TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep Anak
Seperti yang dikutip dari Wong (2009), anak dapat diklasifikasi
berdasarkan proses tumbuh kembang sebagai berikut :
1. Masa Bayi
Masa Bayi merupakan masa dimanaperubahan fisik dan penapaian
perkembangan begitu dramatis. Semua system tubuh mengalami maturasi
(kematangan) progresif, dan pada saat yang sama terjadi perkembangan
keterampilan sehingga dengan cepat memungkinkan bayi merespon dan
menghadapi lingkungan luar. Masa ini terjadi selam tahun pertama yaitu 0
sampai 12 bulan.
2. Masa Toddler
Todler merupakan masa eksploitasi lingkungan yang interaktif karena
anak berusaha mancari tahu bagaimana semua terjadi dan bagaimana
mengontrol orang lain melalui perilaku temperatantrum, negativism dank
eras kepala (terrible twos). Masa ini berkisar antara periode 12 sampai 36
bulan
3. Masa Prasekolah
Masa
prasekolah
adalah
kombinasi
pencapaian
Masa remaja merupakan suatu periode transisi antara masa kanakkanak dan dewasa. Batasan yang tegas pada remaja sulit ditetapkan, tetapi
periode ini biasanya digambarkan pertama kali dengan penampakan
karakteristik seks sekunder pada usia 11 sampai 12 tahun dan berakhir
dengan berhentinya pertumbuhan tubuh pada usia 18 sampai 20 tahun. Masa
ini sering disebut sebagai masa pubertas.
2.2. Konsep Karies gigi
2.2.1.
Pengertian karies gigi
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu
pada email, dentin dan sementum. Menurut WHO, karies gigi dapat
diartikan sebagai suatu proses patologis pascaeropsi yang terlokalisasi
2.2.2.
Gambar 2.1 Tiga Faktor Utama Dan Satu Faktor Tambahan Penyebab Karies
(Suwelo 1997, dalam Warni, 2009)
Tiga faktor utama digambarkan sebagai tiga lingkaran, dengan ketebalan
(Tinggi) silinder menunjukkan faktor waktu artinya ketiga faktor utamaberada
didalam mulut pada waktu tertentu.Apabila selinder tersebut saling
memotong, maka terjadilah karies.Hasil perpotongan (interaksi) tiga selinder
berbentuk ruangan.Besarnya ruangan tergantung pada besarnya perantara
masing-masing silinder yaitu besarnya jari-jari selinder (tiga faktor utama
karies) dalam tinggi selinder (Faktor waktu). Makin besar ruangan tersebut,
maka makin besar kemungkinan terjadinya karies (Gambar 2.3)
1. Mikroorganisme
Berbagai jenis mikroorganisme terdapat didalam rongga mulut
yang merupakaan komunitas kompleks yang terjadi dari macam-macam
spesies. Struktur dari komunitas tersebut terdiri dari suatu massa yang
berupa matriks yang lengket dan kental yang mengandung glikoprotein
serta sel-sel mikroorganisme dan menempel pada permukaan gigi yang
dikenal sebagai pelikel. Glikoprotein tersebut merupakan bahan nutrisi
bagi mikroorganisme, sehingga mikroorganisme akan tumbuh dan
berkembang baik membentuk koloni-koloni mikroorganisme ini kemudian
dikenal sebagai plak gigi (Burnett, GW, 1980).
Kolonisasi bakteri pada permukaan gigi diketahui sebagai
faktor etiologi kunvi dalam penyakit mulut, termasuk juga karies gigi
(Axelsson,1999). Menurut Tarigan (1995), plak terbentuk dari campuran
antara bahan-bahan air ludah seperti muncin, sisa-sisa sel jaringan mulut,
10
11
disebabkan
oleh
12
menunjukkan
terjadi
peningkatan
13
dengan
tingkat
pendidikan
yang
lebih
14
15
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justification atau penilaian terhadap suatu obyek
tertentu.Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku
dimasyarakat.Misalnya seorang ibu dapat menilai atau menentukan
seorang anak menderita malnutrisi atau tidak.
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan interpretasikan dengan sekala yang bersifak kualitatif, yaitu :
1) Baik, apabila hasil presentase 76%-100%
2) Cukup : hasil presentase 56-75%
3) Kurang : Hasil presentase <56%
5. Kebiasaan Makan Anak
a. Makanan Kariogenik
Bahan makanan (karbohidrat) dapat memicu terjadinya
karies gigi.Makanan tersebut harus kontak dengan permukaan gigi
dalam waktu cukup lama.KArbohidrat ini apabila terdapat dalam
jumlah cukup besar, sering diknsumsi, terutama jenis yang lengket
atau melekat pada gigi, maka kemungkinan terjadinya karies juga
cukup tinggi.
16
menyebabkan
terjadinya
karies
atau
lubang
gigi.
Sedangkan
karbohidrat
dalam
buah-buahan
tidak
telah
17
18
19
dan penumpukan plak sebesar 10% dan akan memberikan hasil lebih
baik bila digunakan 2-3 kali sehari secara teratur (Bahar,2011)
2.2.4. Tanda dan Gejala Karies Gigi
Seseorang yang mengalami karies gigi mungkin tidak menyadari
penyakitnya.Tanda awal dari lesi karies yang baru adalah munculnya
bercak putuh kapur pada permukaan gigi, ini menunjukkan area
demineralisasi enamel.Hal ini disebut sebagai lesi karies yang baru mulai
atau microcavity. Sebagai lesi tersebut demineralisasi, dapat berubah
menjadi coklat tapi akhirnya akan berubah menjadi kavitasi(rongga).
Sebagai enamel dan dentin yang harus, rongga menjadi lebih terlihat.
Daerah yang terkena dampak dari perubahan warna gigi dan menjadi
lunak ketika disentuh. Setelah pembusukan melewati email dan tubulus
dentin yang memiliki bagian-bagian ke saraf gigi, menjadi terbuka dan
menybabkan sakit gigi. Rasa sakit akan terburuk dengan paparan terhadap
panas, dingin atau makanan dan minuman yang manis. Gigi karies juga
dapat menyebabkan bau mulut busuk.Dalam kasus yang berkembang,
infeksi dapat menyebar dari gigi ke sekitar jaringan lunak.Komplikasi
seperti thrombosis sinus kavernosus dan angina Ludeig dapat terjadi
(Hongini & Aditiawarman,2012).
2.2.5. Klasifikasi Karies Gigi
1.
Berdasarkan Kedalamannya
a. Karies Insipiens
Karies Insipien adalah karies yang terjadi pada permukaan
email gigi. Biasanya pada kasus ini gigi tidak terasa sakit hanya
pada email gigi tampak noda hitam atau coklat.
b. Karies Superfisialis
20
21
posterior.
Pencegahan Karies Gigi
Karies merupakan penyakit yang adapat dicegah.Dasar-dasar
pencegahan karies adalah mdifikasi satu atau lebih dari tiga faktr utama
penyebab karies yaitu plak, substrat karbohidrat yang sesuai dan
karentangan gigi.
Secara teoritis ada tiga cara dalam mencegah karies yaitu,
pertama
menghilangkan
substrat
karbohidrat
dengan
mengurangi
frekuensi kansumsi gula dan membatasinya pada saat makan saja, kedua
dengan meningkatkan ketahanan gigi dengan memamparkannya dengan
flour secara tepat dan ketiga dengan menghilangkan plak bakteri (Kidd &
Bechal,1992).
Menjaga kebersihan mulut merupakan cara terbaik untuk
mencegah terjadinya penyakit-penyakit dalam mulut, seperti karies gigi
dan rahang gusi. Kedua penyakit tersebut merupakan penyakit yang paling
22
sering ditemukan dalam mulut dan penyabab utama dari penyakit tersebut
adalah plak (plaque).
1. Menyikat gigi
Menyikat gigi adalah cara yang dikenal umum oleh masyarakat
untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menurut Manson dan Elley
(1993), menyikat gigi sebaiknya dilakukan dengan cara sistematis
supaya tidak ada gigi yang terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke
anterior dan berakhir pada bagian posteriIor sisi lainnya
Adapun cara menyikat gigi yang baik adalah (Depkes RI,1996):
a. Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan
maju mundur dan pendek atau atas bawah sedikitnya delapan kali
gerakan setiap permukaan gigi.
b. Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan
naik turun
c. Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan
naik turun agak memutar.
d. Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan
gerakan maju mundur.
e. Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat
dengan gerakan dari arah gusi ke permukaan gigi.
f. Setelah permukaan selesai disika, berkumur satu kali saja agar sisa
flour masih ada pada gigi.
g. Sikat gigi dibersihkan dibawah air mengalir dan disimpan dengan
posisi kepala sikat gigi berada diatas.
Selain itu, hal yang harus diperhatikan adalah waktu menyikat
gigi.Bersikat gigi yang tepat pada waktunya ialah sesudah makan
dan hendak tidur, jadi empat kali sehari semalam.Kebiasaan
bersikat gigi dua kali sehari semalam, yakni pada saat mandi saja,
23
itu tidak betul dan salah benar. Sebab sesudah bersikat gigi pagi
disaat mandi, orang akan makan pagi. Setelah makan pagi, kalau
hanya kumur-kumur akan kotor. Demikian juga bila bersikat gigi
pada saat mandi sore, masih akan menghadapi makan malam dan
makan malam kecil lainnya di sore hari. Padahal menurut beberapa
ahli, kuman paling aktif dapat merusak gigi adalah sekitar stengah
jam sejak saat selesai makan.Pada saat itu sisa makanan segera
dirubah oleh kuman menjadi asam yang dapat menunakkan
email.Sedangkan pada saat tidur, prduksi air liur berkurang
sehingga menimbulkan suasana asam dimulut. Sisa-sisa makanan
pada gigi jika tidak dibersihkan akan mengakibatkan mulut
semakin asam dan kemampuan akan tambah subur membuat
lubang pada gigi (Machfoedz,2005).
2. Pasta gigi
Pasta gigi telah dikenal sebagai bahan untuk membantu
membersihkan
gigi
yang
digunakan
bersama
dengan
sikat
24
bakteri dan plak yang tidak dapat dibersihkan secara tuntas dengan
pembersihan secara mekanis.
Penggunaan obat kumur yang berfungsi terapeutik dapat
mengurangi populasi bekteri oral, diantara berbagai kandungan obat
kumur yang tersedia, yang lebih efektif adalah yang mengandung
chlorhexidineglouconate sebab mempunyai kemampuan menyerap ion
pada gigi dan permukaaan mukosa oral khususnya dalam konsentrasi
gigi. Kemampuan ini dapat menghasilkan aksi anti bakteri yang tinggi.
Sedangkan obat kumur yang paling sederhana adalah air garam hangat
(Bahar,2011)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan
obat kumur setiap hari dapat menurunkan gingivitis sebesar 20-58%
dan penumpukan plak sebesar 10% dan akan memberikan hasil lebih
baik digunakan 2-3 kali sehari secara teratur (Bahar,2011).
4. Scalling
Scalling yaitu tindakan membersihkan karang gigi pada semua
permukaan gigi dan pemolesan trhadap semua permukaan gigi.
5. Penggunaan DentalFloss (Benang Gigi) dan tusuk gigi
Selain sikat gigi, terdapat beberapa alat bantu untuk
membersihkan gigi yang dapat digunakan bersama sikat gigi,
khususnya untuk daerah interproksimal. Untuk membersihkan plak
pada daerah tersebut, dapat menggunakan benang gigi (dentalfloss).
Namun perlu diperhatikan bahwa penggunaan benang gigi yang salah
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan penyangga gigi .Tusuk
gigi juga dapat digunakan untuk membersihkan plak pada daerah yang
25
26
cukup
tinggi
floeu
dapat
menghmabat
metabolism
bekteri
(Bahar,2011).
7. Pit and Fissure Sealant
Pit and Fissure Sealant adalah istilah yang digunakan untuk
aplikasi bahan resin yang dimasukkan kedalam pit dan fisura
dipermukaan oklusi gigi yang merupakan daerah yang rentan
terjadinya karies gigi. Pit and Fissure Sealant bertujuan untuk
membatasi secara fisik antara permukaan email didaerah pit dan fisura
dari bahan, substrata tau bakteri yang terkumpul didaerah tersebut
yang dapat menyebabkan kaies gigi (Bahar,2011).
2.3. Penelitian Terkait Dengan Karies Gigi
Adapun penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini adalah
penelitian dari Hoars Jhon Sihite (2005) dengan judul Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Karies Gigi Susu Dan Strategi Penanggulangannya Pada
Anak-Anak Dikabupaten Kepulauan Riau Tahun 2005. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa :
1. Ada hubungan faktor dalam yaitu faktor keberhasilan mulut, frekuensi
menyikat gigi, waktu menyikat gigi, kebiasaan makan makanan kariogenik,
kebiasaan makan buah-buahan dengan pengalaman karies gigi susu pad
anak-anak di Kabupaten Kepulauan Riau
2. Ada hubungan karakteristik orang tua murid yaitu tingkat pendidikan,
tingkat penghasilan orang tua, pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi
dan mulut dengan pengalaman karies gigi susu pada anak-anak di
Kabupaten Kepulauan Riau.
3. Prevalensi karies gigi susu pada anak 5-6 tahun di Kabupaten Kepulauan
Riau adalah 97,08% artinya dari 100 anak yang diperiksa terdapat kurang
27