penimbangan.
Setelah anak berdiri dengan benar, secara otomatis alat timbang akan
menunjukkan hasil penimbangan digital. Mintalah anak tersebut untuk
turun dulu dari timbangan dan pewawancara harus segera mencatat hasil
penimbangan tersebut.2
2. Tinggi badan
Pada pertumbuhan normal, anak laki-laki normalnya akan memiliki tinggi 2,5
hingga 6,5 cm dari ketinggian rata-rata orang tuanya, sedangkan anak perempuan,
mengurangi 2,5 pada atau 6,5 cm dari ketinggian rata-rata orang tua. Pengukuran
tinggi badan anak yang sudah bisa berdiri dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
- Mintalah ibu si anak untuk melepaskan sepatu si anak dan melepaskan
hiasan atau dandanan rambut yang mungkin dapat mempengaruhi hasil
-
pengukuran TB anak.
Mintalah si ibu untuk membawa anak tersebut ke papan ukur dan berlutut
di hadapan si anak. Mintalah si ibu agar berlutut dengan kedua lutut di
sebelah kanan si anak.
Berlututlah anda dengan lutut sebelah kanan di sebelah kiri anak tersebut.
kaki si anak lurus dengan tumit dan betis menempel di papan ukur/dinding.
Mintalah si anak untuk memandang lurus ke arah depan atau kepada
ibunya yang berdiri di depan si anak. Pastikan garis padang si anak sejajar
dengan tanah. Dengan tangan kiri anda peganglah dagu si anak. Dengan
perlahan-lahan ketatkan tangan anda.. Jangan menutupi mulut atau telinga
si anak. Pastikan bahu si anak rata, dengan tangan di samping, dan kepala,
Jika
tingkat
pertumbuhan
lambat,
penyebab
patologis
lebih
jika dimungkinkan.
Anak yang masih terlalu kecil bisa dipegang oleh ibunya. Minta tolong
Periksalah tekanan pita pada lengan anak, jangan terlalu kencang atau
terlalu longar.
Jika sudah lihat hasil pengukuran dan catat pada kuesioner.2
Inspeksi
-
perkembangan otot
kepala bulat, wajah pendek lebar, tulang frontal menonjol, hidung kecil,
mata agak mencembung, mandibula dan dagu kurang berkembang, gigi
tumbuh lambat bertumpuk tidak rata, leher pendek, laring kecil, suara
bernada tinggi dan menetap hingga melewati masa pubertas. 3
Pemeriksaan Penunjang
Untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium:4
Elektrolit serum: nilai bikarbonat yang rendah dapat mengindikasikan renal tubular
acidosis yang dapat menyebabkan gagal tumbuh, serum elektrolit yang abnormal
dapat mengindikasikan gagal ginjal.
Complete blood count and sediment rate: pemeriksaan ini dapat membantu jika
mencurigai inflammatory bowel disease
b. Kadar IGF-1 dan IGFBP-3 yang rendah menandakan GHF, tetapi tidak dapat
dijadikan diagnosis karena nilai IGF rendah juga sensitif terhadap penyakit
sistemik kronik.
X-ray tangan: biasanya pada tangan kiri, dapat menentukan umur tulang
Working Diagnosis
Defisiensi growth hormon menyebabkan tubuh pendek pada anak. Tubuh pendek
menandakan adanya gangguan pertumbuhan.
Differential Diagnosis
Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu
tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-end organ, dengan akibat terjadinya
kekurangan hormon tiroid atau diakibatkan oleh defek pada reseptornya. Hipotiroid
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu hipotiroid kongenital dan hipotiroid didapat. 3
Etiologi hipotiroid:
Disgenesis Tiroid
Defek perkembangan (disgenesis tiroid) merupakan 90% dari bayi yang
terdeteksi hipotiroidisme. Beberapa bentuk disgenesis tiroid (aplasia, hypoplasia, atau
jaringan ektopik) adalah penyebab paling umum hipotiroidisme kongenital, terhitung
85% kasus; 10% disebabkan oleh kesalahan bawaan sintesis tiroksin, dan 5%
merupakan hasil dari transplacental maternal Thyrotropin-reseptor blocking antibody
(TRBAb). Pada sekitar sepertiga dari kasus-kasus disgenesis, bahkan sensitif scan
radionuklida tidak dapat menemukan sisa-sisa jaringan tiroid (aplasia). Sedangkan
dua pertiga dari bayi, dasar-dasar jaringan tiroid ditemukan di lokasi ektopik, di mana
saja dari dasar lidah (lingual tiroid) hingga ke posisi normal di leher (hypoplasia).3
Sintesis tiroksin yang kurang sempurna
Berbagai defek dalam biosintesis hormon tiroid dapat menyebabkan terjadinya
hipotiroidisme kongenital; bila defeknya tidak sempurna, kompensasi terjadi, dan
terjadinya hipotiroidisme mungkin tertunda selama beberapa tahun. Gondok hampir
selalu ada, dan defek terdeteksi pada 1 dalam 30.000-50.000 kelahiran hidup pada
program skrining bayi baru lahir. Defek ini diturunkan secara autosomal resesif. 3
ahli
endokrinologi pada tahun 1976 menemukan adanya 237 wanita yang telah
mendapatkan dosis terapeutik
131
kehamilan. Tiroid janin mampu menangkap yodium pada 70-75 hari. Kapanpun
radioyodium diberikan pada wanita usia subur, uji kehamilan harus dilakukan
sebelum dosis terapeutik 131I diberikan, tanpa melihat riwayat menstruasi atau
dugaan riwayat kontrasepsi. Pemberian yodium radioaktif pada wanita yang sedang
menyusui juga terkontraindikasi karena dengan mudah diekskresikan dalam susu. 3
Defisiensi Tirotropin
Defisiensi TSH dan hipotiroidisme dapat terjadi pada keadaan apapun yang
terkait dalam defek perkembangan kelenjar pituitaria atau hipotalamus. Lebih sering
pada keadaan ini, defisiensi TSH akibat defisiensi hormon pelepas tirotropin [TRH].
Hipotiroidisme kekurangan TSH ditemukan pada 1 dari 30.000-50.000 bayi, tetapi
hanya 30-40% dari bayi ini terdeteksi oleh skrining neonatus. Mutasi Pit-1 adalah
penyebab resesif hipotiroidisme akibat defisiensi TSH. Anak yang terkena juga
memiliki defisiensi hormon pertumbuhan dan prolaktin. 3
Ketidaktanggapan Hormon Tirotropin
Hipotiroisdisme kongenital ringan telah dideteksi pada bayi baru lahir yang
selanjutnya terbukti menderita psudohipoparatiroidsme tipe Ia. Penyebab molekular
resistensi terhadap TSH pada penderita ini adalah gangguan menyeluruh aktivasi
cAMP yang disebabkan oleh defisiensi genetik subunit guanin nukleotid pengatur
protein, Gs Deteksi denga adanya kadar T4 serum rendah, TSH serum meningkat,
dan tidak ada respon terhadap pemberian TSH eksogen. 3
Ketidaktanggapan Hormon Tiroid
Semakin bertambah jumlah penderita yang ditemukan yang menderita
resistensi terhadap kerja endogen dan eksogen T4 dan T3. Kebanyakan penderita
gondok, dan kadar T4, T3, T4 bebas, dan T3 bebas meningkat. Penemuan ini sering
menyebabkan diagnosis penyakit graves yang salah, meskipun kebanyakan penderita
yang terkena secara klinis eutiroid. Ketidaktanggapan ini dapat bervariasi di antara
jaringan. Mungkin ada tanda-tanda klinis hipotiroidisme yang tidak kentara, termasuk
retardasi mental, peretumbuhan, dan maturasi skeleton terlambat ringan. Satu
manifestasi neurologis adalah peningkatan hubungan gangguan hiperaktivitas defisit
perhatian [ADHD]; namun, kebalikannya tidak benar, karena individu dengan ADHD
tidak mengalami peningkatan risiko resisten terhadap hormon tiroid. Diduga bahwa
penderita ini menderita resistenisi tak sempurna terhadap hormon tiroid. Respon TSH
terhadap TRH terjadi pada penderita ini, tidak seperti graves. 3
Penyebab Lain Hipotiroidisme (Obat)
Hipotiroidisme kongenital dapat akibat dari pajanan janin terhadap yodium
atau obat anti tiroid yang berlebihan. Keadaan ini bersifat sementara dan tidak boleh
terkelirukan dengan bentuk-bentuk hipotiroidisme lain yang diuraikan. Pada neonatus,
penggunaan antiseptik mengandung yodium topikal pada kamar perawatan anak dan
oleh ahli bedah juga dapat menyebabkan hipotiroidisme kongenital sementara,
terutama pada bayi dengan berat lahir rendah, dan dapat menimbulkan hasil abnormal
pada uji skrining neonatus. Pada beberapa kasus, penyebab hipotiroidisme adalah
amiodaron, suatu obat antiaritmia dengan kandungan yodium yang tinggi.3
Gejala hipertiroid. Gangguan pertumbuhan, tungkai pendek.Gangguan perkembangan
motorik, mental, gigi, tulang (tangan lebar dan jari pendek) dan pubertas (maturasi seksual
dapat terlambat atau tidak terjadi sama sekali). Bayi hipotiroid tampak lesu dan lamban dalam
belajar duduk dan berdiri. Suaranya serak, dan bayi ini tidak mau belajar berbicara. Leher
pendek dan tebal, dan dapat ada endapan lemak di atas klavikula dan diantra leher dan bahu.
Kulit kering dan bersisik, dan sedikit keringat. Miksedema nampak, terutama pada kulit
kelopak mata, punggung tangan, dan genitalia eksterna. Karotenemia dapat menyebabkan
perubahan warna kulit kuning, tetapi skleranya tetap putih. Kulit kepala tebal dan rambut
kasar, mudah patah dan sedikit. Garis rambut menurun jauh ke bagian bawah dahi, yang
biasanya tampak mengerut, terutama ketika bayi menangis.3
Etiologi
Gangguan hipotalamus dapat menyebabkan defisiensi GH dengan menggangu sekresi
GRF (GHRH), sedangkan lesi hipofisis atau tangkai hipofisis dapat menyebabkan defisiensi
GH secara langsung. Lokasi pasti dari lesi penyebab sering sulit ditentukan. Kegagalan
pertumbuhan secara tipikal didiagnosis pada anak dengan kelainan tersebut pada ahir tahun
pertama kehidupannya. Akan tetapi, studi pencitraan magnetik (MRI) telah menunjukkan
suatu kelainan tangkai hipofisis pada sekurang kurangnya 30% pasien ini, dan sekarang
banyak diyakini bahwa beberapa anak yang disebut mengalami hipopituarism idiopatik
sebenarnya memiliki kelainan perkembangan hipofisis dan hipotalamus.5
Epidemiologi
Insiden GHD diperkirakan bekisar diantara 1 : 4.000 dan 1 : 3.500 sehingga kasus GHD ini
bukan lagi merupakan suatu kasus yang langka. Sebelum tahun 1986, metode klinis satusatunya terapi untuk defisiensi GH adalah memberikan GH manusia (hGH) sebagai pengganti
yang berasal dari donor kadaver. Tahun 1985 dan sesudahnya, penyakit Creutzfeldt-Jakob,
sebuah penyakit degeneratif jarang pada pasien yang sangat muda, telah didiagnosis pada
pasien yang telah mendapat hGH natural 10-15 tahun sebelumnya.3,5
Patofisiologi
Sekresi GH (growth hormone) dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti stress, olahraga,
nutrisi, tidur, dan GH itu sendiri. Kontrol utama pada pelepasan GH adalah GHRH dan
somatostatin. GHRH memiliki peranan dalam stimulasi sintesis serta sekresi GH. Sedangkan
somatostatin menghambat pelepasan GH sebagai respon dari GHRH dan faktor stimulus lain,
seperti rendahnya konsentrasi glukosa darah. GH akan terikat pada suatu growth hormonebinding protein (GHBP) dan bersirkulasi ke seluruh jaringan tubuh. Ketika GH beredar di
dalam sirkulasi sistemik, terjadi pelepasan IGF-1 (insulin-like growth factor 1) yang akan
berikatan dengan IGF-binding proteins (IGFBPs). IGF-1 bekerja sebagai penghambat dari
pelepasan GH. GHD dapat terjadi karena adanya gangguan pada axis GH di otak,
hipotalamus, atau hipofisis. Terdapat dua jenis GHD, yaitu MPHD (Multiple Pituitary
Hormone Deficiency) dan IGHD (Isolated Growth Hormone Deficiency), baik secara
kongenital ataupun didapat (acquired). MPHD kongenital disebabkan oleh adanya mutasi dari
berbagai faktor trankripsi pada hipofisis sehingga terjadi berbagai bentuk defisiensi hormon
hipofisis.6
Manifestasi klinik
Pasien anak dengan GHD memiliki pertumbuhan yang lambat, biasanya kurang dari 2
inci per tahun, pertumbuhan lambat ini mungkin tidak terlihat sampai umur 2 atau 3 tahun.
Anak dengan GHD lebih pendek dari anak-anak seusia nya. Anak dengan GHD memiliki
proporsi tubuh yang normal, begitu juga dengan kepintaran nya, tetapi kebanyakan muka
mereka terlihat lebih muda dibanding anak seumuran nya. Pubertas datang terlambat.
Hipoglikemia dan mikropenis.4
Komplikasi
GHD dapat menyebabkan perawakan pendek dan pubertas terhambat.3
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Hormon pertumbuhan diberikan secara subkutan dengan dosis 0,05 U/kg/hari untuk
defisiensis hormon pertumbuhan dan 0,008 mg/kg/hari untuk sindrom Turner dan insufiseinsi renal
kronik. Hormon pertumbuhan diberikan 6 kali per minggu.7
Non medikamentosa
Pemantauan (Monitoring) dan Therapy Suportif
Dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi hormone dan menglihat tumbuh kembang anak. Terapi
hormon dihentikan bila lempeng epifisis telah menutup atau respon terapi tidak adekuat. Ciri respon
terapi yang tidak adekuat adalah pertambhan kecepatan pertumbuhan yang lebih kecil dari 2 cm per
tahun. Dengan melihat tumbuh kembang apabila dijumpai kelainan perawakan pendek yang patologis
harap dirujuk ke divisi Endokrinologi Anak karena pasti pertumbuhan terganggu. Sedangkan untuk
therapy suportif dapat diberikan nutrisi yang optimal sejak dini, konsultasi ke psikiatri atau psikologi
bila ada gangguan dalam pola makan dan rujuklah ke spesialis untuk mendapat penanganan lebih
lanjut tentang tumbuh kembang anak.4
Prognosis
Pada umumnya baik. Semakin cepat ditangani semakin baik.
Kesimpulan
GHD merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh kelainan pada kelenjar pituitary,
banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan pada kelenjar pituitary, salah satunya adalah
mutasi genetik. Terapi untuk kelainan ini adalah dengan menggunakan terapi injeksi
pengganti GH dengan cara menyuntikan nya secari subkutan atau intramuskular, prognosis
pada kelainan ini cukup baik jika ditangani lebih awal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bickley LS, Szilagyi PG. Bates buku ajar pemeriksaan fisik & riwayat kesehatan. ed
8. Jakarta: EGC; 2009. p. 307-8.
2. Hidayat AAA. Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Penerbit Salemba Medika; 2008.p. 2632.
3. Behrman RE, Kliegman R. Nelson ilmu kesehatan anak. Edisi ke-15. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2010. p. 1913-19.
4. Kemp S. Pediatrics growth hormone deficiency medication. Retrieved: November
2nd,
2013.
Updated:
April
17th,
2012.
Available
at:
emedicine.medscape.com/article/923688.
5. Pusponegoro HD, Hadinegoro SRS, Firmanda D, dkk. Standar pelayanan medis
kesehatan anak. Edisi I. Jakarta: Badan penerbit IDAI; 2005. p. 27-9.
6. Rudolph AM, Hoffman JIE, Rudolph CD. Buku ajar pediatri rudolph. Vol 3. Edisi ke
20. Jakarta: EGC; 2006. h. 1851-67.
7. Ranke MB, Price DA, Reiter EO. Growth hormone therapy in pediatrics 20 years of
KIGS. Switzerland : Karger; 2007 .p.38-500.