Disusun Oleh
RAHMAT FADHIL
NUR PRAMAYUDI
TAUFIK HIDAYAT
Diktat Pengajaran
Disusun Oleh
RAHMAT FADHIL
NUR PRAMAYUDI
TAUFIK HIDAYAT
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah swt atas limpahan rahmat dan
kasih sayangnya, sehingga memberikan kami kekuatan, ketabahan, ketekunan dan
kelapangan di tengah kesempitan untuk menyelesaikan Diktat Pengajaran Praktek
Ibadah dan Mentoring Agama Islam untuk Perguruan Tinggi ini. Buku ini merupakan
bagian dari bahan pengajaran bagi para mentor dalam mengisi materi di mentoringmentoring Agama Islam, khususnya untuk kalangan mahasiswa muslim.
Buku Diktat Pengajaran Praktek Ibadah dan Mentoring Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi ini berisi 4 materi untuk praktek ibadah dan 8 materi mentoring. Disusun
sesuai dengan jumlah jadwal pertemuan tatap muka sebanyak 12 kali pertemuan,
yang disela-selanya di isi dengan evaluasi berupa ujian tes tertulis yang disebut
dengan ujian midtest ditengah program dan ujian final di akhir program.
Kami para penyusun menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari buku ini,
sehingga masukan dan nasehat dari para pembaca sangat kami harapkan, sehingga
di masa yang akan datang, buku ini dapat lebih disempurnakan.
Banda Aceh, 3 Februari 2014
Wassalam
Rahmat Fadhil
Nur Pramayudi
Taufik Hidayat
iii
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Sambutan Ketua UP3AI Unsyiah
Daftar Isi
iii
iv
v
1
3
9
15
21
29
37
41
45
47
51
55
59
61
Profil Penyusun
63
iv
*
-----------------
SILABUS
PRAKTEK IBADAH
01. Praktek Taharah
Sub Bahasan
1. Praktek wudhu (niat, doa setelah wudhu)
2. Mandi (niat dan doa)
3. Praktek tayamum
Tujuan
1. Peserta hafal niat dan doa setelah wudhu, niat mandi wajib, dan niat tayamum
2. Peserta mampu mempraktekkan wudhu
3. Peserta mampu mempraktekkan mandi wajib
4. Peserta mampu mempraktekkan tayamum
Sumber Rujukan
1. Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq
2. Sifat Wudhu Rasul, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin
**
-----------------
SILABUS
MENTORING
05. Allahu Ghayatuna
Tujuan Umum
Peserta dapat mengenal dan mencintai Allah Swt serta menjadikan Allah sebagai
satu-satunya tujuan dalam hidupnya sehingga segala tindak tanduknya dapat
terjaga karena senantiasa dipantau oleh Allah Swt.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Peserta mengetahui urgensi mengenal Allah Swt.
2. Peserta memahami cara yang tepat dalam mengenal Allah Swt.
3. Peserta dapat termotivasi untuk mentauhidkan Allah karena menyadari kebesaran
dan keagungan-Nya.
4. Peserta dapat menghindari hal-hal yang dapat menjadi penyebab untuk
menghalangi dalam mengenal Allah Swt.
Kisi-kisi
1. Definisi dan hakikat mengenal Allah Swt
2. Urgensi mengenal Allah Swt
3. Metode dalam mengenal Allah Swt
4. Hal-hal yang dapat menghalangi dari mengenal Allah Swt
Silabus Mentoring
3. Peserta
mengetahui bentuk-bentuk keteladanan Rasulullah Saw sehingga
diharapkan semakin mencintainya dan bersemangat untuk mengikuti sunnahnya
dalam kehidupan sehari-hari
4. Peserta berkemauan menjadi da'i untuk meneruskan perjuangan Nabi
Muhammad Saw.
Kisi-kisi
1. Definisi Rasul
2. Urgensi dan konsekuensi beriman kepada Rasul
3. Kewajiban beriman kepada Rasulullah Saw
4. Bentuk-bentuk keteladanan Rasulullah Saw
Silabus Mentoring
Tujuan Instruksional Khusus
1. Peserta menyadari keberadaan ghazwul fikri dalam dunia Islam sekarang dan
ancaman bahayanya terhadap kaum muslimin
2. Peserta mampu menganalisa sarana-sarana dan cara-cara yang digunakan musuh
Islam dalam rangka ghazwul fikri dan mampu mnyebutkan contoh-contohnya
4. Peserta menyadari dan mewaspadai bahaya ghazwul fikri terhadap diri, keluarga
dan lingkungan masyrakatnya
5. Peserta memiliki komitmen untuk menyiapkan bekal tsaqafah dalam
mengantisipasi dampak ghazwul fikri
Kisi-kisi
1. Definisi ghazwul fikri
2. Target/sasaran/tujuan ghazwul fikri
3. Metode dan sarana ghazwul fikri
4. Dampak yang terjadi akibat ghazwul fikri
5. Solusi menyikapi ghazwul fikri
Silabus Mentoring
01
-----------------
PRAKTEK TAHARAH
Tujuan
Peserta hafal niat dan doa setelah wudhu, niat mandi wajib, dan niat tayamum
Peserta mampu mempraktekkan wudhu
Peserta mampu mempraktekkan mandi wajib
Peserta mampu mempraktekkan tayamum
Rincian Bahasan
A. WUDHU
I. Rukun Wudhu
1. Niat wudhu, yaitu :
Contoh:
Artinya : Saya berniat wudhu untuk menghilangkan hadats kecil hanya karena
Allah semata
2.
3.
4.
5.
6.
01 Praktek Taharah
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Artinya : Saya bersakti tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi nabi
10
Artinya: sengaja aku mandi untuk menghilangkan hadas besar karena Allah
taala.
2.
3.
11
01 Praktek Taharah
IV. Cara Bertayamum
1. Niat bertayamum karena hendak mengerjakan shalat. Niat cukup dilaksanakan
dalam hati tetapi disunnahkan untuk melafalkan niat tersebut. Niat tayamum
adalah sebagai berikut :
Artinya : Saya niat tayamum agar dapat melaksanakan shalat fardhu karena
Allah semata
2.
Menghadap kiblat, kemudian tebarkan kedua telapak tangan satu kali pada
dinding, kaca, atau benda lain yang diyakini ada debu
3.
4.
5.
Usapkan kedua tangan sampai pergelangan secara bergantian dari bagian dalam
ke bagian luar dimulai dari tangan kanan yang diusap.
12
13
01 Praktek Taharah
14
02
-----------------
PRAKTEK SHALAT
Tujuan
Peserta hafal lafadz Adzan dan Iqamah
Peserta hafal doa setelah Adzan dan Iqamah
Peserta hafal bacaan shalat fardhu
Peserta mampu mempraktekkan shalat fardhu
Peserta mampu mempraktekkan shalat berjamaah
A. ADZAN DAN IQAMAH
Adzan adalah panggilan muadzin kepada muslimin untuk menunaikan ibadah shalat
berjamaah dimasjid. Hukum adzan ada yang menyatakan sunnah, tetapi sebagian
ulama mengatakan fardhu kifayah sebagai syiar Islam.
Lafal adzan sebagai berikut :
02 Praktek Shalat
Lafal iqamah sebagai berikut :
Keterangan :
1. Ketika muadzin mengumandangkan adzan, orang yang mendengarnya
hendaklah membaca sebagaimana yang dibaca oleh muadzin, kecuali pada
ucapan :
dan
Yang mendengar menjawab :
2.
Terjemah : Kebenaran dan keberkatan atasmu dan akupun atas yang demikian
Artinya:
Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki shalat
yang di dirikan. Berilah junjungan kami Nabi Muhammad saw, wasilah dan
keutamaan serta kemulian dan derajat yang tinggi, dan angkatlah ia ke tempat yang
terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan, sesungguhnya Engkau ya Allah Dzat Yang
tidak akan mengubah janji
B. SHALAT FARDHU
I. Kriteria Wajib Melaksanakan Shalat
1. Beragama Islam
2. Suci dari hadats , haid dan nifas
3. Sudah dewasa (baligh)
4. Berakal sehat
5. Sadar, tidak tidur atau pingsan
6. Dakwah Islam sudah sampai kepadanya
II. Syarat Sah Shalat
1. Suci dari hadats kecil dan hadats besar
2. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
3. Menutup aurat
17
02 Praktek Shalat
4. Telah masuk waktu shalat
5. Mengetahui tata cara shalat
6. Menghadap kiblat (kabah)
III. Rukun Shalat
Rukun shalat adalah perbuatan dalam shalat yang harus dikerjakan, meninggalkan
salah satu rukun shalat, maka shalatnya tidak sah. Rukun shalat tersebut adalah :
1. Niat
Contoh lafazh niat:
a. Niat Shalat Subuh
18
02 Praktek Shalat
2.
3.
4.
5.
Referensi
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah.
Ari Atmiyanto. Buku Panduan Ibadah Praktis.
20
03
-----------------
AMALAN IBADAH
Tujuan
Menumbuhkan kebiasaan untuk beribadah dalam kehidupan sehari-hari, meliputi :
Shalat dhuha (2x/Pekan)
Tilawah Al-Quran (10 halaman/pekan)
Shalat tahajud (1x/pekan)
Shaum + Ifthar (1x/bulan)
Shalat berjamaah (2 waktu/hari)
Shalat Jumat (1x/pekan)
Rincian Bahasan
A. SHALAT DHUHA
Dari Buraidah Radhiallahuanhu, Aku mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi
wa Sallam bersabda:
"Dalam tubuh manusia terdapat 360 tulang. Ia diharuskan bersedekah untuk tiap ruas
tulang itu. Para sahabat bertanya: Siapa yang mampu melakukan itu ya Rasulullah?
Beliau menjawab: Dahal yang ada di masjid lalu ditutupnya dengan tanah, atau
menyingkirkan gangguan dari jalan, atau sekali pun tidak mampu maka shalatlah dua
rakaat pada waktu dhuha.
Dari Zaid bin Aslam, dia berkata, Aku melihat Abdullah bin Umar berkata kepada
Abu Dzar: Berwasiatlah kepadaku wahai pamanku! Abu Dzar menjawab, Aku
pernah meminta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam seperti apa yang
kamu minta kepadaku. Lalu dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda: Barangsiapa yang menunaikan shalat dhuha sebanyak dua rakaat,
dia tidak ditulis termasuk golongan orang-orang yang lalai. Barangsiapa yang
menunaikan empat rakaat dia dicatat termasuk golongan ahli ibadah. Barangsiapa
menunaikan enam rakaat, maka dia tidak menemukan dosa pada hari itu.
Barangsiapa yang menunaikan delapan rakaat, dia ditulis sebagai orang-orang yang
tunduk kepada Allah. Dan, barangsiapa yang menunaikannya sepuluh rakaat, maka
Allah akan membangunkan sebuah rumah baginya di surga.
21
03 Amalan Ibadah
Aisyah
Radhiallahu
Anha,
dia
berkata:
Al-Atrujah : aromanya wangi dan rasanya enak. Perumpamaan seorang mu`min yang
tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah tamr (kurma) : tidak ada aromanya
namun rasanya manis. Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca AlQur`an adalah seperti buah Raihanah : aromanya wangi namun rasanya pahit.
Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah
seperti buah Hanzhalah : tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit. [Al-Bukhari
dan Muslim]
C. KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD
Allah Subhanahu wa Taala telah menjelaskan di dalam Al-Qur-an pada banyak ayat
dan juga Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam banyak hadits tentang
besarnya pahala yang diperoleh dari melaksanakan shalat malam. Bahkan, shalat
yang paling baik setelah shalat wajib adalah shalat malam, dan hal ini telah menjadi
ijma' (kesepakatan) ulama.
Ayat-ayat tentang keutamaan shalat malam dan anjurannya di dalam banyak ayat,
Allah Subhanahu wa Taala menganjurkan kepada Nabi-Nya yang mulia untuk
melakukan shalat malam. Antara lain adalah:
"Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjud-lah kamu...." [Al-Israa'/17: 79]
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampun (kepada Allah)." [Adz-Dzaariyaat/51: 17-18]
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkah-kan sebagian dari rizki yang
Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang
disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan
pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." [AsSajdah/32: 16-17]
22
Pada suatu malam aku shalat bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau
memulai shalat dengan membaca surat Al Baqarah. Aku katakan, Beliau ruku setelah
membaca seratus ayat pertama, kemudian meneruskan hingga selesai. Aku katakan,
Beliau shalat dengan (membaca semua ayat itu) dalam satu rakaat, lalu melanjutkan!
Aku katakan, Setelah itu beliau ruku dengannya, kemudian shalat lagi membaca
surat An Nisa, lalu Ali Imran. Dia membaca pelan-pelan, jika membaca ayat tasbih ia
bertasbih, jika melewati ayat permohonan ia memohon, jika membaca ayat
perlindungan ia bertaawudz. Kemudian ruku seraya berkata, Subhana rabbiyal
azhim, rukunya sama panjangnya dengan berdirinya, kemudian berkata, Sami
Allahu liman hamidah, kemudian berdiri lama seperti lamanya ruku. Kemudian
bersujud seraya berkata, Subhana rabbiyal ala dan lamanya waktu sujud mendekati
lamanya waktu berdiri. (HR. Muslim)
D. PUASA SUNNAH DAN IFTHAR
Allah Taala telah berfirman :
''Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali shaum, sesungguhnya shaum itu
untuk Aku dan Aku sendiri yang akan memberi balasannya. Dan shaum itu adalah
benteng (dari api neraka), maka apabila suatu hari seorang dari kalian sedang
melaksanakan shaum, maka janganlah dia berkata rafats dan bertengkar sambil
berteriak. Jika ada orang lain yang menghinanya atau mengajaknya berkelahi maka
hendaklah dia mengatakan Aku orang yang sedang shaum. Dan demi Zat yang jiwa
Muhammad berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum
lebih harum di sisi Allah Taala dari pada harumnya minyak misik. Dan untuk orang
yang shaum akan mendapatkan dua kegembiraan yang dia akan bergembira dengan
keduanya: Apabila berbuka dia bergembira dan apabila berjumpa dengan Rabbnya
dia bergembira disebabkan ibadah shaumnya itu''.(HR.Bukhari dan Muslim)
Adapun macam-macam puasa sunnah beserta keutamaannya masing-masing yaitu :
1. Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Baik dilakukan secara berturutan ataupun tidak. Keutamaan puasa Ramadhan yang
diiringi puasa Syawal ialah seperti orang yang berpuasa selama setahun (HR. Muslim).
2. Puasa Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Yang dimaksud adalah puasa di sembilan hari yang pertama dari bulan ini, tidak
23
03 Amalan Ibadah
termasuk hari yang ke-10. Karena hari ke-10 adalah hari raya Qurban dan diharamkan
untuk berpuasa.
3. Puasa Hari Arafah
Yaitu puasa pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah. Keutamaan: akan dihapuskan dosa-dosa
pada tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan datang (HR. Muslim). Yang
dimaksud dengan dosa-dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil, karena
dosa besar hanya bisa dihapus dengan jalan bertaubat.
4. Puasa Muharram
Yaitu puasa pada bulan Muharram terutama pada hari Assyura. Keutamaannya
adalah bahwa puasa di bulan ini merupakan puasa yang paling utama setelah puasa
bulan Ramadhan (HR. Bukhari)
5. Puasa Assyura
Hari Assyura adalah hari ke-10 dari bulan Muharram. Nabi shalallahu alaihi
wasssalam memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Assyura ini dan
mengiringinya dengan puasa 1 hari sebelum atau sesudahnya. Hal ini bertujuan
untuk menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani yang hanya berpuasa pada hari ke-10.
Keutamaannya adalah akan dihapus dosa-dosa (kecil) di tahun sebelumnya (HR.
Muslim).
6. Puasa Syaban
Disunnahkan memperbanyak puasa pada bulan Syaban. Keutamaan bulan ini adalah
bulan di mana semua amal diangkat kepada Rabb semesta alam (HR. An-Nasai &
Abu Daud, hasan).
7. Puasa pada Bulan Haram (bulan yang dihormati)
Yaitu bulan Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Dianjurkan untuk
memperbanyak amal ibadah pada bulan-bulan tersebut termasuk ibadah puasa.
8. Puasa Senin dan Kamis
Namun tidak ada kewajiban mengiringi puasa hari Senin dengan puasa hari Kamis
atau sebaliknya. Keduanya merupakan hari di mana amal-amal hamba diangkat dan
diperlihatkan kepada Allah Swt.
24
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka
bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. ( Al-Jumuah: 9)
Adapun kewajiban itu bagi kaum muslim laki-laki berdasarkan kepada hadis nabi;
Dari Thariq bin Syihab ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Shalat Jumat itu adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali
(tidak diwajibkan) atas 4 orang. [1] Budak, [2] Wanita, [3] Anak kecil dan [4] Orang
sakit. (HR Abu Daud)
25
03 Amalan Ibadah
Barangsiapa meninggalkan shalat Jumat tiga kali tanpa udzur dan tanpa sebab
(yang syari) maka Allah akan mengunci mata hatinya (HR Malik)
Barangsiapa meninggalkan shalat Jumat tiga kali karena meremehkannya maka
Allah akan mengunci mata hatinya (HR at-Tirmidzi)
Ibnu Abbas mengatakan :
26
Pertemuan ke
Tanggal
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Amalan Pekanan
Kehadiran ( / i / s / a )
Terlambat hadir (dalam menit )
Shalat berjamaah di masjid (14x /pkn)
Tilawah (10 halaman / pekan )
Shalat Dhuha (2x / pekan)
Shaum sunnah + Ifthar (1 x / bulan )
Qiyamullail/ Shalat Tahajud (1 x / pkn )
Shalat Jumat (khusus lelaki) (1 / pkn)
Membaca R. Shalihin (1 hadits / pkn )
Ziarah kubur ( / pekan )
Berita nasional ( / pekan )
Berita internasional ( / pekan )
Berita dunia Islam ( / pekan )
Olah Raga (Riyadhah)
Jalan kaki ( x / pekan )
Lari ( x / pekan )
Lainnya ( x / pekan )
Aktivitas Sosial
Ziarah ( / pekan )
Membersihkan rumah/lingk ( / pkn )
Kegiatan Keluarga
Membantu Orang tua/Famili ( /pkn )
Membantu Tetangga ( / pkn )
UP3AI UNSYIAH
10
11
12
Inisial Peserta
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Realisasi Agenda
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
AGENDA
Iftitah/Pembukaan
Tilawah
Tadabbur/Kultum
Materi PI/Mentoring
Diskusi & Evaluasi
Taklimat
Infaq
Ikhtitam/Penutup
CATATAN PERTEMUAN
No
TEMA
PETUGAS
CATATAN
_____________________________
Mentor
27
KET
03 Amalan Ibadah
28
04
-----------------
TAJHIZ MAYIT
Tujuan
Peserta mampu memandikan jenazah
Peserta mampu mengkafankan jenazah
Peserta mampu mengusung dan menguburkan jenazah
Peserta hafal bacaan niat dan bacaan Shalat Jenazah untuk laki-laki, perempuan,
dan anak-anak
Peserta mampu mempraktekkan Shalat Jenazah
Rincian Bahasan
A. MEMANDIKAN JENAZAH
1. Yang memandikan Jenazah
Muslim
Disunnahkan orang yang terpercaya, amanah, dan mengetahui hukumhukum memandikannya.
Mayat laki-laki dimandikan oleh orang laki-laki dan mayat perempuan
dimandikan oleh orang perempuan kecuali suami/istrinya jumhur ulama
membolehkan.
Anak-anak di bawah tujuh tahun boleh dimandikan oleh lakilaki/perempuan
*Yang memandikan wajib berniat, karena ia yang terpanggil untuk
memandikannya
04 Tajhiz Mayit
Kemudian petugas mulai niat memandikan dan membaca basmalah, lalu
mewudhukan mayat sebagaimana wudhu untuk shalat, kecuali untuk
berkumur dan istinsyaq (memasukkan air ke hidung) cukup dengan
membersihkannya dengan kain yang sudah dibasahi.
Kemudian membasuh kepala dan jenggotnya dengan busa sidr atau
sabun, lalu basuh bagian kanan tubuhnya dimulai dari belahan kanan
lehernya, lalu tangan kanan hingga punggungnya. Kemudian dada
sebelah kanannya, pinggang kanannya, paha kanannya, betis kanannya
dan seluruh bagian kaki kanannya. Kemudian balikkan di atas sisi kiri dan
basuh bagian punggung kanannya. Setelah itu mandikan bagian kiri
tubuhnya seperti bagian kanannya. Gunakan sidr atau sabun saat
membasuh.
Jika mayat itu wanita, disunnahkan menguraikan rambutnya lalu dicuci
dan dijalin kembali dengan dilepaskan dibelakangnya
Disunnahkan saat memandikan, petugas membungkus tangannya dengan
kain (sarung tangan).
Jika dengan sekali basuhan sudah bersih, maka yang wajib adalah satu
kali, sedangkan sunnahnya tiga kali. Jika belum bersih dengan sekali
basuhan, maka basuhannya ditambah hingga bersih sampai tujuh kali
basuhan.
Setelah dimandikan, tubuh mayat dikeringkan dengan dengan kain atau
handuk yang bersih agar kain kafannya tidak basah, lalu ditaruh diatasnya
minyak wangi.
Jumhur ulama menganggap makruh memotong kuku, mencabut rambut
kumis, rambut ketiak, atau rambut kemaluan mayat, walau hanya sehelai.
Tapi ibnu Hazmin membolehkannya.
B. MENGKAFANKAN JENAZAH
Mengkafani mayat dengan apa saja yang menutupi tubuhnya walau hanya sehelai
kain adalah fardhu kifayah.
Hal-hal yang diutamakan:
1. Hendaklah bagus, bersih, dan menutup seluruh tubuh.
2. Hendaklah putih warnanya.
3. Hendaklah diasapi dengan kemenyan dan wangi-wangian.
4. Bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedang bagi wanita lima lapis.
30
04 Tajhiz Mayit
2. Rukun-rukunnya
a. Berniat
b. Berdiri bagi yang mampu
c. Empat kali takbir
Takbir pertama membaca Al-Fatihah
Takbir kedua membaca Shalawat atas nabi
Takbir ketiga membaca doa untuk mayat
Takbir keempat membaca doa untuk mayat
d. Memberi salam
e. Tertib
3. Sunnah-sunnahnya
a. Mengangkat kedua tangan tiap kali takbir
b. Membaca taawwuz sebelum membaca Al-Fatihah
c. Tidak mengeraskan bacaan
d. Berhenti sejenak antara takbir keempat sebelum salam
e. Meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya
f. Menoleh ke kanan ketika salam.
4. Tata Caranya
a. Imam atau orang yang shalat berdiri di bagian dada jika mayatnya laki-laki
dan di sisi tengah jika mayatnya perempuan, sedangkan makmum di belakang
imam dan disunnahkan membuat tiga barisan.
b. Selanjutnya dimulai dengan niat, takbiratul ikhram, dan seterusnya sesuai
dengan rukunnya dan sunnahnya.
5. Contoh bacaan-bacaan dalam Shalat Jenazah
Lafadz niat
32
33
04 Tajhiz Mayit
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah
dan janganlah Engkau membiarkan kami di timpa fitnah setelah ketiadaannya dan
ampunkanlah kami dan dia juga rakan kami yang terdahulu beriman dan janganlah
Engkau sematkan perasaan hasad dengki ke dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau bersifat pengasih dan
penyayang.
D. MENGUSUNG DAN MENGUBURKAN JENAZAH
Disyariatkan mengantar jenazah dan turut memikulnya. Disunnahkan berkeliling
disekitar keranda, hingga seseorang akan memikulnya dari semua pinggirannya.
Menyegerakan penyelenggaraannya.
Tata cara menguburkan mayat:
1. Mayat wajib dikuburkan ditempat yang aman dari binatang buas. Mayat
dihadapkan ke kiblat, semakin dalam kuburnya semakin baik.
2. Lebih utama jika kuburnya mengunakan lahad; yaitu lubang yang digali
kesamping di dasar kubur dan mengarah ke kiblat.
3. Jika alasan tertentu dibolehkan tidak menggunakan liang lahad; caranya
dengan menggali lubang ke bawah di tengah dasar kubur untuk mayat.
34
4.
5.
6.
7.
8.
Referensi
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunah.
Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al-Jarullah. Tata Cara Mengurus Jenazah.
35
04 Tajhiz Mayit
36
05
-----------------
ALLAH GHAYATUNA
(Allah Tujuan Kami)
Tujuan
Peserta mengetahui urgensi mengenal Allah Swt.
Peserta memahami cara yang tepat dalam mengenal Allah Swt.
Peserta dapat termotivasi untuk mentauhidkan Allah Swt karena menyadari
kebesaran dan ke-agungan-Nya.
Peserta dapat menghindari hal-hal yang dapat menjadi penyebab untuk
menghalangi dalam mengenal Allah Swt.
Metode Pendekatan
Ceramah dan diskusi
Rincian Bahasan
A. MAKNA MA'RIFATULLAH
Ma'rifatullah berasal dari kala marifah dan Allah. Ma'rifah berarti mengetahui,
mengenal. Mengenal Allah Swt bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat
tanda-tanda kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya).
B. PENTINGNYA MENGENAL ALLAH
Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya (QS 51:56) dan
tidak tertipu oleh dunia .
Marifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus difahami manusia (QS
6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya.
Marifatullah adalah ilmu yang tertinggi sebab jika difahami memberikan
keyakinan mendalam. Memahami Marifatullah juga akan mengeluarkan manusia
dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang [6:122] .
Berilmu dengan marifatullah sangat penting karena:
a) Berhubungan dengan obyeknya, yaitu Allah Sang Pencipta.
b) Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan
dan kemenangan.
37
05 Allah Ghayatuna
C. JALAN UNTUK MENGENAL ALLAH
1. Lewat akal:
a. Ayat Kauniyah / ayat Allah Swt di alam ini:
fenomena terjadinya alam (52:35)
fenomena kehendak yang tinggi (67:3)
fenomena kehidupan (24:45)
fenomena petunjuk dan ilham (20:50)
fenomena pengabulan doa (6:63)
b. Ayat Qur'aniyah/ayat Allah Swt di dalam Al-Quran:
keindahan Al-Qur'an (2:23)
pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70]
pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3, 8:7, 24:55)
2. Lewat memahami Asmaul Husna:
Allah sebagai Al-Khaliq (40:62)
Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6)
Allah sebagai pemilik (2:284)
dll. (59:22-24)
D. HAL-HAL YANG MENGHALANGI MARIFATULLAH
Kesombongan (QS 7:146; 25:21).
Dzalim (QS 4:153) .
Bersandar pada panca indera (QS 2:55) .
Dusta (QS 7:176) .
Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) .
Berbuat kerusakan/fasad .
Lalai (QS 21:1-3) .
Banyak berbuat masiyat .
Ragu-ragu (QS 6:109-110)
Semua sifat diatas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah Swt yang harus
dibersihkan dari hati. Sebab kekafiranlah yang menyebabkan Allah Swt mengunci
mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka (QS 2:6-7).
Referensi
Said Hawwa, Allah Jalla Jalaluhu
Aqidah Seorang Muslim 1, Al-Ummah
38
Alokasi Waktu
Langkah
Pembukaan
Diskusi
Pendahuluan
Ceramah
Diskusi
Penutup
Uraian
menyampaikan pengantar
Mentor
dan sasaran
materi
Mentor mengajukan pertanyaan tentang logika
keberadaan Allah
Mentor menguraikan isi materi
Mentor menyediakan forum diskusi dan tanya jawab
Mentor merangkum/menyimpulkan isi materi
sekaligus menutup dengan doa
39
Waktu
5
5
30
10
10
05 Allah Ghayatuna
40
06
-----------------
RASULULLAH
QUDWATUNA
(Rasulullah Tauladan Kami)
Tujuan
Peserta mengetahui urgensi mengenal Rasul
Peserta menyakini wajibnya beriman dan mengetahui konsekuensi atas
keimanannya tersebut
Peserta mengetahui bentuk-bentuk keteladanan Rasulullah Saw sehingga
diharapkan semakin mencintainya dan bersemangat untuk mengikuti sunnahnya
dalam kehidupan sehari-hari
Peserta berkemauan menjadi da'i untuk meneruskan perjuangan Nabi
Muhammad Saw
Metode Pendekatan
Games
Ceramah dan diskusi
Rincian Bahasan
A. MAKNA RISALAH DAN RASUL
Risalah: Sesuatu yang diwahyukan Allah Swt berupa prinsip hidup, moral, ibadah,
aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar terwujud kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
Rasul: Seorang laki-laki (21:7) yang diberi wahyu oleh Allah Swt yang berkewajiban
untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada
manusia.
B. PENTINGNYA IMAN KEPADA RASUL
Iman kepada para rasul adalah salah satu Rukun Iman. Seseorang tidak dianggap
muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah Swt mengutus para rasul
yang menginterprestasikan hakekat yang sebenarnya dari agama Islam, yaitu
Tauhidullah .
41
06 Rasulullah Qudwatuna
Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh
rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang lainnya.
C. TUGAS PARA RASUL
1. Menyampaikan (tabligh) [5:67, 33:39]. Yang disampaikan berupa:
Ma'rifatullah [6:102] (Mengenal hakikat Allah) .
Tauhidullah [21:25] (Mengesakan Allah) .
Basyir wa nadzir [6:48] (Memberi kabar gembira dan peringatan)
2. Mendidik dan Membimbing [62:2]
D. SIFAT-SIFAT PARA RASUL
1. Mereka adalah manusia (17:93-94,8:110]
2. Ma'shum (terjaga dari kesalahan) [3:161, 53:1-4]
3. Sebagai suri teladan [33:2l, 6:89-90]
Referensi
Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71
Al-Asyqar, Dr. Limar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka Mantiq
Alokasi Waktu
Langkah
Pendahuluan
Games
Ceramah
Diskusi
Penutup
Uraian
Mentor menyampaikan pengantar dan sasaran materi
Mentor memberikan games dan hikmahnya
Mentor menerangkan isi materi
Mentor membuka forum diskusi dan tanya jawab
Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya
dengan doa
42
Waktu
5
10
30
10
5
Tahap 1
Mentor memberikan instruksi tanpa memberikan keterangan tambahan.
Tahap2
Mentor memberikan instruksi dan memberikan keterangan tambahan secara lisan
sebagai berikut:
A. Lipat kertas 2 X, sehingga membentuk bujur sangkar
B. Lipat bagian kertas yang ujungnya bersatu sehingga menutupi 2/3 bagiannya.
C. Lipat juga 1/3 bagian sisanya
D. Lipat lagi kertas dengan bagian yang sama sampai saling menutupi
E. Lubangi bagian yang ujungnya bersatu menggunakan gunting atau cutter
F. Lipat, apakah didapatkan lubang-lubang sesuai instruksi
43
06 Rasulullah Qudwatuna
Tahap 3
Mentor memberikan instruksi sambil mencontohkan setiap langkah secara terperinci.
Sehingga didapatkan hasil sesuai instruksi.
Hikmah:
1. Pentingnya rasul sebagai penyampai dan penjelas risalah Islam sekaligus
mencontohkan bagaimana Islam diterapkan dalam hidup keseharian.
2. Rasul sebagai utusan Allah Swt harus kita kenal dan kita taati agar segala aspek
kehidupan kita menjadi ibadah.
44
07
-----------------
Tujuan
Peserta mengetahui urgensi ber-Islam dengan benar
Peserta menyakini dan memahami secara utuh tentang ajaran Islam yang
sempurna
Peserta memiliki rasa kebanggaan yang besar terhadap agamanya karena telah
terbukti unggul diatas ajaran agama lain dan optimis akan kebangkitannya
Peserta termotivasi untuk menjalankan ajaran Islam secara kaafah dan memiliki
komitmen untuk mendawahkannya
Metode Pendekatan
Ceramah dan diskusi
Rincian Bahasan
A. AD-DIEN MENURUT AL-QURAN
Dienullah, DienuI Islam [48:28, 61:9] Dienullah dibawa oleh semua rasul dan nabi
untuk keselamatan manusia. Disebut juga dengan dienul haq (dienus samaawi).
Dienul ghairu dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari satu (QS. 48;28) hasil
rekayasa pikiran manusia, biasa disebut agama budaya (dienul ardli)
B. CIRI-CIRI DIENULLAH/DIENUS-SAMAAWI
Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat.
Disampaikan oleh manusia pilihan Allah (utusan-Nya), utusan itu hanya
menyampaikan bukan menciptakan.
Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
Konsep tentang Tuhannya adalah Tauhid.
Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan masyarakat
penganutnya.
Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia
45
Uraian
Mentor membuka pertemuan dan menerangkan
tujuan materi
Mentor memberikan games dan hikmahnya
Mentor menerangkan isi materi
Mentor membuka forum diskusi dan tanya jawab
Mentor menyimpulkan materi dan menutupnya
dengan doa
46
Waktu
5
10
30
10
5
08
-----------------
BACK TO AL-QURAN
Tujuan
Peserta mengetahui definisi Al-Quran secara bahasa dan istilah
Peserta mengetahui nama-nama dan karakteristik Al-Quran
Peserta memahami fungsi Al-Quran dan akhlak terhadapnya
Peserta termotivasi untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur'an
Metode Pendekatan
Ceramah dan diskusi
Rincian Bahasan
A. DEFINISI AL-QURAN
Secara bahasa berarti "bacaan.
Secara istilah berarti "Kalam Allah Swt yang merupakan mu'jizat yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw dan membacanya merupakan ibadah"
B. NAMA-NAMA AL-QURAN
Al-Quran/ Bacaan [17:9] .
Al-Kitab/ Buku [21:10].
Al-Furqan/ Pembeda [25:1]
Adz-Dzikr/ Pengingat [15:9].
An-Nur/ Cahaya [4:174]
C. KARAKTERISTIK AL-QUR' AN
Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia [ 20:2].
Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara [56: 77-78] .
Tidak seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan keagungan Al-Quran
[2:23, 17:88] .
Tersusun secara terperinci dan rapi [11:1] .
Mudah difahami dan diambil pelajaran [54: 17, 34, dst]
47
08 Back to Al-Quran
D. FUNGSI AL-QURAN
Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah diturunkan Allah SWT
Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan
Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh umat terdahulu
Sebagai mukjizat Rasulullah Saw
C. AKHLAK TERPUJI TERHADAP AL-QURAN
Membaca ta'awudz sebelum membaca Al-Quran [16:98] .
Membaca Al-Quran secara tartil perlahan-lahan [73:4] .
Lapang dada menerima Al-Quran [7:2]
Mendengarkan baik-baik pembacaan Al-Quran [7:204] .
Bergetar hatinya dan bertambah imannya [8:2-4]
D. AKHLAK TERCELA TERHADAP AL-QURAN .
Keunggulan Al-Quran
Menyombongkan diri dan berpaling [31:7] .
Menertawakan peringatan ini [53:59-62] .
Tidak memperhatikan Al-Quran [47:24]
E. KEUNGGULAN AL-QURAN
1. Al-Quran adalah mukjizat yang abadi [4:74].
Allah Swt menghendaki agar Al-Quran berlaku umum (mencakup
permasalahan) dan bersifat universal. Maka, disusun dan dikumpulkan AlQuran itu dengan sistematika yang memperlihatkan universalitas dan
kekekalannya dan dijauhkan dari susunan yang bersifat temporer, yang hanya
memperlihatkan urgensi pada suatu masa saja, yaitu ketika turunnya.
2. Keunggulan Al-Quran secara ilmiah
Pemikiran modern dalam berbagai bidang disiplin ilmu dewasa ini telah
menetapkan bahwa Al-Quran merupakan kitab ilmiah yang menghimpun
segala disiplin ilmu dan filsafat. Ilmu itu datang dari Allah Swt, sebagai tanda
kemuliaan-Nya dan ketinggian ilmu-Nya.[96:1-5] .
3. Jaminan kemurnian Al-Quran.
Allah sendiri yang menjamin kemurnian Al-Quran [6:115, 15:9]
4. Al-Quran bersifat umum dan universal.
Umum : Mencakup seluruh bidang/permasalahan manusia. [6:38].
Universal : Berlaku selamanya dan untuk seluruh kaum [25:1]
48
49
Waktu
5
40
10
5
08 Back to Al-Quran
50
09
-----------------
PERGAULAN MUDA
MUDI DALAM ISLAM
Tujuan
Peserta memahami makna akhlak
Peserta memahami pentingnya akhlak Islami
Peserta termotivasi untuk merubah akhlak yang baik dan Islami
Metode Pendekatan
Ceramah dan diskusi
Rincian Bahasan
A. PERGAULAN DENGAN TEMAN SEBAYA
Hal-hal yang dapat kita lakukan dalam rangka bergaul dengan teman sebaya di
antaranya sebagai berikut:
1. Saling memberi salam setiap bertemu dan berpisah dengan mereka dan
dilanjutkan saling berjabat tangan, kecuali jika mereka itu lawan jenis kita. Salam
ini hanya kita peruntukkan khusus yang seagama dengan kita, dan tidak perlu
kita mengucapkan salam kepada yang tidak seagama. Sedangkan berjabat
tangan hanya diperuntukkan kepada yang sejenis saja. Kepada yang lain jenis
tidak diperbolehkan berjabat tangan, kecuali terhadap isteri/suami atau terhadap
mahram (orang yang merupakan kerabat dekat)-nya.
2. Saling menyambung tali silaturrahim dengan mereka dengan mempererat
persahabatan dengan mereka.
3. Saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan kelemahan
masing-masing, sehingga segala macam bentuk kesalahfahaman dapat dihindari.
4. Saling tolong-menolong. Yang kuat menolong yang lemah dan yang memiliki
kelebihan menolong yang memiliki kekurangan.
5. Bersikap rendah hati dan tidak boleh bersikap sombong kepada teman-teman
sebaya kita.
6. Saling mengasihi dengan mereka, sehingga terhindar dari permusuhan yang
dapat menghancurkan hubungan persahabatan di antara teman yang seumur.
7. Memberi perhatian terhadap keadaan mereka, apalagi jika mereka benar-benar
51
2. Tidak melakukan jabat tangan, kecuali terhadap suami atau isterinya, atau
terhadap mahramnya. Berjabat tangan kepada lawan jenis yang bukan
suami/isteri atau mahram akan membuka pintu syahwat yang dapat menjurus
kepada hal-hal yang lebih berbahaya, yakni perzinaan.
3. Mengurangi pandangan mata, kecuali yang memang benar-benar perlu.
Pandangan yang melebihi batas juga dapat menjurus ke arah perzinaan.
4. Tidak boleh menampakkan aurat di hadapan lawan jenisnya dan juga tidak
boleh saling melihat aurat satu sama lain. Aurat harus ditutup untuk menjaga
dirinya dan menjaga pandangan orang lain. Aurat yang terbuka akan memancing
syahwat orang lain yang pada akhirnya juga dapat menjurus ke arah perzinaan.
Bahkan dengan sesama jenis saja, melihat aurat juga dilarang. Terkait dengan hal
ini, Nabi Saw. bersabda: Tidak dibolehkan seorang laki-laki melihat aurat
(kemaluan) seorang laki-laki lain, begitu juga seorang perempuan tidak boleh
melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh seorang laki-laki berselimut
dengan laki-laki lain dalam satu selimut baju, begitu juga seorang perempuan
52
tidak boleh berselimut dengan sesama perempuan dalam satu baju. (HR.
Muslim).
5. Tidak melakukan hal-hal yang menjurus kepada perzinaan, seperti bergandengan
tangan, berciuman, berpelukan, dan yang sejenisnya, apalagi sampai melakukan
perzinaan. (QS. al-Isra (17): 32)..
Referensi
Marzuki, Pergaulan Muda Mudi
Alokasi Waktu
Langkah
Pendahuluan
Ceramah
Diskusi
Penutup
Uraian
Mentor membuka pertemuan dan menyampaikan
tujuan materi
Mentor menyampaikan isi materi
Mentor membuka forum diskusi dan tanya jawab
Mentor menyimpulkan isi materi dan menutupnya
dengan doa
53
Waktu
5
40
10
5
54
10
-----------------
GHAZWUL FIKRI
Tujuan
Peserta memahami makna dan hakikat Ghazwul fikri
Peserta memahami sarana, metode dan hasil-hasil dari Ghazwul Fikri
Metode Pendekatan
Games
Ceramah dan diskusi
Rincian Bahasan
A. PENGERTIAN GHAZWUL FIKRI
Secara bahasa : Ghazwul Fikri terdiri dari dua kata; ghazwah dan fikr. Ghazwah berarti
serangan, serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan di sini
berbeda dengan serangan dan serbuan dalam qital (perang).
Serangan / Serbuan
Qital
Ghazwah
Secara Istilah : Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam
guna merubah apa yang ada di dalamya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan
darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal tak Islami.
B. SASARAN GHAZWUL FIKRI
1. Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. QS. 17:73 ; QS. 5:49
55
10 Ghazwul Fikri
2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam agama kafir.
QS. 2;217, QS. 2;120
3. Memadamkan cahaya (agama) Allah. QS. 61;8, QS. 9;32
C. METODE GHAZWUL FIKRI
1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas.
Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan)
Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum
muslimin terhadap agamanya.
Tasywih (Pencemaran/pelecehan)
Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin
terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.
Tadhlil (penyesatan)
Upaya orang kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus sampai cara
yang kasar.
Taghrib (pembaratan/westernisasi)
Gerakan yang sasarannya untuk meng-eliminasi Islam, mendorong kaum
muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.
2. Menyerang Islam dari dalam
Penyebaran faham sekuralisme dan liberalisme
Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Penyebaran faham nasionalisme
Nasionalisme membunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas
kekuatan umat Islam (Hadits 1) .
Pengrusakan akhlak umat lslam terutama para pemudanya.
D. SARANA GHAZWUL FIKRI
Mass Media : cetak dan elektronik
Media Sosial : FB, Tweeter dll
E. HASIL GHAZWUL FIKRI
Umat Islam menyimpang dari Al-Quran dan As-Sunnah QS 25:30
Minder dan rendah diri QS 3:139
Ikut-ikutan QS 17:36
Terpecah-belah QS 30:32
56
Catatan
Hadist 1: Bukan dari golonganku orang yang mengajak pada ashabiyah dan
bukan golonganku orang yang berperang atas dasar ashabiyah dan bukan dari
golonganku orang yang mati karena ashabiyah
Referensi
Materi Mentoring tahun 94/95
Daud Rasyid, AL-Ghazwu Al-Fikri dalam sorotan Islam.
Abdul Rahman H. Habanakah, Metode merusak akhlaq dari Barat,
Abu Ridha, Pengantar Memahami AL-Ghazwu Al-Fikri
Alokasi Waktu
Langkah
Pembukaan
Games
Ceramah
Penutup
Uraian
Mentor membuka pertemuan dan
menyampaikan tujuan materi
Mentor melakukan simulasi sebagai
pengantar materi
Mentor membahas hikmah menguraikan
materi
Mentor menyimpulkan materi sekaligus
menutup mentoring dengan doa
Waktu
5
10
40
5
Games 1
Membedakan dua benda yang amat berlainan (misalnya kapur dan tissue)
Langkah 1
Para peserta harus menyebutkan dengan cepat setiap benda yang diangkat oleh
Mentor (dilakukan beberapa kali).
Langkah 2
Sekarang benda ditukar namanya. Jika kapur diangkat, peserta harus
menyebutnya sebagai tissue, begitu pula sebaliknya. Pada awalnya peserta akan
mengalami kesulitan karena belum terbiasa. Tapi lama kelamaan akan terbiasa.
Hikmah
Itulah Ghazwul Fikri. Pada awalnya nilai-nilai keislaman itu sudah jelas dan pasti.
Tetapi musuh Islam berusaha menghilangkan nilai keislaman dari umat Islam
57
10 Ghazwul Fikri
secara perlahan-lahan. Maka disodorkanlah pada muslimin nilai yang tidak
Islami. Mulanya umat Islam tidak menerimanya (tidak terasa) tapi lama kelamaan
karena usaha mereka yang terus-menerus ditambah umat Islam yang malas
mengkaji Al-Quran dan Sunnah, maka umat Islam akan larut dan tenggelam
dengan nilai-nilai non Islam tersebut, bahkan nilai-nilai yang menyimpang
dengan Islam sudah danggap biasa. Dan sebaiknya ketika disodorkan nilai-nilai
Islam mereka tidak mau menerima Islam dan menjauh, seperti yang terjadi
sekarang ini.
Games 2
Al-Quran ditengah karpet.
Langkah 1
Al-Quran diletakkan di tengah-tengah karpet yang lebar. Peserta diperintahkan
untuk mengambil Al-Quran tadi tanpa menyentuh karpet (sulit/tidak bisa).
Langkah 2
Peserta diberitahu cara untuk mencapai Al-Qur'an tanpa harus menginjak karpet,
yaitu dengan cara menggulung karpet sampai tengah dan dapat mengambil AlQur'an.
Hikmah
Usaha musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam tidak lagi dengan
'menginjak-injak' kaum muslimin melainkan dengan mengambil Al-Quran dalam jiwa
mereka dengan cara perlahan-lahan dan membuai secara tahap demi tahap tanpa
disadari oleh umat Islam.
58
11
-----------------
PROBLEMATIKA UMMAT
Tujuan
Peserta mengetahui potensi-potensi yang dimiliki umat Islam
Peserta mengetahui sebab-sebab kemunduran umat Islam
Peserta mengetahui solusi dari problematika umat Islam
Metode Pendekatan
Ceramah dan diskusi
Rincian Bahasan
A. POTENSI YANG DIMILIKI UMAT ISLAM
Syariah/peraturan (Al-Quran). Peraturan yang dimiliki ummat Islam ini sudah
lengkap dan menyeluruh.
QS. 15:9 tentang kemurnian Al-Quran
QS. 2:2a Al-Quran adalah petunjuk .
Kekayaan alam
Kekayaan terbesar hampir sebagian besar (65 %) berada di negeri-negeri muslim.
Cadangan minyak bumi 65 % berada di negeri muslim.
Jumlah umat Islam. Sebagian besar penduduk dunia adalah muslim.
Janji Allah untuk memenangkan umat Islam
QS. 61:9 Allah memenangkan umat lslam
QS. 2:214 Sesungguhnva pertolongan Allah amatlah dekat
Sejarah Islam yang penuh dengan kejayaan.
B. SEBAB-SEBAB KEMUNDURAN UMAT ISLAM
Faktor intemal (dari dalam tubuh umat Islam sendiri) :
Jauh dari Al-Quran dan sunah Rasul.
Mempelajari Islam hanya karena mengikuti. QS.12:1O8
Terpecah belah karena adanya perbedaan masalah furu (cabang).
QS. 8:63 Allah yang mempersatukan hati
Rendah diri; tidak tsiqah pada Islam
59
11 Problematika Ummat
QS. 63:8 kekuatan itu milik Allah, Rosul dan orang-orang mu'min
QS. 3:139 orang akan tinggi derajatnya jika beriman
Gejala taqlid dengan semua yang datang dari Barat
Tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Faktor ekstemal (dari luar umat Islam) :
Adanya Ghazwul Fikri (perang pemikiran dan harakatul Irtidad (gerakan pemurtadan)
dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan umatnya.)
C. SOLUSI UNTUK MERAIH KEMENANGAN
Umat Islam harus menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan.
Mendidik generasi Islam dengan manhaj pendidikan yang syamil (sempurna) dan
mutakamil (menyeluruh).
Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi musuh.
Perjuangan dan pengorbanan.
Referensi
Panduan Aktivis Harakah (hal79), Pustaka Al-Ummah
Rencana Penghapusan Islam dan Pembantaian Kaum Muslimin di Abad Modern
(hal.48), Nabil bin Abdurrahman
Alokasi Waktu
Langkah
Pembukaan
Ceramah
Diskusi
Penutup
Uraian
Mentor membuka pertemuan dan menyampaikan tujuan
materi
Mentor menguraikan isi materi
Mentor membuka kesempatan diskusi dan tanya jawab
Mentor merangkum/menyimpulkan isi materi dan
menutupnya dengan doa
60
Waktu
5
40
10
5
12
-----------------
TARBIYAH ISLAMIYAH
(Pembinaan Islam)
Tujuan
Peserta memahami makna dan hakikat pendidikan/pembinaan Islam
Peserta memahami sebab-sebab pentingnya pendidikan/pembinaan Islam
Peserta termotivasi untuk mengikuti pendidikan/pembinaan Islam
Metode Pendekatan
Ceramah
Diskusi Kelompok
Rincian Bahasan
A. MAKNA DAN HAKIKAT PENDIDIKAN/PEMBINAAN ISLAM
Dalam bahasa Arab pendidikan/pembinaan Islam disebut At-Tarbiyah Al-Islamiyah
Secara bahasa, tarbiyah memiliki beberapa arti:
Raba - Yarbu = tumbuh berkembang
Rabiya - Yarba = tumbuh secara Alami
Rabba - Yarubbu = memperbaiki, meningkatkan
Berarti proses pendidikan/pembinaan Islam seharusnya menumbuh-kembangkan
secara alami, juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi orang yang
terubat di dalamnya. Pendidikan/Pembinaan Islam bukan hal yang mengada-ada,
dia memang ada.
Secara istilah makna tarbiyah adalah:
1. Menyampaikan sesuatu sampai pada tingkat sempurna sedikit demi sedikit
(Al-Baydawi)
(Al-Asmahadi)
12 Tarbiyah Islamiyah
Umat Islam berada dalam kerusakan
Penyebabnya :
a. Kecintaan kepada dunia yang berlebihan dan takut mati
b. Saling berpecah-belah
c. Mengkotak-kotakkan ajaran Islam
d. Meninggalkan jihad
2. Hakikat jiwa manusia
Memiliki kecenderungan untuk berbuat fujur (dosa)
Terbuka untuk menerima hidayah (petunjuk)
Solusi : melihat kondisi umat saat ini serta memperhatikan hakikat jiwa manusia maka
dibutuhkan sebuah pendidikan/pembinaan Islam bagi umat Islam.
C. SIFAT PENDIDIKAN/PEMBINAAN ISLAM
Pendidikan/Pembinaan Islam (Tarbiyah Islamiyah) harus bersifat :
Kontinue (Mustamirah)
Membentuk syahsiyah Islamiyah bukan sekedar transfer ilmu (Takwiniyah)
Bertahap /terprogram (Mutadarrijah)
Menyeluruh tidak parsial (Kaafah)
Referensi
Abu Ridha; Tarbiyah Islamiyah
Alokasi Waktu
Langkah
Pembukaan
Diskusi
pendahuluan
Ceramah
Diskusi
Penutup
Uraian
Mentor membuka pertemuan dan mengutarakan
tujuan dan materi yang akan disampaikan materi
Mentor mngutarakan kondisi umat Islam pada saat
ini dan mengajukan pertanyaan kepada saat ini dan
mengajukan pertanyaan kepada peserta kira-kira apa
yang menjadi penyebabnya
Mentor menguraikan isi materi
Mentor membuka kesempatan diskusi dan tanya
jawab
Mentor menyimpulkan isi materi dan menutup
pertemuan dengan doa
62
Waktu
5
10
30
10
5
***
-----------------
PROFIL PENYUSUN
RAHMAT FADHIL, adalah seorang Dosen di Prodi Teknik Pertanian Universitas Syiah
Kuala. Selain itu beliau juga sebagai Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama
Muda Indonesia (MIUMI) Propinsi Aceh. Pernah menjabat sebagai Sekretaris UP3AI
Universitas Syiah Kuala tahun 2006-2008. Dikenal juga sebagai penceramah,
motivator dan trainer. Dapat di hubungi di rahmat.fadhil@unsyiah.net
63