Anda di halaman 1dari 3

Teori asam basa menurut Lewis

Teori asam basa menurut Lewis didasarkan pada konsep donor atau akseptor pasanganpasangan elektron. Asam menurut Lewis adalah setiap zat atau senyawa yang menerima
pasangan-pasangan elektron untuk kemudian membentuk sebuah ikatan kovalen koordinasi.
Sedangkan pengertian basa menuru Lewis adalah setiap senyawa yang mempunyai pasanganpasangan elektron yang dapat disumbangkan ke zat lainnya dalam pembentukan sebuah
ikatan koordinasi. Aplikasi contoh konsep asam basa menurut Lewis tersebut dapat kita lihat
pada bentuk ikatan senyawa koordinasi yang terdapat pada senyawa kompleks. Ikatan yang
dihasilkan antara atom pusat sebuah senyawa kompleks terhadap ligan yang mengelilinya
merupakan contoh aplikasi dari konsep tersebut dimana atom pusat bertindak sebagai asam
lewis sedangkan ligan yang merupakan basa lemah bertindak sebagai basa lewis.

Kelemahan Teori Ikatan Valensi


Sebagaimana diuraikan di depan bahwa suatu kompleks dapar bersifat paramagnetik atau
diamagnetik. Suatu kompleks bersifat diamagnetik apabila memiliki harga momen magnetik
efektif nol, dan bersifat paramagnetik bila memiliki harga momen magnetikefektif lebih besar
dari nol.
Sampai sekitar tahun 1943 teori ikatan valensi merupakan satu-satunya teori yang
digunakan oleh para pakar kimia anorganik dalam menerangkan struktur dan kemagnetan
senyawa kompleks. Di samping itu, teori ini dapat digunakan untuk meramalkan
kemungkinan struktur dan kemagnetan senyawa-senyawa kompleks yang belum disintesis.
Fakta eksperimen tentang senyawa-senyawa kompleks yang baru berhasil disintesis ternyata
banyak yang cocok dengan ramalan yang didasarkan atas teori ikatan valensi. Meskipun
demikian, teori ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
1. Tidak dapat menjelaskan gejala perubahan kemagnetan senyawa kompleks karena perubahan
temperatur.
2. Tidak dapat menjelaskan warna atau spektra senyawa kompleks.
3. Tidak dapat menjelaskan kestabilan senyawa kompleks
Dari penjelasan di atas diketahui bahwa teori Ikatan Valensi memilii keunggulan
diantaranya:

Relative sederhana (hibridisasi electron)

Dapat menerangkan sifat kemagnetikan dari senyawa kompleks

Sedangkan kelemahan dari Teori Ikatan Valensi yaitu:

Teori ini tidak dapat menjelaskan secara pasti struktur dari kompleks dengan bilangan
koordinasi 4, akankah memebntuk kompleks tetrahedral ataukah segiempat planar.

Contoh: [Cu(NH3)4]2+

dimana 1 elektron yang terdapat pada orbital d cenderung dilepaskan, sehingga akan
membentuk senyawa [Cu(NH3)4]3+ yang sifatnya tidak stabil

Teori ini tidak dapat menjelaskan adanya sifat low spin dan high spin yang dimiliki
octahedral.

TEORI MEDAN KRISTAL


SEJARAH SINGKAT CFT
Dikembangkan oleh fisikawan Hans Bethe (1929) dan John Hasbrouck Van Vleck (19311935) pada tahun 1930-an, tetapi baru berkembang pada tahun 1951. Sebab-sebab timbulnya
teori ini, karena teori ikatan valensi mempunyai beberapa kelemahan, seperti:
1. Terdapatnya warna-warna dalam senyawa kompleks tidak dapat diterangkan dengan teori
ini.
2. Ion Ni2+, Pd2+, Pt2+ dan Au2+, yang biasanya membentuk kompleks planar segi empat
dapat membentuk kompleks tetrahedral atau kompleks dengan bilangan koordinasi 5.
3. Adanya beberapa kompleks yang memilih membentuk outer orbital komplex.
4. Teori ikatan valensi tidak dapat menjelaskan terjadinya spektra elektronik.
5. Keterangan tentang terjadinya kompleks planar segi empat dari [Cu(N3)4]2+.
6. Perbedaan antara kompleks ionik dan komplek kovalen. CFT berhasil menjelaskan
beberapa sifat-sifat magnetik, warna, entalpi hidrasi, dan struktur spinel senyawa kompleks
dari logam transisi, namun ia tidak ditujukan untuk menjelaskan ikatan kimia.
CFT mempunyai kekurangan yaitu tidak bisa menjelaskan adanya ikatan kovalen dan .
Oleh karena itu CFT pada akhirnya digabungkan dengan teori orbital molekul, membentuk

teori ligan medan yang lebih akurat dan menjelaskan proses ikatan kimia pada senyawa
kompleks logam transisi.

Anda mungkin juga menyukai