Anda di halaman 1dari 9

Retinopati Serosa Sentral

Avena Athalia Alim


102011031
greenochaken@yahoo.com
FAKULTAS KEDOKTERAN KRISTEN KRIDA WACANA
Kampus II Ukrida Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

Pendahuluan
Central Serous Retinopathy (CSR) atau lebih dikenal dengan nama
retinopati serosa sentral adalah suatu kelinan pada retina, tepatnya pada makula
lutea. Penyakit ini ditandai oleh pelepasan serosa sensorik sebagai akibat dari
kebocoran setempat dari koriokapilaris melalui defek di epitel pigmen retina.
Penyakit ini biasanya mengenai laki-laki berusia muda sampai pertengahan dan
mungkin berkaitan dengan kejadian-kejadian stress kehidupan.1
Anamnesis
Pada anamnesis, selain data-data pribadi seperti jenis kelamin, umur,
pekerjaan, dan keluhan utama, perlu ditanyakan riwayat penyakit dulu dan
sekarang. Riwayat penyakit dulu meliputi pertanyaan yang menanyakan apakah
pasien dulu pernah mengalami penyakit-penyakit tertentu yang memungkinkan
adanya hubungan dengan penyakit yang dialami sekarang. Sedangkan riwayat
penyakit sekarang biasanya merupakan cerita yang kronologis, terinci, dan jelas
mengenai keadaan kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien
datang berobat. Kemudian ditanyakan riwayat pengobatan, apakah sudah pernah
berobat atau atau apakah sedang menggunakan obat-obatan tertentu.2,3
Berdasarkan hasil anamnesis, pada kasus ditemukan :
1. Pasien laki-laki berusia 40 tahun.
2. Mata kanan mendadak kabur, mata kiri masih dapat melihat jelas.

3. Mata kanan terlihat seperti ada yang menutupi, bila mata digerakkan
masih terlihat ada yang menutupi
4. Sebelumnya pasien punya masalah yang cukup berat di dalam
pekerjaannya, pasien punya kepribadian pendiam.
5. Pasien mengeluh juga melihat tulisan menjadi kecil dan berkelok-kelok.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah pemeriksaan ketajaman
penglihatan dan Amsler tes.
Ketajaman penglihatan sentral dapat diukur dengan menggunakan "kartu
Snellen" yang biasa terdiri atas deretan huruf yang tersusun mengecil untuk
menguji penglihatan jarak jauh. Jika dengan kartu Snellen ketajaman penglihatan
tidak mencapai angka normal (20/20 atau 6/6), maka dapat dilakukan pinhole.
Melihat kartu Snellen dengan pinhole melalui sebuang lempengan dengan banyak
lubang kecil mencegah sebagian besar berkas yang tidak terfokus memasuki mata
sehingga menghasilkan bayangan yang lebih tajam. Namun ada kala pasien tidak
dapat membaca huruf terbesar pada kartu Snellen sehingga dilakukan
pemeriksaan hitung jari/counting finger (CF) untuk memeriksa ketajaman
penglihatan. Jika menghitung jari saja pasien tidak dapat, mata itu mungkin masih
dapat mendeteksi tangan yang digerakkan secara horizontal atau vertikal. Tes
tersebut dinamakan hand motion (HM). Tingkat penglihatan yang lebih rendah
lagi adalah kesanggupan "menangkap" cahaya : light perception (LP). Mata yang
tidak dapat menangkap cahaya dianggap buta total (no light perception atau
NLP).1,4
Amsler grid adalah grafik yang dipegang tangan yang menampilkan garis
horizontal dan vertikal dangan latar belakang berwarna hitam sementara garisnya
berwarna putih dan terdapat sebuah titik putih di tengah-tengah kotak tersebut.
Fungsi Amsler grid adalah untuk memeriksa dan memonitor gejala dari degenerasi
makula. Jika terjadi retinopati serosa sentral, dengan uji Amsler terdapat
penyimpangan garis lurus disertai dengan skotoma.1,4 (Lihat Gambar 1)
Cara melakukan tes Amsler grid :
2

1. Jika anda menggunakan kacamata, gunakan kacamata tersebut.


2. Lihat grafik Amsler grid dengan jarak sepanjang lengan anda dan tutup
salah satu mata. Dengan mata yang tidak tertutup, tatap titik putih yang
berada di tengah-tengah.
3. Kemudian gerakkan grafik Amsler grid perlahan-lahan mendekati mata
anda sampai salah satu dari dua bulatan berbentuk oval berwarna merah
hilang terlebih dahulu.
4. Selama melakukan tes, anda harus menutup salah satu warna, perhatikan
ke tengah-tengah grafik, dan hanya melihat satu bulatan oval berwarna
merah.
5. Jika mata anda berfungsi dengan baik, anda bisa melihat titik putih di
tengah-tengah grafik dan keempat sudut serta sisi-sisi dari grafik. Garisgaris yang terlihat pada grafik Amsler grid harus terlihat lurus dan tidak
terputus dari atas ke bawah dan dari samping ke samping.

Gambar 1. Tes Amsler grid


Sumber : http://www.eyesight.org/Macular_Degeneration/Eye_Test/eye_test.html

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah oftalmoskopi,
angiografi fluorescein, dan Optical Coherence Tomography (OCT).
Dengan oftalmoskopi jika tampak ada penonjolan retina di daerah makula
retina yang berbentuk bulat lonjong dengan batas yang jelas, maka gambaran
3

tersebut adalah retinopati serosa sentral. Pada kasus yang jarang terjadi dimana
retinopati serosa sentral dapat menyebabkan gumpalan yang memisahkan lapisan
retina, mengakibatkan peningkatan cairan subretina. Akan tampak cairan eksudat
berwarna putih kekuning-kuningan.1,4 (Lihat Gambar 2)
Sedangkan pada pemeriksaan angiografi fluorosen dapat melihat lepasnya
retina dari epitel pigmen retina akibat masuknya cairan subretinal. Angiografi
fluorosens membantu dalam membuat diagnosis pasti retinopati serosa sentral dan
dalam menyingkirkan munculnya membran neovaskuler subretina. Pada retinopati
serosa sentral terdapat kerusakan sawar retina-darah bagian luar yang
memungkinkan lewatnya molekul fluorosens bebas ke dalam ruang subretina.4
(Lihat Gambar 3)
Optical Coherence Tomography (OCT) merupakan pemeriksaan yang
sangat akurat untuk mendiagnosis CSR, terutama bila pemisahan lapisan retina
yang dangkal. Bahkan pada beberapa kasus dapat memperlihatkan titik
kebocoran.5

Gambar 2. Oftalmoskopi

Sumber : Internet, web Google Images dengan kata kunci oftalmoskopi

Gambar 3. Angiografi fluorosens pada retinopati serosa sentral


Sumber : Digital Journal of Ophthalmology

Diagnosis Kerja
Dari hasil anamsesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta
menyesuaikan dengan gejala-gejala yang ada, maka pasien diduga menderita
retinopati serosa sentral oculus dexter.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk kasus retinopati serosa sentral adalah ablasia
retina regmatogenosa, edema makula, dan makulopati.
Ablasia retina regmatogenosa ialah dimana ablasi terjadi akibat adanya
robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel
dengan retina. Terjadi pendorongan retina oleh badan kaca cair (fluid vitreous)
yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga
mengapungkan retina dan terlepas dari lapis epitel pigmen koroid. Ablasi ini
terjadi pada mata yang mempunyai faktor predisposisi untuk terjadi ablasi retina
seperti trauma (faktor pencetus), mata dengan miopia tinggi, pasca retinitis, dan
retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian perifer. Ablasi retina akan
memberikan gejala terdapatnya gangguan penglihatan yang kadang-kadang
terlihat sebagai tabir yang menutup. Terdapat riwayat adanya pijaran api (fotopsia)
pada lapangan penglihatan.4
5

Edema makula adalah edema retina yang mengenai makula dapat


disebabkan oleh penyakit peradangan intaokular, membran epiretina, bedah
intraokular, uveitis, retinitis pigmentosa degenerasi retina didapat atau herediter,
terapi obat, atau mungkin idiopatik. Gejalanya adalah terjadi penglihatan
terdistorsi dan penglihatan kabur lebih lanjut.6
Makulopati

terutama

makulopati

diabetik

bermanifestasi

sebagai

penebalan atau edema retina setempat atau difus, yang terutama disebabkan oleh
kerusakan sawar darah-retina pada tingkat endotel kapiler retina yang
menyebabkan terjadinya kebocoran cairan dan konstituen plasma ke retina di
sekitarnya. Gejalanya adalah hilangnya atau distorsi penglihatan.1

Etiologi
Retinopati serosa sentral atau yang sering disebut retinopati serosa sentral
idiopatik adalah suatu keadaan lepasnya retina dari lapis epitel pigmen retina di
daerah makula akibat masuknya cairan melalui membran Bruch dan pigmen epitel
yang inkompeten serta penyebabnya tidak diketahui. Namun ada kemungkinan
berkaitan dengan kejadian-kejadian stress kehidupan. Retinopati serosa sentral
dapat bersifat residif, jarang ditemukan, bersifat unilateral, dan self limited
disease. Didapatkan bahwa perempuan hamil dan usia di atas 60 tahun
berhubungan dengan terjadinya retinopati serosa sentral.4
Epidemiologi
Retinopati serosa sentral jarang muncul pada orang Afrika dan Amerika
tetapi mungkin dapat muncul pada orang Hispanik dan Asia. Retinopati serosa
sentral biasanya dijumpai pada penderita laki-laki berusia antara 20-50 tahun.6
Patofisiologi
Lepasnya retina dari lapis pigmen epitel di daerah makula karena
masuknya cairan melalui membran Bruch dan pigmen epitel yang inkompeten
menyebabkan distorsi lapisan fotoreseptor dan tertimbunnya cairan di bawah
6

makula. Akibatnya terdapat gangguan fungsi makula sehingga penglihatan


menurun mendadak disertai metamorfopsia (distorsi penglihatan berbentuk
gelombang), hipermetropia dengan skotoma (daerah buta atau agak-buta dalam
lapangan pandang) relatif dan positif. Penglihatan biasanya diantara 20/20-20/80.
Berkurangnya fungsi makula terlihat dengan penurunan kemampuan melihat
mata.4
Biasanya retinopati serosa sentral akan menyembuh setelah kira-kira 8
minggu dengan tidak terdapatnya lagi kebocoran. Pada keadaan ini cairan
subretina akan diserap kembali dan retina akan melekat kembali pada epitel
pigmen tanpa gejala sisa subyektif yang menyolok. Pada makula masih dapat
terlihat gambaran perubahan pada epitel pigmen.4
Manifestasi Klinis
Kelainan ini biasanya mengenai laki-laki dewasa muda atau usia
pertengahan. Biasanya pasien mengeluhkan distorsi dan penglihatan kabur secara
mendadak. Selain itu terjadi skotoma sentral, hipermetropia, metamorfopsia,
penurunan kemampuan melihat warna dan kontras.4
Penatalaksanaan Medikamentosa
Salah satu obat yang dapat diberikan adalah asetazolamid. Asetazolamid
ini terbukti efektif untuk mengurangi edema makula yang disebabkan oleh
tindakan operasi dan berbagai kelainan intraocular lainnya. Selain itu
asetazolamid dapat memperpendek waktu resolusi klinis, tetapi tidak berdampak
terhadap tajam penglihatan akhir.1
Penatalaksanaan Non Medikamentosa
Terapi biasanya tidak diperlukan karena kondisi ini sembuh sendiri. Atau
pengobatan dapat dilakukan dengan melihat letak kebocoran meskipun kadangkadang tidak perlu dilakukan segera fotokoagulasi. Kadang pada kasus yang sulit
sembuh, atau pada kasus dengan penglihatan sangat terganggu, fotokoagulasi

laser argon dapat digunakan untuk menutup titik kebocoran yang diidentifikasi
dengan angiogram fluoresein.4,6
Pengobatan dengan koagulasi sinar laser bertujuan untuk menutup lubang
kebocoran di lapisan epitel pigmen. Keuntungan melakukan koagulasi ini adalah
memperpendek perjalanan penyakit dan mengurangi kemungkinan kekambuhan
tetapi tidak berpengaruh terhadap tajam penglihatan akhir.5
Fotokoagulasi laser Argon yang diarahkan ke bagian yang bocor akan
secara bermakna

mempersingkat

durasi

pelepasan

retina

sensorik

dan

mempercepat pemulihan penglihatan sentral tetapi tidak ada bukti bahwa


fotokoagulasi yang segera dilakukan akan menurunkan kemungkinan gangguan
penglihatan permanen.1,5
Pencegahan
Karena ada dugaan retinopati serosa sentral berhubungan dengan stress
dalam kehidupan, maka pasien di edukasi untuk menghindari situasi menekan jika
memungkinkan. Pasien dianjurkan berpartisipasi dalam kegiatan mengurangi
stress misalnya olahraga, yoga, meditasi, dan lain-lainnya. 1
Komplikasi
Sebagian kecil pasien mengalami neovaskularisasi koroid pada tempat
kebocoran dan bekas laser. Dekompensasi epitel pigmen retina akibat serangan
berulang akan berakibat atrofi epitel pigmen retina dan berikutnya atrofi retina.1
Prognosis
Umumnya kelinan ini menghilang dengan sendirinya setelah 6-8 minggu,
biasanya akan hilang total setelah 4-6 bulan. Namun walaupun ketajaman
penglihatan normal, banyak pasien mengalami defek penglihatan permanen,
misalnya penurunan ketajaman kepekaan terhadap warna, dan skotoma relatif.4
Penutup

Retinopati serosa sentral merupakan kelainan pada makula berupa


penimbunan cairan yang menyebabkan distorsi lapisan fotoreseptor dan
tertimbunnya cairan di bawah makula. Retinopati serosa sentral terutama terdapat
pada laki-laki dewasa muda.
Laki-laki lebih banyak terkena dibanding perempuan terutama jika sedang
menderita stress berat, dimana tajam penglihatan akan menurun secara mendadak
dengan terdapatnya skotoma relatif dengan metamorfopsia.
Kelainan ini dapat sembuh sendiri dalam jangka waktu beberapa minggu
sampai beberapa bulan. Dapat pula dilakukan fotokoagulasi laser Argon jika
penurunan penglihatan dirasa sangat menganggu.
Jadi laki-laki berusia 40 tahun dalam kasus menderita retinopati serosa
sentral oculus dexter.

Daftar Pustaka
1.

Riordan-Eva P, Whitcher JP. Oftalmologi umum Vaughan&Asbury. Edisi


17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.33-201.

2.

Brashers VL. Aplikasi klinis patofisiologi pemeriksaan dan manajemen.


Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.315.

3.

Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Edisi 1. Surabaya:


Erlangga; 2007.h.7-23.

4.

Ilyas HS. Ilmu penyakit mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.h.44-198.

5.

Schiefe U, Wilhelm H, Hart W. Clinical neuro-ophthalmology. 1st ed.


Germany: Springer; 2007.h.84-117.

6.

James B, Chew C, Bron A. Lecture notes oftalmologi. Edisi 9. Jakarta:


Penerbit Erlangga; 2006.h.114-6.

Anda mungkin juga menyukai