PENDAHULUAN
Analisa inti batuan adalah tahanan analisa setelah contoh formasi dibawah
permukaan (core) diperoleh. Tujuan dari pada analisa inti batuan untuk menentukan
secara langsung informasi tentang sifat-sifat fisik batuan yang ditembus selama
pemboran. Studi dari data analisa inti batuan dalam pemboran eksplorasi dapat digunakan
untuk mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksikan hidrokarbon dari suatu sumur,
sedangkan tahap eksploitasi dari pada suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan
melaksanakan well completion dan merupakan suatu informasi penting untuk
melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery. Selan itu data inti batuan ini juga
berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi dari pada metoda logging.
Prosedur analisa inti batuan pada dasarnya terdiri atats 2 bagian yaitu :
Analisa
batuan
rutin
umumnya
berkisar
tentang
pengukuran
porositas,permeabilitas absolut dan saturasi fluida. Sedangkan analisa inti batuan special
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pengukuran pada kondisi statis dan pengukuran
pada kondisi dinamis. Pengukuran pada kondisi statis meliputi tekanan kapiler, sifat-sifat
listrik dan kecepatan rambat suara, grain density, wettability, komprebilitas batuan,
permeabilitas dan porositas fungsi tekanan (net Over Burden), studi petrographi. Yang
termasuk pengukuran pada kondisi dinamis meliputi : permeabilitas relatif, thermal
recovery, gas residual, water flood evaluation, liquid permeability (evaluasi completion,
work over dan injection fluid meliputi surfactant dan polymer).
BAB II
PENGUKURAN POROSITAS
2.1.
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui kandungan minyak dalam reservoir, dengan cara
menentukan besarnya porositas pada batuan reservoir.
2.2.
TEORI DASAR
Porositas adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar rongga dalam
batuan. Porositas batuan reservoir dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain : bentuk butiran, cara susunannya, lingkungan pengendapan. Menurut
proses geologinyan (pembentukannya) porositas dibagi menjadi dua yaitu :
1. Porositas Primer adalah porositas yang terjadi bersamaan dengan
proses pengendapan batuan.
2. Porositas Sekunder adalah porositas yang terjadi setelah proses
pengendapan batuan, seperti yang disebabkan karena proses pelarutan
atau rekahan
Sedangkan ditinjau dari sudut teknik resrvoir porositas dibagi menjadi dua
yaitu :
abs
abs
Vp
100%
Vb
Vp Vg
100%
Vb
dimana :
Vp : Volume pori-pori batuan, cm3
Vb : Volume total batuan, cm3
Vg : Volume butiran, cm3
2. Porositas Efektif adalah perbandingan volume pori yang berhubungan
dengan volume total batuan atau dapat ditulis :
eff
Vpyangberhubungan
100%
Vb
Oleh karena minyak hanya dapat mengalir melalui pori yang saling
berhubungan maka yang penting dalam industry perminyakan dan yang
kita ukur dalam percobaan ini adalah porositas efktif.
Kegunaan dari pengukuran porositas dalam perminyakan terutama
dalam eksplorasi adalah untuk menentukan cadangan atau IOIP (Initial Oil
In Place), sedangkan dalam eksploitasi untuk komplesi sumur (well
completion) dan secondary recovery).
2.3.
2.
3.
4.
5.
BAHAN
2.4.
1.
Sampel core
2.
Kerosin
3.
PROSEDUR PERCOBAAN
PENGUKURAN POROSITAS DENGAN CARA MENIMBANG
1.
Core yang telah diekstrasi selama 3 jam dengan soxhlet dan didiamkan
selama 24 jam, dikeluarkan dari tabung ekstrasi dan didinginkan
beberapa menit, kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105115C
2.
3.
4.
5.
=
W1 W 2
Bj .Kero sin
W 3 W1
Bj .Kero sin
Porositas efektif
W 3 W1
100%
W3 W 2
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Mencatat perubahan volume pada pore space scale dan handwheel dial
(miring kiri) sebagai volume pori (Vp).
15.
2.5.
HASIL PENGMATAN
Berat core kering di udara (W1)
: 4.4 gram
: 6.9 gram
: 1.3 gram
: 0.8 gr/cc
W1 (gr)
W2 (gr)
W3 (gr)
5.2
7.8
(gr/cc)
0.8
II
4,4
1,3
6,9
0,8
III
5.4
2.3
0.8
Tabel 2.1
Data Hasil pengamatan pada sampel core
2.6.
PERHITUNGAN
a.
( 6,91,3 ) gr
gr
0,8
cc
= 7 cc
W1 W 2
Bj .Kero sin
( 4,41,3 ) gr
gr
0,8
cc
= 3.875 cc
W 3 W1
Bj .Kero sin
( 6,94,4 ) gr
gr
0,8
cc
= 3.125 cc
W 3 W1
100%
W 3 W 2
( 6,94,4 ) gr
X 100
( 6,91,3 ) gr
= 44.643 %
b.
= 50.1 cc
Skala akhir
= 38.6 cc _
= 11.5 cc
= 50.2 cc
Skala akhir
= 30.1 cc _
= 20.1 cc
= 5.6 cc
Skala akhir
= 0.5 cc _
Porositas
Vp
100%
Vb
5.1
100%
8.6
= 59.3 %
2.7.
Hasil Analisa
= 5.1 cc
b.
Vb
Vg
Vp
(cc)
(cc)
(cc)
eff
||
I,IV,V
7.5
3.25
(%)
44.83
(%)
44.83
II,VI
3,875
3,125
44,64
44,64
7.125
3.875
3.25
45.61
45.61
III,VII
Tabel 2.2
Data pengukuran porositas dengan cara menimbang
Vb (cc)
|| (%)
Vp
I,IV,V
8.3
4.8
57.81
II,VI
8,6
5,1
59,3
III,VII
8.3
5.2
62.65
Tabel 2.3
Data pengukuran dengan metode mercury injection
2.8.
PEMBAHASAN
Porositas adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar rongga
dalam batuan. Porositas batuan reservoir dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain : bentuk butiran, cara susunannya, lingkungan
pengendapan. Oleh karena minyak hanya dapat mengalir melalui pori
yang saling berhubungan maka yang penting dalam industry
perminyakan dan yang kita ukur dalam percobaan ini adalah porositas
efktif.
Kegunaan dari pengukuran porositas dalam perminyakan
terutama dalam eksplorasi adalah untuk menentukan cadangan atau
IOIP (Initial Oil In Place), sedangkan dalam eksploitasi untuk
komplesi sumur (well completion) dan secondary recovery).
Dari hasil uji coba yang dilakukan bisa dilihat bahwa
pengukuran volume porositas dengan cara menimbang mendapatkan
Vp sebesar 44.643% dan VP dengan cara Mercury Injection sebesar
59.3%
2.9.
KESIMPULAN
1. Porositas adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar rongga
dalam batuan.
2. Porositas batuan reservoir dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain : bentuk butiran, cara susunannya, lingkungan
pengendapan.
BAB III
PENGUKURAN SATURASI FLUIDA
3.1
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan nilai saturasi fluida yang terdiri dari saturasi minyak
(So), saturasi air (Sw) dan saturasi gas (Sg) dalam batuan reservoir dengan
metode destilasi.
3.2
TEORI DASAR
Didalam reservoir umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida.
Untuk mengetahui jumlah masing-masing fluida maka perlu diketahui saturasi
masing-masing fluida tersebut. Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan
antara volume fluida tertentu terhadap jumlah volume pori-pori atau dalam
persamaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Saturasi air didefinisikan sebagai :
Sw = Volume pori yang di isi air
Volume pori total
Saturasi minyak didefinisikan sebagai :
So = Volume pori yang di isi minyak
Volume pori total
Saturasi gas didefinisikan seagai :
Sg = Volume pori yang di isi gas
Volume pori total
Sedangkan :
Sw + So + Sg = 1
Karena pengaruh proses geologi, kapilaritas, sifat batuan reservoir dan
sifat fluida yang akan mengakibatkan adanya sejumlah fluida yang tidak dapat
dikeluarkan dari dalam reservoir. Volume fluida tersebut dinyatakan dalam
saturasi, yaitu :
3.3
Swi
Sor
5. Exicator
6. Oven
BAHAN
1. Sample core
2. Air
3. Kerosin
4. Toluena
5. Kerikil
3.4
PROSEDUR KERJA
1. Mengambil fresh core atau core yang telah dijenuhi dengan air dan minyak.
2. Timbang core tersebut, missal beratnya : a gram.
3. Core dimasukkan dalam labu dean dan stark yang telah diisi dengan toluene.
Lengkapi dengan water trap dan reflux condenser.
4. Panaskan selama 2 jam hingga air tidak tampak lagi.
5. Dinginkan dan baca volume air yang tertampung dalam water trap misalnya :
b cc = b gram.
6. Keringkan sampel dalam oven 15 menit (pada suhu 110C). dinginkan
dalam exicator 15 menit, kemudian timbang core kering tersebut,
misalnya : c gram.
7. Hitung berat minyak = a (b + c) gram = d gram
d
Bj . min yak
8. Hitung volume minyak =
= e cc
e
Vp
b
Vp
So =
3.5
Sw =
HASIL PENGAMATAN
Volume
Kelompo
Air
Percobaan
(cc)
Jenuh
Minyak
Minyak
(gram)
(gram)
(gram/cc)
(gram/cc)
I,IV,V
II,VI
III,VII
1.65
12.51
15.78
0.8
1.65
1.65
12.51
12.5
15.78
15.78
0.8
0.8
1
1
Tabel 3.1
Table hasil pengamatan pada sampel core
3.6
PERHITUNGAN
A. Menghitung Berat Minyak
Volume pori
15.78 12.51
0.8
=
= 4.09 cc
Berat minyak
Bj. Minyak
1,65 gr
=2,025 cc
0,8 gr /cc
V o 1,65
=
=0,403
V p 4,087
V w 2,025
=
=0,495
V p 4,087
V o 2,025
=
=0,495
V p 4,087
So
Sg
= 1 So Sw
= 1 0.495 0.403
= 0.102
Jadi :
Sw
= 0,403 X 100%
= 40,3%
So
= 0,495 X 100%
= 49,5%
Sg
= 0,102 X 100%
= 10,2%
I,IV,V
II,VI
III,VII
Volum
Saturasi
Volum
ak
Minya
e Pori
(gra
k (Vo) (Vp)
m)
(cc)
Sg
Saturasi (%)
So
Sw
Sg
So
Sw
(cc)
0.101
1.62
2.025
4.09
04951
0.4034
10.15
49.51
40.34
1.62
2.025
4.087
0.102
0.495
0.403
10.2
49.5
40.3
0.495
0.4034
10.15
49.51
40.34
0.101
1.62
2.025
4.09
Tabel 3.2
Data hasil perhitungan Berat minyak, Vo, Vp, Saturasi, %Saturasi
3.8 PEMBAHASAN
Didalam reservoir umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida.
Untuk mengetahui jumlah masing-masing fluida maka perlu diketahui saturasi
BAB IV
PENGUKURAN PERMEABILITAS
4.1.
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan nilai permeabilitas absolut dengan menggunakan
rangkaian liquid permeameter dan gas permeameter.
4.2.
TEORI DASAR
Permeabilitas adalah kemampuan batuan reservoir untuk dapat
meloloskan fluida reservoir melalui pori batuan yang saling berhubungan tanpa
merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Jadi permeabilitas merupakan
tingkat kemudahan mengalirnya fluida melalui pori-pori batuan. Di dalam
reservoir, fluida yang mengalir biasanya lebih dari 1 macam.
Permeabilitas dapat dibagi menjadi 3 :
1. Permeabilitas Absolut
Adalah permeabilitas bila fluida yang mengalir dalam media berpori terdiri
hanya satu macam fluida.
2. Permeabilitas Efektif
Adalah permeabilitas bila fluida yang mengalir lebih dari satu macam fluida.
3. Permeabilitas Relatif
Adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas
absolut.
Cukup
: 1 10 mD
Baik
: 10 102 mD
Baik sekali
: 102 103 mD
Definisi API untuk 1 darcy adalah suatu medium berpori yang punya
kelulusan (permeabilitas) sebesar 1 darcy. Secara matematis dapat
didefinisikan sebagai berikut :
MQL
A P1 P 2
K=
dimana :
K
: permeabilitas (Darcy)
: viscositas (cp)
: panjang (cm)
4.3.
4.4.
PROSEDUR KERJA
A. LIQUID PERMEAMETER
1. Masukkan sampel core ke dalam core holder.
VL
APT
K=
dimana :
K
: permeabilitas, Darcy
: viscositas, cp
: panjang sampel, cm
B. GAS PERMEAMETER
1. Pastikan regulating valve tertutup. Hubungkan saluran gas pada gas inlet.
QL
AP
K=
dimana :
K
: permeabilitas, Darcy
: viscositas, cp
4.5.
: panjang sampel, cm
HASIL PENGAMATAN
A. LIQUID PERMEAMETER
Kelompok
Data
Beda Tekanan (P) (atm)
Luas Penampang Core (A) (cm)
Panjang Core (L) (cm)
Viskositas Liquid (m) (cp)
Volume Liquid (cc)
Laju Air (Q) (cc/sec.)
Flow Reading (medium) (cm)
Temperature (C)
I,IV,V
II,VI
III,VII
0.5
12.5
0.5
9.61
0.5
14.
6
2.5
0.17
6
2.3
0.17
18
2.3
0.1
9
50
3.7
9
50
3.7
79
50
3.7
5
30
5
30
5
30
Tabel 4.1
Data hasil pengamatan pada sampel core dengan liquid permeameter
B. GAS PERMEAMETER
Percobaan
Kelompok
I,IV,V
II,VI
III,VIII
II
III
0.5
2.5
0.179
5
0.5
2.7
0.180
2.6
0.5
2
0.179
5.4
(cm)
Temperature (C)
Luas Penampang Core (A)
6
30
4
30
6.5
30
(cm)
Beda Tekanan (DP) (atm)
Panjang Core (L) (cm)
Viskositas Liquid (m) (cp)
Laju Alir (Q) (cc/sec.)
Flow Reading (medium)
11.039
0.5
2.5
0.1802
9.4
11.039
0.5
2.7
0.180
7.5
11.039
0.5
2
0.179
9.8
(cm)
Temperature (C)
Luas Penampang Core (A)
9.5
30
8
30
10
30
(cm)
Beda Tekanan (DP) (atm)
Panjang Core (L) (cm)
Viskositas Liquid (m) (cp)
Laju Alir (Q) (cc/sec.)
Flow Reading (medium)
11.039
0.5
2.5
0.179
2.8
11.039
0.5
2.7
0.180
1.2
11.039
0.5
2
0.179
0.5
(cm)
Temperature (C)
Luas Penampang Core (A)
4
30
2.5
30
3
30
(cm)
11.039
11.039
11.039
Tabel 4.2 Data hasil pengamatan sampel core dengan Gas permeameter
4.6.
PERHITUNGAN
A. LIQUID PERMEAMETER
QL
A.P.T
K=
B. GAS PERMEAMETER
-
Percobaan I
Darcy
QL
A.P.T
K=
-
Percobaan II
QL
A.P.T
K=
-
Darcy
Percobaan III
QL
A.P.T
K=
-
Darcy
Darcy
K1 K 2 K 3
3
K
total
4.7
HASIL ANALISA
A. LIQUID PERMEAMETER
Kelompo
Permeabilitas
(K) (Darcy)
I,IV,V
II,VI
III,VII
0.0081
0.0105
0.00715
Tabel 4.3
Kelompok
I,IV,V
II,VI
III,VII
K2
0.7345
0.6603
0.66
K3
0.2122
0.1056
0.104
Permeabilitas Total
(K. Total) (Darcy)
0.4405
0.3316
0.37
Tabel 4.4
Data hasil perhitungan dengan gas permeameter
4.8
PEMBAHASAN
Permeabilitas adalah kemampuan batuan reservoir untuk dapat
meloloskan fluida reservoir melalui pori batuan yang saling berhubungan tanpa
merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Jadi permeabilitas merupakan
tingkat kemudahan mengalirnya fluida melalui pori-pori batuan. Di dalam
reservoir, fluida yang mengalir biasanya lebih dari 1 macam.
Dari hasil percobaan dengan menggunakan liquid permeameter
didapatkan harga permeabilitas sebesar
percobaan
dengan
permeabilitas sebesar
4.9
menggunakan
gas
0.0105
permeameter
didapatkan
harga
0.3316 Darcy
KESIMPULAN
1. Permeabilitas adalah kemampuan batuan reservoir untuk dapat meloloskan
fluida reservoir melalui pori batuan yang saling berhubungan tanpa merusak
partikel pembentuk batuan tersebut.
2. Harga permeabilitas dari liquid permeameter adalah sebesar
0.0105
0.3316 Darcy
BAB V
SIEVE ANALYSIS
5.1.
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui ukuran luas permukaan pasir, menentukan
ukuran screen/saringan dan menentukan klasifikasi butiran pasir
berdasarkan plot opening diameter vs berat kumulatif.
5.2.
TEORI DASAR
Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas
(unconsolidated) tidak sesederhana seperti tahap penyelesaian dengan
formasi kompak (consolidated) karena harus mempertimbangkan adanya
pasir yang ikut terproduksi bersama fluida produksi. Seandainya pasir
tersebut tidak terkontrol dapat menyebabkan pengikisan dan penyumbatan
pada peralatan produksi. Juga menyebabkan penyumbatan pada dasar
sumur. Produksi pasir lepas ini umumnya sensitif terhadap laju produksi,
apabila laju alirannya rendah pasir yang ikut terproduksi sedikit.
Metode yang umum untuk menanggulangi masalah kepasiran
meliputi penggunaan slotted atau screen liner dan gravel packing. Metode
penanggulangan ini memerlukan pengetahuan tentang distribusi ukuran
pasir agar daapt ditentukan pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat.
Produksi pasir sangat erat kaitannya dengan kestabilan formasi
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kecepatan aliran, sementasi batuan,
kandungan lempung formasi dan migrasi butir-butir halus formasi.
Pasir dari formasi yang tidak terkonsolidasi harus segera diatasi
untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang lebih mahal seperti
penurunan hasil produksi akibat terendamnya pasir di dalam sumur,
kerusakan peralatan akibat sifat abrasi dari pasir, kerusakan casing serta
5.3.
0-3
: baik
3-5
: medium
>5
: buruk
5.4.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengambil contoh batuan reservoir yang sudah kering dan bebas
minyak.
2. Batuan dipecah-pecah menjadi fragmen kecil dan dimasukkan ke
dalam morttar, digerus menjadi butiran kecil.
3. Memeriksa binocular, apakah butiran pasir tersebut benar-benar
terpisah.
4. Menyediakan timbangan yang teliti 200 gram pasir tersebut.
5. Menyediakan sieve analisis yang telah dibersihkan dengan sikat bagian
bawahnya (hati-hati sewaktu membersihkan).
6. Menyusun sieve di atas alat penggoncang dengan mangkok pada
dasarnya sedangkan sieve diatur dari yang paling halus di atas
mangkok dan yang paling kasar di puncak.
7. Menuangkan hati-hati pasir batuan reservoir (200 gr) ke dalam sieve
yang paling atas, kemudisn dipasang tutup dan dikeraskan penguatnya.
8. Menggoncangkan selama 30 menit.
9. Menuangkan isi dari sieve analisis yang paling kasar (atas) ke dalam
mangkok lalu ditimbang.
10. Menuangkan isi sieve yang lebih halus (berikutnya) ke dalam
mangkok tadi juga, lalu ditimbang.
11. Meneruskan cara penimbangan di atas sampai seluruh isi sieve
ditimbang secara kumulatif.
12. Dari berat timbangan secara kumulatif dapat dihitung juga berat pasir
dalam tiap-tiap sieve.
13. Mengulangi langkah 1 sampai 11 untuk contoh batuan reservoir yang
ke dua.
14. Membuat tabel dengan kolom no. Sieve, opening diameter, berat
kumulatif, dan % berat kumulatif.
Sorting coefficient =
Medium diameter pada 50% = ................mm
5.5.
US
DATA PERCOBAAN
SIEVE OPENING
BERAT
SERIES
DIAMETER
GRAM
NUMBER
16
20
30
50
100
MM/INCH
1.19
0.84
0.59
0.297
0.149
62
63.2
35.5
22.9
21.4
Tabel 5.1.
Hasil Percobaan Sieve Analysis
Berikut adalah tabel data hasil percobaan dari tiap kelompok :
Kelompok 1,4,5
US
SIEVE OPENING
BERAT
SERIES
DIAMETER
GRAM
NUMBER
16
20
30
50
100
MM/INCH
1.19
0.84
0.59
0.297
0.149
60
63.2
35.5
22.9
21.4
Kelompok 2,6
US
SIEVE OPENING
BERAT
SERIES
DIAMETER
GRAM
NUMBER
16
20
30
50
100
MM/INCH
1.19
0.84
0.59
0.297
0.149
62
63.2
35.5
22.9
21.4
Kelompok 3,7
US
5.6.
SIEVE OPENING
BERAT
SERIES
DIAMETER
GRAM
NUMBER
16
20
30
50
100
MM/INCH
1.19
0.84
0.59
0.297
0.149
62
63.2
35.5
22.9
21.4
PERHITUNGAN
Menentukan berat kumulatif
(16)
berat sampel
= 62 gram
(20)
= 125,2 gram
(30)
= 160,7 gram
(50)
= 183,6 gram
= 205 gram
Mesh no. 16
Mesh no. 20
Mesh no. 30
Mesh no. 50
62
100% 30,2%
205
125,2
100% 61,1%
205
160,7
100% 78,3%
205
183,6
100% 89,5%
205
205
100% 100%
205
SIEVE OPENING
BERAT
BERAT
BERAT
SERIES
DIAMETER
GRAM
KUMULATIF
KUMULATIF
NUMBER
16
20
30
50
100
MM/INCH
1.19
0.84
0.59
0.297
0.149
58
63.2
35.5
22.9
21.4
GRAM
62
125,2
160,7
183,6
205
30,2
61,1
78,3
89,5
100
Tabel 5.2
Hasil Perhitungan Berat Kumulatif Dan % Berat Kumulatif Pada Percobaan Sieve
Analysis
Sc
1.2mm
0,62mm
= 1,93
10
Opening Diameter
Kelompok I, IV, V
Kelompok II, VI
Kelompok III, VII
0.1
30
20
50
40
70
60
90
80 100
% Berat Kumulatif
Grafik 5.1
Opening Diameter Vs % Berat Kumulatif
5.7.
Hasil Analisa
US SIEVE
OPENING
BERAT KUMULATIF
% BERAT KUMULATIF
SERIES
DIAMETER
NUMBER
16
20
30
50
100
(mm/inch)
1,19
0,84
0,59
0,297
0,149
KELOMPOK
I, IV, V
II, VI
III, VII
60
62
58
123,2
125,2
121,2
158,7
160,7
156,7
181,6
183,6
179,6
203
205
201
Tabel 5.2.
KELOMPOK
I, IV, V
II, VI III, VII
30,24
29,56
30,2
60,97
60,69
61,1
78,39
78,18
78,3
89,56
89,46
89,5
100
100
100
25 %
1,2
1,2
1,2
SORTING COEFFICIENT
50 %
0,91
0,91
0,91
75 %
0,62
0,62
0,62
Tabel. 5.3.
Sorting Coefficient berdasarkan Opening Diameter pada grafik semilog
5.8.
PEMBAHASAN
5.9.
KESIMPULAN
pada
peralatan
produksi.
Juga
menyebabkan
BAB VI
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan kadar larut formasi dalam larutan asam
sehingga dapat diperoleh informasi atau data yang penting sebelum
melakukan stimulasi.
6.2.
DASAR TEORI
Sebelum
dilakukan
stimulasi
dengan
pengasaman
harus
6.3.
ALAT
1. Montar dan pastel
2. Timbangan dan Corong
3. Kertas saring
4. Erlemeyer
BAHAN
1. Aquadest
2. HCL 15%
3. Indikator MO
4. Core karbonat
6.4.
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengekstrasi core dengan toluene/benzena pada soxhlet apparatus,
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105C (220F).
2. Menimbang sampel core karbonat.
3. Menghancurkan sampel kering pada mortar hingga dapat lolos pada
ASTM 100 Mesh.
4. Mengambil sampel yang telah dihancurkan 20 gram dan dimasukkan
pada erlemeyer 500 ml, kemudian dimasukan. 150 ml HCL 15 % dan
digoyangkan sehingga CO2 terbebaskan semua.
5. Setelah reaksi selesai, menuangkan sample residu plus larutan dalam
erlemeyer pada kertas saring, bilas sisa-sisa sampel dengan aquadest
sedemikian rupa sehingga air filtrat setelah ditetesi larutan methyl
orange tidak nampak reaksi asam (sampai warna kemerah-merahan).
6. Mengeringkan residu dalam oven kira-kira selama jam dengan suhu
105C (220F) kemudian didinginkan dan akhirnya ditimbang.
7. Hitung kelarutan sebagai berat dari material terlarut dalam HCL 15%.
Solubitily, % Berat =
W w
100%
W
6.5.
HASIL PENGAMATAN
Berat sampel (W)
= 20 gram
= 3,1 gram
= 150 ml
V1M1 = V2M2
KELOMPOK
I,IV,V
II,VI
III,VII
Tabel. 6.1
Hasil pengamatan pada sampel core
6.5.PERHITUNGAN
V1
V 2 M 2 150 15
90ml
M1
25
Solubility, % berat
W w
20 3,1
100%
100% 84,5%
W
20
6.6.HASIL ANALISA
KELOMPOK
V1
Volume Aquadest
Solubility
I,IV,V
II,VI
III,VII
(ml)
90
90
90
(ml)
60
60
60
(%)
85
84,5
84
Tabel 6.2
Hasil perhitungan data sampel yang di peroleh
6.7.
PEMBAHASAN
Sebelum
dilakukan
stimulasi
dengan
pengasaman
harus
KESIMPULAN
1. Salah satu informasi yang diperlukan sebelum melakukan stimulasi
sumur adalah daya larut asam terhadap sampel batuan (acid
solubility).
2. Metode gravimetri merupakan cara untuk menentukan reaktivitas
formasi dengan asam.
3. Batuan karbonat biasanya larut dalam HCL.
4. Silikat (mineral clay) biasanya larut dalam mud acid.
5. Dari percobaan diperoleh harga solubility adalah sebesar 84,5 %.
BAB VII
PENENTUAN TEKANAN KAPILER
7.1.
TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui saturasi fluida yang dipengaruhi oleh tekanan
kapiler pada batuan reservoir.
7.2.
TEORI DASAR
Tekanan kapiler adalah perbedaan yang terjadi pada kurva interface
antara dua fasa yang tidak tercampur dalam sistem kapiler .Penginjeksian
Hg pada kondisi tertentu merupakan salah satu metode untuk menjelaskan
tatacara penentuan tekanan kapiler dalam sampel dengan menginjesikan
suatu zat kimia dalam hal ini Hg. Metode yang dapat menentukan
permeabilitas secara konvensional untuk sampel dalam bentuk yang tidak
beraturan.
Tekanan kapiler pada umumnya terjadi pada reservoir karena
didalam reservoir minyak, gas dan air dapat dijumpai bersama-sama dan
fluida yang satu dengan yang lain tidak saling melarutkan. Tekanan kapiler
mempunyai pengaruh penting dalam reservoir minyak dan gas antara lain :
a. Mengontrol distribusi fluida dalam reservoir
b. Merupakan tenaga pendorong bagi minyak dan gasbumi untuk gerak
pada daerah dimana minyak dan gas tertangkap.
Distribusi fluida secara vertikal dalam reservoir memegang
peranan penting didalamperencanaan well completion distribusi secara
vertikal ini mencerminkan distribusi saturasi fluida yang menempati setiap
posisi rongga pori. Adanya tekanan kapiler (Pc) mempengaruhi distribusi
secara vertikal ini mencerminkan distribusi saturasi fluida tersebut, maka
kontak antara minyak dengan air dan air dengan minyak dan gas didalam
rogga pori tidak terdapat batas yang tajam, atau berbentuk zona transisi.
Oleh karena tekanan kapiler dapat di konversikan menjadi ketinggian
diatas kontak minyak-air (H), maka saturasi mnyak, minyak air dan gas
yang menmpati level tertentu dalam reservoir dapat ditentukan. Dengan
demikian distribusi saturasi fluida ini merupakan salah satu dasar untuk
menentukan secara efifien letak ke dalam sumur yang akan dikomplesi.
7.3.
7.4.
PROSEDUR PERCOBAAN
KALIBRASI ALAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jika perbedaaan terlalu besar yoke stop harus direset dan deviasi
pembacaan adalah 0,001 cc.
Karena dalam pengunaan alat ini memakai tekanan yang besar
tentu akan terjadi perubahan volume picnometer dan mercury. Untuk itu
perlu dilakukan pressure volume correction yaitu:
1. Meletakkan picnometer lid pada tempatnya, pump metering plunger
diputar penuh dengan memanipulasi handwheel.
2. Mengubah panel valve ke vacum juga small presure gouge dibuka,
sistem dikosongkn sampai absolute pressure kurang dari 2 micro.
3. Mercuy diinjectikan sampai mencapai upper reference mark, adjust
moveable scale dan handwheel scale dial pada pembacaan 0,00 cc
kemudian tutup vacuum valve.
4. Memutar bleed valve mercury turun 3 mm dibawah upper reference
mark.
5. Memutar pompa hingga mercury mencapai upper reference mark lagi
dan biarkan stabil selama kurang lebih 30 detik.
6. Membaca dan catat tekanan pada small pressure gouge serta hubungan
volume scale dan dial handwheel (gunakan dial) yang memiring kekiri
sebagai pengganti 0-5 cc graduated interval pada scala.
7. Step d,e,f, diulang untuk setiap kenaikan tekanan pada sistem, kemdian
catat volume dan tekanan yang didapat. Jika tekanan telah mencapai
limit mencapai 1 atm, buka nitrogen valve.
8. Jika sistem mencapai limit pada 0-2 atm gauge, gauge diisolasi dari
sistem dengan penutup valve Selanjutnya gunakan 0-5 atm gauge dan
selanjutnya sama jika telah mencapai limit gunakan 0-15 atm gauge.
9. Jika test telah selesai tutup panel nitrogen valve, sistem tekanan
dikurangi dengan mengeluarkan gas sampai tekanan sistem mencapai
atm.
10. Data yang didapat kemudian diplot, maka akan terlihat bagaimana
terjadinya pressure volume
11. Jika test telah selesai, nitrogen valve ditutup. Tekanan sistem dikurangi
sampai mencapai tekanan atm dengan mengeluarkan gas lewat bleed
valve.
7.5.
HASIL PENGAMATAN
Kol. 1
Kol. 2
Indic.
Correc
Press
Press.
0,12
0,26
0,45
0,55
0,61
0,63
0,67
0,73
1,23
1,83
2,65
3,57
4,55
5,83
7,84
Kol. 3
Kol. 4
Vol.
Mercury
Correc.
0,30
0,385
0,65
1,055
1,527
1,919
2,295
2,671
2,771
2,801
2,949
3,104
3,325
3,408
3,519
Kol. 5
Kol. 6
Actual Vol.
Mercury
Of
Sat. % of
Mercury
Pore Vol.
Injection
0,036
0,049
0,058
0,063
0,064
0,065
0,067
0,070
0,070
0,086
0,091
0,093
0,102
0,107
0,018
Tabel 7.1
7.6.
PERHITUNGAN
0,12 + 0,05
0,17
0,26 + 0,05
0,31
0,45 + 0,05
0,50
0,55 + 0,05
0,60
0,61 + 0,05
0,66
0,63 + 0,05
0,68
0,67 + 0,05
0,72
0,73 + 0,05
0,78
1,23 + 0,05
1,28
1,83 + 0,05
1,88
2,65 + 0,05
2,70
3,57 + 0,05
3,62
4,55 + 0,05
4,60
5,83 + 0,05
5,88
7,84 + 0,05
7,89
0,30 0,036
0,264
0,385 0,049 =
0,336
0,65 0,058
0,592
1,055 0,063 =
0,992
1,527 0,064 =
1,463
1,919 0,065 =
1,854
2,295 0,067 =
2,228
2,671 0,070 =
2,601
2,771 0,070 =
2,701
2,801 0,086 =
2,715
2,949 0,091 =
2,858
3,104 0,093 =
3,011
3,325 0,102 =
3,223
3,408 0,107 =
3,301
3,519 0,018 =
3,501
0,264/3,9 x 100%
6,77
0,336/3,9 x 100%
8,61
0,592/3,9 x 100%
15,18
0,992/3,9 x 100%
25,44
1,463/3,9 x 100%
37,51
1,854/3,9 x 100%
47,54
2,228/3,9 x 100%
57,13
2,601/3,9 x 100%
66,69
2,701/3,9 x 100%
69,26
2,715/3,9 x 100%
69,61
2,858/3,9 x 100%
73,28
3,011/3,9 x 100%
77,20
3,223/3,9 x 100%
82,64
3,301/3,9 x 100%
84,64
3,501/3,9 x 100%
89,77
7.7.
HASIL ANALISA
CORRECT PRESSURE
MERCURY
SATURATION % OF
PORE VOL.
Kelompok
Kelompok
I, IV, V
II, VI
III, VII
I, IV, V
II, VI
III, VII
0,18
0,32
0,51
0,61
0,67
0,69
0,73
0,79
1,29
1,89
2,71
3,63
4,61
5,89
7,9
0,17
0,31
0,5
0,6
0,66
0,68
0,72
0,78
1,28
1,88
2,7
3,62
4,6
5,88
7,89
0,19
0,33
0,52
0,62
0,68
0,7
0,74
0,8
1,3
1,9
2,72
3,64
4,62
5,9
7,91
7,14
9,08
16
26,81
39,54
50,11
60,22
70,3
73
73,38
77,24
81,38
87,11
89,22
94,62
6,77
8,61
15,18
25,44
37,51
47,54
57,13
66,69
69,26
69,61
73,28
77,20
82,64
84,64
89,77
6,35
8,4
14,8
24,8
36,58
46,35
55,7
65,03
67,52
67,88
71,45
75,28
80,83
82,53
87,53
Tabel 7.2
Hasil Perhitungan Tekanan Kapiler Dan Mercury Sat. % Of Pore Volume
49
10
Correction Pressure
Kelompok I, IV, V
Kelompok II, VI
Kelompok III, VII
0.1
10 30 50 70 90
0
20 40 60 80 100
Grafik 7.1
Grafik Semilog Correct. Pressure Vs Mercury Sat. % Of Pore Volume
7.8.
PEMBAHASAN
Tekanan kapiler adalah perbedaan yang terjadi pada kurva interface
antara dua fasa yang tidak tercampur dalam sistem kapiler .Penginjeksian
Hg pada kondisi tertentu merupakan salah satu metode untuk menjelaskan
tatacara penentuan tekanan kapiler dalam sampel dengan menginjesikan
50
suatu zat kimia dalam hal ini Hg. Metode yang dapat menentukan
permeabilitas secara konvensional untuk sampel dalam bentuk yang tidak
beraturan.
Tekanan kapiler pada umumnya terjadi pada reservoir karena
didalam reservoir minyak, gas dan air dapat dijumpai bersama-sama dan
fluida yang satu dengan yang lain tidak saling melarutkan. Tekanan kapiler
mempunyai pengaruh penting dalam reservoir minyak dan gas antara lain
mengontrol distribusi fluida dalam reservoir dan merupakan tenaga
pendorong bagi minyak dan gasbumi untuk gerak pada daerah dimana
minyak dan gas tertangkap.
Dari hasil percobaan dengan menggunakan Mercury
Injection
KESIMPULAN
1.
2.
3.
51
BAB VIII
PEMBAHASAN UMUM
Porositas adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar rongga dalam
batuan. Porositas batuan reservoir dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
bentuk butiran, cara susunannya, lingkungan pengendapan. Oleh karena minyak
hanya dapat mengalir melalui pori yang saling berhubungan maka yang penting
dalam industry perminyakan dan yang kita ukur dalam percobaan ini adalah
porositas efktif.
Kegunaan dari pengukuran porositas dalam perminyakan terutama dalam
eksplorasi adalah untuk menentukan cadangan atau IOIP (Initial Oil In Place),
sedangkan dalam eksploitasi untuk komplesi sumur (well completion) dan
secondary recovery).
Dari hasil uji coba yang dilakukan bisa dilihat bahwa pengukuran volume
porositas dengan cara menimbang mendapatkan Vp sebesar 44.64% dan VP
dengan cara Mercury Injection sebesar 59.3%.
Didalam reservoir umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida. Untuk
mengetahui jumlah masing-masing fluida maka perlu diketahui saturasi masingmasing fluida tersebut. Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume
fluida tertentu terhadap jumlah volume pori-pori. Pengukuran harga saturasi
52
sangat penting untuk dilakukan karena dengan mengetahui harga saturasi fluida
maka dapat ditentukan kandungan fluida suatu reservoir.
Dari percobaan penentuan saturasi yang dilakukan dengan menggunakan
metode destilasi maka didapatkan hasil untuk saturasi air sebesar 40.3%, saturasi
minyak sebesar 49.5% dan saturasi gas sebesar 10.2%.
Permeabilitas adalah kemampuan batuan reservoir untuk dapat meloloskan
fluida reservoir melalui pori batuan yang saling berhubungan tanpa merusak
partikel pembentuk batuan tersebut. Jadi permeabilitas merupakan tingkat
kemudahan mengalirnya fluida melalui pori-pori batuan. Di dalam reservoir,
fluida yang mengalir biasanya lebih dari 1 macam.
Dari hasil percobaan dengan menggunakan liquid permeameter didapatkan
harga permeabilitas sebesar 0.0105 darcy. Sedangkan hasil percobaan dengan
menggunakan gas permeameter didapatkan harga permeabilitas sebesar 0.3316
darcy.
Tahap penyelesaian suatu sumur yang menembus formasi lepas
(unconsolidated) tidak sesederhana seperti tahap penyelesaian dengan formasi
kompak (consolidated) karena harus mempertimbangkan adanya pasir yang ikut
terproduksi bersama fluida produksi. Seandainya pasir tersebut tidak terkontrol
dapat menyebabkan pengikisan dan penyumbatan pada peralatan produksi. Juga
menyebabkan penyumbatan pada dasar sumur. Produksi pasir lepas ini umumnya
sensitif terhadap laju produksi, apabila laju alirannya rendah pasir yang ikut
terproduksi sedikit.
Metode yang umum untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi
penggunaan slotted atau screen liner dan gravel packing. Metode penanggulangan
ini memerlukan pengetahuan tentang distribusi ukuran pasir agar dapat ditentukan
pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat.
Agar produksi pasir dapat senantiasa terkontrol dengan baik, dapat
digunakan 3 metode yaitu pengurangan drag force, mechanical methodresin
consolidated method. Dengan pengontrolan pasir yang baik diharapkan efektifitas
dan efisiensi peralatan produksi dapat dipelihara dengan baik sehingga dapat
mengoptimalkan hasil produksi.
53
54
BAB IX
KESIMPULAN UMUM
1. Porositas adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar rongga dalam
batuan.
2. Porositas batuan reservoir dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
bentuk butiran, cara susunannya, lingkungan pengendapan.
3. Pengukuran porositas dengan cara penimbangan sebesar 44.64% dan
pengukuran porositas dengan mercury injection sebesar 59.3%.
4. Saturasi didefinisikan sebagai perbandingan antara volume fluida tertentu
terhadap jumlah volume pori-pori.
5. Dengan mengetahui harga saturasi fluida maka dapat ditentukan kandungan
fluida suatu reservoir.
6. Dari hasil percobaan diperoleh harga saturasi air (Sw) sebesar 40.3%, harga
saturasi minyak (So) sebesar 49.5% dan harga saturasi gas (Sg) sebesar
10.2%.
7. Permeabilitas adalah kemampuan batuan reservoir untuk dapat meloloskan
fluida reservoir melalui pori batuan yang saling berhubungan tanpa merusak
partikel pembentuk batuan tersebut.
8. Harga permeabilitas dari liquid permeameter adalah sebesar 0.0105 darcy
dan harga permeabilitas dari gas permeameter adalah sebesar 0.3316 darcy.
55
56
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
57