1. Epidemiologi
Studi sistematis terhadap
etiologi penyakit (penyebab dan asal-usul penyakit)
menggunakan data observasi (yaitu data yang dikumpulkan dari populasi tidak di bawah
pengaturan percobaan terkontrol). Data dibangkitkan melalui survey.
2. Ratio, Proporsi dan Angka
Rasio :
Rasio menunjukkan ukuran relatif dari dua atau lebih nilai.
Rasio adalah perbandingan dua kuantitas serupa yang diperoleh dengan membagi
kuantitas yang satu dengan yang lain. Kuantitas yang satu (pembilang) bukan
bagian dari kuantitas yang lainnya (Penyebut). Rasio ditulis dengan simbol :.
Contoh 1:
Jika terdapat 1 anak laki-laki dan 3 anak perempuan, rasio anak laki-laki terhadap anak
perempuan adalah
1/3
Artinya dari 1 laki-laki terdapat 3 anak perempuan.
Proporsi :
Proporsi adalah fraksi dari total yang memiliki atribut tertentu. Kuantitas yang satu
(pembilang) bagian dari kuantitas yang lainnya (Penyebut).
Contoh 2 :
Dari Contoh 1, banyaknya anak ada 4 orang, proporsi anak laki-laki adalah :
1
4
Jika dikali 100% menjadi 25% artinya 25% dari ana-anak adalah anak laki-laki.
Angka (Rate)
Angka adalah proporsi dalam bentuk khusus-perbandingan antara pembilang dan
penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
Contoh :
Angka kedatangan pada sebuah super market pada setiap jamnya.
Angka Insiden.
Insiden merupakan kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Angka insiden adalah proporsi kelompok individu yang terdapat dalam penduduk
suatu wilayah atau negara yang semula tidak sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu
tertentu, pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru. Formulanya :
d
p k
n
dimana
p penaksir angka insiden
d banyaknya kasus baru
1
k konstanta
Atau
Banyaknya kejadian dalam waktu tertentu
k
Ukuran populasi at risk waktu tertentu
Misalnya, angka insiden kematian penduduk negara A karena penyakit jantung pada
tahun 1990 adalah 247 per 100.000 penduduk.
p
P Prevalensi
I Insiden
D Lamanya sakit
P I D
3. Studi Cross-Sectional
Karakteristik :
Disampling n individu sekaligus
Setiap individu ditelaah ada atau tidak ada Faktor Risiko dan Efek
Hasilnya disajikan pada tabel berikut :
Efek
Jumlah
Ya
Tdk
Faktor
Ya
a
b
a+b
Risiko
Tdk
c
d
c+d
Jumlah
a+c
b+d
n=a+b+c+d
Keterangan :
a = banyaknya subyek dengan faktor risiko yang mengalami efek
b = banyaknya subyek dengan faktor risiko yang tidak mengalami efek
c = banyaknya subyek tanpa faktor risiko yang mengalami efek
d = banyaknya subyek tanpa faktor risiko yang tdk mengalami efek
Ukuran-ukuran
a
ab
c
Prevalens efek pada kelompok tanpa risiko =
cd
Rasio prevalens = Prevalens efek pada kelompok dengan risiko dibagi Prevalens
a
c
efek pada kelompok tanpa risiko =
:
ab cd
Prevalens efek pada kelompok dengan risiko =
Kasus
Risiko +
Risiko -
Kontrol
Risiko +
Risiko a
b
c
d
Ukuran
RO b / c
5. Studi Kohort
Karakteristik :
Faktor risiko diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian tiap individu diikuti sampai
periode waktur tertentu untuk melihat terjadinya efek atau penyakit yang diteliti pada
kelompok subyek dengan faktor risiko dan subyek tanpa faktor risiko.
Tabel pengamatan
Efek
Jumlah
Ya
Tdk
Faktor
Ya
a
b
n1 = a+b
Risiko
Tdk
c
d
n0 =c+d
Jumlah
a+c
b+d
n=a+b+c+d
Ukuran :
Risiko Relatif :
a c
RR
:
ab cd
6. Penentuan Ukuran Sampel (Saple Size)
Penentuan ukuran sampel memegang peranan penting dalam studi epidemoilogo untuk
mengetahui efek dari suatu faktor risiko (
Unsur-unsur ukuran sampel (Tilaki, 2011) :
Perbedaan hasil klinis atau effect size (d) atau margin error
Besarnya kesalahan tipe I atau hasil positif semu
X ~ N 0,1 .
2
1 n
X
~
N
,
, dan Z
i
n i 1
n
/ n
P z /2 Z z /2 1
atau
X
Z
z /2
/ n
X z /2 / n
d X
z /2
d
z
n /2
d
(1)
2
1 n
n
X
~
N
,
i
1
n i 1
n N
X z /2 /
(Lohr, 1999)
1
n
1
n N
1 1
n N
1
21
d 2 z /2
n N
X z /2 /
z
/2
2 z /2
d
z
/2
2
n z /2
z /2
n0
n
2
2 z /2 1 n0
d
z
/2
(2)
n
dimana 0
d2
Untuk Selang kepercayaan Proporsi ukuran sampel yang sama dengan mengganti 2
Oleh P 1 P (Tilaki, 2011). Dalam praktek P diperoleh dari penelitian sebelumnya, pra
survey, expert dll, jika P tidak diketahui biasannya diambil P=0.5 (yaitu variansi terbesar
P(1-P)=0.25.
Berikut Tabel Hasil perhitung ukuran sampel untuk selang kepercayaan 95% , margin
error 5% dan 10% serta P=0.5.
N
10
50
80
100
150
200
300
400
500
800
1000
1500
2000
5000
10000
20000
50000
100000
1000000
Contoh :
Seorang peneliti ingin mengetahui berapakah proporsi balita di daerah A yang telah
mendapatkan vaksinasi polio. Tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan
ketepatan relatif yang diinginkan sebesar 10%. Berapakah ukuran banyaknya subyek
diperlukan ?
Jawab:
Karena tidak ada informasi banyaknya balita di daerah A, maka berdasarkan tabel di atas
banyaknya subyek yang harus diampel adalah n = 96.04=97.
Pengujian Hipotesis Sebuah Mean :
Rumusan Hipotesis :
H 0 : 0
H1 : 0
Statistik Penguji :
X 0
Z
/ n
Z /2
X 0
/ n
(3)
Z1 /2
X 1
Z /2
/ n
(4)
Z /2 Z /2
X 0 X 1
/ n / n
1 0
n Z /2 Z /2
Z /2
1 0
/2
2
Z /2 Z /2 Z /2 Z /2
n
1 0
dimana
1 0
(5)
H1 : 1 2
Statistik Penguji :
X1 X 2 1 2
Z
1 / n1 2 / n2
X2
1 / n1 2 / n2
X 2 1 2
X2
1 / n1 2 / n2
1 / n1 2 / n2
Selisih (6) dan (7) menghasilkan
Z /2 Z /2
(6)
Z /2
(7)
X 2 1 2
1 / n1 2 / n2
1 2
1 / n1 2 / n2
1 2
Asumsikan bahwa
2 n
Z /2 Z /2 1
2
dan
n1 n2 n
2
Z /2 Z /2 2 Z /2 Z /2
n
1 2
(8)
dimana
1 2
nilainya ditentukan oleh peneliti
H1 : P P0
Dengan cara yang sama diperoleh ukuran sampel :
Z /2 P0 1 P0 Z /2 P1 1 P1
n
P1 P0
(9)
8
H1 : P1 P2
Dengan cara yang sama diperoleh ukuran sampel :
Z /2 2 P 1 P Z P1 1 P1 P2 1 P2
n1 n2
P1 P2
(10)
dimana
P P
P 1 2
2
Contoh :
Peneliti melakukan uji klinis untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan efektivitas
obat baru A dengan obat standar B terhadap penyakit X. Proporsi kesembuhan dengan
obat standar adalah 0.50 dan beda klinis yang dianggap penting 0.10. Bila 0.05 (dua
arah) dan power 1 0.80 ,berapakah ukuran sampel diperlukan untuk masing-masing
jenis obat?
Jawab :
1
Z /2 1.96 , Z 0.842 ; P1 0.50 ; P2 0.60 ; P 0.50 0.60 0.55 .
2
Ukuran sampel minimum :
2
Jumlah
Keterangan :
a = banyaknya pasangan yang kedua individu sembuh dengan kedua jenis obat
b = banyaknya pasangan dimana individu yang dikenai obat baru sembuh sedangkan
induvidu yang diberik obat lama tidak sembuh.
c = banyaknya pasangan dimana individu yang dikenai obat baru tidak sembuh
sedangkan induvidu yang diberik obat lama sembuh.
d = banyaknya pasangan yang kedua individu tidak sembuh dengan kedua jenis obat.
Jadi untuk menentukan ukuran sampel diperluka informasi :
a. Proporsi individu dengan respon diskordan, yakni banyaknya subyek yang memberi
respon berbeda dibagi dengan seluruh individu = a b / n .
b. Kekeliruan tipe I .
c. Power 1 .
d. d = perbedaan proporsi yang klinis penting (clinical judment)
Formula ukuran sampel :
Z
n p /2
f Z
d2
f d2
atau
2
Z /2 Z f
np
d2
Tugas :
Tentukan Ukuran Sampel untuk Studi Klinis :
1. Studi Cross Sectional
2. Studi Kasus Kontrol
3. Studi Cohort
10