Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


PERCOBAAN
IDENTIFIKASI ASAM KARBOKSILAT, ESTERIFIKASI DAN
PENYABUNAN

OLEH

KELOMPOK

VI(ENAM)

GOLONGAN

II (DUA)

ASISTEN

NURFIDDIN FARID, S. Farm

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


JURUSAN FARMASI FIKES
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA GOWA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di alam ini banyak terdapat senyawa asam. Bila suatu gugus
hidroksil terikat langsung pada suatu atom karbon dari gugus karbonil
maka akan terbentuk suatu gugus fungsi baru yaitu gugus karboksil.
Senyawa-senyawa yang mengandung gugus karbosil merupakan asam,
karena dalam air senyawa-senyawa tersebut sedikit mengalami ionisasi
dengan pelepasan proton dan dapat dinetralisasikan dengan basa. Asamasam organik pada ummnya lemah dibandingkan dengan asam-asam
mineral dan hanya sedikit berdisosiasi dalam air, tetapi kesanggupannya
membentuk garam-garam yang stabil, bahkan dengan basa lemah natrium
bikarbonat, memberikan sifat-sifat fisika dan kimia yang khas pada
senyawa-senyawa itu.
Asam organik biasa juga kita kenal dengan asam karboksilat,
contohnya asam formiat dan asam asetat. Asam-asam karboksilat bersifat
asam lemah karena asam-asam karboksilat sedikit mengurai di dalam
larutan berair. Selain itu, asam-asam karboksilat ini juga memiliki nilai
tetapan disosiasi (Ka) yang kecil, seperti asam formiat yang nilai Ka-nya
hanya 1,28 x 10-4 atau asam asetat dengan nilai Ka yang hanya berkisar
sekitar 1,8 x10-5.
Selain asam-asam karboksilat ini bersifat asam lemah, masih
banyak lagi sifat fisika dan kimia dari asam-asam karboksilat. Dengan
demikian, sifat fisika dan kimia dapat diketahui dari asam karboksilat dan
turunannya dapat diketahui secara spesifik melalui percobaan asam
karboksilat dan turunannya.

B. Maksud Dan Tujuan Percobaan


1. Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami karakteristik dari asam asetat, karakteristik
dari asam benzoate, esterifikasi dan safonifikasi.
2. Tujuan Percobaan
a. Menentukn proses pembentukan ester
b. Menentukan karakteristik asam benzoate dan asam asetat
berdasarkan bau, kelarutan, dan pH
c. Menentukan reaksi penyabunan
C. Prinsip Percobaan
1. Karakteristik asam benzoate
Penentuan karakteristik asam benzoate dengan cara mencampurkan
asam benzoate dengan aquadest lalu diamati baud an kelarutannya,
kemudian ditambah 1 ml NaOH diamati baud an kelarutannya,setelah
itu diasamkan lagi dengan ditambahkan HCl 3M.
2. Karakteristik asam asetat
Penentuan karakteristik asas asetat dengan cara mencampurkan asam
asetat dengan aquadest lalu ukur pHnya, kemudian ditambahkan
NaOH 1 ml diukur kembali pHnya, setelah itu diasamkan kembali
dengan HCl 3M.
3. Esterifikasi
Penentuan reaksi esterifikasi dengan cara mencampurkan asam asetat
dan etil asetat (pada tabung reaksi I), methanol dan asam salisilat (pada
tabung reaksi II) kemudian diamati baunya, ditambahnkan H2SO4 lalu
dipanaskan kemudian disimpan dalam plat tetes dan diamati baunya.
4. Penyabunan
Penentuan reaksi penyabunan dengan cara mencampurkan metil
salisilat 10 tetes dengan NaOH 6M sebanyak 5 ml. panaskan lalu
dinginkan dan tambahkan 1 ml larutan yang bersifat asam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI UMUM
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang
mengandung gugus karboksil, COOH. Gugus karboksil mengandung

gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini
mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam
karboksilat (Fessenden, 1997).
Sifat kimia yang paling menonjol dari asam karboksilat adalah sifat
keasamannya. Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl. Asam
karboksilat adalah asam lemah. Namun asam karboksilat lebih bersifat
asam daripada alcohol dan fenol, terutama karena stabilisasi-resonansi
anion karboksilatnya (Fessenden dan Fessenden, 1984).
Nama IUPAC suatu asam karboksilat alifatik adalah nama alkana
induknya, dengan huruf akhir a diubah dengan imbuhan oat (Inggris: -e
menjadi oic acid) (Fessenden dan Fessenden, 1984).
Untuk empat asam karboksilat pertama, nama trivial lebih sering
digunakan daripada nama IUPAC. Nama asam format berasal dari formica
(latin: semut) dalam abad pertengahan ahli alkimia memperoleh asam
format dengan menggiling semut merah. Asam asetat berasal dari acetum
latin (cuka). Dalam keadaan ini disebut asam asetat glasial. kata glasial
timbul dari sifat kentalnya asam itu yang membeku menjadi zat-padat
mirip es. Nama asam propionat berarti lemak pertama. Asam propionat
merupakan asam karboksilat pertama (terendah bobot molekul) yang
menunjukkan beberapa sifat asam lemak, yakni asam karboksilat yang
diperoleh dari hidrolisis lemak. Asam butirat dijumpai dalam mentega
tengik (latin: butyrum) (Fessenden dan Fessenden, 1984).
Secara ideal struktur gugus karbonil sesuai untuk membentuk dua
ikatan hidrogen antara sepasang molekul. Sepasang molekul asam
karboksilat yang saling berikatan hidrogen seringkali dirujuk sebagai
dimer asam karboksilat. Karena kuatnya ikatan hidrogen ini (kira-kira 10
kkal/mol untuk dua ikatan hidrogen), asam karboksilat dijumpai dalam
bentuk dimer, bahkan dalam fase uap (Fessenden dan Fessenden, 1984).
Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah,
jelatang dan sebagainya (juga sedikit dalam urine dan peluh). Sifat fisika:
cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan
sempurna. Sifat kimia: asam paling kuat dari asam-asam karboksilat,
mempunyai gugus asam dan aldehida (Riawan, 1990).

Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat


yang paling penting diperdagangan, industri dan laboratorium. Bentuk
murninya disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat
seperti es bila didinginkan. Asam asetat glasial tidak berwarna, cairan
mudah terbakar (titik leleh 7C, titik didih 80C), dengan bau pedas
menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut organik
(Fessenden, 1997).
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:
1. Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam
anorganik padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang
meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau.
Reaksi yang terjadi adalah:
HCOOH + Na+ HCOONa + H2O
2. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus
COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat
reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. Secara umum
reaksinya adalah:
RCOOH + ROH RCOOR + H2O

3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh
dan kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat
teroksidasi sangat lambat.
4. Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa
dapat dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan
asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat.
(Fessenden, 1997).

Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan


dengan alkohol menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan
minyak, sehingga sering juga disebut asam lemak. Pembuatannya antara
lain melalui oksidasi alkohol primer, sekunder atau aldehida, oksidasi
alkena, oksidasi alkuna hidrolisa alkil sianida (suatu nitril) dengan HCl
encer, hidrolisa ester dengan asam, hidroilisa asil halida, dan reagen
organolitium (Wilbraham, 1992).
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang
mengandung gugus CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril.
Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung antara suatu asam
karboksilat dengan suatu alkohol, suatu reaksi yang disebut reaksi
esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi
reversible (Fessenden, 1997).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat tergantung terutama pada
halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari
asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dalam laju pembentukan
ester (Fessenden, 1997).
Dalam suatu reaksi esterifikasi, ikatan yang terputus adalah ikatan
C-O dari asam karboksilat dan bukan ikatan O-H dari alkohol. Bukti untuk
mekanisme ini ialah reaksi suatu alkohol bertanda seperti CH318OH dengan
suatu asam karboksilat. Dalam kasus ini, 18O tetap bersama gugus metil
(Fessenden, 1997).
Ester adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi
COO yang terikat pada dua gugus alkyl, R dan R. Ester yang dianggap
berasal dari senyawa alkana yang disebut alkil alkanoat. Rumus umum
dari alkil alkanoat dinyatakan sebagai : CnH2nO (Fessenden, 1997).
Ester dibuat dari asam karboksilat dan alkohol melalui reaksi
esterifikasi dengan bantuan katalis H2SO4 pekat. Reaksi esterifikasi
sebenarnya merupakan reaksi kesetimbangan (Fessenden, 1997).
Reaksi

esterifikasi bersifat reversible. Untuk memperoleh

rendemen tinggi dari ester itu, kesetimbanghan harus di geser kearah sisi

ester. Suatu teknik untuk mencapai ini adalah menggunakan salah satu zat
pereaksi yang murah secara berlebihan . teknik lain adalah membuang
salah satu produk dari dalam campuran reaksi (misalnya dengan destilasi
air secara azeotrop) (Fessenden, 1997).
Esterifikasi adalah salah satu jenis reaksi dimana reaksi tersebut
untuk menghasilkan ester. Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang
diturunkan dari asam karboksilat (Fessenden, 1997).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat tergantung terutama pada
rintangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari
asam karboksilat

hanya

memeainkan

peranan

kecil

dalam laju

pembentukan ester (Fessenden, 1997).


B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM. 1979: 96)
Nama Resmi
:
AQUA DESTILLATA
Nama Lain
:
Air suling, air baterig, aquadest
Rumus Molekul :
H2O
Berat Molekul
:
18,02
Rumus Struktur :

Pemerian

Penyimpanan
Kegunaan

:
:

Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,


tidak berasa.
Dalam wadah tertutup baik.
Sebagai pelarut

2. Asam Asetat (Dirjen POM.1979 : 41).


Nama Resmi

ACIDUM ACETICUM.

Nama Lain

Asam asetat, cuka.

Berat Molekul

60,05

Rumus Molekul

CH3COOH

Rumus Bangun

Pemerian

Cairan jernih, tidak berwarna,bau


membusuk, rasa asam, tajam.

Kelarutan

Dapat di campur dengan air, dengan etanol


(95%) P, dan dengan glisenol P.

Penyimpanan

Dalam wadah tetutup rapat.

Kegunaan

Sebagai sampel.

3.Natrium hidroksida (Dirjen POM. 1979: 412)


Nama resmi
:
NATRII HIDROXYDUM
Nama lain
:
Natrium hidroksida
Berat molekul
:
40,00
Rumus molekul :
NaOH
Rumus struktur :
Na OH
Pemerian
:
Butiran putih, massa hablur atau keeping
keras, kering, rapuh, dan menunjukkkan
susunan hablur putih, mudah meleleh, basah,
sangat alkalis, dan korosif segera menyerap
CO2
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Pemberi suasana basa
4.Asam klorida (Dirjen POM. 1979: 53)
Nama resmi
:
ACIDUM CHLORIDUM
Nama lain
:
Asam klorida
Berat molekul
:
36,46
Rumus molekul :
HCl
Rumus struktur :
H Cl
Pemerian
:
Tidak berwarna, berasap, bau merangsang,
jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap
dan bau hilang.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai pemberi suasana asam
5. Asam sulfat (Dirjen POM.1979:58)
Nama Resmi
:
ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain
:
Asam sulfat, air keras belerang
Rumus Molekul :
H2SO4
Berat Molekul
:
98,07
Rumus Bangun :

Pemerian

Cairan kental, seperti minyak, korosif tidak

Penyimpanan
Kegunaan

:
:

berwarna, jika di tambahkan ke dalam air


menimbulkan panas.
Dalam wadah tertutup rapat.
Sebagai sampel

6. Metanol (Ditjen POM Edisi III 1979 : 706)


Nama resmi
:
METHANOLUM
Nama lain
:
Metanol
Berat Molekul
:
22,08
Rumus Molekul
Pemerian
Kelarutan

:
:
:

Kegunaan
Penyimpanan

:
:

CH3OH
Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.
Dapat bercampur dengan air,
membentuk cairan jernih, tidak berwarna.
Sebagai sampel
Dalam wadah tertutup rapat

7. Etil asetat (Dirjem POM. 1979: 673)


Nama resmi
:
ETIL ASETAT
Nama lain
:
Etil asetat
Rumus molekul :
CH3COOC2H5
Rumus struktur :

Pemerian
Kelarutan

:
:

Penyimpanan
Kegunaan

:
:

Cairan tidak berwarna, bau khas


Larut dalam 15 bagian air, dapat bercampur
dengan etanol (95%) dan dengan eter
Dalam wadah tertutup rapat
Sebagai pelarut

8. Asam benzoat (Dirjen POM. 1979: 49)


Nama resmi
:
ACIDUM BENZOICUM
Nama lain
:
Asam benzoate
Berat molekul
:
122,12
Rumus molekul :
C7H
Rumus struktur

Pemerian

Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan

:
:
:

Hablur halus dan ringan, tidak berwarna,


tidak berbau
Larut dalam lebih kurang 350 bagian etanol
Dalam wadah tertutup baik
Sebagai sampel

9. Asam salisilaat (Dirjen POM. 1979: 56)


Nama resmi
:
ACIDUM SALICYLICUM
Nama lain
:
asam salisilat
Berat molekul
:
138,12
Rumus molekul :
C7H6O3
Rumus struktur :

Pemerian

Kelarutan

Penyimpanan
Kegunaan

:
:

Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk


berwarna putih, hamper tidak berbau, rasa
agak manis dan tajam
Larut dalam 500 bagian air dan dalam 4
bagian etanol (95%), mudah larut dalam eter
maupun kloroform
Dalam wadah tertutup baik
Sebagai sampel

10. Etil alkohol (Dirjen POM. 1979: 65)


Nama resmi
:
AETHANOLUM
Nama lain
:
Etil alcohol, alkonol, etanol
Berat molekul
:
34,06
Rumus molekul :
C2H6O
Rumus struktur :
CH3 CH2 OH
Pemerian
:
Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak, bau khas,
rasa panas
Kelarutan
:
Sangat mudah larut dalam ar, dalam
kloroform P
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:
Sebagai sampel

BAB III
METODE KERJA
A. Alat Dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu batang pengaduk, botol
semprot, gelas kimia,gelas ukur, kaki tiga, kasa, korek gas, penangas,
pipet tetes, plat tetes,rak tabung, tabung reaksi, spiritus.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu asetat glacial, asam
benzoate, asam klorida, asam salisilat, asam sulfat, aquadest, etil
asetat, indicator pH, methanol, metil salisilat, NaOH.
B. Cara Kerja
1. Karakteristik asam asetat
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 ml H2O dalam tabung reaksi dan ditambahkan
dengan 10 tetes asam asetat glacial.
c. Diukur pH dengan bantuan batang pengaduk
d. Ditambahkan 2 ml NaOH 2M
e. Diukur kembali pHnya
f. Ditambahkan HCl 3M
g. Diukur pH kembali
2. Karakteristik asam benzoat
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 0,1 g asam benzoat dan ditambahkan 2 ml H 2O
kedalam tabung reaksi
c. Diamati baud an kelarutannya
d. Ditambahkan dengan 1 ml NaOH dan diamati kelarutan dan
baunya
e. Ditambahkan HCl 3M dan di ukur pHnya serta amati.
3. Esterifikasi
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dicampurkan asam asetat dan etil asetat didalam tabung reaksi I,
dan pada tabung reaksi II dicampurkan methanol dengan asam
salisilat
c. Diamati baunya
d. Ditambahkan dengan H2SO4
e. Dipanaskan dan diletakkan pada plat tetes

f. Diamati baunya
4. Saponifikasi
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 10 tetes metil salisilat dan 5 ml NaOH 6M pada
tabung reaksi
c. Dipanaskan pada penangas air mendidih sampai 30 menit. Dicatat
perubahannya
d. Didinginkan tabung reaksi pada suhu kamar dengan menempatkan
pada penangas air es
e. Ditambahkan 1 ml HCl 6M sampai larutan bersifat asam
f. Diuji dengan kertas indicator

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Table Pengamatan
1. Karakteristik asam asetat
No
.
1
2
3

Sifat

P / air

P / NaOH

P / HCl

Bau
Kelarutan
pH

Asam
Larut
2 (asam)

Agak asam
Larut
14 (basa)

Asam
Larut
1(asam)

P / air

P / NaOH

P / HCl

Cuka

Cuka
Larut

Cuka
Larut

sempurna
14 (basa)

sempurna
1(asam)

2. Karakteristik asam benzoat


No

Sifat

.
1

Bau

Kelarutan

pH

Tidak larut
4 (asam)

3. Esterifikasi
No.
1

Sampel
Asam asetat + etil
asetat
Asam salisilat +

methanol

Katalis

Keterangan

H2SO4 P

Bau balon AA

H2SO4 P

Bau minyak angin

B. Reaksi
1. Karakteristik asam asetat
O
CH3 C

O
+ H2O CH3 C

O
CH3 C

CH3 C

+ H3O
O

OH

OH

+ NaOH CH3 C

+ H2O
ONa

O
+ HCl

CH3 C

+ H+

OH

HCl O

2. Karakteristik asam benzoat


_
+ H2O

+ H3O
Na

+ NaOH

+ H2O
HClO
+ H+

+ HCl
3. Esterifikasi
O
CH3 COOH

+ C2H5OH

CH3 C

+H2O
OC2H5

C. Gambar
No

Gambar

Keterangan

Sampel uji esterifikasi

Proses pemanasan pada uji


esterifikasi

Sampel uji karakteristik asam


benzoat dan asam stearat

pH asam asetat + HCl (asam)

pH asam asetat + air (asam)

pH asam benzoat + air (asam)


pH asam benzoat + HCl (asam)

pH asam asetat + NaOH (basa)


pH asam benzoat + NaOH (basa)

BAB V
PEMBAHASAN

Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung


gugus karboksil, COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan
sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu
kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997).
Sifat kimia yang paling menonjol dari asam karboksilat adalah sifat
keasamannya. Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl. Asam karboksilat
adalah asam lemah. Namun asam karboksilat lebih bersifat asam daripada alcohol
dan fenol, terutama karena stabilisasi-resonansi anion karboksilatnya (Fessenden
dan Fessenden, 1984).
Nama IUPAC suatu asam karboksilat alifatik adalah nama alkana
induknya, dengan huruf akhir a diubah dengan imbuhan oat (Inggris: -e menjadi
oic acid) (Fessenden dan Fessenden, 1984).
Esterifikasi adalah salah satu jenis reaksi dimana reaksi tersebut untuk
menghasilkan ester. Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang diturunkan dari
asam karboksilat (Fessenden, 1997).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat tergantung terutama pada
rintangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam
karboksilat hanya memeainkan peranan kecil dalam laju pembentukan ester
(Fessenden, 1997).
Pada percobaan identifikasi asam karboksilat, esterifikasi dan penyabunan
ini, dilakukan tiga kali percobaan yaitu karakteristik asam asetat, karakteristik
asam benzoat, dan esterifikasi. Untuk percobaan karakteristik asam asetat cara
kerja dan alasan penambahan bahannya yaitu pertama disiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan. Dimasukkan 2 ml H 2O dan ditambahkan lagi dengan 10
tetes asam asetat glacial ke dalam tabung reaksi. Diukur pHnya dengan bantuan
batang pengaduk, diukur pH disini agar bias dijadikan pembanding antara pH
awal dan PH akhirnya. Ditambahkan 2 ml NaOH 3M sebagai pemberi suasana
basa. Diukur pHnya. Kemudian ditambahkan HCl 3M sebagai pemberi suasana

asam, tujuannya untuk mengembalikan pHnya ke pH semula atau pH awal.


Setelah itu di ukur pHnya dan catat hasil akhirnya. Untuk percobaan kedua yaitu
karakteristik asam benzoat, cara kerja dan alasan penambahan bahannya yaitu
pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dimasukkan 0,1 g
asam benzoat dan ditambahkan 2 ml H2O kedalam tabung reaksi untuk
melarutkan sampel (asam benzoat). Diamati bau dan kelarutannya, agar bias
dijadikan pembanding dengan hasil akhirnya. Ditambahkan dengan 1 ml NaOH,
sebagai pemberi suasana basa. Dan diamati kelarutan dan baunya. Ditambahkan
HCl 3M, sebagai pemberi suasana basayang bertujuan untuk mengembalikan pH
awalnya. Dan di ukur pHnya serta amati. Untuk percobaan ketiga yaitu
esterifikasi, dimana cara kerja dan alasan penambahan bahannya yaitu, Disiapkan
alat dan bahan . Dicampurkan asam asetat dan etil asetat didalam tabung reaksi I,
dan pada tabung reaksi II dicampurkan methanol dengan asam salisilat. Diamati
baunya. Ditambahkan dengan H2SO4 sebagai katalisator. Dipanaskan agar
mempercepat reaksi dan diletakkan pada plat tetes agar mempermudah proses
pengamatan baunya. Diamati baunya dan dicatat hasil akhirnya.
Adapun hasil yang didapatkan dari ketiga percobaan yang telah dilakukan
yaitu yang pertama karakteristik asam asetat pada saat ditambahkan air, berbau
asam, larut dan memiliki pH 3 (asam). Pada saat sampel asam asetat ditambahkan
NaOH, berbau agak asam, larut dan memiliki pH 14 (basa). Sedangkan pada saat
sampel asam asetat ditambahkan HCl, berbau asam, larut dan memiliki pH 4
(asam). Hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan literature yang ada. Yang
kedua yaitu karakteristik asam benzoat pada saat ditambahkan air, berbau cuka,
tidak larut dan memiliki pH 4 (asam). Pada saam sampel asam benzoat
ditambahkan NaOH, berbau cuka, larut sempurna dan memiliki pH 14 (basa).
Pada saat sampel asam benzoat ditambahkan HCl, berbau cuka, larut sempurna
dan memiliki pH 4 (asam). Hasil yang didapatkan sudah sesua dengan literature
yang ada. Yang ketiga yaitu esterifikasi, untuk sampel asam asetat ditambah etil
asetat dan dibantu dengan katalis H2SO4 P menghasilkan hasil dengan bau balon
tiup. Sedangkan untuk sampel asam salisilat ditambah methanol dan dibantu

dengan katalis H2SO4 P menghasilkan hasil denan bau minyak kapak. Hasil yang
didapatkan sudah sesuai dengan literature yang ada.
Adapun factor kesalahan yang mungkin terjadi pada saat praktikum yaitu
kurang telitinya praktikan dalam menimbang, mengukur dan mencocokkan nilai
pH dan bahan-bahan yang digunakan.
Hubungan antara percobaan dengan dunia farmasi yaitu saat penggunaan
morfin yang terbuat dari amida dan asam salisilat sebagai bahan untuk membuat
balsam dan pada proses pembuatan sabun.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut, yang pertama karakteristik asam asetat pada saat ditambahkan air,
berbau asam, larut dan memiliki pH 3 (asam). Pada saat sampel asam
asetat ditambahkan NaOH, berbau agak asam, larut dan memiliki pH 14
(basa). Sedangkan pada saat sampel asam asetat ditambahkan HCl, berbau
asam, larut dan memiliki pH 4 (asam). Hasil yang didapatkan sudah sesuai
dengan literature yang ada. Yang kedua yaitu karakteristik asam benzoat
pada saat ditambahkan air, berbau cuka, tidak larut dan memiliki pH 4
(asam). Pada saam sampel asam benzoat ditambahkan NaOH, berbau
cuka, larut sempurna dan memiliki pH 14 (basa). Pada saat sampel asam
benzoat ditambahkan HCl, berbau cuka, larut sempurna dan memiliki pH 4
(asam). Hasil yang didapatkan sudah sesua dengan literature yang ada.
Yang ketiga yaitu esterifikasi, untuk sampel asam asetat ditambah etil
asetat dan dibantu dengan katalis H2SO4 P menghasilkan hasil dengan bau
balon tiup. Sedangkan untuk sampel asam salisilat ditambah methanol dan
dibantu dengan katalis H2SO4 P menghasilkan hasil denan bau minyak
kapak. Hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan literature yang ada.
B. Saran
1. Untuk asisten
Pertahankan cara membimbingnya yang tidak membosankan.
2. Untuk laboratorium
Tolong perbaiki dan diperlengkap alat-alat, bahan-bahan dan
perlengkapan laboratoriumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.
Bina Aksara. Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. ITB. Bandung.

SKEMA KERJA
1. Karakteristik asam asetat (timbang 1 g)

20 ml H2O + 10 tetes asam asetat glacial

Tabung reaksi

Ukur pH dengan batang pengaduk

+ 2 ml NaOH 2M

Ukur pH

+ HCl 3M

2. Karakteristik asam benzoat


0,1 g asam benzoat + 2
ml H2O

Tabung
reaksi

Amati baud an
kelarutan

+ 1 ml
NaOH

+ HCl 3
M

Ukur pH dan amati

3. Esterifikasi
Asam asetat + etil
asetat

Methanol + asam
salisilat

Amati bau

+ H2SO4

Dipanaskan

Plat tetes

Amati bau

4. Penyabunan
20 ml minyak
sayur
Erlenmeyer

etil alcohol + NaOH


25%

Panaskan selama 20
menit
Dinginkan

Endapan + 150 ml
NaOH
Saring dan endapan
didinginkan

Sabun

Anda mungkin juga menyukai