Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada zaman modern ini, masyarakat lebih memperhatikan dirinya sendiri dan
kepentingan kelompoknya. Seperti ketika dihadapkan pada pertanyaan, Apa yang
anda inginkan di masa depan?, setiap orang akan menjawab kekayaan atau keluarga
yang bahagia. Dan jarang sekali ada yang menjawab ingin membahagiakan orang
lain, membantuyang miskin.Melalui fakta yang ada, masih banyak terdapat rakyat
miskin di suatu Negara dan mereka kurang mendapat perhatian. Mereka masih hidup
dalam linkungan yang buruk,kurang bersih, tidak mendapatkan hidup yang layak, gizi
yang buruk, dan mudah sekali terjangkit penyakit menular berbahaya.Oleh karena itu,
PBB membuat program Millennium Development Goals (MDGs) yang bertujuan
untuk tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015.
Dan juga penyetaraan penyediaan obat, pelayanan kesehatan, dan memperoleh
sumber daya alam dengan cukup.

Sanitasi Lingkungan

Page 1

BAB II
ISI
2.1 TUJUAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs)
Millennium Development Goals atau disingkat MDGs adalah Deklarasi
Millenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000,
berupa 8 tujuan. Deklarasi Millenium PBB yang ditandatangani pada September 2000
menyetujui agar semua negara:
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
Pendapatan populasi dunia sehari $10000.
Menurunkan angka kemiskinan.
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam
pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua
tingkatan pada tahun 2015.
4. Menurunkan angka kematian anak
Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak
usia di bawah 5 tahun.
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam
proses melahirkan.
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai
penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.

pencegahan

7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup


Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam
kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya
lingkungan.
Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang
yang tidak memiliki akses air minum yang sehat.
Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang
signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di
daerah kumuh.

Sanitasi Lingkungan

Page 2

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan


Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang
berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen
terhadap pemerintahan yang baik, pembangungan dan pengurangan tingkat
kemiskinan secara nasional dan internasional.
Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan
kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini
termasuk pembebasan-tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan
pembebasan hutang untuk negara miskin yang berhutang besar; pembatalan
hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara
yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negaranegara berkembang.
Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah
hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang
lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.
Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses obat
penting yang terjangkau dalam negara berkembang
Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan
keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan
komunikasi.
2.2 TARGET MDGs TAHUN 2016 DI INDONESIA
Indonesia termasuk salah satu negara yang ikut menandatangani kesepakatan
tersebut. Pemerintah Indonesia melaksanakan kesepakatan ini dibawah koordinasi
Bappenas dan dibantu oleh Kelompok Kerja PBB. MDGs menjadi patokan penting
untuk pembangunan yang berlangsung di Indonesia. Setiap pembangunan yang akan
dilaksanakan teracuh pada kesepakatan, baik pembangunan jangka pendek maupun
pembangunan jangka panjang. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan suatu
acuan penilaian dasar dalam melakukan perjanjian kerjasama dengan negara lain.
Tetapi, apakah Indonesia mampu mencapai tujuan dari MDGs ditahun 2015?
Pertanyaan ini yang sering diperdebatkan oleh banyak ahli dan masyarakat Indonesia.
Untuk melaksanakan program-program MDGs, pemerintah Indonesia harus
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Padahal kita masih menanggung beban
pembayaran utang yang juga tidak kalah besarnya. Berdasarkan data Direktorat
Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan per 31 Agustus 2008, beban
pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada tahun 2009-2015 dengan
jumlah berkisar dari Rp 97,7 trilium (2009) sampai dengan Rp 91,54 triliun (2015).
Pada tahun 2016, pembayaran utang Indonesia menurun drastis menjadi Rp 66,7
triliun. Dengan hutang yang masih membebani perekonomian negara Indonesia,
Sanitasi Lingkungan

Page 3

kemungkinan untuk mencapai tujuan MDGs pada tahun 2016 menjadi kecil untuk
berhasil.
Tidak hanya kendala hutang yang masih melilit negara kita, tingginya angka
kemiskinan, kematian, kendala pendidikan dan tingginya angka penderita HIV/AIDS
memberikan batu sandungan yang lebih kepada pemerintah untuk melangkah maju
menuju target tercapainya MDGs periode 2016. Kementrian Kesehatan RI mencatat
hingga 2011 angka kematian ibu saat melahirkan sebesar 228 orang per 100.000
kelahiran hidup. Angka kematian bayi usia nol hingga 11 bulan di Indonesia sebesar
34 orang per 1.000 kelahiran hidup. Dan untuk penderita penyakit HIV/AIDS hingga
2011 tercatat sekitar 200.000 orang.
Jika dibandingkan dengan targert MDGs, kematian ibu saat melahirkan
seharusnya mampu diturunkan menjadi sekitar 102 orang per 100.000 kelahiran
hidup. kematian bayi usia nol hingga 11 bulan harus turun menjadi 23 orang per 1.000
kelahiran hidup. Untuk penderita HIV/AIDS sendiri, pemerintah mengatakan bahwa
jumlah tersebut sangat mengkhawatirkan dan jauh dari target MDGs. Disamping itu,
korupsi juga menjadi kendala terbesar dalam melaksanakan tujuan MDGs. Dengan
besarnya biaya program yang telah dirancang sesuai target, kemungkinan untuk
melakukan tindakan korupsi jauh lebih tinggi.
Menurut Koordinator Yayasan Forum Indonesia Muda (yayasan yang
mewaspadai program-program yang dikhususkan untuk pencapaian MDGs 20150
yaitu Ivan Ahda, berpendapat Indonesia akan sulit mencapai MDGs 2015 karena
maraknya tindak pidana korupsi di Indonesia. Tindak korupsi sendiri menjadi akar
persoalan yang sangat berdampak negatif terhadap upaya pencapaian target. Tidak
hanya korupsi, sektor pendidikan juga merupakan pioner dari seluruh program yang
harus dicapai dalam MDGs 2016, karena tanpa kemajuan pendidikan, kemajuan
dalam program lain akan sulit diwujudkan.
Jika ditelusuri lebih jauh, secara spesifik ada tiga target yang dikatakan sulit
untuk diwujudkan dalam kondisi sekarang ini. Asisten Utusan Khusus Presiden
Indonesia untuk tujuan pembanguan milenium (MDGs), Diah Saminarsih,
mengatakan bahwa ada tiga target tujuan pembangunan milenium yang sangat sulit
dicapai pada tahun 2016, yaitu menurunkan angka kematian ibu melahirkan,
menurunkan penyebaran virus HIV/AIDS, serta mengakses air bersih dan sanitasi
dasar.
Tiga target ini dikategorikan sebagai pencapaian yang sulit disebabkan oleh
banyak faktor, antaranya pembangunan yang tidak merata, infrastruktur dan layanan
kesehatan yang tidak memenuhi standar, jauhnya jarak puskesmas serta kondisi
jalanan yang tidak baik, dan minimnya kesadaran masyarakat dengan pentingnya
hidup sehat.
Sanitasi Lingkungan

Page 4

Faktor lainnya adalah tingginya angka ibu melahirkan, terutama di daerah


terpencil. Dengan tingginya angka ibu melahirkan, dibandingkan dengan tenaga
medis dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan, membuat angka kematian ibu
melahirkan tetap tinggi setiap tahunnya. Masyarakat yang hidup di daerah terpencil
masih menggunakan jasa dukun beranak rata-rata karena mahalnya biaya transportasi
yang harus dilakukan untuk menuju ke puskesmas terdekat dengan daerah tersebut.
Diah juga mengatakan bahwa terhentinya program Keluarga Berencana (KB) saat ini
memperbesar resiko kematian ibu melahirkan. Semakin sering sang ibu hamil dan
melahirkan, faktor resikonya semakin bertambah.
Dengan banyaknya kendala yang dihadapi Indonesia, pemerintah tetap
melanjutkan program-program untuk memenuhi target MDGs ditahun 2016.
Sekarang, pemerintah lebih terfokus terhadap target-target yang diprediksikan akan
sulit dicapai pada tahun 2016, yaitu tiga target yang telah disebutkan. Pemerintah
berharap dengan begitu Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dengan negara
lain dalam hal mencapai target MDGs pada tahun 2016.

Sanitasi Lingkungan

Page 5

Anda mungkin juga menyukai