METALURGI FISIK
Disusun Oleh :
Kelompok : 4
Nandar Firdaus Saputra (2112142001)
Fadlan Febrian Nugraha (2112142012)
Ahmad Taufik (2112142029)
Gilang Mardiana (2112142031)
Ramdani (21122142040)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas Laporan Praktikum mata kuliah Metalurgi
Fisik.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan literatur yaitu buku-buku yang berkaitan dengan
Metalurgi Fisik dan data-data dari media elektronik seperti internet. Tak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak Adi Ganda, S. T, M. T sebagai dosen mata kuliah Metalurgi Fisik atas bimbingan
dan arahan dalam laporan ini, serta kepada rekan-rekan dan asisten dosen yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Saya harap, dengan membaca laporan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini
dapat menambah wawasan kita mengenai Metalurgi Fisik.
Memang laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HEAT TREATMENT..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1
Latar Belakang......................................................................................
1.2
Tujuan.....................................................................................................
Heat Treatment......................................................................................
2.2
2.3
2.4
Latar Belakang....................................................................................
1.2
Tujuan...................................................................................................
2.2
Metoda Jominy....................................................................................
Data Pengamatan.................................................................................
4.2
Analisis..................................................................................................
BAB V KESIMPULAN........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................
METALOGRAFI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
1.1
Latar Belakang....................................................................................
1.2
Tujuan...................................................................................................
Teori dasar............................................................................................
2.2
2.3
2.4
Aturan Fasa..........................................................................................
2.5
Metoda Praktikum..............................................................................
Data.......................................................................................................
4.2
Analisa..................................................................................................
BAB V KESIMPULAN........................................................................................
5.1
Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................
HEAT TREATMENT
BAB I
PENDAHULUAN
Perlakuan
panas
adalah
proses
pemanasan dan
pendinginan
untuk
menghasilkan sifat sifat yang diinginkan. Prinsip perlakuan panas ini pada
dasarnya sangat sederhana, yaitu logam dipanaskan dengan laju pemanasan
tertentu hingga mencapai temperature tertentu dan kemudian ditahan pada
temperature tersebut dengan waktu tertentu serta akhirnya didinginkan dengan
laju pendinginan tertentu pula.
Hardening
Surface Hardening
Precipitation Hardening
Tempering
Spherodizing
Stress relieving
Martempering
Normalizing
peaustemring
Annealing
baik yang dapat digunakan mengubah sifat-sifat mekanik dari suatu material. Pada
zaman dahulu logam yang
6.
Treatment.
Menjelaskan hubungan antara media pendingin, laju pendinginan,
7.
BAB II
LANDASAN TEORI
baja,
tempering
dilakukan
untuk
"menguatkan"
logam
dengan
5. Case Hardening
Case Hardening adalah teknik di mana permukaan logam diperkuat dengan
menambahkan lapisan halus di bagian atas paduan logam lain yang umumnya
memberikan lapisan luas pada benda yg akan disepuh dengan keras. Lapisan ini
disebut lapisan karbonasi.
2. Karbonitriding, merupakan modifikasi teknik metalurgi permukaan yang
digunakan
untuk
meningkatkan
kekerasan
permukaan
logam,
sehingga
mengurangi keausan. Selama proses ini, atom karbon dan nitrogen menyebar
interstitially menjadi logam, menciptakan hambatan untuk slip, meningkatkan
kekerasan dan modulus dekat permukaan. Carbonitriding sering diterapkan pada
murah, mudah mesin baja karbon rendah untuk menanamkan sifat permukaan
lebih mahal dan sulit untuk bekerja nilai dari baja. Permukaan kekerasan berkisar
bagian carbonitrided 55-62 HRC.
3. Cyaniding, disebut karbonitriding cair, merupakan proses dimana terjadi
absorbsi karbon dan N1 untuk memperoleh permukaan yang keras pada baja
karbon rendah yg sulit dikeraskan. Proses ini dilakukan dengan rendaman air
garam terhadap karbonat natrium dan sianida natrium yang dicampur dengan
salah satu bahan klorid
4. Nitriding, suatu proses pengerasan permukaan dalam hal ini baja paduan
spesial dipanaskan untuk waktu yg lama dalam suatu atmosfer dan gas nitrogen.
Baja dipanaskan sampai 510dalam link gas amonia. Nitrid yang diserap oleh
logam akan membentuk nitrid yang keras tersebar merata pada permukaan
logam. Seluruh baja dan besi cor yang dapat dikeras haruslah dikeraskan dan
ditemper dahulu sebelum dilakukan proses nitriding, dimana temperatur
tempering harus cukup tinggi untuk menjaga kestabilan struktur pada proses
nitriding (minimal 10oC diatas temperatur nitriding).
Proses nitriding dilakukan dengan tujuan:
- mendapatkan kekerasan permukaan yang tinggi
- meningkatkan ketahanan pakai dan sifat antigalling
BAB III
METODA PRAKTIKUM
Selesai
BAB IV
DATA DAN ANALISA
TANGGAL PRAKTIKUM : 20 Desember 2014
No
1
2
.
3
.
4
.
Spesime
n
Kekeras
an Awal
AISI
4140
AISI
4140
AISI
4140
AISI
4140
Temperat
ur
Pemanasa
n
20.9
900C
20.9
900C
20.9
900C
20.9
900C
Waktu
Penahana Pendinginan
n
30
menit
30
menit
30
menit
30
menit
Quenching
air
Annealing
Normalizin
g
Quenching
oli
Kekeras
an Akhir
58,5
28.8
20
39,2
Kekerasan
Kekerasan awal
Quenching Air
Normalizing
Quenching Oli
Annealing
Setelah proses heat treatment maka terjadi perubahan struktur pada logam. Ini
terbukti setelah dilakukannya uji kekerasan seperti pada table diatas.
Proses heat treatment juga bertujuan untuk memperbaiki mampu mesin,
mampu bentuk, memperbaiki keuletan dan kekuatan material.
Ke
t
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Incropera, F.P., dan Dewitt, D.P., Fundamental of Heat and Mass
Transfer, John Wiley & Sons, 2002.
2. Laurance H. Van Vlack.2001. Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa
Material Edisi keenam. Erlangga : Jakarta.
3. Surdia, Tata & Saito, Shinroku. 1992. Pengetahuan Bahan Teknik.
(edisi kedua). Pradnya Paramita :Jakarta.
4. http://www.steelindonesia.com/article/02heat_treatment.html
5. Callister Jr. William D. 1994. Material Science and Engineering edisi
VB.H. Amstead. Teknologi Mekanik.1992
6. B.H. Amstead, Philip F Ostwald dan Myron L. Brgman, Teknologi
Mekanik jilid I, 1981
7. Rajan T.V., C.P. Sharma dan Ashok Sharma Heat Treatment Principles
And Techniques.
8. Ashok Sharma, Heat Treatment Principles and Techniques.
LAMPIRAN
Tugas :
1. Gambar skematik siklus proses perlakuan panas
sampai temperatur marata disusul dengan perbandingan secara perlahanlahan sambil dijaga agar temperatur bagian luar dan dalam kira-kira sama
hingga diperoleh struktur yg diinginkan dengan menggunakan media
pendingin udara.
- Normalizingadalah proses peningkatan suhu sampai lebih dari 60 C
(108 F), di atas A3 baris atau ACM baris sepenuhnya ke kisaran
Austenite. Hal ini diadakan pada suhu ini untuk sepenuhnya mengubah
struktur menjadi Austenite, dan kemudian dihapus bentuk tungku dan
didinginkan pada suhu ruangan di bawah konveksi alam. Hal ini
menghasilkan struktur butir perlit halus dengan kelebihan Ferrite atau
sementit. Bahan yang dihasilkan adalah lemah; derajat kelembutan
tergantung pada kondisi ambien sebenarnya pendinginan. Proses ini jauh
lebih murah daripada anil penuh karena tidak ada biaya tambahan
pendinginan tungku dikontrol.
3.
4. Baja karbon yang bersifat ulet menjadi getas karena proses quenching
pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi ferlit atau ferit karena
tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang lebih larut dalam
austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementit, oleh
karena itu terjadi pada keadaan karbon.
5. Atomic Packing Faktor untuk FCC adalah = 0.74
A sites
B sites
A sites
HARDENABILITY
BAB I
PENDAHULUAN
Hardenability adalah :
Ilmu logam adalah ilmu mengenai bahan-bahan logam dimana ilmu ini
berkembang bukan berdasarkan teori saja melainkan atas dasar pengamatan,
pengukuran dan pengujian.
Pengujian bahan logam saat ini semakin meluas baik dalam konstruksi,
permesinan, bangunan, maupun bidang lainnya. Hal ini disebabkan karena sifat
logam yang bisa diubah, sehingga pengetahuan tentang metalurgi terus
berkembang.
Untuk mengetahui kualitas suatu logam, pengujian sangat erat kaitannya
dengan pemilihan bahan yang akan dipergunakan dalam konstruksi suatu alat,
selain itu juga bisa untuk membuktikan suatu teori yamg sudah ada ataupun
penemuan baru dibidang metalurgi. Dalam proses perencanaan, dapat juga
ditentukan jenis bahan maupun dimensinya, sehingga apabila tidak sesuai dapat
dicari penggantinya yang lebih tepat. Disamping tidak mengabaikan faktor
biaya produksi dan kualitasnya.
Adapun pengujian yang akan kita lakukan adalah:
Uji Kekerasan
Uji Jomini
Uji Struktur Mikro
1.2 Tujuan
ketebalan dan distribusi kekerasan yang dicapai bila diberikan perlakuan panas
tertentu.
BAB II
LANDASAN TEORI
gambar 8 Kurva hardenability Grossman & Bain dari baja SAE 1045 dengan
berbagai diameter
gambar 10 Diagram CCT dan kurva hardenability untuk material AISI 4140.
Diameter kritis ideal (Di) adalah diameter dari batang silinder dengan 50 %
martensit pada quenching sempurna (temperature batang sama dengan
temperature media quench).
Diameter kritis ideal ini tergantung :
Besar Butir
% Karbon
% Unsur Paduan
BAB III
METODA PRAKTIKUM
Metoda yang dilakukan pada saat praktikum di gambarkan dalam bentuk flow
chart berikut ini :
Spesimen yang telah disediakan dibersihkan.
Spesimen didalam tungku dipanaskan sampai temperatur tertentudengan mengatur petunjuk temperatur t
Setelah spesimen mencapai temperatur yang diperlukan,specimen tersebut dibirakan selama 30 menit dalam
en dipindahkan kedudukan yang telah disediakan dandisemprotkan air sampai spesimen menjadi dingin(tem
Kekerasan spesimen diukur pada setiap posisi dengan interval 2,5 mm.
BAB IV
DATA DAN ANALISA
Jarak
Kekerasan
Uji (mm)
HRC
Jarak Uji
(mm)
Kekerasa
n HRC
2.5
48,5
11
27.5
34
48
12
30
30
7.5
48
13
32.5
30
10
47
14
35
29
12.5
46
15
37.5
28
15
44
16
40
27,5
17.5
42
17
42.5
26
20
41,5
18
45
26
22.5
37
19
47.5
26
25
36
50
26
1
0
20
Jenis Material
Komposisi kimia
: AISI 4140
: % C = 0,3 0,44
% Mn = 0,65 1,1
% Si
= 0,15 0,3
% Cr = 1,75 1,2
% Mo = 0,15 0,2
%P
= 0,035
%S
= 0,40
4.2 Analisis
Dari grafik hasil pengukuran dan perhitungan nilai kekerasan dari material
AISI 1045 yang telah mengalami proses perlakuan panas dapat dilihat nilai
kekerasan tertinggi terdapat pada ujing terdekat pada media quench ( semburan
air) hal tersebut menunjukan nilai kekerasan dipengaruhi oleh laju perambatan
panas dan waktu pelepasan panas oleh karena itu semakin jauh dari jarak quench
maka nilai kekerasan semakin rendah .
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Kekerasan baja yang terbesar terdapat pada bagian ujung yang lebihdulu
didinginkan dengan kran.Kekerasan menurun seiring jauhnya jarak dari
ujung baja.
2. Baja memiliki sifat mampu keras yang baik,karena memiliki kriteria yang
baik untuk ditingkatkan kekerasannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tugas :
1. Mengapa sangat di perlukan melakukan pengujian hardenability ? karena
untuk mengetahui kekerasan logam (bahan) sebagai ukuran ketahanan
logam tersebut terhadap deformasi plastis.
2. Perbandingan kedua jenis metoda hardenability antara lain :
Untuk menetukan hardenability yaitu ada 2 metoda dengan :
1) Pengujian Jominy
2) Pengujian Grossman
Pada kedua metoda ini perbedaanya terletak pada proses
pendinginannya, pada uji jominy spesimen didinginkan dengan cara
disemprotkan pada salah satu ujungn logamnya, sedangkan pada uji
grossman logam di quenching kedalam media pendingin dengan
kondisi tertentu.
Metoda jominy
Benda uji dengan diameter kurang lebih 25 mm dan panjang
kurang lebih 100 mm dipanaskan dalam tungku sampai suhu austenit
selama kurang lebih 30 menit. Selanjutnya setelah selesai pemanasan,
benda uji didinginkan dengan cara salah satu ujung benda uji
disemprot dengan air sehingga diperoleh kecepatan pendinginan yang
berbeda untuk sepanjang batang tersebut.
Metode Grossman
Hardenabilitysuatu baja di ukur oleh diameter suatu baja yang
strukturmikro tepat di intinya adalah 50% martensit setelah dilakukan
proses hardening dengan pendinginan tertentu. Baja berbentuk silinder
(panjang min 5xD) dengan variasi diameter dilakukan pengerasan
dengan media pendingin tertentu. Hasil pengerasan diuji metalografi
dan kekerasan, diameter baja tersebut yang intinya tepat 50% martensit
untuk terbentuk
Lebih kecil ukuran austenit bahan maka lebih rendah hardenability
bahan
Semakin besar ukuran austenitmaka semakin besar hardenability.
Metoda Jominy
Kandungan komposit bahan logam sangat menentukan
Semakin cepat pendinginan maka semakin keras spesimen
Makin tinggi kandungan karbon maka semakin keras material\
Makin kecil ukuran butir semakin besar tingkat kekerasannya
Temperature Austenisasi
: 900C
Holding Time
: 30 Menit
Media quench
: Air
Jadi Dc min
= C x Mn x SI x Cr x Mo
= 0,206 x 3,167 x 1,105 x 2,62 x 1,45
= 2,7387
Dc max = C x Mn x Si x Cr x Mo
= 0,228 x 4,5 x 1,210 x 3,5 x 1,75
= 7,6039
3. Faktor factor yang memengaruhi sifat mampu keras (hardenability) dari
suatu material adalah
Kandungan Karbon
Semakin besar kandungan karbon semakin tinggi kekerasannya
sehingga menjadi getas.
Jarak Pendinginan
Jarak pendinginan pada speciment setelah mengalami perlakuan panas
pada tiap titik akan berbeda- beda, semakin jauh jarak pendinginan maka
kekerasannya akan semakin kecil.
Heat Treatment
Pada prinsipnya, perlakuan panas pada baja untuk membuat homogen
unsur unsur paduan yang terdapat pada dalam logam sehingga didapat
komposisi yang seragam ( uniform ) dan mempunyai kekerasan tertentu
dengan mengukur laju pendinginan.
METALOGRAFI
BAB I
PENDAHULUAN
resistence) harus
logam
BAB II
LANDASAN TEORI
Microscope))
Penggerindaan/pengampelasan,proses
penggerindaan
Tujuan
utama
pemolesan
adalah
untuk
oksida.
Pengetsaan,
pengetsaan
kimia
dilakukan
dengan
cara
tersebut.
Lamanya
pengetsaan
adalah
derajat
dan V, jadi apabila P dan T, dengan mengambil air sebagai contoh. Kalau pada
tetahan tetap misanya 1 atm, temperatur diubah, terjadi fasa padat (es) di bawah
titik cair (0C), fasa cair (air) dalam daerah temperatur antara titik cair dan titik
didih (100C) dan fasa gas (uap) di atas titik didih.
2.4 Aturan Fasa
Aturan fasa berguna kalau sistim komponen banyak berada dalam
kesetimbangan. Kalau jumlah komponen dalam sistim adalah C dan fasa yang ada
ialah P, dengan derajat kebebasan F yang merupakan jumlah variabel yang dapat
berubah bebas tanpa memberikan pengaruh, membuat fasa ada dalam keadaan
sama maka :
F=C+2-P
2.5 Diagram Fasa Dari Dua Komponen
Dalam sistim dua komponen variabel dari keadaan adalah temperatur ,
tekanan dan komponen, jadi diperlukan tiga sumbu untuk menyatakan keadaan
pada satu titik dalam ruang. Akan tetappi bagi bahan yang diapakai di Industri
yang umumnya berfasa padat dan tekanan uapnya sangat rendah, jadi keadaan
gasnya dapat diabaikan. Temperaur fasa padat dengan fasa cair atau fasa padat
dengan fasa padat menerima pengaruh kecil dari tekanan. Oleh karena itu dari
ketiga variabel tersebutdi atas tekanan dianggap tetap sehingga keadaan dapat
dinyatakan dengan titik pada bidang dengan koordinat temperatur dan komponen.
Aturan fasa dalam hal ini menjadi :
F=C=1-P
BAB III
METODA PRAKTIKUM
3. 1
Metoda Praktikum
Pemotongan spesimen
Pembingkaian/Pencetakan
Pengetsaan
BAB IV
DATA DAN ANALISA
4.1 Data
Metalografi merupakan displin ilmu yang mempelajari karakteristik
mikrostruktur suatu logam dan paduan nya serta hubunganya dengan sifat-sifat
logam dan paduannya tersebut.
Pada metalografi, secara umum yang diamati adalah dua hal yaitu struktur
makro dan struktur mikro. Struktur makro adalah struktur dari logam yang terlihat
secara makro pada permukaan yang dietsa dari spesimen yang telah dipoles, tapi
belum dietsa. Sedangkan struktur mikro adalah struktur dari sebuah permukaan
logam yang telah diperoleh dan dietsa sehingga batas butir terlihat jelas dengan
menggunakan pembesaran.
Dari hasil pengujian metalografi ini didapatkan data gambar hasil pengujian
struktur mikro sebagai berikut :
1. Media Air
2. Media Oli
3. Media Udara
4. Media Tungku
Pemotongan
Proses pemotongan merupakan pemindahan material dari sampel yang besar
menjadi spesimen dengan ukuran yang kecil. Pemotongan yang salah akan
mengakibatkan struktur mikro yang tidak sebenarnya karena telah mengalami
perubahan kerusakan pada material pada saat proses pemotongan tergantung pada
material yang dipotong, alat yang digunakan untuk memotong, kecepatan
potongan dan kecepatan makan. Pada beberapa spesimen kerusakan yang
ditimbulkan tidak terlalu banyak dan dapat dibuang pada saat pengampelasan dan
pemolesan.
-
Pencetakan
Pencetakan sering dilakukan pada proses persiapan spesimen metalografi.
Meskipun pada beberapa spesimen dengan ukuran agak besar, hal ini tidaklah
mutlak akan tetapi untuk bentuk yang kecil atau tidak beraturan sebaiknya dibuat
cetakannya untuk memudahkan dalam memegang spesimen pada proses
pengampelasan dan pemolesan.
-
yang
dihasilkan
tidak
terlalu
signifikan.
Dari
proses
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang kita dapatkan pada praktikumini yaitu :
1. Pengujian metalografi bertujuan untuk mengetahui struktur yang
terbentuk dari pengamatan struktur mikro pada foto dari perbesaran
miokroskop untuk material yang telah mengalami perlakuan panas dan
didinginkan dengan beberapa media pendingin yang berbeda
densitasnya.
2. Pada saat penghalusan dengan hampelas harus menggunakan air agar
benda uji tidak panasdan terlihat gosong saat dilihat melalui mikroskop
optik
3. Karakteristik struktur logam atau paduan logam memiliki sifat fisis
dan mekanis yang berbeda tergantung dari jenis perlakuan panas dan
proses pendinginannya.
4. Struktur butir suatu material yang telah mengalami proses perlakuan
panas sangat ditentukan oleh jenis media pendingin yang digunakan
5. Semua langkah kerja harus dilakukan dan saat pengampelasan
dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu ditekan agar benda uji
tidak rusak dan saat pengamatan dibawah mikroskop cahay dapat
memantul sempurna ke lensa mikroskop, sehingga pengamatan dapat
dilakukan tanpa kendala.
6. Pengetsaan sangat penting sebelum pengamatan dibawah mikroskop
karena pengetsaan membuat batas-batas butir pada sampel lebih jelas
terlihat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tugas
1. Perlunya mengetahui struktur / fasa material agar dapat mengetahui
kualitas suatu bahan material
2. Bila proses pengetsaan terlalu lama akan berdampak gosong pada
permukaan spesimen karena pengikisan yang terlalu lama, dan apabila
proses pengetsaan terlalu singkat proses pengikisan tidak akan sempurna
sehingga permukaan spesimen tidak dapat diamati dengan jelas
3. Proses pembentukan struktur mikro pada dasarnya melalui lima tahap
diantaranya:
Pemotongan,
pembingkaian,
penggerindaan
pengampelasan,
microscope)
Penggerindaan/ pengampelasan, menggunakan mesin gerinda putar
dengan ampelas kasar grit ( 80 sd 120) sampai ampelas halus (grit