KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah, rahmat, dan nikmat sehat walaafiat-Nya, kami dapat menyelesaikan
laporan pertama untuk mata kuliah Skripsi Proyek, yaitu Proposal Teknis dan
Tanggapan Terhadap TOR dari Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api
Pertamina Buatan Pekanbaru Riau. Proposal ini merupakan tanggapan dari
konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja atau TOR yang diberikan oleh Pemberi
Tugas atau owner. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu Kami dalam proses penyusunan Proposal Teknis dan Tanggapan
Terhadap TOR. Kami sadar kami memiliki keterbatasan dalam pemahaman
mengenai penyusunan Proposal Teknis dan Tanggapan Terhadap TOR. Oleh
karena itu masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dari laporan ini.
Kami mengharapkan tanggapan dan koreksi untuk proses perbaikan agar kami
dapat menyusun Proposal Teknis dan Tanggapan Terhadap TOR lebih baik lagi
dalam waktu yang akan datang.
Tim Konsultan
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
Universitas Indonesia
TAHAP
TAHAP
TAHAP
TAHAP
TAHAP
PENDAHULUAN.............................................................................25
PENGUMPULAN DATA....................................................................25
PRA-RANCANGAN.........................................................................26
RENCANA DETAIL (DED)...............................................................26
AKHIR........................................................................................27
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
BAB 1
PEMAHAMAN TERHADAP TOR
Latar Belakang
Universitas Indonesia
1.1.2 Sasaran
Adapun sasaran dari dibuatnya perancangan Proyek Pembangunan
Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau adalah untuk:
pelaksanaan konstruksi.
Terkoordinasinya pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina
Pekanbaru Riau.
perencanaan
Mengkoordinasikan hubungan pekerjaan antara pihak konsultan dengan
Universitas Indonesia
1.2.4.1
Engineering Survey
Survey quarry material, yaitu tanah untuk reklamasi, tanah dan batu untuk
timbunan, pasir dan batu split untuk material beton. Survey yang
dilakukan antara lain lokasi quarry, mutu material, perijinan untuk
pengambilan material.
Pengeboran tanah untuk penyelidikan tanah. Pengeboran dilakukan di
darat dan di sungai, masing-masing minimal tiga titik dengan kedalaman
1.2.4.2
bor 35 meter dan setengahnya dilakukan dengan mata bor diamond bit
Survey kondisi eksisting dan lingkungan sekitar jembatan
Detail Design
desain konstruksi
Pembuatan laporan detail desain, yang melingkupi detail desain untuk
struktur atas, struktur bawah, dinding penahan tanah, serta perbaikan
tanah, cut and fill, sistem drainase, dan sistem ramp jembatan
Pembuatan spesifikasi teknis (RKS)
Melakukan dan melaporkan hasil perhitungan volume pekerjaan (Bill o
Quantity)
Membuat rencana anggaran biaya (RAB)
Menentukan spesifikasi desain
Universitas Indonesia
SNI
ASTM
AISC
ACI
AWS
ASCE
British Standard
Technical Standards for Bridges
Universitas Indonesia
BAB 2
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP TOR
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
jurang atau sungai yang memotong jalur kereta memaksa perencana jalur kereta
api untuk menyediakan struktur jembatan agar jalur kereta api dapat
tersambungkan. Sedangkan tujuan dan maksud dari proyek ini sudah terdeskripsi
dari KAK yang diberikan oleh owner.
Dalam KAK, tidak terlampir dengan jelas dimana Proyek Pembangunan
Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau ini dibangun. Di dalam
judul KAK dikatakan bahwa lokasi proyek adalah di Pekan Baru, Riau. Namun,
dalam peta kontur, daerah yang digambarkan adalah Prupuk dan Patuguruan,
dimana dua lokasi itu terletak dalam wilayah Jawa Tengah. Peruntukan jalan
kereta api juga tidak terdapat dalam KAK. Hal ini penting untuk diketahui karena
peruntukan kereta api, apakah itu untuk penumpang atau barang atau keduanya
akan mempengaruhi pembebanan pada jembatan. Jenis barang yang diangkut juga
turut mempengaruhi pembebanan, dimana benda jenis cair akan memiliki beban
yang lebih besar. Selain itu, perlu juga diketahui apakah jalur kereta api ini
digunakan secara private atau public karena hal ini mempengaruhi frekuensi
kereta api yang lewat di atas jembatan.
Tidak semua data penunjang yang telah disebutkan dalam KAK
dibutuhkan dalam proses perencanaan jembatan. Karena struktur jembatan yang
digunakan merupakan jembatan rangka baja, maka SNI tata cara perhitungan
struktur beton untuk bangunan gedung tidak digunakan. Begitu pula SNI
perencanaan gedung tidak digunakan karena struktur pada proyek ini merupakan
struktur jembatan.
Dalam KAK tidak disebutkan data-data teknis yang diperlukan oleh
konsultan untuk melakukan proses perencanaan. Menurut kami, data-data yang
diperlukan tersebut adalah data sondir tanah (NSPT), data gempa dan angin yang
terjadi di wilayah Pekan Baru, Riau, serta peta kontur. Data sondir tanah
diperlukan dalam proses perencanaan pondasi dalam untuk mensupport pilar
jembatan, data gempa dan angin digunakan sebagai pembebanan pada jembatan
sehingga didapatkan jembatan dengan struktur yang tahan terhadap dua beban
tersebut. Beban angin merupakan beban yang perlu diperhatikan mengingat lokasi
jembatan di daerah dengan kecepatan angin yang besar. Sedangkan peta kontur
diperlukan untuk perhitungan volume cut and fill.
Dalam KAK juga ada beberapa data yang seharusnya tidak diperlukan
dalam proses perencanaan, seperti data kecepatan aliran air dan debit air. Hal ini
Universitas Indonesia
disebabkan oleh ketiga hal ini tidak memiliki hubungan yang berarti terhadap
kekuatan dari struktur jembatan.
Kebutuhan tenaga kerja yang dipakai selama proses perencanaan yang
disebutkan dalam KAK terlalu banyak dan hanya akan menyebabkan pemborosan
biaya perencanaan. Tenaga ahli yang diperlukan hanya sebatas team leader, ahli
struktur, ahli geoteknik, ahli transportasi, ahli lingkungan, dan ahli hukum. Ahli
transportasi hanya dipekerjakan paruh waktu karena hanya untuk berkonsultasi
dalam perencanaan rel. Begitupula juga untuk ahli lingkungan yang diperlukan
hanya sebatas konsultasi mengenai metode kerja apa yang harus dihindari untuk
melakukan program ramah lingkungan dan ahli hukum yang diperlukan pada awal
masa perencanaan saja untuk proses pemahaman kontrak dengan owner.
Tenaga pendukung yang dibutuhkan hanya terbatas pada surveyor,
drafter, sekretaris, bendahara, supir, dan pramubakti. Pekerjaan ahli sistem
komunikasi, database, dan desain komunikasi visual dapat diambil alih oleh
sekretaris. Hal ini dilakukan untuk mengurangi keborosan tenaga kerja.
Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI
3.1 Umum
Secara umum, lingkup pekerjaan perencanaan Proyek Pembangunan
Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau adalah menentukan
dimensi, letak, dan jumlah pondasi dalam, jenis pondasi, jenis jembatan, dimensi
dan bentuk dari jembatan rangka baja, letak drainase, alinemen vertikal dan
horizontal dari trase jalur kereta api, metode konstruksi, serta anggaran biaya.
Oleh karena itu beberapa disiplin ilmu terkait dan terintergrasi dalam proyek ini,
yaitu struktur jembatan, geoteknik, transportasi, dan manajemen konstruksi.
Dalam rangka melaksanakan lingkup kerja yang telah disebutkan di atas,
metodologi yang dilakukan oleh konsultan adalah survey. Secara garis besar,
survey yang dilakukan terdiri dari empat macam, yaitu survey pendahuluan,
survey topografi, survey geologi dan geoteknik, serta survey transportasi atau lalu
lintas.
3.2 Data Penunjang
3.2.1 Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung oleh konsultan
perencana tanpa adanya perantara. Dalam proses perencanaan proyek ini, tidak
terdapat data primer karena data-data tersebut langsung diberikan oleh owner.
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak langsung oleh
konsultan perencana. Dalam proses perencanaan proyek ini, data-data sekunder
tersebut adalah:
Beban lalu lintas penumpang kereta api, sesuai Peraturan Kereta Api
Data N-SPT tanah berdasarkan survey yang sebelumnya dilakukan oleh
owner
Data gempa di wilayah Pekan Baru, Riau, sesuai dengan SNI Gempa 2010
Data angin di wilayah Pekan Baru, Riau
Kecepatan rencana kereta, direncanakan oleh owner
Data hujan di wilayah Pekan Baru, Riau
Beban jembatan
Universitas Indonesia
10
Peta kontur
Kamera
Theodolit
Alat sipat datar
Patok
Statif
GPS Portable
Rambu
Alat sondir
Alat mesin bor
Alat transportasi darat (mobil)
Komputer
Printer
Mesin foto copy
Mesin fax
Telepon
Genset
Point)
Microsoft Project
AutoCad
SAP 2000
Universitas Indonesia
11
tersebut
Mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembuatan drainase
Menentukan titik-titik sebagai titik referensi penentuan kontur
Menentukan lokasi untuk keperluan tes, misalnya untuk tes sondir
Mempelajari site jembatan yang akan dibangun
Mendokumentasikan keadaan lapangan
Menyusun laporan survey pendahuluan
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
Tanah
SNI DT-91-0007-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Tanah Pondasi
SNI DT-91-0008-2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Beton
3.6.2.2
3.6.2.3
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
untuk
mengecek
ketegakan
pemancangan.
Pengecekan
yang ditentukan.
Tiang Pancang yang tersisa diatas elevasi rencana dikelupas ujung
betonnya, sehingga tersisa tulangan yang berfungsi sebagai stik besi untuk
dihubungkan dengan Pile Cap pada bangunan gedung atau abudmen untuk
Jembatan.
Kesalahan yang terjadi pada saat pemancangan dikarenakan ketidak
akuratan mutu beton tiang pancang, ketidaktegakan tiang pancang dan juga pada
saat pengangkatan tidak pada titik angkatnya sehingga tiang bisa patah.
3.8.2 Metode Konstruksi Jembatan
Metode konstruksi jembatan rangka baja dapat digolongkan menjadi dua
golongan metode umum, yaitu metode pendukung sementara (temporary support)
dan metode cantiliver. Kedua metode tersebut dapat diperinci lagi menjadi 4
metode, yaitu metode full temporary support, metode semi temporary support,
metode full cantilever, dan metode semi cantilever.
3.8.2.1
jembatan sangat panjang dan kondisi lembah di bawah bentang tidak terlalu dalam
sehingga memungkinkan untuk membangun tiang-tiang perancah untuk
menyangga jembatan. Tiang perancah menyangga tiap buhul sambungan di
rangka bawah jembatan. Metode ini dapat digunakan apabila sungai yang berada
di bawah jembatan tidak digunakan untuk transportasi air.
Universitas Indonesia
16
3.8.2.2
Universitas Indonesia
17
3.8.2.3
Universitas Indonesia
18
3.8.2.4
cantilever dan metode temporary support. Metode semi cantilever ini dapat
digunakan untuk jembatan dengan bentangan panjang tanpa harus mengganggu
lalu lintas perairan di sungai di bawah jembatan karena metode ini meminimalisir
penggunaan perancah.
Universitas Indonesia
19
J
P
e
o
n
i
d
s
a
s
i
Gambar 3.6 Klasifikasi jenis pondasi
Universitas Indonesia
20
rumah. Karena kapasitas beban yang dapat dipikul oleh pondasi dangkal tidak
terlalu besar, maka pondasi dangkal ini tidak dapat digunakan untuk pondasi pada
jembatan. Sehingga, alternatif pemilihan jembatan berkurang menjadi tiga, yaitu
pondasi tiang pancang, pondasi tiang bor, dan pondasi sumuran.
Tiang pancang adalah jenis pondasi dalam yang bahannya telah dicetak
terlebih dahulu sebelum dipancangkan. Sedangkan tiang bor adalah jenis pondasi
dalam yang merupakan pengecoran beton ke dalam lubang pondasi yang telah
dibuat dan diberikan penulangan. Kelebihan tiang pancang dibandingkan dengan
tiang bor adalah:
padat
Daya dukung pondasinya dapat dihitung berdasarkan rumus pondasi tiang
Namun, adapun kekurangan dari metode tiang pancang dibandingkan
oleh pabrik
Menimbulkan kegaduhan dan getaran yang dapat mengganggu kenyamana
sekitar
Pemancangan akan sulit jika dimensi pondasi terlalu besar
Menimbulkan kesulitan jika panjang pondasi tidak sesuai dengan
kedalaman yang diinginkan. Jika terlalu panjang, sulit dalam pemotongan
dan jika terlalu pendek, sulit dalam penyambungan
Sebaliknya, kelebihan dari pondasi jenis tiang bor antara lain:
Kedalam tiang bor dapat disesuaikan dengan rencana, tidak terpaku pada
Universitas Indonesia
21
dilakukan pengetesan
Sangat terpengaruh oleh keberadaan air tanah yang akan menyulitkan
proses pengecoran
Ukuran pondasi menjadi mengecil karena lubang galian dapat terisi
kembali oleh tanah akibat dari terdorongnya disekitar lubang galian bor
Dari penjabaran karakteristik serta kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki oleh tiang pancang dan tiang bor, jenis pondasi dalam yang cocok
digunakan untuk proyek jembatan ini adalah pondasi tiang pancang. Hal ini
diakibatkan metode konstruksinya lebih mudah karena proses pemancangan tiang
tidak dipengaruhi oleh keberadaan air tanah, seperti halnya pada pondasi tiang
bor. Mengingat bahwa lokasi tanah yang dipancang pondasi merupakan daerah di
sebelah sungai, maka tanah tersebut tercelup oleh muka air, sehingga pondasi bor
pile sulit untuk dilakukan. Karena lokasi proyek yang jauh dari aktivitas
masyarakat publik, pemilihan tiang pancang juga tidak merugikan akibat
kebisingan dan getaran yang ditimbulkannya. Sebaliknya, tiang pancang memiliki
beberapa keuntungan karena dapat dilakukan pengetesan, mudah dalam quality
control, dan memiliki daya dukung tanah yang lebih besar karena tanah di
sekitarnya akan mengalami proses pemadatan akibat keberadaan tiang pancang
yang ditumbuk.
Terdapat satu alternatif pemilihan jenis pondasi, yaitu pondasi sumuran.
Pondasi sumuran dapat digunakan jika akses ke dalam site proyek tidak
memungkinkan alat berat untuk pemancangan tiang atau pengeboran tiang serta
pengangkutan tiang precast untuk masuk ke dalam area proyek. Hal ini
diakibatkan pondasi sumuran tidak memerlukan alat berat dalam proses
pengerjaannya. Namun, metode konstruksinya lebih lama, rumit ,dan berbahaya
karenana prosesnya dilakukan secara manual. Selama keadaan lapangan
memungkinkan untuk mobilisasi alat berat untuk tiang pancang, tidak penting
untuk mengambil alternatif jenis pondasi sumuran yang akan dikerjakan. Oleh
Universitas Indonesia
22
karena itu, dengan analisa teori pendukung ini, perencana mengambil keputusan
sementara jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi dalam tiang pancang.
3.9.2 Pemilihan Jenis Jembatan
Terdapat beberapa alternatif jenis jembatan yang dapat digunakan untuk
Proyek Pembangunan Jembatan Jalan Kereta Api Pertamina Pekanbaru Riau.
Adapun jenis-jenis tersebut antara lain tipe slab, girder, truss, arch, cable stayed,
dan suspension. Masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, sehingga
diperlukan analisa dalam memilih tipe jembatan yang cocok digunakan untuk
proyek ini.
Untuk jembatan dengan bentang pendek seperti jembatan yang didesain
pada proyek, cocok digunakan slab, rangka batang, atau girder. Namun, tipe
jembatan slab dengan bentang sebesar 25 meter akan membutuhkan tebal pelat
yang sangat tebal sehingga tidak feasible untuk dilakukan.
Jembatan jalan kereta api biasanya menggunakan jembatan dengan tipe
rangka batang dan girder, namun tipe rangka batang lebih konvensional dan
mudah dalam proses perencanaan dibandingkan dengan tipe girder. Oleh karena
itu, konsultan perencana memilih rangka baja sebagai tipe jembatan yang
dibangun.
Universitas Indonesia
23
BAB 4
PROGRAM KERJA
Administrasi Proyek
Studi Literatur
Mobilisasi Personil
Penyusunan Rencana Kerja
Persiapan Fasilitas di Lapangan
Survey Pendahuluan
Laporan Survey Pendahuluan
Survey Geoteknik
Survey Topografi
Survey Lalu Lintas
Laporan Hasil Survey Geoteknik, Topografi, dan Lalu Lintas
Kompilasi Data Hasil Survey
Pemilihan Alternatif Desain
Universitas Indonesia
24
Hal yang perlu ditentukan dalam tahapan ini adalah bentang jembatan,
bentuk struktur atas, bentuk struktur bawah, material yang digunakan,
dan metode konstruksi secara garis besar, seperti jenis pondasi tiang yang
digunakan.
4.3 Tahap Pra-Rancangan
Dalam tahapan ini telah dimulai proses perancangan awal. Adapun halhal yang direncanakan dalam tahapan ini adalah:
Universitas Indonesia
25
BAB 5
JADWAL PELAKSANAAN DAN PERENCANAAN
1
2
2
a
2
b
2
c
2
d
2
e
3
4
4
a
4
b
4
c
4
d
4
e
Agenda kegiatan
Perencanaan
Minggu ke1
1
0
1
1
1
2
Persiapan
Survei Lapangan
-survei topografi dan
pemetaan
-survei lokasi material
-survei harga material
-survei geoteknik dan
geologi
-survei transportasi
Konsultasi, rapat
Kompilasi data dan
analisis
-perencanaan
geometri dan
alinemen jalan rel
-penentuan dimensi
lebar
dan bentang jembatan
-penentuan jenis
konstruksi rangka baja
-perencanaan
abutment
-perencaan pondasi
-perencanaan
4f drainase
5 Penggambaran DED
6 Pemasukan Laporan
6
a
6
b
6
c
6
-Proposal teknis
-Laporan Pendahuluan
-Laporan Antara
-Draft laporan akhir
Universitas Indonesia
1
3
1
4
1
5
26
d
6
e
-Laporan akhir
Universitas Indonesia
27
BAB 6
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN PERSONIL
Team Leader
Team leader adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil dan Magister
Manajemen
Konstruksi
dengan
pendidikan
minimal
S2
yang
Sipil.
Ahli Geoteknik
Universitas Indonesia
28
Teknik Sipil.
Ahli Lingkungan
Ahli lingkungan adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil dengan
pendidikan minimal S1 yang berpengalaman selama 5 tahun dalam
bidang lingkungan dan memiliki SKA Madya Perencana Teknik
Lingkungan.
Ahli Hukum
Ahli hukum adalah 1 (satu) orang Sarjana Teknik Sipil dengan pendidikan
minimal S1 yang berpengalaman selama 5 tahun dalam bidang hukum.
6.2.2 Kualifikasi Tenaga Pendukung
Surveyor
Surveyor adalah 2 (dua) orang dengan kualifikasi pendidikan sekurangkurangnya D3 di bidang ilmu teknik sipil yang memiliki pengalaman
Universitas Indonesia
29
Bendahara adalah 1 (satu) orang dengan kualifikasi pendidikan sekurangkurangnya D3 yang memiliki pengalaman kerja selama 5 tahun di bidang
pekerjaan Keuangan.
6.3 Uraian Pekerjaan
6.3.1 Uraian Pekerjaan Tenaga Ahli
6.3.1.1
6.3.1.2
perencanaan konstruksi
Menyusun spesifikasi bahan sesuai dengan hasil perencanaan bagian
struktur
Melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam bidang struktur
Bertanggung jawab atas perhitungan struktur
6.3.1.3
perencanaan
Menghadiri rapat-rapat koordinasi pelaksanaan
Memberikan solusi terkait perubahan yang terjadi pada proses
perencanaan konstruksi
Universitas Indonesia
30
pondasi
Melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam bidang geoteknik
Bertanggung jawab terhadap survey dan laboratorium penyelidikan tanah
Menyusun hasil tes laboratorium hasil penyelidikan tanah
Bertanggung jawab terhadap dalam pelaporan penyelidikan tanah
6.3.1.4
perencanaan konstruksi
Menyusun spesifikasi bahan sesuai dengan hasil perencanaan bagian
transportasi
Melakukan perencanaan drainase
6.3.1.5
6.3.1.6
perencanaan konstruksi
Menghadiri rapat-rapat koordinasi pelaksanaan
Memberikan konsultasi terkait perencanaan jembatan ramah lingkungan
Mengikuti rapat penjelasan pekerjaan
6.3.1.7
Universitas Indonesia
31
6.3.2.2
6.3.2.3
6.3.2.4
6.3.2.5
Universitas Indonesia
32
BAB 7
JADWAL PENUGASAN PERSONIL
N
o
Personil
Jumla
h
Team Leader
Jabatan
Team
Leader
Ahli Struktur
Anggota
Ahli Geoteknik
Anggota
Anggota
Ahli Transportasi
Ahli Cost
Engineer
Anggota
Ahli Lingkungan
Anggota
Ahli Hukum
Anggota
Kegiatan
Penuh
waktu
Penuh
waktu
Paruh
waktu
Paruh
waktu
Paruh
waktu
Penuh
waktu
Paruh
waktu
Orang/Bul
an
1
2
0,5
0,5
0,5
1
0,25
No
Personil
1
2
3
4
Team Leader
Ahli Struktur
Ahli Geoteknik
Ahli Transportasi
Ahli Cost
Engineer
Ahli Lingkungan
Ahli Hukum
5
6
7
Bulan 1
1 2 3 4
Bulan 2
1 2 3 4
Bulan 3
1 2 3 4
Bulan 4
1 2 3 4
N
o
1
Personil
Surveyor
Jumlah
2
Jabatan
Anggota
Kegiatan
Paruh
Orang/Bul
an
1
Universitas Indonesia
33
Drafter
Anggota
Sekretaris
Anggota
Bendahara
Anggota
waktu
Paruh
waktu
Penuh
waktu
Penuh
waktu
2
1
1
No
1
2
3
4
Personil
Bulan 1
2 3 4
Bulan 2
2 3 4
Bulan 3
2 3 4
Bulan 4
2 3 4
Surveyor
Drafter
Sekretaris
Bendahara
Universitas Indonesia
34
BAB 8
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
BIDANG PENUGASAN
Kualifika
si
Bln
Bln
Bln
Bln
Jml
Billing Rate
JUMLAH
( Rp. )
(RP.)
Mm
o
TENAGA AHLI
S2 - 12
thn
1,
0
1,
0
1,
0
1,
0
4,
0
37.200.000,
00
148.800.000,
00
Ahli Struktur
S1 - 10
thn
2,
0
2,
0
2,
0
2,
0
8,
0
23.850.000,
00
190.800.000,
00
Ahli Pondasi/Geoteknik
S1 - 10
thn
0,
5
0,
5
1,
0
23.850.000,
00
23.850.000,
00
Ahli Transportasi
S1 - 10
thn
0,
5
0,
5
1,
0
23.850.000,
00
23.850.000,
00
S1 - 5
thn
0,
5
0,
5
1,
0
16.350.000,
00
16.350.000,
00
Ahli Lingkungan
S1 - 5
thn
1,
0
1,
0
16.350.000,
00
16.350.000,
00
Ahli Hukum
S1 5thn
0,2
5
0,
3
16.350.000,
00
4.087.500,
00
424.087.500,
00
Universitas Indonesia
35
N
O.
JUMLAH
BIDANG PENUGASAN
PERSONIL
Kualifika
si
TENAGA PENDUKUNG
Surveyor
orang
D3-5
Thn
Drafter
orang
D3-5
Thn
orang
D3-5
Thn
Bln
Bln
Bln
Bln
Jml
Billing
Rate
JUMLAH
Mm
o
( Rp. )
(RP.)
1,
0
2,
6.700.000,
00
26.800.000,00
3,
7.200.000,
00
43.200.000,00
8,
4.650.000,
00
74.400.000,00
1,
0
1,
0
2,
0
1,
0
2,
0
1,
0
2,
0
0
2,
144.400.000,0
0
568.487.500,0
0
KETERANGAN
VOLUME &
HARGA SATUAN
JUMLAH BIAYA
SATUAN
Rp.
Rp.
A.
Ls
Ls
5.000.000,00
5.000.000,00
5.000.000,00
5.000.000,00
Sub Total A
B.
10.000.000,00
Ls
Ls
25.000.000,00
25.000.000,00
15.000.000,00
15.000.000,00
Universitas Indonesia
36
40.000.000,00
C.
Biaya listrik/Komunikasi
telepon/fax/internet
LS
bln
LS
bln
Uni
t
hr
1.200.000,00
4.800.000,00
5.700.000,00
22.800.000,00
680.000,00
4.080.000,00
Sub Total C
D.
Penggandaan materi
31.680.000,00
2
0
set
kal
i
50.000,00
5.000.000,00
Sub Total D
5.000.000,00
E.
Produksi/Penggandaan Pelaporan
Set
Set
Set
Set
Dokumen Lelang :
Set
Set
Set
Set
Set
Set
Sub Total E
200.000,00
1.000.000,00
200.000,00
1.000.000,00
200.000,00
1.000.000,00
350.000,00
1.750.000,00
5.000.000,00
25.000.000,00
4.000.000,00
20.000.000,00
150.000,00
750.000,00
100.000,00
500.000,00
100.000,00
500.000,00
25.000,00
125.000,00
51.625.000,00
138.305.000,0
0
Universitas Indonesia
37
URAIAN
JUMLAH
424.087.500,00
Supporting Staff
144.400.000,00
JUMLAH I
568.487.500,00
II
10.000.000,00
40.000.000,00
31.680.000,00
Produksi/Penggandaan Pelaporan
5.000.000,00
51.625.000,00
JUMLAH II
138.305.000,00
TOTAL I & II
706.792.500,00
PPN 10%
70.679.250,00
777.471.750,00
Universitas Indonesia