A. Definisi
Pola perilaku berupa emosionalitas berlebih dan menarik perhatian, bersifat
pervasive, berawal sejak usia dewasa muda, nyata dalam pelbagai konteks.
B. Epidemiologi
Sekitar 2-3% penduduk, perempuan lebih banyak daripada laki-laki, walaupun
rasionya tidak berbeda secara signifikan, tetapi peran jenis kelamin mungkin
mempengaruhi gangguan ini. Ciri khasnya adalah berperilaku menarik
perhatian, sering pula melebih-lebihkan pikiran dan perasaannya, sering
mengambek, menangis, dan menuduh orang lain tidak memberi perhatian
kepadanya.
C. Etiologi
Masih belum jelas penyebab gangguan ini, tetapi banyak teori mengenai
gangguan ini. Teori yang paling dianut sekarang adalah tentang
biopsikososial, yaitu yang disebabkan karena factor bilogis, genetic, social
(seperti bagaimana orang berinteraksi pada perkembangan awal dengan
keluarga dan teman), dan psikologis (kepribadian dan temperamen, dibentuk
oleh lingkungan dan kemampuan belajar mengatasi stres).
D. Diagnosis
Berikut adalah ciri khas fungsi kepribadian seseorang baik pada saat
sekarang maupun dalam jangka panjang dan tidak dibatasi oleh episode
penyakit, dan menyebabkan hendaya yang berarti, baik dalam kehidupan
social atau pekerjaannya atau penderitaan yang subjektif, yaitu meliputi
tingkah laku yang dramatic dan reaktif secara berlebihan, dinyatakan secara
sangat intensif, dan gangguan yang spesifik dalam hubungan interpersonal.
Pedoman diagnostic untuk gangguan kepribadian ini menurut DSM IV-TR
ditunjukkan oleh lima hal gadalah:
1. Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia bukan merupan pusat
perhatian
2. Interaksi dengan orang lain sering ditandai oleh godaan seksual uang
tidak pada tempatnya atau perilaku provokatif.
3. Menunjukkan pergesaran emosi yang cepat dan ekspresi emosional yang
dangkal.
4. Secara terus menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik
perhatian kepada dirinya.
5. Memiliki gaya bicara sangat impresionistik dan tidak memiliki perincian.
6. Menunjukkan dramatisasi diri, teatrikal, dan ekspresi emosi yang
berlebihan.
7. Mudah disugesti, yaitu mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi.
8. Mengganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang keadaan
sebenarnya.
Gangguan ini didiagnosis saat dewasa muda karena gangguan kepribadian
menggambarkan pola kebiasaan yang bertahan lama sehingga jika
didiganosis saat masa anak-anak atau remaja adalah tidak lazim karena pada
masa itu masih terjadi perkembangan, perubahan, dan maturasi kepribadian.
Namun, jika didiagnosis saat anak-anak atau remaja, maka criteria diagnosis
harus muncul selama 1 tahun.
Pedoman diagnostic menurut PPDGJ-III membutuhkan paling sedikit 3 dari hal
dibawah ini :
1. Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri, teatrikalitas dan dibesarbesarkan
2. Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
3. Afek datar dan labil
4. Terus-menerus mencari kepuasan (excitement), apresiasi oleh orang lain,
dan aktivitas di mana pasien menjadi pusat perhatian
5. Kegairahan yang tidak pantas dalam penampilan atau perilaku
6. Terlalu mementingkan daya tarik fisik
Gambaran penyerta mungkin mencakup egosentrisitas, pemuasan diri, terumenerus mengharapkan apresiasi, perasaan mudah tersinggung dan perilaku
manipulative yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi.
E. Diagnosis banding
1. Antisocial, dimana termasuk kebiasaan antisocial dan criminal untuk
mendapatkan keuntungan, kekusaan atau kepuasan materi, riwayat
gangguan konduksi, tidak ada dramatisasi diri berlebih, tidak ada ekspresi
emosi berlebih.
2. Borderline/ambang, dimana termasuk konsep diri tidak stabil, kebiasaan
kisruh, sikap yang merusak diri, cemas kronik, gangguan identitas.
3. Narsistik, yang termasuk takut memiliki ketidaksempurnaan yang
tersembunyi dan cacat, rasa special dan kebesaran.
F. Terapi
1. Psikoterapi
2. Obat-obatan
Medications
As with most personality disorders, medications are not indicated except for the
treatment of specific, concurrent Axis I diagnoses. Care should be given when
prescribing medications to someone who suffers from histrionic personality
disorder, though, because of the potential for using the medication to contribute
to self-destructive or otherwise harmful behaviors.
Self-Help
There are not any self-help support groups or communities that we are aware of
that would be conducive to someone suffering from this disorder. Such
approaches would likely not be very effective because a person with this disorder
is likely to be very dramatic in their interactions with others, coming across as
artificial or shallow.
G. Dampak
Sering ada ancaman bunuh diri untuk meminta perhatian yang lebih,
hubungan interpersonal yang tidak stabil, dangkal, tidak menyenangkan
terutama pada teman yang sesama jenis karena gaya interpersonal yang
provokatif secara seksual menyebabkan ancaman bagi hubungan
pertemanan. Masalah pernikahan yang cendrung mengabaikan hubungan
jangka panjang untuk kepuasan hubungan yang baru.
Seseorang dengan gangguan kepribadian histrionic akan mengalami kesulitan
untuk mendapatkan emosi keintiman dalam sebuah hubungan percintaan
atau seksual. Tanpa disadari mereka sering bertingkah seperti korban atau
putri dalam hubungan mereka. Mereka mungkin juga mengontrol pasangan
melalui manipulasi dan seductiveness pada tingkatan tertentu.