a.Larutan (semua prosedur dilakukan secara aseptik) :
1. Timbang semua bahan pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera dilarutkan
dengan menggunakan aquabides secukupnya.
2. Jika terdapat beberapa bahan maka segera larutkan satu bahan sebelum menimbang
bahan berikutnya.
3. Masukkan semua bahan ke dalam gelas piala yang dilengkapi batang pengaduk, dan
tambahkan aquabides hingga larut, bilas kaca arloji dengan aquabides minimal dua
kali.
4. Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur hingga
volume tertentu di bawah volume akhir yang diinginkan (misal akan dibuat larutan
100 mL, maka larutan dalam gelas ukur diatur tepat 75 mL).
5. Basahi terlebih dahulu kertas saring lipat rangkap 2 dengan menggunakan
aquabides. Air pembasah ditempatkan dalam satu Erlenmeyer.
6. Saring larutan dalam gelas ukur ke dalam Erlenmeyer bersih dan steril melalui
corong dan kertas saring yang telah dibasahi.
7. Bilas gelas piala dengan aquabides, tuang hasil bilasan ke dalam gelas ukur hingga
tepat 25 mL (contoh) dan saring ke dalam Erlenmeyer yang berisi filtrat larutan
sebelumnya.
8. Saring kembali larutan yang telah tersaring melalui saringan G3 ke dalam kolom
reservoir.
9. Pengemasan dilakukan sesuai dengan proses sterilisasi sediaan
a. Sterilisasi akhir terhadap bahan yang tahan suhu sterilisasi :
METODE
Jika sterilisasi adalah sterilisasi akhir maka larutan hasil penyaringan dengan
saringan G3 diisikan ke dalam botol/vial yang sesuai dengan volumenya.
Botol/vial ditutup dengan tutup karet, diikat dengan simpul champagne
kemudian disterilkan (autoklaf).
Setelah disterilkan, larutan dituang ke dalam buret steril dan diisikan ke dalam
botol tetes steril yang telah dikalibrasi. Pengisian dilakukan secara aseptik.
Pasang tutup botol yang telah disiapkan.
b. Sterilisasi dengan cara lain
Tidak bisa digunakan cara sterilisasi dengan filtrasi membrane karena sediaan kental
tidak bisa melewati membran,pilih metode lain.
10. Kemas botol/vial dalam dos dan beri etiket luar.
11. Lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.
b. Suspensi
Suspending agent dikembangkan dalam air panas lalu dicampur dengan wetting
agent, bahan pengawet dan bahan pembantu lainnya. Sterilkan bersama dalam
otoklaf.
Zat berkhasiat yang telah ditimbang digerus berturut-turut dalam mortar steril
dan dicampur dengan pembawa yang telah disterilkan tadi (dalam keadaan
dingin) sedikit demi sedikit sambil digerus.
Suspensi ini dituang ke dalam gelas ukur yang dilengkapi batang pengaduk dan
volume akhir dicapai dengan menambahkan air steril.
Sambil diaduk suspensi yang sudah homogen dituang ke dalam wadah tetes mata
steril yang telah dikalibrasi.
Lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan
Kemas botol/vial dalam dos dan beri etiket luar.
OTT
Skala Lab
IV.3.1 Non steril
(Mengacu pada pembuatan suspensi dan larutan)
a.Pembuatan Suspensi
METODE
Ad air secukupnya
Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci, dikeringkan dan ditara
sesuai keperluan.
sediaan dikemas di dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur
informasi obat
b. Larutan
7. Timbang semua bahan pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera
dilarutkan dengan menggunakan aquabides secukupnya.
8. Jika terdapat beberapa bahan maka segera larutkan satu bahan sebelum
menimbang bahan berikutnya.
9. Masukkan semua bahan ke dalam gelas piala yang dilengkapi batang pengaduk,
dan tambahkan aquabides hingga larut, bilas kaca arloji dengan aquabides
minimal dua kali.
10. Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur hingga
volume yang diinginkan
11. lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.
12. sediaan dikemas di dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur
informasi obat
IV.3.2 Steril
Penyiapan air untuk injeksi
Pembuatan aqua pro injeksi yang telah dididihkan 30 menit sejak air mendidih,
kemudian didinginkan dan digunakan sebagai pembawa larutan injeksi yang
mengandung air. Jika diperlukan bebas oksigen maka air tersebut didinginkan sambil
dialiri gas nitrogen.
Prosedur pembuatan tergantung metoda sterilisasi akhir
a.Larutan (semua prosedur dilakukan secara aseptik) :
12.
Timbang semua bahan pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera
dilarutkan dengan menggunakan aquabides secukupnya.
13.
Jika terdapat beberapa bahan maka segera larutkan satu bahan sebelum
menimbang bahan berikutnya.
14.
Masukkan semua bahan ke dalam gelas piala yang dilengkapi batang
pengaduk, dan tambahkan aquabides hingga larut, bilas kaca arloji dengan
aquabides minimal dua kali.
15.
Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur
hingga volume tertentu di bawah volume akhir yang diinginkan (misal akan dibuat
larutan 100 mL, maka larutan dalam gelas ukur diatur tepat 75 mL).
16.
Basahi terlebih dahulu kertas saring lipat rangkap 2 dengan menggunakan
aquabides. Air pembasah ditempatkan dalam satu Erlenmeyer.
17.
Saring larutan dalam gelas ukur ke dalam Erlenmeyer bersih dan steril
melalui corong dan kertas saring yang telah dibasahi.
METODE
18.
Bilas gelas piala dengan aquabides, tuang hasil bilasan ke dalam gelas ukur
hingga tepat 25 mL (contoh) dan saring ke dalam Erlenmeyer yang berisi filtrat
larutan sebelumnya.
19.
Saring kembali larutan yang telah tersaring melalui saringan G3 ke dalam
kolom reservoir.
20.
Pengemasan dilakukan sesuai dengan proses sterilisasi sediaan
a. Sterilisasi akhir terhadap bahan yang tahan suhu sterilisasi :
Jika sterilisasi adalah sterilisasi akhir maka larutan hasil penyaringan dengan
saringan G3 diisikan ke dalam botol/vial yang sesuai dengan volumenya.
Botol/vial ditutup dengan tutup karet, diikat dengan simpul champagne
kemudian disterilkan (autoklaf).
Setelah disterilkan, larutan dituang ke dalam buret steril dan diisikan ke dalam
botol tetes steril yang telah dikalibrasi. Pengisian dilakukan secara aseptik.
Pasang tutup botol yang telah disiapkan.
b. Sterilisasi dengan cara lain
Tidak bisa digunakan cara sterilisasi dengan filtrasi membran karena sediaan kental
tidak bisa melewati membran,pilih metode lain (misal : radiasi, sterilisasi gas)
21. Kemas botol/vial dalam dos dan beri etiket luar.
22. Lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.
b. Suspensi
Suspending agent dikembangkan dalam air panas lalu dicampur dengan wetting
agent, bahan pengawet dan bahan pembantu lainnya. Sterilkan bersama dalam
otoklaf.
Zat berkhasiat yang telah ditimbang digerus berturut-turut dalam mortar steril
dan dicampur dengan pembawa yang telah disterilkan tadi (dalam keadaan
dingin) sedikit demi sedikit sambil digerus.
Suspensi ini dituang ke dalam gelas ukur yang dilengkapi batang pengaduk dan
volume akhir dicapai dengan menambahkan air steril.
Sambil diaduk suspensi yang sudah homogen dituang ke dalam wadah tetes mata
steril yang telah dikalibrasi.
Lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan
Kemas botol/vial dalam dos dan beri etiket luar
SALEP
Metoda triturasi
1. (untuk zat aktif yang langsung ditambahkan ke dalam basis)
Ada 2 alternatif :
a. untuk zat aktif yang mau diayak
Zat aktif ditimbang berlebih 10% dari d gram, kemudian digerus dalam
mortir, lalu di ayak dengan ayakan mesh 200 menurut Lachman, Theory &
Practice Industrial Pharm.,544 atau mesh 100 menurut IMO, hal 59,
kemudian ditimbang sesuai kebutuhan (d gram).
b. untuk zat aktif yang tidak mau diayak
Timbang sejumlah zat aktif yang diperlukan saja ( d gram)
2.
3.
4.
5.
6.
METODE
Metoda fusi
1. zat aktif ditimbang sebesar d gram dan basis ditimbang sebesar e gram.
2. zat aktif dan basis dilelehkan bersama dalam cawan penguap dan diaduk sampai
membentuk fasa yang homogen
3. massa (2) dipindahkan ke mortir, gerus halus sampai membentuk massa salep
yang homogen.
4. salep yang sudah jadi ditimbang sebanyak a gram dan dimasukkan ke dalam tube
5. ujung tube ditutup dengan alat penekuk lalu diberi etiket dan dikemas didalam
kotak disertai brosur.
Salep Mata (micronize)
1. basis salep ditimbang 20-25 % berlebih dari jumlah yang diminta dalam cawan
penguap yang dialasi kain batis dan telah ditimbang (cawan penguap saj, cawan
penguap + kain batis)
2. cawan penguap ditutup dengan kaca arloji besar, lalu disterilkan dalam oven suhu
150o selama 60 menit
3. basis salep steril diperas panas-panas (ujung kain batis dijepit dengan 2 pinset steril,
satukan dalam satu jepitan, pinset lain digunakan untuk menekan bagian bawah
jepitan mendesak leburan basis melewati kain batis), kemudian ditimbang sejumlah
yang dibutuhkan
4. zat aktif dirtimbang sejumlah yang diperlukan, digerus halus dalam mortir steril
5. basis salep steril dingin dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam gerusan zat aktif
dan gerus hingga homogen
6. sediaan salep steril ditimbang sejumlah yang diperlukan lalu dimasukkan ke dalam
zalf filler sebelum diisikan ke dalam tube steril
7. lipat dasar tube minimal 2 kali dengan penekuk logam
KRIM
Ada dua metoda yang dapat digunakan (pilih salah satu)
Metoda Pelelehan (Fusi)
1. Semua bahan (bahan berkhasiat, bahan basis krim, dan bahan tambahan lain)
ditimbang berlebih 10 %
METODE
GEL
1.
METODE
digunakan
METODE
pewarna
dapat
METODE