Anda di halaman 1dari 7

Variabel dalam penelitian

2.1.

Pengertian Variabel Penelitian


Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata vary dan able yang berarti
berubah dan dapat. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap
variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain.
Misalnya tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan
atribut-atribut dari setiap orang. Berat, ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut-atribut
dari obyek.
Menurut Kerlinger bahwa variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan
dipelajari. Misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin,
golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa
variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.[1]
Sedangkan menurut Moh. Kasiram, variabel ialah segala sesuatu yang menunjukkan
adanya variasi (bukan hany satu macam), baik bentuknya, besarnya, kualitasnya, nilainya,
warnanya dsb.[2]

Variabel mempunyai nilai yang bervariasi. Oleh karena variabel

membedakan satu objek dengan objek lain dalam satu populasi, maka variabel harus
mempunyai nilai yang bervariasi.[3]
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.[4]
2.2.

Klafikasi Variabel Penelitian


[1]
[2]
[3]
[4]

Variabel dapat diklasifikasikan menggunakan beberapa cara penggolongan, yaitu :


berdasarkan sifat, kedudukan, skala, dan Berdasarkan alat ukur pengumpulan datanya.[5]
(1) Berdasarkan Sifat
Menurut sifatnya, variabel dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Variabel Kategori : yaitu variabel yang dapat diklasifikasi secara pilah (mutually exclusive).
Beberapa variabel yang memiliki sifat kategoris antara lain : Jenis kelamin (laki-laki,
perempuan), status perkawinan (belum, menikah, janda/duda), warna kulit (putih, hitam,
sawo matang), suku (Jawa, Sunda, Batak, Bali, lainnya), dan sebagainya.
b. Variabel Diskrit : yaitu variabel yang dikumpulkan datanya dengan cara membilang atau
mencacah. Sebagai hasil proses membilang, maka data diskrit mempunyai satuan ukuran
yang utuh, sehingga tidak memungkinkan data berupa pecahan. Contohnya, jumlah anak,
jumlah penduduk, usia, jumlah murid, jumlah sekolah, jumlah propinsi, dan sebagainya.
c. Variabel kontinum : variabel yang datanya terdapat dalam suatu kontinum karena diperoleh
dari proses mengukur. Misalnya, data variabel berat badan diperoleh dari hasil pengukuran,
misalnya 10 kg. hasil pengukuran tersebut pada dasarnya berada dalam suatu kontinum,
mungkin 9,98 kg atau 10,15 kg. data dari variabel kontinum memungkinkan berbentuk
pecahan, karena hasil pengukuran berada dalam sebuah kontinum.
(2) Berdasarkan Kedudukannya
Menurut kedudukannya, variabel dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Variabel bebas : yaitu variabel yang nilainya memengaruhi variabel lain dalam suatu
penelitian. Keberadaan variabel ini dalam penelitian merupakan variabel yang menjelaskan
terjadinya fokus atau topik penelitian.
b. Variabel terikat : yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain dalam suatu
penelitian. Keberadaan variabel ini dalam penelitian adalah sebagai variabel yang dijelaskan
dalam fokus atau topik penelitian.
Misalnya, prestasi adalah variabel terikat. Baik buruknya dipengaruhi oleh minat membaca,
dan sebagainya. Minat membaca adalah variabel bebas.
(3) Berdasarkan skalanya
Menurut skalanya, variabel dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Variabel Nominal : yaitu variabel yang tingkat skalanya hanya memilah. Perbedaan nilai
variabel tidak mempunyai makna apapun selain untuk keperluan memberikan tanda atau
label. Perbedaan nilai tidak mempunyai sifat dapat diurutkan berdasarkan suatu nilai tertentu
karena sifat skalanya yang nominal. Misalnya, dalam suatu penelitian, variabel jenis kelamin
diambil datanya dengan memberikan skor 1 (satu) untuk responden laki-laki dan skor 0 (nol)
untuk perempuan. Meskipun skornya lebih besar, tidak berarti bahwa laki-laki memiliki nilai

[5]

yang lebih tinggi daripada perempuan. Perbedaan skor tersebut hanya untuk pemberian tanda
semata.
b. Variabel Ordinal : yaitu variabel yang peneraan skornya dimaksudkan untuk mengurutkan
berdasarkan nilai yang dimiliki objek dalam variabel yang diukur. Oleh karenanya sebuah
objek yang mempunyai skor lebih tinggi dari yang lain dapat dikatakan memiliki nilai yang
lebih daripada objek lain dalam variabel yang diukur. Siswa yang memperoleh nilai 95 dalam
tes prestasi belajar lebih pandai dar pada siswa yang memperoleh nilai 80. Termasuk dalam
variabel yang mempunyai skala ordinal adalah kecerdasan, prestasi belajar, kreativitas,
kemampuan penyesuaian diri dan sebagainya.
c. Variabel interval : yaitu variabel yang mempunyai skala dengan interval yang sama. Oleh
karena mempunyai interval yang sama maka data-data dengan skala interval dapat
dijumlahkan. Misalnya, data variabel suhu. Sebuah benda dengan suhu 60oC bila
ditambahkan 40oC maka akan menjadi benda dengan suhu 100oC. Hal itu dapat dilakukan
karena suhu merupakan variabel dengan skala interval.[6]
d. Variabel Rasio : yaitu variabel yang mempunyai skala tingkat tertinggi. Atau sama dengan
skala interval, hanya dia mempunyai angka Nol mutlak. Di dalam skala ini jarang digunakan
pada penelitian di bidang ilmu-ilmu sosial. Tetapi paling banyak terjadi dalam penelitian di
bidang ilmu-ilmu eksak. Nol mutlak artinya tidak punya sama sekali, kalau panjang besi
diukur dari Nol, artinya dimulai dari titik awal dari besi, karena titik dianggap tidak punya
panjang.[7]
(4) Berdasarkan alat ukur pengumpulan datanya
Menurut alat ukur pengumpulan datanya variabel dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Variabel faktual : yaitu variabel yang alat ukurnya tidak perlu dibakukan karena kesalahan
data bukan merupakan kesalahan alat ukurnya. Misalnya bila responden tidak jujur mengisi
data tentang variabel usia maka kesalahan tidak terletak pada alat ukurnya. Termasuk dalam
variabel faktual adalah agama, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, asal daerah, dan
asal sekolah.
b. Variabel konsep : yaitu, variabel yang alat ukur pengumpulan datanya harus terlebih dahulu
dibakukan sebelum digunakan untuk pengumpulan data. Hal itu disebabkan karena ada
kemungkinan kesalahan data disebabkan oleh alat ukur yang salah konsep. Misalnya, data
motivasi belajar dapat menjadi salah karena butir-butir pertanyaan atau pernyataan tidak
mengukur apa yang semestinya diukur (tidak valid) atau tidak memberikan hasil konsisten

[6]
[7]

(tidak reliabel). Termasuk variabel konsep yaitu prestasi belajar, minat belajar, dan sikap
tehadap mata pelajaran matematika.[8]
2.3.

Jenis-Jenis Variabel Penelitian


Ada beberapa jenis variabel dalam penelitian, diantaranya yaitu :

(1) Variabel Independen (variabel bebas), variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus
atau masukan, di lakukan oleh seseorang dalam lingkungannya yang dapat mempengaruhi
perilaku hasil. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi, yaitu
faktor faktor yang di ukur, dimanipulasi, atau oleh peneliti untuk menentukan hubungan
antara fenomena yang di observasi atau diamati. Jika seseorang peneliti mengkaji hubungan
antara dua variabel, misalnya variabel untuk belajar (A) dan prestasi belajarnya yang di capai
oleh pembelajar (B), maka pertanyaan atau masalah yang akan di ajukan bagaimanakah
prestasi belajar yang di capai apabila waktu yang di pakai untuk belajar lebih banyak atau
sedikit?. Berdasarkan rumus penelitian tersebut di atas, banyak atau sedkitnya waktu belajar
yang di pakai oleh pembelajar diidentifikasi sebagai variabel terikat.variabel bebas ini
merupakan suatu kondisi yang mendahului, yaitu suatu keadaan yang di perlukan sebelum
hasil yang diinginkan terjadi.
(2) Variabel Dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi
oleh variabel bebas. Makna variabel tergantung dalam penelitian ini di mana variabel tersebut
tergantung oleh satu atau pun banyak variabel yang ada. Contohnya prestasi hasil belajar
variabel tergantungnya adalah metode mengajar, atau bisa juga tingkat kecerdasan. Di
samping itu, sesungguhnya masih banyak lagi variabel yang dapat mempengaruhi prestasi
(3)

hasil belajar.
Extraneous Variable, dimana variabel ini merupakan variabel tambahan yang kadangkadang perlu ditinjau ulang untuk menjelaskan dan memhami sesuatu hubungan antara
variabel yang sudah ada. Kadang-kadang variabel extraneous ini ditambahkan oleh peneliti
sebagai teks faktor untuk membantu suatu analisis antara dua faktor lain (independent
variable dan dependent variable). Sebagai contoh, dalam analisis hubungan jumlah nelayan
dengan jumlah ikan yang ditangkap. Maka kebenaran hubungan ini dapat diuji terhadap
variabel extraneous seperti iklim, modernisasi alat penangkapan yang digunakan nelayan, dan

sebagainya.
(4) Veriabel komponen, adalah variabel yang merupakan sub bagian atau komponen dari variabel
yang dimaksud dalam penelitian. Biasanya uraian penjelasan variabel komponen tersebut
menyangkut variabel independen. Misalnya, banyak sedikitnya perceraian di kalangan petani
[8]

di daerah tertentu pada setiap musim panen, bukan disebabkan karena faktor panen itu
seperti : panen jenis hasil bumi tertentu atau ketepatan waktu panen, dan seterusnya.
(5) Intervening Variable, variabel ini merupakan variabel yang perlu memperoleh perhatian,
sebab dalam variabel ini ada unsur-unsur yang ikut campur tangan dalam hubungannya
dengan variabel yang sedang diteliti. Adanya variabel Intervening akan dapat diduga bila
dalam hubungan antara variabel yang sedang diteliti tidak memperlihatkan pola yang sama
pada kesempatan atau lokasi yang berlainan. Misalnya, kerajinan murid dengan prestasi hasil
belajarnya, sedang variabel Interveningnya antara lain kesehatan, keadaan rumah tangga
siswa, beban keluarga siswa.
Kerajinan murid Kesehatan prestasi belajarnya.
(6) Antecendent Variable (Variabel Pendahulu), merupakan variabel yang mempunyai
kedudukan sebagai variabel yang mendahului terjadinya variabel independen. Variabel ini
merupakan variabel yang mengakibatkan perubahan pada variabel independen. Jika variabel
ini dihilangkan, hubungan antara variabel independen dan dependen tidak hilang atau
(7)

berubah.
Suppresor Variable (Variabel penekan), dalam hal ini kadang-kadang hubungan antara
variabel yang sedang diteliti ternyata tidak ada, atau hubungannya lemah bukan karena
memang demikian adanya tetapi disebabkan karena sesuatu variabel yang melamahkan
hubungan tersebut. Variabel yang demikian itu dalam penelitian disebut variabel supresor.
Variabel ini penting dalam suatu tindakan analisis untuk menguji suatu hipotesis. Sehingga
hipotesis itu bisa ditolak atas dasar hubungan variabel yang lemah, sedang bilamana variabel
supresor itu diketemukan maka hubungan yang dicari tersebut ternyata cukup kuat.
Misalnya, dalam penelitian pembuktian bahwasannya IQ seseorang tidak tergantung
pada keturunan atau ras. Berbagai penelitian membuktikan ternyata hasilnya terjadi
sebaliknya. Yang menekan hubungan yang tidak ada sehingga menjadi ada hubungan tak lain
adalah faktor ekonomi dari pihak responden berbagai ras keturunan yang berkaitan dengan

kesehatan, pendidikan, serta ethnosentrisitas berbagai tes IQ yang diadakan.[9]


(8) Variabel Kontrol, Adalah variabel yang dikendalikan sehingga pengaruh variabel
independent terhadap dependent tidak di pengaruhi oleh faktor luar yang tidak di teliti.
Variabel ini sering di gunakan peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat
membandingkan.[10]
(9) Distorter Variable (variabel pengganngu), merupakan variabel yang dapat mengubah arah
hubungan di antara dua variabel. Pada awalnya, variabel independen dan dependen
[9]
[10]

mempunyai hubungan yang positif, namun setelah dimasukkan variabel ketiga (variabel
pengganggu) hubungan kedua variabel tersebut menjadi negatif.[11]
2.4.

Jenis Variabel Berdasarkan Hubungannya


Sebagaimana yang telah disinggung pada paparan di atas mengenai hubungan antara
variabel independen dan dependen, dan supaya peneliti lebih memahami mengenai makna
hubungan tiap variable penelitian, maka perlu untuk dijelaskan makna dari hubungan
variable dimaksud terutama dalam menguji ada tidaknya hubungan antar variabel penelitian
yang dimaksud. Hubunagn antar variabel tersebut memiliki berbagai macam makna, di
antaranya :

(1) Hubungan Simetris


Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan simetris, apabila variabel yang satu tidak
disebabkan oleh variabel yang lain. Contoh hubungan simetris adalah hubungan antara
jumlah guru dengan jumlah fasilitas belajar di sebuah sekolah. Variabel jumlah guru tidak
memengaruhi jumlah fasilitas belajar, demikian juga variabel jumlah fasilitas belajar juga
tidak memengaruhi jumlah guru di sebuah sekolah.[12]
(2) Hubungan resiprokal (hubungan timbal balik)
Hubungan ini merupakan suatu hubungan yang tidak begitu jelas, di mana variabel yang
independen (kausatif) dan mana variabel yang dependen (efek). Misalnya, tidak jelas apakah
variabel sikap seorang guru kurang baik karena murid-murid kurang baik atau sebaliknya.
Dalam penelitian sosial (pendidikan) kadang-kadang peneliti mengahdapi dua variabel
yang susah untuk segera dapat menentukan mana variabel yang independen dan mana yang
variabel dependen. Dalam hal ini dua variabel tersebut bersifat resiprokal (variabel timbal
balik).[13]
(3) Hubungan variabel Asimetris
Hubungan asimetris adalah hubungan di mana satu variabel mempengaruhi variabel
yang lain dan tidak dapat saling dipertukarkan. Ada enam tipe hubungan asimetris, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.

Hubungan antara stimulus dan respons.


Hubungan antara disposisi dan respons.
Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku.
Hubungan antara prekondisi dan akibat tertentu.
Hubungan yang imanen.
[11]
[12]
[13]

f.

Hubungan antara tujuan dan cara.[14]


Contoh hubungan Asimetris adalah hubungan antara variabel jenis kelamin dengan
prestasi belajar; hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan jenis pekerjaan.[15]

(4) Hubungan Asimetris Dua Variabel


Inti dari analisis ilmiah dalam penelitian adalah hubungan Asimetris, hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen. Kedua variabel ini dalam pembahasan berikut ini
disebut dengan variabel pokok. Hubungan antara jenis variabel tersebut merupakan titik
pangkal analisis dalam penelitian sosial, penelitian pendidikan, dan sebagainya. Hubungan
tersebut dapat berupa hubungan antara dua variabel atau lebih; dengan kata lain disebut
hubungan dua variabel (bivariate), atau bisa juga hubungan lebih dari dua variabel
(multivariate) yakni satu variabel dependen dan beberapa variabel independen.
Ada dua cara untuk menentukan kelas variabel penelitian tersebut antara lain : Pertama,
menjadi satu kelas variabel independen yang utuh; Kedua : menganalisis satu persatu
independen variabel (X1,X2,X3,X4) yang selanjutnya dihubungkan dengan dependen
variabel. Begitu pula dengan hubungan bivariate terutama dalam penelitian sosial,
pendidikan jarang dijumpai hal-hal seperti itu dikarenakan ada variabel lain yang lebih
berpengaruh.[16]
(5) Hubungan Asosiatif
Hubungan Asosiatif adalah hubungan antara dua variabel yang tidak saling mengikat,
tetapi lebih mengarah pada bentuk kerjasamanya. Misalnya, hubungan antara dokter dan
perawat dalam proses penyembuhan.[17]

[14]
[15]
[16]
[17]

Anda mungkin juga menyukai

  • TB RONGGA MULUT
    TB RONGGA MULUT
    Dokumen9 halaman
    TB RONGGA MULUT
    fitrianugraha
    100% (1)
  • Pengobatan
    Pengobatan
    Dokumen2 halaman
    Pengobatan
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Cover Ekso
    Cover Ekso
    Dokumen3 halaman
    Cover Ekso
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • TBC
    TBC
    Dokumen16 halaman
    TBC
    Adhitia Mahardika
    Belum ada peringkat
  • Abstrak 1
    Abstrak 1
    Dokumen10 halaman
    Abstrak 1
    Nanda Didana
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi
    Komunikasi
    Dokumen6 halaman
    Komunikasi
    Adistri Kim
    Belum ada peringkat
  • Cover Dental Forensik
    Cover Dental Forensik
    Dokumen3 halaman
    Cover Dental Forensik
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • PMK No. 42 TTG Penyelenggaraan Imunisasi PDF
    PMK No. 42 TTG Penyelenggaraan Imunisasi PDF
    Dokumen100 halaman
    PMK No. 42 TTG Penyelenggaraan Imunisasi PDF
    Irma Okta Wardhani
    100% (4)
  • 2nd Opinion
    2nd Opinion
    Dokumen3 halaman
    2nd Opinion
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Cover 3 Kelompok
    Cover 3 Kelompok
    Dokumen4 halaman
    Cover 3 Kelompok
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Pustaka Unpad Anamnesa
    Pustaka Unpad Anamnesa
    Dokumen10 halaman
    Pustaka Unpad Anamnesa
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Om Ii
    Om Ii
    Dokumen12 halaman
    Om Ii
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen13 halaman
    Makala H
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Dokumen38 halaman
    Imunisasi
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Pengobatan
    Pengobatan
    Dokumen2 halaman
    Pengobatan
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Dokter Gigi Keluarga
    Dokter Gigi Keluarga
    Dokumen10 halaman
    Dokter Gigi Keluarga
    Riska Nurprilaely
    Belum ada peringkat
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Dokumen38 halaman
    Imunisasi
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Makalah Agama Mak Enong
    Makalah Agama Mak Enong
    Dokumen20 halaman
    Makalah Agama Mak Enong
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • KERATONEMIA
    KERATONEMIA
    Dokumen9 halaman
    KERATONEMIA
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Odontologiforensik p02
    Odontologiforensik p02
    Dokumen14 halaman
    Odontologiforensik p02
    Faizah Hanny
    Belum ada peringkat
  • Makala H
    Makala H
    Dokumen16 halaman
    Makala H
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Sumber
    Sumber
    Dokumen13 halaman
    Sumber
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Sumber Makanan Dan Minuman Halal
    Sumber Makanan Dan Minuman Halal
    Dokumen41 halaman
    Sumber Makanan Dan Minuman Halal
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Kasus Perio
    Kasus Perio
    Dokumen12 halaman
    Kasus Perio
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Cover Laporan Hasil Diskusi Perio 2
    Cover Laporan Hasil Diskusi Perio 2
    Dokumen20 halaman
    Cover Laporan Hasil Diskusi Perio 2
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • Triger Kasus
    Triger Kasus
    Dokumen1 halaman
    Triger Kasus
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat
  • TM Forensik 2012
    TM Forensik 2012
    Dokumen22 halaman
    TM Forensik 2012
    Haura Nadya Amalia
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    Geby Winanda
    Belum ada peringkat