TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.E DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN AKIBAT CRONIC KIDNEY DISEASE
DI RUANG ASAL RSUD AL IHSAN
PROVINSI JAWA BARAT
Ruang
: Asal Kamar 9c
No RM
: 428511
Tgl. Pengkajian
: 12 januari 2015
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
1.
2.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. E
Umur
: 53 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Status Perkawinan
: Janda
Agama
: Islam
Suku
: Sunda
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Diagnosa Medis
: CKD
Tanggal Masuk
: 10 januari 2015
Penanggung Jawab
Nama
: Tn. A
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pendidikan
: SMP
: Anak Klien
2. Riwayat Kesehatan
24
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Keluarga
= Tinggal serumah
= Klien
Pada saat dikaji Klien mengatakan bahwa dikeluarga ada yang menderita
penyakit hipertensi yaitu almarhum ayahnya. Menurut klien dikeluarganya tidak
ada yang mempunyai riwayat penyakit sistemik maupun menular. Klien tinggal
beserta anaknya, karena suaminya sudah meninggal.
e. Riwayat Psikososial-Spiritual
a. Status emosional
Pada saat dilakukan pengkajian, klien tampak tenang, kooperatif dan mau
mengikuti prosedur pemeriksaan.
b. Konsep diri
Klien menerima keadaannya sekarang dan berharap ingin cepat sembuh agar
dapat kembali beraktifitas seperti biasanya, klien menyadari bahwa dirinya
harus mencari napkah untuk keluarganya karena klien sudah tidak
mempunyai suami.
c.
Cara berkomunikasi
Klien berkomunikasi menggunakan bahasa sunda, klien berkomunikasi
dengan baik, terbuka dan kooperatif dalam mengungkapkan perasaannya.
d. Support system
Support system klien cukup baik, anak-anaknya secara bergantian menemani
dirinya selama perawatan di RS. Klien berobat dengan menggunakan layanan
kesehatan BPJS, sehingga tidak terlalu membebani keuangan keluarga.
e. Sistem nilai dari kepercayaan
Klien beragama islam, sebelum sakit klien sering mengikuti pengajian yang
berada disekitar rumahnya, dan sebelum sakit klien menjalankan solat 5
26
waktu, klien percaya bahwa penyakitnya adalah sebuah cobaan dan berharap
agar penyakitnya bisa sembuh.
3. Activity Daily Living
No
Jenis Aktifitas
1. Pola Nutrisi
a. Makanan
Asupan
Frekwensi
Nafsu makan
Pantangan
Keluhan
b. Cairan
Asupan cairan
Jenis
Frekuensi
Jumlah
2.
Pola Eliminasi
a. Bab
Frekwensi
Warna
Konsistensi
Bau
Keluhan
b. Bak
Frekwensi
Warna
Bau
Keluhan
3.
4.
Kwalitas Tidur
Keluhan
b. Malam
Lama Tidur
Kwalitas Tidur
Keluhan
Personal Hygine
-Mandi
-Oral Hygine
Di Rumah
Di Rumah Sakit
Oral
2-3x/hari
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Oral
3x/hari
Kurang
Oral
Air putih dan teh
7-8 gelas
2000 cc
1x/Hari
Kuning
Lembek Terbentuk
Khas
Tidak ada
4 5 x/hari, +500
cc
Kuning
Amoniak
Bak Sedikit
Mual
1x selama dirawat
kuning
lembek
khas
Tidak ada
DC + 600cc
Kuning keruh
Amoniak
Terpasang DC
Klienmengatakan
jarang tidur
1-2 jam
Gampang terbangun
Tidak ada
Tidak ada
6 Jam
Nyenyak
Tidak ada
5-6 jam
Kurang nyenyak
Mudah terbangun
2x/Hari
2x/Hari
-Mencuci Rambut
-Menggunting Kuku
5.
Pola Aktivitas
Kebiasaan Mempengaruhi
Kesehatan :
- meroko
- minum alkohol
- ketergantungan obat
2 hari 1 Kali
2 minggu Sekali
Klien dapat
beraktifitas seharihari
Tidak ada
Belum pernah
Belum pernah
Personal Hygine
dibantu keluarga &
perawat
Berbaring dan
istirahat
Tidak ada
4. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Keadaan Klien : Agak lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 (E 4 M 6 V 5)
2. Tanda-Tanda Vital
TD : 130/90 mmHg
RR : 24x/m
N : 88 x/m
: 36,4 C
Hasil
8,8
3500
3,44
25,9
308000
18
24
150
6.19
133
3,8
1,11
Unit
g/dl
Set/dl
Juta/vl
%
u/l
u/l
Mg/dl
Mg/dl
Mmol/l
Mmol/l
Mmol/l
Nilai Rujukan
12-16.0
3800-10.600
3,6-5,8
35-47
150.000-440.000
10-31
9-36
10-50
07-1.13
134-145
3.6-5.6
1.15-1.35
29
Pulmo : hili melebar, hazzines di 2/3 medial paru. Corakan broncho vaskuler
bertambah. Kranialis (+) kerley B (-), fisura minor menebal. Perselubungan opak di
hemithorax kanan.
Kesan : Cardiomegali dengan edema paru disertai efusi pleura kanan.
c. Therapy
No
1
Nama Obat
Furosemid/Lasix
Golongan
Deuretik
Dosis/ Cara
Jam
pemberian
3x3 amp/ IV
Pemberian
04.00
membantu
12.00
mengobati
20.00
retensi cairan
Manfaat
(edema) dan
pembengkakan,
dan
meningkatkan
2
Ondansetron
Anti emetik
2x1 amp/ IV
04.00
aliran urin.
mencegah
12.00
maupun
20.00
mengatasi mual
dan muntah
akibat
pengobatan
dengan
sitostatika dan
Infus D5 %
10 gtt/memit
radioterapi
Menarik cairan
dan elektrolit dari
jaringan dan sel
ke dalam
pembuluh darah.
Mampu
menstabilkan
tekanan darah,
meningkatkan
produksi urin,
dan mengurangi
edema
(bengkak)
30
K. Analisa Data
DATA
Ds:
Klien mengatakan :
Sesak napas
Do:
Napas pendek
RR: 24x/menit
Terpasang O2 nasal kanul
3 liter
ETIOLOGI
Penurunan aliran darah ke ginjal
MASALAH
Pola nafas tidak
efektif
Odema
Odema pulmonal
Gangguan
keseimbangan
cairan
Cairan ditubular
dibuang lebih
lambat
Penurunan
reabsorbsi dari
cairan tubular
distal
Penurunan
volume urine
Cairan
berpindah dari
intraveskuler ke
intestinal
Oedema
Eksresi sisasisa
metabolisme
terganggu
31
Urine menjadi
pekat
Gangguan
pengeluaran
sisa
metabolisme
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi
DO:
konjungtiva anemis
HB 8,8
Porsi makan setengah
porsi habis
Penurunan sekresi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiverpentilasi skunder
Yang ditandai dengan :
DS : klien mengatakan sesak napas, sesak berkurang jika klien duduk, sesak
bertambah jika klien tidur terlentang. Sesak dirasakan setiap waktu.
DO : Napas pendek, RR: 24x/menit, Terpasang O2 nasal kanul 3 liter
32
III.
No
DP
DX 1
PERENCANAAN
Tujuan
Tupan :
Pola napas efektif
Tupen :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam sesak berkurang atau
hilang.
Kriteria:
Pasien melaporkan sesak
nafasnya berkurang
Takipnea dan bradipnea
tidak ada
Pengembangan dada
simetris antara yang
kanan dan kiri
Tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan
Tidak ada retraksi dinding
dada
Tanda - tanda vital dalam
batas normal
Intervensi
1. Pantau tanda -tanda vital
terutama frekuensi
pernafasan.
Rasional
1. Perubahan tanda vital
khususnya pernafasan
seperti takipnea,
takikardia, dan
perubahan pada tekanan
darah dapat terjadi
dengan semakin
beratnya keadaan
hipoksemia yang
dialami.
2. Pengembangan dada
sama dengan ekspansi
paru. Pemantauan
usaha nafas, adanya
retraksi dinding dada,
dan pemantauan
adanya penggunaan
otot bantu pernafasan
sangtlah penting untuk
menentukan intervensi
secepatnya jika terjadi
masalah dalam
pernafasan
3. Pemberian posisi yang
33
DX 2
6. Membantu memenuhi
kebutuhan O2 pasien
1.
Auskultasi
suara 1.
Kelebihan cairan
napas pasien.
dapat menimbulkan
edema paru dan GGK
dibuktikan oleh
terjadinya bunyi napas
tambahan
2.
Pantau TTV pasien
2.
Takikardi dan
hipertensi terjadi karena
perubahan fase oliguri
gagal ginjal
3.
Observasi intake dan 3.
Untuk mengetahui
output pasien selama 24
balance cairan
jam
4.
Berikan cairan sesuai 4.
Menghindari dari
dengan program
dehidrasi/keseimbangan
pengobatan intake
cairan
sesuaikan dengan output
5.
Kolaborasi
- Mengetahui
pemeriksaan ureum
peningkatan atas
dan kreatinin, elektrolit
penurunan ureum
cairan.
kreatinin
untuk membantu
Pemberian obat
mengobati retensi
diuretik
cairan (edema) dan
pembengkakan serta
untuk meningkatkan
6. Anjurkan kien untuk
aliran urine.
melakukan tindakan
lebih lanjut:
hemodialisa (cuci
darah)
34
DX3
1. Awasi konsumsi
makanan / cairan
2. Perhatikan adanya mual
dan muntah
IV.
No
1.
1.
Mengidentifikasi
kekurangan nutrisi
2.
Gejala yang
menyertai akumulasi
toksin endogen yang
dapat mengubah atau
menurunkan pemasukan
dan memerlukan
intervensi.
3.
Untuk memenuhi
kebutuhan kalori dan
mencegah pemecahan
protein
4.
Mengurangi
kapasitas lambung
sehingga lambung tidak
penuh dan mengurangi
mual
5.
Mengurangi
ambang mual
6.
Agar klien lebih
mengetahui tentang diit
GGK
10.00
2015
WIB
DX
Dx 1 dan
2
10.05
Dx 1
10.07
Dx 1
Implementasi
1. Mengobservasi tanda
vital :
TD : 130/90 mmHg
RR : 24x/m
N : 88 x/m
S : 36,4 C
2. Memberikan oksigen
lembab 3 liter.
3. Mengatur posisi
semifowler : klien
diposisikan
4. Memonitor infusan
10.10
Dx 2
11.30
DX 3
12.00
DX 3
14.00
Dx 1& 2
Evaluasi
DX 1 12-012015
Jam 14.15
S = Klien
mengatak
an sesak
Paraf
O=
Respirasi :
24 X/mnt
A = Masalah
teratasi
sebagian
P = Lanjutkan
Intervensi
DX 2 1201-15 jam
14.15 WIB
S: klien Klien
mengeluh
35
BAB sedikit
O : BAK
dalam 24
jam : DC
600 cc,
intake
cairan 100
cc
A : Masalah
sebagian
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
DX 3 1201-15 jam
14.15
WIB
S : Klien
masih
mengeluh
mual
O :anorexia,
konjungtiva
masih
pucat
A : Masalah
sebagian
teratasi
P : intervensi
di lanjutkan
2.
Selasa
Jam
12-01-
08.00
2015
WIB
Dx 1 dan
2
08.05
Dx 1
08.10
Dx 1
1. Mengobservasi tanda
vital :
TD : 120/70 mmHg
RR : 22x/m
N : 84 x/m
S : 36,7 C
2. Memberikan oksigen
lembab 2 liter.
3. Mengatur posisi
semifowler : klien
13-01-2015
DX 1 Jam
14.15
S = Klien
mengatak
an sesak
berkurang
O=
Respirasi :
22 X/mnt
36
08.15
Dx 2
09.30
DX 2
11.30
DX 3
12.00
Dx 3
14.00
Dx 1 & 2
diposisikan
4. Memonitor infusan
5. Menganjurkan klien
membatasi minum
6. Mempasilitasi diit siang
7. Memberikan terapi
ondansentron
8. Memberikan terapi
Lasix dan memonitor
intake dan output
A = Masalah
teratasi
sebagian
P = Intervensi
dihentikan,
pasien
pulang
DX 2 1301-15 jam
14.15 WIB
S: klien Klien
mengeluh
BAB sedikit
O: BAK dalam
24 jam :
DC 600 cc,
intake
cairan 100
cc,
terdapat
edema di
ekstremitas
atas dan
bawah
A : Masalah
sebagian
teratasi
P : intervensi
dihentikan,
pasien
pulang
DX 3 1301-15 jam
14.15
WIB
S : Klien
mengataka
n mual
berkurang
37
O :konjungtiva
masih
pucat
A : Masalah
sebagian
teratasi
P : intervensi
dihentikan,
pasien
pulang
38