OLEH
KELOMPOK
VI(ENAM)
GOLONGAN
II (DUA)
ASISTEN
SAMATA GOWA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di alam ini banyak terdapat senyawa asam. Bila suatu gugus
hidroksil terikat langsung pada suatu atom karbon dari gugus karbonil
maka akan terbentuk suatu gugus fungsi baru yaitu gugus karboksil.
Senyawa-senyawa yang mengandung gugus karbosil merupakan asam,
karena dalam air senyawa-senyawa tersebut sedikit mengalami ionisasi
dengan pelepasan proton dan dapat dinetralisasikan dengan basa. Asamasam organik pada ummnya lemah dibandingkan dengan asam-asam
mineral dan hanya sedikit berdisosiasi dalam air, tetapi kesanggupannya
membentuk garam-garam yang stabil, bahkan dengan basa lemah natrium
bikarbonat, memberikan sifat-sifat fisika dan kimia yang khas pada
senyawa-senyawa itu.
Asam organik biasa juga kita kenal dengan asam karboksilat,
contohnya asam formiat dan asam asetat. Asam-asam karboksilat bersifat
asam lemah karena asam-asam karboksilat sedikit mengurai di dalam
larutan berair. Selain itu, asam-asam karboksilat ini juga memiliki nilai
tetapan disosiasi (Ka) yang kecil, seperti asam formiat yang nilai Ka-nya
hanya 1,28 x 10-4 atau asam asetat dengan nilai Ka yang hanya berkisar
sekitar 1,8 x10-5.
Selain asam-asam karboksilat ini bersifat asam lemah, masih
banyak lagi sifat fisika dan kimia dari asam-asam karboksilat. Dengan
demikian, sifat fisika dan kimia dapat diketahui dari asam karboksilat dan
turunannya dapat diketahui secara spesifik melalui percobaan asam
karboksilat dan turunannya.
gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini
mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam
karboksilat (Fessenden, 1997).
Sifat kimia yang paling menonjol dari asam karboksilat adalah sifat
keasamannya. Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl. Asam
karboksilat adalah asam lemah. Namun asam karboksilat lebih bersifat
asam daripada alcohol dan fenol, terutama karena stabilisasi-resonansi
anion karboksilatnya (Fessenden dan Fessenden, 1984).
Nama IUPAC suatu asam karboksilat alifatik adalah nama alkana
induknya, dengan huruf akhir a diubah dengan imbuhan oat (Inggris: -e
menjadi oic acid) (Fessenden dan Fessenden, 1984).
Untuk empat asam karboksilat pertama, nama trivial lebih sering
digunakan daripada nama IUPAC. Nama asam format berasal dari formica
(latin: semut) dalam abad pertengahan ahli alkimia memperoleh asam
format dengan menggiling semut merah. Asam asetat berasal dari acetum
latin (cuka). Dalam keadaan ini disebut asam asetat glasial. kata glasial
timbul dari sifat kentalnya asam itu yang membeku menjadi zat-padat
mirip es. Nama asam propionat berarti lemak pertama. Asam propionat
merupakan asam karboksilat pertama (terendah bobot molekul) yang
menunjukkan beberapa sifat asam lemak, yakni asam karboksilat yang
diperoleh dari hidrolisis lemak. Asam butirat dijumpai dalam mentega
tengik (latin: butyrum) (Fessenden dan Fessenden, 1984).
Secara ideal struktur gugus karbonil sesuai untuk membentuk dua
ikatan hidrogen antara sepasang molekul. Sepasang molekul asam
karboksilat yang saling berikatan hidrogen seringkali dirujuk sebagai
dimer asam karboksilat. Karena kuatnya ikatan hidrogen ini (kira-kira 10
kkal/mol untuk dua ikatan hidrogen), asam karboksilat dijumpai dalam
bentuk dimer, bahkan dalam fase uap (Fessenden dan Fessenden, 1984).
Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah,
jelatang dan sebagainya (juga sedikit dalam urine dan peluh). Sifat fisika:
cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan
sempurna. Sifat kimia: asam paling kuat dari asam-asam karboksilat,
mempunyai gugus asam dan aldehida (Riawan, 1990).
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh
dan kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat
teroksidasi sangat lambat.
4. Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa
dapat dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan
asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat.
(Fessenden, 1997).
rendemen tinggi dari ester itu, kesetimbanghan harus di geser kearah sisi
ester. Suatu teknik untuk mencapai ini adalah menggunakan salah satu zat
pereaksi yang murah secara berlebihan . teknik lain adalah membuang
salah satu produk dari dalam campuran reaksi (misalnya dengan destilasi
air secara azeotrop) (Fessenden, 1997).
Esterifikasi adalah salah satu jenis reaksi dimana reaksi tersebut
untuk menghasilkan ester. Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang
diturunkan dari asam karboksilat (Fessenden, 1997).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat tergantung terutama pada
rintangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari
asam karboksilat
hanya
memeainkan
peranan
kecil
dalam laju
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
:
:
ACIDUM ACETICUM.
Nama Lain
Berat Molekul
60,05
Rumus Molekul
CH3COOH
Rumus Bangun
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
Sebagai sampel.
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
:
:
:
:
:
Kegunaan
Penyimpanan
:
:
CH3OH
Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.
Dapat bercampur dengan air,
membentuk cairan jernih, tidak berwarna.
Sebagai sampel
Dalam wadah tertutup rapat
Pemerian
Kelarutan
:
:
Penyimpanan
Kegunaan
:
:
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
:
:
:
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
:
:
BAB III
METODE KERJA
A. Alat Dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu batang pengaduk, botol
semprot, gelas kimia,gelas ukur, kaki tiga, kasa, korek gas, penangas,
pipet tetes, plat tetes,rak tabung, tabung reaksi, spiritus.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu asetat glacial, asam
benzoate, asam klorida, asam salisilat, asam sulfat, aquadest, etil
asetat, indicator pH, methanol, metil salisilat, NaOH.
B. Cara Kerja
1. Karakteristik asam asetat
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 2 ml H2O dalam tabung reaksi dan ditambahkan
dengan 10 tetes asam asetat glacial.
c. Diukur pH dengan bantuan batang pengaduk
d. Ditambahkan 2 ml NaOH 2M
e. Diukur kembali pHnya
f. Ditambahkan HCl 3M
g. Diukur pH kembali
2. Karakteristik asam benzoat
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 0,1 g asam benzoat dan ditambahkan 2 ml H 2O
kedalam tabung reaksi
c. Diamati baud an kelarutannya
d. Ditambahkan dengan 1 ml NaOH dan diamati kelarutan dan
baunya
e. Ditambahkan HCl 3M dan di ukur pHnya serta amati.
3. Esterifikasi
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dicampurkan asam asetat dan etil asetat didalam tabung reaksi I,
dan pada tabung reaksi II dicampurkan methanol dengan asam
salisilat
c. Diamati baunya
d. Ditambahkan dengan H2SO4
e. Dipanaskan dan diletakkan pada plat tetes
f. Diamati baunya
4. Saponifikasi
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dimasukkan 10 tetes metil salisilat dan 5 ml NaOH 6M pada
tabung reaksi
c. Dipanaskan pada penangas air mendidih sampai 30 menit. Dicatat
perubahannya
d. Didinginkan tabung reaksi pada suhu kamar dengan menempatkan
pada penangas air es
e. Ditambahkan 1 ml HCl 6M sampai larutan bersifat asam
f. Diuji dengan kertas indicator
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Table Pengamatan
1. Karakteristik asam asetat
No
.
1
2
3
Sifat
P / air
P / NaOH
P / HCl
Bau
Kelarutan
pH
Asam
Larut
2 (asam)
Agak asam
Larut
14 (basa)
Asam
Larut
1(asam)
P / air
P / NaOH
P / HCl
Cuka
Cuka
Larut
Cuka
Larut
sempurna
14 (basa)
sempurna
1(asam)
Sifat
.
1
Bau
Kelarutan
pH
Tidak larut
4 (asam)
3. Esterifikasi
No.
1
Sampel
Asam asetat + etil
asetat
Asam salisilat +
methanol
Katalis
Keterangan
H2SO4 P
Bau balon AA
H2SO4 P
B. Reaksi
1. Karakteristik asam asetat
O
CH3 C
O
+ H2O CH3 C
O
CH3 C
CH3 C
+ H3O
O
OH
OH
+ NaOH CH3 C
+ H2O
ONa
O
+ HCl
CH3 C
+ H+
OH
HCl O
+ H3O
Na
+ NaOH
+ H2O
HClO
+ H+
+ HCl
3. Esterifikasi
O
CH3 COOH
+ C2H5OH
CH3 C
+H2O
OC2H5
C. Gambar
No
Gambar
Keterangan
BAB V
PEMBAHASAN
dengan katalis H2SO4 P menghasilkan hasil denan bau minyak kapak. Hasil yang
didapatkan sudah sesuai dengan literature yang ada.
Adapun factor kesalahan yang mungkin terjadi pada saat praktikum yaitu
kurang telitinya praktikan dalam menimbang, mengukur dan mencocokkan nilai
pH dan bahan-bahan yang digunakan.
Hubungan antara percobaan dengan dunia farmasi yaitu saat penggunaan
morfin yang terbuat dari amida dan asam salisilat sebagai bahan untuk membuat
balsam dan pada proses pembuatan sabun.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut, yang pertama karakteristik asam asetat pada saat ditambahkan air,
berbau asam, larut dan memiliki pH 3 (asam). Pada saat sampel asam
asetat ditambahkan NaOH, berbau agak asam, larut dan memiliki pH 14
(basa). Sedangkan pada saat sampel asam asetat ditambahkan HCl, berbau
asam, larut dan memiliki pH 4 (asam). Hasil yang didapatkan sudah sesuai
dengan literature yang ada. Yang kedua yaitu karakteristik asam benzoat
pada saat ditambahkan air, berbau cuka, tidak larut dan memiliki pH 4
(asam). Pada saam sampel asam benzoat ditambahkan NaOH, berbau
cuka, larut sempurna dan memiliki pH 14 (basa). Pada saat sampel asam
benzoat ditambahkan HCl, berbau cuka, larut sempurna dan memiliki pH 4
(asam). Hasil yang didapatkan sudah sesua dengan literature yang ada.
Yang ketiga yaitu esterifikasi, untuk sampel asam asetat ditambah etil
asetat dan dibantu dengan katalis H2SO4 P menghasilkan hasil dengan bau
balon tiup. Sedangkan untuk sampel asam salisilat ditambah methanol dan
dibantu dengan katalis H2SO4 P menghasilkan hasil denan bau minyak
kapak. Hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan literature yang ada.
B. Saran
1. Untuk asisten
Pertahankan cara membimbingnya yang tidak membosankan.
2. Untuk laboratorium
Tolong perbaiki dan diperlengkap alat-alat, bahan-bahan dan
perlengkapan laboratoriumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.
Bina Aksara. Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta.
Wilbraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik 1. ITB. Bandung.
SKEMA KERJA
1. Karakteristik asam asetat (timbang 1 g)
Tabung reaksi
+ 2 ml NaOH 2M
Ukur pH
+ HCl 3M
Tabung
reaksi
Amati baud an
kelarutan
+ 1 ml
NaOH
+ HCl 3
M
3. Esterifikasi
Asam asetat + etil
asetat
Methanol + asam
salisilat
Amati bau
+ H2SO4
Dipanaskan
Plat tetes
Amati bau
4. Penyabunan
20 ml minyak
sayur
Erlenmeyer
Panaskan selama 20
menit
Dinginkan
Endapan + 150 ml
NaOH
Saring dan endapan
didinginkan
Sabun