Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(Makalah 1 Revisi)
Oleh :
Nur Aji, S. Farm., Apt
NPM. 5413220025
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaiakan makalah dengan judul SHAMPO
PENYUBUR RAMBUT.
Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses
pengerjaannya, tapi penulis berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Formulasi Kosmetika II : ibu Prof. Dr. Teti Indrawati, MS. Apt, dan bapak Dr.
rer. nat. Deni Rahmat, Apt, yang telah membantu penulis dalam mengerjakan tugas
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang
juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan karya ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis berikan kepada institusi dan
masyarakat dari hasil karya ini. Karena itu penulis berharap semoga makalah ini
dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI...
Hal.
i
ii
BAB I PENDAHULUAN...
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
Latar Belakang..
Rumusan Masalah.
Manfaat Makalah..
Tujuan Makalah
Anatomi Rambut.
Shampo
2.2.1. Bahan Baku Pembuatan Shampo
2.2.1.1. Deterjen sintetik/ Cleansing agent..
2.2.1.2. Pendispersi Garam Kalsium
2.2.1.3. Foam Booster..
2.2.1.4. Preserpative.
2.2.1.5. Perfume
2.3.
Stabilitas
Dipercepat.
2.2.2.3. Evaluasi Keamanan
Shampo Penyubur Rambut..
2.3.1. Praformulasi Shampo Penyubur Rambut ..
ii
2
2
2
3
3
7
8
8
9
10
10
10
10
11
11
11
11
11
12
12
12
13
13
13
15
15
16
19
19
22
22
BAB IV PENUTUP.....
4.1.
4.2.
Kesimpulan...
Saran.
DAFTAR PUSTAKA..
iii
23
32
32
32
33
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Anatomi Rambut
Rambut merupakan salah satu dari adneksa yang tumbih berasal dari kulit.
Rambut tumbuh dari akar rambut yang adal dalam lapisan dermis kulit dan melalui
saluran folikel rambut keluar dari kulit. Bagian yang keluar dari kulit dinamakan
batang rambut [1].
Ilmu tentang rambut (trichology) membagi rambut manusia kedalam dua
jenis yaitu [1]:
1. Rambut terminal, yang umumnya kasar, misalnya rambut kepala, alis, rambut
ketiak, dan rambut alat kelamin.
2. Rambut vellus, berupa rambut halus pada pipi, dahi, punggung dan lengan
Tetapi pada dasarnya semua rambut dari akar rambut yang jenisnya sama,
maka rambit vellus dapat berubah menjadi rambut terminal. Pada pria dewasa
misalnya kadang kadang rambut vellus di atas bibir dan didagu berubah menjadi
rambut terminal berupa kumis dan janggut kasar. Sementara rambut vellus dapat juga
menggantikan rambut terminal, misalnya padaorang yang kepalanya botak, rambut
kepala yang tadinya panjang dan kasar diganti dengan rambut vellus yang halus[1].
Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut: Folikel
Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang meliputi: 1).
Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring dalam
kulit. 2). Umbi rambut (bulbus pili), yaitu pelebaran bagian terbawah akar rambut.
Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah yang terdiri dari
sel-sel yang membelah dengan cepat dan berperan dalam pembentukan batang
rambut. Dasar umbi rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan ikat,
pembuluh darah dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada matriks
rambut [2].
Selain itu, folikel rambut juga menyelubungi akar rambut, mulai dari
permukaan kulit sampai di bagian terbawah umbi rambut. Pada selubung ini dapat
dibedakan 16drene yang berasal dari dermis dan 16drene yang berasal dari epidermis
[2]
.
Unsur dari epidermis terdiri dari kandung akar luar dan kandung akar dalam.
Kandung akar luar terdiri atas sel bening, dan baru mulai berdiferensiasi pada daerah
ismus tanpa membentuk stratum granulosum. Kandung akar dalam terdiri atas 3
bagian yaitu: lapisan Henle,lapisan Huxley, dan kutikula kandung akar dalam [2].
Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit.
Batang rambut keluar dari kulit secara miring. Batang rambut terdiri atas 3 bagian,
yaitu kutikula (selaput rambut), yang terdiri dari 6-10 lapis sel tanduk dan tersusun
seperti genteng atap; korteks (kulit rambut), terdiri atas serabut polipeptida yang
memanjang dan saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), yang terdiri atas
3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara [2].
Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang
berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut.
Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk
menegakkan rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional [2].
Batang Rambut
a. lapisan paling luar: berkas serat kolagen kasar yang memanjang sesuai
dengan lapisan retikulum dermis.
b. lapisan tengah: lebih tebal sesuai dengan lapisan papila dermis. Lapisan ini
padat sel dan mengandung serat jaringan ikat halus yang tersusun melingkar.
c. lapisan dalam: berupa sabuk homogen sempit yang disebut glassy membran
basal di bawah epidermis
Sarung akar asal epidermis (epitel) mempunyai lapisan luar yang menyambung
dengan lapis-lapis dalam epidermis yang sesuai dengan lapis-lapis permukaan yang
sudah berkembang. Sarung akar rambut luar mempunyai selapis sel poligonal yang
menyerupai sel-sel stratum spinosum epidermis. Sarung akar rambut dalam, sarung
berzat tanduk membungkus[3].
Akar rambut yang sedang tumbuh dan menghasilkan keratin lunak yang juga
ditemukan pada epidermis. Sarung ini tidak tampak lagi diatas muara kelenjar
sebasea dalam folikel [3].
Pertumbuhan rambut: terjadi sebagai hasil mitosis sel-sel matriks yang
berasal dari epidermis dan belum berdiferensiasi yang terletak di atas sekitar puncak
papila rambut. Sel-sel pada dasar folikel akan menjadi sarung akar rambut luar.
Sel-sel matriks rambut: merupakan stratum malpigi epidermis yang akhirnya
menjadi sel-sel berzat tanduk. Pada epidermis bahan keratin lunak terjadi terusmenerus. Rambut mempunyai masa pertumbuhan tertentu, untuk rambut kepala 0-3
tahun, sedangkan bulu mata 3-4 bulan [3].
Akar rambut lepas dari matriks dan rambut rontok tertarik keluar setelah
istirahat folikel memasuki masa pertumbuhan dan berhubungan dengan papil baru
selanjutnya rambut-rambut baru tumbuh dari folikel yang terbentuk tersebut [3].
Fungsi rambut:
1. Sebagai pelindung, pada muara lubang telinga/hidung terhadap benda-benda
yang masuk serta melindungi kulit terhadap sinar ultraviolet dan panas.
2. Mengatur suhu: pengaturan panas dengan cara bulu badan menyimpan panas.
3. Pembuangan keringat dan air: karena permukaan yang lebih luas, rambut
2.2.
Shampo
Shampo merupakan salahsatu jenis kosmetik pembersih rambut dan kulit
[5]
Kadar (%)
12- 20
2- 5
0,001-0,005
0,1- 0,3
0,1- 0,5
0,1- 0,5
78,65- 85,69
Kecenderungan dari shampoo sabun untuk membentuk garam yang tidak larut
karena adanya gugus karboksilat terikat pada ujung rantai panjang hidrokarbon.
Dengan menghilangkan gugus ini,m bayak surfaktan yang mencegah pembusaan dan
pembersihan negatif dari sabun yang telah dikembangkan.
Deterjen
sintetik
secara
normal,
diklasifikasikan
berdasarkan
gugus
hidrofiliknya[1] .
Anionik
Bagian hidrofilik dari surfaktan anionic membawa muatan negatif dalam larutan.
Deterjen ini umumnya lebih bagus dari kelas alin dalam istilah pembusaannya,
pembersihandan hasil akhir. Beberapa anggota kelas ini; Alkil benzen sulfonat;
alkil sulfat primer; alkohol sulfat kedua; alkil benzen polioksietilen sulfonat;
monogliserida tersulfat; alkohol eter sulfat; Sarkosina; sulfasuksinat; igepon;
Maypon.
Kationik
Deterjen kationik dipertimbangkan kurang terkenal dari anionic. Dengan gugus
ini, bagian hidrofilik dari senyawa ini bermuatan positif, biasanya adalah garam
ammonium kuartener.Kationik adalah deterjen yang umumnyakurang aksinya,
kasar untuk kulit dan mata, dan lebih mahal. Satu keuntungan bahwa kationik
memiliki aktivitas bakterisida. Beberapa tipe kationik adalah distearil dimesik,
ammonium
klorida,
dilauril
dimetil
ammonium
klorida,
diiso
butyl
Amfoter
Meskipun
kationik
dan
anionic
tidak
bercampur,
mungkin
untuk
Non ionic
Kelas kedua yang paling luas digunakan dari deterjen sintetik adalah nonionic.
Non ionic busanya rendah, bagaimanapun telah dibatasi penggunaannya sebagai
komponen utama formula. Non ionic mempunyai ketahanan yang sangat baik
terhadap air sadah, juga air laut, sama efektifnya dalam larutan alkali/basa, dan
umumnya lembut pada kulit.
Menurut Bryce & Smart, shampoo komersial yang tersedia sering mengandung
jumlah yang besar dari bakteri gram negatif. Garam fenil merkuri dan formaldehid
kadang-kadang digunakan, walaupun kestabilan keduanya tidak cukup. Bryce &
Smart merekomendasikan penggunaan 2-bromo-2 nitropropan-1,3 diol.
2.2.1.5. Perfume[6]
Parfum adalah pewangi. Dalam shampoo disamping memberikan aroma segar
dan menarik, parfum juga merupakan suatu ciri khas dari sebuah merek. Ada sediaan
kosmetika yang tidak diberikan parfum untuk tujuan penggunaan tertentu, yaitu
sebagai kosmetika yang hipo alergenik.
2.2.1.6. Coloring Agent[6]
Hampir semua sediaan diberikan pewarna sebagai daya tarik. Bahkan jenis
shampoo opaque (keruh) ditambahkan pewarna putih. Pewarna yang diguanakan
dalam shampoo antara lain : CI 19140 kuning, CI 42090 biru, CI 15985 merah. Dan
selanjutnya warna yang di izinkan sesuai yang ditetapkan BPOM.
2.2.1.7. Thickening agent[6]
Kekentalan shampoo perlu ditentukan agar tidak terlalu kental dan tidak terlalu
encer. Terlalu encer memberikan kesan bahan yang terkandung kecil, hal ini
memberikan dampak psikologis pada konsumen seolah-olah bahan yang dibeli encer
dan terlalu banyak air. Dan jika terlalu kental bahan akan menjadi sulit dikeluarkan
dari botol. Untuk shampoo cair kekentalan yang baik adalah 1200- 1800 cps. Bahan
yang meningkatkan viskositas shampoo. Contoh : gom akasia, tragakan, CMC,
Methocel. Kekurangan : dapat membentuk lapisan film pada helai rambut.
2.2.1.8. Humectant[6]
Yaitu zat yang dapatmenarik air dari udara sekelilingnya. Apabila shampoo
mengandung humektan,
10
2.2.1.10.Anti Ketombe[6]
Ada banyak shampoo antiketombe di pasaran, kebanyakan didasarkan pada
bahan antimikroba dalam alam. Shampoo mengandung sejumlah kecil bahan efektif
ini, yang berhubungan dengan kulit kepala dalam waktu singkat. Agar menjadi
efektif bahan aktif ini harus bekerja di lingkungan minyak-air pada kulit kepala dan
berada di kulit kepala untuk melanjutkan aktivitasnya. Karena itu, mudah dimengerti
mengapa shampoo antiketombe tidak cukup keefektifannya. Senyawa antiketombe
tradisional termasuk belerang, asam salisilat, hexakloroform, resorsinol, dan tar.
2.2.1.11. Antistatic Agent[6]
Yaitu zat untuk menghilangkan muatan listrik pada rambut. Rambut bermuatan
listrik static. Antara helai rambut dan helai rambut lainnya yang saling tolakmenolak karena muatan yang sama. Akibatnya rambut yang masih bermuatan listrik
menjadi acak- acakan, tidak rapid an sulit diatur. Supaya rambut mudah diatur, rapi
muatan listrik itu harus di hilangkan dahulu.
2.2.1.12.Botanical extrac[6]
Beberapa ekstrak tumbuhan digunakan dalam shampoo, antara lain algae
extrac, aloe extrac, Chamomile extrac, dll.
2.2.1.13.Chelating agent/ Sequestran[6]
Untuk mencegah pembentukan kapur sabun, ada dua pertimbangan, yaitu
pembentukan sabun kalsium/magnesium tidak larut saat shampoo dicampur dengan
air sadah, dan pengendapan lapisan sabun kapur saat rambut bershampo dibilas
dengan air sadah. Pada kasus terakhir, batas-batas bagian shampoo mungkin dibilas
denagn sebanyak 25-50 bagian akhir. Bahan-bahan ini juga untuk mencegah
pengendapan garam kalsium dan karenanya menjadi sangat penting dalam shampoo
busa. Mengingat keefektifan
11
2.2.1.14.Antioksidan[6]
Antioksidan yaitu untuk mencegah terjadinya oksidasi, oksidasi dapat
menyebabkan bau parfum berubah, warna menjadi pucat. Untuk menjaga stabilitas
dan tidak berubah maka perlu ditambahkan antioksidan pada shampoo seperti
vitamin E, vitamin E asetat.
2.2.1.15.Ultraviolet absorben[6]
Merupakan zat yang dapat menyerap sinar UV, pada shampo dengan botol
transparan mudah ditembus sinar, apalagi shampo dipajang dishow case toko yang
terkena langsung sinar matahari. Sebagai bahan ultraviolet absorbent dalam shampo
adalah uvnul D 50 (Benzophenon 2) dan bhenzophenon 5.
2.2.2. Evaluasi Shampo
2.2.2.1. Evaluasi Sediaan Fisik[7]
Organoleptis[7]
Analisis organoleptis dilakukan dengan mengamati perubahan-perubahan
bentuk, bau, dan warna sediaan sampo. Pengamatan dilakukan setiap minggu selama
8 minggu penyimpanan.
Pengukuran Drajat Keasaman (pH) [7]
Pengukuran pH sediaan sampo dilakukan dengan menggunakan pH meter
digital, dengan cara terlebih dahulu diencerkan dengan air suling dengan
perbandingan 1 : 10. Elektroda pada pH meter digital dicelupkan ke dal am larutan
sampai menunjukkan angka yang stabil. Pengukuran dilakukan seminggu sekali
selama 8 minggu penyimpanan.
Viskositas dan Sifat Alir[7]
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan alat Brookfield.
Caranya adalah dengan menempatkan sediaan sampo antiketombe yang akan
diperiksa dalam gelas piala (200 mL), kemudian diletakkan dibawah alat
viskometer Brookfield model LV dengan tongkat pemutar (spindel) yang sesuai.
Spindel dimasukkan ke dalam sediaan sampai terendam. Pengukuran dilakukan
setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan.
Pengukuran Tinggi Busa[7]
12
menggunakan Piknometer.
b. Memasukkan air ke dalam Stalagnometer.
c. Memasukkan Stalagnometer ke dalam termostat pada temperatur sebesar 250C.
sebanyak kurang lebih 20 helai setiap bagian, kemudian pilih yang terpanjang.
Data statistik panjang rambut kelinci per hari : Panjang rambut hari ke 18
panjang rambut hari ke 9
13
untuk mengetahui apakah terjadi perubahan pada stabilitas fisik sediaan disimpad
selama disimpan 12 minggu pada suhu yang berbeda- beda. Parameter kestabilan
yang diukur adalah homogenitas, warna, baud an pH, tiap 2 minggu selama 12
minggu. Sementara parameter viskositas diperiksa pada minggu ke -0 dan minggu ke
12.
2.2.2.3. Evaluasi Keamanan [7]
Uji Tempel (Patch Test) [7]
Uji keamanan sediaan sampo dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan
sampo pada kulit punggung kelinci, bulu dilokasi tersebut dikerok seluas lebih
kurang 25 cm. Sediaan sampo yang akan diuji dibuat menjadi larutan 2% dalam air,
kemudian baru dioleskan ke lokasi lekatan. Lokasi lekatan dibiarkan terbuka selama
24 jam, dan reaksi kulit yang terjadi diamati. Pengamatan dilakukan setiap hari
selama 3 hari berturut-turut.
Uji Iritasi terhadap Mata[7]
Sebagai binatang percobaan digunakan mata kelinci, dan sebagai sediaan uji
adalah larutan sediaan sampo 10% dalam air. Sebanyak 0,1 mL sediaan yang telah
diencerkan, diteteskan ke dalam salah satu kelopak mata kelinci dan kelopak mata
yang satunya lagi digunakan sebagai kontrol. Pengamatan dilakukan dengan
pertolongan lampu senter selama 1 7 hari setelah penetesan, meliputi reaksireaksi
yang terjadi pada kornea, iris, dan konjungtiva mata.
Reaksi yang terjadi pada kornea, terlihat dengan adanya kekeruhan pada iris
dan berubahnya ukuran pupil atau bahkan adanya pendarahan pada iris. Sedangkan
reaksi yang terjadi pada konjungtiva adalah timbulnya kemerahan, pembengkakan,
dan penutupan kelopak mata.
2.3.
untuk mengurangi Hair loss yang sering dikenal sebagai androgenetic alopecia atau
juga dikenal sebagai kebotakan. Dua factor yang menentukan dalam hal kebotakan
terutama pada pria adalah factor genetika dan androgen. Faktor genetic sangat luas
hal kaitannya dengan kebotakan, folikel rambut terminal yang aktif pada kepala
menjadi sensitive terhadap androgen setelah beberapa waktu. Setiap folikel rambut
14
15
Pria dengan androgenic alopecia biasanya memiliki tingkat yang lebih tinggi
5-alpha-reductase, rendahnya tingkat testosteron total, tingkat yang lebih tinggi
terikat / testosteron bebas, dan tingkat tinggi androgen bebas total termasuk DHT. 5alpha-reductase bertanggung jawab untuk mengubah testosteron bebas menjadi
DHT. Gen-gen selama 5-alpha-reductase dikenal . Enzim yang hadir terutama di
kulit kepala dan prostat. Tingkat 5-alpha-reductase adalah salah satu faktor dalam
menentukan kadar DHT di kulit kepala. [12]
Obat-obat yang mengganggu dengan 5-alpha-reductase (seperti finasteride,
yang menghambat jenis isoform 2 dominan) telah disetujui oleh FDA sebagai
pengobatan untuk rambut rontok. Seks hormon binding globulin (SHBG), yang
bertanggung jawab untuk mengikat testosteron dan mencegah bioavailabilitas dan
konversi ke DHT, biasanya lebih rendah pada individu dengan DHT tinggi. SHBG
yang menurunkan regulasi oleh insulin. [12]
Peningkatan kadar insulin Pertumbuhan Faktor-1 (IGF-1) telah berhubungan
dengan titik botak. Tingginya kadar insulin mungkin tampaknya link antara sindrom
metabolik dan kebotakan. Rendahnya tingkat SHBG pada pria dan wanita yang tidak
hamil juga berkorelasi dengan intoleransi glukosa dan risiko diabetes, meskipun
korelasi ini menghilang selama kehamilan. [12]
Seiring bertambahnya usia, risiko memiliki rambut rontok terlihat meningkat
sehingga pada usia 20 tahun, 20% orang memiliki setidaknya beberapa kerontokan
rambut terlihat dan pada usia 50, 50% orang memiliki setidaknya beberapa
kerontokan rambut terlihat. Counterintuitively, proses penuaan yang sama diikuti
oleh penurunan sama linier dalam 1) Testosteron serum, 2) DHT dan 5-alpha
reduktase, dan 3) 3AAG (penanda perifer metabolisme DHT) dan peningkatan linear
sama serupa pada SHBG. Selanjutnya, tingkat reseptor androgen juga telah terbukti
menurunkan di kulit kepala dengan usia. [12]
Penurunan androgen, reseptor androgen dan peningkatan seiring dalam
SHBG merupakan paradoks dengan peningkatan rambut rontok dengan usia sebagai
Testosteron dan metabolisme DHT perifer diperkirakan mempercepat rambut rontok
dan SHBG diperkirakan melindungi terhadap kerontokan rambut. Rasio T / SHBG,
DHT / SHBG menurun sebanyak sekitar 80% pada usia 80 sehingga efek usia pada
16
hormon adalah sebagai dramatis karena pada rambut rontok dan sekitar perubahan
diharapkan dari antiandrogen seperti finasteride. [12]
Rekonsiliasi paradoks ini belum dilakukan dan mungkin memerlukan
pemahaman yang lebih baik dari reseptor androgen pada kulit, dan menguraikan
mekanisme rambut rontok dan memperoleh pemahaman yang lebih baik dari
sumber-sumber hormon di dalam darah yaitu, kulit, jaringan hati, adiposa dll Yang
menarik, meskipun testosteron bebas menurun secara drastis pada usia 80, tingkat
masih dua kali lipat dengan wanita usia 20 dan adalah mungkin bahwa minimum
yang dibutuhkan dosis testosteron untuk mempertahankan rambut rontok di bawah
ini. [12]
Satu teori, dikemukakan oleh Muscarella dan Cunningham, menunjukkan
kebotakan terjadi pada pria melalui seleksi seksual sebagai sinyal ditingkatkan
penuaan dan kematangan sosial, dimana agresi dan mengambil risiko penurunan dan
memelihara perilaku meningkat. Ini mungkin menyampaikan seorang laki-laki
dengan status sosial yang ditingkatkan tetapi mengurangi ancaman fisik, yang dapat
meningkatkan kemampuan untuk mengamankan mitra reproduksi dan meningkatkan
keturunan menjadi dewasa. [12]
Dalam sebuah studi oleh Muscarella dan Cunnhingham, pria dan wanita
dilihat enam model pria dengan berbagai tingkat rambut wajah (jenggot dan kumis
atau tidak ada) dan rambut kranial (kepala penuh rambut, surut dan botak). Peserta
dinilai setiap kombinasi pada 32 kata sifat yang berhubungan dengan persepsi sosial.
Pria dengan rambut wajah dan mereka dengan rambut botak atau mundur dinilai
sebagai yang lebih tua dari mereka yang dicukur bersih atau memiliki kepala penuh
rambut. Jenggot dan kepala penuh rambut terlihat sebagai lebih agresif dan kurang
sosial matang, dan kebotakan dikaitkan dengan kematangan sosial lebih. Sebuah
tinjauan persepsi sosial kebotakan pola pria telah disediakan oleh Henss (2001).[12]
2.3.1. Praformulasi Shampo Penyubur Rambut
Berikut adalah formula sampo penyubur rambut yang penulis rancang, dapat
dilihat pada Tabel 2.3.
Tabe 2.3.Formula shampoo cair
NO
Bahan
Jml. %
17
Fungsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Cocamide DEA
Polydimethylsiloxane
Methyl paraben
Prophyl paraben
Minyak Tanjung
Sodium Laureth Sulfate
Tetrasodium EDTA
CMC- Na
Retinoida
Minoxidil
Air
4
1
0,15
0,05
QS
10
0,1
3
0,1
3
ad 100
Foam Booster
Conditioner
Pengawet
Pengawet
Parfum
Cleansing Agent
Chelating Agent
Thickening Agent
Zat Aktif
Zat Aktif
Pelarut
18
Nama lain : Sodium monododecyl sulfate; Sodium lauryl sulfate; Sodium monolauryl
sulfate; Sodium dodecanesulfate; dodecyl alcohol, hydrogen sulfate, sodium salt; n-dodecyl
sulfate sodium; Sulfuric acid monododecyl ester sodium salt;
Rumus molekul NaC12H25SO4
Massa molar
288.38 g mol1
Densitas
1.01 g/cm
Titik lebur
206 C
EDETATE
TETRASODIUM
SODIUM;
SALT;
(CARBOXYMETHYL)
ETHYLENEDIAMINETETRAACETIC
GLYCINE,
N,N
TETRASODIUM
ACID
1,2ETHANEDIYLBIS
SALT;
GLYCINE,
[N
N,N'-1,2-
ETHANEDIYLBIS [N- (CARBOXYMETHYL) -, TETRASODIUM SALT; N,N'-1,2ETHANEDIYL BIS [N- (CARBOXYMETHYL) GLYCINE, TETRASODIUM SALT;
N,N'-1,2-ETHANEDIYLBIS [N- (CARBOXYMETHYL) - TETRASODIUM SALT
GLYCINE;
N,N'-1,2-ETHANEDIYLBIS
TETRASODIUM
SALT;
TETRAHYDRATE;
SODIUM
TETRASODIUM
[N- (CARBOXYMETHYL)
EDETATE;
EDETATE;
GLYCINE]
TETRASODIUM
TETRASODIUM
EDE
TATE
EDETATE
DIHYDRATE
White crystalline powder. Solubility in water 1030 g/L, Melting Point >300, Density 6.9
g/cm3. Stability : Stable under normal temperatures and pressures.. Incompatibilities :
Strong oxidizing agents.
CMC-Na
Warna
Rasa
: Tidak berasa
Bau
: Tidak berbau
Pemerian
: Serbuk/granul
Kelarutan
: Mudah terdispersi dalam air (dalam berbagai suhu), praktis tidak larut
Pka/Pkb
: 430
19
Bobot jenis
: 0,78 g /cm3
pH larutan
: 7 sampai 9
Stabilitas
larutan stabil pada pH 2 10, secara umum stabilitas dalam larutan berkisar pada pH 7-9
Inkompatibilitas
presipitas terjadi pada pH<2 dan ketka tercampur dengan etanol (95%) P Na-CMC dapat
membentuk kompleks dengan gelatin dan pectin
Fungsi : pengental
Retinoida
Perian kristalin padat, kelarutan 0,5 mg/ml dalam etanol, Freezing/Melting Point: 174 deg C
( 345.20F), Solubility in water: Insolubl, Molecular Formula: C20H28O2, Molecular
Weight: 300.44. Stabilitas : Stable at normal temperatures in tightly closed containers under
an inert atmosphere. Light sensitive. Inkomapatabiliti dengan senyawa pengoksidasi kuat.
Minoxidil
Sinonim : 6-(1-Piperidinyl)pyrimidine2-4-diamine 3-oxide; 2,3-Dihydro-3-hydroxy-2imino-6-(1-piperidinyl)-4-pyrimidinamine; 2,4-Diamino-6-piperidinopyrimidine 3-N-oxide;
2,4-Diamino-6-piperidinopyrimidine 3-oxide; 2,4-Pyrimidinediamine, 6-(1-piperidinyl)-, 3oxide; 6-Amino-1,2-dihydro-1-hydroxy-2-imino-4-piperidinopyrimidine; 6-Piperidino-2,4diaminopyrimidine 3-oxide. Pemerian serbuk putih, tidak berbau, BM 209.25 g/mole, titik
didih terurai pada temperature: 259C (498.2F) - 261 oC, titik leleh 248C (478.4F),
Kelarutan dalam air dan alkohol
Air
Air yang dibebaskan sesempurna mungkin dari zat anorganik ( mineral ) dibuat dengan
penukar ion yang cocok.
Pemerian
Kelarutan
Fungsi
Pelarut
20
d.
e.
2.3.4. Pengemasan
Kemasan : tertutup rapat tidak tembus cahaya.
21
BAB III
PEMBAHASAN
F1[7]
10
Konsentrasi %
F2[11]
F3
Fungsi
Cleansing agent/ surfactant
Karakteristik Bahan
Texapon
NSO,
Natriumlaurylethersulfat-Lsung
(konserviert);
Form:
liquid;
Colour:
colourless;
27%
Odour:
Foam Booster
CAB-30
Foam Booster
23
Conditioner
0,1
0,15
0,15
Chelating Agent
Preservative
Prophyl paraben
0,05
0,2
0,05
Preservative
kuat.
Warna: Putih, Rasa: Tidak berasa, Bau: Tidak berbau, Pemerian:
Serbuk hablur putih, Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air,
larut dalam 3,5 bagian etanol(95%)P, dalam 3 bagian aseton P,
dalam 140 bagian gliserol P, dandalam 40 bagian minyak lemak,
muda larut dalam larutan alkali, Titik didih: 95 oC 98oC, Bobot
jenis: 180,21 g/molh.Stabilitas: Lebih mudah terurai dengan
NaCl
3,3
Thickener
Minyak Tanjung
Air
QS
Ad
Ad 100
QS
Ad 100
Parfume
Solubilizer
100
25
10
Tetrasodium EDTA
10
0,1
Chelating Agent
Pelarut
Nama IUPAC : Sodium dodecyl sulfate
Massa molar
288.38 g mol1
Densitas
1.01 g/cm
Titik lebur
206 C
EDTA:
EDTA
Qs
Chelating Agent
agents.
Pemerian hablur bening tidak berwarna atau serbuk hablur
granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak
berbau, rasa sangat asam, bentuk hidrat mekar dalam udara
kering. Kelarutan sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol, sukar larut dalam ester.20
Kegunaan dalam bidang farmasi : Sequistering agent 0,3-2,0 %;
26
larutan buffer 0,1-2,0 %; penimbul rasa pada sediaan cair 0,32,0 %. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat. Pada
temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna
CMC-Na
Thickening Agent
putih.
Warna : putih sampai krem, Rasa : Tidak berasaBau : Tidak
berbau; Pemerian : Serbuk/granul; Kelarutan : Mudah
terdispersi dalam air (dalam berbagai suhu), praktis tidak larut
dalam aseton, etanol, eter dan toluene; Titik lebur: 2270 dalam
keadaan terbakar 2520 C; Pka/Pkb: 430; Bobot jenis: 0,78 g
/cm3; pH larutan: 7 sampai 9, Stabilitas: Bersifat stabil
meskipun bahan yang tidak higroskopik dalam bentuk larutan
stabil pada pH 2 10, secara umum stabilitas dalam larutan
berkisar pada pH 7-9, Inkompatibilitas : Tidak bercampur
dengan asam kuat, logam seperti Alumunium presipitas terjadi
pada pH<2 dan ketka tercampur dengan etanol (95%) P NaCMC dapat membentuk kompleks dengan gelatin dan pectin,
Menthol
0,25
Fragrance
Fungsi : pengental
Description.The U. S. P. describes menthol as forming
"colorless, acicular or prismatic crystals, having a strong and
pure odor of peppermint, and a warm, aromatic taste, followed
by a sensation of cold when air is drawn into the mouth.
Menthol is only slightly soluble in water, but imparts to the
27
0,1
Active Ingradient
28
Minoxidil
Active Ingradient
2,4-Diamino-6-piperidinopyrimidine
2,4-Diamino-6-piperidinopyrimidine
3-oxide;
3-N2,4-
6-
29
Karakteristik
a
F1[7]
F2 [11]
Bunga tanjung
shampo dengan tekstur cair yang sedikit kental sehingga mudah dituang.
F3
sampo yang dibuat berbentuk larutan kental sediaan sampo berwarna transparan.
minyak tanjung ke dalam formula menyebabkan adanya bau khas pewangi bunga
tanjung pada sediaan sampo. Berdasarkan stabilitas dapat diketahui bahwa sediaan
tidak mengalami perubahan warna dan tetap beraroma bunga tanjung, selama 8
minggu penyimpanan tetap stabil berwarna bening. Hal ini disebabkan karena
adanya zat pengawet pada sediaan sampo yang dapat mencegah penguraian bahanbahan komponen penyusun formula sehingga pertumbuhan mikroorganisme dapat
dihambat oleh zat pengawet tersebut. Pada Formula 1
kestabilan tinggi busa sediaan sampo selama waktu penyimpanan cukup stabil,
walaupun mengalami naik turun tinggi busa tetapi tidak signifikan. Persyaratan pH
dalam pustaka yaitu berkisar antara 3,9 9,5 dan nilai pH sampo yang terbaik berada
dalam rentang 6 7. Semua sediaan sampo yang diuji memiliki pH rata-rata antara
5,3444 7,3667. Hal ini berarti sediaan sampo yang dibuat telah memenuhi
persyaratan pH sampo. Sampo yang diuji pada formula 1 memiliki viskositas ratarata antara 25,8889 81,1852 poise. Walaupun tidak ada batasan rentang viskositas
dalam sampo, namun kekentalan sampo merupakan hal yang penting, supaya sampo
dapat dituang dengan baik. Pada formula 1 bahwa kestabilan tegangan permukaan
sediaan sampo selama waktu penyimpanan cukup stabil, walaupun mengalami naik
turun tegangan permukaan tetapi tidak signifikan. Hal ini disebabkan karena dalam
formula sampo ditambahkan sodium laureth sulfat yang berfungsi sebagai surfaktan
dan pengemulsi yang dapat menurunkan tegangan permukaan sediaan sampo
menjadi stabil.
30
BAB IV
PENUTUP
31
4.1. Kesimpulan
Formula shampoo cair yang dibuat adalah untuk penyubur rambut dengan
zat tambahan sintetik yaitu retinoid dan minoksidil. Pada formula yang penulis
tulis adalah menggunakan lauryl sulfate dengan foam booster adalah Cocamid
DEA, dan tambahan Polydimethylsiloxane sebagai kodisioner.
4.2. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya diharapka agar formula yang
penulis susun agar dapat diformulasikan dan di uji karakteristik serta afikasinya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
Daftar Pustaka
32
1. Tranggono, RI, dan Latifah, F. Buku Pengantar Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT.
Gramedia. Jakarta. 2007. Hal.33-34.
2.
_______.Kerontokan
Rambut.
Tersedia
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31211/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses pada [16 Oktober 2014].
3.
4.
_______.Perawatan
Kulit
Kepala
dan
Rambut.
Tersedia
:
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUA
RGA/197501282001122-SUCIATI/rambut.pdf. Diakses pada [16 Oktober 2014]
33
TANYA JAWAB
34
2. Apa tujuan dari formulasi krim shampoo dan gel shampoo ? (Mbak Rika)
Jawab : Formula shampoo krim & gel ditujukan agar penetrasi zat aktif lebih
lama.
3. Jika shampoo anda merupakan tipe emulsi surfaktan yang mana yang digunakan
! (Pak Andri)
Jawab : surfaktan yang digunakan adalah teksapon yang sekaligus sebagai
cleansing agent.
4. Bagaimana mekanisme kerja zat aktif saudara ! (Pak Subur Widodo)
Jawab : Vitamin A berperan dalam mempercepat pertumbuhan sel folikel
rambut. Dan minoksidil merupakan vasodilator pembuluh darah sehingga
memperlancar aliran darah menuju folikel rambut sehingga nutrisi dan oksigen
ke arah sel folikel rambut semakin banyak. Dan kedua zat aktif tersebut sudah
dipatenkan dalam US Patent.
5. Kenapa shampoo cair harus menggunakan pengental ? (Pak Deni)
Jawab : pengental dalam shampoo agar tidak mudah tumpah atau meluber ketika
dituangkan.
35