Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
| 216
I. PENDAHULUAN
Hadits yang sangat popular di atas
selanjutnya meninggalkan pesan yang
paling mendasar bagi dunia ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, baik secara
ontologis dan aksiologis, maupun epistimologis. Bahwa wahyu, akal dan norma
| 217
| 218
| 219
| 220
dan
Pembagian
| 221
| 222
| 223
| 224
| 225
| 226
| 227
menganalogikan
narkotika
kepada
khamr.
2. Bahwa sumber dalil hukum adalah
obyek utama bahasan Ushul Fiqh,
sementara Ushul Fiqh merupakan tempat
pengambilan atau tempat keluarnya dalil
hukum yaitu asal hukum. Ushuliyyun
berpandangan bahwa dalil adalah
sesuatu yang dipakai sebagai hujjah,
yang diambil dari hukum syara mengenai tindakan manusia secara mutlak, baik
yang qathi maupun zhanni. Sementara
yang dimaksudkan dengan hukum
adalah hukum syara, yaitu khitab syari
yang berkaitan dengan tidakan dan
perbuatan mukallaf apakah itu berupa
perintah, pilihan atau ketetapan.
3. Bahwa sumber dalil hukum Islam
menurut mayoritas ulama ushul fiqh
adalah terutama al-Kitab, as-Sunnah, alIjma dan al-Qiyas, meskipun ada
sebagian kecil dari kalangan ulama yang
tidak menjadikan Ijma dan Qiyas
sebagai sumber dalil hukum syara, atau
menjadikan Ij'ma' sebagai dalil tapi
mengesampingkan Qiyas.
4. Bahwa perbedaan ulama dalam menggunakan dalil selain al-Kitab dan alSunnah sebagai sumber dalil hukum
syara lebih disebabkan pada perbedaan
pandangan dalam mencermati makna
dalil yang dimaksudkan. Juga, bahwa
perbedaan ulama dalam mendahulukan
mana yang menjadi urutan pertama
dalam berhujjah apakah akal atau nash,
ini juga terjadi sebagai konsekuensi logis
dari akal manusia yang cendrung
dipengaruhi oleh hawa nafsu, ketimbang
wahyu yang sudah dipastikan kebenarannya.
Catatan Akhir:
1
Al-Syahrasytni, al-Milal wa
Kairo, Bab al-Halaby, 1967, hlm.199.
al-Nihl,
Ibnu Khaldun,
Muqaddimah,
Maktabah dar al-Salam, tth. h.452
Kairo,
Muhammad Maruf al-Dawaliby, alMadkhal ila ilm Ushul al-Fiqh, Damaskus, Dar alilm li al-Malayin, 1965, cet.5, h.2
| 228
12
Kata
fiqh
dalam
al-Quran
keseluruhannya berbentuk fiil atau kata kerja
disebutkan setidaknya sebanyak 20 kali, ini
menunjukkan bahwa kata fiqh adalah bersifat aktif
dan progresif, selalu dinamik dalam setiap peristiwa
atau perbuatan yang menjadi pembacaannya atau
kajiannya. Untuk lebih jelasnya dapat dirujuk ke
dalam beberapa surah antara lain ; Qs. al-Isra; 17;44
dan Qs. Hud; 11;91 yang keduanya bermakna
mengerti. Juga dalam Qs.Thaha; 20; 28, Qs. alAnam; 6; 65 dan 98
14
318
16
20
21
Muhammad Salam Madkur, Manahid alIjtihad fil Islam (Mathbaah al-Ashriyat al-Kuwait,
Jamiat al-Kuwaet, Kuwaet, 1974) h. 187
22
Ibid
25
26
adalah
tempat
28
h.315
| 229
Dengan demikian untuk membedakan dari bacaanbacaan yang lain, Syafii mempergunakan kata alQuran, disamping memang sebagai bacaan. Ini
sangat terkait dengan bacaan Syafii yang
menggunakan bacaan atyau qiraat Mekah,
sebagaimana halnya qiraat Ibnu Katsir. Di sisi lain,
Syafii telah menerangkan mengenai hal ini, dari segi
bahasa berdasar logika dan transmisi, dirayat dan
riwayat. Lebih jelasnya menurut sumber yang
penulis kutip dari ar-Risalat Imam Syafii terjemahan
Muhammad Thaha yang dipengantari Nrkholis
Majid, halaman 6-7, catatan kaki nomor 18, bahwa
diskursus ini dapat disimak lebih lanjut dan rinci
dalam kitab Tarikh Baghdad, karya al-Khatib, jilid 1
(hal.166) dan jilid 2 (hal. 62), serta kitab Thabaqat
al-Qurra, karya Al-Hafizd Ibnu al-Jazari.
35
29
31
Abdul Karim Zaedan,, Al-Wajiz fi Ushul alFiqh (Dar al-Tauzi wa an-Nasyr al-Islamiyah,
Kairo, 1993) cet 1, h .149-50. Jenis pembagian yang
ditempuh oleh Abdul Karim Zaidan ini, juga
dikemukakan oleh Syekh Muhammad al-Khudr Bek,
dalam Syekh Muhammad al-Khudr Bek, Ushul alFiqh (Dar al-Fikr, Baerut, 1998) h. 205.
32
37
38
41
Sebagaimana halnya penggunaan kata alKitab untuk menunjuk al-Quran, penulis juga
mendapati para ulama ushul fiqh lebih cendrung
(bahkan mayoritas) menggunakan
istilah asSunnah ketimbang al-Hadits.
42
49
50
54
Yang dimaksud dengan al-Ashl adalah almaqis alaih (sebutan lainnya, al-mahmul alaih
atau al-musyabbah bih) dengan makna yaitu yang
digunakan sebagai ukuran. Sedangkan al-Faru
(cabang) atau al-Maqis (al-mahmul atau almusyabbah) adalah yang diukur, sesuatu yang
hukumnya tidak terdapat dalam nash dan hukumnya
disamakan kepada al-Ashl. Sementara al-hukm alashl adalah hukum syara yang terdapat dalam
nashnya menurut ashl (asal), dan dipakai sebagai
hukum asal bagi cabang atau al-faru. Lebih
jelasnya dapat dilihat dari Abdul Wahhab Khallaf,
Opcit. h.60
55
Ibid.
58
Ibid h. 88-9
| 230
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abdul Jabbar bin, Syarah al-Ushul
al-Khamsat, di-ta'liq oleh Imam
Ahmad Bin al-Husain Bin al-Hasan
; dan di-tahqiq oleh Abdul Karim
Utsman (Maktbah Wahabah, Kairo,
1996/1416) cet 3
Abu Zahrah, Muhammad, Ushul al-Fiqh
(Dar al-Fikr, Baerut, tth)
Al-Amid, Al-Ihkm fi ushl al-Ahkm (Dar
al-Fikri, Baerut, 1996) Juz I
Al-Jurjni, Ali Ibn Muhammad as-Syayyid
as-Syarf Kitb al-Tarft, (mujam
falsafiy, manthiqiy, shfiy, fiqhiy,
lughawiy nahwiy), di tahqiq oleh Dr
Abdul Munim al-Hifni (Dar arRasyad, Kairo, 1991)
Al-Syahrasytni, al-Milal wa al-Nihl,
Kairo, Bab al-Halaby, 1967.
Anis, Ibrahm, dkk, al-Mujam al-Wasth.
di bawah promotor Hasan Ali
Athiyah dan Muhammad Syauqi
Amin (ttp, Kairo,1872)
Al-Khudr Bek, Syekh Muhammad, Ushul
al-Fiqh (Dar al-Fikr, Baerut, 1998)
Al-Qarnashwi, Abdul Jall, al-Maujiz fi
Ushl al-Fiqh (Al-Ikhwat alAsyiqqat, Kairo, 1965) cet.2
Bouluta, Issa, Dekonstruksi tradisi, Gelegar
pemikiran arab modern, (LKIS,
Yokyakarta, 2001) cet.1
Ibnu
Khaldun, Muqaddimah,
Maktabah dar al-Salam, tth.
Kairo,
| 231
(Makalah),
Majalah,
Islamia,
Jakarta, Vol. II, no 5, 2005
Syafii, Imam, ar-Risalat, Nurkholis Majid
(pengantar), Masdar F. Masudi
(Penyunting), Terjemahan Ahmadie
Thaha, Pustaka Firdaus, Jakarta,
1986
Uwais, Abdul Halim, Fiqh Statis dan
Dinamis
(terjemah),
Bandung,
Pustaka Hidayah, 1998.
Zaedn, Abdul Karm, Al-Wajz f Ushl alFiqh (Dar al-Tauzi wa an-Nasyr alIslamiyah, Kairo, 1993) cet 1
Hamsah Hasan Lc., M. Ag, Lahir di
Jeneponto, 10 Juni 1970, Sejak 2008
menjadi Dosen PNS di Fakultas
Syariah dalam mata kuliah Fiqh
dan Ushul Fiqh, IAIN Palopo, dan
kini sedang menyelesaikan studi s3nya di UIN Syarif Hidayatullah,
Ciputat, Jakarta, jurusan syariah