teknik pemboran yang tepat pada suatu lapangan. Cadangan minyak bumi atau gas
alam biasanya ditemukan dalam formasi batuan endapan yang mempunyai
karakteristik lapisan yang bertingkat atau berbeda diantara lapisan yang satu
dengan yang lainnya, terdiri dari lapisan keras, lunak, dan berbentuk kemiringan
patahan. Kondisi lain yang perlu diperhatikan adalah pengaruh tekanan dan
kekerasan lapisan batuan yang akan ditembus karena dengan bertambahnya
kedalaman kemungkinan akan semakin meningkat tekanan yang dialami.
Berdasarkan lintasan lubang bor terdapat tiga macam jenis pemboran,
antara lain yaitu;
a. Pemboran Vertikal ( Vertical Drilling )
Pemboran yang memiliki lintasan bor yang menembus secara tegak
lurus terhadap tempat dan kedudukan menara bor.
15
16
Pemboran berarah adalah salah satu seni membelokan lubang sumur untuk
kemudian diarahkan ke suatu sasaran tertentu di dalam formasi yang tidak terletak
vertikal di bawah mulut sumur. Di dalam melakukan pemboran pada suatu
formasi, sebenarnya selalu diinginkan lubang vertikal, karena lubang vertikal
operasinya lebih mudah, dan juga umumnya biayanya lebih murah daripada
pemboran berarah. Jadi pemboran berarah hanya dilakukan karena alesan-alasan
dan keadaan khusus saja.
3.2 Tujuan dan Alasan Penggunaan Pemboran Berarah
Gambar 3.5
Pertimbangan Alasan Pembebasan Lahan 10
b. Mengatasi semburan liar (Blow Out) dengan relief well, seperti pada
Gambar 3.7.
Gambar 3.7
Pertimbangan Alasan Blow Out 10
Gambar 3.9
Pertimbangan Alasan Pemboran Menyimpang 10
tertentu
(biasanya
setiap
50-100
ft
pertambahan
24
Pada tipe ini merupakan profil sumur yang umum dan paling sederhana.
Titik belok pada (Kick Off Point) terletak di kedalaman yang tidak terlalu jauh
dari permukaan tanah (dangkal). Bila sudut kemiringan dan arah kemiringan yang
diinginkan didapat, maka sudut ini perlu dipertahankan sampai titik sasaran.
Pembelokan lubang dilakukan dengan cara memperbesar sudut kemiringan
dan sesuai BUR (Build Up Rate) yang telah direncanakan. Pembesaran sudut
inklinasi ini dilakukan dengan menggunakan alat pembelok. Tipe ini juga umum
dikenal dengan istilah Slant Type atau menaikkan dan mempertahankan sudut
(Build and Hold). Bentuk dari Build and Hold Trajectory
11
Gambar 3.10.
Gambar 3.10
Build and Hold Trajectory
25
..........................................................(3.5)
4. Panjang TVD dari titik awal mulai bor sampai dengan L build up section.
_TVD = R (sin maximum inclination angle sin KOP angle).............(3.6)
5. Panjang displacement dari jarak vertikal titik bor sampai dengan titik
akhir L build up section.
_D = R (cos maximum inclination angle cos KOP angle).................(3.7)
6. Measured depth pada akhir build up section.
MD build up = TVD KOP + L Build up Section...................................(3.8)
7. TVD akhir build up section.
TVD build up section = TVD KOP + R sin I max.................................(3.9)
8. Horizontal depature pada akhir build up section.
Horizontal depatured build up section = R (1-cos I max)..................(3.10)
9. Panjang lintasan sepanjang hold section (setelah build up section).
L tan section = #"!#!"#! ! !.....................................................................(3.11)
10. Total measured depth dari titik mulai bor hingga target.
Total MD = TVD KOP + L build up section + L tan section............(3.12)
Dimana :
R
= Radius of Curvacture.
= Inclination, deg.
26
atau side tracking. Pembelokan lubang dilakukan jauh di bawah surface casing,
kemudian sudut kemiringannya dipertahankan sampai ke sasaran. Sumur dengan
titik belok KOP (Kick Off Point) yang dalam mempunyai kelemahan antara lain:
1. Kemungkinan formasi lebih keras dan sulit dibelokan.
Pada Gambar 3.11 menunjukan tipe Build Hold and Drop (S) Trajectory.
Gambar 3.11
Build Hold and Drop (S) Trajectory
27
"
##!#
"
##!#
3. Perhitungan yang lainnya sama seperti tipe Build and Hold, yang
membedakan hanyalah sudut lintasan pemboran.
Mula-mula
sama
seperti
tipe
belok
di
tempat
dangkal,
tetapi
kemudian dibelokan kembali ke vertikal. Pada tipe ini sering disebut dengan
Modified S Type. Adapun pemilihan tipe pemboran ini didasarkan pada lokasi
koordinat di permukaan dan jarak antar lokasi permukaan dengan sasaran
atau formasi produktif. Misalnya apabila jarak sasaran tidak begitu jauh dari
sumbu vertikal yang melalui mulut sumur, maka dipilih tipe belok di tempat
dalam. Lain halnya apabila jarak sasarannya jauh dari sumbu vertikal tadi, maka
dipilih tipe pembelok di tempat dangkal. Pada Gambar 3.12 menunjukan
gambaran tipe Build Hold Partial Dropand Hold (Modified S) Trajectory.
28
Gambar 3.12
Build Hold Partial Dropand Hold (Modified S) Trajectory
mempengaruhi kemiringan lubang bor bisa disebabkan oleh faktor mekanis dan
faktor formasi dari lapisan yang dilalui jalur lintasan.
3.4.1 Faktor Formasi
Pada formasi yang berlapis-lapis dengan bidang perlapisan yang miring
maka lubang bor akan cenderung untuk tegak lurus pada bidang perlapisan.
Penembusan pahat bor pada formasi akan meninggalkan sebuah baji kecil yang
29
sebaliknya akan menyebabkan bit ditahan dengan berat sebelah pada kedua
sisinya, sehingga pahat akan terperosot ke salah satu sisi dan mengakibatkan
bengkoknya lubang bor. Pada kasus ini disebut Formation Drillability Theory.
Saat kemiringan lapisan (dip) kurang dari 45_, maka bit akan tegak lurus (up
dip) dan saat kemiringan bidang perlapisan (dip) lebih dari 45_, maka bit akan
cenderung mengikuti sejajar bidang perlapisan (down dip), seperti pada
Gambar 3.13.
Lapisan lunak lebih mudah di bor daripada lapisan keras sehingga dapat
menghasilkan lubang yang tidak satu garis lurus dengan lapisan lunak dan
30
arah lintasan yang telah direncanakan dan mengikuti suatu bentuk lintasan yang
berputar. Untuk menentukan arah bit walk, perlu dipertimbangkan putaran drill
string dan perpindahan BHA (Bottom Hole Assembly).
Faktor-faktor yang mengakibatkan hal tersebut di atas adalah dikarenakan
drill collar yang tidak cukup kekar sehingga bisa mengakibatkan kelengkungan.
Beban pada pahat (WOB) yang berlebihan sehingga drill collar melengkung, dan
perubahan BHA (Bottom Hole Assembly) yang akan memberikan bentuk lubang
yang berlainan. Faktor-faktor tersebut akan mengakibatkan perubahan sudut yang
tidak diinginkan dan pada akhirnya menyebabkan kegiatan pemboran tidak dapat
berjalan dengan optimal.
Nilai Weight On Bit Maximum 11 dari suatu rangkaian dapat dituliskan dalam
persamaan berikut :
Untuk Straight Hole
WOBmax = ( Weight of DC + HWDP ) x BF ...................................................(3.15)
Untuk Directional Hole
WOBmax = ( Weight of DC + HWDP ) x BF x cos I .......................................(3.16)
31
di mana :
WOBmax
BF
= Buoyancy factor.
= Inclination (deg).
Berat di atas pahat atau Weight On Bit (WOB) merupakan beban yang
diberikan pada mata bor yang arahnya vertikal ke bawah. Apabila WOB itu telah
melampaui kekuatan batuan (Compressive Strength), maka batuan akan pecah dan
pahat menembus formasi. Semakin besar WOB tidak selalu laju pemboran yang
diperoleh ikut semakin besar.
Akan tetapi penambahan WOB yang tidak diimbangi dengan pembersihan
lubang bor yang baik justru akan menurunkan laju pemboran. Hal ini karena pahat
menghancurkan serbuk bor berulang kali dan bahkan mungkin serbuk bor ini
termampatkan pada gigi pahat yang dapat menimbulkan efek Balling.
Besarnya WOB maksimum yang diijinkan 75 % sampai 80 % dari berat
DC di dalam lumpur. Besar WOB tergantung pada ukuran dan tipe pahat,
karakteristik batuan formasi, dan kapasitas peralatan pemborannya. Untuk
mengetahui WOB yang diberikan pada pahat selama operasi pemboran
berlangsung digunakan Weight Indicator yang mencatat beban yang diderita oleh
Hook.
Besarnya WOB dapat ditambah dengan memasang HWDP (Heavy Weight
Drill Pipe). HWDP ini mempunyai ukuran yang lebih tebal dibandingkan dengan
drill pipe konvensional dan umumnya mempuyai berat 2-3 kali daripada Drill
Pipe. Dalam menentukan jumlah rangkain DC (Drill Collar) yang sesuai dengan
besarnya WOB sangat tergantung pada ukuran DC-nya.
32
Selain itu, penggunaan WOB yang terlalu besar juga akan merusak gigi
pahat, karena Stress yang diijinkan pada gigi-gigi pahat maksimum berkisar
10.000 lbs/in, sedangkan Stress yang melebihi batasan itu dapat mematahkan gigi
pahat. Putaran pahat bertujuan untuk memberikan gaya horizontal terhadap
permukaan batuan dan apabila gaya ini telah melampaui shear strength batuan,
maka batuan itu akan hancur.
Pada kenyataannya peningkatan perputaran tidak selalu meningkatkan laju
gigi pahat dan bearingnya cepat aus, sehingga harga W sangat dipengaruhi oleh
Stress yang diijinkan untuk gigi pahat sendiri
Dalam pemboran disarankan agar W dan N konstan dalam arti bila W
naik, maka N turun. Untuk itu perlu dicari beberapa besar harga W dan N yang
optimum yang didasarkan pada rekomendasi pabrik pembuatan pahat. Data
ini dapat dipegang sebagai pertimbangan optimum WOB dan RPM-nya.
33
peralatan pemboran khusus untuk menunjang kegiatan ini. Peralatan ini dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu : Peralatan Defleksi (Deflection Tools) dan
Bottom Hole Assembly (BHA).
3.5.1 Peralatan Defleksi
Peralatan- peralatan ini digunakan ketika akan mulai membuat Build Up
Section pada titik belok (KOP). Deflection Tools akan mengarahkan rangkaian bor
dengan kemiringan beberapa derajat sesuai dengan arah yang telah direncanakan.
Alat- alat pembelok ini adalah :
a. Whipstock
Alat ini bisa diaplikasikan pada kondisi Open Hole ataupun Cased Hole. Casing
34
Gambar 3.14
Whipstock 12
b. Bent sub
Rangkaian pipa yang menggunakan Bent Sub (Gambar 3.15) akan
diturunkan sampai dasar lubang tempat defleksi tersebut dibutuhkan. Defleksi dari
lubang dapat ditingkatkan dan dikontrol dengan menggunakan Bent Sub yang
berbeda- beda sudutnya, berkisar antara 1,5 sampai 3 derajat.
Gambar 3.15
Bent Sub 12
35
mengarahkan lubang bor pada operasi pemboran berarah sesuai dengan arah yang
dikehendaki, sehingga diperoleh performa yang baik dalam membentuk
kemiringan atau arah lintasan lubang bor. Susunan Bottom Hole Assembly yang
baik digunakan pada suatu sumur belum tentu baik pula digunakan pada sumur
lain, hal ini dikarenakan pengaruh perbedaan dari formasi yang dibor. Bottom
Hole Assembly terletak di antara Drill Pipe dan Bit dengan pola susunan tertentu
mengikuti prinsip fulcrum, stabilisasi, dan pendulum. Berikut ini diuraikan
mengenai prinsip susunan rangkaian Bottom Hole Assembly yang pada umumnya
digunakan sebagai dasar di dalam pemilihan posisi Bottom Hole Assembly.
a. Prinsip Fulcrum
36
Gambar 3.16
Prinsip Fulcrum 11
b. Prinsip Pendulum
37
Gambar 3.17
Prinsip Pendulum 11
c. Prinsip Stabilisasi
38
Gambar 3.18
Prinsip Stabilisasi 11
menara bor di permukaan sebelum dicapainya titik KOP (Kick Off Point), atau
bagian setelah Drop Off (pada saat kembali vertikal lagi) pada pemboran berarah.
Rangkaian BHA yang umum digunakan pada lubang vertikal ialah sebagai
berikut: Circulating Sub - Drill Pipe - Bit Sub - Bit (Gambar 3.19).
39
Gambar 3.19
Vertical Hole Assembly 4
memberikan gaya pada sisi pahat bor. Pada lubang bor yang mempunyai sudut
inklinasi lebih dari 3_ di atas titik pengungkit akan bersandar pada bagian bawah
dari lubang bor, keadaan ini akan mendorong pahat bor bergerak ke atas
dari lubang bor dan memiliki kecenderungan untuk menaikkan sudut. Rangkaian
BHA yang umum digunakan pada lubang ini ialah sebagai berikut: HWDP
Jar - HWDP -Cross Over NMDC - Slim Pulse NMDC Stabilizer - Float Sub
Drill Motor - Bit (Gambar 3.20).
40
Gambar 3.20
Built Up Assembly 4
Stabilizer
dan
Drill
Collar
pada
susunan
rangkaian
pemboran,
yang
41
Gambar 3.21
Tangent Assembly 4
Bottom Hole Assembly merupakan sebuah rangkaian yang terdiri dari
42
Drill Pipe 12
43
Drill Collar
Drill Collar 12
44
Float Sub
Float Sub 12
Stabilizer
Stabilizer
lubang
dipasang
lintasan
resiko
untuk
terjepit.
Stabilizer
digunakan
untuk
mengontrol
sudut
45
Stabilizer 12
Drilling Jar
46
Gambar 3.26
47
Bit Sub
Panjang alat ini berkisar antara 4 11 feet dan berupa pipa dengan
Head dan Tail yang berbentuk Box. Alat ini biasa digunakan untuk
menghubungkan Bit dengan Drill Collar.
3.5.2.4 Down Hole Mud Motor
Down Hole Mud Motor merupakan alat pemutar pahat bor. Down Hole
Motor berfungsi untuk menggerakkan pahat tanpa harus memutar rangkaian pipa
pemboran. Penggerak utama dari motor adalah fluida pemboran atau lumpur
pemboran yang dipompakan dari permukaan menuju motor melalui Drill String.
Fluida tersebut menggerakkan mekanisme motor, untuk dapat membelokkan
lintasan sumur maka suatu motor dilengkapi dengan Bent Sub atau Bent Housing
yang dipasang di atas Down Hole Mud Motor. Adanya Bent Sub ini menghasilkan
lengkungan yang halus dan Smooth. Penggunaan Down Hole Mud Motor
mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungannya adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi penggunaan daya di permukaan.
b. Penggunaannya relatif ekonomis dibandingkan dengan peralatan
pemboran konvensional.
c. Mengurangi laju kerusakan Drill Pipe, karena berkurangnya puntiran yang
dialami oleh Drill Pipe. WOB yang kecil ini mengakibatkan laju
kerusakan pahat semakin kecil.
d. Memudahkan pengontrolan terhadap arah dan kemiringan lubang.
48
e. Dapat membuat lengkungan lubang yang halus pada daerah Build Up dan
daerah Drop Off.
f. Desain Drill Pipe hanya menekan pada perhitungan besarnya tegangan
saat dilakukannya pengangkatan Drill String.
sangat bersih dari material kasar (pasir, clay, dan barite) karena material ini
akan mengikis bagian dalam motor.
b. Pompa lumpur harus bertekanan tinggi untuk dapat memutar pahat dengan
kehilangan tekanan besar.
c. Pahat harus tahan terhadap abrasi, untuk itu sangat dianjurkan memakai
Diamond Bit dan PDC.
d. Pemakaian Down Hole Drilling Motor tidak diizinkan untuk formasi
bertekanan dan temperatur abnormal.
Ada 2 (dua) macam Down Hole Motor yang umumnya dikenal, yaitu :
1. Turbine Motor
menumbuk
49
rotor, maka rotor akan berputar, dan perputaran ini akan diteruskan ke
pahat melalui batang penggerak. Jumlah tingkat tergantung pada besarnya
torsi atau kekuatan yang diinginkan.
kombinasi rotor dan statornya, di mana semakin banyak jumlah Lobe akan
menghasilkan torsi yang makin tinggi, namun RPM yang rendah.
PDM ini mempunyai beberapa keuntungan dan kelemahan.
50
Salah satu fungsi dari BHA adalah untuk menyediakan tekanan atau
berat secukupnya pada pahat bor agar proses pemboran dapat berjalan
dengan
baik.
Analisa
mendemonstrasikan
bahwa
panjang
panjang
dan
berat
BHA
dilakukan
minimum
BHA
yang
untuk
dibutuhkan
L = DF
..............................................................................(3.17)
! ("#! ! ! " )
51
Rotating Case 10
L = DF
! ("#! )
.......................................................................................(3.18)
di mana :
WOB
DF
= Buoyancy factor.
= Inclination (deg).
52
3.7
Sudut antara magnet (Azimuth) yang sebagian besar dicatat oleh peralatan
survey banyak mengalami kesalahan akibat dari gangguan magnetis yang
disebabkan oleh casing- casing pada sumur sekitarnya. Oleh karena itu,
untuk mengatasi gangguan tersebut maka dipakai Gyroscope, di mana alat
ini
(Weight Wheel) yang dapat berputar secara cepat dan dipasang pada dua
buah gimbal yang saling tegak lurus, sehingga memungkinkan Gyro tersebut
mempertahankan arahnya tanpa dipengaruhi oleh medan magnet.
53
Gambar 3.28
Gyroscope Instrument 1
digunakan
Logging,
untuk
mendeteksi
zona
bertekanan
abnormal,
korelasi
dilakukan pada setiap saat yang dikehendaki. Ada 3 (tiga) jenis sistem transmisi
MWD, yaitu :
a. Negative Pulse
Negative pulse ini bekerja dengan suatu actuator yang membuka dan
menutup sebuah Valve kecil, dan akan menghasilkan gelombang tekanan
54
menghalangi
aliran
lumpur
dan
akan
menghasilkan
suatu
fluktuasi
tekanan yang kontinu dalam tekanan di Stand Pipe. Prinsip kerja dari MWD
adalah dengan mentransmisikan data ke permukaan melalui aliran lumpur
dalam rangkaian pipa pada saat pemboran, yang mana tekanan pompa
sedang diaktifkan. Aliran lumpur yang melalui pipa bor digunakan untuk
membentuk signal tekanan dengan memasang suatu mekanisme yang dapat
atau tidak memberikan tekanan terhadap aliran lumpur. Informasi yang
sampai ke permukaan berupa ada tidaknya signal tekanan yang disusun
dalam kode
55
Logging While Drilling adalah suatu peralatan yang diletakkan pada rangkaian
di dekat pahat bor yang digunakan untuk mengukur data dari formasi yang akan dibor dan
mengirimkannya ke permukaan secara langsung, ketika proses pemboran sedang
berjalan. Prinsip LWD sama dengan prinsip kerja dari alat Wireline Logging lainnya, yang
menggunakan emisi sinar gamma untuk mengevaluasi formasi. Sedangkan jenis log
yang mendasari alat ini
interpretasi dari formasi. Alat- alat tersebut yaitu : Compensated Dual Resistivity
(CDR), Compensated Density Neutron (CDN), perangkat keras yang dipasang di
permukaan
sumur
dan
rangkaian
peralatan
elektronik.
Pada
dasarnya
seperti
WOB,
inklinasi, Azimuth,
dan
data
pemboran
lainnya.
Sedangkan LWD akan menghasilkan data formasi yang akurat dan secara
langsung dapat mengkorelasikan data yang berasal dari alat perekam yang
dipasang di dasar lubang apabila interpretasi dari penetrasi pahat bor terdapat
kekeliruan.
56
dengan
menggunakan
metode
Minimum
of
Curvature.
Pada
busur suatu lingkaran yang bersifat menyinggung di titik awal dan akhir
suatu interval lubang bor yang memiliki sudut kemiringan dan sudut arah tertentu.
57
................................................................................(3.19)
...............................................................................(3.20)
! %"
....................................................................................(3.21)
! %"
! .......................................................(3.22)
! ( ! !
! !!)
" (! !! !!)
.......................(3.23)
#& "# ( !
! !
" ( ! )
! (
"
.....................(3.24)
)........................(3.25)
Penambahan arah koordinat Timur (E) dan koordinat Utara (N) diperoleh
dari persamaan sebagai berikut :
Untuk In I(n-1) 0 dan An A(n-1) 0 :
(#& )!"# ( !
! ! )( !
!! )
$ !( ! )( ! )
............................(3.26)
58
"
(#& )!"# ( !
! ! )(
...........................(3.27)
$ !( ! )( ! )
(#& ) "# ( !
! ! )(
...........................................(3.28)
"( ! )
"
(#& ) "# ( !
! ! )( ! )
..........................................(3.29)
"( ! )
(#& ) "# ( !
! ! )(
..........................................(3.30)
"( ! )
"
(#& ) "# (
)(
..........................................(3.31)
"( ! )
)( !") ...................................................................(3.32)
"
"!!
)) ....(3.35)
Dimana :
DL = Dogleg Angle, derajat.
_ TVD = Selisih Vertikal Depth saat di kedalaman (n dan n-1), feet.
_ HD = Selisih Displacement Horizontal saat di kedalaman (n dan n-1), feet.
59
In-1
"#
"