Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
twitter: @islamexpose
Shariah,
Selonong-boy Lewat Bank?
Islamic Banking
Tidaklah Islami
By Ohmyrus
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
Civilization. Tulisnya: Dan didusun ini, suku bunga naik begitu tinggi,
sampai 10 persen lebih sebulan, sehingga hutang itu sekali diterima, si
penghutang tidak akan pernah bisa membayarnya kembali.
Orang yang dia lukiskan adalah seorang kepala dusun yang juga
seorang tuan tanah, sebuah figur yang lebih penting bagi kehidupan
penduduk dusun disitu dibanding dengan pemerintah pusat.
Rumahnya selalu penuh dengan hasil panen. Ini memberinya
kekuasaan. Para penghuni dusun yang tidak dapat membayar menjadi
tenaga kerja gratis baginya. Mereka malah menaruh hormat yang
dalam pada tuan tanah ini.
Tidak ada sesuatupun yang terjadi didalam dusun tanpa restunya. Dia
dianggap orang baik karena menyediakan makanan bagi penduduk
dusun jika ada kelaparan/kekurangan pangan. Tapi orang ini
memperalat kekuasaan yang dia punya. Untuk membayar utang,
penduduk dusun ada yang dilaporkan menjual anak-anaknya ke dalam
prostitusi.
Dengan melihat itu, larangan terhadap riba/bunga itu bisa dibenarkan
dan menjadi sebuah kebijaksanaan. Tapi untuk mereka yang menolak
apapun yang berkaitan dengan si pendiri islam, Muhammad, kalian
bisa dengan mudah menemukan motif yang kurang baik dalam hal ini.
Misalnya: Mungkin ia cuma mencoba mendapatkan pejuang dengan
gratis diantara mereka yang penduduk kelas berutang dan miskin
dengan menjadi Robin Hood atau Mao Tse Tung.
Sama seperti pemerintah pusat kadang melihat para lintah darat ini
sebagai penghalang bagi rencana pembangunan mereka, si nabi islam
juga mungkin melihat bahwa rencananya terhalangi oleh grup ini. Dia
mungkin tidak suka berbagi kekuasaan dengan siapapun. Pilih oleh
kalian, motif yang mana yang kamu senangi. Tapi apapun alasan
aslinya, pelarangan bunga pinjaman ini sudah kadaluarsa dijaman
sekarang.
Akar masalahnya dijaman dulu adalah sedikitnya peminjam uang.
dengan begitu mereka mampu meminjamkan dengan suku bunga
yang tinggi karena tidak ada saingan. Orang kaya terdekat atau kepala
dusun terdekat mungkin jauh dan bahkan jika adapun tidak ada yang
rela meminjamkan uang kepada penduduk dusun seberang yang
miskin yang meminta bunga lebih rendah. Para penduduk ini buta
huruf dan tidak sadar akan adanya sumber keuangan lain.
Tapi di dunia modern, terdapat banyak peminjam uang. Jika satu bank
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
bunganya terlalu tinggi, kalian bisa pergi ke bank lain. Uang mengalir
antar benua dari peminjam ke pengutang dengan sekali sentuh tombol
komputer. Suku bunga yang kau bayar sangat bersaing dan tidak
dinaikkan secara semena-mena oleh situasi yang termonopoli.
Tapi para muslim masih berkutat untuk memuaskan kebutuhan
modern yang bertentangan dengan iman mereka. Hasilnya adalah
bangkitnya Islamic Banking yang dimulai di Dubai 1975 dan saat ini
menjadi industri bernilai $200 milyar. Islamic Banking tidak dimulai
untuk melayani kebutuhan keuangan tapi untuk memenuhi kebutuhan
religius.
Teorinya, islamic banking harus bekerja seperti berikut:
Depositor menyimpan uangnya di bank yang mana kemudian
menyediakan dana untuk para pebisnis dengan imbalan pembagian
keuntungan (atau kerugian). Keuntungan (atau kerugian) ini
disalurkan pada depositor. Bunga mungkin dilarang tapi
keuntungan tidak. Jadi apa perbedaan antara bunga dan
keuntungan?
Kunci perbedaannya adalah: bunga itu bersifat tetap dan pasti,
sedangkan keuntungan tidak. Jadi makin sukses suatu proyek,
semakin banyak bank akan mendapat untung dan menyalurkan
keuntungan ini ke depositor. Ini disebut Profit/Loss Scheme (PLS)
dan dianggap adil menurut para cendekiawan muslim. Tidak membagi
keuntungan dengan bank dan depositor dianggap tidak adil.
Tapi, rencana ini punya kelemahan besar. Ingat, semakin tinggi
keuntungan, semakin tinggi resikonya. Cacat yang utama adalah bank
dan depositor harus membagi risiko dari kegagalan proyeknya, yang
mana dalam kasus yang terburuk bisa mengakibatkan hilangnya
seluruh simpanan. Depositor itu bisa jadi seorang pensiunan yang
tidak mau mengambil risiko. Dia cuma ingin yakin uangnya aman dan
cukup puas dengan keuntungan (dengan kata lain bunga) yang kecil
dari simpanannya di bank.
Jika dia rela mengambil risiko tinggi dengan harapan mendapat
keuntungan besar, sudah ada instrumen lain untuk dia tanamkan
uangnya. Dia bisa membeli saham langsung atau melalui trust funds.
Jika dia pikir George Bush akan berperang melawan negara-negara
Poros Setan, dia dapat membeli saham Kontraktor pertahanan seperti
McDonald Douglas. Jika dia pikir masyarakat menjadi makin suka seks
dan dosa, dia bisa membeli saham pabrik kondom.
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
10
twitter: @islamexpose
Sumber
email: namasamaran@riseup.net
11
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
12
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
13
twitter: @islamexpose
Sumber
Adadeh (Translator)
email: namasamaran@riseup.net
14