I. PENDAHULUAN
waktunya
ikan
akan
menetas
menjadi
larva
dan
makanan
dan
parasit
berdasarkan
cara
serta
ukuran
saluran
pencernaan,
sehingga
menyebabkan
setiap
spesies
ikan
cara
mengambil
dan
yaitu bentuk individu baru yang sudah memiliki bentuk tubuh secara sempuran
dan semua organ tubuh telah berfungsi seperti ynag terdapat pada induknya
(Ridwan Manda Putra, dkk, 2014).
Anak ikan yang baru menetas disebut larva dimana tubuhnya belum dalam
keadaan sempurna, baik organ dalam maupun organ luarnya. Dalam bidang
budidaya, larva yang baru keluar dari telur disebut hatchling. Semasa
perkembangannya larva terdiri dari masa prolarva dan postlarva (Ridwan Manda
Putra, dkk, 2014).
Pada masa pro larva, larva tersebut membawa kuning telur yang berguna
untuk cadangan makanan bagi individu ikan diperairan. Cepat lambatnya kuning
telur tersebut habis berbeda satu dengan yang lainya antara individu ikan ini
sangat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain jumlah kuning telur yang
dibawa telur itu sendiri, factor fisologis selama periode embriologi, kondisi
lingkungan separti suhu lingkungan, dan sifat dari sepses itu sendiri. (Ridwan
Manda Putra, dkk, 2014).
Larva ikan yang baru keluar dari cangkang (prolarva) yang belum
memiliki bukaan mulut, sirip belum terbentuk sempurna, membawa kuning telur
sebagai cadangan makanan. Lama masanya menjadi prolarva atau sampai habis
kuning telur bervariasi untuk setiap spesies ikan, biasanya sekitar 3-7 hari. Cepat
lambatnya habis makanan berupa kuning telur itu dipengaruhi oleh jumlah kuning
telur yang dibawah telur, faktor fisiologis selama periode embriologi, kondisi
lingkungan seperti suhu perairan dan sifat dari spesies ikan itu sendiri (Ridwan
Manda Putra, 2014).
Anak ikan yang baru ditetaskan dinamakan larva, tubuhnya belum dalam
keadaan sempurna baik organ luar maupun organ dalamnya. Sehubungan dengan
perkembangan larva ini, dalam garis besarnya dibagi menjadi 2 tahap yaitu pro
larva dan post larva. Untuk membedakannya, pro larva masih mempunyai kantung
kuning telur, tubuhnya transparan dengan beberapa butir pigmen yang fungsinya
belum diketahui. Sirip dada dan sirip ekor sudah ada tetapi belum sempurna
bentuknya dan kebanyakan pro larva yang baru keluar dari cangkang telur ini
tidak mempunyai sirip perut yang nyata melainkan hanya bentuk tonjolan saja.
Mulut dan rahang belum berkembang dan usunya masih merupakan tabung yang
lurus. Sistem pernapasan dan peredaran darahnya belum sempurna. Adakalanya
larva ikan yang baru ditetaskan letaknya dalam keadaan terbalik karena kuning
telurnya masih mengandung minyak. Apabila kuning telurnya sudah habis
dihisap, posisi larva tersebut akan kembali seperti biasa. Larva ikan yang baru
ditetaskan pergerakannya hanya sewaktu-waktu saja dengan menggerakkan
bagian ekornya ke kiri dan ke kanan dengan banyak diselingi oleh istirahat karena
tidak dapat mempertahankan keseimbangan posisi tegak (Effendie, 2002).
2.2. Analisis saluran pencernaan
Menurut (Suprayitno,1991). Jenis makanan yang dapat
diberikan pada ikan terdiri atas dua jenis yaitu makanan alami
dan makanan buatan, makanan alami merupaka jasat-jasat hidup
yang sengaja dibudidayakan untuk diberikan pada ikan sebagai
sumber kalori, sedangkan makanan buatan merupakan formulasi
dari berbagai bahan yang dikonsumsi menurut kebutuhannya.
Kebutuhan
ikan
akan
energi
untuk
metabolisme
kerongkongan,
esophagus,
lambung
serta
usus.
rongga
mulut
(cavum
oris)
(Putra et
al.,
Bond
(1987) lambung
merupakan
tempat
untuk
pendek.
Ikan-ikan
yang
memiliki
umur
panjang
10
beberapa
ukuran
panjang
tubuh
individi
ikan
itu
ketika
kita
mengetahi
berapa
lama
individu
ikan
tersebut telah dipelihara dan kalau kita ingin melacak lebih lanjut
kitadapat mengetahui kapan ikan itu menetas dari telurnya.
(Ridwan Manda Putra,dkk, 2014). Penelitian tentang umur ikan
yang berasal dari perairan sudah dilakukan sekitar 100 tahun
yang lalu (Ricker, 1971).
Penentuan umur ikan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu
1.cara langsung. Apabila kita mengetahui secara pasti jam dan
tanggal telur menetas sampai ikan itu tumbuh besar, cara ini
hanya dapat dilakukan pada individu spesies ikan budidaya.
2.cara tidak langsung. Sedangkan secara tidak langsung yaitu
pada individu spesies ikan yang hidup secara alami.
Metode penentuan umur dengan memperhatikan tandatanda tahunan pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan
pada daerah subtropics (4 musim). Karena ikan-ikan yang hidup
didaerah
subteropis
sangat
terpengaruh
oleh
suhu
pertumbuhan
pada
sisik,
Vertebrae,
tulang
11
(Ridwan
Manda
Putra,dkk,
2014).
Cara
lain
12
metode
pencernaan
praktikum
sebagai
objek
mengenai analisis
dilakukan
isi
dengan
13
dipisahkan
spsies
demi
spesies.
yang
dilakukan
14
4.1. Hasil.
4.1.1.Larva ikan.
Pada praktikum mengenai larva ikan, ikan yang dianalisis
ialah ikan Platy Pedang (Xyphophorus helleri). Berikut klasifikasi
ikan Platy Pedang yaitu:
Ordo : Cprinodontoidea
Famili : Poecilidae
Genus
: Xyphophorus
Spesies
: Xyphophorus helleri.
15
Adapun gambar larva ikan yang didapatkan dari praktikum ini adalah
sebagai berikut :
Panjang usus : 38 cm
Gambar 2. Usus ikan no. 18
Panjang usus : 62 cm
Gambar 3. Usus ikan no. 17
16
Berikut hasil perhitungan volume lambung ikan Tambakan no. 17 dan no. 18
ialah:
a. Lambung ikan no. 18
Volume lambung berisi = 10 ml air + 1,5 ml lambung = 11,50 ml
Volume lambung kosong = 10 ml air + 1,25 ml lambung = 11,25 ml
Volume makan = Volume lambung berisi- Volume lambung kosong
= 1,50 ml- 1,25 ml
= 0,25 ml
b. Lambung ikan no. 17
Volume lambung berisi = 10 ml air + 1 ml lambung = 11 ml
Volume lambung kosong = 10 ml air + 0,5 ml lambung = 10,05 ml
Volume makan = Volume lambung berisi- Volume lambung kosong
= 1 ml- 0,5 ml
= 0,5 ml
17
Tetesan
Jenis
Sapuan
1
Total
10
18
2
Tetesan I
1
Tetesan II
13
15
11
Tetesan III
2
18
Tetesan
Jenis
Sapuan
5 6 7
Total
8
10
24
15
16
11
11
Tetesan III
2
Tetesan III
3
Tetesan III
1
19
dan
asah
kembali
sampai
bentuknya rata
f. Lalu amati di Mikroskop.
20
4.2. Pembahasan.
4.2.1. Larva ikan.
Berdasarkan literature, larva didefenisikan sebagai anak ikan yang baru
menetas. Berkaitan dengan perkembangannya, larva dibedakan menjadi dua tahap
yaitu pro larva dan post larva.
Dari praktikum yang dilakukan, diketahui bahwa larva ikan Platy Pedang
yang diamati merupakan post larva. Post larva ialah larva yang mulai kehilangan
kantung kuning telur, mata berpigment, gelembung udara gelap, mulut terbentuk,
sirip dada membesar, sungut absen atau ada, bentuk badan siliender atau pipih
maupun bervariasi, sebagian besar organ telah terbentuk sehingga di akhir post
larva secara morfologi hampir menyerupai bentuk ikan dewasa.
Sedangkan pro larva adalah larva yang masih memiliki katung kuning telur
berbentuk bundar, oval atau oblong, tubuhnya transparan dengan beberapa butir
pigment. Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi belum sempurna bentuknya,
sedangkan sirip perut berupa tonjolan, mulut dan rahang belum berkembang, usus
21
masih berupa tabung lurus. Sistem pernafasan dan peredaran darah tidak
sempurna, makanan dari kuning telur yang dibawa.
Menurut
Pulungan
(2005)
cepat
lambatnya
habis
adalah
salah
pertumbuhan
satu
dan
faktor
biotik
perkembangan
yang
insekta.
yang
baik
pada
insekta,
karena
dapat
menyolok
karena
ketersediaan
makanan.
Jumlah
tambakan
merupakan
pemakan
tumbuhan
air
22
dalam
ordo
Perciformes,
family
Anabantidae,
genus
dan
kuantitas
makanan
ikan
tergantung
pada
analisis
diketahui
isi
saluran
bahwa
ikan
pencernaan
tambakan
padan
lebih
ikan
dominan
23
pendek.
Ikan-ikan
yang
memiliki
umur
panjang
dalam
24
25
praktikum
dimulai,
sebaiknya
praktikan
saat
praktikum
dapat
berjalan
dengan
lancar.
dilaksanakan
hendaknya
praktikan
telah
Beni.
26
LAMPIRAN
Alat-alat yang digunakan.
27
Pensil
Pena
Penggaris
Penghapus
Nampan / Baki
Tissue
PENUNTUN PRAKTIKUMI
BIOPER
Laporan sementara
Buku Laporan