When you buy a stock or real estate or other investment that is in a different country than where you

live so you cross the border to invest. For example if you buy some shares of sony or sne they are
based in japan unless you live there you have made a cross border investment.

investasi asing langsung (foreign direct investment, FDI) adalah investasi riil dalam
bentuk pendirian cabang perusahaan seperti perluasan atau pembelian sebuah perusahaan
oleh perusahaan asing atau penduduk asing yang berlokasi di negara lain. FDI ini biasanya
dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu
perusahaan di suatu negara. Perusahaan multinasional termasuk kepada kategori ini, yaitu
penanaman modal langsung

investasi portofolio (portfolio investment) adalah arus modal internasional dalam bentuk
pembelian aset-aset finansial seperti saham, obligasi dan commercial papers lainnya. Jenis
investasi inilah yang paling cepat menyebar keseluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan
pasar modal di pusat-pusat keuangan internasional, seperti New York, London, Paris,
Frankfurt, Tokyo, Hongkong dan Singapura.

Perbedaan utama antara investasi asing langsung dan investasi portofolio

adalah sebagai berikut:
a. investasi asing langsung sebagian besar dilakukan oleh korporasi dan jarang
dilakukan oleh individual
b. Kontrol perusahaan multinasional sepenuhnya ada ditangan perusahaan induk,
sedangkan investasi portofolio pengelolaan-nya dapat dilakukan oleh manajermanajer setempat
Sedangkan motif Arus modal internasional dari kedua jenis investasi ini adalah:
Investasi fortopolio
a. Mencari return yang lebih tinggi, yaitu sesuai dengan teori H-O, suatu
negara akan membeli saham atau obligasi dari perusahaan yang berada di
negara lain yang memberikan pengembalian tertinggi
b. Difersifikasi resiko, hal ini sesuai dengan portfolio theory, yang menyatakan
bahwa investasi di berbagai negara akan menghasilkan return tertentu
dengan resiko yang lebih kecil,ataureturn yang lebih tinggi dapat dihasilkan
dengan risiko tertentu.
2. Investasi asing langsung
a. mendapatkan return yang lebih tinggi melalui (1) tingkat pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi; (2) perpajakan yang lebih menguntungkan; dan
(3) infrastruktur yang lebih baik
b. Difersifikasi risiko
c. Dapat melakukan direct control, melalui (1) ekspansi vertikal yaitu pendirian
cabang diluar negeri untuk menghasilkan input bagi perusahaan induk,
misalnya perusahaan minyak mendirikan cabang diluar negeri dimana
terdapat sumber minyak yang kemudian diproses lebih lanjut di perusahaan
induk; dan (2) ekspansi horizontal yaitu mendirikan cabang diluar negeri
dengan melakukan kegiatan yang hampir sama dengan perusahaan induk
d. Untuk menghindari tariff dan nontariff yang dibebankan kepada impor dan
sekaligus memanfaatkan berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang
diberikan
pemerintah
lokal
untuk
mendorong foreign
direct
investment tersebut.
1.

Biasanya untuk mengurangi dampak negatif (biasanya monopoli atu oligopoli)

dari perusahaan multinasional, banyak negara membuat ketentuan agar investasi
asing dipadu dengan dana dari dalam negeri dalam bentuk perusahaan patungan
(joint venture). Manfaat yang dapat diperoleh dari joint venture diantaranya adalah
alih teknologi, pengalaman berusaha, relasi usaha dan mengurangi resiko
ketidakpastian usaha.

Horizontal FDI - A multinational firm (MNE) enters a foreign country to

produce the same type of products that it produces at home
Vertical FDI - a multinational firm enters a foreign market to produce
intermediate goods to be used in their final products

METODE-METODE DALAM BERINVESTASI

Bila perusahaan telah memutuskan untuk berinvestasi di luar negeri, maka yang harus
dipertimbangkan cara yang terbaik untuk melakukannya. Cara-cara yang dapat dipilih untuk
melakukan investasi luar negeri antara lain :
1. Malakukan Joint Venture
Melakukan join venture dengan satu atau lebih mitra lokal, Joint venture adalah kerjasama yang
dilakukan oleh perusahaan multinasional dan perusahaan lokal. Join Venture merupakan persekutuan
bebadan hukum yang mengkombinasikan sumber daya yang dimilki oleh masing-masing perusahaan
untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Melakukan Marger atau Akuisi dengan perusahaan yang telah eksis.
Akuisi terjadi apabila suatu perusahaan memilki saham biasa perusahaan lain, atau perusahaan
menginvestasikan uangnya dalam jangka panjang diperusahaan lain.[
3. Lisensi
Lisensi merupakan metode yang populer bagi perusahaan untuk mengadakan ekspansi pemasaran
internasioanl,metode ini biasanya dilakukan oleh perusahaan no-multinasioanal.
4. Kontrak Manajeman
Hampir mirip dengan lisensi, yaitu adanya penerimaan kas dari luar negeri yang di peroleh tanpa
harus menyediakan dana investasi yang signifikan. Namun kontrak manajemen meiliki resiko politik
yang lebih rendah di banding dengan lisensi karena dalam kotrak menejemen terdapat kemudahan
untuk merepatriasi sumberdaya

The World Report aims to take account of the new perspectives opened up by
reflection on the challenges of cultural diversity and thereby to map out new
approaches to monitoring and shaping the changes that are taking place. Thus,
the World Report does not seek to provide ready-made solutions to the problems
liable to confront decision-makers. Rather, it aims to underline the complexity of
these problems, which cannot be solved by political will alone but usually call for
better understanding of the underlying phenomena and greater international
cooperation, particularly through the exchange of good practices and the
adoption of common guidelines.
The World Report does not claim to offer a global inventory of cultural diversity,
established on the basis of available indicators in the manner of UNESCOs
Education for All (EFA) Global Monitoring Reports. While the World Report does
include a Statistical Annex made up of 19 tables spanning the cultural domains,
as well as a chapter devoted to methodological considerations, compiled in close
cooperation with the UNESCO Institute for Statistics (UIS) in Montreal, the

development of indicators in the field of cultural diversity is only just beginning.

For the purposes of such an inventory, it would have been necessary to carry out,
with the agreement of UNESCOs Member States, a truly global enquiry into
cultural diversity a task that would have required far greater resources than
those allocated to the present report, but that could one day be undertaken by a
World Observatory on Cultural Diversity, whose creation this report recommends.
UNESCO hopes in this way to play a part in the recent renewal of thinking on
cultural diversity, in keeping with its work in the 1950s and the conclusions of
Our Creative Diversity,the report of the World Commission on Culture and
Development (1996). In the text entitled Race and History written in 1952 for
UNESCO, the French anthropologist Claude Lvi-Strauss argued that the
protection of cultural diversity should not be confined to preservation of the
status quo: it is diversity itself which must be saved, not the outward and visible
form in which each period has clothed that diversity. Protecting cultural diversity
in this view means ensuring that diversity continues to exist, not that a given
state of diversity should perpetuate itself indefinitely. This presupposes the
capacity to accept and sustain cultural change, while not regarding it as an edict
of fate. The
report of the World Commission on Culture and Development had argued along
similar lines that cultural diversity is not simply an asset to be preserved but a
resource to be promoted, with particular regard to its potential benefits, including
in areas relatively distant from culture in the narrow sense. The present report
seeks to build upon the earlier reports main conclusions.
In recent years, the arguments UNESCO has developed in its thinking on cultural
diversity have been taken up by a significant number of programmes and
agencies in the United Nations and Bretton Woods institutions. The World Bank,
for example, has on several occasions followed UNESCOs lead in the context of
the World Decade on Culture and Development (19881997) in its enquiries into
the links between culture and development. The United Nations Development
Programme (UNDP) and the United Nations Environment Programme (UNEP) have
likewise published important reports. Subsequently, the Report of the High-level
Group for the Alliance of Civilizations has given unprecedented prominence to
initiatives promoting dialogue between peoples, cultures and civilizations. The
present report is also intended to contribute to the thinking and studies of
UNESCOs partner programmes and agencies, particularly with regard to
development.
2.