BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat
dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir,
aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda
dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal.
Tanda dan gejala :
1. Insomnia
2. Gelisah
3. Gerakan tidak teratur
4. Pikiran tidak terarah
5. Raut wajah kesakitan
6. Gerakan berhati - hati pada daerah nyeri
7. Pucat
8. Keringat berlebih
Asuhan Keperawatan merupakan alasan yang paling umum seseorang mencari
bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama proses penyakit, pemeriksaan diagnostik
dan proses pengobatan. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan banyak orang. Perawat
tidak bisa melihat dan merasakan nyeri yang dialami oleh klien, karena nyeri bersifat
subyektif (antara satu individu dengan individu lainnya berbeda dalam menyikapi nyeri).
Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien di berbagai situasi dan keadaan, yang
memberikan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan dan terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia (A. Aziz Alimun.hidayat,2005).
B. Tujuan Penulisan
` 1. Tujuan Umum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gangguan Kebutuhan Dasar
1. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan
meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (Judith M.
Wilkinson 2002).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan
2. Etiologi Nyeri
Adapun Etiologi Nyeri yaitu:
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau cidera
2. Iskemik jaringan,
3. Spasmus Otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak
terkendali, dan
sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada otot yang kelelahan dan bekerja
berlebihan, khususnya ketika otot teregang berlebihan atau diam menahan beban pada posisi
yang tetap dalam waktu yang lama.
4. Inflamasi pembengkakan jaringan mengakibatkan peningkatan tek anan lokal dan
juga
karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
5.post operasi setelah dilakukan pembedahan
3. Patofisiologi dan pathway
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia
seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan
merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke
hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga
individu mengalami nyeri. Selain d ihantarkan ke hypotalamus nyeri dapat menurunkan
stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitive pada termosensitif sehingga dapat juga
menyebabkan atau mengalami nyeri (wahit chayatin,N.mubarak,2007)
4. Manifestasi Klinis
1. Gangguam tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan meng hindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Nadi meningkat
8. Pernafasan meningkat
9.
Depresi,frustasi
1. Non farmakologi
a. Distraksi,mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu
Contoh : membaca,menonton tv , mendengarkan musik dan bermain
c. Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
Kompres dingin
Counteriritan, seperti plester hangat.
Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang
nyeri.
2. Farmakologi
A. Nyeri ringan 1 (farmakologi 1)
Obat
Dosis
Jadwal
Aspirin
325 - 650 mg
4 jam sekali
Asetaminofet
325 - 650 mg
4 - 6 jam sekali
200 mg
awalan 440 mg selanjutnya 220 mg
12, 5 mg
4 - 6 jam sekali
8 - 12 Jam sekali
4 - 6 jam sekali
4 - 6 jam sekali
Ibuprofen
4 - 6 jam sekali
Sodium Naproksen
8 - 12 jam sekali
50 - 100 mg
4 - 6 jam sekali
6. Pemeriksaan Penunjang
a.
Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
b.
c.
d.
Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak
7. Komplikasi
1. Edema Pulmonal
5. Hipovolemik
2. Kejang
6. Hipertermi
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
Pathtway
Stimulasi Nyeri
Kerusakan
adanya tumor
spasme otot
Iskemik
Jaringan integrumen
Nosiseptor
Impuls nyeri diteruskan ke konsus dorsalis pada bagian medulla spinalis melalui saraf
perifer
Thalamus
Kortek selebri
Nyeri
Krisis
situasional
Resikoketidakseimbangan
Nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
Ansietas
Gangguanmobilitas
fisik
Gangguanpola
tidur
Keterbatasan ruang
gerak
II.
Nyeri akut
i.
ii.
iii.
Nyeri kronis
Pengkajian difokuskan pada dimensi perilaku afektif dan kognitif. Selain itu terdapat
komponen yang harus di perhatikan dalam memulai mngkaji respon nyeri yang di alami
pasien :
i.
Dalam melakukan pengkajian nyeri , perawat harus percaya ketika pasien melaporkan
adanya nyeri, meskipun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cidera atau luka.
ii.
a.
P (Provocate)
Faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri,terasa setelah kelelahan,udara dingin dan saat
bergerak.
b. Q (Quality)
Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-pukul dan lain-lain.
c.
R (Region)
Lokasi nyeri,meliputi byeri abdomen kuadran bawah,luka post operasi,dan lain-lain.
d. S (Skala)
Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.
e.
T (Time)
Waktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir.
iii.
Respon fisiologis
a. Respon simpatik
- peningkatan frekuensi pernafasan
- dilatasi saluran bronkiolus
- peningkatan frekuensi denyut jantung
- dilatasi pupil
- penurunan mobilitas saluran cerna
b. Respon parasimpatik
- pucat
- ketegangan otot
- penuru nan denyut jantung
- mual dan muntah
- kelemahan dan kelelahan
iv.
Respon perilaku
Respon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain perubahan postur tubuh,
mengusap, menopong wajah bagian nyeri yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah
meringis, mengerutkan alis.
v.
Respon afektif
Respon afektif juga perlu di perhatikan oleh seorang perawat. Dalam melakuk an pengkajian
terhadap pasien dengan gangguan nyeri.
b. Pengkajian pola fungsi gordon
Pola kognitif dan perceptual
a.nyeri (kualitas,intensitas,durasi,skala,cara mengurangi nyeri
b. Skala nyeri
0
9
10
Tidak nyeri
nyeri ringan
2. Diagnosa Keperawatan
nyeri sedang
nyeri berat
nyeri hebat
a.
f.
a.
pencetus,berat
- Batasi pengunjung
Rasional : agar pasien lebih nyaman dan dapat tidur dengan nyenyak.
e.