BAB 2
PENGEMBANGAN JAKARTA DALAM
LINGKUP YANG LEBIH LUAS
DKI Jakarta merupakan salah satu titik interkoneksi dalam lingkup nasional,
regional (Asia Pasifik) bahkan internasional, sehingga fungsi dan
peranannya perlu dilihat dalam lingkup nasional, regional dan internasional.
Hal ini terkait dengan berbagai fungsi DKI Jakarta sebagai ibukota negara:
- pusat pemerintahan
- pusat perdagangan nasional, regional dan global
- pusat perhubungan darat, laut dan udara nasional dan internasional
serta telekomunikasi
- pusat kegiatan nasional: antara lain pendidikan, pelayanan kesehatan,
kebudayaan, pariwisata, industri kreatif.
Apabila DKI Jakarta tidak mempunyai daya saing tinggi, maka dalam suatu
dunia yang mengglobal akan tertinggal dan mengalami keterbatasan-
keterbatasan dalam hal pemasaran dan peluang-peluang lainnya.
Bagaimana cara meningkatkan daya saing ini, perlu dirumuskan dalam
rencana-rencana dan tindakan-tindakan yang terwujudkan dan terdukung
dalam penataan ruang yang efektif. Apakah berupa jaringan infrastruktur,
tenaga (power) atau ketersediaan lahan dalam kawasan-kawasan strategis.
Dengan demikian, dalam penataan ruang, strategi dan rencana tindak
tersebut perlu difasilitasi, termasuk layanan dalam administrasi birokrasi
publik.
2-1
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-2
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Ruang wilayah NKRI merupakan kesatuan wadah dan sumber daya yang
perlu ditingkatkan upaya pengelolaannya dengan berpedoman pada kaidah
penataan ruang agar kualitas ruang dapat terjaga keberlanjutannya untuk
kesejahteraan umum dan keadilan sosial. Ruang yang terbatas dan
pemahaman masyarakat yang telah berkembang menuntut adanya
penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif
yang berlandaskan pada prinsip-prinsip “Good Governance” agar terwujud
ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Dalam UU No.
26/2007 penataan ruang diklasifikasikan berdasar pada:
1. Sistem
2. Fungsi Utama Kawasan
3. Wilayah Administratif
4. Kegiatan Kawasan
5. Nilai strategis Kawasan
2-3
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Hirarki rencana tata ruang di Jakarta meliputi :
a. RTRW Tingkat Provinsi ditetapkan dengan Perda;
b. RTRW Tingkat Kota/Kabupaten Administrasi bergabung dengan
RTRW Provinsi yang ditetapkan dalam satu Perda;
c. RDTR Kecamatan sebagai acuan penyusunan Peraturan Zonasi yang
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
2.2.2. Hal-Hal Pokok Yang Diatur UU Nomor 26/2007 Tentang Penataan
Ruang
2-4
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-5
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2.2.3.1 Pengaturan
2.2.3.2 Pembinaan
a. Dalam rangka meningkatkan kinerja penataan ruang, Pemerintah
Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota
2-6
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
a. RTRW Provinsi
1. Wewenang Pemerintah daerah Provinsi dalam pelaksanaan penataan
ruang wilayah Provinsi meliputi :
Perencanaan Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Kawasan Strategis
Provinsi.
Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi dan
Kaw.Strategis Provinsi.
2. RTRW Provinsi berjangka waktu perencanaan 20 tahun dengan tingkat
ketelitian skala 1: 250.000.
3. RTRW Provinsi harus mengacu pada:
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Rencana Tatat Ruang Wilayah Jabodetabekpunjur.
Pedoman Bidang Penataan Ruang.
Rencana pembangunan jangka panjang daerah.
4. Penyusunan RTRW Provinsi harus memperhatikan:
Perkembangan permasalahan nasional dan hasil pengkajian
implikasi penataan ruang provinsi.
Upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan ekonomi
provinsi.
Keselarasan aspirasi pembangunan provinsi & pembangunan kab/
kota.
Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Rencana pembangunan jangka panjang daerah.
Rencana tata ruang wilayah provinsi yang berbatasan.
Rencana tata ruang kawasan strategis provinsi.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten/ kota.
5. RTRW Provinsi memuat:
Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi.
Rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem
perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan
perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan
prasarana wilayah provinsi.
2-7
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
b. RTRW Kabupaten
2-8
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
c. RTRW Kota
1. RTRW Kota berjangka waktu perencanaan 20 tahun dengan tingkat
ketelitian skala 1 : 50.000.
2. Ketentuan perencanaan tata ruang wilayah kabupaten berlaku mutatis
mutandis untuk perencanaan tata ruang wilayah kota, dengan
ketentuan tambahan:
Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau dengan
proporsi 30% dari wilayah kota.
Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau.
Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana
jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal,
dan ruang evakuasi bencana, yang dibutuhkan untuk menjalankan
fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan
pusat pertumbuhan wilayah.
Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi (Pasal 1 ayat 25).
Penataan Ruang Kawasan Perkotaan diselenggarakan pada (pasal
41 ayat 1):
a. Kawasan Perkotaan yang menjadi bagian wilayah kabupaten.
b. Kawasan yang secara fungsional berciri perkotaan yang
mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota pada
satu/lebih wilayah Provinsi.
Rencana tata ruang kawasan perkotaan yang merupakan bagian
wilayah kabupaten adalah rencana rinci tata ruang wilayah
kabupaten (Pasal 42 ayat1).
2-9
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-10
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-11
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Gambar 2. 3 Sistematika Penyelanggaraan Penataan Ruang Menurut UUTR No. 26 Tahun 2007
BAB 2-12
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-13
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-14
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Kebijakan tentang DKI Jakarta sebagai ibukota negara diatur pada UU No.
29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota
Negara RI. Pada UU ini memuat aspek-aspek khusus terkait DKI Jakarta
yaitu antara lain: kedudukan, fungsi, peran, kerja sama dengan pemda
provinsi/kabupaten/kota yang berbatasan, rencana tata ruang wilayah,
penetapan kawasan khusus, dan pendanaan.
2.2.6.1 Kerjasama
2-15
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2.2.6.4 Pendanaan
2-16
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-17
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-18
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-19
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-20
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Strategi Pengembangan
Sistem Pusat Pengembangan PKN di Pulau Jawa-Bali meliputi upaya
Permukiman untuk mengendalikan pengembangan secara fisik
kawasan Perkotaan Jabodetabek, Perkotaan Bandung,
Gerbangkertosusila, dan Perkotaan Denpasar sebagai
pusat pelayanan primer dengan memperhatikan daya
dukung lingkungannya
Sistem Jaringan
Prasarana Wilayah
Sistem Jaringan Jalan • Mengembangkan jalan bebas hambatan untuk jalur-
jalur jalan dengan kepadatan tinggi.
• Mengembangkan jalan lingkar arteri untuk sistem jalan
arteri primer yang melalui pkn dan pkw.
• Mengendalikan pemanfaatan ruang sepanjang jalan
arteri primer dan kolektor primer agar jalan dapat
berfungsi sesuai dengan optimal
• Mewujudkan keterpaduan sisten transportasi wilayah
jawa-bali, nasional, dan sub-regional asean
• Mewujudkan keterpaduan sistem jaringan jalan dengan
sistem jaringan transportasi lainnya
• Mengembangkan terminal penumpang tipe a sebagai
simpul jaringan transportasi jalan pada kota-kota yang
berfungsi sebagai pkn atau kota-kota lain yang
memiliki permintaan tinggi untuk pergerakan
penumpang antar-kota dan antar-provinsi
• Mengembangkan jaringan jalur kereta api perkotaan
Sistem Jaringan Jalur di kota-kota metropolitan untuk mendukung
Kereta Api pergerakan orang dan barang secara massal, cepat,
2-21
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Strategi Pengembangan
aman, dan efisien.
• Mewujudkan keterpaduan sistem transportasi wilayah
jawa-bali, nasional, dan sub-regional asean.
• Mewujudkan keterpaduan sistem jaringan jalur kereta
api dengan sistem jaringan transportasi lainnya.
• Mengembangkan strasiun kereta api sebagai simpul
jaringan jalur kereta api diarahkan pada kota-kota pkn
dan pkw
Sistem Jaringan • Meningkatkan efisiensi dan skala ekonomi investasi
Transportasi Laut pengembangan pelabuhan laut dengan
memanfaatkan jalur ALKI - I dan ALKI - II yang
melintasi Selat Malaka dan Selat Sunda serta Selat
Makasar dan Selat Lombok.
• Memantapkan hubungan fungsional antar pelabuhan
melalui penetapan fungsi-fungsi pelabuhan secara
berhirarkis dan saling melengkapi.
• Meningkatkan volume ekspor-impor melalui
pelabuhan petikemas yang didukung oleh keberadaan
industri manufaktur industri petrokimia dan/atau
industri pengolahan.
• Mengembangkan jaringan transportasi laut antar-
provinsi, antar-pulau dan antar-negara dengan
memanfaatkan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran
untuk kelancaran dan keselamatan pelayaran.
• Menjamin mobilitas dan aksesibilitas seluruh lapisan
masyarakat.
• Mengembangkan sistem jaringan transportasi laut
antar-negara yang sesuai dengan kebutuhan ekspor-
impor perekonomian, pertahanan negara dan
kepentingan nasional lainnya
• Memantapkan jaringan energi dan tenaga listrik
Sistem Jaringan Energi interkoneksi Jawa-Bali untuk mendukung
Dan Tenaga Listrik keseimbangan antara pasokan dan permintaan baik
untuk jangka pendek dan jangka panjang.
• Mengamankan pasokan energi dan dan tenaga listrik
kepada pusat-pusat permukiman perkotaan dan
perdesaan, pulau-pulau kecil, serta kawasan-
kawasan budidaya lain yang meliputi kawasan
industri, pariwisata dan pelabuhan.
• Mendorong pemanfaatan sumber energi terbarukan
meliputi energi biomassa, mikrohidro dan panas bumi
sebagai alternatif sumber energi konvensional.
• Mengembangkan sistem jaringan prasarana energi
dan tenaga listrik yang selaras dengan
pengembangan kawasan budidaya dan pusat-pusat
permukiman.
• Mengembangkan sistem jaringan prasarana energi
dan tenaga listrik bertegangan tinggi yang diupayakan
untuk menghindari kawasan permukiman perkotaan
dan perdesaan dengan tingkat kepadatan tinggi
2-22
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Strategi Pengembangan
• Menjamin kelestarian fungsi sarana dan prasarana
Sistem Pengelolaan sumber daya air melalui pengamanan kawasan-
Sumber Daya Air kawasan tangkapan air.
• Menyediakan prasarana air baku untuk menunjang
pengembangan air baku bagi kawasan-kawasan
budidaya pertanian, industri, pariwisata, perkebunan,
serta pusat-pusat permukiman perkotaan di pulau
jawa-bali.
• Menjamin ketersediaan air baku bagi kawasan-
kawasan sentra pertanian, industri, pariwisata,
perkebunan, serta pusat-pusat permukiman
perkotaan di pulau jawa-bali.
• Mempertahankan dan merehabilitasi sungai-sungai
utama dari pencemaran lingkungan.
• Mencegah terjadinya proses pendangkalan danau-
danau besar dan waduk-waduk utama untuk
menjamin fungsinya sebagai pemasok air baku dan
sumber energi.
• Mempertahankan dan merehabilitasi sungai-sungai
utama dari pencemaran lingkungan.
• Mengamankan kawasan resapan air, khususnya pada
zona resapan tinggi dan kawasan karst sebagai
kawasan penyimpan cadangan air tanah.
• Membatasi eksploitasi air tanah yang tidak terkendali,
terutama di kawasan perkotaan di pesisir utara jawa
dan selatan bali untuk menghindari terjadinya
penurunan muka tanah dan instrusi air laut.
• Mengendalikan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di sepanjang
sempadan sungai, danau, dan situ/embung.
• Memelihara dan membangun bendungan-bendungan
pada beberapa daerah aliran sungai untuk menjamin
fungsinya sebagai pengendali banjir, sumber energi
serta pemasok air baku.
• Menanggulangi dampak bencana alam yang terkait
dengan air, diantaranya banjir, longsor, dan
kekeringan.
• Mengembangkan sistem pengelolaan sumber daya
air dengan mengacu pada pola pengelolaan sumber
daya air pada wilayah sungai dan rencana tata ruang
wilayah
2-23
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Strategi Pengembangan
• Meningkatkan kualitas dan kapasitas, serta perluasan
Sistem Jaringan jaringan air bersih perpipaan melalui pengembangan
Prasarana Perkotaan sistem transmisi dan distribusi.
• Meningkatkan kapasitas dan perluasan jaringan
pelayanan satuan sambungan telepon pada kawasan
perkotaan.
• Mengembangkan jaringan serat optik, terutama untuk
pkn dan pkw.
• Meningkatkan kapasitas dan perluasan jaringan
distribusi listrik.
• Meningkatkan kapasitas dan perluasan cakupan
pelayanan pengelolaan air limbah perkotaan.
• Meningkatkan kapasitas dan perluasan cakupan
pelayanan pengelolaan persampahan yang meliputi
koleksi, transportasi, dan pengolahan serta lokasi
pembuangan akhir.
• Meningkatkan kapasitas dan perluasan cakupan
pelayanan prasarana drainase perkotaan yang
terintegrasi dengan sistem drainase wilayah untuk
pengendalian banjir dan genangan.
• Meningkatkan kapasitas dan perluasan jaringan
prasarana jalan kota termasuk mengembangkan jalan
lingkar untuk mengatasi arus lalu lintas menerus pada
kawasan perkotaan sesuai dengan ketentuan teknis
yang berlaku.
• Mengendalikan pencemaran lingkungan perkotaan
meliputi air permukaan, air tanah, udara, dan tanah
Tabel 2.2 Strategi Pengelolaan Ruang RTR Pulau Jawa-Bali Yang Terkait
Dengan DKI Jakarta
Strategi Pengelolaan
Kawasan Lindung
2-24
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Strategi Pengelolaan
banjir.
• Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan
mangrove sebagai ekosistem esensial pada
kawasan pesisir untuk pengendalian
pencemaran, perlindungan pantai dari abrasi,
dan menjamin terus berlangsungnya reproduksi
biota laut.
2-25
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Strategi Pengelolaan
Kawasan Rawan Bencana • Mengurangi resiko gangguan dan ancaman
Lingkungan langsung maupun tidak langsung dari
terjadinya bencana lingkungan.
• Melindungi asset-asset sosial ekonomi
masyarakat yang berupa prasarana,
permukiman, dan kawasan budidaya dari
gangguan dan ancaman bencana lingkungan.
• Menyelenggarakan tindakan preventif dalam
penanganan bencana lingkungan berdasarkan
siklus bencana melalui upaya mitigasi bencana,
pengawasan terhadap pelaksanaan rencana
tata ruang, kesiapsiagaan masyarakat yang
berada di kawasan rawan bencana, tanggap
darurat, pemulihan dan pembangunan kembali
pasca bencana.
• menyiapkan peta bencana lingkungan perlu
dijadikan acuan dalam pengembangan wilayah
provinsi, kabupaten, dan kota.
• melakukan penelitian dengan tingkat
kedalaman yang lebih rinci dalam rangka
penetapan kawasan rawan bencana
lingkungan dan wilayah pengaruhnya
Ruang Kawasan
Budidaya
Kawasan-Kawasan • Meningkatkan pemanfaatan potensi produk dan
Budidaya Kelautan Dan jasa kelautan di perairan Laut Jawa dan
Perikanan Samudera Hindia sesuai dengan daya dukung
lingkungan.
• Mendorong peningkatan nilai tambah hasil-hasil
kelautan yang didukung oleh prasarana dan
sarana yang memadai.
• Mengembangkan kerjasama
perdagangan/pemasaran dengan daerah-daerah
produsen lainnya di Pulau Jawa–Bali dan pulau-
pulau lain di wilayah nasional.
• Mengembangkan pariwisata bahari dengan
memanfaatkan kekayaan keanekaragaman
hayati.
• Mencegah terjadinya dampak negatif terhadap
kualitas lingkungan pesisir dan laut akibat
kegiatan permukiman dan kegiatan pada
kawasan-kawasan budidaya
2-26
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Strategi Pengelolaan
Kawasan-Kawasan Industri • mendorong pengembangan kegiatan industri yang
ramah lingkungan, hemat air, hemat bahan bakar,
berteknologi tinggi, padat modal, dan padat karya.
• mengintegrasikan kegiatan industri ke dalam zona-
zona dan kawasan-kawasan industri yang telah
ditetapkan.
• mendorong relokasi kegiatan industri menuju
kawasan-kawasan industri yang ditetapkan melalui
instrumen insentif dan disinsentif
Kawasan-Kawasan • mengendalikan pengembangan kawasan perkotaan
Permukiman secara ekspansif, terutama di kawasan perkotaan
yang berciri metropolitan.
• mengendalikan pembangunan kawasan perkotaan
secara menerus di sepanjang koridor jaringan jalan
primer.
• mendorong pengembangan kota-kota menengah
sebagai media penjalaran pelayanan dan
pengembangan ekonomi kepada kawasan-kawasan
belakangnya.
• membatasi dan merelokasi kawasan-kawasan
permukiman yang berada pada kawasan-kawasan
berfungsi lindung dan dilindungi.
• mendorong pengembangan pusat-pusat
permukiman secara berhirarkis dan terkait secara
fungsional.
• mendorong pertumbuhan pembangunan kota ke
arah vertikal dengan mempertimbangkan daya
dukung lingkungan.
Kawasan Yang Perlu • memaduserasikan rencana tata ruang pada kawasan
Mendapatkan Perhatian perbatasan tersebut melalui penyusunan Rencana
Khusus (Kawasan Detail Tata Ruang kawasan perbatasan, yakni agar
Perbatasan Lintas Wilayah potensi konflik pemanfaatan ruang lintas provinsi
Provinsi) dapat dihindarkan.
• mengembangkan pola-pola kerjasama pembangunan
lintas wilayah provinsi yang saling menguntungkan.
2-27
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-28
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-29
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-30
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-31
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Sistem transportasi darat terdiri atas jaringan transportasi jalan, jaringan jalur
kereta api, dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan.
Penataan dan pengembangan sistem transportasi darat di Kawasan
Jabodetabekpunjur diarahkan pada:
a. Penataan angkutan masal jalan rel dengan angkutan jalan.
b. Peningkatan pemanfaatan sarana dan prasarana kereta api jalur lingkar
DKI Jakarta.
c. Peningkatan pemanfaatan jaringan jalur kereta api pada ruas-ruas
tertentu sebagai prasarana pergerakan komuter dari wilayah bogor,
tangerang, bekasi, dan depok ke daerah khusus ibukota jakarta dan
sebaliknya.
d. Pemisahan penggunaan prasarana antara jaringan jalur kereta api yang
bersifat komuter dan jaringan jalur kereta api yang bersifat regional dan
jarak jauh.
e. Pengembangan jalan yang menghubungkan antarwilayah dan antarpusat
permukiman, industri, pertanian, perdagangan, jasa dan simpul-simpul
transportasi serta pengembangan jalan penghubung antara jalan selain
jalan tol dengan jalan tol.
f. Pengembangan jalan tol dalam kota di wilayah daerah khusus ibukota
jakarta yang terintegrasi dengan jalan tol antarkota sesuai dengan
kebutuhan nyata.
g. Pembangunan jalan setingkat jalan arteri primer atau kolektor primer yang
menghubungkan cikarang di kabupaten bekasi ke pelabuhan tanjung
priok di daerah khusus ibukota jakarta dan citayam di kota depok ke jalan
lingkar luar di daerah khusus ibukota jakarta.
h. Pembangunan jalan rel yang menghubungkan cikarang di kabupaten
bekasi ke pelabuhan tanjung priok di daerah khusus ibukota jakarta.
i. Pengembangan sistem jaringan transportasi masal yang menghubungkan
daerah khusus ibukota jakarta dengan pusat-pusat kegiatan di sekitarnya.
j. Pengembangan sistem transportasi masal cepat yang terintegrasi dengan
bus yang diprioritaskan, perkeretaapian monorel, dan moda transportasi
lainnya.
k. Pengembangan sistem transportasi penyeberangan dan antar pulau di
Kepulauan Seribu, dan
l. Pengembangan sistem transportasi sungai yang terintegrasi dengan
moda transportasi lainnya.
2-32
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Secara garis besar Pola Ruang Kawasan Jabodetabekjur terdiri dari zona
non budidaya, zona budidaya dan zona penyangga. Untuk jelasnya pola
ruang Kawasan Jabodetabekjur untuk Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat pada
gambar berikut.
Berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2008 ini, pola ruang yang terkait dengan
wilayah Provinsi DKI terdiri dari:
• Zona Non Budidaya 1 (Zona N1)
• Zona Budidaya 2 (Zona B1)
• Zona Budidaya 3 (Zona B2)
• Zona Budidaya 6 (Zona B6)
• Zona Budidaya 7 (Zona B7)
• Zona Penyangga 2 (Zona P2)
• Zona Penyangga 3 (Zona P3)
• Zona Penyangga 5 (Zona P5)
2-33
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-34
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-35
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Tabel 2.4 Pola Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur terkait dengan Provinsi DKI
2. Zona Zona B1 adalah kawasan Untuk perumahan hunian padat, Melalui penerapan rekayasa a. Membangun
Budidaya 1 yang mempunyai daya perdagangan dan jasa, serta teknis dan industri yang
(Zona B1) dukung lingkungan tinggi, industri ringan nonpolutan dan koefisien zona terbangun mencemari
tingkat pelayanan berorientasi pasar, dan yang besarannya diatur lebih lingkungan dan
prasarana dan sarana tinggi, difungsikan sebagai pusat lanjut banyak
dan bangunan gedung pengembangan kegiatan dalam aturan daerah. Untuk menggunakan air
dengan ekonomi unggulan. yang berada di pantai utara tanah. dan/atau
intensitas tinggi, baik vertikal Jakarta dapat dilakukan b. Menambah
maupun horizontal melalui rehabilitasi dan/atau dan/atau
revitalisasi kawasan. memperluas
industri di
Kecamatan
2-36
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
4. Zona Zona B3 adalah kawasan Untuk perumahan hunian rendah, Pembangunan dengan a. Mengurangi areal
Budidaya 3 yang Pertanian, dan untuk intensitas lahan terbangun produktif
(Zona B3) mempunyai daya dukung mempertahankan fungsi kawasan rendah dengan menerapkan pertanian dan
lingkungan rendah, tingkat resapan rekayasa wisata alam.
pelayanan Air teknis dan koefisien zona b. Mengurangi daya
prasarana dan sarana terbangun yang besarannya resap air.
rendah, dan merupakan diatur lebih Dan/atau
2-37
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-38
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-39
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-40
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
Contents
BAB 2 .................................................................................................................... 1
2.2.3.2 Pembinaan................................................................................ 6
2.2.6.1 Kerjasama............................................................................... 15
2-41
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Strategi Pengembangan Struktur Ruang RTR Pulau Jawa-Bali Yang
Terkait Dengan DKI Jakarta ................................................................................ 21
Tabel 2.2 Strategi Pengelolaan Ruang RTR Pulau Jawa-Bali Yang Terkait
Dengan DKI Jakarta ............................................................................................ 24
Tabel 2.4 Pola Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur terkait dengan Provinsi DKI
............................................................................................................................ 36
DAFTAR GAMBAR
2-42
Naskah Akademis RTRW DKI Jakarta 2010-2030
2-43