Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Oleh:
Muh. Ilham Hidayat
110 207 102
Pembimbing:
dr. Nur Asyik
Supervisor:
Dr. Theodorus Singara, Sp.KJ (K)
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2014
HALAMAN PENGESAHAN
NIM
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
Judul Referat
Pembimbing
Koas
Supervisor
DAFTAR ISI
Lembar pengesahan
.....................................................................................i
Daftar Isi
.....................................................................................ii
I.Pendahuluan
.....................................................................................1
II.
Prevalensi
.....................................................................................1
III.
Etiopatomekanisme .....................................................................................2
IV.
Gejala dan Tanda .....................................................................................3
V.
Diagnosis
.....................................................................................5
VI.
Penatalaksanaan
.....................................................................................6
VII. Prognosis
.....................................................................................8
VIII. Prevensi dan Rehabilitasi ............................................................................8
Daftar Pustaka
.....................................................................................10
I.
PENDAHULUAN
Gangguan penyesuaian merupakan gangguan non-psikotik terkait stres yang
berlangsung singkat. Ketidaknyamanan, penderitaan, kekacauan pasien signifikan,
dan konsekuensinya (misalnya potensi bunuh diri) sangat penting.1
Gangguan penyesuaian (Adjustment disorder) merupakan gangguan jiwa
yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit untuk
penyakit medik ataupun operasi, namun jarang ada penelitiannya.2
Gangguan penyesuaian didefinisikan sebagai gejala-gejala emosional atau
perilaku yang bermakna secara klinis dan terjadi sebagai respon terhadap satu atau
lebih stresor yang nyata.2
Gejala-gejala timbul dalam tiga bulan terjadinya stresor dan menghilang
dalam waktu 6 (enam) bulan setelah tak ada stresor.2
Gangguan ini dapat dijumpai pada semua usia dan lebih sering pada
remaja.2
Prevalensi diperkirakan 2 8% dari populasi umum. Suatu penelitian di
Amerika, mendapatkan 5 20% pasien dewasa yang berobat di poliklinik jiwa
menderita gangguan penyesuaian, sedangkan 70% anak yang dirawat di klinik
jiwa menderita gangguan penyesuaian. Pada rumah sakit umum prevalensinya
bisa mencapai 20% dengan penyakit fisik merupakan stresor primer pada 70%
kasus.2,3
Pada orang dewasa, perempuan dengan gangguan penyesuaian jumlahnya
dua kali daripada laki-laki. Berbeda dengan pada anak dan remaja, baik pada
perempuan maupun laki-laki, prevalensi gangguan tersebut adalah sama.2
II.
PREVALENSI
Menurut DSM-IV-TR, prevalensi gangguan ini diperkirakan dari 2 sampai 8
persen dari populasi umum. Perempuan didiagnosis dengan gangguan ini dua kali
daripada laki-laki, dan perempuan secara pribadi umumnya sangat dipresentasikan
sebagai yang paling rentan berisiko. Pada anak-anak dan remaja, laki-laki dan
perempuan secara seimbang didiagnosis dengan gangguan penyesuaian.
Gangguan ini dapat terjadi pada berbagai umur, tapi paling sering didiagnosis
pada remaja. Di antara remaja dari salah satu jenis kelamin, umumnya stres
adalah masalah di sekolah, penolakan dan perceraian orang tua, dan
penyalahgunaan zat. Di antara orang dewasa, pemicu stres adalah masalah
pernikahan, perceraian, pindah pada lingkungan yang baru, dan masalah
keuangan.4
Gangguan penyesuaian merupakan diagnosis gangguan jiwa yang paling
umum untuk gangguan pasien yang dirawat di rumah sakit dan dengan masalah
bedah. Dalam suatu penelitian, 5 persen dari orang yang terdaftar di rumah sakit
lebih dari 3 tahun diklasifikasikan sebagai penyandang gangguan penyesuaian. Di
atas 50 persen dari orang dengan masalah kesehatan spesifik atau dengan stresor
telah didiagnosis dengan gangguan penyesuaian. Selanjutnya, 10 sampai 30
persen kesehatan mental pasien rawat jalan dan di atas 12 persen pasien rawat
inap yang diarahkan untuk konsultasi kesehatan mental telah didiagnosis dengan
gangguan penyesuaian.4
III.
ETIOPATOMEKANISME
Gangguan penyesuaian diperkirakan tidak akan terjadi tanpa adanya stresor.
Kerentanan yang besar pada individu yang kehilangan orang tua pada masa
bayi atau mereka yang ada pengalaman buruk dengan ibu, kemampuan
mentoleransi frustasi dalam hidup individu dewasa berhubungan dengan kepuasan
dari kebutuhan dasar hidup masa bayi.
Ada faktor intrinsik penting yang memodulasi dampak dari peristiwa
menyedihkan. Perkembangan kognitif dan emosional dan pra-stres diri dan tingkat
dukungan psikososial semuanya memediasi reaksi anak stres. Karena anak-anak
sering menghubungkan peristiwa yang tidak terkait sebagai fenomena sebab dan
akibat, mereka mungkin merasa bersalah dan tertekan atas kejadian yang tidak
terkendali bahwa mereka tidak menyebabkannya.5
Pada umumnya individu dengan gangguan ini dapat mengalami resolusi
gejala-gejala atau di lain pihak justru berkembang menjadi penyakit yang lebih
berat. Yang akut adalah apabila gangguan dialami selama kurang dari 6 bulan dan
yang kronik bila gangguan ada selama 6 (enam) bulan atau lebih. Pasien
kebanyakan akan kembali berfungsi sebagai semula dalam kurun waktu 3 bulan.
Ada pula yang kemudian menderita gangguan mood dan gangguan yang
berhubungan dengan zat. Para remaja membutuhkan waktu pulih lebih lama
daripada orang dewasa.2
IV.
Adanya gejala-gejala gelisah, khawatir, cemas dan tidak tenang. Pada anakanak ada ketakutan berpisah dari orang tua, menolak untuk tidur sendiri dan
masuk sekolah.
c. Dengan campuran ansietas dan afek depresi
d. Dengan gangguan tingkah laku
Mencakup gangguan tingkah laku seperti membolos, mencuri, mengebut,
berperilaku merusak, seks yang tidak wajar dan tidak pada tempatnya.
Mereka dapat melanggar hak-hak azasi orang lain, melakukan pelanggaran
aturan dan hukum tanpa penyesalan.
e. Dengan campuran gangguan emosi dan tingkah laku:
Mencakup gabungan antara perubahan tingkah laku dan perasaan depresi
dan ansietas.
f. YTT (Yang tak Tergolongkan)
g. Mencakup mereka yang kurang dapat beradaptasi terhadap stres dan gejalagejala yang tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kategori spesifik di
atas. Misalnya respon terhadap diagnosis penyakit fisik dengan mengingkari
dan adanya ketidakpatuhan berobat dan atau menjauh dari kontak sosial.
Beberapa studi mendapatkan bahwa gejala-gejala depresi paling sering
ditemukan. Data menunjukkan bahwa 76% dari pasien gangguan penyesuaian
menderita depresi.2
Gejala fisik lebih sering terdapat pada anak-anak dan usia lanjut. Keluhan
lain dapat berupa insomnia, juga suicide (bunuh diri).2
V.
DIAGNOSIS
Diagnosis dibuat berdasarkan suatu evaluasi pskiatrik yang komprehensif
dengan wawancara.2
Dengan mengetahui sejarah pasien yang lengkap, termasuk identifikasi dari
stresor sebagai pencetus gangguan penyesuaian dan mengevaluasi respon terhadap
stresor.2
Kriteria diagnostik menurut DSM-IV-TR2
A. Perkembangan gejala-gejala emosional dan tingkah laku sebagai respon
terhadap suatu stresor atau lebih: stresor yang terjadi di dalam waktu 3
bulan awitan.
B. Gejala-gejala atau tingkah laku bermakna secara klinis ditandai oleh salah
satu dari hal berikut:
1) Penderitaan yang jelas melebihi apa yang diharapkan dari pemaparan
stresor.
4
PENATALAKSANAAN
a. Psikoterapi:1,2,3
Adalah pilihan utama; intervensi ini dapat dengan psikoterapi psikodinamik,
kognitif, perilaku, suportif, konseling. Secara individual ada kesempatan
untuk mengeksplorasi makna stresor bagi pasien sehingga trauma masa
kecil dapat diselesaikan dan akan membantu memperbaiki distorsi kognitif,
perlu memberikan dukungan yang cukup, terutama pertolongan praktis
seperti bantuan pengasuhan anak, dukungan keuangan, pekerjaan, dan
kontak dengan kelompok dukungan tertentu agar adaptasi bisa maksimal,
berbagai alternatif untuk mengatasi (coping) dan empati.
Ventilasi atau verbalisasi perasaan dapat berguna dalam mencegah perilaku
maladaptif seperti isolasi sosial, perilaku destruktif, atau bunuh diri.
5
PROGNOSIS
Dengan terapi yang efektif, prognosis pada umumnya adalah baik.
dengan
Gangguan
Skizoafektif,
Depresi
Mayor.
Gangguan
Penyalahgunaan zat, serta Gangguan kepribadian. Adapun risiko bunuh diri cukup
tinggi.2
VIII. PREVENSI DAN REHABILITASI
Sampai sekarang prevensi terhadap timbulnya gangguan penyesuaian belum
banyak diketahui. Pada banyak kasus, prevensi terhadap stresor sebagai pencetus
gangguan penyesuaian adalah jarang.2
Suatu strategi prevensi yang dapat berguna pada banyak pasien adalah
pembelajaran proaktif tentang mengatur stres hidup yang biasanya dan
memaksimalkan kemampuan mengatasi problem tidak dalam kritis. Terapi yang
sesuai dapat mencegah berbagai gangguan mental yang serius seperti
penyalahgunaan zat, gangguan depresi mayor, bunuh diri.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Frank J. Adjusment Disorder (Updated on 2014 Februari 3). Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/2192631-overview
2. Kandou JE. Gangguan Penyesuaian. Dalam: Elvira SD, Hadisukanto G,
Buku Ajar Psikiatri, ed. ke-2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013. Hal. 317
321.
3. Maramis WF, Maramis AA. Gangguan Penyesuaian. Dalam: Maramis WF,
Maramis AA, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, ed. ke-2. Surabaya: Pusat
Penerbitan dan Percetakan AUP. 2009. Hal. 322.
4. Sadock BJ, Sadock VA. Adjustment Disorders. In: Sadock BJ, Sadock VA,
Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry : Behavioral Sciences / Clinical
Psychiatry, 10th Ed. New York : Lippincott Williams & Wilkins. 2007. Pp.
787 790.
5. Stubbe D. Adjustment Disorder. In: Stubbe D, Child and Adolescent
Psychiatry : A Practical Guide, 1st Ed. New Haven : Lippincott William &
Wilkins. 2007. Pp. 160 161.
6. Hameed U, Schwartz TL, Malhotra Kamna, et al. Antidepressant Treatment
in the Primary Care Office : Outcomes for Adjusment Disorder Versus
Major Depression.
7. Kupfer DJ, Horner MS, Brent DA, et al. Anxiety and Stress-Related
Disorders. In: Kupfer DJ, Horner MS, Brent DA, et al, Oxford American
Handbook of Psychiatry, 1st Ed. New York : Oxford University Press. 2008.
Pp. 426 428.