Anda di halaman 1dari 76

SKENARIO 2

KEHAMILAN
Ny 35 th G5 P2 A2 datang ke dokter dengan keluhan mules disertai keluar darah lendir sejak 1
jam. Pasien mengaku hamil 9 bulan dan belum pernah memeriksakan kehamilannya. Pasien
dengan suami seorang tukang ojek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ibu tampak astenikus TB
155cm BB 40 kg.
Status generalis: TD 110/80 mmHg, FN 90x/menit, konjungtiva pucat.
Pada palpasi abdomendidapatkan tinggi fundus uteri 34cm, his 2x/10/20 detak jantung janin
140 dpm. Pada pemeriksaan ginekologi didapatkan genetalia eksterna normal. Pada pemeriksaan
Vaginal Toucher didapatkan: porsio lunak, aksial, pembukaan 2 cm, selaput ketuban (+), kepala
H1. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia dengan Hb 8 g/dL. Pasien diberikan
garam Fe.
Pasien mengaku saat ini sedang berpuasa Ramadhan dan bertanya apakah puasanya boleh
diteruskan atau tidak.

Langkah 1
1

TIU 1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kehamilan


1.1 Fertilisasi
1.2 Implantasi atau Nidasi
1.3 Placentasi
1.4 Perkembangan Janin Setiap Trimester
1.5 Perubahan Pada Badan Ibu
1.6 Hormon-hormon yang Terkait Selama Masa Kehamilan
1.7 Pemeriksaan Kehamilan
TIU 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Persalinan
2.1 Tenaga yang Mendorong Anak Keluar
2.2 Perubahan-Perubahan Pada Uterus dan Jalan Lahir Dalam Persalinan
2.3 Gerakan-Gerakan Anak Pada Persalinan (Mekanisme Persalinan)
2.4 Kala Uri
TIU 3. Memahami dan Menjelaskan Anemia Pada Kehamilan
3.1 Definisi
3.2 Etiologi
3.3 Epidemiologi
3.4 Klasifikasi (Manifestasi Klinis, Diangnosis, Tatalaksana)
3.5 Patofisiologi
3.6 Komplikasi
TIU 4. Memahami dan Menjelaskan Gizi Pada Ibu Hamil
TIU 5. Memahami dan Menjelaskan Hukum Puasa Bagi Ibu Hamil

Langkah 2
Mandiri

Langkah 3
TIU 1. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang
sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses
persalinan. Berdasarkan prosesnya kehamilan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1.1 Fertilisasi
Pembuahan (Konsepsi) adalah merupakan awal dari kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi
oleh satu sperma.
Ovulasi (pelepasan sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang
terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung tuba
falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat terjadinya pembuahan.
Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami kemunduran (degenerasi) dan dibuang
melalui vagina bersamaan dengan darah menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang
telah dibuahi oleh sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi
embrio (bakal janin).
Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian diikuti dengan pembuahan,
maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2. Kasus seperti ini merupakan kembar
fraternal. Kembar identik terjadi jika pada awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi
membelah menjadi 2 sel yang terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel
telur. Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair, sehingga
sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba
falopii yang berbentuk corong dalam waktu lima menit.Sel yang melapisi tuba falopii
mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).

Pengangkutan ovum ke oviduktus


Pada ovulasi ovum dibedakan ke dalam rongga abdomen tapi langsung diambil oleh
oviduktus, ditangkap fimbrie. Fimbrie dilapisi oleh silia yaitu tonjolan-tonjolan halus mirip
rambut yang bergetar seperti gelombang ke arah interior oviduktus.
Pengangkutan sperma ke oviduktus
Setelah ditaruh di vagina saat ejakulasi, sperma-sperma tersebut harus berjalan melewati
kanalis servikalis, uterus dan kemudian menuju telur di sepertiga atas oviduktus. Rintangan
pertama adalah melewati kanalis servikalis. Sewaktu kadar estrogen tinggi seperti yang terjadi
saat folikel matang akan berovulasi, mucus serviks menjadi cukup tipis dan encer untuk dapat
ditembus oleh sperma. Setelah sampai uterus, kontraksi miometrium akan mengaduk sperma,
saat mencapai oviduktus sperma harus bergerak melawan silia, gerak ini dipermudah oleh
kontraksi antipristaltik otot polos oviduktus.

Proses Fertilisasi
Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mula-mula harus melewati korona radiata
dan zona pelusida. Enzim-enzim akrosom, yang terpajan saat membran akrosom rusak saat
sperma berkontak dengan korona radiata, memungkinkan sperma membuat terowongan
menembus sawar-sawar protektif tersebut. Sperma pertama yang mencapai ovum itu sendiri
5

berfusi dengan membran plasma ovum, memicu suatu perubahan kimiawi di membran yang
mengelilingi ovum sehingga lapisan ini tidak lagi dapat ditembus sperma lain (Fenomena Black
To Polyspermy).
Kepala sperma yang berfusi tertarik dan ekor lenyap. Penetrasi sperma ke dalam sitoplasma
memicu pembelahan meiosis akhir oosit sekunder. Nucleus sperma dan ovum menyatu
membentuk zigot lalu menjadi morula dan masuk uterus setelah uterus sudah bisa dimasuki oleh
morula, lalu manjadi blastokista dan terjadi implantasi di dinding endometrium.
Fertilisasi berlangsung di oviduktus ketika telur yang dilepaskan dan sperma yang diletakkan
di vagina bertemu di tempat ini. Ovum yang telah dibuahi mulai membelah diri secara mitosis.
Dalam waktu seminggu ovum tumbuh dan berdiferensiasi menjadi sebuah blastokista yang dapat
melakukan implantasi. Sementara itu, endometrium telah mengalami peningkatan vaskularisasi
dan dipenuhi oleh simpanan glikogen di bawah pengaruh progesterone fase luteal. Blastokista
terbenam di lapisan yang telah dipersiapkan tersebut melalui kerja enzim-enzim yang
dikeluarkan oleh lapisan luar blastokista. Enzim ini mencernakan jaringan endometrium kaya
nutrient, melaksanakan dua fungsi yaitu membuat lubang di endometrium untuk implantasi
blastokista sementara pada saat yang sama membebaskan nutrient dari sel endometrium agar
dapat digunakan oleh mudigah yang sedang berkembang.

1.2 Implantasi/ Nidasi


6

Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam.
Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak rahim, pada bagian depan maupun dinding
belakang.
Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah tertentu terdiri dari 3-4
sel.Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan berkembang menjadi embrio,
sedangkan sel-sel di bagian luar tertanam pada dinding rahim dan membentuk plasenta (ari-ari).
Plasenta menghasilkan hormon untuk membantu memelihara kehamilan dan memungkin
perputaran oksigen, zat gizi serta limbah antara ibu dan janin.Implantasi mulai terjadi pada hari
ke 5-8 setelah pembuahan dan selesai pada hari ke 9-10.
Dinding blastosis merupakan lapisan luar dari selaput yang membungkus embrio (korion).
Lapisan dalam (amnion) mulai dibuat pada hari ke 10-12 dan membentuk kantung amnion.
Kantung amnion berisi cairan jernih (cairan amnion) dan akan mengembang untuk membungkus
embrio yang sedang tumbuh, yang mengapung di dalamnya.
Ovum yang sudah dibuahi
membelah

dengan

cepat

selama perjalannya dalam tuba


falopii.
Bila kelompok sel yang dsebut
sebagai morula mencapai cavum
uteri maka terbentuklah inner
cell

mass.

Blastosis,

Pada

mass

bungkus

dengan

primitif.

Didalam

stadium

tersebut
sel
sel

di

trofoblas
tersebut

terjadi produksi hormon secara aktif sejak awal kehamilan dan juga membentuk EPF (early
pregnancy factor) yang mencegah rejeksi hasil konsepsi.

Pada stadium ini, zygote harus


mengadakan implantasi untuk
memperoleh
oksigen

nutrisi

yang

dan

memadai.

Terjadi perkem- bangan inner


cell mass ke dalam lapisan
ektodermal

&

endodermal.

Diantara

kedua

lapisan

tersebut terbentuk lapisan mesodermal yang akan tumbuh keluar untuk membentuk
mesoderm ekstra embrionik.

Pada stadium ini terbentuk


2 rongga yaitu yolc sac dan
cavum

amnion.

Kantung

amnion berasal dari ektoderm


dan yolc sac dari endoderm.
Pada stadium ini, cavum amnion masih amat kecil. 2 rongga yang terbungkus oleh mesoderm
bergerak kearah blastosis. Batang mesodermal akan membentuk talipusat. Area embrionik yang
terdiri dari ectoderm - endoderm dan mesoderm akan membentuk janin. Cavum anion semakin
berkembang sehingga mencapai sampai mencapai dinding blastosis. Bagian dari Yolc sac
tertutup dalam embrio dan sisanya membentuk tabung yang akan menyatu dengan tangkai
mesodermal.
1.3 Plasentasi
Plasenta adalah organ pertukaran antara darah ibu dan janin. Simpanan glikogen di
endometrium hanya cukup untuk member makan janin selama beberapa minggu pertamanya.
Untuk mempertahankan pertumbuhan janin selama kehidupan intrauterinya, segera terbentuklah
8

plasenta, suatu organ pertukaran antara ibu dan janin. Plasenta berasal dari jaringan trofoblast
dan desidua.
Pembentukan plasenta dan kantung amnion terjadi pada hari ke 12, janin telah terbenam total
di dalam desidua. Pada saat ini lapisan trofoblast telah memiliki ketebalan 2 lapisan sel dan
disebut korion. Seiring dengan terus berkembang dan dihasilkannya enzim-enzim oleh korion,
terbentuk anyaman rongga-rongga yang ekstensif di dalam desidua. Korion yang meluas
menggerus dinding kapiler desidua, menyebabkan darah ibu bocor dari kapiler dan mengisi
rongga-rongga ini. Darah dicegah membeku oleh suatu anti koagulan yang dihasilkan oleh
korion. Tonjolan-tonjolan jaringan korion tersebut menjulur ke dalam genangan darah ibu.
Segera janin yang sedang tumbuh ini mengirim kapiler ke dalam tonjolan korion untuk
membentuk vilus plasenta. Sebagian vilus menjorok menembus ruang berisi darah untuk
melekatkan plasenta bagian janin ke jaringan endometrium, tetapi sebagian besar hanya menjulur
ke dalam genangan darah ibu.
Selama kehidupan intrauteri, plasenta melakukan fungsi sistem pencernaan, sistem
pernapasan, dan ginjal bagi janin parasitic ini. Janin memiliki sistem-sistem organ ini tetapi di
dalam lingkungan intrauteri sistem-sistem tersebt tidak dapat (dan tidak perlu) berfungsi.
Nutrien dan O2 berdifusi dari darah ibu menembus sawar tipis plasenta ke dalam darah janin,
sementara CO2 dan sisa metabolic lain secara bersamaan berdifusi dari darah janin ke darah ibu.
Nutrien dan O2 diperoleh dari sistem oencernaan dan pernapasan ibu, dan CO2 dan zat sisa yang
dipindahkan ke darah ibu masing-masing di keluarkan oleh paru dan ginjal ibu. Karena itu,
saluran cerna, saluran napas, dan ginjal ibu juga berfungsi melayani kebutuhan janin selain
kebutuhan diri sendiri.
Villi terdapat di seluruh permukaan blastosis. Dengan demikian membesarnya blastosis,
desidua superfisial (desidua kapsularis) akan tertekan dan kehamilan akan semakin mengembang
ke arah dalam cavum uteri.
Tonjolan kecil (vili) dari plasenta yang sedang tumbuh, memanjang ke dalam dinding rahim
dan membentuk percabangan seperti susunan pohon.Susunan ini menyebabkan penambahan luas
daerah kontak antara ibu dan plasenta, sehingga zat gizi dari ibu lebih banyak yang sampai ke
9

janin dan limbah lebih banyak dibuang dari janin ke ibu.Pembentukan plasenta yang sempurna
biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama kehamilan dan
pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.

Perkembangan

desidua

kapsularis

secara

bertahap

memangkas sirkulasi yang melaluinya. Hal ini akan


menyebabkan atrofi dan hilangnya viili yang bersangkutan.
Permukaan blastosis menjadi halus dan bagian korion ini
disebut Chorion Laeve. Pada sisi yang berlawanan, villi
mengalami pertumbuhan dan pembesaran dan disebut
sebagai Chorion Frondusum. Dengan semakin luasnya
ekspansi blastosis, desidua kapsularis menempel dengan
desidua vera dan cavum uteri menjadi obliterasi.
Trofoblas primitif chorion frondusum melakukan invasi desidua. Pada proses ini, kelenjar
dan stroma akan rusak dan pembuluh darah maternal yang kecil akan mengalami dilatasi
membentuk sinusoid.

10

Trofoblas
lapisan

mengembangkan

seluler

yang

disebut

sitotrofoblas dan lapisan sinsitium


yang

disebut

sinsitiotrofoblas.

Struktur yang disebut villi chorialis


ini terendam dalam darah ibu.
Dengan kehamilan yang semakin
lanjut,

struktur

viili

chorialis

menjadi semakin komplek dan viili


membelah

dengan

cepat

untuk

membentuk percabangan-percabangan dimana cabang vasa umbilkalis membentuk percabangan


yang berhubungan erat dengan permukaan epitel trofoblas. Sebagian besar cabang villi chorialis
yang disebut sebagai villi terminalis mengapung dengan bebas dalam darah ibu sehingga
memungkinkan terjadinya tarnsfer nutrien dan produk sisa metabolisme. Sejumlah villi melekat
pada jaringan maternal dan disebut sebagai anchoring villi.
Struktur dan hubungan villi terminalis dapat dipelajari dengan melihat gambar
penampangnya. Dengan semakin lajutnya kehamilan, hubungan antara vaskularisasi trofoblas

11

dan maternal menjadi semakin erat. Trofoblas mengalami migrasi kedalam arteri spiralis
maternal yang berasal dari ruang intervillous
Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium.
Perubahan ini berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang
bersifat low resistance high flow vascular bed yang diperlukan untuk tumbuh kembang
janin intra uterin.
Dengan semakin lanjutnya

kehamilan

maka transfer nutrien - sisa metabolisme hormon dan CO serta O2 plasenta akan
semakin

meningkat

dimana

struktur

pemisah antara sirkulasi ibu dan anak


menjadi semakin tipis.
Tidak ada hubungan langsung antara
kedua

jenis

sirkulasi

dan

placental

barrier pada akhir kehamilan terletak di


microvilli

sinsitiotrofoblas

yang

memperluas permukaan transfer nutrien dan lain lain. Selanjutnya, sinsitiotrofoblas dan
mesoderm janin akan semakin tipis dan vas dalam villus mengalami dilatasi.
Plasenta yang sudah terbentuk sempurna berbentuk cakram yang berwarna merah dengan
tebal 2 -3 cm pada daerah insersi talipusat. Berat saat aterm 500 gram.
Tali pusat berisi dua arteri dan satu vena dan diantaranya terdapat Wharton Jellyyang
bertindak sebagai pelindung arteri dan vena sehingga talipusat tidak mudah tertekan atau terlipat,
umumnya berinsersi di bagian parasentral plasenta.
1.4 Perkembangan Janin Setiap Trimester
Minggu ke-1 :

12

Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi.
Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir.
Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh
bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik,
sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan
hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen.
Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi
matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan dengan 5
juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang
bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada
akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur.

Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan
belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung
telur.
Minggu ke-2:
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua
30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju
rahim.

Setelah

membelah

menjadi

32,

sel

telur

disebut

morula.
13

Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12
jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium.

Minggu ke-3:
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika sedang mengandung.
Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut
blastosit.

Ukurannya

sangat

kecil,

berdiameter

0,1-0,2

mm.

Minggu ke-4 :
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic
Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin
mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang
serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).

14

Minggu ke-5 :
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan
yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya
membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan
tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif.
Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan
pundi kencing.

Minggu ke-6 :
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba
saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi

15

mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucukpucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.

Minggu ke-7 :
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira
sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang
mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara
yang terdapat di dalam paru-paru

Minggu ke-8:
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi Anda. Jika Anda
bisa melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi,
saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin
membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan.
16

Bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah.
Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta
kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.

Minggu ke-9 :
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki
dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler,
Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya
sekitar 4 gram.

Minggu ke-10 :
17

Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak
meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak
seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

Minggu ke-11 :
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya
mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan,
termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan
ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung,
atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan
tersendiri.

Minggu ke-12 :

18

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang
mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya
volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan
beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa
millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

Minggu ke-13 :
Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi
dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang
berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar
dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar
pembesaran kepala.

Minggu ke-14 :
19

Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya
semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi
kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium
turun dari rongga perut menuju panggul. Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi
belum tebal karena belum ada lapisan lemak.

Minggu ke-15 :
Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda
perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih
sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan
panjang 113 mm. Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak
matanya masih tertutup.

Minggu ke-16 :
20

Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah
mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini
system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi.Janin mulai bergerak.
Tetapi tak perlu kuatir jika Anda tak merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan
dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi Anda berukuran 116 mm dan
beratnya 80 gram.

Minggu ke-17 :
Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak
cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Saat dilahirkan, berat
lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai
tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk

Minggu ke-18 :

21

Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa
terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya
cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan
beratnya 140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu.
Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.

Minggu ke-19 :
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari
luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan
sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

Minggu ke-20 :
22

Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 1416 cm. Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan
subcutaneous. kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan system
pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.

Minggu ke-21 :
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan
gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi
semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.

Minggu ke-22 :

23

Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya
semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional.

Minggu ke-23 :
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak
keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan
"berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur.
Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga
terbentuk sempurna.

Minggu ke-24 :
24

Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta.
Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang
menjaga kantung udara tetap mengembang, kulit bayi mulai menebal.

Minggu ke-25 :
Bayi cegukan. Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan
air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan. Tulang bayi semakin
mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah
semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan
sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini
bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram
dengan tinggi badan 34-37 cm.

Minggu ke-26 :

25

Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk.
Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi,
bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya
lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi
sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.

Minggu ke-27 :
Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus
dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa
mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang
mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.

Minggu ke-28 :

26

Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang
dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh. Lemak
dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya
yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui
dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna,
namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.

Minggu ke-29 :
Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen.
Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat
kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui). Sensitifitas dari bayi semakin jelas,
bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi
sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah
semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi
badan 37-39 cm.

Minggu ke-30 :
27

Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400
gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa. Mata indah
bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk
membuka dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut
dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana
senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini
si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan
tinggi 39-40 cm.

Minggu ke-31 :
Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta
memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam
air ketuban. Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan
bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah
jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai
memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan
perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan
sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan
bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.

Minggu ke-32 :

28

Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan
rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi
sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang
29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan
pada minggu ini. Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system
pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil
sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah
mulai bisa bermimpi.

Minggu ke-33 :
Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin
pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi
sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah
semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil
nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis
bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan
tinggi badan sekitar 43-45 cm.

Minggu ke-34 :

29

Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila
mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang
mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem
kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat
bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46
cm.

Minggu ke-35 :
Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai
memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan
kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim
bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi
2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.

Minggu ke-36 :

30

Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai
mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan
livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan
sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi
badan 47-48 cm.

Minggu ke-37 :
Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi
merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan
sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar
untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan
walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 27002800 gram, dengan tinggi 48-49 cm.

Minggu ke-38 hingga minggu ke-40 :


31

Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.

1.5 Perubahan Pada Badan Ibu


Rasa Nyeri Pada Perut
Nyeri perut bagian bawah sudah biasa dalam kehamilan, terutama dalam trimester kedua. Rasa
nyeri ini punya banyak penyebab, tetapi yang paling umum adalah rasa sakit pada ligamenta
lingkar, yang merupakan otot yang menahan rahim supaya tetap tegak. Ketika rahim tumbuh
semakin besar, ligamenta lingkar semakin teregang, semakin rawan terhadap tegangan.
Akibatnya kerap kali terjadi rasa sakit bahkan semakin terasa ketika ibu hamil bergerak.
Perubahan Pada Payudara
Pada awal kehamilan, kelunakan payudara, kepekaan puting susu dan peningkatan ukuran
payudara terjadi sebagai bagian penyesuaian tubuh yang normal. Pada saat awal kehamilan,
payudara tidak mengalami perubahan yang berarti sampai pada awal tirmester ketiga, ketika
kelenjar susu mulai aktif. Sampai pada bulan ketujuh, payudara memproduksi sedikit kolostrum,
cairan kekuning-kuningan yang merupakan makanan berarti bagi bayi di awal kehidupannya.
Perubahan warna puting susu yang makin menghitam juga terjadi selama kehamilan.
Sesak Nafas

32

Sesak nafas merupakan hal yang biasa selama masa kehamilan karena rahim yang tumbuh
menjadi besar menyita banyak ruangan sehingga membatasi gerakan diafragma. Selain itu,
perubahan keseimbangan hormon dalam tubuh ketika hamil juga menyebabkan hal tersebut.
Perubahan Pada Peredaran Darah
Perubahan pada peredaran darah selama kehamilan terutama mulai kentara pada kaki. Pembuluh
darah akan semakin tertekan seiring dengan kandungan yang semakin membesar, terutama
pembuluh darah yang mengalirkan kembali dari kaki. Tekanan ini memperlambat peredaran
darah pada kaki, dan berdiri atau duduk dalam jangka waktu yang cukup lama membuat hal ini
semakin parah. Peredarah darah yang terganggu menyebabkan kelelahan pada kaki. Hal ini
biasanya dapat membuat kaki menjadi bengkak khususnya pada pergelangan kaki dan telapak
kaki, terutam jika sudah berdiri lama. Demikian pula pembuluh darah pada permukaan kaki bisa
menggembung, dan kondisi ini biasanya dinamakan varises pembuluh darah.
Sembelit
Sembelit atau sulit buang air besar merupakan hal yang umum terjadi pada ibu hamil. Banyak
yang menyebabkan
hal ini terjadi seperti, kekurangan zat besi dan vitamin, kurang minum air selam kehamilan,
tekanan rahim terhadap usus kecil dan kurangnya olahraga bisa mengakibatkan hal tersebut.
Perubahan Rambut
Rambut ibu hamil bisa berubah dengan cara yang di luar dugaan selama kehamilan. Banyak ibu
hamil yang tidak memperhatikan bahwa telah terjadi perubahan pada rambutnya selama
kehamilan. Perubahan pada rambut terjadi biasanya berupa semakin sulitnya rambut untuk di tata
dan disisir atau mudah kembali kusut ketika sudah disisir. Beberapa kasus, adanya penipisan
pada rambut dan alis. Perubahan ini sifatnya sementara, jika kehamilan telah selesai, maka
kondisi rambut akan kembali normal.

Sakit Kepala
33

Sakit kepala juga merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu hamil. Beberapa sakit kepala yang
dialami oleh ibu hamil adalah tipe sinus, disebabkan oleh meningkatnya aliran darah serta
pembengkakan hidung yang juga bisa meningkat menjadi penyumbatan hidung. Selain itu faktor
kelelahan dan hormonal juga dapat menyebabkan sakit kepala ini.
Mimisan dan Gusi Berdarah
Peredaran darah menuju hidung dan gusi meningkat selama kehamilan. Peningkatan ini
disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi. Peningkatan peredaran darah ini dapat
membuat ibu hamil mengalami mimisan atau gusi berdarah.
Perubahan Pada Kulit
Sejumlah perubahan kulit bisa diamati dalam kehamilan. Perubahan warna menjadi lebih gelap
terjadi di beberapa bagian tubuh. hal ini disebabkan oleh meningkatnya hormon tertentu yang
menambah pigmen kulit. Selain itu ibu hamil sering mengalami adanya guratan yang memanjang
di bagian tengah perut mulai dari daerah pubis hingga ke pusar. Kulit akan cenderung lebih
berminyak, yang kadang-kadang menjadi bertambah buruk yang menyebabkan banyaknya
tumbuh jerawat. Dapat pula terjadi gatal-gatal, adanya bercak-bercak merah pada lengan, dada
dan wajah. Dalam perubahan pada kulit juga ada yang dinamakan "masker kehamilan" yaitu
adanya warna kulit kemerahan atau kecokelatan pada bagian atas hidung atau di bawah mata.
Selain itu karena berkumpulnya lemak pada pinggul dan perut bertambah, mungkin akan muncul
tanda-tanda regangan.
Masalah Pada Buang Air Seni
Pergi ke kamar mandi berkali-kali jelas merupakan bagian kehamilan. Penyebabnya adalah
tekanan rahim terhadap kandung kemih, yang membatasi kemampuan kandung kemih untuk diisi
air seni. Tekanan ini terutama terjadi pada trimester pertama ketika rahim tumbuh sepenuhnya di
dalam pelvis, dan dalam timester ketiga, ketika rahim cukup besar. Hal ini menyebabkan ibu
hamil sering mengalami buang air kecil.

1.6 Hormon-hormon yang Terkait Selama Masa Kehamilan


34

Ketika terjadi kehamilan pada diri seorang perempuan, maka tubuh bereaksi dengan
membentuk perubahan-perubahan dan segera memproduksi hormon-hormon kehamilan guna
mendukung

kelangsungan

kehamilan. Hormon-hormon

kehamilan ini

bertujuan

guna

mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agar janin dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik dan sehat. Ada baiknya para ibu hamil mengetahui mengenai hormon yang
diproduksi selama kehamilan berikut fungsi dan efek yang dihasilkan olehnya, agar tidak terjadi
salah pengertian atau malah menjadikannya mitos kehamilan terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi selama kehamilan. Berikut ini adalah beberapa hormon yang diproduksi selama
kehamilan, berikut fungsi dan dampak yang dihasilkan, yaitu:

Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh
embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan
yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh
indung telur sehingga menekanmenstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan
meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon
kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG
mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan indikator yang
dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat test kehamilan mendeteksi
adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test kehamilan akan
mengindikasikan

sebagai terjadinya

kehamilan atau

hasil

test

positif.

Dampak: Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness).

Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen)

Adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang merangsang
pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon
kehamilan ini berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan
plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.
Dampak: Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa pembesaran pada
payudara, serta membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.

35

Hormon Kehamilan Relaxin

Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Melembutkan leher
rahim dan merelaksasikan sendi panggul
Dampak: menimbulkan relaksasi pada ligamen dan sendi

Hormon Kehamilan Estrogen

Dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahanperubahan

histologi

pada

vagina.

Memperngaruhi

pertumbuhan

saluran

kelenjar mammae sewaktu menyusui, mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otototot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta menimbulkan kontraksi pada rahim.
Estrogen juga memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saat persalinan. Hormon ini
juga melembutkan jaringan tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi tubuh menjadi lemah
sehingga tidak dapat menyangga tubuh dengan kuat. Berperan penting dalam menjaga kesehatan
sistem genital, organ reproduksi dan payudara.
Dampak: Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga terjadi penimbunan cairan
yang menyebabkan pembengkakan. Selain itu dengan peningkatan hormon ini ibu hamil sering
merasa sakit punggung. Dapat juga menyebabkan varises.

Hormon Kehamilan Progesteron

Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta
di dalam rahim. Juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otototot rahim, sehinggapersalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga membantu menyiapkan
payudara untuk menyusui.
Dampak: Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan
darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat sistem
pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi
perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan
menurunnya gairah seks selama hamil.

Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

Hormon kehamilan ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit


36

Dampak: Menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada
wajah, pada bagian dalam dan garis dari pusar ke baeah (linea nigra).
1.7 Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan adalah serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari
awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai
kehamilan yang optimal.
Pemeriksaan kehamilan ini penting karena berguna dalam :
1. Mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu.
2. Memonitor kesehatan ibu dan janin supaya persalinannya aman.
3.

Agar tercapainya kesehatan bayi yang optimal.

4. Mendeteksi dan mengatasi dini komplikasi dan penyakit kehamilan yang mungkin dapat
muncul misalnya :

Hipertensi dalam kehamilan

Diabetes dalam kehamilan (gestasional diabetes)

Anemia

Janin dengan berat badan rendah

Kehamilan anggur

Plasenta previa (ari-ari menutup jalan lahir)

Infeksi dalam kehamilan misalnya keputihan atau infeksi saluran kemih dll.
Pemeriksaan kehamilan minimal dilakukan sebanyak 4 kali yaitu :
1. Pemeriksaan kehamilan pertama
Yaitu pemeriksaan kehamilan saat usia kehamilan antara 0-3 bulan. Memang biasanya ibu tidak
menyadari kehamilan saat awal masa kehamilan, tetapi sangat diharapkan agar kunjungan
pertama kehamilan dilakukan sebelum usia kehamilan < 12 minggu. Pemeriksaan kehamilan
ini cukup dilakukan sekali dan mungkin berlangsung 30-40 menit.
Pada pemeriksaan kehamilan trimester pertama kalinya anda akan diperiksa :

37

Riwayat kesehatan anda, disini anda akan diajukan beberapa pertanyaan untuk
mengetahui adanya kelainan genetic, kondisi kesehatan anda (adakah penyakit kronis),
riwayat kehamilan sebelumnya dan keadaan psikososial anda.

Penentuan usia kehamilan sebenarnya. Hal ini bisa dilakukan dengan USG transvaginal
atau transabdominal sekalian memastikan adanya janin dalam kandungan atau dengan
menanyakan HPHT (hari pertama haid terakhir) anda.

Pemeriksaan fisik secara umum misalnya tekanan darah, berat badan dan pemeriksaan
fisik lainnya.

Pemeriksaan dalam yaitu pemeriksaan vagina dan leher rahim anda.

Pemeriksaan laboratorium untuk kadar hemoglobin darah, urinalisis (pemeriksaan urin),


golongan darah dan rhesus, TORCH dan tes hepatitis.

Bila terdapat kelainan atau komplikasi dalam pemeriksaan fisik dan laborarium maka sebaiknya
dirujuk ke dokter spesialis kandungan. Bila tidak terdapat kelainan maka pemeriksaan kehamilan
tetap dapat dilakukan di bidan atau puskesmas.

2. Pemeriksaan kehamilan kedua

38

Yaitu pemeriksaan kehamilan saat usia kehamilan antara 4-6 bulan. Biasanya kunjungan
kehamilan dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai 26 minggu. Pemeriksaan ini
mungkin berlangsung 20 menit saja.
Pemeriksaan yang akan dilakukan adalah :

Anamnesa. Anda akan ditanyakan mengenai kondisi selama kehamilan, keluhankeluhan yang muncul dan tanda-tanda pergerakan janin.

Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri
(puncak rahim), detak denyut janin dan pemeriksaan fisik menyeluruh serta
pemeriksaan dalam bila pada kunjungan pertama tidak dilakukan.

Pemeriksaan laboratorium. Urinalisis, cek protein dalam urin bila tekanan darah tinggi,
gula darah dan hemoglobin terutama bila kunjungan pertama anda dinyatakan anemia.
Anda juga bisa melakukan serangkaian pemeriksaan lainnya yang berguna dalam
mendeteksi dini kelainan dalam janin misalnya alpha feto protein (AFP), Chorion
Villius Sample (CVS), dan amniosintesis.

Pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan USG ini berguna untuk mendeteksi kelainan


bawaan janin, jumlah janin, pergerakan jantung janin, lokasi plasenta (ari-ari), dll.

3. Pemeriksaan kehamilan ketiga yang dilakukan saat usia kehamilan mencapai 32minggu.
39

Pemeriksaan ini mungkin memakan waktu 20 menit dengan komposisi pemeriksaan hampir
sama dengan pemeriksaan kedua yaitu :

Anamnesa. Anda akan ditanyakan mengenai kondisi selama kehamilan, keluhan-keluhan


yang muncul dan tanda-tanda pergerakan janin.

Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri
(puncak rahim), detak denyut janin, pemeriksaan Leopold (pemeriksaan kandungan
melalui perut) dan pemeriksaan fisik menyeluruh.

Pemeriksaan laboratorium. Urinalisis, cek protein dalam urin bila tekanan darah tinggi,
gula darah dan hemoglobin.

4. Pemeriksaan kehamilan keempat.


Ini merupakan pemeriksaan kehamilan terakhir dan dilakukan pada usia kehamilan
antara 32-36 minggu. Pada pemeriksaan ini akan dilakukan pemeriksaan :

Anamnesa. Anda akan ditanyakan mengenai kondisi selama kehamilan, keluhankeluhan yang muncul, pergerakan janin, dan tanda kontraksi rahim.

Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tekanan darah, berat badan, tinggi fundus uteri
(puncak rahim), detak denyut janin, pemeriksaan Leopold (menentukan letak janin
dalam kandungan), dan pemeriksaan fisik menyeluruh.

Pemeriksaan laboratorium. Urinalisis, cek protein dalam urin bila tekanan darah tinggi,
gula darah dan hemoglobin terutama bila kunjungan pertama anda dinyatakan anemia.

Saat pemeriksaan kehamilan keempat inilah anda akan mulai mendiskusikan pilihan persalinan
yang aman sesuai dengan kondisi kehamilan. Tapi bila anda bisa melakukan pemeriksaan
kehamilan lebih sering, maka WHO sangat menyarankan agar anda melakukan
pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan kehamilan pertama
kali hingga usia kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu sekali dari usia kehamilan 28-36
minggu dan setiap satu minggu sekali dari usia kehamilan 36 minggu hingga waktunya
melahirkan.
Pasien akan dirujuk ke dokter spesialis kandungan bila dalam pemeriksaan kehamilan
ditemukan:

Memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal, diabetes, dan epilepsy sebelum kehamilan.
40

Memiliki riwayat kelainan genetic dalam keluarga

Tanda anemia berat (hemoglobin < 7g/dl)

Riwayat lahir mati, berat badan lahir rendah (BBLR), preeclampsia atau eklampsia,
sectio Caesar pada riwayat kehamilan sebelumnya.

Munculnya tekanan darah tinggi atau proteinuria (adanya protein dalam urin)

Gula darah meninggi (> 200mg/dl) selama kehamilan

Perdarahan per vagina atau munculnya bercak-bercak darah selama kehamilan.

Sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur atau bengkak seluruh tubuh.

Adanya infeksi saat kehamilan.

Agar persalinan normal dan berjalan lancar, ada baiknyapasien:

Lakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan teratur.

Gunakan kondom selama berhubungan seksual saat hamil

Berhentilah merokok, minum alcohol dan obat-obatan selama kehamilan kecuali atas
saran dokter.

Minumlah suplemen besi (60mg Fe elemental iron) dan 250 mikrogram asam folat satu
kali sehari sejak trimester pertama.

Anda bisa menambahkan suplemen zink 15 mg, tembaga 2 mg, kalsium 250 mg, vitamin
D 10 ug (400 IU),vitamin C 50 mg, vitamin 2 mg,dan vitamin B12 2 ug sejak trimester
kedua.

Suntikan tetanus toksoid sebanyak dua kali dengan interval pemberian 4 minggu.

Ikutilah senam hamil

Usahakan berat badan bertambah antara 7,5 12,5 kg saja selama kehamilan.

Jangan membasuh vagina dengan cairan pembersih (douching) atau memasukkan jari ke
dalam vagina saat membersihkan.

Hindari penggunaan sepatu berhak tinggi.

Lakukanlah pemeriksaan kehamilan berkala agar anda dan janin anda sehat hingga hari
persalinan tiba.

41

TIU 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Persalinan


Persalinan/ Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari
dalam uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar.
Persalinan dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Partus Normal/ biasa
Bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala / ubun-ubun kecil, tanpa
memakai alat / pertolongan istimewa, serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali
episiotomi), berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. Partus Abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi / ekstraksi,
cunam, vakum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir per abdominam dengan
sectio cesarea.
2.1 Tenaga yang Mendorong Anak Keluar
Proses

persalinan

dapat

terjadi

dengan

adanya

perubahan

hormone

estrogen, progesterone, prostaglandin, uterus yang menjadi besar dan meregang, tekanan pada
ganglion cervicale dan penurunan fungsi plasenta. Selain hal tersebut, persalinan juga
dipengaruhi oleh 3 faktor P, yaitu:
1.Power ( Tenaga )
His ( kontraksi otot rahim ). His persalinan dapat dibagi atas

His Pembukaan His yang menimbulkan pembukaan pada servik

His Pengeluaran His yang mendororng anak keluar, biasanya disertai dengan
keinginan mengejan.

His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah
fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari
pacemaker yang terdapat di dinding uterus daerah tersebut.
Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke daerah lokus
minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan laihir) yang membuka, untuk mendorong isi uterus
ke luar.
42

Terjadinya his, akibat :


1. kerja hormon oksitosin
2. regangan dinding uterus oleh isi konsepsi.
3. rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His yang baik dan ideal meliputi :
1. kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
2. kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
3. terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi.
4. terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
5. serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut otot,akan
tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara pasif dan mendatar
(cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum pun akan terbuka.
Nyeri persalinan pada waktu his dipengaruhi berbagai faktor :
1. iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di pleksus hipogastrikus
diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri.
2. peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi rangsang
nyeri.
3. keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau eksitasi).
4. prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
Pengukuran kontraksi uterus
1. amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat, bagian
kedua penurunan agak lambat.
2. frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit).
3. satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
2. Passage ( Jalan Lahir )
Terdiri atas tulang panggul dan jaringan-jaringan lunak.
3. Tanda dan gejala janin dalam plasenta
Tanda Dan Gejala Persalinan
1. His ( kontraksi rahim ) makin terjadi dan kuat
43

2. Adanya pengeluaran lendir bercampur darah


3. Pada pemeriksaan dalam diketahui perlunakan, perdarahan dan pembukaan servik
2.2 Perubahan-Perubahan Pada Uterus dan Jalan Lahir Dalam Persalinan
Selama memasuki fase aktif, uterus berubah menjadi dua bagian yang berbeda. Yaitu
Segmen Atas Rahim (SAR) dan Segmen Bawah Rahim (SBR). Segmen atas yang berkontraksi
secara aktif menjadi lebih tebal ketika persalinan maju, dibentuk oleh corpus uteri. Dan segmen
bawah analog dengan istmus uterus yang melebar dan menipis. Segmen bawah secara bertahap
terbentuk ketika umur kehamilan tua dan kemudian menipis sekali pada saat proses persalinan.
Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah
tebal dengan majunya persalinan karena diregang.
Jadi secara singkat segmen atas berkontraksi, menjadi tebal dan mendorong anak keluar,
sedangkan segmen bawah dan cerviks mengadakan relaksasi dan dilatasi dan menjadi saluran
yang tipis dan teregang yang akan dilalui bayi.

Gambar perubahan bentuk uterus


Dengan palpasi abdomen kedua segmen dapat dibedakan ketika terjadi kontraksi, sekalipun
selaput ketuban belum pecah. Segmen atas uterus cukup kencang atau keras, sedangkan
konsistensi segmen bawah uterus jauh kurang kencang.
Seandainya seluruh dinding otot uterus, termasuk segmen bawah uterus dan serviks,
berkontraksi secara bersamaan dan dengan intensitas yang sama, gaya dorong bersih akan jelas
menurun. Di sinilah letak pentingnya pembagian uterus menjadi segmen atas yang aktif
berkontraksi, mengalami retraksi, dan mendorong janin keluar, sebagai respons terhadap gaya
44

dorong kontraksi segmen atas, segmen bawah uterus dan serviks yang semakin lunak berdilatasi
dan dengan cara demikian membentuk suatu saluran muscular dan fibromuskular yang menipis
keluar sehingga janin dapat menonjol keluar.
Bagian segmen atas uterus, berkontraksi ke bawah ketika isinya berkurang, tetapi tegangan
miometrium tetap konstan dan tidak berelaksasi sampai kembali ke panjang aslinya setelah
kontraksi. Efek akhirnya adalah mengencangkan yang kendur, dengan mempertahankan kondisi
menguntungkan yang diperoleh dari ekspulsi janin, dan mempertahankan otot uterus tetap
menempel erat pada isi uterus. Sebagai konsekuensi retraksi, setiap kontraksi yang berikutnya
mulai ditempat yang ditinggalkan oleh kontraksi sebelumnya, sehingga bagian atas rongga uterus
menjadi sedikit lebih kecil pada setiap kontraksi, segmen atas uterus yang aktif menjadi semakin
menebal di sepanjang kala pertama dan kedua persalinan dan menjadi tebal sekali tepat setelah
pelahiran janin.

Gambar Segmen Atas Rahim dan Segmen Bawah Rahim


Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin tipis, maka batas antara segmen
atas dan segmen bawah menjadi jelas. Batas ini disebut : Lingkaran Retraksi yang
Fisiologis.
Kalau segmen bawah sangat diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik
mendekati pusat dan disebut : Lingkaran Retraksi yang Patologis atau Lingkaran Bandl
2.3 Gerakan-Gerakan Anak Pada Persalinan (Mekanisme Persalinan)
Gerakan-gerakan utama anak adalah sebagai berikut, yaitu:
1. Turunnya kepala
2. Fleksi
45

3. Putaran paksi dalam


4. Ekstensi
5. Putaran paksi luar
6. Ekspulsi

Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi secara bersamaan.


1. Turunnya kepala, dibagi atas:
a) masuknya kepala dalam pintu atas panggul

46

Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada
bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan
dengan fleksi yang ringan. Apabila sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat
diantara symphysis dan promotorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus.

Pada synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis
agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati promotorium, maka
dikatakan asynclitismus. Dikatakan asynclitismus posterior, ialah kalau sutura sagitalis
mendekati symphysis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan, dan
dikatakan asynclitismus anterior ialah kalau sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os
parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang. Pada pintu atas panggul biasanya kepala
dalam asynclitismus posterior yang ringan.
b) majunya kepala
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul
dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya
kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakangerakan yang lain yaitu : fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi.
47

Penyebab majunya kepala antara lain :


- tekanan cairan intrauterin
- tekanan langsung oleh fundus pada bokong
- kekuatan mengejan
- melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.
2. Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih
rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang
lebih kecil melalui jalan lahir: diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter
suboksipito frontalis (11 cm).

48

Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari
pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini
adalah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang
menimbulkan defleksi.
3. Putaran paksi dalam

Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah
symphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil
dan bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke bawah symphysis.

Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya
49

bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya
kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III,kadang-kadang baru setelah kepala
sampai didasar panggul.
Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam adalah :
1) pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala.
2) bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan
atas
3)

dimana
ukuran

terdapat
terbesar

hiatus
dari

genitalis

bidang

antara

tengah

m.

panggul

levator
ialah

ani

kiri

diameter

dan

kanan.

anteroposterior.

4. Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau
defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan
tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas.

50

Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan
tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada
pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.
5. Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut
putaran restitusi (putaran balasan = putaran paksi luar).

51

Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber


isciadicum sepihak.Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan
disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial) menempatkan diri dalam diameter
anteroposterior

dari

pintu

bawah

panggul.

f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi hypomoclion
untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan
anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
2.4 Kala Uri
Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu :
Kala I Tahap Pembukaan
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka
dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis
karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu:
Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm
Fase

aktif:

yang

terbagi

atas

subfase

yaitu

akselerasi,

steady

dan

deselerasi

Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam
untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena
adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap
kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan
jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang
berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.Masa transisi ini menjadi masa
yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah
hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin
mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang
merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat
hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air
52

besar.
Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir
sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II.
Kala II Tahap Pengeluaran Bayi
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau
buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai kelihatan,
vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara anus-vagina) meregang.
Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi
bila dokter/bidan memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di daerah perineum
(episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah
perineum akibat tekanan bayi.
Kala III Tahap Pengeluaran Plasenta
Dimulai setelah bayi lahir, dan plasenta akan keluar dengan sendirinya. Proses melahirkan
plasenta berlangsung antara 5-30 menit. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim, plasenta akan terlepas. Setelah itu
dokter/bidan akan memeriksa apakah plasenta sudah terlepas dari dinding rahim. Setelah itu
barulah dokter/bidan membersihkan segalanya termasuk memberikan jahitan bila tindakan
episiotomi dilakukan
Kala IV Tahap Pengawasan
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan. Pengawasan ini
dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari
vagina, tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat
terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit darah
yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan.Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah
setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya
kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan
sehingga jika perdarahan semakin hebat,dapat dilakukan tindakan secepatnya.
53

TIU 3. Memahami dan Menjelaskan Anemia Pada Kehamilan


3.1 Definisi
Kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga
kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi
berkurang.
Anemia pada wanita tidak hamil didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang
kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi
hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali
menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990)
mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama
dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua.
Penurunan sedang kadar hemoglobin yang dijumpai selama kehamilan pada wanita
sehat yang tidak mengalami defisiensi besi atau folat disebabkan oleh penambah volume plasma
yang relatif lebih besar daripada penambahan massa hemoglobin dan volume sel darah merah.
Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke dalam
sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua. Istilah anemia fisiologis yang telah lama
digunakan untuk menerangkan proses ini kurang tepat dan seyogyanya ditinggalkan. Pada
kehamilan tahap selanjutnya, ekspansi plasma pada dasarnya berhenti sementara massa
hemoglobin terus meningkat
Selama masa nifas, tanpa adanya kehilangan darah berlebihan, konsentrasi hemoglobin
tidak banyak berbeda dibanding konsentrasi sebelum melahirkan. Setelah melahirkan, kadar
hemoglobin biasanya berfluktuasi sedang disekitar kadar pra persalinan selama beberapa hari
dan kemudian meningkat ke kadar yang lebih tinggi daripada kadar tidak hamil. Kecepatan dan
besarnya peningkatan pada awal masa nifas ditentukan oleh jumlah hemoglobin yang bertambah
selama kehamilan dan jumlah darah yang hilang saat pelahiran serta dimodifikasi oleh penurunan
volume plasma selama masa nifas.
Walaupun sedikit lebih sering dijumpai pada wanita hamil dari kalangan kurang mampu,
anemia tidak terbatas hanya pada mereka. Frekuensi anemia selama kehamilan sangat bervariasi,
54

terutama bergantung pada apakah selama hamil wanita yang bersangkutan mendapat suplemen
besi.
3.2 Etiologi
a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
c. Kurangnya zat besi dalam makanan.
d. Kebutuhan zat besi meningkat.
e. Gangguan pencernaan dan absorbsi
f. Status sosial ekonomi keluarga yang minim. Dimana seorang ibu hamil sangat membutuhkan
suatu asupan gizi yang sangat banyak. Tetapi dengan keadaan ekonomi yang tidak
memungkinkan, maka ibu tersebut kurang mendapatkan gizi yang seharusnya sangat diperlukan
untuk pertumbuhan janin, atau bisa juga mengakibatkan kematian pada ibu tersebut pada saat
persalinan
g. Ibu hamil yang malnutrisi atau kekurangan gizi
h. Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan
i. Ibu hamil dengan pendidikan
j. Kehamilan dibawah usia 18 tahun atau kehamilan diatas usia 35 tahun
3.3 Epidemiologi
Etiologi anemia merupakan hal penting dalam mengevaluasi efek anemia pada hasil
kehamlian. Sebagai contoh, pada wanita dengan anemia sel sabit, hasil akhir pada ibu dan
perinatal sangat berubah. Saat ini, belum ada bukti yang menyatakan bahwa efek samping
berkaitan dengan anemia itu sendiri, tetapi lebih berhubungan dengan penyulit vascular akibat
pembentukan sel sabit (sickling). Menurut Bennet dkk. (1998), berdasarkan National Hospital
Dischange Data tahun 1991 1992, anemia sendiri jarang menjadi penyebab rawat inap terkait
kehamilan.

55

Klebanoff dkk.(1991) meneliti hampir 27.000 wanita dan menemukan peningkatan


ringan resiko kelahiran preterm pada anemia midtrimester. Lieberman dkk.(1987) mendapatkan
keterkaitan positif antara hematokrit yang rendah dan kelahiran preterm pada wanita berkulit
hitam, dan menyarankan bahwa anemia merupakan penanda difisiensi gizi. Anemia mungkin
menyebabkan hambatan pertumbuhan janin. Menurut Barker dkk(1990), anemia dapat
menyebabkan penyakit kardiovaskular. Kadyrov dkk (1998) mengajukan bukti bahwa anemia
ibu mempengaruhi vaskularisasi plasenta dengan mengubah angiogenesis pada awal kehamilan.
Menurut World Health Organization, anemia diperkirakan ikut berperan pada hampir
40% kematian ibu hamil. Di Negara-negara dunia ketiga (Viteri, 1994). Ironisnya, pada wanita
yang sebenarnya sehat. Konsentrasi hemoglobin yang lebih tinggi cenderung menyebabkan
gangguan hasil kehamilan. Pada kasus-kasus ini, ekspensi normal volume darah selama
kehamilan tampaknya terganggu. Murphy dkk(1986) melaporkan temuan dari Cardiff Birth
Survey terhadap lebih dari 54.000 kehamilan tunggal. Mereka menemukan peningkatan angka
kematian perinatal pada konsentrasi hemoglobin yang tinggi. Secara spesifik, wanita yang
konsentrasi hemoglobinnya lebih dari 13,2 g/dl pada gestasi 13 sampai 18 minggu
memperlihatkan peningkatan angka kematian perinatal, bayi dengan berat lahir rendah, dan
pelahiran premature, preeklamasia pada nulipara. Scanloon dkk.(2000) mempelajari hubungan
antara hemoglobin Ibu dan bayi preterm atau dengan hambatan pertumbuhan pada173.031
kehamilan. Hemoglobin yang rendah (< 3 SD) pada gestasi 12 minggu yang menyebabkan resiko
1,7 kali lipat untuk kelahiran preterm, sedangkan hemoglobin yang tinggi (> 3 SD) pada gestasi
12 sampai 18 minggu memperlihatkan peningkatan 1,3 sampai 1,8 kali lipat untuk hambatan
pertumbuhan janin.
3.4 Klasifikasi
1. Anemia Defisiensi Besi

Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering dijumpaipada
kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan makanan, karena
gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui banyaknya besi keluar dari
badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah dalam kehamilan terutama pada
trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan
wanita menyusui 17 mg.
56

Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan
kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran darah
yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu
kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya.
Defisiesnsi besi sering terjadi pada wanita dan Centers For Disease Control and
Prevention (1989) memperkirakan bahwa sekitar 8 juta wanita Amerika usia subur mengalami
defisiensi besi. Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi besi (scholl,
1998). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh
kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa
hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini
1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila perbedaan
antara jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan
diatas dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester kedua, maka
kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin.
Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan
akan besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besi
yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang
secara normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia
defisiensi besi.
Tanda dan gejala:

memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah

lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis angularis,
pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut.

Ciri-ciri anemia defisiensi besi:

mikrositosis

hipokromasia

anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat
normositer dan normokrom
57

kadar besi serum rendah

daya ikat besi serum meningkat

protoporfirin meningkat

tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.

Penegakan diagnosis

Evaluasi awal pada wanita hamil dengan anemia sedang adalah pengukuran hemoglobin,
hemaokrit, dan indeks-indeks sel darah merah, pemeriksaan cermat terhadap sedian apus
darah tepi; preparat sel sabit apabila wanita yang bersangkutan keturunan Afrika; dan
pengukuran konsentrasi besi atau ferritin serum, atau keduanya. Gambaran morfologis
klasik anemia defisiensi besi-hipokromia dan mikrositosis dan mikrositosis eritrosit tidak
begitu menonjol pada wanita hamil dibandingkan pada wanita tidak hamil dengan
kosentrasi hemogolobin yang sama. Anemia difesiensi besi tingkat sedang selama
kehamilan contohnya, konsentrasi hemoglobin 9g/dl,biasanya tidak disertai perubahan
morfologis eritrosit yang nyata. Namun, dengan derajat anemia defisiensi besi sebesar ini,
kadar feritin serum lebih rendah daripada normal, dan pewarna besi pada sumsum tulang
memberi hasil negatif. Kapasitas serum untuk mengikat besi (serum iron-binding
capacity) meningkat, tetapi kapasitas ini saja tidak banyak bernilai diagnostic karena
kapasitas ini juga meningkat pada kehamilan normal tanpa defisiensi besi. Hyperplasia
normoblastik sedang pada sumsum tulang juga sama dengan yang terjadi pada kehamilan
normal. Karena itu, anemia defisiensi besi pada kehamilan terutama merupakan
konsekuensi dari ekspansi volume darah tanpa ekspansi normal massa hemogolobin ibu.

. Kadar ferritin serum normalnya menurun selama kehamilan (Godenberg dkk, 1996).
Kadar yang kurang dari 15 g/l memastikan anemia difisiensi besi (centers for disease
control and prevention, 1989). Namun, Van Den Broek dkk (1998) menyajikan bukti
bahwa titik patokan (cutoff point) 30 g/l memiliki nilai prediksi positif 85 persen dan
nilai prediksi negatif 90%. Secara pragmatis, diagnosis defisiensi besi pada wanita hamil
dengan anemia sedang biasanya bersifat presumtif dan terutama didasarkan pada ekslusi
kausa anemia yang lain.

Apabila wanita hamil dengan anemia defisiensi besi tingkat sedang diberi terapi besi
yang memadai, akan terdeteksi respons hematologist berupa peningkatan hitung
retikulosit. Laju peningkatan konsentrasi hemgolobin atau hematokrit cukup bervariasi,
58

tetapi biasanya lebih lambat dibanding pada wanita tidak hamil. Penyebabnya terutama
berkaitan dengan perbedaan volume darah, dan pada separuh terakhir kehamilan, terjadi
penambahan hemoglobin baru kedalam volume sirkulasi yang lebih besar.
Terapi

Tujuan terapi adalah koreksi defisit massa hemoglobin dan akhirnya pemulihan cadangan
besi. Kedua tujuan ini dapat dicapai dengan senyawa besi sederhana ferro sulfat, fumarat,
atau glukonat per oral yang mengandung dosis harian sekitar 200 mg besi elemental.
Apabila wanita yang bersangkutan tidak dapat atau tidak mau mengkonsumsi preparat
besi oral, ia diberi terapi parental (Andrews, 1999; Hallak dkk., 1997). Untuk mengganti
simpanan besi, terapi oral harus dilanjutkan selama 3 bulan atau lebih setelah anemia
teratasi. Transfuse sel darah merah atau darah lengkap jarang diindikasi untuk mengobati
anemia defisiensi besi kecuali apabila juga terdapat hepovolemia akibat perdarahan atau
harus dilakukan suatu tindakan bedah darurat pada wanita dengan anemia berat.

2. Anemia megaloblastik

Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang sekali
karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi makanan.
Anemia megaloblastik adalah kelompok penyakit darah yang ditandai oleh kelainan darah dan
sumsum tulang akibat gangguan sintesis DNA.
Gejala-gejalanya:

Malnutrisi

Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)

Diare

Kehilangan nafsu makan

Ciri-ciri anemia megaloblastik:

megaloblast

promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang

59

anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu
disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan ndenagn defisiensi besi dalam
kehamilan

o Defisiensi Asam Folat.


Anemia megaloblastik yang dimulai selama kehamilan hampir selalu disebabkan oleh
difisiensi asam folat, dan dahulu disebut sebagai anemia pernisiosa gravidarum. Anemia ini
biasanya dijumpai pada wanita yang tidak mengokonsumsi sayuran berdaun hijau, polongpolongan, dan protein hewani. Wanita dengan anemia megaloblastik mungkin mengalami mual,
muntah dan anoreksia selama kehamilan. Seiring dengan memburuknya difisiensi folat dan
anemia, anoreksa semakin parah sehinggga difisiensi gizi juga semaki parah. Pada sebagian
kasus, konsumsi etanol yang berlebihan menjadi penyebab atau ikut berperan dalam timbulnya
anemia ini.
Pada wanita normal tidak hamil, kebutuhan asam folat harian adalah 50 sampai 100
g/hari. Selama kehamilan, kebutuhan akan asam folat meningkat, asupan dianjurkan 400
g/hari. Bukti biokimiawi yang paling awal ditemui adalah rendahnya aktivitas asam folat di
dalam plasma. Tanda morfologis paling dini biasanya adalah hipersegmentasi neufrofil. Seiring
dengan timbulnya anemia, eritosit yang baru terbentuk akan menjadi makrositik. Apabila sudah
terdapat difisiensi besi, eritrosit makrositik tidak dapat terdeteksi dari pengukuran volume ratarata sel darah merah (mean corpuscular volume). Namun, pada pemeriksaan yang teliti terhadap
sediaan apus darah tapi biasanya ditemukan makrosit. Seiring dengan bertambah parahnya
anemia, kadang-kadang muncul eritrosit berinti didarah tepi. Pada saat yang sama, pemeriksaan
sumsum tulang akan mengungkapkan adanya eritorpoiesis megaloblastik. Anemia kemudian
dapat bertambah parah, dan dapat juga terjadi trombositopenia, laukopenia atau keduanya.
Janin dan plasenta mengekstraksi folat dari sirkulasi ibu sedemikian efektifnya sehingga
janin tidak mengalami anemia walaupun ibunya mengerita anemia berat akibat difisiensi folat.
Pernah dilaporkan kasus-kasus dengan kadar hemoglobin neonatus mencapai 18 g/dl atau lebih,
sedangkan kadar pada ibu serendah 3,6 g/dl (Pritchard dan Scott,1970).
Terapi
Asam folat, makanan bergizi, dan zat besi. Bahkan hanya 1 mg asam folat yang diberikan per
oral setiap hari sudah dapat menimbulkan respons hematologis yang nyata. Dalam 4 sampai 7
60

hari setelah awal pengobatan, hitung retikulosit akan meningkat secara bermakna, sedangkan
leucopenia dan trombositopenia akan segera terkoreksi. Kadang-kadang laju peningkatan
konsentrasi hemoglobin atau hematokrit tidak terlalu besar, terutama apabila dibandingkan
dengan retikulositosis yang biasanya mencolok segera setelah terapi dimulai.
Pencegahan
Makanan yang cukup mengandung asam folat mencegah anemia megaloblastik. Telah banyak
perhatian dipusatkan pada peran defisiensi folat pada pembentukan defek tabung saraf (neural
tube defect) Temuan-temuan ini mendorong Centers for Disease control (1992) dan American
college of obstetricians and Gymecologists (1996) mengeluarkan anjuran bahwa semua wanita
usia subur mengkonsumsi paling sedikit 0,4 mg asam folat setiap hari. Tambahan asam folat
diberikan pada keadaan-keadaan kebutuhan folat sangat meningkat, misalnya pada kehamilan
multijanin atau anemia hemolitik, misalnya penyakit sel sabit. Indikasi lain adalah penyakit
peradangan kulit. Terdapat bukti bahwa wanita yang pernah melahirkan janin dengan defek
tabung saraf mengalami penurunan angka kekambuhan apabila mereka mendapat asam folat 4
mg perhari sebelum dan selama awal kehamilan.
o Defisiensi Vitamin B12
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B 12 selama kehamilan sangat
jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor
intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan
ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang
menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum,
dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar
nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B 12 transkobalamin (zamorano
dkk, 1985). Wanita yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin
(vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya
tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak
ada alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran
bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara

61

bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak
diobati).
3. Anemia hipoplastik
Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum diketahui
dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabila wanita tsb telah selesai
masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya wanita
mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri

pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-ciri
defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.

Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata.

Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu penyulit yang
parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai trombositopenia,
leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999). Pada sekitar sepertiga
kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim, leukemia, dan gangguan
imunologis. Anemia Fanconi dan sindrom Diamond-Blackfan merupakan penyakit herediter.
Pada dua pertiga kasus lainnya, kausa tidak diketahui (Provan dan Weatherall, 2000). Kelainan
fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel indik yang terikat di sumsum
tulang. Banyak bukti yang menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis
(Young dan Maciejewski, 1997). Pada penyakit yang parah, yang didefinisikan sebagai
hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25 persen, angka kelangsungan hidup 1 tahun
hanya 20 persen.
Pada sebagian besar kasus, anemia aplastik dan kehamilan tampaknya terjadi bersamaan
secara kebetulan. Karena sekitar sepertiga wanita membaik setelah terminasi kehamilan,
dipostulasikan bahwa kehamilan-melalui satuan cara-memicu hipoplasia eritroid (Aitchison,
1989). Yang jelas, pada beberapa wanita, anemia hipoplastiknya pertama kali diidentifikasi saat
hamil dan kemudian membaik atau bahkan sembuh saat kehamilan berakhir namun kambuh pada
kehamilan berikutnya (Bourantas dkk, 1997, Snyder dkk, 1991).
62

Rijhsinghani dan Wiechert (1994) melaporkan dua kehamilan pada wanita dengan anemia
Diamond-Blackfan. Aplasia sel darah merah murni yang jarang ini mungkin diwariskan secara
resesif autosom. Sebagian pasien berespons terhadap terapi glukokortikoid, tetapi sebagian besar
berganting pada transfuse. Pengalaman kami dengan dua wanita yang mempunyai penyakit ini
serupa. Penyakit Gaucher adalah seuatu defisiensi encim lososom resesif autosom yang
mengenai banyak system organ. Anemia dan trombositoipenia diperparah oleh kehamilan
(Gronovsky-Grisaru dkk, 1995). Kemudian, kelompok peneliti Israel ini membuktikan bahwa
terapi sulih enzim (algluserase memperbaiki hasil kehamilan pada enam wanita (Elstin dkk,
1997).
Dua risiko besar bagi wanita hamil dengan anemia aplastik adalah perdarahan dan infeksi
(Ascarelli dkk, 1998). Pada kasus-kasus yang dilaporkan sejak tahun 1960, angka kematian
selama atau setelah kehamilan adalah 50 persen, dan kematian hamper selalu disebabkan oleh
perdarahan atau sepsis. Anemia Fanconi tampaknya memiliki prognosis yang lebih baik. Alter
dkk (1991) mengkaji kepustakaan dan menyimpulkan bahwa wanita yang menjadi hamil
mengalami perbaikan penyakit.
Penatalaksanaan
Belum ada satu pun obat ertropoietik yang pada anemia lain dapat menyebabkan remisi
terbukti efektif. Terapi untuk anemia aplastik yang parah, yang kemungkinan besar efektif adalah
transplantasi sumsum tulang atau sel induk. Bagi pasien yang penyakitnya tidak terlalu parah,
atau mereka yang tidak mendapatkan donor, terapi terbaik yang ada adalah globulin antitimosit
(Marsh dkk, 1999). Terapi imunosupresif dengan siklosporin memperbaiki respons terhadap
globulin antitimosit. Kortikosteroid mungkin bermanfaat, demikian juga testosteran atau steroid
androgenic lainnya dalam dosis besar. Wanita yang diterapi hampir pasti mengalami virilisasi.
Janin perempuan dapat memeprlihatkan stigmata kelebihan androgen (pseudohermafroditisme),
bergantung pada senyawa, dosis, dan kapasitas plasma melakukan aromatisasi terhadap
androgen.
Pencarian yang kontinu terhadap infeksi harus dilanjutkan, dan apabila ditemukan harus
segera diberikan terapi antimikroba spesifik. Transfuse garanulosit diberikan hanya apabila
benar-benar terjadi infeksi. Transfuse sel darah merah diberikan untuk anemia simtomatik, dan
kami secara rutin memberi transfuse untuk mempertahankan hematoksit pada kadar sekitar 20.
Apabila hitung trombosit sangat rendah, mungkin diperlukan transfuse trombosit untuk
63

mengendalikan perdarahan. Pelahiran per vaginam dilakukan untuk meminimalisasi insisi dan
laserasi sehingga pengeluaran darah dapat dikurangi saat uterus dirangsang berkontraksi kuat
setelah pelahiran. Bahkan apabila trombositopenianya berat, risiko perdarahan dapat diperkecil
dengan pelahiran per vaginam yang dilakukan sedemikian sehingga laserasi dan episiotomi luas
dapat dihindari.
Transplantasi Sumsum Tulang, memerlukan terapi imunosupresif selama beberapa bula
setelah transplantasi. Riwayat transfuse darah, dan bahkan kehamilan, meningkatkan risiko
penolakan tandur. Bagi pasien, yang telah bebas penyakit selama 2 tahun, transplantasi
menyebabkan angka harapan hidup menjadi 90 persen (Deef dkk, 1998). Penyakit graft-versushost akut dan kronik merupakan penyulit serius yang tersering dan menyebabkan dua pertiga
kematian dalam dua tahun pertama (Socie dkk, 1999). Kelompok peneliti yang sama ini
melaporkan bahwa separuh dari 95 pasien wanita hamil.
4. Anemia hemolitik
Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah merah
berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi
hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya mungkin pula kehamilan
menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnay tidak menderita anemia. Anemia
hemolitk dibagi menjadi 2 golongan besar:
1. disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia, anemia sel sabit,
sferositosis, eliptositosis, dll.
2. disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat dehidrogenase,
leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.
Anemia hemolitik yang tidak jelas sebabnya pada kehamilan, jarang dijumpai tetapi mungkin
merupakan entitas tersendiri dan pada kelainan ini terjadi hemolisis berat yang dimulai pada
awal kehamilan dan reda dalam beberapa bulan setelah melahirkan. Penyakit ini ditandai oleh
tidak adanya bukti mekanisme imunologik atau defek intra atau ekstraeritrosit (Starksen dkk
1983). Karena janin bayi juga mungkin memperlihatkan hemolisis transient, diduga terdapat
suatu kausa imunologis. Terapi kortiko steroid terhadap ibu biasanya efektif.
Gejala proses hemolitik
64

anemia

hemoglobinemia

hemoglobinuria

hiperbilirubinuria

hiperurobilirubinuria

kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll.

5. Anemia akibat perdarahan akut


Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa dapat menjadi sumber
perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah pelahiran. Pada awal kehamilan, anemia
akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola
hidatidosa.

Perdarahan

masih

membutuhkan

terapi

segera

untuk

memulihkan

dan

mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah yang diganti umumnya
tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila
hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa
seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya
lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat
berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya 3
bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah.
6. Anemia pada penyakit kronik
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak jaman dulu dikenal
sebagai cirri penyakit kronik. Berbagai penyakit terutama infeksi kronik dan neoplasma
menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan
sedikit hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis, endokarditis, atau
esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah secara bermakna
menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan
kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik merupakan
penyebab tersering anemia bentuk ini. Denominator bersama adalah meningkatkan produksi
sitokin yang memperantarai respons imun atau peradangan (Means, 1999).
65

Pada pasien tidak hamil dengan penyakit peradangan kronik, konsentrasi hemoglobin jarang
kurang dari 7 g/dl. Biasanya morfologi sel sumsum tulang tidak terlalu berubah. Konsentrasi besi
serum menurun, dan kapasitas serum mengikat besi , walaupun lebih rendah daripada kehamilan
normal , tidak jauh dibawah rentang normal tidak hamil. Kadar ferittin serum biasanya
meningkat. Karena itu, walaupun mekanisnmenya sedikit berbeda satu sama lain, anemia-anemia
ini sama-sama memperlihatkan perubahan fungsi retikuleondotelial, metabolisme besi, dan
penurunan eritropoiesis dengan derajat dan kombinasi yang berbeda-beda (Andrews, 1999)
Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia. Beberapa
diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit peradangan usus (inflammatory
bowel disease), lupus eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis
remotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume plasma melebihi
ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan pielonfritis akut berat sering mengalami anemia
nyata. Hal ini tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi
eritropoietin normal (Cavenee dkk,1994).
Anemia pada penyakit kronik berespons terhadap pemberian eritropoietin rekombinan. Obat
ini sudah berhasil digunakan untuk mengobati anemia pada insufisiensi ginjal kronik,
peradangan kronik, dan keganasan (Goodnough dkk, 1997). Dari kajian mereka, Vora dan
Gruslin (1998) hanya mendapatkan beberapa laporan tentang penggunaan eritropoietin ini pada
kehamilan. Braga dkk. (1996) mengobati lima wanita dengan anemia berat akibat insufisiensi
ginjal kronik. Walaupun massa sel darah merah biasanya meningkat dalam beberapa minggu,
dapat timbul efek samping yang mengkhawatirkan yaitu hipertensi, yang biasanya sudah ada
pada para wanita ini.Dalam studi oleh Braga dkk. (1996) yang disebutkan diatas, satu dari lima
wanita yang diterai mengalami solusio plasenta.
3.5 Patofisiologi
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan
bermanfaat bagi wanita. Namun wanita hamil juga rentan terhadap berbagai kelainan darah yang
mungkin mengenai setiap wanita usia subur. Kelainan-kelainan tersebut mencakup penyakit
kronik yang didiagnosis sebelum hamil, misalnya anemia herediter, trombositopenia imunologis
dan bahkan keganasan seperti leukemia dan limfoma. Pada kasus-kasus lain, kelainan timbul
selama kehamilan akibat perubahan kebutuhan, misalnya anemia defisiensi besi dan anemia
megaloblastik pada difisiensi folat. Pada sebagain kasus yang lain lagi, kehamilan mungkin
66

menyamarkan kelainan hemalologis contohnya anemia hemolitik terkompensasi akibat


hemoglobinopati atau defek membran sel darah merah. Akhirnya, setiap penyakit hematologis
dapat muncul pertama saat hamil, misalnya anemia aplastik atau anemia hemolitik autoimun.
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau
hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma, sehingga pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma
30,00%, sel darah merah 18,00% dan Hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan sel darah merah
yang terlalu lambat sehingga menyebabkan kekurangan sel darah merah atau anemia.
Pengenceran darah dianggap penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat
bagi wanita, pertama pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih
berat dalam masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia cardiac output untuk meningkatkan
kerja jantung lebih ringan apabila viskositas rendah. Resistensi perifer berkurang, sehingga
tekanan darah tidak naik, kedua perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang
lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap kental. Tetapi pengenceran darah yang
tidak diikuti pembentukan sel darah merah yang seimbang dapat menyebabkan anemia.
Bertambahnya volume darah dalam kehamilan dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan
mencapai puncaknya dalam kehamilan 32 dan 36 minggu (Setiawan Y, 2006).
3.6 Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin,
sedangkan pengaruh komplikasi pada kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :
Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan congenital,
abortus.
Bahaya Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante
partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,
gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu.
Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin lahir
dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan
perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.
67

TIU 4. Memahami dan Menjelaskan Gizi Pada Ibu Hamil


Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan
zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara
mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacangkacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap
tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat
dengan zat besi. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis
rendah 30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan untuk
ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-65 mg,
1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan asam folat 1
68

mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa juga diberi vitamin
B12 100-200 mcg/hari.
Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah dikendalikan dan diperbaiki bila
penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau bahan baku pembentukan hemoglobin. Bila kondisi
anemia yang terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau kelainan tubuh
lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan advis dokter.Berikut ini
ada beberapa tips hal yang dapat ibu lakukan untuk menghindari, mengurangi dan menghadapi
kondisi anemia.
1. Tentukan pasien mengalami kondisi Anemia atau tidak
Pasien dapat mengetahuinya dengan cara memperhatikan petunjuk penting dalam dirinya. Bila
pasien merasa lebih cepat lelah, letih, lesu, tidak bergairah dan mudah pusing atau pingsan, maka
hal ini dapat menjadi tanda kondisi anemia. Untuk memastikannya pasien dapat melakukan
pemeriksaan sederhana berikut ini .
a. Berdirilah di depan cermin dan tarik kelopak mata bagian bawah. Perhatikan tingkat warna
kemerahan kelopak mata tersebut. Bila pucat atau merah muda maka kemungkinan mengalami
anemia.
b. Bandingkan telapak tangan dengan telapak tangan suami atau orang lain yang dianggap
normal. Bila telapak tangan tampak lebih putih atau lebih pucat maka mungkin anda sedang
dalam kondisi anemia.
c. Julurkan dan perhatikan warna lidah. Bila tepi lidah menjadi lebih pucat dari warna permukaan
dalam pipi maka kondisi anemia mungkin telah terjadi.
Untuk memastikan kondisi anemia ini, dapat memeriksakan darah untuk kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurang dari 10gr% maka sebaiknya
segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.
2. Perbaikan diet/pola makan
Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan pola makan dan
kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan membantu untuk mendapatkan
asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah dan mengurani kondisi anemia.
3. Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat
Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging, hati, dan telur adalah
sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung zat besi, vitamin A dan
berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan, gandum/beras yang masih ada kulit arinya, beras
merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya protein nabati dan kandungan asam folat
69

atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam, kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya
akan mineral baik zat besi maupun zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah
merah dan hemoglobin.
4. Batasi penggunaan antasida
Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung ini umumnya mengandung
mineral, atau logam lain yang dapat menganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Oleh karena
itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuai aturan pemakaian.
5. Ikuti saran dokter
Beberapa penyebab kondisi anemia adalah penyakit serius tertentu. Oleh karena itu jangan
meremehkan kondisi anemia yang anda hadapi. Konsultasikan lebih lanjut kondisi yang anda
hadapi dan ikutilah nasehat dokter anda.
Pedoman menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1.Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan
pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2.Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan
memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin
muntah.
3.Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas
seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4.Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang meliputi
2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-kacangan, 3 porsi sayur
@ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti
serta 1 sdm minyak atau lemak.
5.Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk,
air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang keluar, karena ibu
hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terdesak
oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan
soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi.
6.Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang
dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan pertumbuhan
janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi saat lahir. Waspadai
70

tulisan pada kemasan seperti amaranth, potassium nitrit, sodium nitrit, sodium nitrat, formalin,
boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7.Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah
kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual
dan muntah.
8.Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan
frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena biasanya
mereka tidak berselera makan.
9.Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar
risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah
makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan
sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10.Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.
Penatalaksanaan
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi
mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan
maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari,
kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu
pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan
menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja
menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:
1.Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang
terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan dari ibu ke
bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin.
Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya
penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg. Kekurangan itu akan
diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.
2.Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat
berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta
tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
3.Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu
dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai
penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12membantu
71

kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna
mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
4.Mineral, antara lain :
-Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika
ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium
pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu
mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atautablet kalsium yang dapat diperoleh saat
periksa ke Puskesmas atau klinik.
-Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi
adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
oMeningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
oKurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
oAdanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu
menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat
persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada
masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan
pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan
tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua,
terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan
sayuran hijau.

72

TIU 5. Memahami dan Menjelaskan Hukum Puasa Bagi Ibu Hamil


Puasa Ramadhan sudah menjelang. Alhamdulillah kita semua masih diberi kesempatan
untuk menikmati bulan penuh barokah dan ampunan ini. Sebenernya sih ibu hamil (bumil)
seperti istriku juga ingin menyambut Ramadhan dengan berpuasa, tapi mengingat meningkatnya
hasrat ingin makan dan tingginya kebutuhan asupan untuk ibu dan calon buah hati, jadinya kita
bertanya-tanya, sebaiknya bumil itu perlu ikutan puasa atau enggak. Secara rasional, tentunya
akan cukup menyiksa bagi bumil dan calon buah hati untuk mengurangi jatah asupan menjadi
saat sahur dan buka puasa saja.
Tentunya agama Islam selalu menjadi rahmatan lil alamin bagi semua umat, termasuk di
dalamnya bumil. Tidak pernah ada suatu amalan yang memberatkan, di mana selalu ada
kemudahan/ruksoh dalam menjalankan setiap ibadah. Menurut para ulama, ada dua pendapat
tentang puasa bagi ibu hamil yang tidak dapat melaksanakan ibadah puasa. Pendapat pertama
menggolongkan bumil sebagai orang sakit, sehingga penggantiannya adalah di-qadha/diganti
puasanya di hari lain. Pendapat kedua adalah menggolongkan sebagai orang yang tidak mampu
73

berpuasa sehingga harus diganti dengan membayar fidyah, yaitu memberi makan fakir miskin.
Ada lagi yang menyatakan perlu kombinasi dari keduanya (qadha dan fidyah) untuk
menggantinya.
Kalau kita lihat kondisinya, seorang ibu itu tidak diwajibkan berpuasa saat mengandung,
nifas, dan menyusui. Kalau ditotal-total maka minimal 15 bulan seorang ibu tidak wajib puasa.
Diteruskan menyusui hingga 2 tahun, bisa hampir 3 tahun seorang ibu tidak ikutan berpuasa.
Bagaimana caranya seorang ibu bisa meng-qadha secara total 90 hari puasanya? Secara rasional
memang lebih cocok penggantinya dengan membayar fidyah. Untuk pelaksanaan dan
kemantapan hati, sebaiknya ditanyakan kepada ustadz/ustadzah yang bumil percayai.
Di antara udzur-udzur yang diperbolehkan meninggalkan puasa adalah mengandung dan
menyusui. Nabi Muhammad saw mengatakan: "Sesungguhnya All h meletakkan dari seorang
musafir [kewajiban] puasa dan 'setengahnya' shalat, dan dari ibu hamil dan ibu menyusui
[kewajiban] puasa." [HR. Ahmad dan ashh b assun n dari Anas bin M lik al-Ka'by].
Pendapat

yang dhaif,

dipelopori

oleh

Hanafiyah,

menyatakan

tidak

diwajibkannya

membayarfidyah kepada ibu hamil dan ibu menyusui. Mereka hanya berkewajiban mengqadha
puasanya. Sementara pendapat jumhur menyatakan kewajiban mengqadha dan membayar
fidyah, "satu mud" bahan makanan pokok [beras, bukan nasi] untuk setiap hari meninggalkan
puasa.
Kewajiban membayar fidyah ini apabila meninggalkan puasa demi keselamatan balita,
sedangkan bila meninggalkan puasa demi keselamatan diri sendiri atau beserta keselamatan
balita, maka tidak diwajibkan membayar fidyah. Apabila Ramadhan tahun lalu meninggalkan
puasa karena hamil, kemudian tahun depan meninggalkan puasa karena menyusui, maka masingmasing kasus meninggalkan puasa mempunyai konsekuensi hukum tersendiri. Yakni satu
mud bahan

makan

pokok

untuk

setiap

hari

meninggalkan

puasa.

Adapun waktu pembayaran fidyah adalah seumur hidup.Tidak ada keharusan membayar dalam
satu putaran Ramadhan.Namun yang lebih utama adalah mempercepat pembayaran
fidyah,terutama dalam bulam Ramadhan,karena keberkahannya.Menurut madzhab Hanbaliyah,
pembayaran fidyah harus dilakukan segera. (Catatan: 1 mud = 675 gram atau 0,688 liter).
74

DAFTAR PUSTAKA

Brown, JE. (2007). Nutrition through the life cycle


Ganong, WF. (2003). Review of Medical Physiology- 21st Ed. United States of America: Lange
Medical Books/ McGraw-Hill
Langman. (2002). Embriologi Perkembangan. Penerbit EGC
Obstetri Fisiologi.(1983). Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung
Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sherwood, L.2001. Fisiologi Manusia: Dari sistem sel ke sistem. Jakarta: EGC
http://www.bidanku.com
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php/component/content/article/1-tanyajawab/772-fidyah-bagi-wanita-hamil-dan-menyusui
http://www.tanyadokteranda.com/artikel/umum/2010/07/pentingnya-pemeriksaankehamilan
75

http://perkembanganjanin.blogspot.com/2008/10/perkembangan-janin-dari-mingguke.html

76

Anda mungkin juga menyukai