Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari
paru sendiri (primer) maupun metastasis tumor di paru.
Diagnosis sering terlambat atau Inoperable Stage, maka prognosanya
jelek dan survival rate rendah. Keluhan dan gejala hampir sama dengan penyakit
paru lain, sehingga sering tidak terpikirkan. Meningkatnya ilmu, ketrampilan
dokter, alat diagnostik dan perhatian penderita diagnosis semakin cepat.
Penatalaksanaan baik penderitaan berkurang, kualitas hidup meningkat dan
ketahanan hidup lebih baik. Deteksi dini sangat penting dan perlu di usahakan. 1
I.2. Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
4.
mediastinum.
Mengetahui dan memahami etiologi dan patofisiologi terjadinya tumor
5.
6.
mediastinum.
Mengetahui pemeriksaan penunjang mana yang diperlukan untuk
7.
8.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Segmen lateral
Segmen medial
Segmen superior
Segmen mediobasal
Segmen anterobasal
Segmen laterobasal
Segmen posterobasal
Segmen apicoposterior
Segmen anterior
Segmen lingual superior
Segmen lingual inferior
Segmen superior
Segmen antero medial basal
Segmen laterobasal
Segmen posterobasal
A. pulmonalis sinistra
Bronchus principales sinistra
Vv. Pumonalis sinistra
Noduli lymphoideus
Pada pulmo sinister terdapat incisura cardiac yang merupakan lengkung untuk
jantung (cardiac notch) dan impression cardiac yang lebih besar, karena 2/3
jantung terletak di pulmo sinistra. 1,2
II.1.3 Bronchus
Bronchus terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kirakira vertebrata torakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan
trachea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Bronkus Terdiri dari :
Bronkus Principalis
Bronkus Lobaris
Bronkus Segmentalis
Bronckus kanan lebih pendek, lebih lebar
daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronkus
lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang
kanan, dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelum di belah menjadi
beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
Fisiologi Paru
Fungsi utama pernapasan :
Respirasi internal :
Proses metabolik intraseluler yang terjadi di mitokondria meliputi
konsumsi O2 dan produksi CO2 selama pengambilan energi dari molekulmolekul nutrient
Respirasi eksternal :
Proses pertukaran O2 dan CO2 antara sel-sel dalam tubuh dengan
lingkungan luar.
Proses respirasi eksternal terdiri atas :
1. Pertukaran O2 dan CO2 antara udara luar ( udara dalam atmosfer ) dengan
udara dalam alveol paru. Hal ini melalui aksi mekanik pernapasan disebut
ventilasi . Kecepatan ventilasi diatur sesuai dengan kebutuhan ambilan O2
dan pembentukan CO2 dalam tubuh.
2. Pertukaran O2 dan CO2 antara udara alveol dengan darah dipembuluh
kapiler paru melalui proses difusi.
3. Pengangkutan O2 dan CO2 oleh sistem peredaran darah dari paru ke
jaringan dan sebaliknya.
4. Pertukaran O2 dan CO2 dalam pembuluh darah dengan sel-sel jaringan
melalui proses difusi.
Cell
Lung
Cancer/Karsinoma
Skuamosa,
adenokarsinoma,
12
Gambar 10. Akumulasi dari perubahan progresif yang bertahap dari kanker paru.
Menunjukan adanya konsekuensi biologis yang dihasilkan dari perubahan genetik dan
II.2.3 Patofisiologi
epigenetik.
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan
oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa
timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus
yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan
13
diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala gejala yang timbul dapat
berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam. Wheezing unilateral dapat
terdengar pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan
adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke
struktur struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus,
pericardium, otak, tulang rangka.
Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus,
faktor lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan
dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai
dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang permulaan
terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan
berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor.
Intiation agen biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis
yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari
komponen genetik (DNA). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan
yang
lama
ditandai
dengan
berkembangnya
neoplasma
dengan
berat
badan
dan
kelemahan.
Kanker
paru
seringkali
serak.
Kanker
bisa tumbuh
secara langsung
ke dalam
16
17
Solitary
Parenchymal
Tumors
Recurrent respiratory
Hamartoma
papillomatosis
Sclerosing
hemangioma
Multiple
Parenchymal
Tumors
Pseudotumors
18
Tracheobronchial
Tumors
Solitary
Parenchymal
Tumors
Multiple
Parenchymal
Tumors
Solitary squamous
papilloma
Inflammatory
papilloma
Alveolar adenoma
Chemodectomas
(paraganglionomas)
Nodular amyloidosis
Mucous gland
adenoma
Lipoma
Minute pulmonary
chemodectomas
Round atelectasis
Granular cell
myoblastoma
Leiomyoma
Hemangiomas
Hematoma
Endobronchial
hamartoma
Neurofibroma
Lipoid pneumonia
Endobronchial
lipoma
Meningioma
Rheumatoid granuloma
Endobronchial
leiomyoma
Fibroma
Wegener's
granulomatosis
Loculated interlobar
pleural effusion
Pseudotumors
Nodular sarcoidosis
Teratoma
Glomus tumor
Pulmonary infarct
Inflammatory
pseudotumors
Endometrioma
Pseudolymphoma
19
histologis terdiri dari sel kolumner yang dibatasi ruang kista dengan
gambaran papiler.
4. Tumor Trakeobronkial merupakan papilomatosis laringeal multipel
yang merupakan penyakit virus pada jalan napas atas yang biasanya
diderita oleh anak-anak. Kelainan ini memilikki potensi untuk menjadi
ganas dan kemudian dapat menyebar pada sistem trakeobronkial.
Papiloma soliter biasanya berukuran kurang dari 1,5 cm. 8 Lokasinya
terletak di lobar atau segmental dan secara histologis menyerupai
papilomatosis virus. Papilomatosis inflamasi merupakan massa
polipoid soliter dari jaringan granulasi yang biasanya berhubungan
dengan kondisi inflamasi pada paru. Granular cell myoblastoma
merupakan tumor yang berasal dari jaringan saraf. Granular cell
myoblastoma terdiri atas sel poligonal atau spindle dengan sitoplasma
granular. Granular cell myoblastoma dapat menjadi multipel pada 10%
kasus dan paling sering diderita laki-laki berusia 30 hingga 50 tahun.
Tumor parenkim lainnya yang terjadi pada sistem endobronkial
diantaranya leiomyoma, lipoma.
5. Sclerosing hemangioma merupakan tumor yang jarang ditemukan
berasal dari sel epitel pneumatosit. Tumor ini terdiri dari beberapa
element yaitu area selular yang padat, struktur berpapiler,daerah yang
mengalami sklerotik, dan ruangan yang berisi darah. Sclerosing
hemangioma sering terjadi pada perempuan usia pertengahan.
Radiografi dada menunjukan adanya nodul berbatas tegas dan
berukuran kurang dari 4 cm.8
6. Tumor mesenkimal lainnya diantaranya lipoma, leiomyoma, tumor
neural, fibroma, benign clear-cell tumor, teratoma, plasma cell
granuloma, fibrous histiocytoma, xanthoma, pulmonary hyalinizing
granuloma, pulmonary endometrioma, dan pseudolymphoma.
7. Tumor multipel dapat berasal dari berbagai tempat, contohnya
hamartoma, hyalinizing granuloma, leiomyoma, dan sclerosing
hemangioma. Trias Carney merupakan sindrom dari leiomyosarcoma
epithelioid
gaster,
kondroma
pulmoner,
dan
paraganglioma
tumorlet
merupakan
bagian
dari
kumpulan
sel
20
21
22
waktu tertentu).
Adenocarcinoma tumbuh dengan lambat.
Karsinoma sel skuamosa dan small cell carcinoma cendrung untuk
23
Gambar 14.
24
25
Gambar 16. Nodul pulmoner soliter pada paru kanan (panah merah) dengan pola spikulasi
yang menunjukkan kecurigaan terhadap kanker paru. Perhatikan juga bahwa pasien
sebelumnya pernah melakukan lobektomi paru kiri atas sehingga menyebabkan
berkurangnya volume paru dan terdapat gambaran efusi (panah hitam).
26
Gambar 18. Obstruksi bronkus yang terjadi secara tiba-tiba merupakan temuan
bronkografi yang paling sering pada kanker paru. Perhatikan terdapat titik
potong komplit pada segmen bronkus anterior didalam lobus kanan atas pada
pasien laki-laki yang berusia 75 tahun yang terbukti menderita karsinoma
bronkial pada torakotomi.
Karsinoma bronkogenik muncul sebagai lesi ekstensi langsung
atau metastasis. Destruksi iga oleh karena ekstensi langsung : tumor
pancoast merupakan eponim dari tumor yang berasal dari sulkus superior
paru, paling sering memproduksi destruksi pada satu atau lebih dari tiga
iga pada tempat yang terkena.
27
Karsinoma bronkogenik
Tebal
Nodular
Tuberkulosis
Tipis
Halus
Abses paru
Tebal
Halus
29
Gambar 21. A, CT Scan menunjukkan massa tumor primer untuk stadium NSCLC
(T3N1) (tanda panah). B, CT scan menunjukan terdapat pembesaran nodi limfe
aortopulmoner (tanda panah). C, Positron emission tomography scan dengan
uptake pada tumor primer (gambar sebelah kiri, tanda panah) dan nodi limfe
(gambar kanan, tanda panah)
31
Gambar 24. Kavitasi irregular pada karsinoma sel skuamosa pada lobus
kanan atas (panah)
4. Large cell lung cancer merupakan nonsmall cell carcinoma (NSCLC)
dan
didiagnosa
secara
histologis
setelah
diagnosa
banding
32
perhatian
khusus
tentang
adanya
penyebaran
limfatik
Perempuan
Karsinoma kolorektal
Kanker payudara
Karsinoma kolorektal
Melanoma malignum
Melanoma malignum
33
Sarcoma
Sarcoma
II. 3. 7 PENGOBATAN
Tumor bronkial jinak biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa
menyumbat bronki dan lama-lama bisa menjadi ganas. Kadang dilakukan
pembedahan pada kanker selain karsinoma sel kecil yang belum menyebar.
Sekitar 10-35% kanker bisa diangkat melalui pembedahan, tetapi pembedahan
tidak selalu membawa kesembuhan.
Sebelum pembedahan, dilakukan tes fungsi paru-paru untuk menentukan
apakah paru-paru yang tersisa masih bisa menjalankan fungsinya dengan baik atau
tidak. Jika hasilnya jelek, maka tidak mungkin dilakukan pembedahan.
Pembedahan tidak perlu dilakukan jika:
- kanker telah menyebar keluar paru-paru
- kanker terlalu dekat dengan trakea
- penderita memiliki keadaan yang serius (misalnya penyakit jantung atau
penyakit paru-paru yang berat).
Terapi penyinaran dilakukan pada penderita yang tidak dapat menjalani
pembedahan
karena
mereka
memiliki
penyakit
lain
yang
serius.
34
Penderita kanker paru-paru banyak yang mengalami penurunan fungsi paruparu. Untuk mengurangi gangguan pernafasan bisa diberikan terapi oksigen dan
obat yang melebarkan saluran udara (bronkodilator).
II.3.8 PENCEGAHAN
Tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker paru-paru, tetapi Anda dapat
mengurangi risiko jika Anda:
1. Tidak merokok. Jika Anda belum pernah merokok, jangan mulai.
Bicaralah dengan anak-anak Anda untuk tidak merokok sehingga mereka
bisa memahami bagaimana untuk menghindari faktor risiko utama kanker
paru-paru.
2. Berhenti merokok. Berhenti merokok sekarang. Berhenti merokok
mengurangi risiko kanker paru-paru, bahkan jika anda telah merokok
selama bertahun-tahun. Pilihan meliputi produk pengganti nikotin, obatobatan dan kelompok-kelompok pendukung.
3. Hindari asap rokok. Jika Anda tinggal atau bekerja dengan perokok,
dorong dia untuk berhenti.
4. Tes radon rumah Anda. Periksa kadar radon di rumah Anda, terutama jika
Anda tinggal di daerah di mana radon diketahui menjadi masalah. Kadar
radon yang tinggi dapat diperbaiki untuk membuat rumah Anda lebih
aman. Untuk informasi mengenai tes radon, hubungi departemen
kesehatan.
5. Hindari karsinogen di tempat kerja. Tindakan pencegahan untuk
melindungi diri dari paparan bahan kimia beracun di tempat kerja. Resiko
kerusakan paru-paru dari karsinogen ini meningkat jika Anda merokok.
6. Makan makanan yang mengandung buah-buahan dan sayuran. Pilih diet
sehat dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. Makanan sumber vitamin
dan nutrisi yang terbaik. Hindari mengambil dosis besar vitamin dalam
bentuk pil, karena mungkin akan berbahaya.
35
7. Minum alkohol dalam jumlah sedang, jika bisa sama sekali tidak. Batasi
diri Anda untuk satu gelas sehari jika anda seorang wanita atau dua gelas
sehari jika anda seorang laki-laki. Setiap orang usia 65 atau lebih tua harus
minum alkohol tidak lebih dari satu gelas satu hari.
8. Olah raga. Capai minimal 30 menit olah raga pada setiap hari dalam
seminggu. Periksa dengan dokter Anda terlebih dahulu jika Anda belum
berolahraga secara teratur.
II.3.9 Prognosis
Sekitar 25-40% penderita tumor yang terisolasi dan tumbuh secara
perlahan, memiliki harapan hidup sampai 5 tahun setelah penyakitnya
terdiagnosis. Penderita ini harus melakukan pemeriksaan rutin karena
kanker paru-paru kambuh kembali pada 6-12% penderita yang telah
menjalani pembedahan.
36
Bab III
Tumor Mediastinum
III. 1 Anatomi
Mediastinum merupakan kawasan yang terletak diantara pleura yang
meliputi paru kiri dan paru kanan yang batas kranialnya merupakan pintu atas
thoraks dan batas kaudalnya adalah diafragma. Didalam mediastinum yang sempit
ini, terletak struktur vital trakea kardiovaskular, saraf, saluran cerna, dan
pembuluh limfe. Selain kelainan pada struktur tersebut, juga dapat ditemukan
kelainan pertumbuhan seperti kista atau tumor, serta berbagai patologi seperti
perdarahan, emfisema, atau infeksi.3
Rongga mediastinum dibagi menjadi empat bagian, yaitu mediastinum
superius, mediastinum anterius, mediastinum medium, dan mediastinum
posterius.
Gambar 27. Subdivisi dari mediastinum
Mediastinum
posterior merupakan jalan sempit yang terletak antara bagian posterior jantung
dan diafragma dan diantara kedua paru. Terdiri atas struktur yang membatasi
thoraks dengan abdomen, yaitu : esofagus, dan pleksus nervus esofagus, aorta
thoracica, ductus thoracicus, dan trunkus limfatikus, nodi lymphoidei mediastinal
posterior, dan vena azygos dan vena hemiazygos.
saluran napas dapat menyebabkan sesak napas, dan penekanan pada esofagus
mungkin menyebabkan disfagia tanpa adanya kelainan pada struktur tersebut.
Untuk menegakkan diagnosis, harus dibedakan antara gejala dan tanda
yang timbul secara langsung atau tidak langsung. Pemeriksaan penunjang terarah
berguna sekali, seperti sinar tembus untuk melihat adanya paresis atau paralisis
diafragma akibat lesi n. Frenikus oleh tumor ganas diperjalannya dari tulang
belakang servikal II, III, IV, V (C 2-5) sampai ke diafragma, atau melihat ada
tidaknya pulsasi tumor yang menetukan perlu atau tidaknya aortografi.
Bronkografi dapat melengkapi hasil pemeriksaan bronkoskopi.
Esofagogran dapat memperkuat dan melengkapi hasil pemeriksaan esofagoskopi.
Namun demikian, seperti biasa, diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan
histopatologi. Pemeriksaan CT Scan dan PET scan untuk mengevaluasi
penyebaran sel tumor secara limfogen dan hematogen. Pemeriksaan serum AFP
dan hCG untuk mengevaluasi tumor seminoma dan nonseminomatus germ cell
tumor. AFP dan hCG meningkat > 500 ng/mL pada nonseminomatus germ cell.
Berbagai jenis tumor mungkin terdapat didalam rongga mediastinum; kebanyakan
tumor mempunyai predileksi tertentu. Di mediastinum superius, didapati tumor
esofagus, struma retrosternal, dan aneurisma aorta atau pembuluh besar lainnya.
Pada hiperkalsemia, tumor paratiroid seringkali perlu dicari di mediastinum
superius. Tumor ini jarang ditemukan sebagai tumor primer karena jarang sekali
menjadi besar.
Di mediastinum anterius, sering ditemukan tumor timus, limfoma, dan
kista perikard. Namun limfoma biasanya ditemukan juga ditempat lain. Di
mediastinum medium biasanya ditemukan kista bronkogen dan di sini sering juga
didapatkan limfoma. Mediastinum posterius adalah predileksi untuk tumor
neurogen, aneurisma aorta dan tumor esofagus. Beberapa tumor tidak mempunyai
predileksi tertentu, misalnya kista bronkogen, lipoma, fibroma, kista ekinokokus,
tuberkuloma, dan limfoma. Diagnosis bandingnya ialah hernia hiatus yang kadang
memberikan bayangan seperti tumor dan kista perikardium pada foto roetgen.
Tumor mediastinum yang sering dijumpai
1. Tumor teratoid mediastinum anterius, merupakan tempat kedua yang
sering ditumbuhi tumor teratoid setelah ovarium atau testis. Bila pada foto
thoraks
ditemukan
gambaran
tulang
atau
gigi
didalam
tumor,
39
40
Gambar 30. CT Scan dengan kontras pada dada menunjukkan massa besar dan bersepta
pada mediastinum anterius yang mengandung lemak dan elemen tulang.
3. Kista bronkogenik Kista muncul sebagai jaringan lunak dengan struktur
bulat, kadang terdapat kompresi pada jaringan sekitarnya, biasanya
41
III. 4 Penatalaksanaan
Tumor harus ditangani sesuai dengan diagnosisnya dan berdasarkan pedoman
terapi onkogenik. Tumor jinak harus dikeluarkan jika menimbulkan keluhan atau
tanda penekanan atau kompresi. Beberapa jenis tumor ganas harus diekstirpasi
Gambar
31.bersifat
Kista bronkogenik.
Foto Thoraks
Kanan terbatas
CT Scan
jika tindak
bedah
kuratif, tetapiKiri
pembedahan
radikalPA,
mungkin
karena Thoraks
luasnya penyebaran limfogen. Sementara itu ada tumor lain yang peka
radiasi atau kemoterapi seperti berbagai jenis limfoma yang tidak memerlukan
tindak bedah.
42
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS
Nama
: Tn. Rakip
Umur
: 71 tahun
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Agama
: Islam
Alamat
: Gronongan
MRS
: 25 maret 2014
RMK
: 283645
: Sesak
beraktivitas. Pasien juga mengeluh terdapat batuk sejak 1 minggu SMRS, batuk
berdahak berwarna putih, tidak terdapat darah, riwayat berkeringat di malam hari
disangkal, riwayat terdapatnya penurunan berat badan disangkal, riwayat minum
obat selama 6 bulan disangkal. Pasien juga mengeluh terdapat demam sejak 5 hari
SMRS, demam yang dirasakan terus menerus, demam membaik setelah pasien
meminum obat penurun panas, demam yang dirasakan cukup tinggi. Selain itu
pasien juga mengeluh terdapat BAB yang hitam sejak 1 hari SMRS, riwayat
menderita sakit maag sebelumnya disangkal, nyeri perut hebat disangkal, pasien
sebelumnya pernah mengkonsumsi jamu-jamuan untuk menjaga kesehatan. 1 bulan
SMRS pasien sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit Elisabet dengan keluhan
sesak, tetapi kemudian pasien tidak melanjutkan pengobatan karena tidak ada
biaya. Pasien memilikki riwayat merokok sejak usia 20 tahun, sehari pasien dapat
merokok sebanyak 1 bungkus per hari.
Riwayat Penyakit Dahulu
:(-)
Riwayat kejang
:(-)
Riwayat HT
:(-)
Riwayat DM
:(-)
:(-)
:(-)
:(-)
Riwayat stroke
:(-)
Riwayat trauma
:(-)
44
Tidak ada anggota keluarga yang pernah atau sedang mengalami sakit seperti
ini.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Jenis kelamin
Berat Badan
: Laki-laki
: 55 kg
45
Usia
: 71 tahun
Tanda vital
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Suhu Badan
: 38 C
Nadi
Pernapasan
: 30 kali/menit, reguler
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kepala
Rambut
: Kompos mentis
: Mesocephal
: Hitam dengan beberapa rambut sudah berwarna putih,
Mata
rontok (-).
: Palpebra simetris, cekung (-/-), konjungtiva anemis (+/+),
sklera ikterik (-/-), reflek cahaya pupil (N), pupil bulat isokor
Telinga
Hidung
Leher
(3mm/3mm), strabismus ( - ).
: Serumen (-/-), tidak nyeri, tidak bengkak.
: Simetris, sekret (-/-), nafas cuping hidung (+/+)
: Simetris, pembesaran kelenjar (-/-) Kaku kuduk (-)
Tenggorokan
Faring
Mukosa Bukal
Lidah
Uvula
Thorax
Paru-paru
46
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas atas
Pinggang
Batas kiri
Batas kanan
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
: perut datar,
: Peristaltic (+) normal
: Timpani
Hepar : liver span dektra 10 cm, sinistra 4 cm
Lien : traube space timpani
: Tegang, nyeri tekan (-) , turgor normal, massa (-)
tidak terdapat perbesaran hepar maupun lien
Genitalia
Ekstremitas
47
Pemeriksaan
Superior (D/S)
Inferior (D/S)
Akral dingin
-/-
-/-
Edema
-/-
-/-
Reflek fisiologis
+/+
+/+
Reflek patologis
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Petekhie
-/-
-/-
Gerakan
+/+
+/+
Kekuatan
Tonus
Trofi
E/E
E/E
Klonus
-/-
Turgor kulit
Ikterus
Cukup
Cukup
STATUS NEUROLOGIK
A. Kesan Umum
Kesadaran
Pembicara :
: GCS E4 M6 V5
Disarti :
(-)
Monoton
Scanning
(-)
: (-)
48
Afasia
(-)
Kepala
: mesochepal
B. Pemeriksaan Khusus
1. Rangsang Selaput Otak
Kaku tengkuk
: (-)
Brudzinski I
: (-)
Laseque
: (-/-)
Brudzinski II
: (-)
Kernig
: (-/-)
2. Saraf Otak
N. I
Hyp/Anosmi : (-/-)
N. II
N. III, IV, VI
Kedudukan bola mata
: normal
: normal
Exophthalmus
ke temporal
: normal
ke atas
: normal
ke bawah
: normal
ke temporal bawah
: normal
: (-/-)
49
: (-)
PUPIL :
Bentuk
: bulat
Lebar
: 3 mm/ 3 mm
Perbedaan lebar
: isokor
: N/N
: N/N
N. V Cabang Motorik
- Otot maseter
: N/N
- Otot temporal
: N/N
- Otot pterygoideus
: N/N
Cabang Sensorik
- Oftalmikus
: N/N
- Maksilaris
: N/N
- Mandibularis
: N/N
: N/N
: N/N
50
N. VII
Waktu diam
- Kerutan dahi
: N/N
- Tinggi alis
: N/N
- Sudut mata
: N/N
- Lipatan nasolabial
: N/N
51
Waktu gerak
- Mengerutkan dahi
- Menutup mata
- Bersiul
- Memperlihatkan gigi
dbn
:
: (-/-)
:
N/N
N. VIII
Vestibular
- Vertigo
: (-)
- Nistagmus
: (-)
Cochlearis
- Rinne
: dbn
- Weber
: dbn
- Schwabah
: dbn
- Tuli Konduktif
- Tuli perseptif
: dbn
:
dbn
52
N. IX, X
Bagian Motorik
- Suara
- Menelan
: N/N
- Kedudukan uvula
: sentral
: N
- Detak jantung
- Bising Usus
N
:
dbn
Bagian Sensorik
- Pengecapan 1/3 belakang lidah
: dbn
Reflek muntah
Reflek palatum Mole
: dbn
N. XI
Mengangkat bahu
: N/N
Memalingkan wajah
: N/N
N. XII
Kedudukan lidah waktu istirahat
di tengah
di tengah
Atrofi
Fascikulasi / Tremor
(-/-)
N/N
(-/-)
Sistem Motorik
dalam batas normal
53
5
5
3. Refleks-Refleks
Reflex fisiologis
Refleks biseps
: +/+
Refleks triceps
: +/+
Refleks patella
: +/+
Refleks Achiles
: +/+
Refleks patologis
Tungkai
Refleks babinsky
: (-/-)
Refleks Chaddock
: (-/-)
Lengan
Refleks Hoffman tromer
: (-/-)
: N
Defekasi
: N
Sekresi keringat
: N
Salivasi
: N
54
Gangguan vasomotor
: (-)
Ortostatik hipotensi
: (-)
5. Pemeriksaan radiologic
Foto Thorax AP dan lateral
- COR : Apex bergesel ke laterocaudal
- Pulmo : Sinistra : Corakan vaskular normal, tak tampak bercak
- Tampak opaksitas bulat oval batas sebagian tegas pada hemithorax
kanan anterior bawah
- Tak tampak penebalan hilus
- Diafragma dan sinus costophrenicus kiri normal, kanan tertutup massa
- Tak tampak destruksi tulang
Kesan :
-
Curiga Kardiomegali
Opaksitas pada hemithorax anterior kanan bawah dd : massa
55
A. Foto Thorax AP
56
6. Pemeriksaan Tambahan
Laboratorium Darah Rutin (RS Elisabet 26-02-14)
PEMERIKSAAN
26/02/2014
Hb
5,4 g/dL
Leukosit
52.900/L
Trombosit
668.000/L
Hitung Jenis
Neutrofil
94,4%
Limfosit
2,3%
Monosit
3,2%
Eosinofil
0,0%
Basofil
0,1%
>140 mm/jam
LED 2 jam
>140 mm/jam
Rhesus
Positif
26/02/2014
GDS
167 mg/dL
Ureum
33,0 mg/dL
Creatinin
1,1 mg/dL
57
Bilirubin Total
0,28 mg/dL
Bilirubin Direk
0,04 mg/dL
Bilirubin Indirek
0,24 mg/dL
SGOT
16 U/L
SGPT
25 U/L
ALP
133,0 U/L
Gama GT
41 U/L
Albumin
2,4 g/dL
26/02/2014
Natrium
135 mmol/L
Kalium
4,16 mmol/L
Calcium
2,23 mmol/L
Klorida
101 mmol/L
Magnesium
2,43 mg/dL
28/02/2014
BTA
Negatif
Gram
Positif
Diplokokus
Positif
Jamur
Negatif
58
03/03/2014
HB
9,0 g/dL
Leukosit
47.200/uL
03/03/2014
Albumin
2,1 g/dL
Natrium
140,0 mmol/L
25/03/2014
Hematologi
Golongan darah
Hemoglobin
9,4 g/dL
Hematokrit
28,70%
Leukosit
64.700/uL
Trombosit
585.000/uL
Kimia Klinik
GDS
112 mg/dL
Imunologi
HbSAg
Negatif
PEMERIKSAAN
26/03/2014
LED
114 mm/jam
7. Diagnosis Kerja
1. Observasi dyspneu
DD : Tumor Paru dextra
Tumor Mediastinum dextra
2. Observasi Melena
8. Penatalaksanaan
Diagnostik
-
Medikamentosa
-
O2 2 lpm
PO/
9. Prognosis
- Ad Vitam
- Ad Functionam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
60
Ad Sanam
: dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Fauci, Braundwald, Kasper, Hauser, Longo, Jemeson, Loscalzo.
Harrisons Principal Of Internal Medicine. 18th ed. New York : Mc Graw
Hill ; 2012
2. Mason RJ, Broaddus VC, Martin TR, King Jr TE, Schraufnagel DE,
Muray JF, Nadel JA. Murray & Nadels. Textbook Of Respiratory
Medicine. 5th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier ; 2010
3. Sjamsuhidajat, De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah.3rd ed. Jakarta : EGC ;
2010
4. Rasad S. Radiologi Diagnostik. 2nd ed. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ;
2011
5. Danhert W. Radiology Review Manual. 7th ed. North america : LWW ;
2011
6. Provenzale JM, Nelson RC, Vinson EN. Duke Radiology Case Review.
2nd ed. North America : LWW ; 2011
7. Mendell J. Core Radiology : A Visual approach to Diagnostic Imaging. 1st
ed. Cambridge : Cambridge University ; 2013
8. Herring W : Learning Radiology : Recognizing the Basics. 2nd Ed.
Philadelphia : Saunders Elsevier ; 2011
61