Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Peringatan :
BACAAN KHUSUS DEWASA ( 18 + )
Page of 238
TERMS OF SERVICE :
eBook ini mengandung bahasa dewasa, dan hanya
diperuntukkan bagi yang sudah dewasa saja. Cerita
dalam eBook ini adalah Fiktif belaka, jika ada persamaan
nama, tempat, dan peristiwa maka itu adalah kebetulan
belaka. Dan sekedar saran, jangan terpukau dengan
Content atau isi cerita. Tetapi dapatkanlah inspirasi
bermanfaat yang terkandung di dalamnya.
Sesungguhnya, di dalam kotoran semacam tahi ayam-pun
ada manfaat positifnya, jika anda termasuk kaum yang
berfikir. Maka gunakanlah fikiran sehat anda untuk
mendapatkan intisari hikmah yang positif dari eBook ini.
PENYANGKALGUGATAN
Pernyataan Resmi Penolakan Segala Bentuk
Tuntutan Terhadap eBook Gendam Tantrayana.
Kami menyatakan bahwa eBook Gendam
Tantrayana ini diperuntukkan khusus bagi mereka
yang telah berusia minimal 18 tahun atau telah
dapat bertanggung-jawab secara pribadi di mata
hukum.
***
Seluruh cerita yang ada di eBook Gendam
Tantrayana tidak dijamin kebenarannya atau
akurasinya secara mutlak, karena merupakan
buah pemikiran dan kesimpulan pembelajaran dari
para penulisnya.
i
***
Kami, dengan ini menyatakan bahwa, tak akan
bertanggungjawab kepada siapa pun dan pihak
mana pun, untuk suatu dampak tak bisa
diramalkan dari kehadiran dan isi eBook
Gendam Tantrayana ini di dunia maya ataupun
di dunia nyata dan implikasi penggunaannya, dan
untuk suatu kerugian material atau finansial,
langsung atau tak-langsung, konsekuensial atau
insidensial, sebagai suatu akibat yang muncul
pemakaian informasi yang ada di dalam eBook
Gendam Tantrayana ataupun dari suatu
penyalahgunaan eBook Gendam Tantrayana
di internet dan atau di dunia nyata dan atau
penyalahgunaan isi, data dan atau informasi
terkandung di dalamnya, dan atas kemungkinankemungkinan munculnya masalah tak diharapkan,
yang mana diluar kemampuan dan kendali kami.
***
Pembaca eBook Gendam Tantrayana dengan
ini menyatakan bahwa mempraktekkan isi tulisan
eBook Gendam Tantrayana merupakan
keputusan dan tanggung jawab sendiri dari
pembaca, Penulis Artikel maupun Manajemen
eBook Gendam Tantrayana tidak menanggung
hasil ataupun efek langsung ataupun tidak
langsung dari upaya mempraktekkan isi eBook
Gendam Tantrayana
ii
***
Kami, dengan ini menyatakan bahwa, tidak akan
bertanggungjawab kepada siapa pun dan pihak
mana pun, dalam hal apa pun, untuk suatu
kehilangan, kerugian, atau kerusakan, apa-saja,
mencakup tanpa tak-terbatas pada, kehilangan
laba bisnis, kehilangan informasi bisnis,
kehilangan peluang bisnis, interupsi bisnis,
kerugian pribadi / kelompok, kerugian atau
kerusakan konsekuensial atau insidensial, yang
muncul atau timbul dari penggunaan atau aplikasi
praktek eBook Gendam Tantrayana, karena
situasi dan kondisi, suasana dan keadaan,
sirkumtansi, liputan, cakupan dan rangkuman,
diluar kemampuan dan kendali kami, meski kami
telah diberitahukan akan kemungkinan kehilangan,
kerugian, atau kerusakan sedemikian.
***
Para pembaca eBook Gendam Tantrayana
dengan ini menyatakan bahwa, telah membaca
dengan teliti dan seksama, secara sadar tanpa
paksaan dan tekanan dari pihak mana pun,
mengerti dan memahami kandungan dan maksud
pernyataan ini, dan setuju untuk terikat secara
legal oleh semua termin dan kondisi, tersurat dan
tersirat, terkandung disini, dan setuju untuk
menerima dan melaksanakan tiap pasal
iii
iv
vii
GENDAM TANTRAYANA
PENDAHULUAN
Harun adalah anak tunggal. Keluarga Harun
adalah keluarga yang kaya untuk ukuran
kampung. Keluarga mereka mempunyai berhektarhektar tanah, puluhan sapi, ratusan kambing dan
ayam. Hanya 2 keluarga di desa itu yang memiliki
truk dan mobil pick up, itulah keluarga Harun dan
keluarga Pak Haji Amir. Namun keluarga Harun
masih lebih kaya dari pada keluarga Pak Haji
Amir. Inilah alasan mengapa Bapaknya Harun
yang bernama Seto adalah lurah di desanya. Juga
karena itulah Ibunya, Asih, yang dulu bekas
kembang desa mau menikah dengan Bapaknya
Harun, sedangkan Bapaknya Harun adalah lelaki
pendek gemuk dan wajahnya tidaklah ganteng.
Dikarenakan keluarga Harun adalah keluarga yang
kaya, maka sedari kecil Harun mendapatkan
segala macam fasilitas yang tidak dimiliki orang
lain di kampung, seperti video player VHS. Bahkan
keluarga Pak Haji hanya memiliki video player
Betamax yang gambarnya tak sebagus VHS.
Suatu kali setelah pulang bertamasya dari Jakarta,
Bapaknya Harun membeli video bokep.
Page 1 of 238
15
30
31
41
sehingga meninggalkan bekas cupang di sanasini. Lalu dikulumnya pentil tetek kanan Jannah. Ia
suka sekali sensasi memegang pentil di dalam
mulut. Dijilatinya secara berputar yang membuat
Jannah mulai mendesah lebih keras dan
terkadang mengerang. Lalu disedotnya pentil itu
kuat-kuat karena gemas. Jannah meremas kepala
Harun dengan keras.
Setelah dada kanan Jannah sudah mulai bau
mulut Harun sendiri, dirambahnya bukit yang
sebelah kiri menggunakan lidah dan mulutnya.
Kembali dada itu menjadi berhiaskan bekas
cupang di sana-sini. Begitu bernafsunya Harun
sehingga hampir tiap jengkal gundukan payudara
Jannah dicupanginya, seakan ingin menunjukkan
bahwa daerah itu adalah daerah kekuasaannya.
Setelah puas menjelajahi dada Jannah, Harun lalu
membuka paha Jannah lebar-lebar dan mulai
menjilati jembut Jannah yang memiliki bulu lebih
banyak dari Atik. Bau tubuh gadis ini tercium
santer di daerah selangkangannya menyebabkan
Harun tak bisa menahan diri untuk mulai menjilati
kemaluan gadis itu. Dengan dua jarinya ia buka
bibir memek Jannah lalu mulai menjilat dan
menghisapi memek yang sudah basah kuyup itu.
43
47
Maaaasssss.. enaaaaaaaaakkkk
bangeeettttttttttt..!
Harun merasa Jannah dengan tubuh sekalnya
merangkulnya sangat kuat dan selangkangan
gadis itu berkedut-kedut kelojotan dan memeknya
mencengkram kontolnya begitu keras dan seakan
menyedoti kontolnya dengan cepat dan keras dan
vagina yang sudah basah kuyup itu mengeluarkan
cairan hangat yang lebih banyak lagi yang
membanjiri lubang memek dan mengguyur
kontolnya yang tegang.
Sambil mencupang keras-keras, Harun balas
merangkul Jannah sekuat tenaga lalu
membenamkan kontolnya sejauh mungkin di
dalam lubang peranakan gadis itu, lalu
menyemburkan sperma yang sedari tadi minta
dilepaskan ke dalam rahim gadis itu. Harun
merasakan kontolnya berkedut-kedut berkali-kali,
bahkan kayaknya lebih banyak dibanding
sebelumnya.
Ketika badai orgasme reda, Harun tidak
melepaskan dirinya dari Jannah melainkan tetap
menindih gadis itu lalu mengecupnya di bibir
sekali. Jannah tersenyum dan menatap Harun
yang baru saja mengecupnya lalu mengecup balik.
48
50
54
57
59
68
93
100
106
*****
Hanifah tidak dapat tidur. Cuaca gerah sekali. Ia
hanya memakai kain sebagai pembalut tubuh
karena udara yang panas. Kipas angin tidak
dinyalakan karena ia memang tidak suka tidur
kena kipas angin. Hujan telah reda, tapi entah
kenapa kamar ini panas. Lampu kamar yang
masih menyala mungkin menyebabkan udara lebih
panas lagi, namun ia sudah terlalu malas untuk
mematikan lampu itu.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul dua
malam. Dari yang ia dengar, sudah setengah jam
lalu suami dan guru suaminya itu berhenti
berbicara. Seperti biasanya, suaminya masuk ke
kamar Siti, isteri paling mudanya. Sementara,
sang guru dipersilahkan untuk masuk kamar tamu
oleh suaminya.
Hanifah sangat mencintai suaminya yang ia nikahi
ketika berumur 17 tahun. Saat ia berumur 16
tahun, ia sedang dalam kesusahan besar. Ia kabur
dari rumah karena ibunya telah menikah lagi
dengan ayah tiri yang jahat dan cabul. Hampir saja
ia diperkosa. Sebelum terjerumus ke dunia malam,
ia bertemu dengan Ki Asmoro Dewo yang
menawari pekerjaan sebagai pengasuh anak di
rumahnya.
109
112
114
118
123
128
132
134
136
144
148
151
159
tampil di pikirannya yang berusaha ia tekan jauhjauh. Malamnya Asih masturbasi di kamar,
membayangkan kulit hangat anaknya dan
cumbuan bibirnya di bibir Asih. Ketika Asih tidur,
dalam mimpinya, Harun meminta ibunya agar
jangan memakai BH. Besoknya, Asih tidak
menanggapi mimpi itu.
Asih menunggu sore hari ketika Harun selesai
berlatih sambil membaca majalah. Kembali Harun
duduk di sampingnya. Kedua lengan mereka
bersentuhan. Asih pura-pura membaca
majalahnya terus.
Serius amat baca apa sih?
Harun merubah posisinya, tangan kanan Harun
yang tadi bersentuhan dengannya, kini
diselusupkan ke belakang tubuh Asih yang tidak
menyender sofa, namun belum bersentuhan
dengan tubuh Asih. Sementara, Harun
mencondongkan tubuhnya sehingga wajahnya
melongok dari belakang tubuh ibunya untuk
melihat majalah, ini menyebabkan dada kanan
Harun menyentuh lengan kiri Asih.
Asih merasa tersetrum lagi ketika dada bidang
anaknya menempel di lengan kirinya. Kata Asih,
161
166
176
177
183
BAB SEBELAS
PERTARUNGAN HIDUP DAN MATI
Tubuh Harun gemetar ketika berjalan, namun ia
menahannya. Ia tidak ingin ibunya melihat bahwa
anaknya yang ia andalkan sedang ketakutan.
Maka dengan segala kekuatannya ia berusaha
menekan rasa ketakutannya itu jauh ke dalam
lubuk hatinya yang sedang berdebar keras
memompa darahnya ke sekujur tubuhnya.
Justru di saat seseorang sedang mengalami takut
akan kematian, di sanalah ia dapat merasakan
kehidupan pada puncaknya. Setiap nafas yang
ditarik dan dihembuskan, setiap detak jantung
yang berdebar di rongga dadanya, setiap peluh
yang menetes, setiap tiupan angin di kulit, setiap
langkah kaki yang berderap, barulah secara sadar
dirasakan bahwa kehidupan itu begitu indahnya,
begitu kompleks, begitu rapuhnya
Demikianlah Harun baru merasakan apa artinya
hidup dan sebesar apakah berharganya hidup.
Perasaan itu membuat Harun ingin bergegas
meninggalkan rumah itu saat ini juga. Untuk berlari
jauh demi menyelamatkan diri. Namun,
keluarganya membuat kakinya menjejak lantai
keras-keras, sekeras kemauannya untuk membela
184
186
190
Buka bajumu!
Asih terdiam sejenak, namun karena takut
anaknya akan disakiti, akhirnya dengan tangan
gemetar ia membuka pakaiannya. Dengan sedikit
susah, kedua tangan Asih menjangkau resleting
yang ada di belakang gaun pinknya yang lebar itu.
Gaun itu biasa disandingkan dengan jilbab. Gaun
yang lebar dan tidak menunjukkan aurat sama
sekali. Gaun panjang semata kaki.
Setelah resleting sudah ditarik penuh, maka tali
pinggang Asih kendorkan. Perlahan lalu Asih
menarik pakaiannya sehingga sedikit demi sedikit
tertarik ke bawah. Harun yang penasaran,
mengintip. Kebetulan posisi tidur pura-puranya
adalah menelungkupkan kepala di kedua tangan
di meja, sehingga dengan sedikit mengubah posisi
badannya, ia dapat melihat ibunya dan punggung
Ki JagatSudana.
Perlahan-lahan bahu putih ibunya yang dihiasi tali
BH terlihat. Perlahan pakaian itu terbuka lagi ke
bawah memunculkan sedikit demi sedikit bagian
dada Asih. Akhirnya setelah melewati cup BH,
pakaian itu terjatuh ke lantai. Kulit ibunya putih
namun agak kekuningan, sehingga tidak Nampak
192
195
196
199
Kenapa, nak?
Karena ibu cantik.
terima kasih, nak.
Lalu hening karena Asih juga tidak tahu harus
bilang apa lagi. Ia tidak yakin maunya Ki
Jagatsudana itu apa.
Bocah, kontolmu itu tegang. Pasti kamu nafsu
sama ibumu kan? Ayo bilang ke ibumu! Dasar
bocah ga tau sopan santun!
Ibu..
Ya, anakku.
Aku nafsu sama ibu
Nafsu sama ibu?
Nafsu sama apanya Ibumu? potong Ki
Jagatsudana. Perempuan, minata anakmu untuk
menjelaskan
205
210
219
***
PENUTUP
Masih banyak kejadian yang dialami Harun setelah
ia pertama kali meniduri ibu kandungnya sendiri.
Namun untuk menceritakannya dengan cepat dan
menaruhnya dalam suatu ikhtisar, sangatlah tidak
adil untuk cerita itu sendiri.
Tahukah kau bahwa Harun adalah dukun yang
pernah saya ceritakan terpisah di tempat lain? Ya,
dalam cerita Akibat Ke Dukun.
Untuk bisa sampai ke saat Harun telah menjadi
dukun sukses, Harun melewati berbagai rintangan,
halangan, pengalaman, baik maupun buruk. Sedih
dan senang. Pertemuan dan perpisahan. Harun
melampaui banyak hal sebelum ia menjadi orang
yang sukses. Bukan. Bukan sukses karena harta.
Tetapi sukses, karena Harun pada akhirnya
menemukan kedamaian.
Apakah nanti ada cerita mengenai Harun lagi?
Biarlah waktu yang kan membuka segalanya pada
waktunya. Tidak pernah terlalu cepat, tidak pernah
230
231