I.
Diabetes Melitus
Diabetes melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai oleh
adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau
keduanya. (Waspadji, halm. 1911).
Diabetes Melitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan
dengan hiperglikemia dan hiperlipidemia. Diabetes Melitus seringkali dikaitkan dengan
gangguan sistem mikrovaskuler dan makrovaskuler, gangguan neuropatik, dan lesi dermopatik.
(Baradero, dkk. 2009. halm 85)
II.
Kaki diabetes
Kaki diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak
terkendali. Kelainan kaki diabetes melitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh darah,
gangguan persyarafan dan adanya infeksi. Kaki diabetes melitus yang tidak dirawat dengan baik
akan mudah mengalami luka, dan cepat berkembang menjadi ulkus gangren dan tidak
ditanggulangi. Beberapa penelitian di Indonesia melaporkan bahwa angka kematian ulkus
gangren pada penyandang diabetes melitus berkisar 17%-32%, sedangkan angka laju amputasi
berkisar antara 15%-30%. Para ahli diabetes memperkirakan sampai kejadian amputasi
dapat dihindarkan dengan perawatan kaki yang baik. (Fakultas Kedokteran UI, hal.283).
a. Gangguan Pembuluh Darah
1.
2.
3.
4.
5.
menyadarkan kita akan adanya bahaya pada kaki, misalnya kena paku atau benda-benda panas.
Kaki diabetes dengan neuropati akan mengalami gangguan sensorik, motorik dan otonomik.
Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan kebal (parastesia), kurang berasa (hipestesia)
terutama ujung kaki terhadap rasa panas dan sakit, kadang disertai pegal dan nyeri di kaki.
Neuropati motorik ditandai dengan kelemahan sistem otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari
seperti palu (hammer toe), sulit mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik kulit
kaki akan terlihat kering, pecah dan tidak ada keringat.
c. Infeksi
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Luka kecelakaan
Trauma sepatu
Stress berulang
Trauma panas
Iatrogenik
Oklusi vaskular
Kondisi kulit atau kuku
Ada beberapa faktor resiko pada penderita kaki diabetes melitus, antara lain :
A. Faktor risiko demografis
1.
2.
3.
4.
5.
Usia
Jenis kelamin
Etnik
Situasi sosial
Hidup sendiri dua kali lebih tinggi
B. Faktor risiko perilaku
Ketrampilan manajemen diri sendiri sangat berkaitan dengan adanya komplikasi kaki
diabetik. Ini berhubungan dengan perhatian terhadap kerentanan.
C. Faktor risiko lain
2)
3)
4)
5)
6)
gambar
Stage 2 : High Risk Foot
gambar
Stage 3 : Ulcerated Foot
gambar
Stage 4 : Infected Foot
gambar
Stage 5 : Necrotic Foot
gambar
Stage 6 : Unsavable Foot
gambar
Untuk stage 1 dan 2, peran pencegahan primer sangat penting, dan semuanya dapat
dikerjakan pada pelayanan kesehatan primer. Untuk stage 3 dan 4 kebanyakan sudah
memerlukan perawatan ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih memadai umumnya sudah
memerlukan pelayanan spesialistik. Untuk stage 5, apalagi 6, jelas merupakan kasus rawat inap,
dan jelas sekali memerlukan suatu kerjasama tim yang sangat erat, dimana harus ada dokter
bedah, utamanya dokter ahli bedah vaskular/ ahli bedah plastik dan rekonstruksi.
E. Tanda dan Gejala
Orang yang menderita DM dapat diamati gejalanya. Gejala tersebut dapat digolongkan
menjadi gejala akut dan kronis.
Gejala akut
1. Pada fase awal biasanya biasanya penderita menunjukan BB yang terus naik, karena pada saat
itu insulin masih mencukupi. Gejala pada tahap ini ditunjukan dengan adanya tiga serba
banyak yaitu bnayak amakn (polifagia), bamyak minum (polidipsia), banyak kencing (poliuria),
atau disingkat 3P.
2. Pada fase selanjutnya timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Penderita masih
mengalami poliuria dan polidipsi namun tak lagi polifagia. Nafsu makan mulai berkurang,
bahkan mual jika kadar glukosa darah melebihi 500mg/dl. BB mengalami penurunan dengan
cepat (bisa 5-10kg dalam waktu 2-4minggu). Badan terasa mudah lelah.
Gejala kronis
1.
2.
3.
4.
5.
Kontrol vaskular. Kedaan vaskular yang buruk tentu akan menghambat kesembuhan
luka. Umumnya pembuluh darah perifer dapat dikenali melalui berbagai cara sederhana seperti:
warna dan suhu kulit, perabaan arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior serta ditambah
pengukuran tekanan darah. Disamping itu saat ini juga tersedia berbagai fasilitas mutakhir untuk
mengevaluasi kedaan pembuluh darah dengan cara non-invasif maupun yang invasif dan
semiinvasif, seperti pemeriksaan ankle brachial index, ankle pressure, toe pressure, TcPO2,dan
pemeriksaan echodopplerdan kemudian pemeriksaan arteriografi.
Setelah dilakukan diagnosis keadaan vaskulernya, dapat dilakukan pengelolaan untuk
kelainan pembuluh darah perifer dari sudut vaskuler yaitu berupa:
Modifikasi faktor Resiko
a) Stop merokok
b) Memperbaiki berbagai faktor resiko terkait aterosklerosis
-hiperglikemia
-hipetensi
-dislipidemia
Walking program Latihan kaki merupakan domain usaha yang dapat diisi oleh jajaran
rehabilitasi medik.
Dasar-dasar dari pengobatan diabetes adalah kepatuhan terhadap diit, olahraga, dan obatobat antibiotika. Mengatur makanan ber-diit merupakan usaha pertama dalam mengontrol
penyakit ini disamping olahraga dan obat-obatan.
a) Terapi farmakologis
Jika mengacu pada berbagai penelitian yang sudah dikerjakan pada kelaian akibat
aterosklerosis ditempat lain (jantung, otak), mungkin obat seperti aspirin dan lain sebagainya
yang jelas dikatakan bermanfaat, akan bermanfaat pula untuk pembuluh darah kaki penyandang
DM. Tetapi sampai saat ini belum ada bukti yang cukup kuat untuk menganjurkan pemakaian
obat secara rutin guna memperbaiki pasien pada penyakit pembuluh darah kaki penyandang DM.
b) Revaskularisasi
Jika kemungkinan proses penyembuhan luka rendah atau jikalau ada klaudikasio
intermiten yang hebat, tindakan revaskularisasi dapat dianjurkan. Sebelum tindakan
revaskularisasi diperlukan pemeriksaan arteriografi untuk mendapatkan pembuluh darah yang
lebih jelas, sehingga dokter ahli baedah vaskular dapat lebih mudah melakukan rencana tindakan
dan mengerjakanya.
Dengan berbagai tekhnik bedah tersebut, vaskularisasi daerah distal dapat diperbaiki,
sehingga hasil pengelolaan ulkus diharapkan lebi baik. Paling tidak faktor vaskular lebih
memadai, sehingga kesembuhan luka tinggal tergantung pada berbagai faktor lain yang juga
masih banyak jumlahnya.
Terapi hiperbarik dilaporkan juga bermanfaat untuk memperbaiki vaskularisasi dan
oksigenasi jaringan luka pada kaki diabetes sebagai terapi ajuvan. Wlaupun demikian masih
banyak kendala untuk menerapkan terapi hiperbarik secara rutin pada pengelolaan umum kaki
diabetes.
Upaya pencegahan bagi penyandang diabetes yang belum mengalami komplikasi kaki
diabetik dapat dilakukan dengan cara mengendalikan kadar gula darah selalu mendekati nilai
normal. Hal ini karena komplikasi diabetes dapat dicegah, ditunda, atau diperlambat dengan
mengendalikan
kadar
gula
darah.
Ada empat hal utama yang dapat anda lakukan untuk mengendalikan kadar gula darah, yaitu:
1. Pengaturan makan/diet dengan penekanan pada pentingnya keteraturan makan dalam hal
-panjang sepatu inchi lebih panjang dari jari-jaroi kaki terpanjang saat berdiri
(sesuai cetakan kaki)
-Bentuk : ujung tidak runcing
Tinggi tumit kuranmg dari 2 inchi
-Bagian dalam bawah (insole) tidak kasar dan licin, terbuat dari bahan busa karet, plastic dengan
tebal 10-12mm.
7. Periksa sepatu sebelum duipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam seperti jarum
dan
duri. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta pergerakan pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi
darah tetap b aik teritama pada pemakaina sepatu baru,
8. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda-tanda
radang.
9. Segera ke dokter bila kaki mengalami luka
10. Periksakan kaki kedokter secara rutin.
Cara memilih sepatu bagi penderita kaki diabetes :
inchi lebih panjang dari jari kaki.1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
Bila luka kecil : bersihkan dengan anti septik, tutup luka dengan kasa steril dan bila
waktu 2 hari tidak sembuh segera periksa ke dokter.
2.
dalam
1.
2.
3.
4.
5.
Hindari rokok.
Senam kaki diabetes
Kaki diabetes mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropati dianjurkan
untuk melakukan latihan jasmani atau senam kaki sesuai dengan kondisi kemampuan tubuh.
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki
dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (deformiotas). Selain itu dapat meningkatkan
kekuatan otot betis dan otot paha (Gastrocnemeus, Hamsring, Quadriceps), dan juga mengatasi
keterbatasan gerak sendi (Limitiation of joint mobility).
Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur, dengan cara
menggerakan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat,
mengangkat kaki dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan,
mengangkat, memutar keluar atau kedalam dan mencengkram pada jari-jari kaki. Latihan senam
kaki diabetes dapat dilakukan setiap hari secara teratur, sambil santai dirumah bersama keluarga,
juga waktu kaki terasa dingin, lakukan senam ulang.
Misnadiarly (2006) menjelaskan beberapa latihan senam kaki yang dapat dialakukan :