Anda di halaman 1dari 7

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR THIAMIN-HCl DALAM

TABLET VITAMIN B1 SECARA HPLC


Fahreza Gusnawan, Syifa Luthfiyani F, Toupan Bilal A, Yayan Sopian, Yuke Djulianti
Kelompok 6 Kelas XIII-2 SMK-SMAK BOGOR
Abstrak :
Validasi merupakan suatu proses evaluasi kecermatan dan keseksamaan yang dihasilkan oleh
suatu prosedur dengan nilai yang dapat diterima. Sebagai tambahan, validasi memastikan
bahwa suatu prosedur tertulis memiliki detail yang cukup jelas sehingga dapat dilaksanakan
oleh analis atau laboratorium yang berbeda dengan hasil yang sebanding. Tujuan utama
validasi metode pada penetapan kadar Thiamin-HCl adalah untuk menghasilkan hasil analisis
yang paling baik. Pada uji presisi didapatkan RSD sebesar 0,64%. Pada uji limit deteksi
didapatkan nilai LOD sebesar 0,5374 dan LOQ sebesar 1,7912. Pada uji jangkauan kerja linear
didapatkan hasil kisaran kerja linear yang baik yaitu pada 0-50 ppm dengan regreasi 0,9990.
Pada uji akurasi didapatkan hasil recovery spike 2,5% sebesar 92,95% dan recovery spike
5,00% sebesar 92,37%. Dengan membandingkan dengan table Horwitz, maka metode
penetapan kadar thiamin-HCl dalam tablet vitamin B1 secara HPLC yang digunakan adalah
valid.
Abstract:
Validation is a process of evaluating the accuracy and precision were generated by a procedure
with an acceptable value. In addition, validation ensures that a written procedure has a clear
enough detail so it can be implemented by different analysts or laboratories with comparable
results. The main objective validation methods on thiamine-HCl assay is to produce the best
analytical results. In the test precision of 0.64% RSD obtained. In the test detection limit
obtained LOD value for 0.5374 and LOQ of 1.7912. In the linear working range test showed a
good linear working range is 0-50 ppm with regreasi at 0.9990. In the accuracy test showed
2.5% spike recovery was 92.95% and 5.00% spike recovery was 92.37%. By comparing with
table Horwitz, the assay method thiamin-HCl in tablets of vitamin B1 used in HPLC is valid.

PENDAHULUAN

karakteristik performa yang dibutuhkan.

Verifikasi metode adalah suatu tindakan

Spesifikasi analisis dapat menjadi acuan

validasi

untuk

metode

tetapi

hanya

pada

merancang

proses

verifikasi.

beberapa beberapa karakteristik performa

Rancangan yang baik akan menghasilkan

saja.

informasi

Laboratorium

harus

menentukan

yang

dibutuhkan

serta

meminimalisir tenaga, waktu, serta biaya.

Saat

ini

KCKT

merupakan

Pemilihan parameter validasi atau verifikasi

pemisahan yang diterima secara luas untuk

tergantung pada beberapa faktor seperti

analisis dan pemurnian senyawa tertentu

aplikasi, sampel uji, tujuan metode, dan

dalam

suatu

peraturan lokal atau internasional.

antara

lain

sampel
:

dalam

farmasi,

tekhnik

sebidang,
lingkungan,

Berbagai definisi mengenai validasi

bioteknologi, polimer dan industri-industri

metode dikemukakan, diantaranya sebagai

makanan. Beberapa perkembangan KCKT

berikut:

terbaru antra lain : miniaturisasi`sistem

a. Menurut SNI 19-17025-2000, validasi

KCKT, penggunaan KCKT untuk analisis

metode adalah konfirmasi pengujian dan

asam-asam

pengadaan

analisis karbohidrat dan analisisi senyawa-

bukti

yang

objektif

bahwa

persyaratan tertentu untuk suatu maksud


yang

khusus

nukleat,

analisis

protein,

senyawa kiral.

dipenuhi.

Kromatografi

kinerja

(HPLC,

metode

Chromatography) merupakan suatu tekhnis

proses

penetapan

analisis

memberikan data analisis yang berguna.

berkembang. Cara ini ideal untuk analisis

c. Menurut Horwitz, 2002, validasi metode

beragam obat dalam sediaan dan cairan

adalah

biologi,

pendemonstrasian

dan

konfirmasi kinerja khusus metode analisis


sebagai

fungsi

mutu

dan

statistik

pada

kondisi

yang

ditentukan.

karena

paling

cepat

sederhana

dan

kepekaannya tinggi.

pengukuran

operasi

yang

Liquid

kesesuaian sistem pengukuran untuk dapat

proses

obat

Performance

tinggi

b. Menurut Wood et al. 1998, validasi


adalah

High

cair

KCKT paling sering digunakan


untuk
senyawa

menetapkan
tertentu

kadar
seperti

senyawaasam-asam

Dari ketiga definisi di atas, dapat

amino, asam-asam nukleat, dan protein-

disimpulkan bahwa validasi mengandung

protein dalam cairan fisiologis; menentukan

parameter

pengujian

kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk

terhadap suatu metode sehingga dapat

hasil samping proses sintetis, atau produk-

melengkapi bukti-bukti untuk menyatakan

produk degradasi dalam sediaan farmasi;

kesesuaian metode terhadap persyaratan

memonitor sampel-sampel yang berasal

dan tujuan yang telah ditentukan.

dari lingkungan ; memurnikan senyawa-

konfirmasi

secara

senyawa
TINJAUAN PUSTAKA

dalam

memisahkan

suatu

polimer

dan

campuran

menentukan

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

distribusi berat molekulnya dalam suatu

atau KCKT atau biasa juga disebut dengan

campuran; kontrol kualitas dan mengikuti

HPLC

jalannya

(Hight

Performance

Liquid

reaksi

sintetis.

Keterbatasan

Chromatograhy ) dikembangkan pada akhir

metode KCKT adalah untuk identifikasi

tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an.

senyawa, kecuali jika KCKT dihubungkan

dengan

spektrometer

Keterbatasan

massa

lainnya

(MS).

adalah

jika

sampelnya sangat kompleks, maka resolusi


yang baik sulit diperoleh.
VITAMIN B1
Vitamin B1 ini dikenal sebagai penambah
energi.

Karena itu Anda akan

sering

menemukan komposisi vitamin ini dalam


label minuman penambah energi atau
suplemen. Hal disebabakan salah satu
kemampuan
mengubah

vitamin

B1

karbohidrat

yang

mampu

menjadi

energi.

METODE ANALISIS
Alat:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

HPLC
Labu ukur 50 ml
Labu ukur 100 ml
Pipet volum 5 ml
Piala gelas 400 ml
Corong
Kertas saring No. 41
Kertas saring milipore
Syringe
Vial
Tissue

Bahan:
1 Vitamin B1
2 Aquadest
3 Buffer Posfat
Cara Kerja:

Selain itu, Vitamin B1 juga membantu


mengoptimalkan

kerja

otak.

Diketahui

konsumsi vitamin B1 yang bisa membuat


otak lebih optimal adalah 1,1 mg untuk pria,
1,2 mg untuk wanita hamil, dan 1,4 mg
untuk

wanita

menyusui.

Namun

ada

pendapat lain yang menyebutkan bahwa


vitamin B1 bisa dikonsumsi hingga 50

sampai 1000 mg dan tidak mengalami


gejala

efek

Kekurangan

samping
vitamin

menyebabkan

apapun.

B1

beberapa

dapat

penyakit

beri-beri.

masalah

kesehatan. salah satu yang paling terkenal


adalah

Anda

pasti

pernah mendengar penyakit ini waktu di

sekolah dasar. Penyakit ini menyerang


saraf

dan

kemampuan
polyneuritis.

menyebabkan
motorik

terganggunya

seseorang

akibat
5
6

Pembuatan Deret Standar


Ditimbang standar thiamin-HCl (pa)
sebanyak
0,1000
gram
dan
diencerkan dengan buffer posfat
dalam labu ukur 100 ml. Didapat
larutan standar 1000 ppm
Dimasukan Larutan standar ke
dalam buret dan diturunkan ke
dalam labu ukur 50 ml dan dibuat
deret standar 0-50 ppm
Disaring dengan kertas saring
milipore
Ditampung Filtrat dalam vial dan
siap diinjeksikan
Persiapan Contoh
Ditimbang 0,2000 gram contoh
vitamin B1
Dimasukkan ke dalam labu ukur
100 ml, dilarutkan dengan buffer
posfat, dikocok selama 5 menit
Dihimpitkan, dibiarkan mengenap,
disaring dengan kertas saring
whatman 41
Dipipet 5 ml filtrat ke dalam labu
ukur 50 ml, diencerkan dengan
buffer
posfat,
dihimpitkan,
dihomogenkan
Disaring
menggunakan
kertas
saring milipore
Filtrat ditampung dalam vial dan
siap diinjeksikan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Presisi
Tabel 1.Kadar tiamin-HCl dalam vitamin B1
tablet (KCKT)
No.
Kadar Thiamin (%)
1
11,68
Ripitabilitas
2 Kisaran
11,80
Konsentrasi
Analat 11,92(%RSD)
3
4 100%
11,83 1%
5 10%
11,79 1,5%
6 1%
11,74 2%
7 0,1%
11,67
No 3%
Konsentrasi
8 0,01%
11,67 4% (ppm)
9 10 ppm
11,74
1 6%
0
10 1 ppm
11,84
2 8%
5
10 ppb
Rata-rata
11,78
3 15% 10
SD
0,07593
4
15
RSD
0,64%
5
20
RSD =
6
30
7
8
9

50
75
100

SD
100
ratarata

0,07593
100
11,78

= 0,64%
Tabel 2. Rekomendasi Horwitz terhadap nilai
RSD berdasarkan daerah konsentrasi
pembacaan

Kisaran Kerja Linear


Tabel 3. Hubungan nilai luas area terhadap
konsentrasi standar dalam penentuan
daerah konsentrasi linear (KCKT)

Limit Deteksi

Tabel 4. Luas area standar 10 kali


pembacaan pada penetapan limit deteksi
instrumen (IDL) secara KCKT

Luas Area
0,0000
257,0605
496,4235
756,3652
991,2006
1457,5432
2437,9878
3323,6598
3356,3656

Koefisien
Korelasi
0,9998

0,9999
0,9999
0,9998
0,9999
0,9980
0,9751

No

1
2
3
4
5
6
Rata-rata
Slope
SD
IDL
LOQ

Konsentras
i Standar
(ppm)
0,05
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
25,26
122,7211
21,9823
0,5374
1,7912

Luas Area
Pembacaan
0,00
0,60
20,02
38,71
42,20
50,65

Tabel 6. Hasil penentuan recovery spike 2,50% (KCKT)


Bobot
Sampe
l
(gram)
0,2006
0,2005
0,2004
0,2000
0,2000
0,2004
0,2003
0,2004
0,2002
0,2005

Samp Konsent Samp


el
rasi
el +
Kontro
Spike
Spike
l (%)
2,50%
2,50%
11,68
2,49
14,09
11,80
2,49
14,01
11,80
2,50
14,12
11,92
2,50
14,18
11,83
2,50
14,10
11,79
2,50
14,05
11,74
2,50
14,06
11,67
2,50
14,09
11,74
2,50
14,21
11,84
2,49
14,10
Recovery Rata-Rata

Hasil
Perole
han
(%)
0,08
0,28
0,18
0,24
0,23
0,24
0,18
0,08
0,03
0,23

Pers
en
Hilan
g (%)
3,21
11,24
7,20
9,60
9,20
9,20
7,20
3,20
1,20
9,24
7,05

Recov
ery
(%)
96,79
88,76
92,80
90,40
90,80
90,80
92,80
96,80
98,80
90,76
92,95

Tabel 7. Hasil Penentuan Recovery Spike 5,00%

Nomer

Bobot
Sampel
(gram)

Sampel
Kontrol
(%)

Konsentrasi
Spike 5,00%

Sampel +
Spike
5,00%

Hasil
Perolehan
(%)

Persen
Hilang
(%)

Recovery
(%)

1
0,2005
2
0,2005
3
0,2004
4
0,2002
5
0,2000
6
0,2004
7
0,2003
8
0,2000
9
0,2002
10
0,2004
Recovery Rata-rata

11,68
11,80
11,80
11,92
11,83
11,79
11,74
11,67
11,74
11,84

4,99
4,99
4,99
5,00
5,00
4,99
4,99
5,00
5,00
4,99

Tabel 8. Rekomendasi Horwitz terhadap


recovery berdasarkan daerah konsentrasi
pembacaan
Konsentrasi
Analat
100%
10%
1%
0,1%
10 ppm
1 ppm
10 ppb

Batasan Recovery
98-101%
95-102%
92-105%
90-108%
80-115%
75-120%
70-125%

DAFTAR PUSTAKA
http://ekaandrians.blogspot.com/2013/04
/hplc.html
http://ifahkadrie.blogspot.com/2012/05/v
alidasi-metode-analisis.html
http://noviechemist.blogspot.com/2013/01/l
aporan-praktikum-hplc.html

16,26
16,28
16,27
16,46
16,42
16,40
16,39
16,50
16,54
16,42

0,41
0,51
0,52
0,46
0,41
0,38
0,34
0,17
0,20
0,41

8,20
10,22
10,42
9,20
8,20
7,62
6,81
3,40
4,00
8,22
7,63

91,80
89,78
89,58
90,80
91,80
92,38
93,19
96,60
96,00
91,78
92,37

KESIMPULAN
Dari
hasil
data
uji
presisi
didapatkan RSD sebesar 0,64%. Jika
dibandingkan dengan tabel Horwitz yang
mempunyai nilai ripitabilitas 1,5% maka
presisi alat falam kondisi baik dan akurasi
sesuai dengan rekomendasi tabel Horwitz.
Kisaran kerja linear yang baik yaitu pada 050 ppm karena memiliki regresi 0,9999.
Sedangkan limit deteksi diperoleh LOD
sebesar 0,5374 dan LOQ sebesar 1,7912.
Maka metode penetapan kadar thiamin-HCl
dalam tablet vitamin B1 secara HPLC yang
digunakan adalah valid.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/dru
ginfo/natural/965.html

Anda mungkin juga menyukai