Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PERSAMAAN GARIS LURUS


A. DEFINISI GARIS LURUS
Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri.
Karena merupakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus adalah
garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat. Sebelum memahami
garis lurus lebih jauh, maka akan dibahas Koordinat kartesius terlebih dahulu.
1.1 Koordinat Cartesius
Koordinat cartesius dalam hal ini adalah kerangka acuan dari setiap objek
geometri 2 dimensi. Perhatikan gambar 3.1, gambar tersebut menunjukkan bidang
koordinat cartesius yang memiliki sumbu mendatar (sumbu x) dan sumbu tegak (sumbu
y). Titik potong kedua sumbu tersebut dinamakan titik asal atau titik koordinat. Pada
gambar 3.1 titik pusat koordinat ditunjukkan oleh titik O (0,0) .

B. GRADIEN
2.1 Pengerian Gradien
Salah satu komponen yang penting dalam garis lurus adalah kemiringan garis atau
biasa disebut gradien. Gradien merupakan perbandingan antara jarak vertikal dengan
jarak horizontal dari dua buah titik yang dilalui garis lurus. Menghitung gradien akan
lebih mudah dilakukan jika garis diletakkan pada koordinat cartesius.
2.2 Perhitungan gradien
a) Menghitung gradien pada persamaan garis y = mx
Gradien suatu garis dapat ditentukan melalui perbandingan antara ordinat dan
absis sehingga dapat ditulis sebagai berikut :

Contoh soal :
Tentukanlah gradient dari persamaan berikut :
a. y = 2x
b. x = 2y
c. 2x + 3y = 0
Jawab :
a. Persamaan garis y = 2x sudah memenuhi bentuk y = mx. Jadi diperoleh m = 2
b. Persamaan garis x = 2y diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx sehingga

Persamaan garis y = x sudah memenuhi bentuk y = mx jadi diperoleh m = x


c. Persamaan 2x + 3y = 0 diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx sehingga

Persamaan garis y = - x sudah memenuhi bentuk y =mx jadi diperoleh m= - x


b) Menghitung garis pada persamaan garis y = mx + c
Sama halnya dengan perhitungan gradien pada persamaan garis y = mx.
Perhitungan pada garis y = mx + c dilakukan dengan cara menentukan nilai konstanta
didepan variabel x.
Contoh soal :
Tentukanlah gradien dari persamaan berikut :
a. 2y = x + 12
b. 2 + 4y = 3x + 5
Jawab :
a. Parsamaan garis 2y = x + 12 terlebih dahulu di ubah menjadi bentuk y = mx + c
sehingga

b. Persamaan 2 + 4y = 3x + 5 terlebih dahulu diubah menjadi bentuk y = mx + c


sehingga

c) Menghitung gradien pada persamaan garis ax + by + c = 0


Sama dseperti sebelumnya, gradient pada persamaan garis ax + by + c = 0 dapat
ditentukan dengan cara mengubah terlebih dahulu persamaan garis tersebut kedalam
bentuk
y = mx + c. Kemudian nilai gradient diperoleh dari nilai konstanta m didepan variabel x.
Contoh soal :
Tentukanlah gradient dari persamaan garis berikut :
a. x + 2y + 6 = 0
b. 4x + 5y = 9
Jawab :
a. Persamaan garis x + 2y + 6 = 0 diubah terlebih dahulu menjadi bentuk y = mx + c
sehingga

b. Persamaan garis 4x + 5y = 9 diubah terlebih dahulu menjadi y = mx + c sehingga

d) Menghitung gradient pada garis yang melalui dua titik

Grafik 1
Perhatikan grafik 1. Garis l melalui dua titik yaitu titik A (x1, y1) dan titk B (x2, y2).
gradien dinotasikan dengan m garis l dihitung dengan rumus

Contoh soal :
Tentukanlah gradient garis yang melalui titik koordinat A (2, 2) dan B (4, 4)
Jawab :
Untuk titik A (2, 2) maka

x 1=2 ,

y 1=2

Untuk titik B (4, 4) maka

x 2=4 ,

y 2=4

m=

y 2 y 1 42 2
=
= =
x 2x 1 42 2

Jadi, gradiennya adalah 1.


2.3 Sifat-sifat Gradien
a) Gradient garis yang sejajar dengan sumbu x

Pada gambar 3.7 garis k melalui titik A (-1, 2) dan B (3, 2). Garis tersebut sejajar dengan
sumbu x. Gradient garis k dapat dihitung dengan cara sebagai berikut

Untuk titik A (-1, 2) maka

x 1=1 ,

Untuk titik B (3, 2) maka

x 2=3 ,

m=

y 2 y 1
22
0
=
= =
x 2x 1 3(1) 4

y 1=2
y 2=2

Jadi, gradiennya adalah 0


Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradien garis yang sejajar dengan sumbu x
nilai gradiennya adalah nol.
b) Gradien garis yang sejajar dengan sumbu y

Pada gambar 3.8 garis l yang melalui titik C (1, 3) dan D (1, -1) letaknya sejajar dengan
sumbu y. gradien l dapat dihitung dengan cara sebagai berikut
Untuk titik C (1, 3) maka
Untuk titik D (1, -1) maka
m=

x 1=1 ,

y 1=3

x 2=1 ,

y 2 y 1 13 4
=
=
=
x 2x 1
11
0

y 2=1

Jadi, gradiennya adalah tak terhingga


Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradien garis yang sejajar dengan sumbu y
tidak memiliki gradient.
c) Gradient dua garis yang sejajar

Pada gambar 3.8 garis k dan l adalah garis yang sejajar.


-

Garis k melalui titik A (-2, 0) dan B (0, 2) gradient k dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut

Untuk titik A (-2, 0) maka

x 1=2 ,

Untuk titik B (0, 2) maka

x 2=0 ,

m=

y 2 y 1
20
2
=
= =
x 2x 1 0(2) 2

y 1=0
y 2=2

Jadi, gradiennya adalah 1


-

Garis l melalui titik C (0, -1) dan D (1, 0) gradient l dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut
5

Untuk titik C (0, -1) maka

x 1=0 ,

y 1=1

Untuk titik D (1, 0) maka

x 2=1 ,

y 2=0

m=

y 2 y 1 0(1) 1
=
= =1
x 2x 1
10
1

Jadi, gradiennya adalah 1


Perhitungan tersebut memperjelas tentang gradient garis yang sejajar memiliki gradient
yang sama.
d) Gradient dua garis yang tegak lurus

Pada gambar 3.10 garis k dan l adalah garis yang tegak lurus.
-

Garis k melalui titik C (3, 0) dan D (0, 3) gradient k dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut

Untuk titik C (3, 0) maka

x 1=3 ,

y 1=0

Untuk titik D (0, 3) maka

x 2=0 ,

y 2=3

mCD =

y 2 y 1 30 3
=
= =1
x 2x 1 03 3

Jadi, gradiennya adalah 1


-

Garis l melalui titik A (-1, 0) dan B (0, 1) gradient l dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut

Untuk titik A (-1, 0) maka

x 1=1 ,

Untuk titik B (0, 1) maka

x 2=0 ,

m AB =

y 1=0
y 2=1

y 2 y 1
10
1
=
= =1
x 2x 1 0(1) 1

Jadi, gradiennya adalah 1


Hasil kali dua gradient tersebut adalah m AB x

mCD = 1 x -1 = -1

Perhitungan tersebut memperjelas tentang hasil kali antara dua gradient dari garis yang
saling tegak lurus adalah -1

C. MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS LURUS


Persamaan garis lurus menyatakan titik-titik yang dilalui oleh suatu garis lurus.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bentuk y = mx merupakan bentuk parsamaan garis
lurus sederhana. Dikatakan bentuk sederhana karena garis yang dibentuk oleh persamaan
garis tersebut selalu melalui titik pusat koordinat.
Bentuk umum dari persamaan garis lurus adalah
Persamaan garis ini hampir sama dengan bentuk sederhananya namun diberi tambahan
konstanta (dengan lambang c). hal ini menunjukkan bahwa garis yang dibentuk oleh
persamaan garis tersebut tidak akan melalui titik O (0, 0).
3.1 Menentukan persamaan garis dari gradient dan titik koordinat

Pada gambar 3.11 menunjukkan sebuah garis k pada bidang koordinat cartesius. Garis tersebut
memulai titik A ( x 1, y 1 ) dan tidak melalui titik pusat koordinat sehingga persamaan garis pada
gambar 3.11 dapat ditulis

1=
y

mx 1+ c (1) Adapun bentuk umum persamaan garis yang

tidak melalui titik pusat koordinat diitulis y = mx + c(2)


Jadi ditentukan selisih dari persamaan (2) dan persamaan (1) maka diperoleh :

Selanjutnya diperoleh rumus umum untuk menentukan persamaan garis jika diketahui gradient
dan titik koordinat yaitu

Contoh soal :
Tentukan persamaan garis yang melalui titik P(3, 5) dan memiliki gradien 2.
Jawab :
Untuk titik P(3, 5) maka x1 = 3, y1 = 5.
Dengan menggunakan rumus umum, diperoleh persamaan garis:
y y1 = m (x x1)
7

y 5 = 2 (x 3)
y 5 = 2x + 6
y = 2x + 6 + 5
y = 2x + 11 atau 2x + y 11 = 0
3.2 Menentukan persamaan garis yang melalui dua titik
Cara untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik hampir sama dengan
rumus umum yang telah dipelajari sebelumnya. Perhatikan uraian berikut :

y-

1=
y

m (x-

x 1 ) adalah rumus umum persamaan garis dari gradient dan titik

koordinat

Jadi, rumus untuk menentukan persamaan garis yang melalui dua titik koordinat adalah

Contoh soal
Tentukan persamaan garis yang melalui titik-titik koordinat berikut.
a. A (3, 3) dan B (2, 1)
b. C (1, 4) dan D (1, 3)
c. E (6, 10) dan F (5, 2)
Jawab :
a. Untuk titik A (3, 3) maka x1 = 3 dan y1 = 3.
Untuk titik B (2, 1) maka x2 = 2 dan y2 =1.
Persamaan yang diperoleh:

1 (y 3) = 2 (x 3)
y + 3 = 2x + 6
2x y + 3 6 = 0
2x y 3 = 0
Jadi, persamaan garisnya adalah 2x y 3 = 0.
3.3 Menentukan koordinat titik potong dari dua garis lurus

Pada gambar 3.12 terdapat dua garis dalam dalam bidang koordinat yaitu garis k dan l.
dalam gambar 3.12 (a) kedua garis tersebut sejajar. Adapun pada gambar 3.12 (b) kedua
garis tersebut tidak sejajar sehingga keduanya berpotongan pada suatu titik yaitu titik A (
x 1, y 1 ) jadi titk potong dapat dicari dari dua garis yang tidak sejajar. Cara menentukan
koordinat titik potong dari dua persamaan garis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
cara menggambar (cara grafik) dan cara subsitusi.
a) Cara grafik
Dengan cara ini, dua persamaan garis digambar kedalam bidang koordinat
cartesius sehingga koordinat titik potong kedua garis tersebut dapat dilihat dari gambar.

Contoh soal

b) Cara subsitusi

Dengan cara subsitusi, salah satu variabel dari persamaan garis yang diketahui
dimasukkan (disubsitusikan) kedalam variabel yang sama dari persamaan garis yang lain.
Contoh soal
Dengan cara substitusi, tentukan koordinat titik potong antara garis 3x + y = 5 dan
garis 2x 3y = 7
Jawab :
Ikuti langkah-langkah berikut.
Ambil salah satu persamaan garis, misalnya 3x + y = 5.
Tentukan salah satu variabel dari garis tersebut, misalnya y.
3x + y = 5 maka y = 5 3x.
Substitusikan nilai y tersebut ke dalam persamaan garis yang lain.
2x 3y = 7
2x 3(5 3x) = 7
2x 15 + 9x = 7
2x + 9x = 7 + 15
11x = 22
x=2
Substitusikan nilai x ke dalam salah satu persamaan garis.
3x + y = 5
3 (2) + y = 5
6+y=5
y=56
y = 1
Diperoleh x = 2 dan y = 1. Jadi, koordinat titik potong kedua garis itu adalah (2, 1)

BAB II
SEGITIGA

A. DEFINISI SEGITIGA
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga garis dan memiliki 3 titik sudut.

Unsur-unsur segitiga
1. Tiga ruas garis, yaitu AB, BC dan AC
2. Tiga titik sudut, yaitu sudut A, B dan C
10

3. Tinggi segitiga, yaitu t


4. Jumlah ketiga sudut adalah 180
Jadi, sudut A+B+C = 180
Luas segitiga

= alas tinggi
= AB CD

Keliling segitiga

= jumlah sisi-sisi
= AB + BC + AC

B. JENIS SEGITIGA
Berdasarkan panjang sisi-sisinya, segitiga dibagi menjadi 3, yaitu :
JENIS SEGITIGA
Segitiga sama sisi

GAMBAR

CIRI-CIRI
Panjang sisi

AB=BC=CA
<A=<B=<C=60
Memiliki 3 sumbu
simetri

Segitiga sama kaki

Panjang sisi AC=AB


<B = <C
Memiliki 1 sumbu
simetri

Segitiga sembarang

Panjang sisi tidak sama


Besar sudut tidak sama
ABBCAC

Berdasarkan besar sudutnya, segitiga dibagi menjadi 3, yaitu :


GAMBAR

JENIS DAN DEFINISI


Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah
satu sudutnya siku-siku 90.

Segitiga lancip adalah segitiga yang masingmasing sudutnya kurang dari 90.

11

Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah


satu sudutnya lebih dari 90.

C. DALIL PYTHAGORAS
Pada segitiga siku-siku, berlaku dalil Pythagoras yaitu :
Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat dari kedua sisi penyikunya.
Perhatikan gambar segitiga siku-siku berikut!
Segitiga ABC siku-siku di A
AB = Sisi penyiku datar
AC = Sisi penyiku tegak
BC = Sisi miring (hipotenusa)
Berdasarkan dalil Pythagoras :
BC = AC + AB atau a = b + c
Dari dalil pythagoras dalam segitiga siku-siku, kita dapat menentukan sisi-sisi
segitiga dengan tripel Pythagoras.
Tripel Pythagoras adalah tiga pasang bilangan yang memenuhi dalil Pythagoras.
Contoh tripel Pythagoras :
a. 3, 4, 5 dan kelipatannya
b. 5, 12, 13 dan kelipatannya
c. 7, 24, 25 dan kelipatannya

Contoh soal :
1. Sebuah segitiga memiliki alas 24 cm dan tinggi 15 cm. Berapakah luas segitiga
tersebut?
Jawab :
Luas segitiga

= x alas x tinggi
= x 24 cm x 15 cm = 180 cm

2. Suatu segitiga segitiga sama kaki memiliki panjang sisi alas 25 cm dan sisi kaki 20 cm.
keliling segitiga tersebut adalah.
Jawab :
alas (a) = 25 cm, kaki (q) = 20 cm
K= a + 2q
= 25 + (2 x 20)
= 25 + 40
= 65
12

Jadi, keliling segitiga sama kaki itu adalah 65 cm.


3. Pada segitiga siku-siku (90) diketahui tingginya 8 cm dan alasnya 6 cm. Berapakah
panjang sisi miring segitiga tersebut?
Jawab :
a = 8 + 6
a = 64 + 36
a = 100
a = 100
a = 10 cm

BAB III
BANGUN DATAR
A. DEFINISI BANGUN DATAR
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau
lengkung.
B. JENIS BANGUN DATAR
JENIS BANGUN, CIRI-CIRI & DEFINISI
PERSEGI (BUJUR SANGKAR/ SQUARE)

RUMUS LUAS &


KELILING
Luas Persegi

Persegi adalah bangun datar yang memiliki Luas=sisi x sisi = s


empat buah sisi yang sama panjang.
Keliling Persegi
13

a.
b.
c.
d.
e.

Memiliki 4 sisi yang sama panjang (AB=BC=CD=AD)


Kel= 4 sisi= 4s
Memiliki 4 sudut (<A, <B, <C, <D)
Memiliki 4 sudut siku-siku (<A=<B=<C=<D=90)
Memiliki 2 pasang sisi sejajar (AB//DC, AD//BC)
Memiliki 2 garis diagonal yang saling berpotongan tegak lurus
dan sama panjang, yaitu AC dan BD
f. Memiliki 4 sumbu simetri, yaitu AC, BD, EG, dan FH
g. Memiliki simetri putar tingkat 4
h. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 8 cara
PERSEGI PANJANG (RECTANGLE)
Luas Persegi Panjang
Persegi panjang adalah bangun datar yang dibatasi oleh 4 sisi Luas= panjangxlebar
dimana sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.

=pxl

a. Memiliki 2 pasang garis sejajar dan sama panjang


AB= DC dan AB//DC
BC= AD dan BC//AD
Keliling Persegi
b. Memiliki 4 sudut siku-siku, yaitu (<A=<B=<C=<D=90)
c. Memiliki 2 garis diagonal yang sama panjang, yaitu AC dan Panjang
BD
Kel= 2 x (p + l)
d. Memiliki 2 sumbu simetri, yaitu EG dan HF
e. Memiliki simetri putar tingkat 2
f. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 4 cara

JAJARGENJANG (RHOMBUS)

Luas Jajargenjang

Jajargenjang adalah bangun datar yang dibatasi Luas= alas x tinggi


oleh 4 sisi dimana sisi-sisi yang berhadapan

=AB x t

sama panjang dan sejajar, tetapi sisi-sisinya


tidak saling tegak lurus.
a. Memilki 4 sisi, dimana sisi yang berhadapan sama panjang dan
sejajar
AB=DC dan AB//DC
AD=BC dan AD//BC
b. Memiliki 2 garis diagonal yang panjangnya tidak sama,
ACBD
c. Tidak memiliki sumbu simetri
d. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 2 cara
LAYANG-LAYANG

Keliling jajargenjang
Kel=AB+BC+CD+DA

Luas Layang-layang

Layang-layang adalah bangun datar segi empat yang dibentuk oleh Luas= x
dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit.

D1 x

D2
= x AC x BD

14

a. Memiliki 4 sisi dengan 2 pasang sisi sama


panjang, yaitu AB=BC dan AD=CD
b. Memiliki 2 garis diagonal yang
berpotongan tegak lurus dan tidak sama
panjang
Keliling Layangc. Memiliki 1 sumbu simetri
d. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 2 layang
cara

Kel=AB+BC+CD+DA

BELAH KETUPAT (DIAMOND)

Luas Belah Ketupat

Belah ketupat adalah bangun datar yang dibatasi Luas= x


oleh 4 sisi yang sama panjang, dengan sisi-sisi

D1 x

D2

yang berhadapan saling sejajar dan sisi-sisinya

= x AC x BD

tidak saling tegak lurus.


a. Memiliki 4 sisi yang sama panjang AB=BC=CD=DA
b. Memiliki 2 garis diagonal yang panjangnya tidak sama,
ACBD
c. Kedua diagonalnya berpotongan saling tegak lurus, ACBD
d. Memiliki 2 sumbu simetri, yaitu garis AC dan BD
e. Dapat dipasangkan dalam bingkai dengan 4 cara

Keliling Belah
Ketupat
Kel= 4 x sisi

TRAPESIUM (TRAPEZIUM)

Luas Trapesium

Trapesium adalah bangun datar segi empat yang sepasang sisi

L= x (jumlah sisi

berhadapan saling sejajar.

sejajar x tinggi)

Cirri-ciri trapesium :
a. Setiap trapesium memiliki sepasang sisi yang sejajar
b. Pada trapesium sama kaki, terdapat 2 garis diagonal yang sama
panjang dan 2 pasang sudut yang sama besar
c. Pada trapesium siku-siku, selalu terdapat 2 sudut siku-siku
Jenis-jenis trapesium
1. Trapesium sama kaki
2. Trapesium siku-siu
3. Trapesium sembarang

15

Atau
L= x (AD+BC) x t

LINGKARAN (CIRCLE)
Lingkaran

Luas Lingkaran
adalah

bangun

datar

yanng Luas= x r

memiliki simetri lipat dan simetri putar tak


terhingga.

(phi) =

22
7

atau

3.14
a. Panjang diameter sama dengan dua kali jari-jarinya
b. Panjang jari-jari setengah panjang diameternya mempunyai
simetri lipat dan simetri putar tak terhingga
Keliling Lingkaran
c. Mempunyai besar sudut 360
Kel= 2 x x r
d. Mempunyai sumbu simetri tak terhingga
e. Mempunyai satu titik pusat
Istilah-istilah dalam lingkaran
a. Diameter lingkaran (d) yaitu ruas garis yang menghubungkan
dua titik pada busur lingkaran melalui titik pusat lingkaran.
b. Jari-jari lingkaran (r) yaitu ruas garis yang menghubungkan titik
pada busur lingkaran dengan titik pusat lingkaran.
c. Busur yaitu bagian lingkaran yang dibagi oleh tali busur.
d. Juring yaitu daerah pada lingkaran yang dibatasi oleh 2 jari-jari
maupun busur lingkaran.
e. Tembereng yaitu luas daerah dalam lingkaran yang dibatasi
oleh busur dan tali busur.
f. Apotema yaitu garis yang menghubungkan titik pusat lingkaran
dengan tali busur lingkaran.
g. Tali busur yaitu garis lurus dalam lingkaran yang
menghubungkan dua titik pada lengkungan lingkaran.
h. Titik pusat yaitu titik yang terletak ditengah-tengah lingkaran.

Contoh soal :
1. Sebuah persegi panjang memilki panjang 24 cm dan lebar 15 cm. Berapakah luas dan
keliling persegi panjang tersebut?
Jawab :
a. Luas = p x l
= 24cm x 15 cm
= 360 cm
b. Keliling = 2 x (p + l)
= 2 x (24 cm + 15 cm)
= 2 x 39
= 78 cm
2. Sebuah belah ketupat memiliki panjang sisi 40 cm dan panjang diagonal-diagonalnya
adalah 34 cm dan 42 cm. hitunglah luas dan kelilingnya!
Jawab :
Luas = x D 1 x D2

16

= x 34 cm x 42 cm
= 714 cm
Keliling = 4 x panjang sisi
= 4 x 40 cm
= 160 cm
3. Kolam ikan dibelakang rumah berbentuk persegi dengan luas 625 cm. Keliling
kolam itu adalah?
Jawab :
Luas persegi = sisi
L = s
625 = s
s = 625 m = 25 m
Keliling kolam = 4 x sisi = 4 x 25 m = 100 m

BAB IV
BANGUN RUANG
A. DEFINISI BANGUN RUANG
Bangun ruang adalah suatu bangun yang memiliki isi (volume). Bangun ruang
terbentuk oleh perpotongan ruas garis-ruas garis yang mempunyai bagian-bagian sisi,
rusuk, dan titik sudut atau pojok.
B. PENGERTIAN SISI, RUSUK, DAN TITIK SUDUT
Sisi adalah suatu bidang yang membatasi bangun ruang dan sekitarnya. Rusuk adalah
pertemuan dua buah sisi yang berupa ruas garis. Banyaknya rusuk suatu bangun ruang
sama dengan hasil jumlah banyaknya titik sudut dan sisi, kemudian dikurangi dua.
r = (ts + s) - 2
dengan :
r = rusuk
ts= titik sudut
s= sisi
17

Titik sudut adalah suatu titik tempat pertemuan tiga buah rusuk atau lebih.
Contoh :

C. JENIS BANGUN RUANG


JENIS BANGUN RUANG

RUMUS-RUMUS
s = panjang rusuk

KUBUS

Kubus adalah bangun ruang yang kubus


dibatasi oleh 6 sisi yang berbentuk Luas permukaan
persegi yang kongruen.

kubus = 6s
Volume kubus = s
Panjang diagonal sisi

a. Banyak rusuk : 12 rusuk yang sama panjang yaitu AB, = s 2


BC, CD, AD, EF, FG, GH, EH, AE, FB, CG dan DH.
Panjang diagonal
b. Banyak sisi : 6 sisi berbentuk persegi yaitu ABCD,
EFGH, BCGF, ADHE, ABFE dan DCGH.
ruang = s 3
c. Banyak titik sudut : 8 yaitu titik A, B, C, D, E, F, G dan
H.
d. Sepasang sisi yang berhadapan saling sejajar dan sisi
kubus yang berpotongan saling tegak lurus.
BALOK

Panjang = p; lebar = l;
Balok adalah bangun ruang yang tinggi = t
dibatasi oleh 6 sisi berbentuk persegi Luas permukaan
panjang yang terdiri atas 3 pasang balok = 2 x {(p x l) +

persegi panjang yang kongruen.

(p x t) + (l x t)}

a. Banyak rusuk : 12 rusuk yaitu AB, BC, CD, AD, EF,


FG, GH, EH, AE, FB, CG dan DH.
b. Banyak sisi : 6 sisi berbentuk persegi panjang yaitu
ABCD, EFGH, BCGF, ADHE, ABFE dan DCGH.
c. Banyak titik sudut : 8 yaitu titik A, B, C, D, E, F, G
dan H.
d. Memiliki 3 kelompok rusuk yang sama dan sejajar,
yaitu:
AB = DC = EF = HG = panjang balok
AD = BC = FG = EH = lebar balok
AE = BF = CG = DH = tinggi balok
TABUNG

Volume balok
=pxlxt
Panjang seluruh
rusuk = 4 x (p + l + t)
Panajng diagonal
ruang =

p + l+ t

Jari-jari = r; diameter =

Tabung adalah bangun ruang yang berbentuk d; tinggi = t


prisma

tegak

yang

alas

dan

atasnya Luas selimut tabung

berbentuk lingkaran dengan jari-jari yang

= 2..r.t

sama.

Luas permukaan
18

tabung = 2 x luas alas


a. Banyak rusuk : 2
b. Banyaknya sisi : 3 bidang sisi, yaitu tutup, alas dan
selimut.
c. Bidang alas dan bidang atas tabung berbentuk
lingkaran.
d. Tinggi tabung adalah jarak antara titik pusat lingkaran
atas dan titik pusat lingkaran bawah.

+ luas selimut
= 2..r + 2..r.t
= 2..r (r + t)
Volume tabung
= luas alas x tinggi
=.r.t
Jari-jari = r; diameter =

KERUCUT

Kerucut adalah bangun ruang yang d; tinggi = t; sisi miring


merupakan limas yang alasnya berbentuk = s
lingkaran.

Luas selimut kerucut


= .r.s
Luas permukaan
kerucut

a.
b.
c.
d.
e.

Banyak rusuk : 1
Banyak sisi : 2 yaitu alas dan selimut
Banyak titik sudut : 1
Alas berbentuk lingkaran
Tinggi kerucut adalah jarak antara puncak kerucut dan
pusat lingkaran atas

= luas alas+luas selimut


= .r + .r.s = .r(r+s)
Volume kerucut
= x luas alas x tinggi
= ..r.t

LIMAS

Luas permukaan
Limas adalah bangun ruang dengan bidang limas
alas segi banyak dan dari bidang alas = luas alas + luas
dibentuk sisi segitiga yang bertemu di satu selimut
titik.
Volume limas
= x luas alas x tinggi

Limas segitiga :
a.
b.
c.
d.

Banyak rusuk : 6
Banyak sisi : 4
Banyak titik sudut : 4
Alas berbentuk segitiga

Limas segi empat :


a. Banyak rusuk : 8
b. Banyak sisi : 5
c. Banyak titik sudut : 5
d. Alas berbentuk segi empat
PRISMA

Luas permukaan

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 2 bidang prisma


yang sejajar dan beberapa bidang lain yang saling memotong = (2 x luas alas) + luas
menurut garis yang sejajar.

sisi tegak
19

Prisma segitiga
a. Banyak rusuk : 9
b. Banyak sisi : 5
c. Banyak titik sudut : 6

Volume prisma
= luas alas x tinggi

Prisma segi empat


a. Jika sisi-sisinya sama besar dan kongruen, maka
bangun itu berupa kubus
b. Jika alasnya berbentuk persegi panjang, maka bangun
itu berupa balok

BOLA

r = jari-jari bola
Bola adalah bangun ruang yang dibentuk
oleh

setengah

lingkaran

yang

diputar Luas permukaan bola

mengelilingi diameternya.
a.
b.
c.
d.

Banyak rusuk : 0
Banyak sisi : 1
Banyak titik sudut : 0
Jari-jari bola adalah r

= 4..r
Volume bola
=

4
..r
3

Contoh soal :
1. Sebuah kubus ABCDEFGH memiliki rusuk 8 cm. Tentukan!
a. Luas permukaan kubus
b. Volume kubus
c. Panjang diagonal ruang
Jawab :
a. Luas permukaan kubus = 6s
= 6 x 8
= 384 cm
b. Volume kubus = s
= 8 = 512 cm
c. Panjang diagonal ruang = s

3
= 8 3 cm

2. Sebuah tabung berdiameter 28 cm dan tingginya 42 cm. Hitunglah!


a.
Luas permukaan tabung
b. Volume tabung
Jawab :
Diketahui d = 28 cm, maka r = 14 cm
20

t = 42 cm
a. Luas permukaan tabung
= 2r(r + t)
22
=2x
x 14 x (14 +42)
7
= 2 x 22 x 2 x 56
= 4.928 cm
b. Volume tabung = rt
22
=
x 14 x 42
7
= 25.872 cm
3. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 14 cm dan tingginya 24 cm. berapakah volume
kerucut tersebut?
Jawab :
Diketahui r = 14 cm dan t = 24 cm
Volume kerucut = rt
1
22
=
x
x 14 x 24
3
7
= 22 x 14 x 2 x 8
= 4.928 cm

21

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri.
Karena merupakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus
-

adalah garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat.
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga garis dan memiliki 3 titik sudut.
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau

lengkung.
Bangun ruang adalah suatu bangun yang memiliki isi (volume). Bangun ruang
terbentuk oleh perpotongan ruas garis-ruas garis yang mempunyai bagian-bagian sisi,
rusuk, dan titik sudut atau pojok.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa geometri adalah ilmu yang membahas tentang hubungan
antara titik, garis, sudut, bidang ataupun bangun, dan rumus-rumus yang digunakan untuk
pemecahan masalah dimana setiap pembahasannya mempunyai rumus tersendiri.

22

DAFTAR PUSTAKA
Rahaju, endah budi,Sulaiman,R.dkk (2008).Contextual Teaching And Learning
Matematika SMP.Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Dwisang,Luviana

evi,Wulandari,Yayan.dkk

(2011).Buku

Tanggerang Selatan : Penerbit Scientific Press.


http : //www.google.co.id, 4 Maret 2012.

23

Super

SD.

Pamulang-

Anda mungkin juga menyukai