OLEH :
Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang dimiliki
oleh manusia. Tanah merupakan media utama dimana manusia bisa mendapatkan
menghuni bumi ini, bahkan sampai sekarang kebanyakan penduduk bumi adalah
Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet
bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 –
75% dari setiap badan manusia dewasa terdiri dari air. Menurut ilmu kesehatan,
setiap orang memerlukan air memerlukan air sebanyak 2,5 – 3 liter per hari (termasuk
air yang terdapat dalam makanan). Manusia bisa bertahan hidup 2 – 3 minggu tanpa
makan, tetapi hanya 2 – 3 hari tanpa air minum. Secara global kuantitas sumber daya
tanah dan air di bumi relatif tetap, sedangkan kualitasnya mekin hari makin menurun.
Secara kuantitas air di bumi ini melimpah, namun sebagian berupa air asin di
samudera. Di sekitar 1.368jua km3 air yang ada di bumi, sekitar 1.337 juta km 3 atau
97,395 berada di samuder atau lautan, dan hanya sekitar 35 juta km3 (2,53%) berupa
air tawar di daratan, dan sisanya dalam bentuk gas/uap. Jumlah air tawar tersebut
sebagian besar (69%) berupa gumpalan es dan gletsyer yang terperangkap didalam
kutub, sekitar 30% berupa air tanah, dan hanya sekitar 1% terdapat dalam sungai,
danau, dan waduk. Jumlah air lepasan dari semua sungai diperkirakan sebesar 44.500
km3. sebagian besar air tawar digunakan untuk mengairi daerah irigasi yang
diperkirakan seluas 210 juta ha yang tersebar diseluruh dunia. Luas ini akan
bertambah terus-menerus, khususnya benua Asia hingga akan mencapai 450 juta
hektar. Teknologi pertanian belum mampu mengurangi kebutuhan tanaman akan air,
kenyataan bahwa diperlukan 400 – 500 liter air untuk memproduksi 1 kilogram bahan
Selain tanaman, manusia dan binatang juga memerlukan air dengan kualitas yang
Kebutuhan air rata-rata secara wajar setiap orang adalah sebanyak 60 liter air
bersih per hari untuk segala keperluannya. Pada tahun 2000 dengan jumlah penduduk
dunia sebesar 6.121 milyar memerlukan air bersih sebanyak 367 km 3 pada tahun 2025
memerlukan 492 km3, dan pada tahun 2100 memerlukan 611 km3 air bersih tiap hari.
Dari hal-hal yang telah diuraikan diatas maka tentunya dapat memberikan
gambaran dengan jelas kepada kita betapa pentingnya sumberdaya tanah dan air bagi
kelangsungan hidup umat manusia. Saat ini telah terjadi penurunan kualitas kedua
sungai. Kegunaan dilaksanakannya kegiatan praktik lapang ini agar mahasiswa dapat
Indonesia merupakan salah satu negara besar dengan luas daratan kurang
lebih 200 juta hektar, 123 juta hektar daratan berupa lahan kering, dan 39 juta hektar
sisanya berupa lahan basah, baik berupa rawa pasang surut ataupun rawa lebak. Jika
lahan mempunyai kemiringan 0 – 15% maka dianggap sebagai lahan potensial untuk
dikembangkan menjadi lahan pertanian, maka untuk jumlah yang telah dikelola
sebagai pertanian rakyat, perkebunan, sawah tadah hujan, dan sebagainya, baru
mencapai 5,8 juta hektar. Dengan demikian potensi lahan yang belum dikembangkan
untuk pertanian masih 28,8 juta hektar, ditambah luasan rawa yang dapat direklamasi
Pada wilayah yang mempunyai curah hujan rendah atau sifat curah hujan yang
tidak teratur, kebutuhan air akan pertumbuhan tanaman dapat ditambahkan melelui
cara irigasi. Banyak kenyataan bahwa tanah yang tidak produktif dapat
dikembangkan menjadi suatu areal pertanian yang baik jika selalu cukup penyediaan
Keadaan air yang terkandung dalam tanah sangat perlu untuk diketahui,
terutama tentang kedalaman dari permukaan air tanah baik secara musiman maupun
bulanan. Tentang kedalaman muka air tanah bisa ditentukan melalui sember-sumber
air setempat. Saluran irigasi (drainase) termasuk sungai besar atau kecil yang ada di
lokasi perlu diketahui debit airnya, kedalamannya, kualitas airnya, aliran airnya,
kemiringan lereng dari saluran air tersebut. Selain itu perlu juga diketahui daya
penghanyutan air pada waktu hujan turun dimana akan sangat membantu teknologi
Tanah secara umum memiliki peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi
tanah menentukan jumlah air yang masuk kedalam tanah dan mengalir pada
permukaan tanah. Jadi tanah tidak hanya berperan sebagai media tumbuh tanaman
tetapi juga sebagai media pengatur tata air. Air yang masuk dalam tanah sebagian
dimanfaatkan oleh hewan dan sebagian lagi dimanfaatkan tanaman untuk membentuk
bahn organik dalam proses fotosintesa dan sebagian lagi diuapkan melalui proses
transpirasi. Air yang masuk kedalam tanah dapat tertahan sebelum diserap oleh
tanaman, atau bergerak keatas melalui pipa kapiler kemudian menguap dari
permukaan tanah, dapat juga bergerak kebawah sebagai air perkolasi yang tidak dapat
bertujuan agar air dapat lebih banyak masuk kedalam tanah, maka aliran permukaan
dapat dikurangi dan erosi dapat ditekan. Kondisi iklim, topografi, penutup tanah, dan
sifat tanah merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peresapan air serta air
Terdapat berbagai fenomena alam yang dapat ditimbulkan dari sekian banyak
aktifitas manusia yang kurang menyadari akan pentingnya bioekosistem di bumi ini
seperti halnya air, tanah, dan udara merupakan satu komponen yang tidak dapat
berdampak besar dalam kelangsungan kehidupan bioekosistem di bumi ini. Hal yang
sangat sering terjadi dari ketidak sinergisannya pengelolaan tiga hal diatas adalah
erosi dimana terjadi pengikisan tanah atau bagian tanah yang tarangkut dari suatu
tempat ke tempat lain yang penyebab utamanya adalah adanya pergerakan air
(Rahim, 2003).
III. BAHAN DAN METODE
Gowa pada hari Sabtu, 20 April 2008, pada pukul 09.30 WITA sampai selesai.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Pelampung
keadaan umum lokasi bendungan serta fasilitas yang terdapat didalamnya serta
Adapun kegiatan yang dilakukan pada pengukuran debit air pada aliran sungai
adalah dengan menggunakan pelampung berupa potongan kayu, buah yang dapat
dari jarak tertentu tersebut dapat ditentukan kecepatan aliran sungai. Langkah
tumpuan akhir lalu menghitung waktu yang dibutuhkan pelampung dari tumpuan
pelampung dilakukan sebanyak 3 kali sehingga didapatkan nilai rata-rata dari waktu
Sehingga dari perlakuan tersebut dapat ditentukan debit airnya dengan mengalikan
koefisien kecepatan dengan koefisien rata-rata waktu yang diperoleh dari 3 sampel
Hasil
Setelah melakukan pengukuran debit air pada aliran sungai bendungan Bissua
60 cm 375 cm 60 cm
52 cm
255 cm
Pembahasan
Dari hasil yang telah didapatkan pada pengamatan yang telah dilakukan maka
diperoleh hasil pada jenis pemberat pertama yakni daun membutuhkan waktu
sebesar 0,58 m/s. Pada pemberat kedua yakni daun membutuhkan waktu sebanyak
45,23 s pada jarak tempuh 30 m dengan kecepatan 0,66 m/s. Pada perlakuan ketiga
dengan menggunakan pemberat daun membutuhkan waktu sebesar 52,53 s pada jarak
membutuhkan waktu yang relatif sama yakni 51,60 s dengan jarak tempuh yang sama
pemberat yang digunakan maka dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa pada
jenis pemberat ketiga yakni daun dengan waktu tempuh sebesar 52,53 s dengan
kecepatan 0,57 m/s merupakan pemberat tercepat. Sedangkan pada pemberat daun
dengan jarak tempuh 45,23 s dengan kecepatan 0,66 m/s merupakan pemberat
rata-rata pada waktu tempuh untuk keempat sampel yang digunakan adalah 50,17 s,
Dari hasil perhitungan pada debit air bendungan Bissua maka didapatkan hasil
yakni luas penampang bendungan Bissua sebesar 19,5 m2. hasil ini didapatkan
dengan mengetahui besarnya dua sisi sejajar bendungan yang berbentuk trapesium
dan tingginya kemudian mengalikannya. Setelah itu menghitung debit air dengan
yang digunakan sehinga didapatkan nilai debit air bendungan Bissua sebesar 11,505
m3/s.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
sebagai berikut :
− Setelah dilakukan praktek lapang maka diapatkan data luas penampang sungai
pada bendungan Bissua adalah sebesar 22,62 m2. Sedangkan debit air pada
m3/s.
beda maka didapatkan data yakni daun membutuhkan waktu sebanyak 51,33 s
m/s. Pada pemberat kedua yakni daun membutuhkan waktu sebanyak 45,23 s
pada jarak tempuh 30 m dengan kecepatan 0,66 m/s. Pada perlakuan ketiga
pemberat kayu membutuhkan waktu yang relatif sama yakni 51,60 s dengan
fasilitas yang lengkap. Area Irigasi sebesar 10.785 Ha, Debit Pengambilan
sebesar 3 m
Saran
Sebaiknya setelah mengetahui spesifikasi dari bendungan Bissua maka sedini
mungkin dilakukan penanganan yang tepat dalam hal upaya penyaluran air secara
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Pairunan, A.K., Nanere, J, L., Arifin., Solo, S.S.R. Samosir, Tangkaisari, R., J. R
Lalapia M, Bachrul I., Hariadji A., 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur. Makassar.
Suripin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air . Penerbit Andi. Yogyakarta.
LAMPIRAN
60 cm 375 cm 60 cm
52 cm
255 cm
= ½ (495 + 255) 52
= ½ (750) 52
Debit (Q) = v x A
= 11,505 m3/s